Firman yang Tepat Waktu bagi Orang Kudus yang Menderita

“TUHAN dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya.”— Mazmur 34:18, AYT
Pendahuluan
Penderitaan adalah kenyataan yang tidak dapat dihindari dalam kehidupan orang percaya. Dari penyakit, penganiayaan, kehilangan, hingga luka batin yang dalam, umat Allah sering kali dipanggil untuk berjalan melalui lembah kekelaman. Dalam kondisi seperti ini, pertanyaan besar muncul: Di manakah Allah? Apakah Ia peduli? Mengapa ini terjadi kepada orang yang mengasihi-Nya?
Teologi Reformed memberikan jawaban yang kokoh dan penuh pengharapan. Alih-alih menyangkal penderitaan atau menawarkan pelarian emosional, teologi ini menghadirkan Allah yang berdaulat, penuh kasih, dan dekat dengan umat-Nya dalam penderitaan mereka. Para teolog Reformed seperti John Calvin, Thomas Watson, Charles Spurgeon, Joel Beeke, dan lainnya memberikan banyak penghiburan yang mendalam dan alkitabiah bagi para orang kudus yang sedang menderita.
Artikel ini akan menjadi “sebuah firman tepat waktu” bagi Anda yang sedang terluka, bingung, atau merasa ditinggalkan dalam penderitaan, dengan menunjukkan bahwa di tengah kegelapan, kasih dan kedaulatan Allah tetap bekerja sempurna.
1. Realitas Penderitaan dalam Hidup Orang Kudus
a. Penderitaan adalah Bagian dari Hidup Kristen
Yesus sendiri berkata, “Dalam dunia kamu akan mengalami kesusahan.” (Yohanes 16:33). Rasul Paulus menambahkan, “Kita harus mengalami banyak penderitaan untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah.” (Kisah 14:22)
Teologi Reformed tidak menyembunyikan fakta bahwa orang benar akan menderita. Penderitaan bukan bukti bahwa Allah tidak mengasihi, melainkan bukti bahwa kita sedang diikutsertakan dalam penderitaan Kristus.
“Salib bukanlah pilihan dalam kehidupan Kristen. Itu adalah bagian dari panggilan kita.”
— John Calvin
b. Jenis Penderitaan
Orang kudus bisa mengalami berbagai bentuk penderitaan:
-
Fisik: penyakit, kelemahan, kecelakaan
-
Emosional: depresi, kehilangan, kekecewaan
-
Spiritual: keraguan iman, kering rohani, serangan iblis
-
Sosial: penganiayaan, penolakan, kesepian
2. Allah Berdaulat atas Segala Penderitaan
a. Tidak Ada yang Terjadi Secara Kebetulan
Menurut teologi Reformed, tidak ada satu helai rambut pun jatuh tanpa seizin Allah (Matius 10:30). Bahkan penderitaan yang tampaknya acak pun masuk dalam rencana ilahi yang bijaksana.
“Tidak ada penderitaan sekecil apa pun yang berada di luar jangkauan kedaulatan Allah.”
— R.C. Sproul
b. Kedaulatan Allah Memberi Penghiburan
Bagi sebagian orang, kedaulatan Allah bisa tampak menakutkan. Namun bagi orang percaya, justru itu adalah sumber penghiburan. Jika Allah tidak berdaulat, maka penderitaan kita sia-sia. Tetapi karena Allah berdaulat, kita tahu bahwa semuanya bekerja untuk kebaikan (Roma 8:28).
“Di tangan Tuhan, bahkan air mata orang kudus pun tidak sia-sia.”
— Thomas Watson
3. Penderitaan sebagai Alat Pengudusan
a. Membentuk Karakter Kristus
Yakobus 1:2-4 menyatakan bahwa penderitaan menghasilkan ketekunan, dan ketekunan menghasilkan kematangan rohani. Penderitaan mengikis keakuan dan membentuk keserupaan dengan Kristus.
“Kita lebih belajar dalam penderitaan daripada dalam kemakmuran.”
— Charles Spurgeon
b. Mengarahkan Hati kepada Surga
Penderitaan membuat kita sadar bahwa dunia ini bukan rumah kita yang sejati. Kita menjadi lebih rindu akan surga dan kehadiran kekal Allah.
“Tuhan menggunakan duri dunia untuk mengarahkan kita pada mahkota kekekalan.”
— Joel Beeke
4. Kristus Adalah Imam Besar yang Turut Menderita
a. Yesus Mengalami Penderitaan yang Mendalam
Ibrani 4:15 menyatakan bahwa Kristus adalah Imam Besar yang turut merasakan kelemahan kita, karena Ia telah dicobai dan menderita dalam segala hal.
Dia:
-
Menangis di makam Lazarus
-
Dikhianati oleh sahabat
-
Ditolak oleh bangsanya
-
Disalibkan dengan hina
“Ketika kita menangis, kita tidak sendiri. Kristus juga telah menangis.”
— Sinclair Ferguson
b. Kristus Tidak Hanya Mengerti, Tetapi Menebus
Kristus bukan hanya simpati, tetapi juga menanggung murka Allah menggantikan kita. Maka penderitaan kita bukan hukuman, tetapi saluran kasih karunia.
5. Roh Kudus: Penolong dalam Penderitaan
a. Menghibur dan Menguatkan Hati
Roh Kudus disebut sebagai Penghibur (Parakletos) dalam Yohanes 14:26. Ia hadir dalam hati orang percaya untuk:
-
Memberi damai di tengah kekacauan
-
Mengingatkan janji-janji Allah
-
Memberi kekuatan untuk bertahan
“Penghiburan terbesar dalam penderitaan adalah bahwa kita tidak berjalan sendiri.”
— John Owen
b. Mendoakan Kita dalam Kelemahan
Dalam Roma 8:26 dikatakan bahwa Roh berdoa bagi kita dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan, ketika kita tidak tahu harus berdoa apa.
6. Janji-Jani Allah bagi Orang yang Menderita
Teologi Reformed menekankan bahwa pengharapan kita berakar dalam janji-janji Allah yang kekal dan pasti.
Beberapa janji untuk Anda yang sedang menderita:
-
“Aku tidak akan pernah meninggalkan engkau.” (Ibrani 13:5)
-
“TUHAN itu dekat kepada orang yang patah hati.” (Mazmur 34:18)
-
“Air mata akan dihapuskan.” (Wahyu 21:4)
“Janji Allah adalah pelampung bagi jiwa yang sedang tenggelam.”
— Matthew Henry
7. Kesaksian Orang Kudus dalam Penderitaan
a. Job (Ayub): Ketika Semua Hilang
Ayub kehilangan anak, harta, dan kesehatan. Namun ia berkata, “TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN.” (Ayub 1:21)
Kesabarannya menjadi teladan hingga hari ini.
b. Reformator dan Martir
Banyak tokoh Reformed menderita demi Injil:
-
John Huss dibakar hidup-hidup.
-
William Tyndale dihukum mati karena menerjemahkan Alkitab.
-
Ribuan Huguenot Prancis dibantai karena iman mereka.
Mereka tetap teguh karena percaya bahwa penderitaan ini tidak sebanding dengan kemuliaan yang akan dinyatakan. (Roma 8:18)
8. Kesaksian Kontemporer: Ketika Teologi Reformed Bertemu Realitas
a. Joni Eareckson Tada
Seorang Kristen Reformed yang lumpuh akibat kecelakaan, namun hidupnya menjadi saksi kuasa Kristus.
“Tuhan tidak membuang penderitaan kita, Ia menebusnya.”
— Joni Eareckson Tada
b. R.C. Sproul
Saat mengalami sakit parah di akhir hidupnya, Sproul tetap mengajar dan berkata:
“Saya percaya pada Allah yang berdaulat atas kematian maupun kehidupan.”
9. Bagaimana Menanggapi Penderitaan: Panduan Praktis
a. Berseru dalam Doa
Mazmur penuh dengan seruan dan ratapan. Orang percaya tidak perlu memendam luka. Allah mengundang kita untuk datang dengan air mata.
b. Tetap Tertanam dalam Firman
Firman adalah makanan jiwa yang lemah. Baca, hafalkan, renungkan janji-janji Allah.
c. Bersekutu dengan Tubuh Kristus
Gereja adalah komunitas kasih yang menopang. Jangan menjauh saat menderita.
d. Bersaksi dalam Penderitaan
Penderitaan adalah panggung untuk Injil bersinar terang. Banyak orang tersentuh bukan oleh kesuksesan kita, tetapi oleh iman dalam penderitaan.
10. Pengharapan Kekal: Penderitaan Tidak Akan Bertahan Selamanya
a. Kemuliaan yang Akan Datang
Teologi Reformed menekankan teologi kekekalan. Dunia ini sementara. Penderitaan pun sementara.
“Tangisan malam akan diganti dengan sorak sorai di pagi hari.” (Mazmur 30:5)
b. Penderitaan Hari Ini Menyiapkan Kemuliaan Besok
2 Korintus 4:17 berkata, “Penderitaan ringan yang sekarang ini sedang kita alami akan menghasilkan bagi kita kemuliaan kekal yang jauh lebih besar dari semuanya.”
“Jika kita tahu akhir cerita, kita akan sanggup menanggung babak yang menyakitkan.”
— Charles Spurgeon
Kesimpulan: Firman bagi Jiwa yang Menderita
Jika Anda adalah orang kudus yang sedang menderita, ketahuilah ini:
-
Allah tahu.
-
Allah peduli.
-
Allah hadir.
-
Allah akan memakai penderitaanmu untuk kemuliaan-Nya dan kebaikanmu.
Teologi Reformed memberi jawaban mendalam, bukan untuk menjelaskan semua “mengapa,” tetapi untuk menunjuk kepada Siapa yang berjalan bersama kita dalam lembah: Yesus Kristus yang setia.