Nubuatan Roh Kudus: Kisah Para Rasul 1:5

Nubuatan Roh Kudus: Kisah Para Rasul 1:5

karena Yohanes membaptis dengan air, tetapi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus, tidak lama dari sekarang.” (Kisah Para Rasul 1:5)

Pendahuluan

Kisah Para Rasul 1:5 adalah salah satu ayat penting yang menghubungkan janji Yesus sebelum kenaikan-Nya dengan peristiwa Pentakosta. Ayat ini bukan hanya catatan sejarah, tetapi juga nubuatan mengenai pencurahan Roh Kudus yang akan memulai era baru dalam sejarah penebusan. Dalam tradisi teologi Reformed, ayat ini menjadi fondasi penting untuk memahami doktrin pekerjaan Roh Kudus, baptisan Roh Kudus, dan hubungan antara janji Perjanjian Lama dengan penggenapan dalam Kristus.

Artikel ini akan mengeksplorasi eksposisi ayat ini berdasarkan pendapat beberapa pakar teologi Reformed terkemuka seperti John Calvin, Louis Berkhof, Sinclair Ferguson, dan Herman Bavinck, untuk membantu Anda memahami makna dan implikasinya bagi iman Kristen masa kini.

Bagian 1: Konteks Historis dan Alkitabiah

Sebelum masuk ke dalam eksposisi, penting untuk memahami konteks historis Kisah Para Rasul 1. Pada saat itu, Yesus baru saja bangkit dari kematian dan sedang menampakkan diri kepada murid-murid-Nya selama 40 hari. Dia mengajar mereka tentang Kerajaan Allah (Kis. 1:3) dan mempersiapkan mereka untuk misi mereka di dunia. Dalam ayat 4-5, Yesus memerintahkan mereka untuk menunggu di Yerusalem sampai mereka menerima janji Bapa, yaitu Roh Kudus.

Peristiwa ini merujuk kembali pada janji-janji Perjanjian Lama seperti Yoel 2:28-29, Yehezkiel 36:26-27, dan Yesaya 44:3, yang berbicara tentang pencurahan Roh atas umat Allah. Ini bukan hanya peristiwa sementara, tetapi awal dari era Roh, di mana Gereja akan diberdayakan untuk menyaksikan Kristus ke ujung bumi.

Bagian 2: Eksposisi Ayat - Kata demi Kata

Mari kita pecah ayat ini dan melihatnya dari perspektif eksposisi:

karena Yohanes membaptis dengan air…”

John Calvin dalam komentarnya menekankan perbedaan yang sangat penting antara baptisan Yohanes dan baptisan Roh Kudus. Baptisan Yohanes bersifat simbolik dan persiapan; ia adalah tanda pertobatan, tetapi tidak dapat memberikan pembaruan hati secara mendalam. Calvin berkata, “Yohanes adalah pelayan, bukan sumber anugerah; Kristuslah yang mencurahkan Roh Kudus sebagai pemberi kehidupan.”

Louis Berkhof, dalam bukunya “Teologi Sistematik,” menekankan bahwa baptisan Yohanes menandai akhir dari zaman hukum dan membuka jalan bagi zaman anugerah yang dimeteraikan oleh Roh Kudus. Yohanes sendiri mengakui keterbatasannya: “Aku membaptis kamu dengan air, tetapi Dia yang datang akan membaptis kamu dengan Roh Kudus” (Matius 3:11).

tetapi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus…”

Di sini, Yesus menyatakan nubuatan bahwa murid-murid akan mengalami pengalaman yang lebih dalam dan sejati — baptisan Roh Kudus. Sinclair Ferguson dalam bukunya “The Holy Spirit” menekankan bahwa baptisan ini bukanlah pengalaman elit bagi sebagian kecil orang, melainkan tanda penyatuan dengan Kristus yang diberikan kepada seluruh umat percaya pada Pentakosta dan seterusnya. Ferguson menolak pandangan pentakosta/karismatik yang memisahkan baptisan Roh dari iman awal seseorang.

tidak lama dari sekarang.”

Bagian ini memperkuat unsur nubuatan. Herman Bavinck dalam “Reformed Dogmatics” menekankan bahwa waktu pencurahan Roh bukan kebetulan, tetapi telah ditetapkan Allah sesuai dengan rencana keselamatan-Nya. Peristiwa Pentakosta terjadi 50 hari setelah Paskah, menggenapi tipologi perayaan Yahudi dan menunjukkan penggenapan janji Allah.

Bagian 3: Perspektif Teologi Reformed

Berikut adalah beberapa prinsip utama yang diangkat para teolog Reformed terkait ayat ini:

Baptisan Roh Kudus sebagai penggenapan janji keselamatan.
Menurut Bavinck, Roh Kudus yang dicurahkan adalah tanda bahwa keselamatan yang dijanjikan dalam Kristus telah datang. Gereja bukan lagi komunitas yang hanya menantikan, tetapi sudah hidup dalam penggenapan janji.

Baptisan Roh Kudus tidak terpisah dari iman.
Calvin dan Berkhof dengan tegas menolak gagasan bahwa seseorang bisa percaya tetapi belum dibaptis Roh. Baptisan Roh terjadi secara serentak dengan pertobatan sejati; itu adalah meterai penyatuan dengan Kristus.

Baptisan Roh Kudus sebagai pembentukan Gereja.
Pentakosta bukan hanya pengalaman individual, tetapi peristiwa komunal. Gereja lahir sebagai komunitas baru yang hidup oleh Roh. Ferguson menyebut Gereja sebagai “the Spirit-shaped community.”

Baptisan Roh Kudus sebagai kekuatan untuk misi.
Yesus menjanjikan Roh Kudus bukan hanya untuk kenyamanan spiritual pribadi, tetapi untuk pemberdayaan misi. Gereja dipanggil untuk menjadi saksi di Yerusalem, Yudea, Samaria, dan sampai ke ujung bumi (Kis. 1:8).

Bagian 4: Aplikasi Praktis untuk Gereja dan Orang Percaya

Bagaimana aplikasi ayat ini dalam kehidupan Kristen?

🌿 Keyakinan akan kehadiran Roh.
Setiap orang percaya memiliki Roh Kudus. Ini bukan untuk dikejar sebagai pengalaman kedua, tetapi disyukuri sebagai anugerah yang telah diterima.

🌿 Hidup yang dipimpin Roh.
Meskipun kita telah memiliki Roh, kita dipanggil untuk hidup selaras dengan pimpinan-Nya (Gal. 5:25), bukan dengan kedagingan.

🌿 Pelayanan yang bergantung pada kuasa Roh.
Pelayanan Kristen bukan sekadar soal talenta atau strategi, tetapi soal kuasa Roh Kudus. Gereja yang efektif adalah gereja yang terus bergantung pada Roh, bukan pada kekuatan manusia.

🌿 Misi global.
Roh Kudus tidak hanya diberikan untuk membangun diri, tetapi untuk mengutus keluar. Kita dipanggil menjadi saksi di lingkungan terdekat kita maupun ke bangsa-bangsa.

Bagian 5: Perspektif Historis Gereja Reformed

Dalam sejarah Gereja Reformed, ada penekanan kuat pada karya Roh Kudus dalam regenerasi, pembenaran, pengudusan, dan pemuliaan. Berikut beberapa poin penting dari sejarah ini:

📌 Reformasi menekankan otoritas Firman, tetapi bukan berarti mengesampingkan Roh. Calvin menyebut Roh Kudus sebagai “juru tafsir” Firman, tanpa siapa Firman tidak akan mengubah hati.

📌 Teologi Reformed menolak “spiritualisme kosong” yang memisahkan Roh dari Firman. Roh bekerja melalui sarana anugerah: Firman, sakramen, dan doa.

📌 Dalam kontroversi dengan gerakan pentakosta, teolog Reformed menegaskan bahwa baptisan Roh Kudus bukan pengalaman kedua, tetapi bagian dari keselamatan awal. Namun, mereka tetap membuka ruang untuk pembaruan rohani yang terus-menerus.

Bagian 6: Eksposisi Mendalam dari Calvin dan Berkhof

Mari kita lihat secara khusus apa yang dikatakan oleh John Calvin dan Louis Berkhof tentang nubuatan ini.

💬 John Calvin:
Calvin melihat perbedaan esensial antara baptisan Yohanes dan baptisan Kristus. Yohanes memberi tanda luar, tetapi Kristus mencurahkan substansi. Calvin menulis: “Yesus memberi Roh Kudus, bukan sekadar tanda, tetapi esensinya sendiri yang memperbaharui hati.”

💬 Louis Berkhof:
Berkhof menyatakan bahwa Roh Kudus adalah agen efektif dari keselamatan. Pencurahan Roh di Pentakosta bukan hanya pengalaman karismatik, tetapi permulaan zaman gereja. Setiap orang percaya setelah Pentakosta, ketika mereka percaya, langsung menerima Roh sebagai meterai keselamatan.

Bagian 7: Relevansi dengan Tantangan Masa Kini

Di era modern, banyak kebingungan tentang pengalaman Roh Kudus: apakah harus ada tanda-tanda seperti bahasa roh? Apakah baptisan Roh adalah pengalaman kedua?

Menurut teologi Reformed:

  • Baptisan Roh terjadi sekali, saat seseorang lahir baru.

  • Pengisian Roh (Efesus 5:18) adalah proses berkelanjutan.

  • Tanda sejati kepenuhan Roh bukan fenomena ekstatis, tetapi buah Roh (Galatia 5:22-23) dan kuasa untuk bersaksi.

Dengan demikian, Gereja Reformed menekankan bahwa murid-murid Kristus hari ini dipanggil untuk hidup dalam kesadaran bahwa mereka sudah memiliki Roh Kudus, dan mereka dipanggil untuk tunduk pada pimpinan-Nya setiap hari.

Kesimpulan

Kisah Para Rasul 1:5 adalah nubuatan yang mengubah sejarah. Janji Yesus tentang baptisan Roh Kudus bukan hanya untuk murid-murid di masa lalu, tetapi untuk seluruh Gereja sepanjang zaman. Teologi Reformed membantu kita memahami bahwa baptisan Roh bukan sekadar pengalaman emosional, tetapi karya penyelamatan Allah yang mengubah hati, membentuk Gereja, dan memampukan misi.

Sebagai orang percaya, kita diingatkan untuk hidup dalam anugerah Roh setiap hari, tunduk pada pimpinan-Nya, dan setia menjadi saksi Kristus di dunia.

Next Post Previous Post