Perlombaan Orang Kristen (The Christian Race)

Perlombaan Orang Kristen (The Christian Race)

Pendahuluan: Perlombaan yang Kudus

Dalam suratnya kepada jemaat di Korintus, Paulus menulis:
"Tidak tahukah kamu bahwa dalam gelanggang pertandingan semua peserta turut berlari, tetapi hanya satu orang saja yang mendapat hadiah? Karena itu larilah begitu rupa, sehingga kamu memperolehnya!" (1 Korintus 9:24, AYT).

Perumpamaan perlombaan (race) dalam kehidupan Kristen bukanlah sekadar ilustrasi retoris, melainkan gambaran teologis yang mendalam tentang proses pengudusan (sanctification), ketekunan iman (perseverance of the saints), dan panggilan surgawi dalam Kristus Yesus. Teologi Reformed secara khusus memberikan kerangka sistematis dan kaya akan makna dalam memahami "perlombaan iman" ini.

Artikel ini akan mengeksplorasi pandangan beberapa tokoh Reformed ternama mengenai konsep "perlombaan orang Kristen", mulai dari John Calvin, Jonathan Edwards, sampai John Piper, sambil mengaitkannya dengan ayat-ayat Alkitab, sejarah Gereja, serta aplikasi praktis dalam kehidupan umat percaya.

1. Konsep Dasar: Perlombaan Sebagai Metafora Rohani

Dalam Ibrani 12:1-2 (AYT), kita membaca:

"Karena kita dikelilingi oleh banyak saksi seperti awan, marilah kita menanggalkan setiap beban dan dosa yang begitu melekat, dan berlari dengan tekun perlombaan yang ada di depan kita. Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, Sang Penggerak dan Penyempurna iman kita..."

Perlombaan dalam pengertian ini tidak mengacu pada kompetisi antar orang percaya, tetapi pada ketekunan dan konsistensi dalam iman. Istilah Yunani yang digunakan, agōn, menunjukkan perjuangan yang intens, bahkan seperti pertempuran. Ini adalah perjalanan panjang, tidak selalu mudah, penuh rintangan dan cobaan.

John Calvin: Perlombaan dan Pengudusan

Dalam Institutes of the Christian Religion, Calvin menekankan bahwa keselamatan memang berasal dari kasih karunia semata, tetapi pengudusan adalah buah yang mutlak dari iman sejati. Perlombaan Kristen, menurut Calvin, adalah "proses pengudusan terus-menerus, yang menunjukkan kebenaran iman yang hidup."

“Iman sejati tidak bisa tidak menghasilkan ketaatan. Karena itu, kita harus bersungguh-sungguh dalam perlombaan iman—bukan untuk memperoleh keselamatan, tetapi karena kita telah diselamatkan.” – John Calvin

2. Ketekunan dalam Perlombaan: Perseverance of the Saints

Salah satu prinsip utama dalam teologi Reformed adalah Perseverance of the Saints (Ketekunan Orang Kudus). Ini adalah doktrin bahwa semua orang yang benar-benar dilahirkan kembali oleh Roh Kudus akan bertahan dalam iman sampai akhir.

Jonathan Edwards: Kemuliaan Ketekunan

Jonathan Edwards, dalam khotbah dan tulisannya, banyak berbicara tentang urgensi untuk "menyelesaikan perlombaan." Ia memperingatkan terhadap iman yang dangkal dan menekankan bahwa kasih kepada Kristus harus terus tumbuh. Dalam pemahamannya, orang percaya sejati akan dimampukan oleh anugerah untuk bertahan dalam segala penderitaan dan ujian.

“Kehidupan Kristen bukanlah lari cepat jarak pendek, melainkan maraton yang panjang dan melelahkan. Tanpa ketekunan, iman hanyalah ilusi.” – Jonathan Edwards

3. Disiplin Rohani: Menanggalkan Beban dan Dosa

Ibrani 12:1 menekankan pentingnya menanggalkan setiap beban dan dosa dalam perlombaan Kristen. Ini berbicara tentang disiplin rohani: doa, puasa, membaca Firman, pelayanan, dan pertobatan terus-menerus.

R.C. Sproul: Kekudusan dalam Perlombaan

R.C. Sproul menekankan bahwa kekudusan bukanlah opsional dalam kehidupan Kristen. Ia berkata, “Tuhan memanggil umat-Nya bukan hanya untuk diselamatkan dari neraka, tetapi untuk menjadi kudus sebagaimana Dia kudus.”

Dalam konteks perlombaan Kristen, Sproul menyoroti pentingnya self-denial dan kedisiplinan, sebagai bagian dari pertumbuhan menuju Kristus.

“Orang Kristen sejati tidak puas hanya menjadi penonton. Mereka berlomba. Mereka berlatih. Mereka siap membayar harga.” – R.C. Sproul

4. Tujuan Akhir: Kristus sebagai Hadiah

Tujuan perlombaan Kristen bukanlah popularitas, kekayaan, atau kenyamanan duniawi, melainkan Kristus sendiri. Paulus berkata dalam Filipi 3:14 (AYT):

"Aku berlari menuju sasaran untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus."

John Piper: Kristus adalah Harta Terbesar

John Piper dalam bukunya Desiring God menekankan bahwa sukacita tertinggi dalam hidup ini dan yang akan datang adalah menikmati Kristus. Oleh karena itu, perlombaan iman diarahkan bukan hanya kepada surga, tetapi kepada Kristus sebagai pusat dari segala hal.

“God is most glorified in us when we are most satisfied in Him.” – John Piper

Dalam konteks ini, Piper memandang perlombaan Kristen sebagai usaha yang ditopang oleh anugerah, didorong oleh kasih, dan diarahkan kepada sukacita abadi dalam Kristus.

5. Rintangan dalam Perlombaan: Dunia, Daging, dan Iblis

Setiap pelari dalam perlombaan akan menghadapi rintangan. Dalam kehidupan Kristen, tiga musuh utama adalah:

  • Dunia: sistem nilai yang bertentangan dengan Allah.

  • Daging: sifat berdosa manusia yang masih melekat.

  • Iblis: musuh rohani yang ingin menjatuhkan orang percaya.

Teologi Reformed mengajarkan bahwa kemenangan atas rintangan ini tidak dicapai dengan kekuatan manusia, tetapi melalui iman dalam Kristus dan kuasa Roh Kudus.

6. Komunitas dalam Perlombaan: Gereja sebagai Pendukung

Ibrani 10:24-25 mendorong kita untuk saling menguatkan dan tidak menjauhkan diri dari pertemuan jemaat. Gereja adalah tempat orang-orang percaya saling mendorong untuk menyelesaikan perlombaan bersama.

John Calvin menekankan pentingnya Gereja dalam pertumbuhan rohani. Ia menyebutnya sebagai "ibu rohani" yang mendidik, menghibur, dan memperlengkapi orang percaya dalam perlombaan mereka.

7. Kasih Karunia dan Tanggung Jawab: Ketegangan yang Suci

Teologi Reformed menjaga ketegangan antara kasih karunia Allah yang menyelamatkan dan tanggung jawab manusia untuk bertumbuh dalam kekudusan. Ini bukan dualisme, melainkan harmoni.

B.B. Warfield: Anugerah yang Aktif

B.B. Warfield, teolog Princeton, menyatakan:

“Perlombaan iman adalah kerja Allah di dalam kita, tetapi juga kerja kita bersama Allah. Kita tidak pasif, kita responsif.”

8. Kemenangan Akhir: Mahkota Kehidupan

2 Timotius 4:7-8 menjadi penghiburan dan dorongan:
"Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir, dan aku telah memelihara iman. Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran..."

Mahkota ini bukan upah karena usaha, tetapi karena anugerah. Namun, hanya mereka yang menyelesaikan perlombaanlah yang akan menerimanya.

Aplikasi Praktis: Bagaimana Kita Berlomba Hari Ini?

1. Fokus pada Kristus

Lepaskan pandangan dari dunia dan pusatkan pada Yesus.

2. Hidup dalam Komunitas

Jangan berlari sendirian. Temukan saudara seiman yang bisa mendukung dan menguatkan.

3. Disiplin Rohani

Bangun kebiasaan doa, membaca Alkitab, dan pelayanan.

4. Waspada terhadap Rintangan

Kenali dosa yang masih membelenggu dan bertobat setiap hari.

5. Harapkan Upah Surgawi

Ingatlah bahwa tujuan akhir bukanlah dunia ini, melainkan Kristus dan kekekalan.

Kesimpulan: Teruslah Berlari dengan Iman

Perlombaan orang Kristen bukanlah sesuatu yang mudah, tetapi sangat berharga. Dengan pandangan tertuju pada Kristus, kekuatan dari Roh Kudus, dan dukungan dari komunitas iman, kita dapat menyelesaikan perlombaan ini dengan setia.

Sebagaimana dikatakan oleh John Piper:

“Tugas kita bukan hanya memulai perlombaan. Kita harus menyelesaikannya. Dan di ujung sana, Kristus menanti, bukan hanya dengan mahkota, tetapi dengan pelukan.”

Next Post Previous Post