SAKSI YEHUWA (9): YESUS SEBAGAI TUHAN
oleh : Pdt. Budi Asali M.Div.
a) Matius 1:23 menyatakan Yesus sebagai ‘Imanuel’.
Matius 1:23 - “‘Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel’ - yang berarti: Allah menyertai kita”.
Kata ‘Imanuel’, arti sebetulnya adalah ‘God with us’ (= Allah dengan kita).
Saksi-Saksi Yehuwa mengomentari tentang nama Imanuel yang diberikan kepada Yesus (Matius 1:23), dengan berkata:
“Ketika mengumumkan kelahiran Yesus yang akan datang, apakah malaikat Yehuwa mengatakan bahwa anak itu kelak adalah Allah sendiri? Tidak, pengumumannya berbunyi: ‘Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi.’ (Lukas 1:32,35; cetak miring ditambahkan.) Dan Yesus sendiri tidak pernah mengaku sebagai Allah tetapi, sebaliknya, ‘Anak Allah.’ (Yohanes 10:36; cetak miring ditambahkan.) Yesus diutus ke dunia oleh Allah; jadi melalui Putra tunggal ini, Allah ada bersama umat manusia” - ‘Bertukar Pikiran Mengenai Ayat-Ayat Alkitab’, hal 432.
Jawaban saya:
1. Dalam jilid I saya sudah menjelaskan tentang sebutan ‘Anak Allah’ bagi Yesus, dan tentang fakta bahwa Yesus tidak pernah mengaku diri sebagai ‘Allah’, tetapi selalu sebagai ‘Anak Allah’, dan itu tidak akan saya ulangi di sini.
2. Perhatikan bagian yang saya garis bawahi itu. Kalau Saksi-Saksi Yehuwa menganggap Yesus bukan Allah, bagaimana mereka bisa mengatakan bahwa “melalui Putra tunggal ini Allah ada bersama umat manusia”? Kalau Yesus memang bukan Allah, dan merupakan pribadi yang sama sekali terpisah dari Allah, tidak peduli yang mengutus Yesus adalah Allah, tetap saja Allah tidak bisa dikatakan ada bersama umat manusia melalui Putra tunggalNya!
Saya juga mempunyai seorang putra tunggal, dan seandainya saya mengutus dia pergi ke rumah saudara, apakah saudara menganggap bahwa saya sudah ada bersama saudara?
b) 1Kor 8:4-6 menyatakan Yesus sebagai Tuhan.
1Kor 8:4-6 - “(4) Tentang hal makan daging persembahan berhala kita tahu: ‘tidak ada berhala di dunia dan tidak ada Allah lain dari pada Allah yang esa.’ (5) Sebab sungguhpun ada apa yang disebut ‘allah’, baik di sorga, maupun di bumi - dan memang benar ada banyak ‘allah’ dan banyak ‘tuhan’ yang demikian - (6) namun bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa, yang dari padaNya berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup, dan satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus, yang olehNya segala sesuatu telah dijadikan dan yang karena Dia kita hidup”.
Catatan: ada hal-hal dari 1Kor 8:4-6 yang sudah dibahas dalam jilid I, dan apa yang sudah dibahas di sana tidak diulang di sini.
1. Ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan
· Perhatikan kata-kata ‘satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus’. Ini tidak memungkinkan diartikan ‘Tuan’, seperti dalam terjemahan TDB, karena kalau ‘Tuan’ pasti tidak cuma satu, tetapi banyak [ay 5b - ‘banyak tuhan yang demikian’; TDB: “banyak ‘tuan’”)
· Juga perhatikan bagian akhir dari ay 6 itu, yang mengatakan: ‘yang olehNya segala sesuatu telah dijadikan dan yang karena Dia kita hidup’ (ay 6c). Ini jelas menunjukkan bahwa Yesus adalah Tuhan / Allah dalam arti yang setinggi-tingginya.
· Sekalipun Bapa adalah Allah, dan Yesus juga adalah Allah, tetapi tetap hanya ada satu Allah. Demikian juga sekalipun Yesus adalah Tuhan, dan Bapa juga adalah Tuhan, tetapi kita hanya mempunyai satu Tuhan. Ini disebabkan karena sekalipun Allah itu terdiri dari 3 pribadi tetapi hanya mempunyai 1 hakekat. Kristen memang tidak mempercayai banyak Allah / Tuhan. Sebaliknya kita percaya adanya hanya satu Allah / Tuhan (Ulangan 6:4 1Korintus 8:4 1Timotius 2:5 Yakobus 2:19).
Calvin: “Three are spoken of, each of which is entirely God, yet there is not more than one God” (= Tiga yang dibicarakan, masing-masing adalah Allah sepenuhnya, tetapi tidak ada lebih dari satu Allah) - ‘Institutes of the Christian Religion’, Book I, Chapter XIII, No 3.
2. Ada banyak sekali ayat-ayat lain yang menyatakan Yesus sebagai Tuhan.
a. Ada orang yang berkata bahwa dalam kitab Kisah Rasul, yang menekankan penginjilan, sehingga seharusnya menekankan Yesus sebagai Juruselamat, ternyata hanya ada 2 x sebutan ‘Juruselamat’ untuk Yesus, yaitu dalam Kis 5:31 dan 13:23. Tetapi Yesus disebut ‘Tuhan’ sebanyak 92 x, disebut ‘Tuhan Yesus’ sebanyak 13 x, dan disebut ‘Tuhan Yesus Kristus’ sebanyak 6 x!
b. Kata Yunani KURIOS yang biasanya diterjemahkan ‘Tuhan’, memang bisa diterjemahkan ‘tuan’. Kitab Suci bahasa Inggris (KJV/RSV/NIV/NASB) kadang-kadang menterjemahkan ‘Sir’ (= Tuan), misalnya dalam Yoh 4:11, padahal kata itu ditujukan kepada Yesus. Mengapa diterjemahkan demikian? Karena kontextnya menunjukkan bahwa perempuan Samaria itu baru bertemu dengan Yesus dan sebelumnya tidak pernah mendengar ataupun mengenal Yesus. Jadi tidak mungkin ia tahu-tahu menyebut Yesus dengan sebutan ‘Tuhan’.
c. Tetapi ada banyak ayat yang menyatakan Yesus betul-betul sebagai ‘Tuhan’ dan tidak mungkin diterjemahkan ‘tuan’, seperti: Mat 7:21-22 12:8 25:37,44 Luk 2:11 5:8 6:46 Yoh 11:27 20:28 Kis 2:20,21,25,36 4:33 7:59,60 8:16 9:1,2,5,10,11,13,15,17,31 10:13,36 11:16,20,21,24 15:11,26 16:15,31 18:8,25 19:5,9,13,17 20:21,24,35 21:13 22:4,5,8,10,16 24:14 26:15 28:31 Ro 1:4,7 4:24 5:1,11,21 6:23 7:25 8:39 10:9,13 13:14 14:14 15:6,30 16:18,20,24 1Korintus 1:2,3,7,8,9,10 2:8 4:4,5 5:5 6:11,14 9:1 11:23,26,27,29 12:3,5 15:31,57,58 16:23 2Kor 1:2,3,14 4:5,14 8:9 11:31 13:13 Gal 1:3,19 6:14,18 Efesus 1:2,3,15,17 3:11 4:1,5 5:20 6:23,24 Fil 2:11,19 3:20 4:23 Kolose 2:6 3:17 1Tesalonika 1:1,3 2:15,19 3:11,13 4:1,2,15,16,17 5:2,9,23,28 2Tesalonika 1:1,2,7,8,12 2:1,2,8,14,16 3:6,12,18 1Timotius 1:2,12 6:3,14 2Timotius 1:2,8,12,19 4:8 Filemon 3,5,25 Ibrani 1:10 7:14 13:20 Yakobus 1:1 2:1 5:7 1Petrus 1:3 3:15 2Petrus 1:2,8,14,16,20 3:2,10,18 Yudas 21,25 Wahyu 1:8,10 14:13 22:20,21.
Catatan: TDB menterjemahkan semua kata KURIOS yang ditujukan kepada Yesus dengan kata ‘Tuan’. Tetapi kalau kata KURIOS itu ditujukan kepada Allah (Bapa), maka pada umumnya mereka menterjemahkan menjadi ‘Yehuwa’. NWT memang tetap menggunakan kata ‘Lord’ untuk Yesus, tetapi mungkin dengan pertimbangan bahwa kata itu memang bisa diartikan ‘Tuan’. Tetapi anehnya, dalam Yoh 4:11 itu NWT juga menterjemahkan ‘Sir’ (= Tuan). Hal lain yang menarik adalah bahwa dalam beberapa ayat TDB menyebut Bapa / Allah sebagai ‘Tuan’, seperti dalam Luk 10:21b - “ya, Bapak, Tuan (NWT: ‘Lord’) atas langit dan bumi”. Juga dalam Kisah Para Rasul 17:24 Allah disebut sebagai ‘Tuan’.
Sebagai contoh dari ayat-ayat di atas, saya memberikan beberapa ayat di sini:
· Yohanes 9:38 - “Katanya: ‘Aku percaya, Tuhan!’ Lalu ia sujud menyembahNya”.
Di sini TDB tetap menterjemahkan ‘Tuan’, dan ini betul-betul tidak masuk akal, karena kalau orang itu menganggap Yesus sebagai ‘Tuan’ dan bukan ‘Tuhan’, mengapa ia sujud menyembahNya?
· Kis 7:59-60 - “(59) Sedang mereka melemparinya Stefanus berdoa, katanya: ‘Ya Tuhan (TDB: ‘Tuan’) Yesus, terimalah rohku.’ (60) Sambil berlutut ia berseru dengan suara nyaring: ‘Tuhan (TDB: ‘Yehuwa’), janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka!’ Dan dengan perkataan itu meninggallah ia”.
Ini betul-betul terjemahan yang seenaknya sendiri. Dalam satu doa, Stefanus menggunakan kata Yunani KURIE 2 x, tetapi mereka menterjemahkan secara berbeda. Yang pertama, karena menunjuk kepada Yesus, mereka terjemahkan ‘Tuan’, sedangkan yang kedua mereka terjemahkan ‘Yehuwa’. Ini berarti separuh doa ditujukan kepada Yesus dan separuh sisanya ditujukan kepada Bapa / Yehuwa. Tidakkah ini merupakan suatu lelucon?
Kata KURIE dalam Kis 7:59 itu tidak mungkin diterjemahkan ‘Tuan’, karena di sana Stefanus menggunakan sebutan tersebut pada saat berdoa kepada Yesus. Sebagai obyek doa, Yesus harus adalah ‘Tuhan’ dan bukan sekedar ‘Tuan’.
· Kisah Para Rasul 10:36 - “Itulah firman yang Ia suruh sampaikan kepada orang-orang Israel, yaitu firman yang memberitakan damai sejahtera oleh Yesus Kristus, yang adalah Tuhan (TDB: ‘Tuan’) dari semua orang”.
· Ibrani 1:8,10 - “(8) Tetapi tentang (kepada) Anak Ia berkata: ‘TakhtaMu, ya Allah, tetap untuk seterusnya dan selamanya, dan tongkat kerajaanMu adalah tongkat kebenaran. ... (10) Dan: ‘Pada mulanya, ya Tuhan, Engkau telah meletakkan dasar bumi, dan langit adalah buatan tanganMu”.
Kata ‘Tuhan’ dalam Ibrani 1:10 ini tidak mungkin diartikan sebagai ‘Tuan’, karena dalam Ibr 1:8nya Ia disebut ‘Allah’, yang mempunyai ‘takhta yang kekal’, dan dalam Ibr 1:10nya dikatakan bahwa Ia adalah pencipta langit dan bumi.
d. Sebutan ‘Tuhan’ bagi Yesus dikontraskan dengan ‘hamba’ / ’budak’.
Paulus bukan hanya menyebut Yesus dengan sebutan ‘Tuhan’, tetapi juga mengkontraskan sebutan tersebut dengan sebutan yang ia gunakan bagi dirinya sendiri, yaitu ‘hamba’.
Hal ini terlihat dalam banyak tempat, misalnya dalam Ro 1:1,4 - “(1) Dari Paulus, hamba Kristus Yesus, yang dipanggil menjadi rasul dan dikuduskan untuk memberitakan Injil Allah. ... (4) dan menurut Roh kekudusan dinyatakan oleh kebangkitanNya dari antara orang mati, bahwa Ia adalah Anak Allah yang berkuasa, Yesus Kristus Tuhan kita”.
B. B. Warfield: “‘Slave’ is the correlate of ‘Lord,’ and the relation must be taken at its height. When Paul calls himself the slave of Christ Jesus, he is calling Christ Jesus his Lord in the most complete sense which can be ascribed to that word” (= ‘Hamba’ adalah kata yang berhubungan dengan kata ‘Tuhan’, dan hubungan kedua kata itu harus diambil pada puncaknya. Pada waktu Paulus menyebut dirinya sendiri hamba Kristus Yesus, ia menyebut Kristus Yesus Tuhannya dalam arti yang paling lengkap yang bisa diberikan kepada kata itu) - ‘The Person and Work of Christ’, hal 74-75.
Catatan:
· Ingat bahwa lawan kata dari ‘Tuhan’ adalah ‘hamba’, sedangkan lawan kata dari ‘Tuan’ adalah ‘pelayan’ / ‘pegawai’. Kalau kata ‘Tuhan’ untuk Yesus diganti dengan ‘Tuan’, maka Paulus seharusnya menyebut dirinya sebagai ‘pelayan’ / ‘pegawai’ dari Kristus Yesus, bukan sebagai ‘hamba’ dari Kristus Yesus.
· Bukan hanya Paulus yang menyebut dirinya sendiri ‘hamba’ sebagai kontras dari sebutan ‘Tuhan’ terhadap Yesus, tetapi juga:
* Yakobus. Bdk. Yak 1:1 - “Salam dari Yakobus, hamba Allah dan Tuhan Yesus Kristus, kepada kedua belas suku di perantauan”.
* Petrus. Bdk. 2Pet 1:1-2 - “(1) Dari Simon Petrus, hamba dan rasul Yesus Kristus, kepada mereka yang bersama-sama dengan kami memperoleh iman oleh karena keadilan Allah dan Juruselamat kita, Yesus Kristus. (2) Kasih karunia dan damai sejahtera melimpahi kamu oleh pengenalan akan Allah dan akan Yesus, Tuhan kita”.
* Yudas. Bdk. Yudas 1,4 - “(1) Dari Yudas, hamba Yesus Kristus dan saudara Yakobus, kepada mereka, yang terpanggil, yang dikasihi dalam Allah Bapa, dan yang dipelihara untuk Yesus Kristus. ... (4) Sebab ternyata ada orang tertentu yang telah masuk menyelusup di tengah-tengah kamu, yaitu orang-orang yang telah lama ditentukan untuk dihukum. Mereka adalah orang-orang yang fasik, yang menyalahgunakan kasih karunia Allah kita untuk melampiaskan hawa nafsu mereka, dan yang menyangkal satu-satunya Penguasa dan Tuhan kita, Yesus Kristus”.
e. Ingat juga bahwa yang menyebut Yesus dengan sebutan ‘Tuhan’ adalah orang-orang Yahudi yang adalah bangsa monotheist, sehingga tidak mungkin begitu sering menyebut Yesus dengan sebutan ‘Tuhan’, seandainya Yesus bukan betul-betul Tuhan dalam arti yang setinggi-tingginya.
W. E. Vine: “The full significance of this association of Jesus with God under the one appellation, ‘Lord,’ is seen when it is remembered that these men belonged to the only monotheistic race in the world. To associate with the Creator one known to be a creature, however exalted, though possible to Pagan Philosophers, was quite impossible to a Jew” (= Arti sepenuhnya dari persatuan Yesus dengan Allah di bawah satu sebutan ‘Tuhan’ ini, terlihat pada waktu diingat bahwa orang-orang ini termasuk dalam satu-satunya bangsa monotheist dalam dunia ini. Menyatukan / menggabungkan sang Pencipta dengan seseorang yang diketahui sebagai ciptaan, bagaimanapun ditinggikannya dia, sekalipun merupakan sesuatu yang memungkinkan bagi ahli-ahli filsafat kafir, adalah mustahil bagi seorang Yahudi) - ‘An Expository Dictionary of New Testament Words’, hal 689.
Catatan: bangsa Yahudi memang adalah satu-satunya bangsa monotheist di dunia pada saat itu.
c) 2Tim 1:10 menyebut Yesus dengan istilah ‘Juruselamat’.
2Tim 1:10 - “dan yang sekarang dinyatakan oleh kedatangan Juruselamat kita Yesus Kristus, yang oleh Injil telah mematahkan kuasa maut dan mendatangkan hidup yang tidak dapat binasa”.
Dilihat sepintas lalu, ayat ini tak membuktikan bahwa Ia adalah Allah, karena ayat ini hanya menyatakan Dia sebagai ‘Juruselamat’. Tetapi perlu diketahui bahwa dalam Perjanjian Lama, sebutan ‘Juruselamat’ dan ‘Penebus’ / ‘Penolong’ merupakan gelar ilahi yang menunjuk hanya kepada Allah.
Yes 43:3,11 - “(3) Sebab Akulah TUHAN, Allahmu, Yang Mahakudus, Allah Israel, Juruselamatmu. Aku menebus engkau dengan Mesir, dan memberikan Etiopia dan Syeba sebagai gantimu. ... (11) Aku, Akulah TUHAN dan tidak ada juruselamat selain dari padaKu”.
Yes 44:6 - “Beginilah firman TUHAN, Raja dan Penebus Israel, TUHAN semesta alam: ‘Akulah yang terdahulu dan Akulah yang terkemudian; tidak ada Allah selain dari padaKu”.
Yes 45:15 - “Sungguh, Engkau Allah yang menyembunyikan diri, Allah Israel, Juruselamat”.
Yer 14:8 - “Ya Pengharapan Israel, Penolongnya [KJV: ‘the saviour’ (= sang juruselamat)] di waktu kesusahan! Mengapakah Engkau seperti orang asing di negeri ini, seperti orang perjalanan yang hanya singgah untuk bermalam?”.
Hos 13:4 - “Tetapi Aku adalah TUHAN, Allahmu sejak di tanah Mesir; engkau tidak mengenal allah kecuali Aku, dan tidak ada juruselamat selain dari Aku”.
Sedangkan dalam Perjanjian Baru, sebutan-sebutan itu ditujukan kepada Yesus (2Tim 1:10 Tit 1:4 Tit 2:13 Tit 3:6 2Pet 1:11 2Pet 2:20 2Pet 3:18). Ini secara implicit / tidak langsung menunjukkan bahwa Yesus adalah Allah.
Walter Martin: “Many times Jehovah declares His existence as the ‘Only God and Saviour (Isaiah 41:4; 43:11-13; 44:6; 45:5; 48:12; etc.). This is indeed irrefutable proof, since Christ could not be our Savior and Redeemer if He were not Jehovah, for Jehovah is the only Savior (Isaiah 43:11)” [= Banyak kali Yehovah menyatakan keberadaanNya sebagai ‘satu-satunya Allah dan Juruselamat’ (Yes 41:4; 43:11-13; 44:6; 45:5; 48:12; dsb.). Ini merupakan bukti yang tidak bisa dibantah, karena Kristus tidak bisa menjadi Juruselamat dan Penebus kita seandainya Ia bukan Yehovah, karena Yehovah adalah satu-satunya Juruselamat (Yesaya 43:11)] - ‘The Kingdom of the Cults’, hal 91.
d) Ada satu lagi nama ilahi yang diterapkan kepada Yesus, tetapi karena bagian ini panjang, maka saya bahas secara terpisah dalam no 3) di bawah.
3) Kitab Suci menunjukkan bahwa Yesus adalah YAHWEH sendiri.
a) Yeremia 23:5-6 - “(5) Sesungguhnya, waktunya akan datang, demikianlah firman TUHAN, bahwa Aku akan menumbuhkan Tunas adil bagi Daud. Ia akan memerintah sebagai raja yang bijaksana dan akan melakukan keadilan dan kebenaran di negeri. (6) Dalam zamannya Yehuda akan dibebaskan, dan Israel akan hidup dengan tenteram; dan inilah namanya yang diberikan orang kepadanya: TUHAN (YAHWEH) - keadilan kita”.
Pertama-tama perlu diketahui bahwa ini merupakan nubuat tentang Yesus / Mesias. Pada umumnya Saksi-Saksi Yehuwa mengakui hal ini, tetapi bila ada di antara mereka yang tidak mau mengakuinya, maka kita bisa membuktikannya. Bahwa ayat ini merupakan suatu nubuat tentang Yesus / Mesias, terlihat dari:
1. Gelar ‘Tunas adil bagi Daud’ dalam ay 5nya.
Bahwa gelar ini menunjuk kepada Yesus terlihat dengan jelas kalau kita membandingkannya dengan:
· Yes 4:2 - “Pada waktu itu tunas yang ditumbuhkan TUHAN akan menjadi kepermaian dan kemuliaan, dan hasil tanah menjadi kebanggaan dan kehormatan bagi orang-orang Israel yang terluput”. Baca kelanjutan dari ayat ini dan saudara akan melihat bahwa ayat ini merupakan nubuat tentang Mesias / Yesus.
· Yes 6:13 - “Dan jika di situ masih tinggal sepersepuluh dari mereka, mereka harus sekali lagi ditimpa kebinasaan, namun keadaannya akan seperti pohon beringin dan pohon jawi-jawi yang tunggulnya tinggal berdiri pada waktu ditebang. Dan dari tunggul itulah akan keluar tunas yang kudus!’”.
· Yes 11:1-3 - “(1) Suatu tunas akan keluar dari tunggul Isai, dan taruk yang akan tumbuh dari pangkalnya akan berbuah. (2) Roh TUHAN akan ada padanya, roh hikmat dan pengertian, roh nasihat dan keperkasaan, roh pengenalan dan takut akan TUHAN; (3) ya, kesenangannya ialah takut akan TUHAN. Ia tidak akan menghakimi dengan sekilas pandang saja atau menjatuhkan keputusan menurut kata orang”.
· Yes 53:2 - “Sebagai taruk ia tumbuh di hadapan TUHAN dan sebagai tunas dari tanah kering. Ia tidak tampan dan semaraknyapun tidak ada sehingga kita memandang dia, dan rupapun tidak, sehingga kita menginginkannya”. Baca kelanjutan dari ayat ini dan saudara akan melihat bahwa ayat ini merupakan nubuat tentang Mesias / Yesus.
· Zakh 3:8 - “Dengarkanlah, hai imam besar Yosua! Engkau dan teman-temanmu yang duduk di hadapanmu - sungguh kamu merupakan suatu lambang. Sebab, sesungguhnya Aku akan mendatangkan hambaKu, yakni Sang Tunas”.
· Zakh 6:12 - “katakanlah kepadanya: Beginilah firman TUHAN semesta alam: Inilah orang yang bernama Tunas. Ia akan bertunas dari tempatnya dan ia akan mendirikan bait TUHAN”.
· Wahyu 5:5 - “Lalu berkatalah seorang dari tua-tua itu kepadaku: ‘Jangan engkau menangis! Sesungguhnya, singa dari suku Yehuda, yaitu tunas Daud, telah menang, sehingga Ia dapat membuka gulungan kitab itu dan membuka ketujuh meterainya.’”. Baca kontext dari ayat ini dan saudara akan melihat bahwa ayat ini berbicara tentang Yesus. Juga gelar ‘singa Yehuda’ merupakan gelar dari Yesus (bdk. Kejadian 49:9-10).
· Wahyu 22:16 - “‘Aku, Yesus, telah mengutus malaikatKu untuk memberi kesaksian tentang semuanya ini kepadamu bagi jemaat-jemaat. Aku adalah tunas, yaitu keturunan Daud, bintang timur yang gilang-gemilang.’”.
2. Text itu mengatakan bahwa Ia akan menjadi raja yang bijaksana (ay 5b), dan dalam jamannya Yehuda akan dibebaskan, dsb. (ay 6).
Kalau ini tidak menunjuk kepada Yesus, lalu menunjuk kepada siapa?
Kalau kita sudah tahu / yakin bahwa Yer 23:5-6 ini merupakan nubuat tentang Yesus, maka sekarang perhatikan bagian akhir dari text itu, dimana Yesus disebut sebagai ‘TUHAN keadilan’, dimana kata ‘TUHAN’ tersebut dalam bahasa Ibraninya adalah YAHWEH / YEHOVAH.
Catatan: Perlu diketahui bahwa dalam Perjanjian Lama, kata ‘Tuhan’ berasal dari kata bahasa Ibrani ADONAY, sedangkan kata ‘TUHAN’ (semua dalam huruf besar) berasal dari kata bahasa Ibrani YAHWEH / YEHOVAH.
Ini adalah ayat yang sangat penting dalam menghadapi Saksi-Saksi Yehuwa karena di dalam ayat ini Yesus Kristus disebut dengan sebutan YAHWEH / YEHOVAH!
Juga perlu diketahui bahwa dalam Kitab Suci istilah bahasa Ibrani ‘ADONAY’ (= Tuhan / Lord) bisa digunakan untuk seseorang yang bukan Allah (Misalnya dalam Yes 21:8). Demikian juga dengan istilah bahasa Ibrani ‘ELOHIM’ [= Allah / God(s)], atau istilah bahasa Yunani ‘THEOS’ (= Allah), atau istilah bahasa Yunani ‘KURIOS’ (= Tuhan), bisa digunakan untuk menunjuk kepada dewa dan bahkan manusia dan setan (Misalnya: Keluaran 4:16 Keluaran 7:1 Keluaran 12:12 Keluaran 20:3,23 Hakim 16:23-24 1Raja-raja 18:27 Mazmur 82:1,6 Kis 28:6 2Korintus 4:4).
Tetapi sebutan ‘YAHWEH’ / ‘YEHOVAH’ (= TUHAN / LORD) tidak pernah digunakan untuk makhluk lain selain Allah, karena YAHWEH / YEHOVAH adalah nama dari Allah!
Mazmur 83:19 - “supaya mereka tahu bahwa Engkau sajalah yang bernama TUHAN, Yang Mahatinggi atas seluruh bumi”.
NIV menterjemahkan secara berbeda, dan NWT / TDB mirip dengan NIV.
NIV: ‘Let them know that you, whose name is the LORD - that you alone are the Most High over all the earth’ (= Biarlah mereka mengetahui bahwa Engkau, yang namaNya adalah TUHAN - bahwa Engkau saja adalah Yang Maha Tinggi atas seluruh bumi).
TDB: “Agar mereka tahu bahwa engkau, yang bernama Yehuwa, Engkau sajalah Yang Mahatinggi atas seluruh bumi”.
Tetapi KJV/RSV/NASB menterjemahkan seperti Kitab Suci Indonesia.
KJV: ‘That men may know that thou, whose name alone is JEHOVAH, art the most high over all the earth’ (= Supaya manusia bisa mengetahui bahwa Engkau sendiri yang namaNya adalah Yehovah, adalah yang maha tinggi atas seluruh bumi).
RSV: ‘Let them know that thou alone, whose name is the LORD, art the Most High over all the earth’ (= Biarlah mereka mengetahui bahwa Engkau saja, yang namanya adalah TUHAN, adalah Yang Maha Tinggi atas seluruh bumi).
NASB: ‘That they may know that Thou alone, whose name is the LORD, Art the Most High over all the earth’ (= Supaya mereka bisa mengetahui bahwa Engkau saja, yang namanya adalah TUHAN, adalah Yang Maha Tinggi atas seluruh bumi).
C. H. Spurgeon: “‘Jehovah’ is the incommunicable name of God, and is never attributed to any but God” (= ‘Yehovah’ adalah nama Allah yang tidak bisa diberikan, dan tidak pernah diberikan kepada yang lain kecuali Allah) - ‘The Treasury of David’, vol 2, hal 430.
Herman Bavinck: “God’s ‘proper name par excellence’ is Jehovah: Ex. 15:3; Ps. 83:19; Hos 12:6; Is. 42:8. This name is, therefore, not used of any other than Israel’s God” (= Nama Allah yang sungguh-sungguh yang paling menonjol adalah Yehovah: Kel 15:3; Maz 83:19; Hos 12:6; Yes 42:8. Karena itu, nama ini tidak digunakan untuk yang lain dari Allah Israel) - ‘The Doctrine of God’, hal 107.
Louis Berkhof: “It is especially in the name Yahweh, which gradually supplanted earlier names, that God reveals Himself as the God of grace. It has always been regarded as the most sacred and the most distinctive name of God, the incommunicable name” (= Khususnya dengan nama Yahweh inilah, yang perlahan-lahan menggantikan nama-nama yang lebih awal, Allah menyatakan diriNya sendiri sebagai Allah kasih karunia. Nama itu selalu dianggap sebagai nama Allah yang paling keramat dan paling khusus / tersendiri, nama yang tidak bisa diberikan) - ‘Systematic Theology’, hal 49.
Dalam tafisannya tentang nama YAHWEH dalam Yes 42:8, Albert Barnes mengatakan:
“It is a name which is given to none but the true God, and which is everywhere in the Scriptures used to distinguish him from all others” (= Ini adalah nama yang tidak diberikan kepada siapapun kecuali Allah yang benar, dan yang dimana-mana dalam Kitab Suci digunakan untuk membedakan Dia dari semua yang lain) - hal 103.
Saksi-Saksi Yehuwa sendiri mengatakan:
“‘God,’ ‘Lord,’ and ‘Creator’ like ‘President,’ ‘King,’ and ‘General’ - are titles and may be applied to several different personages. But ‘Jehovah’ is a personal name and refers to the almighty God and Creator of the universe” (= ‘Allah’, ‘Tuhan’, dan ‘Pencipta’ seperti ‘Presiden’, ‘Raja’, dan Jendral’ - adalah gelar-gelar dan bisa diterapkan kepada beberapa tokoh-tokoh / orang-orang terkemuka yang berbeda. Tetapi ‘Yehovah’ adalah nama pribadi dan menunjuk kepada Allah yang mahakuasa dan Pencipta dari alam semesta) - internet: http://www.watchtower.org/library/jt/article_09.htm.
Lalu mereka mengutip juga Maz 83:19 di atas (dalam versi KJV).
Catatan: merupakan sesuatu yang aneh bahwa dalam menggunakan Mazmur 83:19 ini mereka berkali-kali menggunakan terjemahan yang berbeda dengan NWT / TDB. Dalam buku tipis mereka yang berjudul ‘Nama Ilahi Yang Akan Kekal Selama-lamanya’, hal 5, mereka menggunakan 4 terjemahan untuk Maz 83:19 ini, yaitu terjemahan dari TB-LAI, Klinkert, Terjemahan Katolik - Ende, Flores, dan KJV, yang semuanya menterjemahkan seperti TB-LAI.
Juga dalam buku ‘Nama Ilahi Yang Akan Kekal Selama-lamanya’, hal 21, Saksi-Saksi Yehuwa mengatakan:
“Publikasi-publikasi Afrika Selatan lainnya, juga, pada suatu waktu memuat nama Allah. Misalnya, dalam De Korte Catechismus (Katekismus Singkat), karya J. A. Malherbe, 1914, muncul yang berikut ini: ‘Apa Nama Allah yang sangat unggul?’ Jawabannya? ‘Yehuwa, yang ditulis TUHAN dengan huruf-huruf besar dalam Alkitab-Alkitab kita. (Nama) ini tidak pernah diberikan kepada makhluk lain”.
Karena itu, kalau dalam Yer 23:5-6 Yesus disebut dengan sebutan ‘YAHWEH / YEHOVAH’, maka tidak bisa tidak hal ini menunjukkan bahwa Yesus adalah Allah sendiri!
Charles Haddon Spurgeon: “Jesus Christ is the Lord our righteousness. There are but three words, ‘JEHOVAH,’ - for so it is in the original, - ‘OUR RIGHTEOUSNESS.’ He is Jehovah. Read that verse, and you will clearly perceive that the Messias of the Jews, Jesus of Nazareth the Saviour of the Gentiles, is certainly Jehovah. He hath the incommunicable title of the Most High God. ... Oh, ye Arians and Socinians, who monstrously deny the Lord who bought you and put him to open shame by denying his divinity, read you that verse and let your blasphemous tongues be silent, and let your obdurate hearts melt in penitence because ye have so foully sinned against him. He is Jehovah, or, mark you, the whole of God’s word is false, and there is no ground whatever for a sinner’s hope” (= Yesus Kristus adalah TUHAN kebenaran kita. Di sana ada tiga kata, ‘Yehovah’, - karena demikianlah dalam bahasa aslinya, - ‘Kebenaran kita’. Ia adalah Yehovah. Bacalah ayat ini, dan engkau akan dengan jelas mengerti bahwa Mesias dari orang-orang Yahudi, Yesus dari Nazaret, Juruselamat dari orang-orang non Yahudi, jelas adalah Yehovah. Ia mempunyai gelar dari Allah Yang Maha Tinggi yang tidak bisa diberikan kepada yang lain. ... O, kamu penganut-penganut Arianisme dan Socinianisme, yang dengan hebat menyangkal Tuhan yang membelimu dan mempermalukan Dia dengan menyangkal keilahianNya, bacalah ayat itu dan hendaklah lidah-lidah penghujatmu diam, dan hendaklah hati-hatimu yang bandel mencair dalam penyesalan karena kamu sudah berdosa dengan begitu busuk / kotor terhadap Dia. Ia adalah Yehovah, atau, perhatikanlah, seluruh firman Allah adalah salah, dan di sana tidak ada dasar apapun untuk pengharapan orang berdosa) - ‘A Treasury of Spurgeon on the Life and Work of our Lord’, vol 2, hal 216.
b) Mari kita membandingkan Zakh 6:12 dengan Mal 3:1.
Zakh 6:12 - “katakanlah kepadanya: Beginilah firman TUHAN semesta alam: Inilah orang yang bernama Tunas. Ia akan bertunas dari tempatnya dan ia akan mendirikan bait TUHAN (TDB: ‘Yehuwa’)”.
Mal 3:1 - “Lihat, Aku menyuruh utusanKu, supaya ia mempersiapkan jalan di hadapanKu! Dengan mendadak Tuhan (TDB: ‘Tuan’) yang kamu cari itu akan masuk ke baitNya! Malaikat Perjanjian yang kamu kehendaki itu, sesungguhnya, Ia datang, firman TUHAN semesta alam”.
Kalau dalam Zakh 6:12 dikatakan ‘bait TUHAN / YAHWEH’, maka dalam Mal 3:1 dikatakan ‘baitNya’, dimana kata ‘Nya’ jelas menunjuk kepada ‘Tuhan’ (TDB: ‘Tuan’), dan ini jelas menunjuk kepada Yesus. Jadi, terlihat bahwa Yesus adalah YAHWEH.
c) Bahwa Yesus adalah YAHWEH juga terlihat dari pelayanan Yohanes Pembaptis. Yohanes Pembaptis mempersiapkan jalan bagi siapa?
1. Mari kita melihat beberapa text dari Perjanjian Lama berkenaan dengan hal ini:
· Mal 3:1 - “Lihat, Aku menyuruh utusanKu, supaya ia mempersiapkan jalan di hadapanKu! Dengan mendadak Tuhan (TDB: ‘Tuan’) yang kamu cari itu akan masuk ke baitNya! Malaikat Perjanjian yang kamu kehendaki itu, sesungguhnya, Ia datang, firman TUHAN (TDB: ‘Yehuwa’) semesta alam”.
Perhatikan bahwa yang berbicara di sini adalah Yahweh. Utusan itu (Yohanes Pembaptis) akan mempersiapkan jalan di hadapanKu (Yahweh).
· Mal 4:5-6 - “(5) Sesungguhnya Aku akan mengutus nabi Elia kepadamu menjelang datangnya hari TUHAN (TDB: ‘hari Yehuwa’) yang besar dan dahsyat itu. (6) Maka ia akan membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati anak-anak kepada bapa-bapanya supaya jangan Aku datang memukul bumi sehingga musnah”.
Beberapa penjelasan tentang ayat ini:
* Kata ‘Aku’ jelas menunjuk kepada ‘YAHWEH’.
* Yang dimaksud dengan ‘nabi Elia’ di sini jelas adalah Yohanes Pembaptis. Bdk. Mat 11:14 - “dan - jika kamu mau menerimanya - ialah Elia yang akan datang itu”. Kontext jelas menunjukkan bahwa kata ‘ia’ menunjuk kepada Yohanes Pembaptis. Ini memang tidak berarti bahwa Yohanes Pembaptis adalah reinkarnasi dari Elia. Yohanes Pembaptis sendiri mengakui bahwa ia bukanlah Elia (Yoh 1:19-21). Jadi, Yohanes Pembaptis disebut ‘Elia’ hanya karena ia menyerupai Elia (bdk. Luk 1:17a - ‘ia akan berjalan mendahului Tuhan dalam roh dan kuasa Elia’ - kata ‘roh’ bisa diartikan ‘semangat’).
* Yohanes Pembaptis akan datang menjelang hari TUHAN, supaya orang-orang Israel bertobat, dan jangan ‘Aku’ (YAHWEH) datang memukul bumi sehingga musnah. Jadi jelas bahwa Yohanes Pembaptis datang untuk mempersiapkan jalan bagi YAHWEH.
· Yes 40:3 - “Ada suara yang berseru-seru: ‘Persiapkanlah di padang gurun jalan untuk TUHAN (TDB: ‘Yehuwa’), luruskanlah di padang belantara jalan raya bagi Allah kita!”.
Jelas bahwa ayat ini juga berbicara tentang Yohanes Pembaptis (Mat 3:3 Mark 1:3 Luk 3:4 Yoh 1:23), dan di sini dikatakan bahwa ia mempersiapkan / meluruskan jalan untuk ‘TUHAN’ (YAHWEH) / ‘Allah’.
Jadi dari beberapa ayat Perjanjian Lama ini terlihat bahwa Yohanes Pembaptis mempersiapkan / meluruskan jalan bagi YAHWEH / Allah.
2. Sekarang mari kita melihat ayat-ayat Perjanjian Baru tentang Yohanes Pembaptis supaya kita bisa tahu untuk siapa ia mempersiapkan jalan.
Sebetulnya semua orang kristen tentu tahu bahwa Yohanes Pembaptis mempersiapkan jalan bagi Yesus, dan bahkan Saksi-Saksi Yehuwa mengakui hal itu.
Saksi-Saksi Yehuwa mengatakan: “Yohanes sedang mempersiapkan jalan dengan membantu orang-orang agar memiliki keadaan hati yang baik untuk menerima Mesias, yang akan menjadi Raja” - ‘Tokoh Terbesar Sepanjang Masa’, pelajaran 11.
Tetapi untuk lebih jelasnya, saya tetap mengajak saudara untuk melihat beberapa ayat.
Mat 3:1-3,11 - “(1) Pada waktu itu tampillah Yohanes Pembaptis di padang gurun Yudea dan memberitakan: (2) ‘Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!’ (3) Sesungguhnya dialah yang dimaksudkan nabi Yesaya ketika ia berkata: ‘Ada suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan (TDB: ‘Yehuwa’), luruskanlah jalan bagiNya.’ ... (11) Aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan, tetapi Ia yang datang kemudian dari padaku (= Yesus) lebih berkuasa dari padaku dan aku tidak layak melepaskan kasutNya. Ia akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api”.
Dari text ini terlihat bahwa Yohanes Pembaptis harus mempersiapkan jalan bagi ‘Tuhan’ (Mat 3:3), tetapi bagian ini dilanjutkan dengan membicarakan kedatangan Yesus (Mat 3:11). Jadi jelas bahwa sebetulnya kata ‘Tuhan’ itu menunjuk kepada ‘Yesus’. Hal yang sama terlihat dari bagian paralelnya dalam Injil Markus.
Mark 1:1-4,7-8 - “(1) Inilah permulaan Injil tentang Yesus Kristus, Anak Allah. (2) Seperti ada tertulis dalam kitab nabi Yesaya: ‘Lihatlah, Aku menyuruh utusanKu mendahului Engkau, ia akan mempersiapkan jalan bagiMu; (3) ada suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan (TDB: ‘Yehuwa’), luruskanlah jalan bagiNya’, (4) demikianlah Yohanes Pembaptis tampil di padang gurun dan menyerukan: ‘Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis dan Allah akan mengampuni dosamu.’ ... (7) Inilah yang diberitakannya: ‘Sesudah aku akan datang Ia (= Yesus) yang lebih berkuasa dari padaku; membungkuk dan membuka tali kasutNyapun aku tidak layak. (8) Aku membaptis kamu dengan air, tetapi Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus.’”.
Luk 1:13-17 - “(13) Tetapi malaikat itu berkata kepadanya: ‘Jangan takut, hai Zakharia, sebab doamu telah dikabulkan dan Elisabet, isterimu, akan melahirkan seorang anak laki-laki bagimu dan haruslah engkau menamai dia Yohanes. (14) Engkau akan bersukacita dan bergembira, bahkan banyak orang akan bersukacita atas kelahirannya itu. (15) Sebab ia akan besar di hadapan Tuhan (TDB: ‘Yehuwa’) dan ia tidak akan minum anggur atau minuman keras dan ia akan penuh dengan Roh Kudus mulai dari rahim ibunya; (16) ia akan membuat banyak orang Israel berbalik kepada Tuhan (TDB: ‘Yehuwa’), Allah mereka, (17) dan ia akan berjalan mendahului Tuhan (TDB: ‘dia’) dalam roh dan kuasa Elia untuk membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati orang-orang durhaka kepada pikiran orang-orang benar dan dengan demikian menyiapkan bagi Tuhan (TDB: ‘Yehuwa’) suatu umat yang layak bagiNya.’”.
Catatan: kata ‘Tuhan’ dalam Luk 1:17a memang seharusnya adalah ‘Dia’, tetapi dilihat dari ayat yang mendahuluinya, maka jelas bahwa kata ‘Dia’ menunjuk kepada ‘Tuhan’.
Lukas 1:76 (kata-kata Zakharia kepada Yohanes Pembaptis) - “Dan engkau, hai anakku, akan disebut nabi Allah Yang Mahatinggi; karena engkau akan berjalan mendahului Tuhan (TDB: ‘Yehuwa’) untuk mempersiapkan jalan bagiNya”.
Lukas 3:3-6 - “(3) Maka datanglah Yohanes ke seluruh daerah Yordan dan menyerukan: ‘Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis dan Allah akan mengampuni dosamu, (4) seperti ada tertulis dalam kitab nubuat-nubuat Yesaya: Ada suara yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan (TDB: ‘Yehuwa’), luruskanlah jalan bagiNya. (5) Setiap lembah akan ditimbun dan setiap gunung dan bukit akan menjadi rata, yang berliku-liku akan diluruskan, yang berlekuk-lekuk akan diratakan, (6) dan semua orang akan melihat keselamatan yang dari Tuhan (TDB: ‘Allah’).’”.
Catatan: kata ‘Tuhan’ pada akhir dari Luk 3:6 itu seharusnya memang adalah ‘Allah’. TB1-LAI dan TB2-LAI sama-sama secara salah menterjemahkan ‘Tuhan’.
Yohanes 1:19,23 - “(19) Dan inilah kesaksian Yohanes ketika orang Yahudi dari Yerusalem mengutus beberapa imam dan orang-orang Lewi kepadanya untuk menanyakan dia: ‘Siapakah engkau?’ ... (23) Jawabnya: ‘Akulah suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Luruskanlah jalan Tuhan (TDB: ‘Yehuwa’)! seperti yang telah dikatakan nabi Yesaya.’”.
Sebetulnya terlihat dengan jelas bahwa kata ‘Tuhan’ dalam ayat-ayat di atas ini menunjuk kepada ‘Yesus’, dan Yohanes Pembaptis memang mempunyai tugas khusus untuk mempersiapkan jalan bagi Yesus. Tetapi dalam semua ayat-ayat ini kata ‘Tuhan’ diterjemahkan dengan ‘Yehuwa’ oleh TDB. Mereka bisa membengkokkan ayat-ayat di atas, tetapi bagaimana dengan ayat-ayat di bawah ini?
Yohanes 3:28 - “Kamu sendiri dapat memberi kesaksian, bahwa aku telah berkata: Aku bukan Mesias, tetapi aku diutus untuk mendahuluiNya”.
Kata-kata ini diucapkan oleh Yohanes Pembaptis (Yoh 3:27), dan dengan jelas ia berkata bahwa ia diutus untuk mendahului Kristus.
Matius 11:10 - “Karena tentang dia ada tertulis: Lihatlah, Aku menyuruh utusanKu mendahului Engkau, ia akan mempersiapkan jalanMu di hadapanMu” (bdk. Luk 7:27).
Kata ‘Aku’ jelas menunjuk kepada ‘Bapa / YAHWEH’; kata ‘utusan’ jelas menunjuk kepada ‘Yohanes Pembaptis’; kata-kata ‘Engkau’ dan ‘Mu’ tidak mungkin menunjuk kepada ‘Bapa’, karena kalau menunjuk kepada ‘Bapa’, pasti akan digunakan kata ‘Aku’ / ‘Ku’. Jadi kata ‘Engkau’ dan ‘Mu’ jelas menunjuk kepada Yesus.
Bandingkan Mat 11:10 ini dengan:
· Mal 3:1a - “Lihat, Aku menyuruh utusanKu, supaya ia mempersiapkan jalan di hadapanKu!”.
· Yesaya 40:3 - “Ada suara yang berseru-seru: ‘Persiapkanlah di padang gurun jalan untuk TUHAN (TDB: ‘Yehuwa’), luruskanlah di padang belantara jalan raya bagi Allah kita!”.
Jadi, dalam Mat 11:10 itu Yesus mengubah ‘mempersiapkan jalan di hadapanKu’ (Mal 3:1) menjadi ‘mempersiapkan jalanMu dihadapanMu’. ↓
↓ ↓ YAHWEH
Yesus
Pulpit Commentary tentang Mat 11:10: “Christ does not hesitate to apply to himself a prophecy of the coming of God” (= Kristus tidak ragu-ragu untuk menerapkan kepada diriNya sendiri suatu nubuat tentang datangnya Allah) - hal 445.
3. Kesimpulan.
Kalau beberapa ayat Perjanjian Lama dalam point 1. di atas menunjukkan bahwa Yohanes Pembaptis mempersiapkan jalan bagi YAHWEH / Allah, sedangkan beberapa ayat Perjanjian Baru dalam point 2. di atas menunjukkan bahwa Yohanes Pembaptis mempersiapkan jalan bagi Yesus, maka kesimpulannya adalah bahwa Yesus adalah YAHWEH sendiri!
d) Siapa yang akan datang disertai ribuan malaikat / orang-orang kudus (holy ones) untuk menghakimi pada akhir jaman?
Mat 24:30 - “Pada waktu itu akan tampak tanda Anak Manusia di langit dan semua bangsa di bumi akan meratap dan mereka akan melihat Anak Manusia itu datang di atas awan-awan di langit dengan segala kekuasaan dan kemuliaanNya”.
Mat 25:31-32 - “(31) ‘Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaanNya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaanNya. (32) Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapanNya dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing”.
Mat 26:64 - “Jawab Yesus: ‘Engkau telah mengatakannya. Akan tetapi, Aku berkata kepadamu, mulai sekarang kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di atas awan-awan di langit.’”.
Yoh 5:22-27 - “(22) Bapa tidak menghakimi siapapun, melainkan telah menyerahkan penghakiman itu seluruhnya kepada Anak, (23) supaya semua orang menghormati Anak sama seperti mereka menghormati Bapa. Barangsiapa tidak menghormati Anak, ia juga tidak menghormati Bapa, yang mengutus Dia. (24) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataanKu dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup. (25) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya saatnya akan tiba dan sudah tiba, bahwa orang-orang mati akan mendengar suara Anak Allah, dan mereka yang mendengarnya, akan hidup. (26) Sebab sama seperti Bapa mempunyai hidup dalam diriNya sendiri, demikian juga diberikanNya Anak mempunyai hidup dalam diriNya sendiri. (27) Dan Ia telah memberikan kuasa kepadaNya untuk menghakimi, karena Ia adalah Anak Manusia”.
Dari text-text di atas ini terlihat dengan jelas bahwa Yesuslah yang akan menjadi Hakim pada akhir jaman.
Sekarang bandingkan dengan Yudas 14-15 - “(14) Juga tentang mereka Henokh, keturunan ketujuh dari Adam, telah bernubuat, katanya: ‘Sesungguhnya Tuhan (TDB: ‘Yehuwa’) datang dengan beribu-ribu orang kudusNya, (15) hendak menghakimi semua orang dan menjatuhkan hukuman atas orang-orang fasik karena semua perbuatan fasik, yang mereka lakukan dan karena semua kata-kata nista, yang diucapkan orang-orang berdosa yang fasik itu terhadap Tuhan.’”.
Sebetulnya Yudas 14-15 ini jelas berbicara tentang kedatangan Yesus yang kedua-kalinya untuk menghakimi (bdk. Matius 25:31-32). Tetapi ternyata TDB menterjemahkan ‘Yehuwa’, dan secara tidak langsung mereka mengakui bahwa Yesus adalah Yehuwa!
e) Sebagai orang-orang percaya, kita adalah milik siapa?
· Kis 9:13 - “Jawab Ananias: ‘Tuhan (TDB: ‘Tuan’), dari banyak orang telah kudengar tentang orang itu, betapa banyaknya kejahatan yang dilakukannya terhadap orang-orang kudusMu di Yerusalem”.
Dalam Kis 9:13 ini, kata ‘Tuhan’ jelas menunjuk kepada Yesus, dan karena itu kata-kata ‘orang-orang kudusMu’ menunjukkan bahwa orang-orang percaya adalah milik Yesus.
· Roma 14:8 - “Sebab jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan, dan jika kita mati, kita mati untuk Tuhan. Jadi baik hidup atau mati, kita adalah milik Tuhan”.
Ketiga kata ‘Tuhan’ dalam Ro 14:8 ini oleh TDB diterjemahkan ‘Yehuwa’. Jadi, dalam ayat ini, menurut Saksi-Saksi Yehuwa, orang-orang percaya adalah milik Yehuwa.
Kesimpulan dari perbandingan kedua ayat di atas adalah: Yesus adalah Yehuwa!
Catatan: dalam point d) dan e) ini saya memang menggunakan Kitab Suci Saksi Yehuwa. Kalau menggunakan Kitab Suci kita sendiri, sebetulnya ayat-ayat dalam point d) dan e) ini bukan merupakan bukti bahwa Yesus adalah YAHWEH.
f) Ayat-ayat yang berbicara / bernubuat tentang Allah (YAHWEH) digenapi dalam diri Yesus.
1. Maz 68:19 - “Engkau telah naik ke tempat tinggi, telah membawa tawanan-tawanan; Engkau telah menerima persembahan-persembahan di antara manusia, bahkan dari pemberontak-pemberontak untuk diam di sana, ya TUHAN Allah (TDB: ‘oh, Allah Yah’)”.
Kata ‘Engkau’ jelas menunjuk kepada ‘TUHAN Allah’, dan kata-kata yang diterjemahkan ‘Tuhan Allah’ ini adalah ‘YAH ELOHIM’, dimana kata ‘YAH’ adalah kependekan dari ‘YAHWEH’
Sekarang mari kita bandingkan dengan Efesus 4:8-9 - “(8) Itulah sebabnya kata nas: ‘Tatkala Ia naik ke tempat tinggi, Ia membawa tawanan-tawanan; Ia memberikan pemberian-pemberian kepada manusia.’ (9) Bukankah ‘Ia telah naik’ berarti, bahwa Ia juga telah turun ke bagian bumi yang paling bawah?”.
Jelas bahwa Ef 4:8-9 ini mengutip Mazmur 68:19 itu dan menerapkannya kepada Yesus. Jadi jelas bahwa Yesus adalah ‘TUHAN Allah’ (YAH ELOHIM) yang dibicarakan dalam Maz 68:19 itu. Bandingkan dengan Wah 1:8 yang juga menyebut Yesus dengan istilah ‘Tuhan Allah’.
2. Maz 102:25-28 - “(25) Aku berkata: ‘Ya Allahku, janganlah mengambil aku pada pertengahan umurku! Tahun-tahunMu tetap turun-temurun!’ (26) Dahulu sudah Kauletakkan dasar bumi, dan langit adalah buatan tanganMu. (27) Semuanya itu akan binasa, tetapi Engkau tetap ada, dan semuanya itu akan menjadi usang seperti pakaian, seperti jubah Engkau akan mengubah mereka, dan mereka berubah; (28) tetapi Engkau tetap sama, dan tahun-tahunMu tidak berkesudahan”.
Jelas bahwa kata-kata ini diucapkan oleh si pemazmur kepada Allah / YAHWEH (Maz 102:2,13,25).
Sekarang mari kita bandingkan dengan Ibr 1:8-12 - “(8) Tetapi tentang (kepada) Anak Ia berkata: ‘TakhtaMu, ya Allah, tetap untuk seterusnya dan selamanya, dan tongkat kerajaanMu adalah tongkat kebenaran. (9) Engkau mencintai keadilan dan membenci kefasikan; sebab itu Allah, AllahMu telah mengurapi Engkau dengan minyak sebagai tanda kesukaan, melebihi teman-teman sekutuMu.’ (10) Dan: ‘Pada mulanya, ya Tuhan, Engkau telah meletakkan dasar bumi, dan langit adalah buatan tanganMu. (11) Semuanya itu akan binasa, tetapi Engkau tetap ada, dan semuanya itu akan menjadi usang seperti pakaian; (12) seperti jubah akan Engkau gulungkan mereka, dan seperti persalinan mereka akan diubah, tetapi Engkau tetap sama, dan tahun-tahunMu tidak berkesudahan.’”.
Ibr 1:10-12 jelas mengutip dari Maz 102:26-27, tetapi kalau kata-kata dalam Maz 102 itu ditujukan kepada Allah / YAHWEH, maka kata-kata dalam Ibr 1:10-12 itu ditujukan kepada Anak / Yesus. Jadi jelas bahwa Yesus adalah Allah / YAHWEH sendiri!
Barnes’ Notes (tentang Ibr 1:10): “In the Psalm, there can be no doubt that JEHOVAH is intended. ... because the name JEHOVAH is introduced in vers. 1,12, and because he is addressed as the Creator of all things, and as immutable. No one, on reading the Psalm, ever would doubt that it referred to God; and, if the apostle meant to apply it to the Lord Jesus, it proves most conclusively that he is divine” (= Dalam Mazmur itu, tidak ada keraguan bahwa Yehovahlah yang dimaksudkan. ... karena nama YEHOVAH digunakan dalam ay 2,13, dan karena Ia disebut sebagai sang Pencipta segala sesuatu, dan sebagai tidak berubah. Tidak seorangpun yang membaca Mazmur itu bisa meragukan bahwa itu menunjuk kepada Allah; dan jika sang rasul bermaksud untuk menerapkannya kepada Tuhan Yesus, itu membuktikan secara paling meyakinkan bahwa Ia adalah ilahi / Allah) - hal 1229.
3. Yes 6:1-10 - “(1) Dalam tahun matinya raja Uzia aku melihat Tuhan (TDB: ‘Yehuwa’) duduk di atas takhta yang tinggi dan menjulang, dan ujung jubahNya memenuhi Bait Suci. (2) Para Serafim berdiri di sebelah atasNya, masing-masing mempunyai enam sayap; dua sayap dipakai untuk menutupi muka mereka, dua sayap dipakai untuk menutupi kaki mereka dan dua sayap dipakai untuk melayang-layang. (3) Dan mereka berseru seorang kepada seorang, katanya: ‘Kudus, kudus, kuduslah TUHAN semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaanNya!’ (4) Maka bergoyanglah alas ambang pintu disebabkan suara orang yang berseru itu dan rumah itupun penuhlah dengan asap. (5) Lalu kataku: ‘Celakalah aku! aku binasa! Sebab aku ini seorang yang najis bibir, dan aku tinggal di tengah-tengah bangsa yang najis bibir, namun mataku telah melihat Sang Raja, yakni TUHAN semesta alam.’ (6) Tetapi seorang dari pada Serafim itu terbang mendapatkan aku; di tangannya ada bara, yang diambilnya dengan sepit dari atas mezbah. (7) Ia menyentuhkannya kepada mulutku serta berkata: ‘Lihat, ini telah menyentuh bibirmu, maka kesalahanmu telah dihapus dan dosamu telah diampuni.’ (8) Lalu aku mendengar suara Tuhan (TDB: ‘Yehuwa’) berkata: ‘Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?’ Maka sahutku: ‘Ini aku, utuslah aku!’ (9) Kemudian firmanNya: ‘Pergilah, dan katakanlah kepada bangsa ini: Dengarlah sungguh-sungguh, tetapi mengerti: jangan! Lihatlah sungguh-sungguh, tetapi menanggap: jangan! (10) Buatlah hati bangsa ini keras dan buatlah telinganya berat mendengar dan buatlah matanya melekat tertutup, supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya, lalu berbalik dan menjadi sembuh.’”.
Jelas bahwa Yesaya melihat Yahweh sendiri, dan Yahweh lalu mengucapkan kata-kata dalam ay 10 itu.
Sekarang mari kita membandingkannya dengan Yoh 12:37-42 - “(37) Dan meskipun Yesus mengadakan begitu banyak mujizat di depan mata mereka, namun mereka tidak percaya kepadaNya, (38) supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya: ‘Tuhan, siapakah yang percaya kepada pemberitaan kami? Dan kepada siapakah tangan kekuasaan Tuhan dinyatakan?’ (39) Karena itu mereka tidak dapat percaya, sebab Yesaya telah berkata juga: (40) ‘Ia telah membutakan mata dan mendegilkan hati mereka, supaya mereka jangan melihat dengan mata, dan menanggap dengan hati, lalu berbalik, sehingga Aku menyembuhkan mereka.’ (41) Hal ini dikatakan oleh Yesaya, karena ia telah melihat kemuliaanNya dan telah berkata-kata tentang Dia. (42) Namun banyak juga di antara pemimpin yang percaya kepadaNya, tetapi oleh karena orang-orang Farisi mereka tidak mengakuinya berterus terang, supaya mereka jangan dikucilkan”.
Yoh 12:40 itu (bagian yang saya garis bawahi) jelas mengutip Yes 6:10. Jadi kedua text ini jelas sangat dekat hubungannya. Tetapi kalau dalam Yes 6 itu Yesaya melihat Adonay / Yahweh, maka dalam Yoh 12:41 dikatakan bahwa Yesaya telah melihat kemuliaanNya (garis bawah dobel), dan kalau kita melihat Yoh 12:42nya maka terlihat dengan jelas bahwa kata ‘Nya’ itu menunjuk kepada Yesus. Jadi jelas bahwa Yesus adalah Adonay / Yahweh sendiri.
4. Yes 8:12b-13 - “(12b) ... apa yang mereka takuti janganlah kamu takuti dan janganlah gentar melihatnya. (13) Tetapi TUHAN (YAHWEH) semesta alam, Dialah yang harus kamu akui sebagai Yang Kudus; kepadaNyalah harus kamu takut dan terhadap Dialah harus kamu gentar”.
Bagian yang saya garis bawahi diterjemahkan secara agak berbeda oleh KJV.
KJV: ‘Sanctify the LORD of hosts himself’ (= Kuduskanlah TUHAN semesta alam sendiri).
Yesaya 8:12-13 ini dikutip oleh Petrus dalam 1Pet 3:14-15 dan diterapkan kepada Kristus!
1Pet 3:14b-15a - “(14) ... janganlah kamu takuti apa yang mereka takuti dan janganlah gentar. (15) Tetapi kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan!”.
Jadi, kalau dalam Yes 8:12-13 ada perintah untuk menguduskan YAHWEH, maka dalam 1Pet 3:15a perintahnya adalah untuk menguduskan Kristus. Ini menunjukkan bahwa Yesus adalah YAHWEH.
Pulpit Commentary tentang 1Petrus 3:15: “St. Peter here substitutes the Saviour’s Name where the prophet wrote, ‘the Lord of hosts, Jehovah Sabaoth’ - a change which would be nothing less than impious if the Lord Jesus Christ were not truly God” (= Santo Petrus di sini menggantikan dengan Nama sang Juruselamat dimana sang nabi menulis ‘TUHAN semesta alam, Yehovah Tsebbaoth’ - perubahan mana merupakan sesuatu yang tidak kurang dari suatu ketidak-hormatan terhadap Allah, seandainya Tuhan Yesus Kristus bukan sungguh-sungguh Allah) - hal 131-132.
Pulpit Commentary tentang 1Pet 3:15: “Peter, the Jew, who knew that perhaps the very highest title which could be ascribed to Jehovah was ‘the Lord of hosts,’ did not hesitate to give that title to Christ. Peter had known him in the humiliation of his human life; he had even washed Peter’s feet, yet Peter uses his name and that of ‘the Lord of hosts’ as convertible terms - speaks of these two as one. Peter, at least, had no doubt of the Deity of Jesus” (= Petrus, si orang Yahudi, yang tahu bahwa mungkin gelar tertinggi yang bisa diberikan kepada Yehovah adalah ‘TUHAN semesta alam’, tidak ragu-ragu untuk memberikan gelar itu kepada Kristus. Petrus telah mengenalNya dalam perendahan dari kehidupan manusiaNya; Ia bahkan telah mencuci kaki Petrus, tetapi Petrus menggunakan namaNya dan nama ‘TUHAN semesta alam’ sebagai istilah-istilah yang dapat ditukar - berbicara tentang kedua nama ini sebagai satu nama. Sedikitnya, Petrus tidak ragu-ragu tentang Keilahian Yesus) - hal 156.
5. Yer 9:23-24 - “(23) Beginilah firman TUHAN: ‘Janganlah orang bijaksana bermegah karena kebijaksanaannya, janganlah orang kuat bermegah karena kekuatannya, janganlah orang kaya bermegah karena kekayaannya, (24) tetapi siapa yang mau bermegah, baiklah bermegah karena yang berikut: bahwa ia memahami dan mengenal Aku, bahwa Akulah TUHAN yang menunjukkan kasih setia, keadilan dan kebenaran di bumi; sungguh, semuanya itu Kusukai, demikianlah firman TUHAN.’”.
Karena yang berbicara dalam ayat ini adalah TUHAN (Yahweh), maka itu berarti bahwa ayat ini menyuruh seseorang bermegah karena ia memahami dan mengenal Yahweh.
Yer 9:24 ini dikutip 2 x oleh Paulus, yaitu dalam 1Kor 1:31 dan 2Kor 10:1
1Kor 1:31 - “Karena itu seperti ada tertulis: ‘Barangsiapa yang bermegah, hendaklah ia bermegah di dalam Tuhan.’”.
2Kor 10:17 - “‘Tetapi barangsiapa bermegah, hendaklah ia bermegah di dalam Tuhan.’”.
Saya berpendapat bahwa dalam kedua ayat itu Paulus menerapkannya kepada Yesus, dan dengan demikian ini menunjukkan bahwa Yesus adalah YAHWEH. Tetapi kontext dari kedua ayat itu tidak terlalu jelas dalam menunjukkan bahwa Paulus menerapkannya kepada Yesus. Dan baik dalam 1Kor 1:31 maupun dalam 2Korintus 10:17, TDB mengubah kata ‘Tuhan’ menjadi ‘Yehuwa’. Karena itu mari kita membandingkan dengan:
a. Ayat-ayat di bawah ini yang menunjukkan bahwa Paulus bermegah dalam / oleh Yesus!
· Roma 5:11 - “Dan bukan hanya itu saja! Kita malah bermegah dalam Allah oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, sebab oleh Dia kita telah menerima pendamaian itu”.
· Roma 15:17 - “Jadi dalam Kristus aku boleh bermegah tentang pelayananku bagi Allah”.
· Galatia 6:14 - “Tetapi aku sekali-kali tidak mau bermegah, selain dalam salib Tuhan kita Yesus Kristus, sebab olehnya dunia telah disalibkan bagiku dan aku bagi dunia”.
· Filipi 3:3 - “karena kitalah orang-orang bersunat, yang beribadah oleh Roh Allah, dan bermegah dalam Kristus Yesus dan tidak menaruh percaya pada hal-hal lahiriah”.
b. Ayat-ayat di bawah ini yang menunjukkan bahwa Paulus bermegah karena pengenalannya terhadap Yesus.
Fil 3:7-11 - “(7) Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. (8) Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus, (9) dan berada dalam Dia bukan dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan. (10) Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitanNya dan persekutuan dalam penderitaanNya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematianNya, (11) supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati”.
Dari semua ini jelas bahwa Yesus adalah Yahweh sendiri!
Kita juga bisa menambahkan bahwa dalam 1Kor 3:21a Paulus melarang untuk bermegah dalam / tentang manusia.
1Kor 3:21a - “Karena itu janganlah ada orang yang memegahkan dirinya atas manusia”.
KJV: ‘let no man glory in men’ (= jangan ada orang yang bermegah dalam manusia).
NIV: ‘no more boasting about men’ (= jangan lagi bermegah tentang manusia).
Kalau Yesus hanya manusia biasa dan bukan Allah, seperti yang dipercayai oleh Saksi-Saksi Yehuwa, maka Paulus melanggar kata-katanya sendiri, karena Paulus ternyata bermegah dalam Kristus / bermegah karena pengenalannya terhadap Yesus.
6. Yoel 2:32a - “Dan barangsiapa yang berseru kepada nama TUHAN (YAHWEH) akan diselamatkan”.
Dalam Perjanjian Baru Yoel 2:32a itu dikutip 2 x yaitu dalam:
· Roma 10:9-13 - “(9) Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan (TDB: ‘Tuan’), dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. (10) Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan. (11) Karena Kitab Suci berkata: ‘Barangsiapa yang percaya kepada Dia, tidak akan dipermalukan.’ (12) Sebab tidak ada perbedaan antara orang Yahudi dan orang Yunani. Karena, Allah yang satu itu adalah Tuhan dari semua orang, kaya bagi semua orang yang berseru kepadaNya. (13) Sebab, barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan (TDB: ‘Yehuwa’), akan diselamatkan”.
Ro 10:13 jelas merupakan kutipan dari Yoel 2:32, dan kata ‘Tuhan’ dalam Roma 10:13 tidak mungkin menunjuk kepada ‘Yehuwa’ tetapi pasti menunjuk kepada ‘Yesus’. Alasannya:
* Kata-kata ‘Yesus adalah Tuhan’ dalam Roma 10:9 jelas menunjukkan bahwa yang dimaksudkan dengan ‘Tuhan’ dalam Ro 10:13 adalah ‘Yesus’.
* Roma 10:11, merupakan kutipan dari Yesaya 28:16 - “sebab itu beginilah firman Tuhan ALLAH: ‘Sesungguhnya, Aku meletakkan sebagai dasar di Sion sebuah batu, batu yang teruji, sebuah batu penjuru yang mahal, suatu dasar yang teguh: Siapa yang percaya, tidak akan gelisah!”. Kata ‘batu’ / ‘batu penjuru’ di sini jelas menunjuk kepada Yesus, dan karena itu, kata ‘Dia’ dalam Ro 10:11 itu pasti menunjuk kepada Yesus!
* Kontext setelah Ro 10:13 itu juga berbicara tentang Yesus.
Ro 10:14-15 - “(14) Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepadaNya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakanNya? (15) Dan bagaimana mereka dapat memberitakanNya, jika mereka tidak diutus? Seperti ada tertulis: ‘Betapa indahnya kedatangan mereka yang membawa kabar baik!’”.
Jadi, terlihat bahwa penterjemahan ‘Yehuwa’ dalam Ro 10:13 itu betul-betul bertentangan dengan seluruh kontext dari Ro 10:9-15, yang seluruhnya berbicara tentang ‘Yesus’.
· Kis 2:21-23 - “(21) Dan barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan (TDB: ‘Yehuwa’) akan diselamatkan. (22) Hai orang-orang Israel, dengarlah perkataan ini: Yang aku maksudkan, ialah Yesus dari Nazaret, seorang yang telah ditentukan Allah dan yang dinyatakan kepadamu dengan kekuatan-kekuatan dan mujizat-mujizat dan tanda-tanda yang dilakukan oleh Allah dengan perantaraan Dia di tengah-tengah kamu, seperti yang kamu tahu. (23) Dia yang diserahkan Allah menurut maksud dan rencanaNya, telah kamu salibkan dan kamu bunuh oleh tangan bangsa-bangsa durhaka”.
Kis 2:21 jelas merupakan kutipan dari Yoel 2:32 itu, dan dari Kis 2:22-dst terlihat bahwa kata ‘Tuhan’ itu diterapkan kepada Yesus. Saya betul-betul tidak mengerti, bagaimana dengan adanya kata-kata ‘Yang aku maksudkan, ialah Yesus dari Nazaret’ dalam Kis 2:22 itu, Saksi-Saksi Yehuwa masih bisa menterjemahkan kata ‘Tuhan’ dalam Kis 2:21 itu menjadi ‘Yehuwa’.
Jadi kata ‘TUHAN’ dalam Yoel 2:32 (yang menunjuk kepada Yahweh), dalam Ro 10:13 dan Kis 2:21 diarahkan kepada Yesus. Ini jelas menunjukkan bahwa Yesus adalah Yahweh!
7. Zakh 12:1,10 - “(1) Ucapan ilahi. Firman TUHAN tentang Israel: Demikianlah firman TUHAN yang membentangkan langit dan yang meletakkan dasar bumi dan yang menciptakan roh dalam diri manusia: ... (10) ‘Aku akan mencurahkan roh pengasihan dan roh permohonan atas keluarga Daud dan atas penduduk Yerusalem, dan mereka akan memandang kepada dia1 yang telah mereka tikam, dan akan meratapi dia2 seperti orang meratapi anak tunggal, dan akan menangisi dia dengan pedih seperti orang menangisi anak sulung”.
a. Kata ‘dia’ yang pertama.
Kitab Suci Indonesia salah terjemahan, dan RSV sama salahnya dengan Kitab Suci Indonesia. Kata ‘dia’ yang pertama dalam Zakh 12:10 itu seharusnya adalah ‘Aku’. Bandingkan dengan terjemahan-terjemahan lain di bawah ini (saya hanya mengambil kedua kata ‘dia’ itu).
KJV/NIV/NASB: ‘me ... him’ (= Aku ... dia).
RSV: ‘him ... him’ (= dia ... dia).
NWT: “they will certainly look to the One whom they pierced through, and they will certainly wail over Him” (= mereka pasti akan memandang kepada Orang yang mereka tikam, dan mereka pasti akan meratapi Dia).
Kata Ibrani yang digunakan di sini adalah ylixe (ELI), yang artinya ‘kepadaku’.
Pulpit Commentary tentang Zakh 12:10: “‘Me’ has been altered in some manuscripts into ‘him:’ but this is an evident gloss received into the text for controversial purposes, or to obviate the supposed impropriety of representing Jehovah as slain by the impious” (= ‘Aku / Ku’ telah diubah dalam sebagian manuscripts menjadi ‘dia’: tetapi ini merupakan suatu kesalahan / penampilan yang menipu yang diterima ke dalam text untuk tujuan perdebatan, atau untuk menyingkirkan gambaran yang dianggap tidak sesuai dari Yehovah yang dibunuh oleh orang-orang jahat) - hal 136.
Albert Barnes mengatakan bahwa perubahan itu dilakukan oleh orang-orang Yahudi pada abad ke 9. Mereka mengubah ylx (to me / kepadaku) menjadi vylx (= to him / kepadanya).
Sekarang, kalau kata ‘dia’ yang pertama sebetulnya adalah ‘Aku’, maka kata ‘Aku’ ini jelas menunjuk kepada YAHWEH, karena mulai Zakh 12:1 yang berbicara adalah YAHWEH. Jadi, Zakh 12:10 ini menunjukkan bahwa dengan dosa-dosanya Yehuda telah ‘menikam’ YAHWEH.
Sekarang bandingkan dengan Yohanes 19:37 - “Dan ada pula nas yang mengatakan: ‘Mereka akan memandang kepada Dia yang telah mereka tikam.’”.
KJV/RSV/NASB: ‘him’ (= Dia).
NIV/NWT: ‘the one’ (= orang / dia).
Sebetulnya dalam Yoh 19:37 ini tidak ada kata ‘Dia’. Terjemahan hurufiahnya adalah: ‘They will look at whom they pierced’ (= Mereka akan memandang kepada yang mereka tikam).
Kata Yunani yang diterjemahkan ‘whom’ (= yang) adalah o[n (HON), suatu relative pronoun (= kata ganti penghubung) yang berjenis kelamin laki-laki, dan karena itu KJV/RSV/NASB menterjemahkan ‘him’ (= Dia).
Jelas bahwa Yohanes 19:37 ini mengutip dari Zakh 12:10, tetapi kalau kata-kata dalam Zakh 12:10 itu diterapkan kepada YAHWEH, maka Yohanes mengutipnya dan menerapkannya kepada Yesus, yang baru saja ditikam dengan tombak. Ini membuktikan bahwa Yesus adalah YAHWEH.
Pulpit Commentary tentang Zakh 12:10: “The Speaker is Jehovah. ... We may say generally that the clause intimates that the people, who had grieved and offended God by their sins and ingratitude, ... But there was a literal fulfilment of this piercing, i.e. slaying ..., when the Jews crucified the Messiah, him who was God and Man” (= Si Pembicara adalah Yehovah. ... Kita boleh mengatakan secara umum bahwa anak kalimat itu menunjukkan bahwa bangsa itu, yang telah menyedihkan dan menyakiti hati Allah oleh dosa-dosa dan rasa tidak tahu berterima kasih mereka, ... Tetapi ada penggenapan hurufiah dari penikaman ini, yaitu pembunuhan ..., pada waktu orang-orang Yahudi menyalibkan Mesias, Ia yang adalah Allah dan Manusia) - hal 136.
Calvin tentang Zakh 12:10: “John says that this prophecy was fulfilled in Christ, when his side was pierced by a spear, (John 19:37;) and this is most true: for it was necessary that the visible symbol should be exhibited in the person of Christ, in order that the Jews might know that he was the God who had spoken by the Prophets; ... The Jews then had crucified their God when they grieved his Spirit; but Christ also was as to his flesh pierced by them. And this is what John means - that God by that visible symbol made it evident, that he had not only been formerly provoked in a disgraceful manner by the Jews, but that at length in the person of his only begotten Son this great sin was added to their disgraceful impiety, that they pierced even the side of Christ. It is indeed true, that the side of Christ was pierced by a Roman soldier, but, as Peter says, he was crucified by the Jews, for they were the authors of his death, and Pilate was almost forced by them to condemn him. (Acts 2:38.) So then the piercing of his side is justly to be ascribed to the Jews, for they executed what their mad impiety suggested by the hand of a foreign soldier. But it must be observed, that the words of the Prophet are not cited by John with reference to repentance, for he does not speak there of repentance; but his object was briefly to show, that Christ is that God who had from the beginning spoken by the Prophets; for he says, ‘They shall look to me.’ It is certain that the only true God, the creator of heaven and earth, declared this through his Spirit by the mouth of Zechariah. Then Christ is that same God. We do not, however, thus confound the persons; but we are to conclude that the essence of the Father and of the Son is simple and the same, which those wicked men, who now disturb the Church, attempt to deny” [= Yohanes mengatakan bahwa nubuat ini digenapi dalam Kristus, pada waktu sisi / rusukNya ditikam dengan sebuah tombak (Yoh 19:37), dan ini sangat tepat: karena merupakan suatu keharusan bahwa simbol yang bisa dilihat ini harus ditunjukkan dalam diri Kristus, supaya orang-orang Yahudi bisa mengetahui bahwa Ia adalah Allah yang telah berbicara melalui nabi-nabi; ... Orang-orang Yahudi pada saat itu telah menyalibkan Allah mereka pada waktu mereka mendukakan RohNya; tetapi Kristus, berkenaan dengan dagingNya, juga ditikam oleh mereka. Dan ini adalah apa yang dimaksudkan oleh Yohanes - bahwa Allah oleh simbol yang bisa dilihat itu, membuatnya jelas bahwa Ia bukan hanya dahulu pernah dibuat menjadi marah dengan cara yang memalukan oleh orang-orang Yahudi, tetapi akhirnya dalam pribadi dari Anak TunggalNya dosa yang besar ini ditambahkan kepada kejahatan mereka yang memalukan, bahwa mereka bahkan menikam sisi / rusuk dari Kristus. Memang benar, bahwa sisi / rusuk Kristus ditikam oleh seorang tentara Romawi, tetapi seperti yang dikatakan oleh Petrus, Ia disalibkan oleh orang-orang Yahudi, karena mereka adalah pencipta / dalang dari kematianNya, dan Pilatus hampir-hampir dipaksa oleh mereka untuk menghukum Dia (Kis 2:38). Jadi penikaman sisi / rusukNya dengan benar dianggap berasal dari orang-orang Yahudi, karena mereka melaksanakan apa yang diusulkan oleh kejahatan mereka yang gila melalui tangan dari seorang tentara asing. Tetapi harus diperhatikan bahwa kata-kata dari sang Nabi tidak dikutip oleh Yohanes berkenaan dengan pertobatan, karena di sana ia tidak berbicara tentang pertobatan; tetapi tujuannya adalah menunjukkan secara singkat bahwa Kristus adalah Allah yang dari semula telah berbicara melalui nabi-nabi; karena ia berkata ‘mereka akan memandang kepadaKu’. Adalah pasti bahwa satu-satunya Allah yang benar, Pencipta dari langit dan bumi, menyatakan ini melalui RohNya oleh mulut dari Zakharia. Jadi Kristus adalah Allah yang sama. Tetapi kami tidak mencampur-adukkan pribadi-pribadi; tetapi kami harus menyimpulkan bahwa hakekat dari Bapa dan dari Anak adalah tunggal dan sama, yang diusahakan untuk disangkal oleh orang-orang jahat itu, yang sekarang mengganggu Gereja] - hal 364-365.
Catatan: Kisah Para Rasul 2:38 itu pasti salah, dan seharusnya adalah Kisah Para Rasul 2:36 - “Jadi seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti, bahwa Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus.’”. Dalam ayat ini Petrus berbicara kepada orang-orang Yahudi, dan mengatakan ‘Yesus, yang kamu salibkan’.
Calvin: “Was God the Father pierced? By no means; for he had not put on flesh in which he could have suffered; but this was done by his only begotten Son. Why then does the Father say, ‘They shall look to me?’ the answer given is, because of the unity of the essence” (= Apakah Allah Bapa ditikam? Tidak mungkin; karena Ia tidak mengenakan daging dalam mana Ia bisa menderita; tetapi ini dilakukan oleh Anak satu-satuNya yang diperanakkan. Lalu, mengapa Bapa berkata: ‘Mereka akan memandang kepadaKu?’ jawaban yang diberikan adalah, karena kesatuan hakekat) - hal 366.
b. Sekarang tentang kata ‘dia’ yang kedua.
Kata ‘dia’ yang kedua ini terjemahannya memang betul.
Pulpit Commentary tentang Zakh 12:10: “There is a change of persons here. Jehovah speaks of the Messiah as distinct in Person from himself” (= Ada perubahan kata ganti orang di sini. Yehovah berbicara tentang Mesias sebagai Pribadi yang berbeda dari diriNya sendiri) - hal 136.
Tentang ini Calvin memberikan adanya 2 kemungkinan penafsiran:
Calvin: “There is here a transition from the first to the third person; for though Christ is the same with the Father, yet different as to his person” (= Di sini ada perubahan dari orang pertama menjadi orang ketiga; karena sekalipun Kristus adalah sama dengan Bapa, tetapi berbeda berkenaan dengan pribadiNya) - hal 367.
Calvin: “the Hebrew mode of speaking seems to countenance the other opinion - that the Prophet introduces God as the speaker, and then narrates himself, as God’s minister, what would take place” (= cara berbicara orang Ibrani kelihatannya menyetujui pandangan yang lain - bahwa sang Nabi memperkenalkan Allah sebagai pembicara, dan lalu menceritakan sendiri, sebagai pelayan Allah, apa yang akan terjadi) - hal 367.
Calvin sendiri mengambil pandangan yang kedua ini.
Tanggapan Saksi Yehuwa:
Sekarang perhatikan bagaimana cara Saksi-Saksi Yehuwa menjelaskan ayat-ayat yang menunjuk kepada YAHWEH / bernubuat tentang YAHWEH, tetapi yang lalu digenapi dalam diri Yesus Kristus ini.
Saksi-Saksi Yehuwa mengatakan: “Penulis-penulis Alkitab yang terilham menerapkan ayat-ayat dari Alkitab Ibrani yang jelas berlaku untuk Yehuwa, kepada Yesus Kristus. Mengapa Yesaya 40:3 dikutip dalam Yohanes 1:23 dan diterapkan pada apa yang dikerjakan Yohanes Pembaptis dalam menyiapkan jalan bagi Yesus Kristus, sedangkan Yesaya 40:3 jelas membahas tentang persiapan jalan di hadapan Yehuwa? Karena Yesus mewakili Bapanya. Ia datang atas nama Bapanya dan mempunyai jaminan bahwa Bapanya selalu menyertai dia karena ia melakukan hal-hal yang menyenangkan Bapanya. - Yoh. 5:43; 8:29. Mengapa Mazmur 102:25-27 dikutip dalam Ibrani 1:10-12 dan diterapkan kepada Anak, sedangkan mazmur mengatakan bahwa itu ditujukan kepada Allah? Karena melalui Anak, Allah menghasilkan karya-karya ciptaanNya yang digambarkan oleh penulis mazmur. (Lihat Kolose 1:15,16; Amsal 8:22,27-30.) Perlu diperhatikan bahwa dalam Ibrani 1:5b ada sebuah kutipan dari 2Samuel 7:14 dan diterapkan pada Anak Allah. Meskipun ayat itu mula-mula diterapkan pada Salomo, penerapan berikutnya kepada Yesus Kristus tidak berarti bahwa Salomo sama dengan Yesus. Yesus ‘lebih dari pada Salomo’ dan melaksanakan pekerjaan yang digambarkan oleh Salomo” - ‘Bertukar Pikiran Mengenai Ayat-Ayat Alkitab’, hal 402.
Saksi-Saksi Yehuwa mengatakan: “Jika sebutan tertentu atau ungkapan yang bersifat menggambarkan ditemukan di lebih dari satu tempat dalam Alkitab, jangan kita tergesa-gesa menyimpulkan bahwa itu harus selalu ditujukan pada orang yang sama. Pemikiran sedemikian akan membawa kita kepada kesimpulan bahwa Nebukadnezar adalah Yesus Kristus, karena keduanya disebut ‘raja segala raja’ (Dan. 2:37; Wahyu 17:14); dan bahwa murid-murid Yesus sebenarnya ialah Yesus Kristus, karena keduanya disebut ‘terang dunia.’ (Matius 5:14; Yohanes 8:12) Kita harus selalu mempertimbangkan ikatan kalimat dan kejadian-kejadian lain dalam Alkitab di mana ungkapan yang sama muncul” - ‘Bertukar Pikiran Mengenai Ayat-Ayat Alkitab’, hal 401-402.
Tanggapan saya:
a. Di sini terlihat ‘mbuletnya’ Saksi-Saksi Yehuwa. Kalau untuk Yesus diberikan gelar ilahi seperti misalnya ‘Allah yang perkasa’ (Yesaya 9:5), maka mereka menuntut adanya sebutan yang persis seperti sebutan bagi Bapa / Yehuwa, yaitu EL SHADDAY.
Tetapi kalau ada sebutan yang sama yang digunakan baik untuk Bapa maupun untuk Yesus, mereka mengatakan bahwa pada saat ada 2 orang disebut dengan sebutan yang sama, itu tidak menunjukkan bahwa mereka identik / sama.
Tetapi bagaimanapun juga argumentasi mereka di sini ada logikanya, dan mungkin bisa dibenarkan dalam hal-hal lain, tetapi tidak dalam hal ini.
b. Pada waktu ada 2 orang / pribadi diberi sebutan / gelar yang sama, harus diteliti apakah sebutan / gelar itu diberikan dalam arti yang sama atau tidak. Kalau suatu gelar / sebutan / ungkapan diterapkan kepada 2 orang dalam arti berbeda, maka pasti akan ada hal-hal yang menunjukkan bahwa gelar / sebutan / ungkapan itu memang digunakan dalam arti yang berbeda.
Sekarang mari kita perhatikan contoh-contoh yang diberikan oleh Saksi-Saksi Yehuwa:
· Nebukadnezar dan Yesus disebut dengan sebutan yang sama yaitu ‘raja segala raja’. Tetapi jelas bahwa sebutan itu tidak digunakan dalam arti yang sama, karena:
* Nebukadnezar adalah raja duniawi, sedangkan Kristus adalah raja secara rohani (Yoh 18:36-37).
* Kerajaan Nebukadnezar, sekalipun besar, tetapi hanya sebagian dari dunia ini, sedangkan kerajaan Kristus mencakup segala sesuatu.
* Kerajaan Nebukadnezar akhirnya hancur, tetapi Kerajaan Kristus kekal selama-lamanya (Daniel 2:36-45).
* Pada waktu gelar itu diberikan kepada Allah / Yesus selalu disertai dengan gelar ‘Tuhan di atas segala tuan / tuhan’ / ‘Lord of lords’ (lihat kutipan di bawah); sedangkan kalau gelar itu diberikan kepada Nebukadnezar tidak ada tambahan seperti itu.
Dan International Standard Bible Encyclopedia mengatakan bahwa penggunaan gelar seperti ini untuk Yesus / Allah dalam Perjanjian Baru, justru merupakan tanggapan terhadap praktek pendewaan terhadap raja-raja duniawi.
The International Standard Bible Encyclopedia, vol II: “The title ‘King of kings,’ denoting absolute authority rather than divinity per se, is used of God and Christ in the NT (always with ‘Lord of lords’: 1Tim. 6:15; Rev. 17:14; 19:16). Its use was a response by both Jews and Christians to the practice of deifying earthly political rulers” [= Gelar ‘Raja segala raja’ lebih menunjukkan otoritas mutlak dari pada keilahian sendiri, digunakan terhadap Allah dan Kristus dalam PB (selalu dengan ‘Tuhan segala Tuhan’: 1Timotius 6:15; Wahyu 17:14; 19:16). Penggunaannya merupakan suatu tanggapan baik oleh orang-orang Yahudi dan orang-orang Kristen terhadap praktek pendewaan penguasa-penguasa politik duniawi] - hal 508.
· Yesus maupun orang percaya disebut dengan istilah ‘terang dunia’. Jelas bahwa sebutan itu digunakan dalam arti yang berbeda, karena dalam bagian lain Kristus disebut sebagai ‘terang yang sesungguhnya’ (Yoh 1:9), sedangkan orang percaya disebut sebagai ‘terang di dalam Tuhan’ (Ef 5:8), atau dengan kata lain, orang percaya menjadi terang karena memantulkan terang dari Kristus.
· Sebagai tambahan, kalau Kristus maupun orang percaya disebut ‘Anak / anak Allah’, maka sebutan itu pasti digunakan juga dalam arti yang berbeda, karena:
* Kristus berulang-ulang disebut sebagai ‘Anak Tunggal Allah’.
* Kristus mengatakan ‘BapaKu dan Bapamu’ (Yohanes 20:17), yang jelas membedakan hubunganNya dengan Bapa dan kita dengan Bapa.
* Yesus adalah Anak Allah karena diperanakkan secara kekal oleh Allah / Bapa (lihat tentang doktrin ‘The Eternal Generation of the Son’ dalam jilid I), sedangkan kita menjadi anak Allah karena pengadopsian.
Galatia 4:5 - “Ia diutus untuk menebus mereka, yang takluk kepada hukum Taurat, supaya kita diterima menjadi anak”.
KJV: ‘that we might receive the adoption of sons’ (= supaya kita menerima pengangkatan sebagai anak).
Tetapi, pada waktu Yesus diberi sebutan / gelar / ungkapan yang sama dengan yang digunakan terhadap Bapa, seperti misalnya sebutan / gelar ‘Tuhan’, ‘Allah’, ‘Allah yang perkasa’, ‘Alfa dan Omega’, ‘Yang Pertama dan Yang Terakhir’, ‘mahakuasa’, dan sebagainya, tidak ada apapun yang menunjukkan bahwa gelar-gelar / sebutan-sebutan itu digunakan dalam arti yang berbeda.
c. Sekedar adanya sebutan / gelar yang sama yang digunakan terhadap 2 orang / pribadi, tidak bisa disamakan dengan fakta bahwa:
· nama Allah (YAHWEH) ternyata diberikan kepada Yesus (Yeremia 23:5-6). Mengapa? Karena ‘YAHWEH’ bukan sekedar suatu gelar / sebutan, tetapi betul-betul suatu nama (a proper name), yang tidak bisa diberikan kepada makhluk lain.
· begitu banyak nubuat tentang YAHWEH / Allah yang digenapi dalam diri Yesus.
Sangat tidak masuk akal untuk mengatakan bahwa nubuat-nubuat itu digenapi dalam Yesus, karena Yesus adalah wakil dari Allah. Saya tidak pernah tahu bahwa dalam Kitab Suci ada nubuat tentang seseorang yang lalu digenapi oleh wakilnya, yang adalah pribadi yang berbeda dan terpisah total dari orang yang diwakilinya! Kalau nubuat itu tentang YAHWEH, maka harus digenapi dalam diri YAHWEH. Kalau tidak, maka itu berarti bahwa nubuat itu gagal / tidak digenapi. Jadi, pada waktu nubuat itu digenapi dalam diri Yesus, maka kita harus memilih salah satu dari dua hal ini:
* nubuat itu gagal / tidak digenapi.
* Yesus adalah YAHWEH.
Saya memilih yang kedua.
d. Salomo adalah TYPE dari Yesus.
Tentang ayat Kitab Suci yang diterapkan kepada Salomo, dan sesudah itu juga diterapkan kepada Yesus, mari kita melihat ayatnya lebih dulu.
2Sam 7:12-16 - “(12) Apabila umurmu sudah genap dan engkau telah mendapat perhentian bersama-sama dengan nenek moyangmu, maka Aku akan membangkitkan keturunanmu yang kemudian, anak kandungmu, dan Aku akan mengokohkan kerajaannya. (13) Dialah yang akan mendirikan rumah bagi namaKu dan Aku akan mengokohkan takhta kerajaannya untuk selama-lamanya. (14) Aku akan menjadi Bapanya, dan ia akan menjadi anakKu. Apabila ia melakukan kesalahan, maka Aku akan menghukum dia dengan rotan yang dipakai orang dan dengan pukulan yang diberikan anak-anak manusia. (15) Tetapi kasih setiaKu tidak akan hilang dari padanya, seperti yang Kuhilangkan dari pada Saul, yang telah Kujauhkan dari hadapanmu. (16) Keluarga dan kerajaanmu akan kokoh untuk selama-lamanya di hadapanKu, takhtamu akan kokoh untuk selama-lamanya.’”.
Ibrani 1:5 - “Karena kepada siapakah di antara malaikat-malaikat itu pernah Ia katakan: ‘AnakKu Engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini?’ dan ‘Aku akan menjadi BapaNya, dan Ia akan menjadi AnakKu?’”.
Mengapa bisa ada ayat yang berlaku untuk Salomo, yang lalu digenapi dalam diri Yesus? Karena Salomo adalah Type / bayangan dari Kristus (sama seperti domba korban, domba Paskah, imam adalah type-type dari Kristus).
Ayat seperti ini sebetulnya tidak ditujukan kepada Salomo secara pribadi, tetapi kepada Salomo sebagai Type dari Kristus (Pulpit Commentary tentang 2Sam 7:14, hal 185). Karena itu, 2Sam 7:13b,16 (yang saya beri garis bawah dobel), yang berbicara tentang kerajaan yang kokoh untuk selama-lamanya, tidak tergenapi dengan sempurna dalam diri Salomo. Kenyataan menunjukkan bahwa Kerajaan Daud / Salomo akhirnya hancur. Ayat ini hanya digenapi secara sempurna dalam diri Yesus (Calvin, ‘Sermons on 2Samuel’, hal 324-325).
Calvin: “The temporal kingdom, therefore, which involved the house of David, was only a type, so that the substance and ultimate reality of what is contained in this prophecy cannot be found in it” (= Karena itu, kerajaan yang sementara itu, yang mencakup keluarga Daud, hanya merupakan suatu TYPE, sehingga inti dan kenyataan akhir / pokok dari apa yang ada dalam nubuat ini tidak bisa didapatkan di dalamnya) - ‘Sermons on 2Samuel’, hal 325.
Catatan: Calvin berkata bahwa hal yang sama terjadi dengan nubuat tentang Yehuda dalam Kej 49:10 - “Tongkat kerajaan tidak akan beranjak dari Yehuda ataupun lambang pemerintahan dari antara kakinya, sampai dia datang yang berhak atasnya, maka kepadanya akan takluk bangsa-bangsa”.
Karena itu, Yesaya menggambarkan bahwa Isai (ayah Daud) seperti tunggul dari pohon yang roboh, yang lalu bertunas, dan tunas itu adalah Yesus!
Yesaya 11:1 - “Suatu tunas akan keluar dari tunggul Isai, dan taruk yang akan tumbuh dari pangkalnya akan berbuah”.
Calvin: “In sum, when God promised to raise up seed to David, we clearly see that he did not have in mind Solomon alone, nor those who are descended from his race, but above all he had in mind our Lord Jesus Christ. If one asks, however, if this was not understood of Solomon, we have already responded ‘yes, in part’, as the First Book of Chronicles, chapter 22 sufficiently explains” (= Singkatnya, pada waktu Allah berjanji untuk membangkitkan benih bagi Daud, kita melihat dengan jelas bahwa Ia tidak memikirkan Salomo saja, juga tidak mereka yang diturunkan dari dia, tetapi di atas semua Ia memikirkan Tuhan kita Yesus Kristus. Tetapi jika seseorang bertanya, jika ini tidak dimengerti tentang Salomo, kami telah menjawab ‘Ya, sebagian’, seperti 1Taw 22 menjelaskan secara cukup) - ‘Sermons on 2Samuel’, hal 326.
Tetapi mungkin ada keberatan untuk mengatakan bahwa nubuat ini menunjuk kepada Yesus, mengingat 2Sam 7:14b - “Apabila ia melakukan kesalahan, maka Aku akan menghukum dia dengan rotan yang dipakai orang dan dengan pukulan yang diberikan anak-anak manusia” - tidak mungkin diterapkan kepada Yesus. Calvin mengatakan bahwa bagian ini menunjuk kepada orang-orang percaya yang adalah anggota-anggota tubuh Kristus.
Calvin: “since this does not refer to the person of our Lord Jesus Christ, it must refer to us who are members of him; and it is spoken in common of him and of us, because it pleases him for us to be his body” (= karena ini tidak menunjuk kepada diri dari Tuhan kita Yesus Kristus, ini harus menunjuk kepada kita yang adalah anggota-anggotaNya; dan ini dikatakan bersama-sama tentang Dia dan tentang kita, karena merupakan sesuatu yang menyenangkan Dia bahwa kita adalah tubuhNya) - ‘Sermons on 2Samuel’, hal 33.
Jadi, karena Salomo adalah TYPE dari Yesus, maka contoh tentang Salomo ini tentu berbeda dengan ayat yang bernubuat tentang YAHWEH dan ternyata digenapi dalam Yesus saja (tidak ada penggenapan yang lain).
SAKSI YEHUWA (9): YESUS SEBAGAI TUHAN