Kenaikan Yesus: Puncak Kemenangan dan Harapan

Kenaikan Yesus: Puncak Kemenangan dan Harapan

Tinjauan Teologi Reformed atas Makna Kenaikan Kristus bagi Gereja dan Dunia

"Lalu Ia membawa mereka keluar kota sampai dekat Betania. Di situ Ia mengangkat tangan-Nya dan memberkati mereka. Dan ketika Ia sedang memberkati mereka, Ia berpisah dari mereka dan terangkat ke surga."— Lukas 24:50-51 (TB)

Pendahuluan: Kemenangan yang Terlupakan

Banyak orang Kristen mengenang Natal, Jumat Agung, dan Paskah dengan khidmat, namun Kenaikan Yesus sering kali terlupakan dalam kehidupan gereja dan pengajaran sehari-hari. Padahal, dalam teologi Reformed, kenaikan Kristus bukan sekadar “penutupan narasi” kehidupan-Nya di bumi, tetapi merupakan puncak kemenangan dan sumber harapan yang hidup bagi umat tebusan.

Artikel ini mengulas secara mendalam makna kenaikan Yesus menurut Kitab Suci dan pemikiran teolog Reformed terkemuka seperti John Calvin, Herman Bavinck, Geerhardus Vos, Louis Berkhof, Sinclair Ferguson, dan R.C. Sproul. Kita akan melihat bagaimana kenaikan Kristus mengokohkan iman, memberi arah bagi gereja, dan menjamin masa depan kita.

I. Kenaikan Yesus: Fakta Historis dan Teologis

A. Peristiwa Kenaikan dalam Kitab Suci

Peristiwa ini dicatat dalam Lukas 24:50-53 dan Kisah Para Rasul 1:9-11. Setelah 40 hari kebangkitan-Nya, Yesus naik ke surga dan “diangkat ke awan” di hadapan murid-murid-Nya. Malaikat menegaskan bahwa Yesus akan kembali dengan cara yang sama seperti Ia naik.

John Calvin dalam komentarnya atas Kisah Para Rasul menyatakan bahwa kenaikan bukan sekadar perubahan lokasi fisik, tetapi peralihan menuju kedudukan pemerintahan surgawi, tempat Kristus memerintah Gereja-Nya dan seluruh ciptaan.

B. Surga: Bukan Tempat Jauh, Tapi Dimensi Kerajaan

Dalam kerangka Reformed, surga bukan tempat jauh secara geografis, tetapi dimensi realitas Allah yang lebih tinggi. Ketika Kristus naik ke surga, Ia masuk ke dalam kemuliaan-Nya, tempat Ia duduk di sebelah kanan Allah (Markus 16:19; Ibrani 1:3).

II. Kenaikan Sebagai Puncak Kemenangan Kristus

A. Pemuliaan atas Ketaatan-Nya

Yesus taat sampai mati di kayu salib, dan kini Ia dimuliakan. Dalam Filipi 2:9-11, dikatakan bahwa karena ketaatan-Nya, Allah “meninggikan Dia setinggi-tingginya.” Kenaikan menjadi dimensi vertikal dari pemuliaan Yesus.

Geerhardus Vos, dalam Biblical Theology, menjelaskan bahwa kenaikan adalah “pemahkotaan dari karya penebusan.” Tanpa kenaikan, salib dan kebangkitan akan kehilangan arah penggenapannya.

B. Kemenangan atas Iblis dan Kuasa Dunia

Efesus 1:20-23 menegaskan bahwa Kristus, yang naik ke surga, telah “duduk di sebelah kanan Allah... jauh lebih tinggi dari segala pemerintahan dan kuasa.” Ini berarti bahwa kenaikan menegaskan otoritas universal Kristus atas segala hal.

R.C. Sproul menekankan bahwa kenaikan adalah deklarasi publik bahwa Kristus adalah Raja atas segala sesuatu. “Tidak ada zona netral di mana Kristus tidak berkuasa.”

III. Kristus Duduk di Sebelah Kanan Allah: Apa Artinya?

A. Kedudukan Sebagai Raja

Dalam simbolisme Alkitab, duduk di sebelah kanan raja adalah tanda otoritas tertinggi dan kepercayaan penuh. Maka, ketika Kristus “duduk di sebelah kanan Bapa”, Ia memerintah sebagai Raja Mesianik yang dijanjikan dalam Mazmur 110:1.

Louis Berkhof dalam Systematic Theology menjelaskan bahwa posisi ini menunjukkan:

  • Pemerintahan Kristus atas Gereja

  • Pengantaraannya sebagai Imam Besar

  • Kesiapan-Nya untuk kembali dalam kemuliaan

B. Kristus Sebagai Imam Besar Surgawi

Ibrani 4:14-16 menyebut bahwa Yesus adalah Imam Besar Agung yang telah melintasi langit. Ini berarti bahwa kenaikan mengantar Yesus ke tempat pelayanan rohani sebagai perantara antara Allah dan manusia.

Sinclair Ferguson menekankan bahwa pelayanan Kristus tidak berhenti di salib, tetapi berlanjut secara aktif dalam doa syafaat-Nya di hadapan takhta Allah.

IV. Kenaikan dan Roh Kudus: Fondasi Pentakosta

A. Kristus Harus Pergi agar Roh Kudus Datang

Yesus berkata, “Adalah lebih berguna bagi kamu jika Aku pergi” (Yohanes 16:7). Ini tampaknya paradoksal, tetapi kenaikan adalah pra-syarat dari pencurahan Roh Kudus.

Dalam Kisah Para Rasul 2, Petrus menyatakan bahwa Yesus yang telah ditinggikan telah “menerima dari Bapa janji tentang Roh Kudus” dan mencurahkannya ke atas murid-murid (Kis. 2:33).

Herman Bavinck menyebut bahwa kenaikan dan pencurahan Roh Kudus adalah satu rangkaian tak terpisahkan dari penggenapan janji perjanjian baru.

B. Roh Kudus sebagai Hadiah dari Kristus yang Dimuliakan

Roh Kudus adalah hadiah kemenangan Kristus kepada umat-Nya, bukan hanya untuk kenyamanan rohani, tetapi untuk misi dan kesaksian dunia.

V. Kenaikan dan Misi Gereja

A. Kristus Memerintah dari Surga untuk Gereja-Nya

Efesus 4:10 menyatakan bahwa Kristus “naik lebih tinggi dari semua langit untuk memenuhi segala sesuatu.” Ini menunjuk pada kehadiran aktif Kristus dalam dunia melalui gereja-Nya.

John Calvin berkata bahwa meskipun tubuh Kristus berada di surga, Ia menyatakan kuasa-Nya di bumi melalui Firman dan Roh-Nya.

B. Mandat Amanat Agung

Kenaikan terjadi segera sebelum Yesus memberikan Amanat Agung (Mat. 28:18–20). Ia menyatakan, “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di surga dan di bumi.” Maka, misi gereja berdiri di atas otoritas kenaikan Kristus.

VI. Kenaikan dan Harapan Eskatologis

A. Jaminan Kedatangan Kembali

Dalam Kisah Para Rasul 1:11, malaikat menegaskan bahwa Yesus akan kembali dengan cara yang sama seperti Ia naik. Kenaikan menjadi jaminan visual bahwa kedatangan kembali-Nya itu pasti dan nyata.

Louis Berkhof menyatakan bahwa “kenaikan mengikat sejarah keselamatan pada satu garis lurus: dari salib, ke surga, lalu kembali ke dunia sebagai Hakim.”

B. Pengharapan untuk Tubuh Kemuliaan

Yesus naik ke surga dalam tubuh yang telah dibangkitkan. Ini adalah jaminan bahwa orang percaya juga akan dibangkitkan dalam tubuh kemuliaan (Filipi 3:20–21).

Geerhardus Vos menyebut bahwa dalam kenaikan Kristus, "umat Allah telah diwakili dan dimuliakan di hadapan Allah."

VII. Aplikasi Praktis: Bagaimana Kenaikan Mengubah Hidup Kita

A. Hidup dalam Keberanian dan Keyakinan

Ibrani 4:16 mendorong kita untuk “menghampiri takhta kasih karunia dengan penuh keberanian,” karena kita memiliki Imam Besar yang hidup dan aktif di surga.

B. Fokus pada Hal-Hal Surgawi

Kolose 3:1-2: “Carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah.” Kenaikan mendorong orang Kristen untuk mengarahkan hidupnya kepada kekekalan, bukan hanya pada hal duniawi.

John Owen menyatakan bahwa "seluruh kehidupan Kristen adalah perjalanan menuju Dia yang duduk di atas takhta."

C. Penghiburan dalam Penderitaan

Dalam penderitaan, kita tahu bahwa Kristus tidak jauh, melainkan mengetahui segala pergumulan kita, dan bersyafaat bagi kita. Kenaikan adalah jaminan penghiburan bahwa kita tidak sendiri.

Kesimpulan: Kemenangan dan Harapan di Atas Segalanya

Kenaikan Yesus Kristus bukanlah sekadar akhir dari kisah-Nya di bumi. Dalam terang teologi Reformed, ini adalah:

  • Puncak kemenangan atas dosa dan kematian

  • Deklarasi pemerintahan universal Kristus

  • Awal pelayanan sebagai Imam Besar dan Raja surgawi

  • Jaminan pencurahan Roh Kudus dan misi gereja

  • Harapan bagi kedatangan kembali dan kebangkitan tubuh kita

“Yesus yang naik ke surga adalah Yesus yang hidup dan memerintah. Dalam Dia, kita memiliki harapan yang pasti, kemenangan yang nyata, dan jaminan yang kekal.”

Next Post Previous Post