Ibrani 13:13: Panggilan Untuk Keluar Bersama Kristus

Ibrani 13:13: Panggilan Untuk Keluar Bersama Kristus

Ayat Kunci:
"Karena itu marilah kita pergi kepada-Nya di luar perkemahan dan menanggung kehinaan-Nya."
(Ibrani 13:13)

Pendahuluan

Surat Ibrani ditulis kepada orang-orang Kristen Yahudi yang sedang menghadapi tekanan dan godaan untuk kembali ke dalam sistem Yudaisme lama. Di tengah perjuangan mereka, penulis Ibrani memberikan seruan yang kuat dalam Ibrani 13:13, yaitu panggilan untuk meninggalkan kenyamanan perkemahan dan menanggung kehinaan demi Kristus. Ayat ini menjadi pusat dari teologi salib yang menuntut keteguhan, pengorbanan, dan kesetiaan kepada Tuhan Yesus di tengah dunia yang menolak Dia.

Artikel ini akan mengeksplorasi makna teologis dan praktis dari Ibrani 13:13 menurut pendekatan Reformed, dengan menelusuri konteks historis, latar belakang teologis, serta aplikasi relevan bagi gereja masa kini.

I. Konteks Historis dan Teologis

A. Latar Belakang Surat Ibrani

Surat Ibrani secara umum ditulis kepada orang-orang Kristen Yahudi yang mengalami tekanan dari komunitas mereka untuk kembali kepada sistem Yudaisme. Penulis menekankan superioritas Kristus atas segala hal dalam Perjanjian Lama—baik itu nabi, imam, korban, atau perjanjian itu sendiri.

Ibrani 13 merupakan bagian akhir surat yang berisi berbagai nasihat praktis. Namun, ayat 13 secara khusus mengandung sebuah penggilan radikal: "Marilah kita pergi kepada-Nya di luar perkemahan dan menanggung kehinaan-Nya." Ini merupakan ajakan untuk secara sadar meninggalkan sistem lama dan memihak kepada Kristus, bahkan jika itu berarti penderitaan.

B. Penggunaan Istilah “Di Luar Perkemahan”

Menurut William Lane dalam komentarnya atas Ibrani, frasa "di luar perkemahan" mengacu pada praktik dalam Perjanjian Lama di mana hewan korban yang darahnya dibawa ke tempat kudus, tubuhnya dibakar "di luar perkemahan" (lih. Imamat 16:27). Penulis Ibrani menghubungkan ini dengan Yesus yang "menderita di luar pintu gerbang" (ayat 12). Maka, ajakan "pergi kepada-Nya di luar perkemahan" adalah simbol penolakan dunia terhadap Yesus dan seruan bagi orang percaya untuk menerima nasib serupa.

II. Penjelasan Eksegetis Ibrani 13:13

A. “Karena itu…”

Kata sambung ini menunjukkan bahwa ayat 13 merupakan konsekuensi dari ayat sebelumnya. Ibrani 13:12 berkata, "Itulah sebabnya Yesus telah menderita di luar pintu gerbang untuk menguduskan umat-Nya dengan darah-Nya sendiri." Karena Kristus menderita di luar pintu gerbang, maka para pengikut-Nya pun dipanggil untuk mengidentifikasi diri dengan penderitaan itu.

B. “Marilah kita pergi kepada-Nya”

Ajakan ini bersifat kolektif dan aktif. Dalam bahasa Yunani, kata kerja "marilah kita pergi" adalah bentuk imperatif (prosechōmen), yang berarti tindakan yang disengaja dan sadar. Ajakan ini tidak hanya bersifat simbolik tetapi merupakan panggilan untuk tindakan nyata, yaitu mengidentifikasi diri dengan Kristus yang ditolak oleh dunia.

C. “Di luar perkemahan”

John Owen, salah satu tokoh Reformed Puritan, menafsirkan frasa ini sebagai panggilan untuk meninggalkan segala bentuk sistem keagamaan lama yang tidak lagi memuliakan Kristus. Ia menulis bahwa "kemah" melambangkan sistem keagamaan yang telah ditinggalkan oleh Tuhan—baik Yudaisme ataupun sistem gerejawi yang sudah mati secara rohani.

D. “Menanggung kehinaan-Nya”

Thomas Schreiner menjelaskan bahwa penderitaan orang percaya adalah bagian integral dari identitas Kristen. Menjadi murid Kristus berarti memikul salib (Lukas 9:23). Dalam konteks surat ini, kehinaan mengacu pada penolakan sosial, pengucilan, dan penderitaan fisik yang dialami oleh para pengikut Yesus. Dalam dunia yang memuliakan kekuasaan dan kehormatan, Kristus memanggil orang percaya untuk mengambil jalan yang terbalik: jalan kehinaan dan penderitaan.

III. Pandangan Teologi Reformed

A. Kesatuan Dengan Kristus Dalam Penderitaan

Menurut John Calvin, panggilan untuk pergi “di luar perkemahan” adalah simbol kesatuan dengan Kristus dalam penderitaan. Calvin menulis:

“Yesus tidak hanya memanggil kita untuk percaya kepada-Nya, tetapi juga untuk menanggung salib bersama-Nya, karena kesatuan kita dengan-Nya bukan hanya dalam kemuliaan tetapi juga dalam penderitaan.”

Teologi Reformed sangat menekankan kesatuan orang percaya dengan Kristus (union with Christ). Dalam penderitaan, kita disatukan dengan kematian-Nya, dan dalam pengharapan, kita akan disatukan dalam kebangkitan-Nya.

B. Penolakan Dunia Terhadap Kristus

Menurut Herman Bavinck, penderitaan orang percaya adalah konsekuensi dari posisi kita di dalam Kristus. Dunia yang telah jatuh dalam dosa akan selalu menolak terang. Maka, siapa pun yang berjalan dalam terang akan ditolak pula. Ini menjadi panggilan untuk kesetiaan yang radikal.

C. Panggilan Untuk Hidup Kudus

Ibrani 13:13 tidak hanya berbicara tentang penderitaan fisik, tetapi juga pemisahan dari sistem dunia. Teologi Reformed mengajarkan bahwa kekudusan bukan sekadar etika pribadi, tetapi sebuah identitas: kita telah dipisahkan bagi Allah. Dengan demikian, "pergi kepada-Nya di luar perkemahan" berarti menolak kompromi dunia demi kesetiaan penuh kepada Kristus.

IV. Aplikasi Praktis Bagi Gereja Masa Kini

A. Meninggalkan Kenyamanan Religiusitas Kosong

Banyak orang Kristen masa kini hidup nyaman dalam “perkemahan”—sebuah sistem gerejawi yang telah kehilangan kuasa Injil. Ajakan dalam Ibrani 13:13 menantang kita untuk meninggalkan segala bentuk kekristenan nominal demi hidup yang sungguh-sungguh dalam Kristus, walaupun harus menghadapi penolakan dan pengucilan.

B. Siap Menanggung Harga Mengikut Kristus

Mengikuti Kristus berarti siap menanggung kehinaan. Di tengah budaya yang semakin anti-Kristen, gereja dipanggil untuk tetap berdiri teguh dalam kebenaran, walaupun ditolak. Ini mencakup kesediaan untuk kehilangan posisi sosial, kenyamanan, bahkan nyawa demi Kristus.

C. Menghidupi Teologi Salib

Ibrani 13:13 adalah seruan untuk menghidupi teologi salib. Dalam Reformed theology, salib bukan hanya alat keselamatan, tetapi pola hidup. Kita dipanggil untuk memikul salib setiap hari—mengorbankan ego, kenyamanan, dan keinginan dunia demi kemuliaan Tuhan.

D. Komunitas yang Solid dalam Penderitaan

Penulis Ibrani menggunakan bentuk jamak: "Marilah kita pergi…". Ini menunjukkan bahwa penderitaan bersama Kristus bukanlah perjalanan individu semata, tetapi komunitas. Gereja harus menjadi tempat di mana penderitaan dibagi, penguatan diberikan, dan kasih Kristus nyata.

V. Kesaksian Sejarah Gereja

Sepanjang sejarah, para reformator menunjukkan teladan dalam menanggapi panggilan ini. Martin Luther bersedia dikucilkan dari Gereja Katolik Roma demi Injil. John Bunyan rela dipenjara selama 12 tahun demi memberitakan kebenaran. Mereka memilih “keluar dari perkemahan” dan menanggung “kehinaan Kristus”.

Hal ini relevan dalam konteks gereja kontemporer yang sedang mengalami tekanan dari budaya sekular. Gereja tidak boleh memilih jalan kompromi, melainkan kesetiaan kepada salib Kristus.

VI. Kesimpulan: Mengapa Kita Harus Pergi Kepada-Nya?

Ibrani 13:13 adalah seruan yang radikal namun penuh harapan. Kita dipanggil untuk keluar dari “perkemahan” dunia dan masuk ke dalam penderitaan bersama Kristus. Mengapa?

Karena Kristus telah lebih dahulu menderita di luar pintu gerbang untuk kita. Ia telah menguduskan kita dengan darah-Nya. Dengan mengikut Dia, kita tidak hanya masuk ke dalam penderitaan-Nya, tetapi juga kemuliaan-Nya yang kekal.

Teologi Reformed memanggil kita untuk melihat penderitaan bukan sebagai kegagalan iman, tetapi sebagai tanda kesatuan kita dengan Kristus. Ini adalah panggilan untuk gereja masa kini: meninggalkan kenyamanan, menanggung kehinaan, dan berjalan dalam kesetiaan kepada Tuhan yang telah menyerahkan diri-Nya bagi kita.

Next Post Previous Post