DOKTRIN KRISTUS (5) - PEMULIAAN KRISTUS DAN KENAIKAN KE SURGA

oleh : Pdt. Budi Asali M.Div.
DOKTRIN KRISTUS(5) - PEMULIAAN KRISTUS DAN KENAIKAN KE SURGADOKTRIN KRISTUS (5). PEMULIAAN KRISTUS:
PELAJARAN V:
THE EXALTATION OF CHRIST
(PEMULIAAN KRISTUS) 

Ada 4 tahap pemuliaan Kristus: 

I) Kebangkitan. 

A)Hal-hal yang terjadi pada saat kebangkitan.

1) Tubuh dan jiwa Kristus bersatu kembali dan Kristus hidup kembali.

Tetapi bukan hanya itu yang terjadi, karena kalau hanya itu yang terjadi, maka dalam Kis 26:23 1Kor 15:20,23 Kolose 1:18 Wahyu 1:5 Yesus tidak bisa dikatakan sebagai yang sulung / yang pertamabangkit dari antara orang mati, karena ada banyak orang yang pernah dibangkitkan sebelum kebangkitan Kristus, yaitu:

a) Anak janda di Sarfat yang dibangkitkan oleh Elia (1Raja 17:17-24).

b) Anak perempuan Sunem yang dibangkitkan oleh Elisa (2Raja 4:18-37).

c) Mayat yang terkena tulang Elisa (2Raja 13:21).

d) Anak Yairus yang dibangkitkan oleh Yesus (Markus 5:21-43).

e) Anak janda di Nain yang dibangkitkan oleh Yesus (Lukas 7:11-17).

f) Lazarus yang dibangkitkan oleh Yesus (Yohanes 11:1-44).

g) Mayat-mayat orang kudus yang bangkit pada waktu Yesus mati (Mat 27:52-53).

Kisah Para Rasul 26:23 - “yaitu, bahwa Mesias harus menderita sengsara dan bahwa Ia adalah yang pertamayang akan bangkit dari antara orang mati, dan bahwa Ia akan memberitakan terang kepada bangsa ini dan kepada bangsa-bangsa lain.’”.

1Kor 15:20,23 - “(20) Tetapi yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal. ... (23) Tetapi tiap-tiap orang menurut urutannya: Kristus sebagai buah sulung; sesudah itu mereka yang menjadi milikNya pada waktu kedatanganNya.”.

Kol 1:18 - “Ialah kepala tubuh, yaitu jemaat. Ialah yang sulung, yang pertama bangkit dari antara orang mati, sehingga Ia yang lebih utama dalam segala sesuatu.”.

Wah 1:5 - “dan dari Yesus Kristus, Saksi yang setia, yang pertama bangkit dari antara orang mati dan yang berkuasa atas raja-raja bumi ini. Bagi Dia, yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darahNya -”.

2) Terjadi perubahan pada tubuh Kristus dimana Ia diangkat ke suatu posisi yang lebih tinggi. Dengan demikian ada perbedaan kwalitet antara tubuh Yesus sebelum dan sesudah kebangkitan.

Perhatikan ayat-ayat di bawah ini:

a) Luk 24:16 Yoh 20:14,15 Yoh 21:4 menunjukkan bahwa setelah kebangkitanNya Yesus sering tidak dikenali.

Luk 24:16 - “Tetapi ada sesuatu yang menghalangi mata mereka, sehingga mereka tidak dapat mengenal Dia.”.

Yoh 20:14,15 - “(14) Sesudah berkata demikian ia menoleh ke belakang dan melihat Yesus berdiri di situ, tetapi ia tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus. (15) Kata Yesus kepadanya: ‘Ibu, mengapa engkau menangis? Siapakah yang engkau cari?’ Maria menyangka orang itu adalah penunggu taman, lalu berkata kepadaNya: ‘Tuan, jikalau tuan yang mengambil Dia, katakanlah kepadaku, di mana tuan meletakkan Dia, supaya aku dapat mengambilNya.’”.

Yoh 21:4 - “Ketika hari mulai siang, Yesus berdiri di pantai; akan tetapi murid-murid itu tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus.”.

b) Mark 16:12 mengatakan bahwa setelah kebangkitanNya, Yesus menampakkan diri ‘dalam rupa yang lain’.

Mark 16:12 - “Sesudah itu Ia menampakkan diri dalam rupa yang lain kepada dua orang dari mereka, ketika keduanya dalam perjalanan ke luar kota.”.

Catatan: perlu diingat bahwa ayat ini termasuk dalam Mark 16:9-20, yang merupakan bagian Alkitab yang diperdebatkan keasliannya.

c) Luk 24:31,36 dan Yoh 20:19,26 menunjukkan bahwa setelah kebangkitanNya Yesus bisa muncul dan lenyap dengan tiba-tiba.

Luk 24:31,36 - “(31) Ketika itu terbukalah mata mereka dan merekapun mengenal Dia, tetapi Ia lenyap dari tengah-tengah mereka. ... (36) Dan sementara mereka bercakap-cakap tentang hal-hal itu, Yesus tiba-tiba berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata kepada mereka: ‘Damai sejahtera bagi kamu!’”.

Yoh 20:19,26 - “(19) Ketika hari sudah malam pada hari pertama minggu itu berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi. Pada waktu itu datanglah Yesus dan berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: ‘Damai sejahtera bagi kamu!’ ... (26) Delapan hari kemudian murid-murid Yesus berada kembali dalam rumah itu dan Tomas bersama-sama dengan mereka. Sementara pintu-pintu terkunci, Yesus datang dan Ia berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: ‘Damai sejahtera bagi kamu!’”.

d) 1Korintus 15:35-44 menunjukkan perbedaan kwalitet antara tubuh sekarang dan tubuh kemuliaan.

1Kor 15:35-44 - “(35) Tetapi mungkin ada orang yang bertanya: ‘Bagaimanakah orang mati dibangkitkan? Dan dengan tubuh apakah mereka akan datang kembali?’ (36) Hai orang bodoh! Apa yang engkau sendiri taburkan, tidak akan tumbuh dan hidup, kalau ia tidak mati dahulu. (37) Dan yang engkau taburkan bukanlah tubuh tanaman yang akan tumbuh, tetapi biji yang tidak berkulit, umpamanya biji gandum atau biji lain. (38) Tetapi Allah memberikan kepadanya suatu tubuh, seperti yang dikehendakiNya: Ia memberikan kepada tiap-tiap biji tubuhnya sendiri. (39) Bukan semua daging sama: daging manusia lain dari pada daging binatang, lain dari pada daging burung, lain dari pada daging ikan. (40) Ada tubuh sorgawi dan ada tubuh duniawi, tetapi kemuliaan tubuh sorgawi lain dari pada kemuliaan tubuh duniawi. (41) Kemuliaan matahari lain dari pada kemuliaan bulan, dan kemuliaan bulan lain dari pada kemuliaan bintang-bintang, dan kemuliaan bintang yang satu berbeda dengan kemuliaan bintang yang lain. (42) Demikianlah pula halnya dengan kebangkitan orang mati. Ditaburkan dalam kebinasaan, dibangkitkan dalam ketidakbinasaan. (43) Ditaburkan dalam kehinaan, dibangkitkan dalam kemuliaan. Ditaburkan dalam kelemahan, dibangkitkan dalam kekuatan. (44) Yang ditaburkan adalah tubuh alamiah, yang dibangkitkan adalah tubuh rohaniah. Jika ada tubuh alamiah, maka ada pula tubuh rohaniah.”.

e) Filipi 3:21 menunjukkan bahwa Yesus mempunyai ‘tubuh yang mulia’.

Fil 3:21 - “yang akan mengubah tubuh kita yang hina ini, sehingga serupa dengan tubuhNya yang mulia, menurut kuasaNya yang dapat menaklukkan segala sesuatu kepada diriNya.”.

Semua orang lain yang bangkit sebelum kedatangan Kristus yang keduakalinya, hanya mengalami penyatuan kembali tubuh dengan jiwanya, tetapi tidak mengalami perubahan tubuh menjadi tubuh kebangkitan. Karena itu, Kristus bisa disebut ‘yang sulung’ / ‘yang pertama’ bangkit dari antara orang mati.


1) Musuh (Iblis dan maut) sudah dikalahkan (Kej 3:15 1Kor 15:57).

Kej 3:15 - “Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya.’”.

1Korintus 15:57 - “Tetapi syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.”.

Catatan: baca kontext dari ayat ini.

a) Baik Iblis maupun maut sebetulnya sudah dikalahkan pada waktu Yesus bangkit dari antara orang mati. Tetapi sekarang Iblis dan maut masih diberi kesempatan untuk mena­kut-nakuti / menggoda manusia. Pada kedatangan Kristus yang kedua, barulah maut dihancurkan selama-lamanya (1Kor 15:53-55 Wah 21:4) dan Iblis dibuang ke dalam neraka (2Tes 2:8 Wah 20:10), sehingga tidak lagi bisa menggoda kita. Ini adalah sesuatu yang sudah pasti akan terjadi, dan hal ini bahkan diketahui dan diakui oleh setan sen­diri (Mat 8:29).

1Kor 15:53-55 - “(53) Karena yang dapat binasa ini harus mengenakan yang tidak dapat binasa, dan yang dapat mati ini harus mengenakan yang tidak dapat mati. (54) Dan sesudah yang dapat binasa ini mengenakan yang tidak dapat binasa dan yang dapat mati ini mengenakan yang tidak dapat mati, maka akan genaplah firman Tuhan yang tertulis: ‘Maut telah ditelan dalam kemenangan. (55) Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?’”.

Wahyu 21:4 - “Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu.’”.

2Tes 2:8 - “pada waktu itulah si pendurhaka baru akan menyatakan dirinya, tetapi Tuhan Yesus akan membunuhnya dengan nafas mulutNya dan akan memusnahkannya, kalau Ia datang kembali.”.

Wahyu 20:10 - “dan Iblis, yang menyesatkan mereka, dilemparkan ke dalam lautan api dan belerang, yaitu tempat binatang dan nabi palsu itu, dan mereka disiksa siang malam sampai selama-lamanya.”.

Mat 8:29 - “Dan mereka itupun berteriak, katanya: ‘Apa urusanMu dengan kami, hai Anak Allah? Adakah Engkau ke mari untuk menyiksa kami sebelum waktunya?’”.

b) Karena itu orang kristen tidak boleh takut kepada setan maupun kepada kematian. Bagi orang kristen kematian bukan lagi hukuman dosa, tetapi merupakan pintu gerbang menuju surga.

2) Hutang dosa telah dibayar lunas dan pembayarannya telah diterima oleh Allah.

a) Yesus membayar hutang dosa kepada Allah, bukan kepada setan!

Ini perlu ditekankan karena adanya ajaran yang mengatakan bahwa pada waktu manusia jatuh ke dalam dosa, manusia menjadi milik setan. Karena itu Yesus mati untuk membayar kepada setan supaya bisa mendapatkan manusia kembali.

Ini adalah ajaran yang salah / sesat, karena pada waktu manusia berbuat dosa, manusia berbuat dosa kepada Allah, bukan kepada setan. Karena itu pembayaran hutang dosa jelas harus ditujukan kepada Allah. Setan sama sekali tidak berhak menerima pembayaran hutang dosa itu!

b) Kalau pembayaran itu tidak diterima oleh Allah, atau kalau hutang dosa itu belum lunas, maka Yesus harus tetap ada di dalam kematian yang merupakan upah dosa (Ro 6:23). Bahwa Iabisa bangkit, menunjukkan bahwa pembayaran hutang itu telah diterima oleh Allah, dan hutang dosa manusia (elect/ orang pilihan) sudah betul-betul lunas. Karena itu, fakta bahwa Yesus sudah bangkit dari antara orang mati menjamin keselamatan kita!

3) Menunjukkan apa yang akan dialami oleh orang-orang yang percaya kepada Kristus. Kebangkitan Kristus merupakan pola yang akan diikuti oleh orang yang percaya kepadaNya (Ro 6:4,5,8 1Kor 6:14 1Kor 15:20-23 2Kor 4:14 Fil 3:21 Kol 2:12).

Ro 6:4,5,8 - “(4) Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru. (5) Sebab jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematianNya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitanNya. ... (8) Jadi jika kita telah mati dengan Kristus, kita percaya, bahwa kita akan hidup juga dengan Dia.”.

1Korintus 6:14 - “Allah, yang membangkitkan Tuhan, akan membangkitkan kita juga oleh kuasaNya.”.

1Kor 15:20-23 - “(20) Tetapi yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal. (21) Sebab sama seperti maut datang karena satu orang manusia, demikian juga kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia. (22) Karena sama seperti semua orang mati dalam (persekutuan dengan) Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam (persekutuan dengan) Kristus. (23) Tetapi tiap-tiap orang menurut urutannya: Kristus sebagai buah sulung; sesudah itu mereka yang menjadi milikNya pada waktu kedatanganNya.”.

2Korintus 4:14 - “Karena kami tahu, bahwa Ia, yang telah membangkitkan Tuhan Yesus, akan membangkitkan kami juga bersama-sama dengan Yesus. Dan Ia akan menghadapkan kami bersama-sama dengan kamu kepada diriNya.”.

Fil 3:21 - “yang akan mengubah tubuh kita yang hina ini, sehingga serupa dengan tubuhNya yang mulia, menurut kuasaNya yang dapat menaklukkan segala sesuatu kepada diriNya.”.

Kol 2:12 - “karena dengan Dia kamu dikuburkan dalam baptisan, dan di dalam Dia kamu turut dibangkitkan juga oleh kepercayaanmu kepada kerja kuasa Allah, yang telah membangkitkan Dia dari orang mati.”.

4) Menunjukkan bahwa Yesus adalah Anak Allah (Ro 1:4).

Ro 1:4 - “dan menurut Roh kekudusan dinyatakan oleh kebangkitanNya dari antara orang mati, bahwa Ia adalah Anak Allah yang berkuasa, Yesus Kristus Tuhan kita.”.

C)Yang membangkitkan Kristus.

1) Allah Bapa (Galatia 1:1).

Gal 1:1 - “Dari Paulus, seorang rasul, bukan karena manusia, juga bukan oleh seorang manusia, melainkan oleh Yesus Kristus dan Allah, Bapa, yang telah membangkitkan Dia dari antara orang mati,”.

2) Kristus sendiri (Yoh 2:19-21 Yohanes 10:18 Yohanes 11:25).

Yoh 2:19-21 - “(19) Jawab Yesus kepada mereka: ‘Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali.’ (20) Lalu kata orang Yahudi kepadaNya: ‘Empat puluh enam tahun orang mendirikan Bait Allah ini dan Engkau dapat membangunnya dalam tiga hari?’ (21) Tetapi yang dimaksudkanNya dengan Bait Allah ialah tubuhNya sendiri.”.

Perhatikan kata-kata ‘Akuakan’ yang saya cetak dengan huruf besar itu!

Yoh 10:18 - “Tidak seorangpun mengambilnya dari padaKu, melainkan Aku memberikannya menurut kehendakKu sendiri. Aku berkuasa memberikannya dan berkuasa mengambilnya kembali. Inilah tugas yang Kuterima dari BapaKu.’”.

Yoh 11:25 - “Jawab Yesus: ‘Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepadaKu, ia akan hidup walaupun ia sudah mati,”.

Ayat-ayat tertentu mengatakan ‘Kristus bangkit’ menggunakan kata kerja aktif.

Roma 14:9 - “Sebab untuk itulah Kristus telah mati dan hidup kembali, supaya Ia menjadi Tuhan, baik atas orang-orang mati, maupun atas orang-orang hidup.”.

Kata Yunani yang diterjemahkan ‘hidup kembali’adalah EZESEN (yang berasal dari kata Yunani ZAO), suatu kata kerja aktif!

Kis 10:41 - “bukan kepada seluruh bangsa, tetapi kepada saksi-saksi, yang sebelumnya telah ditunjuk oleh Allah, yaitu kepada kami yang telah makan dan minum bersama-sama dengan Dia, setelah Ia bangkit dari antara orang mati.”.

Kata Yunani yang diterjemahkan ‘bangkit’ berasal dari kata Yunani ANASTENAI, yang lagi-lagi merupakan kata kerja aktif.

1Tes 4:14 - “Karena jikalau kita percaya, bahwa Yesus telah mati dan telah bangkit, maka kita percaya juga bahwa mereka yang telah meninggal dalam Yesus akan dikumpulkan Allah bersama-sama dengan Dia.”.

Kata Yunani yang diterjemahkan ‘bangkit’ adalah ANESTE, lagi-lagi merupakan kata kerja aktif.

3) Roh Kudus (Ro 8:11).

Roma 8:11 - “Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh RohNya, yang diam di dalam kamu.”.

John Murray (tentang Ro 8:11): “He that ‘raised up Jesus from the dead’ is without question the Father”[= Ia yang ‘membangkitkan Yesus dari antara orang mati’ tak diragukan adalah sang Bapa]- ‘The Epistle to the Romans’ (NICNT), hal 291.

Catatan: kata ‘Roh’ memang tidak mungkin merupakan subyek dari kata ‘membangkitkan’ karena kata ‘Roh’ berjenis kelamin netral (neuter), sedangkan kata ‘membangkitkan’ berjenis kelamin laki-laki (masculine).

John Murray (tentang Ro 8:11): “The text followed by the version expressly indicates that the Holy Spirit will be active in the resurrection - ‘through his Spirit that dwelleth in you’. Though the Father is the specific agent in the resurrection of believers as in that of Christ, this does not exclude the agency of the Holy Spirit. The persons of the Godhead are co-active in the acts of redemption and will be also in the consummating act. If we follow this textual variant, there is the further implication that the Holy Spirit was also active in the resurrection of Christ from the dead. The Father’s raising up of Christ is represented in this text as the guarantee that believers will be raised up, too. There is also the suggestion that the pattern provided by the resurrection of Christ is followed in the resurrection of believers (cf. Eph. 1:17ff.). Hence if the Holy Spirit is active in the resurrection of believers, it would follow that he was also active in the resurrection of Christ. For the latter supplies the basis and the pattern for the former.”[= Text yang diikuti oleh versi ini secara explicit menunjukkan bahwa Roh Kudus akan aktif dalam kebangkitan - ‘melalui RohNya yang tinggal / diam di dalam kamu’. Sekalipun Bapa adalah agen spesifik dalam kebangkitan orang-orang percaya seperti dalam kebangkitan Kristus, ini tidak mengeluarkan keagenan dari Roh Kudus. Pribadi-pribadi dari Allah bersama-sama aktif dalam tindakan-tindakan penebusan dan juga demikian dalam tindakan yang menyelesaikan / terakhir. Jika kita mengikuti perbedaan text ini, di sana ada petunjuk implicit yang lebih jauh bahwa Roh Kudus juga aktif dalam kebangkitan Kristus dari orang mati. Pembangkitan Kristus oleh Bapa digambarkan dalam text ini sebagai jaminan bahwa orang-orang percaya akan dibangkitkan juga. Disana juga ada suatu petunjuk bahwa pola yang disediakan oleh kebangkitan Kristus diikuti dalam kebangkitan orang-orang percaya (bdk. Ef 1:17-dst). Jadi, jika Roh Kudus aktif dalam kebangkitan orang-orang percaya, akibatnya Ia juga aktif dalam kebangkitan Kristus. Karena yang belakangan menyuplai dasar dan pola dari yang lebih dulu.] - ‘The Epistle to the Romans’ (NICNT), hal 292.

Kesimpulan: kebangkitan Kristus adalah pekerjaan dari Allah Tritunggal.

D)Penyangkalan terhadap kebangkitan Yesus.

1) Yesus sebetulnya tidak bangkit, tetapi mayatNya dicuri oleh murid-muridNya (Mat 28:11-15).

Mat 28:11-15 - “(11) Ketika mereka di tengah jalan, datanglah beberapa orang dari penjaga itu ke kota dan memberitahukan segala yang terjadi itu kepada imam-imam kepala. (12) Dan sesudah berunding dengan tua-tua, mereka mengambil keputusan lalu memberikan sejumlah besar uang kepada serdadu-serdadu itu (13) dan berkata: ‘Kamu harus mengatakan, bahwa murid-muridNya datang malam-malam dan mencuriNya ketika kamu sedang tidur. (14) Dan apabila hal ini kedengaran oleh wali negeri, kami akan berbicara dengan dia, sehingga kamu tidak beroleh kesulitan apa-apa.’ (15) Mereka menerima uang itu dan berbuat seperti yang dipesankan kepada mereka. Dan ceritera ini tersiar di antara orang Yahudi sampai sekarang ini.”.

Pandangan ini tidak masuk akal, sebab:

a) Adanya batu besar yang menutup kubur, meterai, dan penjagaan yang ketat (Mat 27:62-66).

Mat 27:62-66 - “(62) Keesokan harinya, yaitu sesudah hari persiapan, datanglah imam-imam kepala dan orang-orang Farisi bersama-sama menghadap Pilatus, (63) dan mereka berkata: ‘Tuan, kami ingat, bahwa si penyesat itu sewaktu hidupNya berkata: Sesudah tiga hari Aku akan bangkit. (64) Karena itu perintahkanlah untuk menjaga kubur itu sampai hari yang ketiga; jikalau tidak, murid-muridNya mungkin datang untuk mencuri Dia, lalu mengatakan kepada rakyat: Ia telah bangkit dari antara orang mati, sehingga penyesatan yang terakhir akan lebih buruk akibatnya dari pada yang pertama.’ (65) Kata Pilatus kepada mereka: ‘Ini penjaga-penjaga bagimu, pergi dan jagalah kubur itu sebaik-baiknya.’ (66) Maka pergilah mereka dan dengan bantuan penjaga-penjaga itu mereka memeterai kubur itu dan menjaganya.”.

Perlu diingat bahwa pada jaman itu penjaga yang lalai dalam tugasnya menghadapi hukuman mati (bdk. Kis 12:19 Kis 16:27).

Kis 12:19 - “Herodes menyuruh mencari Petrus, tetapi ia tidak ditemukan. Lalu Herodes menyuruh memeriksa pengawal-pengawal itu dan membunuh mereka. Kemudian ia berangkat dari Yudea ke Kaisarea dan tinggal di situ.”.

Kis 16:27 - “Ketika kepala penjara itu terjaga dari tidurnya dan melihat pintu-pintu penjara terbuka, ia menghunus pedangnya hendak membunuh diri, karena ia menyangka, bahwa orang-orang hukuman itu telah melarikan diri.”.

Karena itu tidak mungkin para penjaga kubur Yesus itu lalai dalam menjaga kubur sehingga mayat Yesus bisa dicuri.

b) Kain kapan tetap ada dalam kuburan (Yoh 20:5-7).

Yohanes 20:5-7 - “(5) Ia menjenguk ke dalam, dan melihat kain kapan terletak di tanah; akan tetapi ia tidak masuk ke dalam. (6) Maka datanglah Simon Petrus juga menyusul dia dan masuk ke dalam kubur itu. Ia melihat kain kapan terletak di tanah, (7) sedang kain peluh yang tadinya ada di kepala Yesus tidak terletak dekat kain kapan itu, tetapi agak di samping di tempat yang lain dan sudah tergulung.”.

Kalau murid-murid mencuri mayat Tuhan Yesus, pasti mereka tidak akan berlama-lama di dalam kubur. Mereka pasti tidak akan membuka kain kapan itu di dalam kuburan, tetapi akan membawa mayat Yesus beserta kain kapannya.

c) Selama 40 hari, berulang-ulang Yesus menampakkan diri.

d) Murid-murid mati syahid untuk Yesus.

Kalau murid-murid mencuri mayat Yesus, mereka pasti tahu bahwa Yesus adalah seorang pendusta, dan tidak mungkin mereka mau mati untuk seorang pendusta.

e) Kalau memang ada pencuri yang mencuri mayat Yesus pada waktu penjaga-penjaga sedang tertidur, dari mana para penjaga itu tahu bahwa yang mencuri adalah murid-murid Yesus? Dan kalaupun dari penyelidikan mereka akhirnya bisa tahu hal itu, mengapa mereka tidak berusaha menangkap murid-murid Yesus untuk mendapatkan mayat Yesus kembali?

2) Yesus tidak bangkit, tapi mayatNya dicuri oleh tentara Romawi / para pemimpin agama.

Pandangan ini juga tidak masuk akal, sebab:

a) Pada saat murid-murid mengatakan bahwa Yesus sudah bang­kit, pencuri mayat itu dengan mudah bisa menunjukkan mayat Yesus, dan membuktikan bahwa Yesus tidak bangkit. Tetapi ternyata hal ini tidak pernah mereka lakukan.

b) Selama 40 hari, berulang-ulang Yesus menampakkan diri.

3) Yesus tidak bangkit, tetapi sadar dari pingsanNya.

Pandangan ini juga tidak masuk akal, sebab:

a) Yesus mengalami luka-luka berat, baik karena pencambukan, penyaliban, maupun penusukan tombak.

b) Yesus ada dalam kubur seorang diri, tanpa makanan, minuman, obat-obatan, dan tidak ada dokter atau perawat yang menolongNya. Dalam situasi seperti ini, bagaimana mungkin Yesus justru menjadi ‘sembuh’ setelah hari yang ke tiga?

4) Yesus tidak bangkit, tetapi keluar dari persembunyianNya, sedangkan yang mati disalib adalah orang lain.

Pandangan ini juga tidak masuk akal, sebab:

a) Orang-orang yang membenci Yesus tidak mungkin keliru menyalibkan orang lain, karena orang yang benci pada seseo­rang pasti mengingat wajah musuhnya.

b) Murid-murid yang mencintai Yesus juga tidak mungkin keliru mengenali Guru mereka, sehingga mereka menjadi takut setelah Yesus mati.

c) Waktu Yesus ‘keluar dari persembunyianNya’, mayat Yesus palsu seharusnya tetap ada di dalam kubur. Tetapi kenyataannya adalah: kubur itu kosong.

5) Yesus tidak bangkit, murid-murid hanya mengalami halusina­si.

Pandangan ini juga tidak masuk akal, sebab:

a) Murid-murid tidak pernah mengharapkan kebangkitan Yesus.

b) ‘Halusinasi’ itu bisa dilihat oleh banyak orang sekaligus.

c) Dalam ‘halusinasi’ itu Yesus bisa bercakap-cakap dan bisa dipegang, dan juga bisa makan (Luk 24:36-43).

Luk 24:36-43 - “(36) Dan sementara mereka bercakap-cakap tentang hal-hal itu, Yesus tiba-tiba berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata kepada mereka: ‘Damai sejahtera bagi kamu!’ (37) Mereka terkejut dan takut dan menyangka bahwa mereka melihat hantu. (38) Akan tetapi Ia berkata kepada mereka: ‘Mengapa kamu terkejut dan apa sebabnya timbul keragu-raguan di dalam hati kamu? (39) Lihatlah tanganKu dan kakiKu: Aku sendirilah ini; rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu tidak ada daging dan tulangnya, seperti yang kamu lihat ada padaKu.’ (40) Sambil berkata demikian, Ia memperlihatkan tangan dan kakiNya kepada mereka. (41) Dan ketika mereka belum percaya karena girangnya dan masih heran, berkatalah Ia kepada mereka: ‘Adakah padamu makanan di sini?’ (42) Lalu mereka memberikan kepadaNya sepotong ikan goreng. (43) Ia mengambilnya dan memakannya di depan mata mereka.”.

E)Pentingnya kepercayaan pada kebangkitan Yesus.

Kepercayaan akan kebangkitan Yesus adalah sesuatu yang sangat penting, sebab:

1) Tidak percaya pada kebangkitan Yesus berarti sama dengan tidak percaya pada Kitab Suci / Firman Tuhan.

2) Orang yang tidak percaya pada kebangkitan Yesus, tidak akan selamat (Ro 10:9). Karena itu, Paulus dalam penginjilannya sangat mementingkan berita tentang kebangkitan Yesus (1Kor 15:3-4).

Roma 10:9 - “Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.”.

1Kor 15:3-4 - “(3) Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci, (4) bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci;”.

F) Hubungan antara kematian dan kebangkitan Kristus.

Salib, kematian dan penguburan Kristus menunjukkan kelemahan dan kekalahan. Tetapi kebangkitan Kristus betul-betul menunjukkan kemenanganNya, dan kebangkitanNya ini menyebabkan kematianNya mempunyai kuasa dan manfaat dalam hidup kita (1Kor 15:14,17).

1Kor 15:14,17 - “(14) Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu. ... (17) Dan jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu.”.

Karena itu, kematian dan kebangkitan Kristus tidak boleh dipisahkan. Kitab Suci dalam banyak bagian menyebutkan kematian dan kebangkitan Kristus sekaligus (Ro 4:25 Ro 6:4 2Kor 13:4 Fil 3:10).

Roma 4:25 - “yaitu Yesus, yang telah diserahkan karena pelanggaran kita dan dibangkitkan karena pembenaran kita.”.

Roma 6:4 - “Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang matioleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.”.

2Kor 13:4 - “Karena sekalipun Ia telah disalibkan oleh karena kelemahan, namun Ia hidup karena kuasa Allah. Memang kami adalah lemah di dalam Dia, tetapi kami akan hidup bersama-sama dengan Dia untuk kamu karena kuasa Allah.”.

Fil 3:10 - “Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitanNya dan persekutuan dalam penderitaanNya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematianNya,”.

Memang ada bagian-bagian Kitab Suci yang hanya berbicara tentang kematian atau kebangkitan saja. Pada saat kita meli­hat bagian yang hanya berbicara tentang kematian Kristus, kita harus juga mengingat kebangkitanNya. Sebaliknya, pada saat kita melihat bagian yang hanya berbicara tentang kebang­kitan Kristus, kita juga harus mengingat kematianNya.

Calvin: “So then, let us remember that whenever mention is made of His death alone, we are to understand at the same time what belongs to His resurrection. Also, the same synecdoche applies to the word ‘resurrection’: whenever it is mentioned separately from death, we are to understand it as including what has to do especially with His death.”[= Jadi, marilah kita mengingat bahwa kalau hanya disebutkan tentang kematian­Nya, kita harus mengartikan pada saat yang sama, apa yang termasuk dalam kebangkitanNya. Juga ‘synecdoche’ yang sama berlaku terhadap kata ‘kebangkitan’: kalau kata itu disebut­kan terpisah dari kematian, kita harus menafsirkan kata itu beserta apa yang termasuk dalam kematianNya.] - ‘Institutes of the Christian Religion’, Book II, Chapter XVI, No 13.

Contoh:

1) Roma 10:9 mengatakan bahwa orang yang percaya bahwa Yesus sudah bangkit dari antara orang mati, akan diselamatkan. Ini tentu tidak boleh diartikan bahwa orang itu tidak perlu percaya tentang kematian Kristus untuk menebus dosanya.

Ro 10:9 - “Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.”.

2) Ibr 2:14 mengatakan bahwa oleh kematianNya Yesus memusnah­kan Iblis. Ini rasanya tidak cocok, dan karenanya kata ‘kematian’ di sini harus diartikan mencakup juga akan ‘kebang­kitan’ Yesus.

Ibrani 2:14 - “Karena anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematianNya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut;”.

II) Kenaikan ke surga.

A)Hal-hal yang terjadi pada waktu Kristus naik ke surga.

1) Perpindahan tempat.
Perlu dicamkan bahwa surga bukanlah sekedar merupakan suatu kondisi, tetapi betul-betul suatu tempat (baca Yoh 14:2-5 dan perhatikan bahwa kata ‘tempat’ muncul berulang-ulang).

Yohanes 14:2-5 - “(2) Di rumah BapaKu banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situuntuk menyediakan tempat bagimu. (3) Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempatKu, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada. (4) Dan ke mana Aku pergi, kamu tahu jalan ke situ.’ (5) Kata Tomas kepadaNya: ‘Tuhan, kami tidak tahu ke manaEngkau pergi; jadi bagaimana kami tahu jalan ke situ?’”.

‘ascension’ / ‘kenaikan Kristus ke surga’, Charles Hodge berkata sebagai berikut:
“It was a local transfer of his person from one place to another; from earth to heaven. Heaven is therefore a place. ... If Christ has a true body, it must occupy a definite portion of space. And where Christ is, there is the Christian’s heaven.”[= Itu merupakan perpindahan tempat dari pribadiNya dari satu tempat ke tempat lain; dari bumi ke surga. Karena itu, surga adalah suatu tempat. ... Jika Kristus mempunyai tubuh yang sungguh-sungguh, tubuh itu harus menempati suatu ruangan / tempat tertentu. Dan dimana Kristus ada, di situlah surga orang kristen.] - ‘Systematic Theology’, Vol II, hal 630, 631.

Herman Hoeksema:
“This ascension must be conceived as consisting definitely in a change of place. In His human nature Christ departed from the earth and went into heaven both in body and soul. After His ascension He is according to His human nature no longer on earth, but in heaven only. This must be emphasized especially over against the Lutherans, who teach what is called the ubiquity of the human nature of Christ after His resurrection and ascension into heaven.” [= Kenaikan ini harus dipahami sebagai perubahan tempat. Dalam hakekat manusiaNya, Kristus meninggalkan bumi dan pergi ke surga baik tubuh dan jiwaNya. Setelah kenaikanNya maka menurut hakekat manusiaNya Ia tidak lagi di bumi tetapi hanya di surga. Ini harus ditekankan khususnya menghadapi golongan Lutheran, yang mengajarkan apa yang disebut kemaha-adaan dari hakekat manusia Kristus setelah kebangkitan dan kenaikanNya ke surga.] - ‘Reformed Dogmatics’, hal 420.
Herman Hoeksema:

“Heaven is a definite place, and not merely a condition.” [= Surga adalah tempat yang tertentu, dan bukan semata-mata merupakan suatu kondisi / keadaan.] - ‘Reformed Dogmatics’, hal 422.

2) Perubahan / pemuliaan lebih lanjut pada hakekat manusia Kristus.
Perubahan / pemuliaan itu dimulai pada saat kebangkitanNya dan disempurnakan pada waktu kenaikanNya ke surga.

Untuk ini perhatikan ayat-ayat di bawah ini:

a) Yohanes 7:39 - kata ‘dimuliakan’ di sini jelas menunjuk pada kenaikan ke surga (bdk. Yoh 16:7).

Yoh 7:39 - “Yang dimaksudkanNya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang percaya kepadaNya; sebab Roh itu belum datang, karena Yesus belum dimuliakan.”.

Yoh 16:7 - “Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu.”.

b) Kis 9:3-5 Kis 22:6-8 Kis 26:12-15 Wah 1:12-16 menunjukkan bahwa pada waktu Paulus dan Yohanes melihat Yesus (ini terjadi setelah Yesus naik ke surga), Yesusnya jauh lebih mulia dari pada waktu Ia sudah bangkit tetapi belum naik ke surga.

Kis 9:3-5 - “(3) Dalam perjalanannya ke Damsyik, ketika ia sudah dekat kotaitu, tiba-tiba cahaya memancar dari langit mengelilingi dia. (4) Ia rebah ke tanah dan kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata kepadanya: ‘Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?’ (5) Jawab Saulus: ‘Siapakah Engkau, Tuhan?’ KataNya: ‘Akulah Yesus yang kauaniaya itu.”.

Kis 22:6-8 - “(6) Tetapi dalam perjalananku ke sana, ketika aku sudah dekat Damsyik, yaitu waktu tengah hari, tiba-tiba memancarlah cahaya yang menyilaukan dari langit mengelilingi aku. (7) Maka rebahlah aku ke tanah dan aku mendengar suatu suara yang berkata kepadaku: Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku? (8) Jawabku: Siapakah Engkau, Tuhan? KataNya: Akulah Yesus, orang Nazaret, yang kauaniaya itu.”.

Kis 26:12-15 - “(12) ‘Dan dalam keadaan demikian, ketika aku dengan kuasa penuh dan tugas dari imam-imam kepala sedang dalam perjalanan ke Damsyik, (13) tiba-tiba, ya raja Agripa, pada tengah hari bolong aku melihat di tengah jalan itu cahaya yang lebih terang dari pada cahaya matahari, turun dari langit meliputi aku dan teman-teman seperjalananku. (14) Kami semua rebah ke tanah dan aku mendengar suatu suara yang mengatakan kepadaku dalam bahasa Ibrani: Saulus, Saulus, mengapa engkau menganiaya Aku? Sukar bagimu menendang ke galah rangsang. (15) Tetapi aku menjawab: Siapa Engkau, Tuhan? Kata Tuhan: Akulah Yesus, yang kauaniaya itu.”.

Wahyu 1:12-16 - “(12) Lalu aku berpaling untuk melihat suara yang berbicara kepadaku. Dan setelah aku berpaling, tampaklah kepadaku tujuh kaki dian dari emas. (13) Dan di tengah-tengah kaki dian itu ada seorang serupa Anak Manusia, berpakaian jubah yang panjangnya sampai di kaki, dan dadanya berlilitkan ikat pinggang dari emas. (14) Kepala dan rambutNya putih bagaikan bulu yang putih metah, dan mataNya bagaikan nyala api. (15) Dan kakiNya mengkilap bagaikan tembaga membara di dalam perapian; suaraNya bagaikan desau air bah. (16) Dan di tangan kananNya Ia memegang tujuh bintang dan dari mulutNya keluar sebilah pedang tajam bermata dua, dan wajahNya bersinar-sinar bagaikan matahari yang terik.”.

B)Fungsi kenaikan Kristus ke surga.

1) Untuk menunjukkan bahwa misiNya untuk menebus dosa kita sudah selesai (Yoh 17:4-5).

Yoh 17:4-5 - “(4) Aku telah mempermuliakan Engkau di bumi dengan jalan menyelesaikan pekerjaanyang Engkau berikan kepadaKu untuk melakukannya. (5) Oleh sebab itu, ya Bapa, permuliakanlah Aku padaMu sendiri dengan kemuliaan yang Kumiliki di hadiratMu sebelum dunia ada.”.

Bapa, yang mengutus Yesus untuk turun ke dunia dan membereskan dosa manusia, pasti tidak akan mau menerima Yesus kembali di surga, kalau misi Yesus itu belum selesai. Bahwa Bapa menerima Yesus kembali di surga, menunjukkan bahwa misi penebusan dosa manusia itu memang sudah selesai.

Jadi, sama seperti kebangkitan, maka kenaikan Yesus ke surga juga merupakan fakta / faktor yang menjamin keselamatan orang percaya.

Bicara tentang jaminan keselamatan orang percaya, mari kita memperhatikan kata-kata Calvin di bawah ini.

Calvin: “Hence arises a wonderful consolation: that we perceive judgment to be in the hands of him who already destined us to share with him the honor of judging (cf. Matt. 19:28)! Far indeed is he from mounting his judgment seat to condemn us! How could our most merciful Ruler destroy his people? How could the Head scatter his own members? How could our Advocate condemn his clients? For if the apostle dares exclaim that with Christ interceding for us there is no one who can come forth to condemn us (Rom. 8:34,33), it is much more true, then, that Christ as Intercessor will not condemn those whom he has received into his charge and protection. No mean assurance, this - that we shall be brought before no other judgment seat than that of our Redeemer, to whom we must look for our salvation!”[= Karenanya muncul suatu penghiburan yang sangat indah: bahwa kita memahami bahwa penghakiman ada di tanganNya yang telah mentakdirkan kita untuk bersama dengan Dia melakukan kehormatan penghakiman (bdk. Mat 19:28)! Jauhlah dari padaNya untuk naik ke kursi penghakimanNya untuk menghukum kita! Bagaimana Pemerintah kita yang paling berbelaskasihan itu bisa menghancurkan rakyatNya? Bagaimana Kepala bisa menyebarkan / menyemburatkan anggota-anggotaNya sendiri? Bagaimana Pengacara kita bisa menghukum kliennya? Karena jika sang rasul berani menyerukan bahwa dengan Kristus membela kita maka tidak ada orang yang akan menggugat / menghukum kita (Ro 8:34,33), maka lebih benar lagi, bahwa Kristus sebagai Pembela tidak akan menghukum mereka yang telah Ia terima ke dalam tanggung jawab dan perlindunganNya. Ini bukanlah keyakinan yang tidak berarti bahwa kita tidak akan dibawa ke depan kursi penghakiman dari siapapun selain kursi penghakiman Penebus kita, kepada siapa kita harus memandang untuk keselamatan kita!] - ‘Institutes of the Christian Religion’, Book II, chapter XVI, 18.

2) Untuk mempersiapkan tempat di surga bagi kita yang percaya kepadaNya (Yoh 14:2).

Yohanes 14:2 - “Di rumah BapaKu banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu.”.

3) Untuk menunjukkan bahwa kita yang percaya kepadaNya juga akan naik ke surga (Yoh 14:2-3 Yoh 17:24 Efesus 2:6).

Yoh 14:2-3 - “(2) Di rumah BapaKu banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. (3) Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempatKu, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada.”.

Yohanes 17:24 - “Ya Bapa, Aku mau supaya, di manapun Aku berada, mereka juga berada bersama-sama dengan Aku, mereka yang telah Engkau berikan kepadaKu, agar mereka memandang kemuliaanKu yang telah Engkau berikan kepadaKu, sebab Engkau telah mengasihi Aku sebelum dunia dijadikan.”.

Efesus 2:6 - “dan di dalam Kristus Yesus Ia telah membangkitkan kita juga dan memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di sorga,”.

KJV: ‘And hath raised us up together, and made us sit together in heavenly places in Christ Jesus’ [= Dan telahmembangkitkan kita bersama-sama, dan mendudukkan kita bersama-sama di tempat-tempat surgawi dalam Kristus Yesus].

Sama seperti kebangkitanNya, demikian juga kenaikanNya ke surga merupakan pola yang akan diikuti oleh semua orang yang percaya kepadaNya.

Herman Hoeksema mengomentari Ef 2:4-6 dengan berkata sebagai berikut:

“We must remember that Christ is our head, both in the juridical and in the organic sense of the word. ... His ascension is of central significance. He is the head of the body, the church. As such He represents all the elect. As the head of His own in the forensic sense of the word, He entered into death, bore all our iniquities on the accursed tree, blotted out all our sins, and obtained eternal righteousness. His righteousness is our righteousness; His death is our death; His resurrection is our resurrection. And so in that legal sense of the word His ascension is our ascension. ... But He is also the head of the body in the organic sense. We are members of His body; and we can never be separated from Him, our head. That He went to heaven means that centrally we are in heaven. He will not return to us, but He will draw us unto Himself, that we may also be where He is. And so we look up toward heaven by faith in the consciousness of our inseparable union with Christ our head, and confess that we have our flesh in heaven as a sure pledge that He as the head will also take up to Himself us His members.”[= Kita harus ingat bahwa Kristus adalah kepala kita, baik dalam arti yuridis / hukum maupun dalam arti organik. ... KenaikanNya mempunyai arti yang pokok / utama / dasar. Ia adalah kepala dari tubuh, yaitu gereja. Sebagai kepala Ia mewakili semua orang pilihan. Sebagai kepala dari milikNya dalam arti hukum, Ia mengalami kematian, memikul semua kesalahan kita pada salib yang terkutuk, menghapus semua dosa kita, dan mendapatkan kebenaran kekal. KebenaranNya adalah kebenaran kita; kematianNya adalah kematian kita; kebangkitanNya adalah kebangkitan kita. Dan dengan demikian dalam arti hukum kenaikanNya adalah kenaikan kita. ... Tetapi Ia juga adalah kepala dari tubuh dalam arti organik. Kita adalah anggota-anggota dari tubuhNya; dan kita tidak pernah bisa dipisahkan dari Dia, kepala kita. Bahwa Ia pergi ke surga berarti bahwa secara dasari kita ada di surga. Ia tidak akan kembali kepada kita, tetapi Ia akan menarik kita kepada diriNya sendiri, supaya kita bisa berada dimana Ia ada. Dan dengan demikian kita melihat ke atas ke surga dengan iman dalam kesadaran akan kesatuan yang tak terpisahkan antara kita dengan Kristus, kepala kita, dan mengaku bahwa kita mempunyai daging kita di surga sebagai suatu jaminan yang pasti bahwa Ia sebagai kepala juga akan mengumpulkan kita anggota-anggotaNya kepada diriNya sendiri.] - ‘Reformed Dogmatics’, hal 425-426.

Calvin: “the Lord by his ascent to heaven opened the way into the Heavenly Kingdom, which had been closed through Adam (John 14:3). Since he entered heaven in our flesh, as if in our name, it follows, as the apostle says, that in a sense we already ‘sit with God in the heavenly places in him’ (Eph. 2:6), so that we do not await heaven with a bare hope, but in our Head already possess it.” [= Tuhan oleh kenaikanNya ke surga membuka jalan ke dalam Kerajaan Surgawi, yang telah ditutup melalui Adam (Yohanes 14:3). Karena Ia masuk ke surga dalam daging kita, seakan-akan dalam nama kita, akibatnya, seperti dikatakan oleh sang rasul, bahwa dalam arti tertentu kita sudah ‘duduk dengan Allah dalam tempat-tempat surgawi dalam Dia’ (Efesus 2:6), sehingga kita tidak menantikan surga dengan suatu harapan semata-mata, tetapi sudahmemilikinya dalam Kepala kita.] - ‘Institutes of the Christian Religion’, Book II, chapter XVI, 16.

4) Supaya Roh Kudus turun (Yoh 16:7).

Yohanes 16:7 - “Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu.”.

Jadi Kristus tidak lagi menyertai orang percaya secara jasmani, tetapi secara rohani (Mat 26:11 Yoh 14:16,18,19).

Matius 26:11 - “Karena orang-orang miskin selalu ada padamu, tetapi Aku tidak akan selalu bersama-sama kamu.”.

Yoh 14:16,18 - “(16) Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang 

Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, ... (18) Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu. Aku datang kembali kepadamu.”.

Dengan demikian Ia bisa menggenapi janjiNya dalam ayat-ayat seperti Mat 18:20 Mat 28:20b.

Matius 18:20 - “Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam NamaKu, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka.’”.

Matius 28:20 - “dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.’”.

C)Mungkinkah manusia Yesus yang sudah naik ke surga itu kembali ke dunia dan menampakkan diri di dunia, sebelum kedatanganNya yang keduakalinya?

Dalam tafsirannya tentang Ef 4:10, Calvin berkata: “as respects his body, the saying of Peter holds true, that ‘the heaven must receive him until the times of restitution of all things, which God hath spoken by the mouth of all his holy prophets since the world began.’ (Acts 3:21.)”[= berkenaan dengan tubuhNya, kata-kata Petrus tetap benar bahwa ‘surga harus menerimaNya sampai saat pemulihan segala sesuatu, yang telah difirmankan Allah oleh mulut dari semua nabi-nabi kudusNya sejak dunia ada’. (Kis 3:21).] - hal 276.

Kis 3:21 - “Kristus itu harus tinggal di sorga sampai waktu pemulihan segala sesuatu, seperti yang difirmankan Allah dengan perantaraan nabi-nabiNya yang kudus di zaman dahulu.”.

Catatan: kata yang diterjemahkan ‘tinggal’ seharusnya artinya adalah ‘receive’ [= menerima].
NASB: ‘whom heaven must receive until the period of restoration of all things ...’ [= yang harus diterima di surga sampai masa pemulihan segala sesuatu ...].
Dan di sini saya ingin memberi banyak komentar dari para penafsir tentang Kis 3:21 ini.

F. F. Bruce (NICNT): “Jesus, their Messiah, ... had been received up into the divine presence, and would remain there until the consummation of all that the prophets, from the earliest days, had foretold.” [= Yesus, Mesias mereka, ... telah diterima ke dalam hadirat ilahi, dan akan tinggal di sana sampai penyempurnaan dari semua yang sudah diramalkan / dinubuatkan oleh nabi-nabi sejak semula.] - ‘The Book of the Acts’, hal 91.

Adam Clarke: “he has ascended unto heaven, ... and there he shall continue till he comes again to judge the quick and the dead.” [= Ia telah naik ke surga, ... dan Ia akan terus di sanasampai Ia datang lagi untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati.] - hal 707.

J. A. Alexander: “In the mean time, i.e. until God shall send Christ and the times of refreshing from his presence, he is committed to the heavens ... Till this great cycle has achieved its revolution, and this great remedial process has accomplished its design, the glorified body of the risen and ascended Christ not only may but must, as an appointed means of that accomplishment, be resident in heaven, and not on earth.” [= Sementara itu, yaitu sampai Allah mengirim Kristus dan saat penyegaran dari hadiratNya, Ia dibatasi di surga ... Sampai siklus yang besar ini telah mencapai siklus lengkap, dan proses penyembuhan yang besar ini telah menyelesaikan tujuannya, tubuh yang dimuliakan dari Kristus yang telah bangkit dan naik ke surga itu bukan hanya bisa / boleh, tetapi harus, sebagai suatu cara yang ditetapkan untuk penyelesaian itu, tinggal di surga, dan bukan di bumi.] - hal 116,118.
Matthew Poole: “‘Whom heaven must receive;’ that is, contain after it hath received him, as a real place doth a true body; for such Christ’s body was, which was received into heaven: and heaven is the place and throne of this King of kings and Lord of lords, where he shall reign until he hath put all his enemies under his feet, 1Cor. 15:25.” [= ‘Yang surga harus menerima’; artinya, menahan setelah surga menerimaNya, sebagai suatu tempat yang nyata menerima suatu tubuh yang sungguh-sungguh; karena begitulah tubuh Kristus itu, yang diterima di dalam surga: dan surga merupakan tempat dan takhta dari Raja dari segala raja dan Tuhan dari segala tuhan, dimana Ia akan memerintah sampai Ia telah meletakkan semua musuhNya di bawah kakiNya, 1Kor 15:25.] - hal 393.

Catatan:
1) Penampakan Yesus kepada Saulus (Kis 9), dan kepada rasul Yohanes (Wah 1), mungkin merupakan penampakan ilahi atau sekedar suatu penglihatan (bdk. Kis 26:19 Wah 1:19 Wah 9:17).

Kis 26:19 - “Sebab itu, ya raja Agripa, kepada penglihatan yang dari sorga itu tidak pernah aku tidak taat.”.

Wahyu 1:19 - “Karena itu tuliskanlah apa yang telah kaulihat, baik yang terjadi sekarang maupun yang akan terjadi sesudah ini.”.

Wahyu 9:17 - “Maka demikianlah aku melihat dalam penglihatan ini kuda-kuda dan orang-orang yang menungganginya; mereka memakai baju zirah, merah api dan biru dan kuning belerang warnanya; kepala kuda-kuda itu sama seperti kepala singa, dan dari mulutnya keluar api, dan asap dan belerang.”.

2) Tidak semua orang setuju dengan penafsiran-penafsiran di atas tentang Kis 3:21 ini.


A)Arti kalimat ini.

Kata-kata ini tidak boleh diartikan secara hurufiah. Kata-kata ini berarti:
1) Kristus menduduki / mendapat tempat terhormat / termulia di surga.
2) Kristus ikut memerintah atas Gereja dan alam semesta.

Kata ‘duduk’ tidak boleh diartikan bahwa Kristus beristirahat / bermalas-malasan di surga. Ini terlihat dari Kitab Suci yang tidak selalu mengatakan bahwa Kristus duduk di sebelah kanan Allah.
a) Roma 8:34 (NIV): ‘is at the right hand of God’[= ada di sebelah kanan Allah].
b) 1Petrus 3:22 (NIV): ‘is at God's right hand’ [= ada di sebelah kanan Allah].
c) Kis 7:56 - ‘berdiri di sebelah kanan Allah’.

B)Pekerjaan yang dilakukan oleh Kristus di surga ialah:

1) Memerintah sebagai Raja.

2) Berfungsi sebagai Imam / Pengantara (Ibr 4:14 Ibr 7:24,25 Ibrani 8:1-6 1Yohanes 2:1).

Ibrani 4:14 - “Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita.”.

Ibrani 7:24-25 - “(24) Tetapi, karena Ia tetap selama-lamanya, imamatNya tidak dapat beralih kepada orang lain. (25) Karena itu Ia sanggup juga menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang oleh Dia datang kepada Allah. Sebab Ia hidup senantiasa untuk menjadi Pengantara mereka.”.

Ibrani 8:1-6 - “(1) Inti segala yang kita bicarakan itu ialah: kita mempunyai Imam Besar yang demikian, yang duduk di sebelah kanan takhta Yang Mahabesar di sorga, (2) dan yang melayani ibadah di tempat kudus, yaitu di dalam kemah sejati, yang didirikan oleh Tuhan dan bukan oleh manusia. (3) Sebab setiap Imam Besar ditetapkan untuk mempersembahkan korban dan persembahan dan karena itu Yesus perlu mempunyai sesuatu untuk dipersembahkan. (4) Sekiranya Ia di bumi ini, Ia sama sekali tidak akan menjadi imam, karena di sini telah ada orang-orang yang mempersembahkan persembahan menurut hukum Taurat. (5) Pelayanan mereka adalah gambaran dan bayangan dari apa yang ada di sorga, sama seperti yang diberitahukan kepada Musa, ketika ia hendak mendirikan kemah: ‘Ingatlah,’ demikian firmanNya, ‘bahwa engkau membuat semuanya itu menurut contoh yang telah ditunjukkan kepadamu di atas gunung itu.’ (6) Tetapi sekarang Ia telah mendapat suatu pelayanan yang jauh lebih agung, karena Ia menjadi Pengantara dari perjanjian yang lebih mulia, yang didasarkan atas janji yang lebih tinggi.”.

1Yohanes 2:1 - “Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil.”.

3) Berfungsi sebagai Nabi melalui Roh Kudus dan hamba-hambaNya (Yoh 16:7-15 Yoh 14:26).
Yohanes 16:7-15 - “(7) Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu. (8) Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman; (9) akan dosa, karena mereka tetap tidak percaya kepadaKu; (10) akan kebenaran, karena Aku pergi kepada Bapa dan kamu tidak melihat Aku lagi; (11) akan penghakiman, karena penguasa dunia ini telah dihukum. (12) Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya. (13) Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diriNya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengarNya itulah yang akan dikatakanNya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang. (14) Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari padaKu. (15) Segala sesuatu yang Bapa punya, adalah Aku punya; sebab itu Aku berkata: Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari padaKu.’”.

Yohanes 14:26 - “tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam namaKu, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.”.

IV) Kedatangan Kristus yang keduakalinya.

A)Kedatangan Kristus yang keduakalinya adalah suatu tahap pemuliaan.

Ada orang yang berpendapat bahwa:
1) KedatanganNya yang keduakalinya bukanlah suatu tahap pemuliaan.
2) Duduknya Kristus di sebelah kanan Allah adalah puncak / tahap terakhir pemuliaan Kristus.
Tetapi ini salah. Titik tertinggi pemuliaan Kristus belum tercapai sampai Ia, yang menderita oleh tangan manusia, kembali sebagai Hakim, dan menghakimi / menghukum orang berdosa yang menolakNya.

Disamping itu, ayat-ayat di bawah ini menunjukkan bahwa kedatangan Kristus yang keduakalinya itu adalah suatu pemuliaan.

a) Yoh 5:22-23 menunjukkan bahwa Penghakiman (ini terjadi pada kedatanganNya yang keduakalinya) diberikan oleh Bapa kepada Anak supaya orang menghormati Anak, sama seperti mereka menghormati Bapa.

Yohanes 5:22-23 - “(22) Bapa tidak menghakimi siapapun, melainkan telah menyerahkan penghakiman itu seluruhnya kepada Anak, (23) supaya semua orang menghormati Anak sama seperti mereka menghormati Bapa. Barangsiapa tidak menghormati Anak, ia juga tidak menghormati Bapa, yang mengutus Dia.”.

b) Fil 2:9-11 menunjukkan bahwa ada satu saat semua lutut akan bertelut dan semua lidah akan mengaku bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan. Ini akan terjadi pada kedatangan Yesus yang keduakalinya dan ini jelas merupakan suatu pemuliaan.

Fililipi 2:9-11 - “(9) Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepadaNya nama di atas segala nama, (10) supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, (11) dan segala lidah mengaku: ‘Yesus Kristus adalah Tuhan,’ bagi kemuliaan Allah, Bapa!”.


c) 2Tesalonika 1:10 menyatakan secara explicit bahwa Yesus datang pada hari itu untuk dimuliakan di antara orang-orang kudusNya dan untuk dikagumi oleh semua orang percaya. Ini jelas menunjukkan suatu pemuliaan.

2Tesalonika 1:10 - “apabila Ia datang pada hari itu untuk dimuliakan di antara orang-orang kudusNya dan untuk dikagumi oleh semua orang yang percaya, sebab kesaksian yang kami bawa kepadamu telah kamu percayai.”.

B)Istilah-istilah Kitab Suci yang menunjuk pada kedatangan Kristus yang keduakalinya.

1) PAROUSIA yang berarti:
a) Kehadiran (presence), atau,
b) Kedatangan yang mendahului kehadiran (a coming preceding a presence).
Kata ini digunakan dalam Mat 24:3,27,37,39 1Korintus 15:23 1Tesalonika 2:19 1Tesalonika 3:13 1Tes 4:15 1Tesalonika 5:23 2Tesalonika 2:1 Yakobus 5:7-8 2Petrus 3:4.

2) APOCALUPSIS yang menekankan fakta bahwa kedatangan kedua itu akan menyatakan sesuatu yang sebelumnya tersembunyi dalam diri Kristus.
Kata ini digunakan dalam 2Tesalonika 1:7 1Petrus 1:7,13 1Petrus 4:13.
3) EPIPHANEIA yaitu penampilan yang mulia dari Tuhan (the glorious appearing of the Lord).
Kata ini digunakan dalam 2Tesalonika 2:8 1Tim 6:14 2Timotius 4:1,8 Titus 2:13.

C)Cara kedatangan kedua.

1) Secara jasmani.
2) Bisa dilihat.
Bdk. Matius 24:30 Kis 1:11 Wahyu 1:7.


1) Menghakimi dunia.
2) Menyempurnakan keselamatan orang percaya.
Bdk. Mat 25:31-46.

E)Saat kedatangan kedua:

Dari ayat-ayat seperti Mat 24:36,42-44 dan 2Petrus 3:10, jelaslah bahwa kita tidak bisa mengetahui kapan hari kedatangan kedua itu akan terjadi.

Karena itu, kalau ada orang yang berani meramalkan tanggal atau bulan atau tahun kedatangan Yesus yang keduakalinya, itu pasti adalah nabi palsu atau orang yang sangat kacau pengertian Kitab Sucinya!


Dari banyaknya tanda-tanda akhir jaman yang sudah terjadi, kita paling-paling bisa berkata bahwa kedatangan Kristus yang kedua itu sudah dekat.

Perlu juga diingat bahwa bagi Tuhan satu hari sama dengan seribu tahun, dan seribu tahun sama dengan satu hari (2Petrus 3:8), sehingga, apa yang dekat bagi Tuhan bisa saja masih lama bagi kita.

Tetapi mengingat bahwa Yesus berkata bahwa Ia akan datang pada saat yang tidak kita duga, maka kita semua harus mempersiapkan diri setiap saat, sehingga kapan­pun Ia datang, kita ada dalam keadaan siap sedia (Matius 24:44)!

Catatan:
Tentang kedatangan Kristus yang keduakalinya ini hanya dibahas secara singkat, karena sebetulnya ini termasuk dalam Eschatology [= Doktrin tentang akhir jaman].

-TAMAT-
https://teologiareformed.blogspot.com/
-AMIN-
Next Post Previous Post