Heaven Opened!: Kekayaan Perjanjian Anugerah Allah

Heaven Opened!: Kekayaan Perjanjian Anugerah Allah

Pendahuluan

Apa artinya ketika langit terbuka? Dalam Alkitab, gambaran ini sering melambangkan pernyataan ilahi, pewahyuan kasih karunia Allah, dan akses umat manusia kepada hadirat-Nya. Dalam terang teologi Reformed, istilah "Heaven Opened!" mencerminkan kebenaran mendalam tentang Perjanjian Anugerah (Covenant of Grace)—perjanjian keselamatan antara Allah dan umat-Nya berdasarkan karya Kristus.

Perjanjian Anugerah bukanlah ide manusia, tetapi manifestasi dari kasih dan kemurahan Allah yang kekal. Artikel ini akan mengeksplorasi kekayaan Perjanjian Anugerah berdasarkan eksposisi Kitab Suci dan pemikiran teologi Reformed, serta menjelaskan bagaimana langit yang terbuka adalah jaminan bahwa Allah menyambut umat-Nya dalam kasih karunia-Nya yang tidak terbatas.

I. Dasar Alkitabiah dari Perjanjian Anugerah

1. Kejadian 3:15 – Injil yang Pertama

“Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya.”

Kejadian 3:15 sering disebut sebagai protoevangelium atau Injil yang pertama. Ayat ini merupakan deklarasi awal dari Perjanjian Anugerah. Meskipun manusia jatuh ke dalam dosa, Allah tidak meninggalkan mereka dalam kebinasaan. Ia menginisiasi rencana penebusan melalui keturunan perempuan, yaitu Yesus Kristus.

2. Kejadian 12:1-3 – Janji kepada Abraham

Dalam Kejadian 12, Allah memanggil Abram dan berjanji menjadikannya bangsa besar dan memberkati semua bangsa melalui keturunannya. Paulus menafsirkan janji ini dalam Galatia 3:16 sebagai janji yang digenapi dalam Kristus. Artinya, sejak awal, keselamatan berdasarkan iman dalam Kristus telah menjadi pusat dari Perjanjian Anugerah.

3. Yeremia 31:31-34 – Perjanjian Baru dalam Hati

Yeremia menubuatkan bahwa Allah akan membuat perjanjian baru, yang bukan ditulis di atas loh batu, tetapi di dalam hati manusia. Dalam teologi Reformed, ini dianggap sebagai perkembangan Perjanjian Anugerah menuju penggenapannya dalam Kristus dan Roh Kudus yang mendiami umat percaya.

II. Eksposisi Yohanes 1:51 – Langit yang Terbuka

“Sesungguhnya kamu akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia.” (Yohanes 1:51)

Ayat ini merujuk pada penglihatan Yakub dalam Kejadian 28. Yesus menyatakan bahwa Ia adalah tangga yang menghubungkan surga dan bumi. Dalam konteks ini, “langit terbuka” menunjukkan bahwa melalui Kristus, akses kepada Allah telah dibuka kembali. Inilah inti dari Perjanjian Anugerah: rekonsiliasi antara manusia dan Allah melalui perantara satu-satunya, Yesus Kristus.

III. Pandangan Teolog Reformed tentang Perjanjian Anugerah

1. John Calvin: Allah Sebagai Pribadi yang Mengikat Diri

Calvin melihat Perjanjian Anugerah sebagai ekspresi kasih Allah yang mengikat diri-Nya kepada umat manusia. Dalam Institutes of the Christian Religion, Calvin menegaskan bahwa Perjanjian Anugerah menunjukkan kemurahan Allah yang rela merendahkan diri-Nya untuk menjalin hubungan dengan manusia berdosa melalui Kristus.

“The covenant made with the fathers is so far from differing from ours in reality and substance, that it is altogether one and the same: it differs only in the mode of administration.” – Institutes, 2.10.2

Dengan kata lain, Perjanjian Anugerah berlaku konsisten dari Perjanjian Lama sampai Perjanjian Baru, hanya berbeda dalam bentuk pelaksanaannya.

2. Herman Witsius: Sistematik Perjanjian

Dalam karyanya The Economy of the Covenants, Witsius menguraikan bahwa Perjanjian Anugerah adalah perjanjian yang dibuat oleh Allah dengan umat pilihan-Nya dalam Kristus sebagai pengantara. Ia membedakan dengan tegas antara Perjanjian Karya (Covenant of Works) dengan Adam dan Perjanjian Anugerah setelah kejatuhan.

Menurut Witsius, semua penyelamatan adalah karena kasih karunia Allah melalui iman, bukan karena jasa manusia.

3. Louis Berkhof: Perjanjian sebagai Dasar Teologi Keselamatan

Berkhof menyatakan bahwa Perjanjian Anugerah adalah kerangka yang menyatukan seluruh rencana keselamatan Allah. Dalam Systematic Theology, ia menulis bahwa Perjanjian Anugerah “merupakan janji Allah kepada umat-Nya untuk memberikan keselamatan secara cuma-cuma berdasarkan karya Kristus yang akan datang.”

IV. Kekayaan Perjanjian Anugerah

1. Pengampunan Dosa dan Pembenaran

Dalam Roma 5:1 kita membaca:

“Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus.”

Perjanjian Anugerah memberi pengampunan total atas dosa dan pembenaran penuh di hadapan Allah. Ini bukan karena usaha manusia, tetapi karena kebenaran Kristus yang diperhitungkan kepada kita.

2. Hubungan Pribadi dengan Allah

Dalam Yohanes 17:3, Yesus berdoa:

“Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus.”

Melalui Perjanjian Anugerah, orang percaya memiliki akses langsung untuk mengenal Allah secara pribadi sebagai Bapa.

3. Warisan Kekal

Efesus 1:11 menegaskan bahwa dalam Kristus kita telah memperoleh warisan kekal. Semua yang dijanjikan dalam Perjanjian Anugerah—pengangkatan, kehidupan kekal, dan kemuliaan—menjadi milik semua orang percaya.

4. Pemeliharaan dan Kemenangan

Filipi 1:6 berkata:

“Akan hal ini aku yakin sepenuhnya, yaitu Ia yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus.”

Perjanjian Anugerah tidak bergantung pada kesetiaan manusia, melainkan pada kesetiaan Allah. Ia akan menyempurnakan pekerjaan keselamatan-Nya dalam umat-Nya.

V. Langit Terbuka: Simbol Permanen Perjanjian Anugerah

Gambaran "langit terbuka" bukan hanya puitis, tetapi realitas rohani. Dalam baptisan Yesus (Matius 3:16-17), langit terbuka, Roh Kudus turun, dan suara Bapa terdengar. Ini adalah momen Trinitas mengonfirmasi bahwa Kristus adalah Pengantara Perjanjian Anugerah.

Ketika Stefanus mati sebagai martir (Kisah Para Rasul 7:56), ia melihat langit terbuka dan Yesus berdiri di sisi kanan Allah. Ini memberikan jaminan bahwa dalam kematian pun, orang percaya disambut di hadirat Allah.

VI. Panggilan bagi Gereja dan Orang Percaya

1. Hidup dalam Iman dan Anugerah

Efesus 2:8-9 mengingatkan bahwa kita diselamatkan oleh anugerah melalui iman. Setiap hari, kita harus hidup dalam kesadaran bahwa kita berdiri di hadapan Allah bukan berdasarkan perbuatan, tetapi karena darah Kristus yang membuka langit bagi kita.

2. Mewartakan Injil Perjanjian

Sebagai umat Perjanjian, kita dipanggil menjadi saksi Injil. Dalam Matius 28:19-20, Amanat Agung diberikan kepada gereja untuk memberitakan anugerah Allah kepada segala bangsa.

3. Hidup Kudus dan Setia

1 Petrus 1:15 berkata:

“Tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu.”

Perjanjian Anugerah tidak membebaskan kita untuk hidup dalam dosa, tetapi mendorong kita untuk hidup dalam kekudusan sebagai respons kasih kepada Allah.

VII. Kesimpulan: Surga Terbuka, Hati Terbuka

“Heaven Opened!” adalah deklarasi surgawi bahwa keselamatan telah tersedia. Perjanjian Anugerah adalah manifestasi dari kasih Allah yang kekal, yang membuka jalan kepada-Nya melalui darah Kristus. Tidak ada lagi tirai yang memisahkan. Langit terbuka, dan Allah menyambut umat-Nya untuk masuk dalam kekayaan kasih karunia-Nya.

Sebagaimana dinyatakan oleh penulis Ibrani:

“Karena itu, marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.” (Ibrani 4:16)

Kiranya setiap orang percaya hidup dalam kekayaan Perjanjian Anugerah dengan penuh syukur, iman, dan ketaatan. Surga telah terbuka – mari kita masuk dan menikmati semua janji Allah dalam Kristus Yesus.

Next Post Previous Post