Yohanes 17:25: Bapa yang Adil dan Pengutusan Kristus

Yohanes 17:25: Bapa yang Adil dan Pengutusan Kristus

Pendahuluan

Yohanes 17 dikenal sebagai Doa Imam Besar Yesus Kristus—salah satu bagian paling mendalam dan pribadi dalam seluruh Perjanjian Baru. Doa ini mencerminkan isi hati Yesus kepada Bapa-Nya hanya beberapa saat sebelum Ia ditangkap dan disalibkan. Ayat 25 menjadi klimaks bagian akhir dari doa tersebut, di mana Yesus menegaskan relasi eksklusif-Nya dengan Bapa dan misi pengutusan-Nya yang kini sedang digenapi.

Dalam ayat ini, kita melihat gambaran teologis yang kuat mengenai:

  • Keunikan pengetahuan Kristus akan Allah Bapa

  • Kebutaan rohani dunia

  • Kepastian pengutusan Mesianik

Dari sudut pandang teologi Reformed, ayat ini menjadi penegasan tentang pengetahuan Allah yang sejati, perbedaan antara orang percaya dan dunia, serta pemahaman akan Allah yang berdasarkan inisiatif ilahi, bukan pencapaian manusia.

Bagian I: Konteks Doa Yohanes 17

1. Posisi Yohanes 17 dalam Injil

Yohanes 17 berada tepat sebelum narasi penyaliban (Yohanes 18–19), menjadikannya bagian terakhir dari pelayanan publik Yesus. Dalam doa ini, Yesus:

  • Menyatakan kemuliaan Bapa (ayat 1–5)

  • Mendoakan murid-murid-Nya (ayat 6–19)

  • Mendoakan gereja sepanjang zaman (ayat 20–26)

Yohanes 17:25 termasuk dalam penutup doa, dan merupakan bagian dari permohonan Yesus agar umat percaya melihat kemuliaan-Nya dan mengetahui Bapa melalui diri-Nya.

2. Doa Kristus sebagai Penggenapan Perjanjian Keselamatan

Bagi para teolog Reformed seperti Jonathan Edwards, doa ini bukan hanya curahan hati seorang guru, tetapi pembicaraan antar Pribadi dalam Trinitas, khususnya dalam konteks perjanjian penebusan (covenant of redemption) antara Bapa dan Anak.

Bagian II: Eksposisi Frasa demi Frasa

1. “Ya Bapa yang adil…”

Yesus menyebut Bapa sebagai "adil" (Yunani: dikaios)—sebuah istilah yang menekankan kesucian, integritas moral, dan keadilan Allah.

John Calvin menafsirkan penggunaan sebutan ini sebagai pengakuan bahwa Allah tetap benar dan konsisten meskipun dunia menolak Anak-Nya. Keadilan Bapa tidak dipengaruhi oleh kebutaan dunia, dan penghakiman-Nya akan selalu sesuai dengan kebenaran mutlak.

Bagi Calvin, gelar ini juga menghubungkan dengan pembenaran umat pilihan: karena Allah adil, Ia akan mengakui pengorbanan Kristus dan menyelamatkan mereka yang telah diberikan kepada-Nya (lih. Yohanes 17:2, 6).

2. “...meskipun dunia tidak mengenal Engkau”

Frasa ini menyingkap kontras antara orang percaya dan dunia. Dunia (Yunani: kosmos) dalam Injil Yohanes sering merujuk pada sistem manusia berdosa yang memberontak terhadap Allah. Ketidaktahuan dunia bukan sekadar keterbatasan intelektual, tetapi kondisi moral dan rohani yang rusak (lih. Yohanes 1:10; 3:19).

R.C. Sproul menyatakan bahwa "tidak mengenal" berarti “tidak mengakui dan tidak tunduk” kepada Allah yang sejati. Dunia tidak mengenal Allah karena dosa telah membutakan hati manusia, dan tanpa pewahyuan, manusia tetap terpisah dari Allah (lih. 1 Korintus 2:14).

3. “Tetapi Aku mengenal Engkau”

Di sini, Yesus menegaskan pengetahuan-Nya yang unik dan sempurna tentang Allah. Kata “Aku mengenal Engkau” (Yunani: egō egnōn se) menekankan bahwa hanya Yesus, sebagai Anak Tunggal Allah, memiliki pengetahuan langsung, penuh, dan intim tentang Bapa.

Herman Bavinck menegaskan bahwa hanya dalam Anak, Allah dapat dikenali secara sejati. Yesus bukan sekadar mengetahui tentang Allah, tetapi berada dalam kesatuan esensial dengan Allah (lih. Yohanes 1:1, 18).

Menurut Bavinck, ini adalah landasan epistemologi teologis Reformed: kita hanya bisa mengenal Allah karena Allah telah mengenal dan menyatakan diri-Nya melalui Kristus.

4. “Dan mereka mengetahui bahwa Engkaulah yang mengutus Aku”

Frasa ini merujuk kepada para murid dan semua orang percaya sejati. Mereka bukan hanya mengenal Yesus sebagai guru atau nabi, tetapi mengetahui bahwa Dia adalah utusan Allah, Sang Mesias.

Martyn Lloyd-Jones menekankan bahwa pengetahuan ini bukan hasil usaha manusia, tetapi buah dari pekerjaan Roh Kudus. Mereka tahu bahwa Yesus diutus karena mereka telah dilahirkan kembali dan diberi pengertian oleh Roh (lih. Yohanes 16:13–14).

Penekanan pada “mengutus” menyiratkan misi ilahi Yesus, dan merupakan inti dari kristologi Reformed: bahwa Yesus bukan hanya Allah yang inkarnasi, tetapi juga utusan Allah yang datang untuk menebus dan menyatakan Bapa.

Bagian III: Doktrin-Doktrin Reformed dalam Yohanes 17:25

1. Kedaulatan Allah dan Pengenalan Ilahi

Dalam teologi Reformed, pengenalan akan Allah adalah pemberian, bukan hasil pencarian manusia. Ayat ini menegaskan bahwa:

  • Dunia tidak mengenal Allah karena kondisinya yang berdosa

  • Hanya Kristus yang mengenal Allah secara sempurna

  • Mereka yang percaya kepada Kristus tahu bahwa Ia diutus oleh Allah—bukan karena logika manusia, tetapi karena penyataan ilahi

2. Eksklusivitas Kristus sebagai Jalan kepada Allah

Ayat ini menegaskan doktrin bahwa hanya melalui Kristus orang dapat mengenal Bapa. Sejalan dengan Yohanes 14:6—“Tidak ada seorang pun datang kepada Bapa jika tidak melalui Aku.”

John Calvin menegaskan bahwa Kristus adalah jembatan antara keilahian dan kemanusiaan. Tanpa Kristus, tidak ada pengharapan untuk mengenal Allah secara menyelamatkan.

3. Penolakan Dunia dan Pemilihan Umat

Ayat ini juga mendukung doktrin pemilihan (election), yang membedakan antara dunia yang menolak Allah dan mereka yang telah dikaruniakan kepada Kristus oleh Bapa (lih. Yohanes 17:6, 9). Ini menunjukkan:

  • Allah secara aktif memilih untuk menyatakan diri kepada sebagian orang

  • Orang-orang ini akan menerima Kristus dan mengenal Bapa

Bagian IV: Aplikasi Praktis untuk Gereja dan Orang Percaya

1. Pengenalan Akan Allah Harus Berpusat pada Kristus

Ayat ini menantang gereja untuk menghindari semua bentuk pendekatan kepada Allah yang tidak Kristosentris. Semua pengajaran, penyembahan, dan misi gereja harus berakar pada pengetahuan akan Bapa yang disingkapkan melalui Kristus.

2. Injil Adalah Kabar tentang Allah yang Mengutus

Pemberitaan Injil bukan hanya tentang keselamatan dari dosa, tetapi juga penyataan bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia. Mengenalkan Kristus sebagai utusan Bapa adalah pusat dari misi gereja.

3. Kesadaran akan Dunia yang Tidak Mengenal Allah

Gereja tidak boleh terkejut bahwa dunia menolak Allah. Pekerjaan misi dan penginjilan harus disertai kesabaran, doa, dan kebergantungan pada Roh Kudus, karena dunia dalam dirinya sendiri tidak mampu mengenal Allah tanpa pewahyuan.

4. Doa dan Pengharapan dalam Pengetahuan Ilahi

Yesus berdoa agar murid-murid-Nya dan semua orang percaya terus bertumbuh dalam pengenalan akan Allah. Ini mendorong kita untuk:

  • Rajin dalam firman

  • Setia dalam doa

  • Rendah hati dalam belajar teologi

Penutup: Mengenal Bapa Melalui Anak yang Diutus

Yohanes 17:25 adalah penegasan kuat tentang hubungan eksklusif antara Kristus dan Bapa, serta penyataan Allah yang terjadi melalui pribadi dan karya Kristus. Ayat ini menyatakan bahwa dunia tidak bisa mengenal Allah tanpa Kristus, tetapi mereka yang percaya kepada Kristus mengenal Allah karena Allah terlebih dahulu mengenal dan memilih mereka.

Dalam terang teologi Reformed, ayat ini menegaskan bahwa penyelamatan, pewahyuan, dan pengenalan akan Allah semuanya berasal dari Allah dan dikaruniakan melalui Kristus. Oleh karena itu, pengharapan orang percaya terletak sepenuhnya pada Anak Allah yang telah diutus.

Doa Penutup

Bapa yang adil, kami bersyukur karena melalui Kristus, kami dapat mengenal Engkau. Tolong kami untuk hidup dalam terang pengenalan akan-Mu. Jauhkan kami dari kesombongan dan berikan hati yang lapar akan kebenaran. Dalam nama Yesus Kristus, kami bersyukur dan berdoa. Amin.

Next Post Previous Post