Markus 13:25: Langit Akan Tergoncang dan Bintang-Bintang Akan Berjatuhan
.jpg)
Teks Alkitab (AYT)
“Bintang-bintang akan berjatuhan dari langit, dan kuasa-kuasa di langit akan diguncangkan.” (Markus 13:25, AYT)
I. Pendahuluan: Apokaliptik yang Menggetarkan dan Meneguhkan
Markus 13 merupakan salah satu bagian paling apokaliptik dalam Injil Sinoptik. Perikop ini dikenal sebagai "Khotbah Eskatologis" Yesus, di mana Dia menjawab pertanyaan murid-murid mengenai akhir zaman dan kehancuran Bait Allah. Markus 13:25 adalah bagian dari gambaran simbolik dan dramatis yang menggambarkan penghakiman ilahi dan kedatangan Anak Manusia dalam kuasa dan kemuliaan.
Bagi tradisi teologi Reformed, bagian ini bukan sekadar nubuat menakutkan, tetapi penguatan iman, pengingat akan otoritas mutlak Kristus, dan panggilan untuk berjaga dan hidup dalam kekudusan.
II. Konteks Historis dan Sastra
1. Konteks Injil Markus
Markus menulis Injil ini kepada jemaat Kristen awal yang mengalami penganiayaan berat (kemungkinan di Roma). Penekanan pada kekuatan Yesus dalam menghadapi akhir zaman dan kehancuran dunia menjadi sumber penghiburan dan kekuatan.
2. Struktur Pasal 13
Markus 13 bisa dibagi menjadi beberapa bagian:
-
Ayat 1–13: Tanda-tanda awal penderitaan
-
Ayat 14–23: Kesengsaraan besar
-
Ayat 24–27: Kedatangan Anak Manusia
-
Ayat 28–37: Seruan untuk berjaga-jaga
Ayat 25 berada tepat di tengah-tengah bagian kedatangan Anak Manusia, setelah kesengsaraan besar.
III. Eksposisi Markus 13:25
A. “Bintang-bintang akan berjatuhan dari langit...”
1. Bahasa Apokaliptik
Ungkapan ini merupakan simbol dalam sastra apokaliptik Yahudi, yang biasa digunakan untuk menggambarkan penghakiman besar dan perubahan tatanan dunia (bdk. Yesaya 13:10, Yoel 2:10, Yehezkiel 32:7).
2. John Calvin
Calvin mengingatkan bahwa:
“Ini adalah gaya bahasa yang menunjukkan perubahan luar biasa, bukan penjabaran astronomi literal.”
Calvin tidak menolak peristiwa fisik, tetapi menekankan bahwa fokus utama adalah penghakiman dan pemulihan tatanan rohani.
3. Herman Ridderbos
Dalam kerangka “kerajaan Allah,” Ridderbos melihat bahwa simbol ini menandai kekalahan kekuatan dunia dan kemunculan pemerintahan Mesianik secara nyata.
B. “...dan kuasa-kuasa di langit akan diguncangkan.”
1. Apa itu kuasa-kuasa langit?
Dalam literatur Yahudi dan Kristen awal, “kuasa-kuasa langit” dapat mengacu pada:
-
Sistem dunia yang ditopang oleh kekuasaan kosmis (bdk. Efesus 6:12)
-
Aturan dunia yang menentang pemerintahan Allah
-
Simbol ketidakstabilan spiritual dan politik global
2. R.C. Sproul
Sproul menafsirkan guncangan ini sebagai:
“Tanda kehadiran ilahi yang mengintervensi sejarah. Tuhan tidak tinggal diam—Ia mengguncangkan semua hal yang tidak kekal, agar hanya kerajaan-Nya yang tetap berdiri (Ibrani 12:27).”
IV. Perspektif Teologi Reformed: Kerajaan Allah dalam Kemenangan
1. Eskalasi Penghakiman dan Kedatangan Kristus
Teologi Reformed mengaitkan Markus 13 dengan tema already and not yet:
-
“Sudah” (already): Kerajaan Allah telah datang melalui Kristus
-
“Belum” (not yet): Akan digenapi sepenuhnya dalam penghakiman dan kedatangan-Nya kembali
2. Bukan Ketakutan, tapi Kepastian
Dalam tafsiran Reformed, Markus 13 bukan untuk menimbulkan ketakutan irasional, melainkan untuk:
-
Menguatkan iman di tengah penderitaan
-
Menyadarkan dunia akan akhir dari sistem yang melawan Allah
-
Mengarahkan hati umat kepada kekekalan
Michael Horton
“Kiamat bukan akhir cerita, melainkan awal kemenangan Kristus secara penuh di hadapan mata semua manusia.”
V. Simbolisme Eskatologis dalam Perjanjian Lama dan Baru
Simbol | Arti Teologis |
---|---|
Bintang jatuh | Keruntuhan penguasa dan sistem dunia |
Langit terguncang | Intervensi Allah dalam sejarah |
Kegelapan kosmik | Penghakiman Allah terhadap dosa |
Langit dan bumi lenyap | Awal ciptaan baru (Why. 21:1) |
VI. Pandangan Para Teolog Reformed
A. John Calvin
Calvin menekankan pentingnya membaca bagian apokaliptik dalam terang janji Injil:
“Tuhan mengguncang dunia untuk membangun kerajaan-Nya di atas dasar yang tidak tergoyahkan.”
B. R.C. Sproul
Sproul menghubungkan Markus 13 dengan kehancuran Yerusalem tahun 70 M sebagai penggenapan parsial, dan kedatangan Kristus secara eskatologis sebagai penggenapan penuh.
“Tuhan datang dalam penghakiman sejarah, tapi akan datang secara nyata dalam kemuliaan.”
C. Herman Ridderbos
Dalam teologi kerajaan, Ridderbos menyatakan bahwa Markus 13 menunjukkan pergantian zaman: dunia lama dihancurkan, dan dunia baru dimulai dengan Kristus sebagai Raja.
VII. Aplikasi Praktis untuk Gereja Masa Kini
1. Hidup dengan Kesadaran Eskatologis
Markus 13:25 mengingatkan bahwa dunia ini tidak kekal. Gereja harus hidup bukan demi kenyamanan dunia, tetapi menantikan kedatangan Kristus.
2. Waspada terhadap Ajaran Sensasional
Banyak penafsiran akhir zaman yang berlebihan atau spekulatif. Teologi Reformed menekankan penafsiran bijak dan Alkitabiah, bukan sensasi.
3. Berjaga dan Bertekun
Yesus tidak memberikan tanggal, tetapi menyerukan kesiapsiagaan. Gereja dipanggil untuk berjaga-jaga dalam kekudusan, bukan terjebak dalam ketakutan atau keacuhan.
4. Penguatan bagi Gereja Teraniaya
Markus 13 memberikan kekuatan bagi gereja yang menderita. Jika langit tergoncang, itu berarti Tuhan sedang bekerja, bukan absen.
VIII. Kesimpulan Teologis: Dunia Akan Tergoncang, Tapi Kristus Tidak Pernah Terguncang
Markus 13:25 adalah pengingat profetik bahwa:
-
Dunia ini akan digoncangkan
-
Sistem duniawi dan penguasa akan roboh
-
Kristus akan datang sebagai Hakim dan Raja
-
Hanya mereka yang “berdiri dalam Kristus” yang akan tetap kuat
Dalam teologi Reformed, pengharapan bukan terletak pada stabilitas dunia, tapi kepada Yesus Kristus, yang adalah dasar yang kekal.
Penutup
Markus 13:25 bukan hanya gambaran kehancuran, tetapi seruan untuk percaya kepada Kristus yang akan datang kembali. Dalam teologi Reformed, kita tidak menanti akhir yang kacau, melainkan pemulihan sempurna yang dibawa oleh Kristus. Saat langit tergoncang dan bintang-bintang jatuh, kita berdiri teguh karena Tuhan adalah perlindungan dan pengharapan kita.