Apa Yang Dikatakan Alkitab Tentang Doktrin Anugerah
.jpg)
Pendahuluan: Kasih Karunia sebagai Tema Besar Alkitab
Jika kita meringkas keseluruhan isi Alkitab dalam satu kata, maka kata itu adalah “anugerah.”
Seluruh kisah penebusan — dari Kejadian hingga Wahyu — merupakan kisah tentang Allah yang berinisiatif menyelamatkan manusia berdosa yang tidak layak diselamatkan.
Namun, bagaimana Alkitab menggambarkan cara kerja anugerah itu?
Apakah manusia memiliki peran dalam memulai keselamatan, ataukah itu sepenuhnya pekerjaan Allah?
Inilah pertanyaan yang dijawab oleh Doctrines of Grace — sebuah sistem teologis Reformed yang menekankan kedaulatan Allah dalam keselamatan manusia. Doktrin ini bukan hasil spekulasi manusia, melainkan lahir dari pembacaan yang setia terhadap Kitab Suci.
Seperti yang dikatakan R.C. Sproul,
“Reformed theology is nothing more and nothing less than biblical theology.”
(“Teologi Reformed tidak lain dan tidak bukan adalah teologi Alkitabiah itu sendiri.”)
I. Dasar Alkitabiah dari Doktrin Anugerah
Sebelum kita membahas kelima poinnya (TULIP), penting untuk memahami fondasinya.
Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa keselamatan adalah karya Allah dari awal sampai akhir.
-
Efesus 2:8-9 (AYT)
“Sebab, karena kasih karunia kamu diselamatkan melalui iman, dan itu bukan hasil usahamu, melainkan pemberian Allah; itu bukan hasil pekerjaanmu, supaya tidak ada seorang pun yang dapat memegahkan diri.”
-
Roma 11:36
“Sebab, segala sesuatu adalah dari Dia, oleh Dia, dan kepada Dia. Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya.”
Dari dua ayat ini saja kita sudah melihat bahwa keselamatan bukan kerja sama antara manusia dan Allah (synergism), melainkan sepenuhnya karya Allah (monergism).
Manusia tidak berkontribusi apa pun selain dosa yang membuatnya butuh diselamatkan.
II. Total Depravity – Kerusakan Total Manusia
Eksposisi Alkitabiah
Kerusakan total bukan berarti manusia sejahat mungkin, tetapi bahwa setiap aspek keberadaan manusia telah tercemar oleh dosa — pikiran, kehendak, emosi, dan keinginannya.
Manusia tidak bisa, dan tidak mau, mencari Allah tanpa anugerah yang mendahului.
-
Roma 3:10-12
“Tidak ada yang benar, seorang pun tidak. Tidak ada seorang pun yang mengerti; tidak ada seorang pun yang mencari Allah.”
-
Efesus 2:1
“Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu.”
Kata “mati” di sini bukan metaforis ringan; dalam bahasa Yunani (nekros) menunjuk pada kondisi total tanpa kehidupan rohani. Seorang yang mati tidak dapat menolong dirinya sendiri.
Pandangan Teolog Reformed
John Calvin dalam Institutes menulis:
“Hati manusia adalah pabrik berhala. Semua pikiran kita sejak lahir sampai mati cenderung melawan Allah.”
Augustinus sebelum Calvin pun sudah menegaskan:
“Tanpa kasih karunia, kehendak manusia bukan bebas, melainkan terikat oleh dosa.”
Louis Berkhof menambahkan:
“Kerusakan total berarti manusia kehilangan kemampuan moral untuk berpaling kepada Allah. Hanya regenerasi yang dapat memulihkan kemampuannya untuk merespons panggilan ilahi.”
Aplikasi Teologis
Doktrin ini menghancurkan setiap kebanggaan rohani. Kita tidak datang kepada Kristus karena kita lebih bijak atau lebih saleh daripada orang lain, melainkan karena Allah terlebih dahulu menghidupkan kita yang mati.
Kasih karunia bukan sekadar bantuan, tetapi penciptaan baru.
III. Unconditional Election – Pemilihan Tanpa Syarat
Eksposisi Alkitabiah
Pemilihan adalah keputusan kekal Allah untuk menyelamatkan orang-orang tertentu dari dosa, bukan berdasarkan perbuatan atau iman mereka, tetapi semata karena kasih karunia-Nya.
-
Efesus 1:4-5
“Sebab, di dalam Kristus, Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan… Ia telah menentukan kita dari semula untuk menjadi anak-anak-Nya melalui Yesus Kristus sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya.”
-
Roma 9:11-16
“Sebab, waktu anak-anak itu belum dilahirkan dan belum melakukan yang baik atau yang jahat, supaya rencana Allah tentang pemilihan berdasarkan kasih karunia tetap berlaku… bukan karena perbuatan, tetapi karena Dia yang memanggil.”
Pemilihan ini tidak bersyarat, artinya tidak didasarkan pada apa pun dalam diri manusia, melainkan hanya pada kehendak Allah yang berdaulat.
Pandangan Teolog Reformed
John Calvin menulis:
“Pemilihan bukanlah karena Allah melihat siapa yang akan percaya, melainkan karena Dia menaruh kasih kepada mereka yang sebenarnya tidak layak dikasihi.”
R.C. Sproul menjelaskan:
“Jika Allah memilih berdasarkan apa yang akan dilakukan manusia, maka anugerah bukan lagi anugerah, melainkan upah.”
Martyn Lloyd-Jones menegaskan:
“Pemilihan adalah ekspresi kasih Allah yang murni. Tanpa itu, tidak ada seorang pun yang akan datang kepada-Nya.”
Aplikasi Teologis
Doktrin ini bukan untuk menimbulkan kesombongan, tetapi untuk merendahkan diri dan meninggikan Allah.
Pemilihan tidak meniadakan tanggung jawab manusia, karena yang dipilih pasti akan dipanggil dan diubahkan untuk hidup kudus.
IV. Limited Atonement – Penebusan yang Efektif
Eksposisi Alkitabiah
Istilah ini sering disalahpahami. “Terbatas” bukan berarti kekurangan kuasa, tetapi bahwa penebusan Kristus memiliki tujuan yang pasti: menyelamatkan umat pilihan secara efektif.
-
Yohanes 10:14-15
“Aku mengenal domba-domba-Ku, dan domba-domba-Ku mengenal Aku… Aku memberikan nyawa-Ku bagi domba-domba-Ku.”
-
Matius 1:21
“Ia akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.”
-
Efesus 5:25
“Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya.”
Kristus tidak mati untuk “mencoba menyelamatkan semua,” tetapi untuk menebus dengan pasti mereka yang telah diberikan Bapa kepada-Nya.
Pandangan Teolog Reformed
John Owen dalam The Death of Death in the Death of Christ menulis:
“Penebusan Kristus tidak gagal. Ia tidak mati sia-sia. Jika Kristus mati untuk semua tanpa kecuali, dan tidak semua diselamatkan, maka karya salib itu tidak efektif.”
Charles Spurgeon berkata:
“Aku percaya Kristus menebus semua orang, tetapi hanya orang pilihan yang ditebus secara efektif. Jika penebusan itu bersyarat pada manusia, maka salib kehilangan kepastian kuasa-Nya.”
Aplikasi Teologis
Penebusan terbatas memberikan jaminan keselamatan yang pasti.
Kristus tidak hanya membuka jalan; Ia membawa umat-Nya masuk ke dalam keselamatan.
Kasih Kristus bukan abstrak, tetapi pribadi dan efektif.
V. Irresistible Grace – Anugerah yang Tak Tertahankan
Eksposisi Alkitabiah
Ini adalah ajaran bahwa ketika Allah memanggil seseorang secara efektif melalui Roh Kudus, panggilan itu tidak dapat ditolak secara akhirnya.
Manusia memang bisa menolak secara lahiriah, tetapi ketika Roh bekerja dalam hati, Ia menaklukkan kehendak manusia untuk mau datang kepada Kristus.
-
Yohanes 6:37
“Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan siapa pun yang datang kepada-Ku tidak akan Kubuang.”
-
Yohanes 6:44
“Tidak ada seorang pun yang dapat datang kepada-Ku, kalau tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku.”
Kata “ditarik” (helkÅ) dalam bahasa Yunani berarti menarik dengan kuasa yang tak tertahankan — seperti jala menarik ikan (Yoh. 21:6).
Inilah karya Roh Kudus yang melunakkan hati batu menjadi hati daging (Yehezkiel 36:26).
Pandangan Teolog Reformed
Jonathan Edwards menjelaskan:
“Roh Kudus tidak memaksa manusia melawan kehendaknya, melainkan mengubah kehendaknya supaya dengan sukarela datang kepada Kristus.”
John Murray berkata:
“Efektif calling bukanlah paksaan, melainkan transformasi. Allah membuat manusia rela karena Ia membaharui kehendaknya.”
Aplikasi Teologis
Anugerah tak tertahankan menumbuhkan penghiburan besar.
Kita tidak akan pernah kehilangan keselamatan karena yang memanggil kita adalah Allah yang berdaulat.
Ketika Ia menarik, Ia juga memelihara hingga akhir (Filipi 1:6).
VI. Perseverance of the Saints – Ketekunan Orang Kudus
Eksposisi Alkitabiah
Doktrin ini mengajarkan bahwa orang yang benar-benar diselamatkan akan bertahan dalam iman sampai akhir, karena Allah yang memulai pekerjaan baik itu akan menyelesaikannya.
-
Yohanes 10:28-29
“Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka, dan mereka tidak akan binasa selama-lamanya, dan tidak seorang pun dapat merebut mereka dari tangan-Ku.”
-
Filipi 1:6
“Dia yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu akan menyelesaikannya sampai pada hari Kristus Yesus.”
-
1 Petrus 1:5
“Kamu dipelihara oleh kuasa Allah melalui iman untuk keselamatan.”
Ketekunan bukan berarti orang percaya tidak akan jatuh, tetapi bahwa mereka tidak akan pernah jatuh total dan akhirnya.
Pandangan Teolog Reformed
John Calvin menulis:
“Mereka yang benar-benar disatukan dengan Kristus akan tetap tinggal di dalam-Nya karena kekuatan pemeliharaan Allah.”
R.C. Sproul menjelaskan:
“Kita mungkin tersandung, tetapi kita tidak akan pernah keluar dari anugerah. Ketekunan adalah bukti bahwa keselamatan adalah karya Allah, bukan hasil usaha kita.”
Martyn Lloyd-Jones berkata:
“Ketekunan orang kudus adalah ketekunan Allah dalam diri orang kudus.”
Aplikasi Teologis
Ketekunan memberi jaminan dan dorongan moral.
Kita berjuang bukan untuk mempertahankan keselamatan, tetapi karena kita telah diselamatkan.
Kasih karunia yang memanggil adalah kasih karunia yang memelihara.
VII. Doctrines of Grace dan Kristus sebagai Pusat
Semua doktrin ini menemukan puncaknya dalam pribadi Yesus Kristus.
Ia adalah Pemilihan Allah yang sejati, Penebusan yang sempurna, dan Anugerah yang hidup.
Geerhardus Vos menulis:
“Keselamatan bukan sekadar serangkaian langkah logis, tetapi karya satu Pribadi — Kristus yang menggenapi seluruh rencana keselamatan dari kekekalan.”
Yesus berkata:
“Aku telah datang untuk melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku, dan untuk menyelesaikan pekerjaan-Nya.” (Yohanes 4:34)
Setiap aspek Doctrines of Grace menyoroti Kristus:
-
Total Depravity → kita butuh Kristus.
-
Unconditional Election → Allah memilih kita di dalam Kristus.
-
Limited Atonement → Kristus mati untuk domba-domba-Nya.
-
Irresistible Grace → Kristus menarik kita datang kepada-Nya.
-
Perseverance of the Saints → Kristus memelihara kita sampai akhir.
VIII. Implikasi Pastoral dan Etis
1. Rendah Hati di Hadapan Allah
Tidak ada ruang untuk kesombongan rohani. Semua adalah kasih karunia.
1 Korintus 4:7:
“Apa yang kamu punyai yang tidak kamu terima?”
2. Penghiburan dalam Penderitaan
Anugerah Allah yang berdaulat memberi jaminan bahwa segala sesuatu bekerja mendatangkan kebaikan bagi mereka yang dipanggil (Roma 8:28-30).
3. Dorongan untuk Misi dan Penginjilan
Sebaliknya dari tuduhan bahwa doktrin ini membuat pasif, teologi Reformed justru mendorong misi, karena kita yakin Allah akan menyelamatkan umat-Nya melalui pemberitaan Injil.
Kisah Para Rasul 18:10:
“Sebab, di kota ini banyak umat-Ku.”
Charles Spurgeon berkata:
“Pemilihan Allah adalah jaminan bahwa penginjilan tidak sia-sia, sebab Allah memiliki umat yang akan mendengar dan percaya.”
4. Kekudusan Hidup
Anugerah yang sejati tidak menghasilkan kelalaian moral, melainkan kehidupan baru yang bersyukur dan taat.
Titus 2:11-12:
“Kasih karunia Allah telah menyelamatkan… mendidik kita untuk meninggalkan kefasikan dan hidup bijaksana.”
IX. Refleksi Akhir: Anugerah yang Mengalahkan Semua
Dalam keseluruhan kisah Alkitab, kita melihat pola yang konsisten: manusia gagal, tetapi Allah beranugerah.
Adam jatuh — Allah menutupi.
Israel memberontak — Allah memulihkan.
Kita berdosa — Kristus menebus.
Doctrines of Grace bukanlah sistem dingin, tetapi lagu kasih karunia Allah yang lembut namun berdaulat.
J.I. Packer menulis:
“Doctrines of Grace adalah Injil dalam bentuk teologis. Siapa pun yang menolak kasih karunia yang berdaulat sebenarnya menolak Injil itu sendiri.”
John Piper menambahkan:
“Kasih karunia Allah tidak hanya menolong kita mencapai tujuan, tetapi menjadi alasan mengapa kita mencapai tujuan itu.”
Kesimpulan: Soli Deo Gloria
Pada akhirnya, semua doktrin ini bermuara pada satu seruan:
Soli Deo Gloria — Kemuliaan hanya bagi Allah.
-
Karena pemilihan tanpa syarat, kita bersyukur kepada Allah yang memilih.
-
Karena penebusan yang efektif, kita bermegah dalam salib Kristus.
-
Karena anugerah yang tak tertahankan, kita datang kepada-Nya dengan sukacita.
-
Karena ketekunan orang kudus, kita berjalan dengan keyakinan.
Anugerah bukan sekadar doktrin, tetapi napas kehidupan orang percaya.
Dan seperti dikatakan John Newton, pengarang Amazing Grace:
“Aku bukanlah seperti yang seharusnya, tetapi oleh anugerah Allah, aku bukan seperti dulu lagi.”
Penutup Doa
Kiranya setiap pembaca yang mempelajari Doctrines of Grace tidak hanya memahami sistem teologi, tetapi menyembah Allah yang penuh kasih karunia.
Sebab, anugerah yang sejati tidak berhenti di kepala, tetapi mengalir ke hati dan keluar melalui hidup yang memuliakan Dia.
“Sebab dari Dia, oleh Dia, dan kepada Dia segala sesuatu.
Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya.”
(Roma 11:36)