Sanctification: Proses Pengudusan dalam Teologi Reformed

Sanctification: Proses Pengudusan dalam Teologi Reformed

Menjadi Serupa Kristus dari Hari ke Hari

“Karena inilah kehendak Allah: pengudusanmu.” – 1 Tesalonika 4:3a (TB)

Pendahuluan

Dalam kehidupan Kristen, banyak orang memahami pentingnya keselamatan oleh anugerah, tetapi seringkali melupakan atau salah memahami proses yang terjadi setelah seseorang diselamatkan—yaitu pengudusan (sanctification). Padahal, pengudusan adalah inti dari kehidupan Kristen sehari-hari. Jika pembenaran (justification) adalah dasar, maka pengudusan adalah pembangunan rumah di atas dasar itu.

Teologi Reformed mengajarkan bahwa pengudusan bukanlah usaha manusia belaka, melainkan karya Allah dalam diri orang percaya melalui Roh Kudus, di mana manusia juga turut mengambil bagian secara aktif.

Artikel ini akan membahas:

  • Pengertian pengudusan menurut Alkitab dan teologi Reformed

  • Perbedaan antara pembenaran dan pengudusan

  • Bagaimana pengudusan terjadi

  • Pandangan beberapa tokoh Reformed

  • Aplikasi praktis dalam kehidupan sehari-hari

  • Tantangan dan penghiburan dalam proses ini

I. Apa Itu Pengudusan?

1. Definisi Dasar

Kata “sanctification” berasal dari bahasa Latin sanctus (kudus). Dalam Alkitab, pengudusan berarti:

  • Dipisahkan untuk Allah

  • Menjadi kudus dalam karakter dan perbuatan

  • Bertumbuh dalam kekudusan sepanjang hidup

Dalam teologi Reformed, pengudusan adalah proses di mana orang percaya, setelah dibenarkan oleh iman, diperbaharui oleh Roh Kudus dan dibentuk serupa Kristus.

2. Pengudusan Adalah Proses, Bukan Peristiwa Sekali Jadi

Berbeda dengan pembenaran, yang terjadi sekali untuk selamanya dan bersifat hukum, pengudusan adalah proses progresif yang berlangsung seumur hidup.

R.C. Sproul menyatakan:

“Justification adalah deklarasi Allah; sanctification adalah transformasi oleh Roh Kudus.”

II. Pembenaran vs. Pengudusan: Jangan Tertukar!

1. Pembenaran (Justification)

  • Terjadi sekali

  • Dilakukan sepenuhnya oleh Allah

  • Memberikan status benar di hadapan Allah

  • Bebas dari penghukuman

2. Pengudusan (Sanctification)

  • Terjadi terus-menerus

  • Melibatkan karya Roh dan partisipasi aktif manusia

  • Menghasilkan pertumbuhan dalam kekudusan

  • Membentuk karakter serupa Kristus

John Calvin menekankan:

“Tidak seorang pun dapat menerima pembenaran sejati tanpa juga sekaligus mengalami pembaharuan dalam hidupnya.”

III. Siapa yang Bekerja dalam Pengudusan? Allah atau Manusia?

1. Allah sebagai Inisiator

Pengudusan adalah karya utama Allah. Tanpa Roh Kudus, tidak ada satu pun orang bisa bertumbuh dalam kekudusan.

Sinclair Ferguson berkata:

“Pengudusan bukanlah usaha manusia untuk menjadi suci tanpa Allah, tetapi tanggapan manusia terhadap karya Roh Kudus di dalam dirinya.”

Filipi 2:13 – “Karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya.”

2. Manusia sebagai Mitra Aktif

Meski Allah yang memampukan, manusia dipanggil untuk berjuang secara aktif melawan dosa dan mengejar kekudusan (Ibrani 12:14). Ini bukan bertentangan dengan anugerah, tetapi bagian dari anugerah itu sendiri.

Jonathan Edwards mengajarkan:

“Anugerah yang sejati tidak pasif, tetapi selalu menghasilkan hasrat untuk hidup kudus dan taat.”

IV. Proses Pengudusan: Bagaimana Itu Terjadi?

1. Dimulai dengan Regenerasi (Kelahiran Baru)

Setiap proses pengudusan dimulai dari kelahiran baru, di mana hati manusia dihidupkan oleh Roh Kudus dan diberikan hasrat baru untuk mengenal dan menyenangkan Allah.

Titus 3:5 – “... Ia menyelamatkan kita oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus.”

2. Dipelihara oleh Firman dan Sakramen

Firman Allah adalah sarana utama yang dipakai Roh untuk menguduskan kita.

Yohanes 17:17 – “Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran.”

John Owen menekankan pentingnya Firman dalam pengudusan:

“Tidak ada kekudusan yang sejati tanpa pembaharuan pikiran oleh Firman.”

3. Diperjuangkan Melalui Disiplin Rohani

Termasuk:

  • Doa

  • Membaca dan merenungkan Alkitab

  • Persekutuan orang percaya

  • Pengakuan dosa dan pertobatan

  • Partisipasi dalam sakramen

1 Timotius 4:7 – “Latihlah dirimu beribadah.”

V. Ciri-Ciri Orang yang Bertumbuh dalam Pengudusan

1. Kebencian yang Meningkat terhadap Dosa

Orang yang bertumbuh dalam pengudusan akan semakin sadar akan dosa, bahkan dosa tersembunyi, dan membencinya.

John Owen berkata:

“Bunuhlah dosa, atau dosa akan membunuh kamu.”

2. Kasih yang Bertambah kepada Kristus dan Sesama

Buah Roh (Galatia 5:22–23) menjadi nyata. Bukan hanya perubahan perilaku, tapi juga perubahan hati.

3. Kerendahan Hati dan Ketergantungan pada Anugerah

Semakin kudus seseorang, semakin ia sadar bahwa semua berasal dari anugerah, bukan kekuatan sendiri.

VI. Tantangan dalam Pengudusan

1. Pertumbuhan yang Tidak Selalu Lurus

Pengudusan bukan proses yang mulus dan naik terus. Ada naik-turun, pergumulan, bahkan kejatuhan. Tapi Allah setia memulihkan dan menuntun.

Sinclair Ferguson mengingatkan:

“Allah lebih tertarik pada kesucianmu daripada kenyamananmu. Maka Dia akan memakai segala sesuatu untuk menguduskanmu.”

2. Dosa yang Melekat dan Peperangan Rohani

Pengudusan melibatkan peperangan batin yang terus-menerus (Roma 7). Kita harus berjaga-jaga terhadap dosa dan pencobaan.

Efesus 6:10–18 memberi gambaran senjata rohani dalam peperangan ini.

VII. Pengudusan dan Komunitas Kristen

1. Pengudusan Bukan Proyek Pribadi

Pengudusan terjadi dalam konteks tubuh Kristus. Kita bertumbuh bersama dalam komunitas yang sehat, saling menasihati, menegur, dan membangun.

Ibrani 10:24-25 – “Marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik...”

2. Gereja sebagai Sarana Anugerah

Pengajaran yang sehat, pelayanan sakramen, penggembalaan, dan disiplin gereja adalah sarana yang Tuhan pakai untuk menguduskan umat-Nya.

VIII. Pengudusan dan Pengharapan Masa Depan

1. Pengudusan Akan Disempurnakan

Saat ini kita bertumbuh dalam kekudusan, tetapi nanti kita akan disempurnakan dalam kemuliaan (glorification).

1 Yohanes 3:2 – “... apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia...”

Jonathan Edwards menyebut surga sebagai:

“Tempat di mana tidak ada dosa, hanya kasih sempurna kepada Allah dan sesama.”

Kesimpulan: Kekudusan adalah Tujuan Hidup Orang Percaya

Pengudusan bukan opsional—itu adalah kehendak Allah bagi setiap orang percaya. Prosesnya mungkin lambat dan sulit, tetapi Allah tidak meninggalkan kita. Dia yang memulai karya-Nya, akan menyelesaikannya (Filipi 1:6).

Sanctification adalah tanda bahwa seseorang benar-benar telah diselamatkan. Itu bukan jalan untuk memperoleh keselamatan, tetapi bukti bahwa keselamatan sudah diberikan.

“Tanpa kekudusan, tidak seorang pun akan melihat Tuhan.” – Ibrani 12:14

Next Post Previous Post