Kejadian 2:15–17: Taman, Tugas, dan Larangan

Pendahuluan: Asal Mula Panggilan dan Moralitas Manusia
Kejadian 2:15–17 adalah bagian penting dalam kisah penciptaan, yang bukan hanya mencatat tentang penempatan manusia di taman Eden, tetapi juga menyentuh tema-tema besar seperti:
-
Mandat budaya
-
Kedaulatan Allah
-
Ujian ketaatan
-
Pentingnya hukum Allah
Dalam teologi Reformed, bagian ini sering dijadikan dasar pembahasan tentang perjanjian karya (covenant of works) dan kejatuhan manusia. Artikel ini akan mengeksplorasi ayat-ayat tersebut secara ekspositori dan teologis.
I. Teks Kejadian 2:15–17 (TB)
15 TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu.
16 Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas,
17 tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati."
II. Eksposisi Ayat per Ayat
1. Ayat 15: “Menempatkannya untuk mengusahakan dan memelihara taman itu”
Allah tidak hanya menciptakan manusia untuk menikmati taman, tetapi juga untuk melayani Allah melalui kerja.
a. Mandat budaya (Cultural Mandate)
Istilah “mengusahakan” (abad) dan “memelihara” (shamar) digunakan juga dalam konteks pelayanan para imam di bait suci. Ini menandakan bahwa tugas Adam bersifat spiritual dan representatif.
John Calvin: “Allah memberi tugas kepada manusia bukan karena kebutuhan, tetapi sebagai bentuk anugerah agar manusia mengambil bagian dalam kemuliaan ciptaan.”
b. Pekerjaan sebagai ibadah
Dalam pandangan Reformed, pekerjaan adalah bentuk ibadah, bukan kutukan. Kerja adalah bagian dari panggilan manusia sebelum kejatuhan.
2. Kejadian 2:16: “Semua pohon… boleh kaumakan dengan bebas”
Allah memberi kebebasan besar: semua pohon boleh dimakan – kecuali satu. Ini menekankan:
-
Kebaikan dan kemurahan Allah
-
Kebebasan yang dilindungi oleh hukum
-
Tanggung jawab manusia dalam memilih
Herman Bavinck: “Kebebasan manusia bukan tanpa batas, tetapi hidup di bawah hukum ilahi yang menunjukkan kasih dan keadilan-Nya.”
3. Kejadian 2:17: “Tetapi… janganlah kaumakan… engkau akan mati”
Ayat ini memuat unsur larangan dan konsekuensi. Ini adalah bentuk perjanjian karya, yaitu hubungan antara Allah dan manusia berdasarkan ketaatan.
a. Pohon Pengetahuan tentang Baik dan Jahat
Dalam teologi Reformed, pohon ini bukan ajaib secara zat, tetapi bersifat simbolik dan sakramental – sebagai ujian moral.
Louis Berkhof: “Pohon ini adalah tanda dari kehendak Allah yang mutlak dan hak Allah sebagai Pemberi hukum.”
b. “Engkau pasti mati” – kematian sebagai konsekuensi moral
Dalam bahasa Ibrani: mot tamut – “engkau benar-benar akan mati.”
-
Kematian rohani terjadi seketika: pemisahan dari Allah
-
Kematian fisik menjadi akibat jangka panjang
R.C. Sproul: “Ini bukan sekadar kematian biologis, tapi kematian dalam arti eksistensial: keterasingan dari Sang Hidup.”
III. Perspektif Teologi Reformed: Perjanjian Karya
1. Pengertian Perjanjian Karya
Teologi Reformed mengajarkan bahwa relasi Allah dan Adam dalam Kejadian 2 adalah sebuah perjanjian, meskipun kata “perjanjian” tidak muncul eksplisit. Unsurnya ada:
-
Pihak-pihak: Allah dan manusia
-
Syarat: ketaatan kepada perintah
-
Tanda: pohon
-
Hukuman: kematian
-
Janji implisit: kehidupan kekal jika taat
Westminster Confession of Faith, Pasal 7.2:
“Allah mengadakan perjanjian karya dengan Adam… dengan janji kehidupan jika ia taat sempurna.”
2. Adam sebagai wakil umat manusia (Federal Headship)
Adam bukan hanya individu, tetapi perwakilan umat manusia dalam perjanjian. Kejatuhannya berdampak pada semua keturunannya (lihat Roma 5:12–21).
John Owen: “Seperti dalam Adam semua mati, dalam Kristus semua yang dipilih akan dihidupkan.”
IV. Aplikasi Teologis dan Kristologis
1. Kristus sebagai Adam kedua
Karena Adam gagal dalam perjanjian karya, Kristus datang sebagai Adam yang kedua, yang taat sepenuhnya.
Roma 5:19 – “Karena ketaatan satu orang, banyak orang akan dibenarkan.”
2. Hukum dan anugerah
Perjanjian karya menunjukkan standar kesucian Allah, dan kegagalan manusia memperlihatkan kebutuhan akan anugerah.
Teologi Reformed memegang dua prinsip:
-
Hukum menunjukkan kebutuhan akan Juruselamat
-
Kristus memenuhi hukum dalam tempat kita
V. Relevansi Praktis
1. Tanggung Jawab terhadap Pekerjaan
Pekerjaan bukan hanya ekonomi, tetapi panggilan ilahi. Kristen Reformed melihat pekerjaan sebagai:
-
Ibadah
-
Sarana pemeliharaan ciptaan
-
Bagian dari misi Allah di dunia
2. Ketaatan sebagai bentuk kasih
Ketaatan Adam seharusnya menjadi bentuk cinta, bukan beban. Demikian pula ketaatan orang Kristen adalah tanggapan atas kasih Allah, bukan untuk mendapatkan keselamatan.
3. Hormat terhadap hukum Allah
Hukum Allah bukan untuk membatasi, tetapi untuk melindungi dan mengarahkan kepada kehidupan sejati.
Mazmur 119:97 – “Betapa aku mencintai Taurat-Mu…”
VI. Pandangan Para Teolog Reformed
Teolog | Pandangan |
---|---|
John Calvin | Taman Eden adalah bait pertama; Adam adalah imam. Larangan adalah ujian ibadah, bukan sekadar hukum moral. |
Herman Bavinck | Kehidupan di bawah hukum Allah adalah baik. Manusia diciptakan untuk hidup dalam perjanjian, bukan netral. |
Louis Berkhof | Perjanjian karya adalah dasar bagi seluruh struktur teologi penebusan. |
R.C. Sproul | Kematian dalam Kejadian 2:17 bersifat spiritual – keterpisahan dari Allah adalah bentuk kematian terdalam. |
VII. Kesimpulan: Pelajaran dari Taman untuk Hari Ini
Kejadian 2:15–17 bukan hanya kisah awal, tetapi fondasi seluruh narasi Alkitab:
-
Allah menciptakan manusia untuk bekerja, memelihara, dan taat
-
Ketaatan adalah jalan menuju kehidupan; pelanggaran adalah jalan menuju kematian
-
Kristus datang sebagai penggenap perjanjian yang gagal dijalankan oleh Adam
Dari taman pertama ke taman akhir (Wahyu 22), kita melihat satu cerita besar: manusia gagal, tetapi Allah menyelamatkan.
FAQ SEO – Tanya Jawab Seputar Kejadian 2:15–17
Apa maksud tugas Adam di taman Eden?
Adam dipanggil untuk mengusahakan dan memelihara taman sebagai bentuk ibadah dan tanggung jawab terhadap ciptaan.
Apa arti pohon pengetahuan tentang baik dan jahat?
Simbol dari hak Allah sebagai Pemberi hukum dan ujian ketaatan moral manusia.
Apakah ini sebuah perjanjian?
Ya, ini disebut perjanjian karya dalam teologi Reformed, di mana Adam mewakili umat manusia.
Apakah Adam bisa gagal?
Ya. Adam memiliki kebebasan moral, dan kejatuhannya membawa akibat bagi seluruh umat manusia.
Bagaimana ini menunjuk kepada Kristus?
Kristus adalah “Adam kedua” yang taat sempurna dan membawa hidup kekal bagi umat pilihan.