Diteguhkan dalam Iman Kristen

Diteguhkan dalam Iman Kristen

Pendahuluan

Kehidupan iman orang percaya tidak dapat dilepaskan dari tantangan, ujian, dan pergumulan. Kitab Suci menegaskan bahwa iman merupakan anugerah Allah yang bekerja dalam hati manusia melalui karya Roh Kudus (Efesus 2:8-9). Namun, iman itu bukanlah sesuatu yang statis. Iman harus bertumbuh, dipelihara, dan diteguhkan agar tidak goyah di tengah gelombang kehidupan dunia yang penuh pencobaan. Rasul Paulus berulang kali menekankan bahwa jemaat harus diteguhkan dalam iman supaya tidak mudah disesatkan oleh ajaran palsu (Kolose 2:7; 1 Tesalonika 3:2).

Tema “diteguhkan dalam iman” bukan hanya sekadar nasihat pastoral, melainkan sebuah doktrin penting yang menunjukkan kesinambungan antara karya penebusan Kristus, pemeliharaan Roh Kudus, dan respons umat dalam kehidupan sehari-hari. Dalam tradisi Reformed, peneguhan iman dipandang sebagai bagian dari doktrin perseverance of the saints (ketekunan orang kudus), yakni keyakinan bahwa orang percaya sejati akan dipelihara oleh Allah sampai akhir.

Tulisan ini bertujuan untuk menguraikan makna diteguhkan dalam iman berdasarkan eksposisi beberapa ayat Alkitab, meninjau pandangan para pakar teologi Reformed, dan menguraikan implikasi praktisnya bagi kehidupan gereja masa kini.

Kajian Biblika tentang Peneguhan Iman

1. Kolose 2:6-7

“Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia. Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur.”

Ayat ini menunjukkan bahwa peneguhan iman tidak terjadi dalam ruang hampa, melainkan melalui proses berakar, dibangun, dan bertumbuh di dalam Kristus. Paulus memakai tiga metafora:

  • Pertumbuhan organik: “berakar di dalam Dia” → menandakan kehidupan iman harus memiliki fondasi dalam Kristus.

  • Pertumbuhan struktural: “dibangun di atas Dia” → menunjuk pada pembangunan rohani seperti rumah yang ditopang fondasi kuat.

  • Peneguhan doktrinal: “bertambah teguh dalam iman” → menunjukkan bahwa iman harus dikokohkan melalui ajaran yang benar.

2. 1 Tesalonika 3:2-3

“Kami mengutus Timotius, saudara kita dan teman sekerja Allah dalam pemberitaan Injil Kristus, untuk menguatkan hatimu dan menasihatkan kamu tentang imanmu, supaya jangan ada orang yang goyah karena kesusahan-kesusahan ini.”

Dalam konteks penderitaan dan penganiayaan, Paulus menegaskan bahwa iman jemaat perlu diteguhkan agar tidak goyah. Peneguhan iman di sini erat kaitannya dengan penghiburan pastoral, pengajaran, dan ketekunan di tengah penderitaan.

3. 1 Petrus 5:9-10

“Lawanlah dia dengan iman yang teguh, sebab kamu tahu bahwa semua saudaramu di seluruh dunia menanggung penderitaan yang sama. Dan Allah, sumber segala kasih karunia, yang telah memanggil kamu ke dalam kemuliaan-Nya yang kekal dalam Kristus, akan melengkapi, meneguhkan, menguatkan dan mengokohkan kamu sesudah kamu menderita sebentar.”

Petrus menegaskan bahwa peneguhan iman adalah karya Allah sendiri. Setelah penderitaan, Allah sendirilah yang akan melengkapi, meneguhkan, menguatkan, dan mengokohkan umat-Nya.

Eksposisi Teologis dari Perspektif Reformed

1. Peneguhan Iman sebagai Karya Roh Kudus

John Calvin dalam Institutes of the Christian Religion menekankan bahwa iman sejati adalah anugerah Allah yang dipelihara oleh Roh Kudus. Menurut Calvin, manusia dalam kelemahan dan ketidakberdayaannya tidak mampu mempertahankan imannya tanpa karya Roh Kudus yang menopang. Peneguhan iman bukan semata usaha manusia, melainkan hasil dari pemeliharaan ilahi.

2. Perseverance of the Saints

Dalam teologi Reformed, doktrin ketekunan orang kudus (perseverance of the saints) menyatakan bahwa orang yang sungguh-sungguh dipilih Allah tidak akan murtad, melainkan akan dipelihara sampai akhir. Louis Berkhof dalam Systematic Theology menjelaskan bahwa peneguhan iman terjadi dalam konteks karya Allah yang tidak berubah. Orang percaya memang dapat jatuh dalam dosa, tetapi Allah akan memulihkan dan meneguhkan kembali mereka agar tidak jatuh total.

3. Sarana Peneguhan Iman

Menurut pandangan Reformed, Allah memakai sarana-sarana tertentu untuk meneguhkan iman umat-Nya:

  • Firman Allah: sebagai sumber kebenaran yang mengajarkan dan mengoreksi (2 Timotius 3:16-17).

  • Sakramen: Perjamuan Kudus dan Baptisan dipandang sebagai tanda dan meterai anugerah Allah yang meneguhkan iman. Calvin menyebut Perjamuan Kudus sebagai “makanan rohani” yang memperkuat iman.

  • Doa: sebagai sarana komunikasi dengan Allah, di mana Roh Kudus meneguhkan iman melalui permohonan dan pengharapan umat.

  • Persekutuan gereja: pengajaran, nasihat, dan penghiburan dalam tubuh Kristus menolong umat untuk bertumbuh bersama.

4. Peneguhan Iman dalam Konteks Pergumulan

Martyn Lloyd-Jones menekankan bahwa iman yang teguh seringkali justru lahir melalui penderitaan. Dalam bukunya Spiritual Depression, ia menulis bahwa pencobaan dan penderitaan adalah alat Allah untuk memurnikan iman umat. Dengan demikian, peneguhan iman bukanlah sekadar bebas dari masalah, melainkan kemampuan untuk bertahan dalam kebenaran di tengah badai hidup.

Implikasi Praktis Bagi Kehidupan Orang Percaya

1. Pentingnya Doktrin yang Benar

Orang percaya tidak dapat diteguhkan dalam iman jika tidak memiliki pemahaman yang benar tentang Firman Allah. Gereja harus menekankan pengajaran Alkitabiah yang murni, bukan hanya pengalaman emosional atau tradisi manusia.

2. Kesetiaan dalam Ibadah dan Sakramen

Partisipasi aktif dalam ibadah, Perjamuan Kudus, dan doa bersama merupakan sarana penting untuk diteguhkan dalam iman. Melalaikan ibadah akan membuat iman menjadi rapuh.

3. Ketekunan di Tengah Penderitaan

Orang percaya dipanggil untuk melihat penderitaan sebagai sarana Allah meneguhkan iman, bukan sebagai tanda ketiadaan kasih Allah. Seperti perak dimurnikan dalam api, demikian iman dimurnikan dalam pencobaan.

4. Kehidupan Persekutuan

Peneguhan iman tidak terjadi dalam isolasi. Gereja adalah tubuh Kristus di mana setiap anggota saling menguatkan. Ibrani 10:25 menegaskan pentingnya untuk tidak menjauhkan diri dari pertemuan ibadah.

Kesimpulan

Diteguhkan dalam iman adalah panggilan sekaligus anugerah. Secara Alkitabiah, peneguhan iman melibatkan karya Allah yang menopang umat-Nya, penggunaan sarana anugerah (Firman, sakramen, doa, persekutuan), serta ketekunan dalam menghadapi penderitaan. Perspektif Reformed menekankan bahwa iman yang sejati akan terus dipelihara oleh Allah sampai pada akhirnya, sehingga orang percaya tidak akan kehilangan keselamatan.

Dengan demikian, peneguhan iman bukan hanya tanggung jawab pribadi, melainkan juga karya komunitas gereja dan terutama karya Allah sendiri yang setia. Orang percaya dipanggil untuk berakar dalam Kristus, dibangun dalam kebenaran, dan hidup dalam syukur, sehingga iman mereka semakin kokoh menghadapi tantangan zaman.

Next Post Previous Post