PENEBUSAN TERBATAS (LIMITED ATONEMEN) VS DUNIA

Pdt. Budi Asali, M.Div.

1) Ayat-ayat yang menunjukkan bahwa Kristus mati untuk seluruh dunia / menebus dosa dunia.
PENEBUSAN TERBATAS (LIMITED ATONEMEN) VS DUNIA
otomotif, gadget
Contoh ayat-ayat yang menunjukkan bahwa Kristus mati untuk seluruh dunia:

a) Yohanes 1:29 - “Pada keesokan harinya Yohanes melihat Yesus datang kepadanya dan ia berkata: ‘Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia.”.

Lenski (tentang Yohanes 1:29): “‘World’ means the universe of men from Adam onward to the last babe born just before the judgment breaks” (=‘Dunia’ berarti alam semesta dari manusia dari Adam ke depan sampai kepada bayi terakhir yang dilahirkan persis sebelum penghakiman mulai).

b) Yohanes 3:16 - “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal”.

c) Yoh 4:42 - “dan mereka berkata kepada perempuan itu: ‘Kami percaya, tetapi bukan lagi karena apa yang kaukatakan, sebab kami sendiri telah mendengar Dia dan kami tahu, bahwa Dialah benar-benar Juruselamat dunia.’”.

d) Yohanes 6:33 - “Karena roti yang dari Allah ialah roti yang turun dari sorga dan yang memberi hidup kepada dunia.’”.

e) Yoh 6:51 - “Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah dagingKu, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia.’”.

f) 1Yoh 2:1-2 - “(1) Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil. (2) Dan Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia”.

g) 1Yoh 4:14 - “Dan kami telah melihat dan bersaksi, bahwa Bapa telah mengutus AnakNya menjadi Juruselamat dunia”.

Jawaban terhadap argumentasi ini:

a) Tak ada alasan untuk menafsirkan bahwa ayat-ayat di atas menunjuk pada ‘Universal Atonement’ (=Penebusan Universal), karena kata ‘dunia’, yang diterjemahkan dari kata bahasa Yunani KOSMOS, mempunyai banyak arti dalam Kitab Suci, yaitu:

1. Seluruh alam semesta.

Kis 17:24 - “Allah yang telah menjadikan bumi dan segala isinya, Ia, yang adalah Tuhan atas langit dan bumi, tidak diam dalam kuil-kuil buatan tangan manusia”.

Kata yang diterjemahkan ‘bumi’ adalah KOSMOS. NIV/NASB: ‘the world’ (=dunia).

2. Bumi.

Yoh 13:1 - “Sementara itu sebelum hari raya Paskah mulai, Yesus telah tahu, bahwa saatNya sudah tiba untuk beralih dari dunia ini kepada Bapa. Sama seperti Ia senantiasa mengasihi murid-muridNya demikianlah sekarang Ia mengasihi mereka sampai kepada kesudahannya”.

3. Keduniawian.

a. Yakobus 4:4 - “Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah”.

b. 1Yoh 2:15 - “Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu”.

4. Semua umat manusia di dunia ini.

Roma 3:19 - “Tetapi kita tahu, bahwa segala sesuatu yang tercantum dalam Kitab Taurat ditujukan kepada mereka yang hidup di bawah hukum Taurat, supaya tersumbat setiap mulut dan seluruh dunia jatuh ke bawah hukuman Allah”.

5. Semua orang yang tidak percaya.

a. Yoh 15:18 - “Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku dari pada kamu”.

b. 1Kor 11:32 - “Tetapi kalau kita menerima hukuman dari Tuhan, kita dididik, supaya kita tidak akan dihukum bersama-sama dengan dunia”.

6. Semua orang non Yahudi.

Ro 11:12 - “Sebab jika pelanggaran mereka (bangsa Yahudi) berarti kekayaan bagi dunia, dan kekurangan mereka kekayaan bagi bangsa-bangsa lain, terlebih-lebih lagi kesempurnaan mereka”.

Perhatikan bahwa pada bagian yang saya garis bawahi ada 2 kalimat paralel yang artinya sama. Dengan demikian ‘pelanggaran mereka’ diidentikkan dengan ‘kekurangan mereka’, dan ‘dunia’ diidentikkan dengan ‘bangsa-bangsa lain’.

7. Orang-orang Yahudi yang tidak percaya.

Yoh 16:20 - “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya kamu akan menangis dan meratap, tetapi dunia akan bergembira; kamu akan berdukacita, tetapi dukacitamu akan berubah menjadi sukacita”.

Adam Clarke memberikan komentar tentang ayat ini dengan kata-kata sebagai berikut: “It is very evident that our Lord uses the word ‘world’, in several parts of this discourse of his, to signify the unbelieving and rebellious Jews” (=Adalah jelas bahwa Tuhan kita menggunakan kata ‘dunia’, dalam beberapa bagian dari percakapanNya ini, untuk menunjuk kepada orang-orang Yahudi yang tidak percaya dan bersifat memberontak) - hal 634.

8. Semua orang yang percaya / pilihan.

a. Yoh 3:17 - “Sebab Allah mengutus AnakNya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya (dunia) oleh Dia”.

b. Yoh 6:33 - “Karena roti yang dari Allah ialah roti yang turun dari sorga dan yang memberi hidup kepada dunia”.

c. Yohanes 6:51 - “Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah dagingKu, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia.’”.

d. 2Kor 5:19 - “Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diriNya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami”.

Dalam ayat-ayat ini, kalau ‘dunia’ diartikan ‘semua orang di dunia’, maka akan menjadi Universalisme (ajaran yang mengatakan bahwa pada akhirnya semua manusia akan masuk surga), yang jelas merupakan suatu ajaran sesat. Karena itu, kata ‘dunia’ dalam ayat-ayat ini harus diartikan ‘orang percaya / pilihan’.

Ayat lain dimana kata ‘dunia’ harus diartikan ‘orang pilihan’ adalah ayat-ayat yang mengatakan bahwa Yesus adalah ‘Juruselamat dunia’, seperti:

· Yoh 4:42 - “dan mereka berkata kepada perempuan itu: ‘Kami percaya, tetapi bukan lagi karena apa yang kaukatakan, sebab kami sendiri telah mendengar Dia dan kami tahu, bahwa Dialah benar-benar Juruselamat dunia.’”.

· 1Yoh 4:14 - “Dan kami telah melihat dan bersaksi, bahwa Bapa telah mengutus AnakNya menjadi Juruselamat dunia”.

Tentang Yoh 4:42, John Owen memberi komentar: “A Saviour of men not saved is strange” (=Seorang Juruselamat dari manusia yang tidak selamat merupakan sesuatu yang aneh) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 327.

Owen sendiri mengatakan bahwa Kristus disebut ‘Juruselamat dunia’ karena tidak ada Juruselamat lain di dunia ini (bdk. Kis 4:12), dan karena Kristus adalah Juruselamat orang-orang pilihan di seluruh dunia (Owen, vol 10, hal 342).

Tentang Yoh 4:42 ini Calvin memberikan penafsiran yang berbeda.

Calvin (tentang Yoh 4:42): “Again, when they affirm that Jesus is ‘the Christ’ and ‘the Savior of the world,’ they undoubtedly have learned this from hearing him. ... Christ testified that the salvation, which he had brought, was common to the whole world, that they might understand more fully that it belonged to them also; for he did not call them on the ground of their being lawful heirs, as the Jews were, but taught that he had come to admit strangers into the family of God, and to bring peace to those who were far off, (Ephesians 2:17.)” [=Lagi, pada waktu mereka menegaskan bahwa Yesus adalah ‘Kristus’ dan ‘Juruselamat dunia’, tak diragukan mereka mempelajari hal ini karena mendengarnya dari Dia. ... Kristus menyaksikan bahwa keselamatan, yang telah Ia bawa, adalah umum bagi seluruh dunia, supaya mereka bisa mengerti dengan lebih penuh / lengkap bahwa keselamatan itu kepunyaan mereka (orang-orang Samaria) juga; karena Ia tidak memanggil mereka berdasarkan keberadaan mereka sebagai ahli-ahli waris yang sah, seperti orang-orang Yahudi, tetapi mengajar bahwa Ia telah datang untuk menerima orang-orang asing ke dalam keluarga Allah, dan untuk membawa damai kepada mereka yang jauh (Ef 2:17).].

Efesus 2:17 - “Ia datang dan memberitakan damai sejahtera kepada kamu yang ‘jauh’ dan damai sejahtera kepada mereka yang ‘dekat’”.

b) Pembahasan 1Yoh 2:1-2.

1Yoh 2:1-2 - “(1) Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil. (2) Dan Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia”.

Orang Arminian menafsirkan bahwa:

1. Kata ‘kita’ menunjuk kepada ‘orang percaya’.

2. Kata ‘dunia’ menunjuk kepada ‘semua orang’.

Adam Clarke (tentang 1Yoh 2:2): “‘And not for ours only.’ It is not for us apostles that he has died, nor exclusively for the Jewish people, but ‎peri ‎‎holou ‎‎tou ‎‎kosmou‎, for the whole world, Gentiles as well as Jews, all the descendants of Adam. The apostle does not say that he died for any select part of the inhabitants of the earth, or for some out of every nation, tribe, or kindred; but for ALL MANKIND: and the attempt to limit this is a violent outrage against God and his word” (=‘Dan bukan untuk dosa kita saja’. Bukan hanya untuk kita rasul-rasul bahwa Ia telah mati, juga tidak secara exklusif untuk bangsa Yahudi, tetapi peri ‎‎holou ‎‎tou ‎‎kosmou‎, ‘untuk seluruh dunia’, non Yahudi maupun Yahudi, semua keturunan Adam. Sang rasul tidak mengatakan bahwa Ia mati untuk bagian pilihan manapun dari penduduk bumi, atau untuk sebagian dari setiap bangsa, suku bangsa, atau kaum; tetapi untuk semua umat manusia: dan usaha untuk membatasi ini merupakan suatu penghinaan / perkosaan yang hebat terhadap Allah dan firmanNya).

Lenski: “We understand κόσμος in the light of John 3:16 and think that it includes all men, us among them, ... see 2 Pet. 2:1: the Lord bought even those who go to hell. ‘The whole world’ includes all men who ever lived or will live” (=Kita mengerti KOSMOS dalam terang dari Yoh 3:16 dan berpikir / menganggap bahwa itu mencakup semua manusia, ‘kita’ di antara mereka, ... lihat 2Pet 2:1: Tuhan membeli bahkan mereka yang pergi ke neraka. ‘Seluruh dunia’ mencakup semua manusia yang pernah hidup atau akan hidup).

2Petrus 2:1 - “Sebagaimana nabi-nabi palsu dahulu tampil di tengah-tengah umat Allah, demikian pula di antara kamu akan ada guru-guru palsu. Mereka akan memasukkan pengajaran-pengajaran sesat yang membinasakan, bahkan mereka akan menyangkal Penguasa yang telah menebus mereka dan dengan jalan demikian segera mendatangkan kebinasaan atas diri mereka”.

Catatan: 2Pet 2:1 ini akan dijelaskan di belakang.

Tetapi orang Calvinist / Reformed menafsirkan bahwa:

1. Kata ‘kita’ menunjuk kepada ‘orang percaya dari bangsa Yahudi / orang Yahudi Kristen’.

2. Kata ‘dunia’ menunjuk kepada ‘orang percaya di seluruh dunia (=elect)’.

R. C. Sproul: “The biggest problem with definite or limited atonement is found in the passage that the Scriptures use concerning Christ’s death ‘for all’ or for the ‘whole world.’ The world for whom Christ died cannot mean the entire human family. It must refer to the universality of the elect (people from every tribe and nation) or the inclusion of Gentiles in addition to the world of the Jews. It was a Jew who wrote that Jesus did not die merely for our sins but for the sins of the whole world. Does the word ‘our’ refer to ‘believers’ or to ‘believing Jews’?” [=Problem terbesar dengan penebusan tertentu atau terbatas ditemukan dalam text yang digunakan Kitab Suci mengenai kematian Kristus ‘untuk semua orang’ atau untuk ‘seluruh dunia’. ‘Dunia’ untuk siapa Kristus mati tidak bisa berarti ‘seluruh umat manusia’. Itu harus menunjuk pada ‘keuniversalan dari orang pilihan’ (orang-orang dari setiap suku dan bangsa) atau pemasukan dari orang-orang non Yahudi sebagai tambahan kepada dunia orang-orang Yahudi. Adalah seorang Yahudi yang menulis bahwa Yesus tidak mati semata-mata untuk dosa-dosa kita, tetapi untuk dosa-dosa seluruh dunia. Apakah kata ‘kita’ menunjuk kepada ‘orang-orang percaya’ atau ‘orang-orang Yahudi yang percaya’?] - ‘Chosen by God’, hal 206-207.

Apa dasarnya untuk mempercayai penafsiran Reformed tentang bagian ini?

1. Kita perlu tahu kepada siapa surat Yohanes ini ditujukan.

Owen (hal 331) mengatakan bahwa sekalipun seluruh Kitab Suci ditujukan dan berguna bagi seluruh gereja, tetapi ada bagian-bagian dari Kitab Suci yang ditujukan secara khusus kepada orang-orang tertentu atau gereja-gereja tertentu, dan dengan demikian mempunyai tujuan khusus berkenaan dengan orang-orang atau gereja-gereja tersebut.

Surat Yohanes yang pertama ini ditujukan kepada orang Yahudi Kristen.

John Owen: “though we have nothing written expressly denominating them to whom this epistle was primarily directed, ... by clear and evident deduction, it may be made more than probable that it was intended to the Jews, or believers of the circumcision” (=sekalipun kami tidak mempunyai apa-apa yang menyatakan bagi siapa surat ini terutama ditujukan, ... melalui deduksi yang jelas dan nyata bisa terlihat dengan jelas bahwa surat ini dimaksudkan untuk orang-orang Yahudi, atau orang-orang percaya dari golongan orang yang bersunat) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 331.

Alasannya:

a. Yohanes adalah rasul untuk orang Yahudi.

Galatia 2:9 - “Dan setelah melihat kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, maka Yakobus, Kefas (Petrus) dan Yohanes, yang dipandang sebagai sokoguru jemaat, berjabat tangan dengan aku (Paulus) dan dengan Barnabas sebagai tanda persekutuan, supaya kami pergi kepada orang-orang yang tidak bersunat dan mereka kepada orang-orang yang bersunat”.

Karena itu baik Yakobus (Yak 1:1) maupun Petrus (1Pet 1:1) menuliskan suratnya kepada orang-orang Yahudi dalam perantauan / penyebaran (dispersion); sedangkan Paulus menuliskan surat-suratnya kepada orang-orang non Yahudi (Gentiles). Karena itu sangat besar kemungkinannya bahwa rasul Yohanes menuliskan suratnya dengan orang-orang Yahudi Kristen sebagai tujuan utama.

b. 1Yohanes 2:7 - kata-kata ‘perintah lama yang telah ada padamu dari mulanya’ tidak memungkinkan surat ini untuk non Yahudi, karena orang non Yahudi tidak mempunyai perintah lama.

Kalau memang Yohanes menujukan suratnya kepada orang Yahudi Kristen, maka jelas bahwa kata ‘kita’ dalam 1Yoh 2:2 adalah rasul Yohanes bersama orang-orang Yahudi Kristen tersebut.

1Yohanes 2:1-2 - “(1) Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil. (2) Dan Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia”.

John Owen: “The opposition that the apostle makes between us and the world in this very place is sufficient to manifest unto whom he wrote. As a Jew, he reckoneth himself with and among the believing Jews to whom he wrote, and sets himself with them in opposition to the residue of believers in the world; and this is usual with this apostle, wherein how he is to be understood, he declares in his Gospel, chap. 11:51,52” (=Pertentangan yang dibuat oleh sang Rasul antara ‘kita’ dan ‘dunia’ di tempat ini adalah cukup untuk menunjukkan bagi siapa ia menulis. Sebagai seorang Yahudi, ia menganggap dirinya sendiri bersama dan di antara orang-orang Yahudi yang percaya, kepada siapa ia menulis, dan mempertentangkan ‘dirinya sendiri bersama mereka’ dengan ‘sisa orang-orang percaya di dunia ini’; dan ini merupakan sesuatu yang biasa bagi sang rasul, dimana ia harus dimengerti sebagaimana yang ia nyatakan dalam Injilnya, pasal 11:51-52) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, ‘The Death of Christ’, hal 331-332.

Yohanes 11:51-52 - “(51) Hal itu dikatakannya bukan dari dirinya sendiri, tetapi sebagai Imam Besar pada tahun itu ia bernubuat, bahwa Yesus akan mati untuk bangsa itu, (52) dan bukan untuk bangsa itu saja, tetapi juga untuk mengumpulkan dan mempersatukan anak-anak Allah yang tercerai-berai”.

John Owen: “‘He,’ saith he, ‘is the propitiation for our sins,’ - that is, our sins who are believers of the Jews; and lest by this assertion they should take occasion to confirm themselves in their former error, he adds, ‘And not for ours only, but for the sins of the whole world,’ or, ‘The children of God scattered abroad,’ as John 11:51-52, of what nation, kindred, tongue, or language soever they were” (=‘Ia’, katanya, ‘adalah pendamaian untuk dosa-dosa kita’, - yaitu, dosa-dosa kita yang adalah orang-orang percaya dari bangsa Yahudi; dan supaya penegasan ini tidak menyebabkan mereka meneguhkan diri mereka sendiri dalam kesalahan mereka yang semula, ia menambahkan, ‘Dan bukan untuk dosa-dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa-dosa seluruh dunia’, atau, ‘Anak-anak Allah yang tercerai-berai’ seperti dalam Yoh 11:51-52, dari bangsa, keluarga / kaum, bahasa apapun mereka itu) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 332.

Catatan: yang dimaksudkan dengan ‘kesalahan mereka yang semula’, adalah pandangan Yahudi / Yudaisme yang mengatakan bahwa keselamatan hanyalah untuk bangsa Yahudi saja.

John Owen: “So that we have not here an opposition between the effectual salvation of all believers and the ineffectual redemption of all others, but an extending of the same effectual redemption which belonged to the Jewish believers to all other believers, or children of God throughout the whole world” (=Dengan demikian di sini kita tidak mempunyai suatu pertentangan / kontras antara ‘keselamatan yang efektif dari semua orang percaya’ dan ‘penebusan yang tidak efektif dari semua yang lain’, tetapi suatu perluasan dari penebusan yang sama-sama efektif yang dimiliki ‘orang-orang Yahudi yang percaya’ kepada ‘semua orang percaya yang lain’, atau anak-anak Allah di seluruh dunia) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 332.

2. Tujuan Yohanes dengan bagian ini.

Tujuan Yohanes dengan 1Yoh 2:2 itu adalah: menghibur orang percaya pada saat mereka jatuh ke dalam dosa atau gagal dalam mentaati Firman Tuhan. Ini terlihat dari dari ayat yang persis mendahuluinya yaitu 1Yoh 2:1.

1Yohanes 2:1-2 - “(1) Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil. (2) Dan Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia”.

Jadi adalah aneh kalau Yohanes tahu-tahu mengatakan bahwa Kristus mati untuk menebus seluruh dunia. Jauh lebih cocok kalau ia berkata bahwa Kristus mati untuk semua orang pilihan.

Dan mengingat bahwa dari ‘seluruh dunia’ yang ditebus Kristus itu ternyata ada banyak yang dibinasakan / dihukum, maka lebih-lebih lagi itu tidak merupakan suatu penghiburan bagi orang-orang kristen yang jatuh ke dalam dosa itu.

John Owen: “the aim and intention of the apostle in these words, it is to give consolation to believers against their sins and failings: .... if he should extend that whereof he speaks, namely, - that Christ was a propitiation to all and every one, - I cannot conceive how this can possibly make any thing to the end proposed, or the consolation of believers; for what comfort can arise from hence to them, by telling them that Christ died for innumerable that shall be damned?” (=tujuan dan maksud dari sang rasul dengan kata-kata ini adalah untuk memberikan penghiburan kepada orang-orang percaya terhadap dosa-dosa dan kegagalan / kejatuhan mereka: ... jika ia memperluas hal tentang mana ia berbicara, yaitu, - bahwa Kristus merupakan pendamaian bagi semua dan setiap orang, - saya tidak bisa mengerti bagaimana ini bisa melakukan sesuatu bagi tujuan yang dimaksudkan, yaitu penghiburan orang-orang percaya; karena penghiburan apa bisa muncul dari sini bagi mereka, dengan memberitahu mereka bahwa Kristus telah mati untuk banyak orang yang akan dihukum?) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 332-333.

3. Sekarang kita membahas kata ‘pendamaian’ dalam 1Yoh 2:2.

1Yohanes 2:1-2 - “(1) Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil. (2) Dan Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia”.

NASB/KJV: ‘Propitiation’. Artinya lihat catatan di bawah.

NIV: ‘Atoning sacrifice’ (=Korban yang menebus).

RSV: ‘Expiation’. Artinya lihat catatan di bawah.

Catatan:

a. Kata ‘to propitiate’ artinya adalah:

· ‘to cause to become favorably inclined’ (=menyebabkan seseorang jadi mempunyai kecenderungan yang baik).

· ‘to win or regain the good will of’ (=memenangkan atau mendapatkan kembali maksud / kecenderungan yang baik).

· ‘to appease’ (=menenangkan / meredakan amarah, biasanya dengan memenuhi tuntutan).

· ‘to conciliate’ (=mendamaikan).

b. Kata ‘to expiate’ artinya adalah:

· ‘to make satisfaction or atonement’ (=membuat pemuasan atau penebusan).

· ‘to appease’ (=menenangkan / meredakan amarah, biasanya dengan memenuhi tuntutan).

· ‘to propitiate’. Artinya lihat di atas.

· ‘to make amends or reparation for (wrongdoing or guilt)’ [=membayar kerugian atau melakukan perbaikan untuk (tindakan salah atau kesalahan)].

· ‘to atone for’ (=menebus untuk).

· ‘to pay the penalty of’ (=membayar hukuman dari).

Catatan: semua definisi / arti ini saya ambil dari Webster’s New World Dictionary (College Edition).

Kata bahasa Yunaninya adalah HILASMOS yang merupakan suatu kata benda. Kata ini hanya digunakan 2 x dalam Perjanjian Baru yaitu dalam 1Yoh 2:2 ini dan dalam 1Yoh 4:10 - “Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus AnakNya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita”.

Kata kerjanya, yaitu HILASKOMAI, juga digunakan hanya 2 x, yaitu dalam:

¨ Ibrani 2:17 - “Itulah sebabnya, maka dalam segala hal Ia harus disamakan dengan saudara-saudaraNya, supaya Ia menjadi Imam Besar yang menaruh belas kasihan dan yang setia kepada Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa”.

¨ Lukas 18:13 - “Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini”.

Disamping itu, Owen (hal 333) mengatakan bahwa ada suatu kata benda Yunani lain yang mempunyai arti yang sama, yaitu HILASTERION, yang juga digunakan 2 x, yaitu dalam:

* Ro 3:25 - “Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darahNya. Hal ini dibuatNya untuk menunjukkan keadilanNya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaranNya”.

* Ibr 9:5 - “dan di atasnya kedua kerub kemuliaan yang menaungi tutup pendamaian. Tetapi hal ini tidak dapat kita bicarakan sekarang secara terperinci”.

Dalam Ibrani 9:5 ini kata tersebut diambil dari Kel 25:17 - “Juga engkau harus membuat tutup pendamaian dari emas murni, dua setengah hasta panjangnya dan satu setengah hasta lebarnya”.

KJV/RSV/NASB: ‘a mercy-seat’ (=suatu pusat / kedudukan belas kasihan).

NIV: ‘an atoning cover’ (=tutup pendamaian).

Dalam bahasa Ibrani kata-kata ‘tutup pendamaian’ itu adalah CAPPORETH, yang berasal dari kata dasar CAPHAR, yang artinya ‘to cover’ (=menutupi).

John Owen: “This plate or mercy-seat was so called because it was placed upon the ark, and covered it, as the wings of the cherubim hovered over that; the mystical use hereof being to hide, as it were, the law or rigid tenor of the covenant of works which was in the ark, God thereby declaring himself to be pacified or reconciled, the cause of anger and enmity being hidden” (=Pelat atau ‘pusat / kedudukan belas kasihan’ ini disebut demikian karena itu ditempatkan di atas tabut perjanjian, dan menutupinya, seperti sayap-sayap dari kerub-kerub ada di atasnya; arti simbolis / rohani dari hal ini adalah seakan-akan untuk menyembunyikan hukum Taurat atau arti / kecenderungan yang keras dari perjanjian tentang perbuatan baik yang ada di dalam tabut perjanjian, dengan cara demikian Allah menyatakan bahwa diriNya sendiri ditenangkan atau diperdamaikan, dengan disembunyikannya penyebab kemarahan dan permusuhan) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 333.

Bdk. Kel 25:16-17 - “(16) Dalam tabut itu haruslah kautaruh loh hukum, yang akan Kuberikan kepadamu. (17) Juga engkau harus membuat tutup pendamaian (CAPPORETH) dari emas murni, dua setengah hasta panjangnya dan satu setengah hasta lebarnya”. 

Jadi loh-loh batu bertuliskan 10 hukum Tuhan dimasukkan ke dalam tabut perjanjian dan lalu ditutup dengan tutup pendamaian (CAPPORETH) itu, menyimbolkan tuntutan hukum Taurat yang ditutup oleh Kristus.

Bdk. Roma 3:25 - “Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian (HILASTERION) karena iman, dalam darahNya. Hal ini dibuatNya untuk menunjukkan keadilanNya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaranNya”.

Calvin mempunyai pandangan yang serupa dengan pandangan John Owen. Dalam tafsirannya tentang Kel 25:16-17 ini, Calvin berkata: “Yet I doubt not but that Moses alludes in this word to a metaphorical meaning, for the law requires a covering to conceal our transgressions. And it is probable that, when Paul calls Christ HILASTERION, (Rom. 3:25,) and John HILASMON, (1John 2:2,) they both refer to this figure, because God was propitiated towards believers by the covering of the Law” [=Saya tidak meragukan bahwa dalam kata ini (maksudnya kata CAPPORETH) Musa menunjuk secara tak langsung pada arti kiasan, karena hukum membutuhkan tutup untuk menyembunyikan pelanggaran-pelanggaran kita. Dan adalah mungkin bahwa pada waktu Paulus menyebut Kristus HILASTERION (Ro 3:25), dan Yohanes menyebutNya HILASMON (1Yoh 2:2), mereka berdua menunjuk pada gambaran ini, karena Allah diperdamaikan dengan orang-orang percaya oleh penutupan hukum Taurat] - hal 156.

Catatan: kata HILASMOS sebetulnya sama dengan HILASMON. Perbedaannya hanya karena letaknya yang berbeda dalam kalimat.

Calvin melanjutkan: “For as long as the law stands forth before God’s face it subjects us to His wrath and curse; and hence it is necessary that the blotting out of our guilt should be interposed, so that God may be reconciled with us. Nor is it without reason that David exclaims, after he has proclaimed the righteousness of law, ‘Who can understand his errors?’ (Ps. 19:12.) Whence we gather that, without a propitiation, the law does not bring us near to God, but accuses us before Him” [=Karena selama hukum Taurat tampak di hadapan Allah, maka hukum Taurat itu menyebabkan kita menjadi sasaran murka dan kutukNya; dan karena itu adalah perlu bahwa penghapusan kesalahan kita diletakkan di antaranya, sehingga Allah bisa diperdamaikan dengan kita. Juga bukan tanpa alasan bahwa Daud berseru, setelah ia menyatakan kebenaran hukum Taurat, ‘Siapa yang bisa mengerti kesalahan-kesalahannya?’ (Maz 19:13). Dari mana kita mendapatkan bahwa tanpa pendamaian, hukum Taurat tidak membawa kita dekat kepada Allah, tetapi menuduh kita di hadapanNya] - hal 156.

Catatan: Maz 19:13a versi Kitab Suci Indonesia salah terjemahan.

Mazmur 19:13a - “Siapakah yang dapat mengetahui kesesatan?”.

KJV: ‘Who can understand his errors?’ (=Siapa bisa mengerti kesalahan-kesalahannya?).

RSV: ‘But who can discern his errors?’ (=Tetapi siapa bisa mengenali kesalahan-kesalahannya?).

NIV/NASB: ‘Who can discern his errors?’ (=Siapa bisa mengenali kesalahan-kesalahannya?).

Dari semua ini Owen lalu menyimpulkan: “HILASMOS and HILASTERION, both translated ‘a propitiation,’ ... do signify that which was done or typically effected by the mercy-seat, namely, to appease, pacify, and reconcile God in respect of aversation for sin. ... the meaning being, to appease, or pacify, or satisfy God for sin, that it might not be imputed to them towards whom he was so appeased. ... From all which it appeareth that the meaning of the word HILASMOS, or ‘propitiation,’ which Christ is said to be, is that whereby the law is covered, God appeased and reconciled, sin expiated, and the sinner pardoned; whence pardon, and remission of sin is often placed as the product and fruit of his blood-shedding, whereby he was a ‘propitiation,’ Matt. 26:28; Eph. 1:7; Col. 1:14; Heb. 9:22; Rom. 3:25, 5:9; 1John 1:7; 1Pet. 1:2; Revelation 1:5” [=HILASMOS dan HILASTERION, keduanya diterjemahkan ‘pendamaian’, ... menunjukkan apa yang dilakukan atau diakibatkan secara simbolis oleh pusat / kedudukan belas kasihan (tutup pendamaian), yaitu menenangkan, meredakan kemarahan, dan mendamaikan Allah berkenaan dengan penolakan karena dosa. ... artinya adalah menenangkan, atau meredakan kemarahan, atau memuaskan Allah untuk dosa, sehingga dosa itu tidak diperhitungkan kepada mereka terhadap siapa Ia ditenangkan / diredakan kemarahanNya. ... Dari semua ini terlihat bahwa arti dari kata HILASMOS, atau ‘pendamaian’, yang menunjuk kepada Kristus, adalah hal dengan mana hukum ditutup, Allah ditenangkan / diredakan kemarahannya (dengan jalan dipenuhi tuntutanNya) dan diperdamaikan, dosa ditebus / dipuaskan / dibayar hukumannya, dan orang berdosa itu diampuni; dari mana pengampunan dosa sering diperkenalkan sebagai hasil dan buah dari pencurahan darahNya, dengan jalan mana Ia menjadi ‘pendamaian’, Mat 26:28; Ef 1:7; Kol 1:14; Ibr 9:22; Ro 3:25; Ro 5:9; 1Yoh 1:7; 1Pet 1:2; Wah 1:5] - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 334.

John Owen: “From that which hath been said, the sense of the place is evident to be, that Christ hath so expiated sin, and reconciled to God, that the sinner is pardoned and received to mercy for his sake, and that the law shall never be produced or brought forth for his condemnation. Now, whether this can be tolerably applied to the whole world (taking it for all and every man in the world), let all the men in the world that are able judge. Are the sins of every one expiated? Is God reconciled to every one? Is every sinner pardoned? Shall no one have the transgression of the law charged on him? Why, then, is not every one saved? Doubtless, all these are true of every believer, and of no one else in the whole world. For them the apostle affirmed that Christ is a propitiation; ... He is also a propitiation only by faith, Rom. 3:25; and surely none have faith but the believers: and, therefore, certainly it is they only throughout the world for whom alone Christ is a propitiation. Unto them alone God says, ... ‘I will be propitious,’ - the great word of the new covenant, Heb. 8:12, they alone being covenanters” [=Dari apa yang telah dikatakan, artinya jelas adalah bahwa Kristus menebus dosa sedemikian rupa, dan memperdamaikan dengan Allah, sehingga orang berdosa diampuni dan diterima pada belas kasihan demi Dia, dan bahwa hukum Taurat tidak akan pernah dibuat atau menimbulkan untuk penghukumannya. Sekarang, apakah ini bisa diterapkan kepada seluruh dunia (diartikan sebagai semua dan setiap manusia dalam dunia), biarlah semua orang pandai / mampu berpikir di dunia ini menilai. Apakah dosa-dosa dari setiap orang ditebus? Apakah Allah didamaikan dengan setiap orang? Apakah setiap orang berdosa diampuni? Apakah tidak seorangpun dituntut karena pelanggaran hukum? Kalau demikian, mengapa tidak setiap orang diselamatkan? Tidak diragukan, semua ini benar untuk setiap orang percaya, dan tidak untuk siapapun yang lain di seluruh dunia. Untuk orang-orang percaya ini sang rasul menegaskan bahwa Kristus adalah pendamaian; ... Ia juga adalah pendamaian oleh / karena iman, Ro 3:25; dan jelas bahwa tidak seorangpun mempunyai iman kecuali orang-orang percaya: dan, karena itu, jelas bahwa hanya mereka sajalah di seluruh dunia untuk siapa Kristus adalah pendamaian. Bagi mereka sajalah Allah berkata: ... ‘Aku akan menaruh belas kasihan’, kata-kata yang agung dari perjanjian yang baru, Ibr 8:12, hanya mereka sajalah orang-orang yang termasuk dalam perjanjian] - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 334-335.

Ibrani 8:12 - “Sebab Aku akan menaruh belas kasihan (HILEOS) terhadap kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa-dosa mereka”. 

Kesimpulan tentang kata ‘pendamaian’ dalam 1Yoh 2:2 ini:

Dalam HILASMOS / pendamaian ini tercakup:

a. Hukum ditutup / dipuaskan.

b. Allah diperdamaikan dan ditenangkan / dipenuhi tuntutanNya.

c. Dosa ditebus / dibayar hukumannya.

d. Orang berdosa diampuni.

Kalau hal-hal ini ditujukan kepada ‘setiap orang di dunia’ maka akan menimbulkan Universalisme.

4. Sekarang kita membahas kata-kata ‘seluruh dunia’ dalam 1Yoh 2:2.

John Owen: “The ‘whole world’ can signify no more than ‘all nations,’ ‘all the families of the earth,’ ‘all flesh,’ ‘all men,’ ‘all the ends of the world.’ These surely are expressions equivalent unto, and as comprehensive of particulars as ‘the whole world;’ but now all these expressions we find frequently to bear out believers only, but as of all sorts, and throughout the world” (=Kata-kata ‘seluruh dunia’ artinya tidak lebih dari pada ‘semua bangsa-bangsa’, ‘semua keluarga-keluarga di bumi’, ‘semua daging’, ‘semua manusia’, ‘segala ujung-ujung bumi / dunia’. Ini jelas merupakan ungkapan yang sama dengan, dan mencakup sama banyaknya orang seperti kata ‘seluruh dunia’; tetapi ungkapan-ungkapan tersebut sering menunjuk kepada orang-orang percaya saja, tetapi dari semua jenis, dan di seluruh dunia) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 336.

Contoh:

a. Mazmur 98:3 - “Ia mengingat kasih setia dan kesetiaanNya terhadap kaum Israel, segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang dari pada Allah kita”.

b. Mazmur 22:28 - “Segala ujung bumi akan mengingatnya dan berbalik kepada TUHAN; dan segala kaum dari bangsa-bangsa akan sujud menyembah di hadapanNya”.

c. Maz 72:11b - “dan segala bangsa menjadi hambanya!”.

d. Yoel 2:28a / Kis 2:17a - “Kemudian dari pada itu akan terjadi, bahwa Aku akan mencurahkan RohKu ke atas semua manusia”.

e. Lukas 3:6 - “dan semua orang akan melihat keselamatan yang dari Tuhan.’”.

Bandingkan juga dengan Wah 5:9-10 - “(9) Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: ‘Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau telah disembelih dan dengan darahMu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa. (10) Dan Engkau telah membuat mereka menjadi suatu kerajaan, dan menjadi imam-imam bagi Allah kita, dan mereka akan memerintah sebagai raja di bumi.’”.

Owen menambahkan bahwa kata-kata ‘seluruh dunia’ bisa menunjuk pada ‘semua orang yang tidak percaya / reprobate’, seperti dalam:

· Wah 12:9 - “Dan naga besar itu, si ular tua, yang disebut Iblis atau Satan, yang menyesatkan seluruh dunia, dilemparkan ke bawah; ia dilemparkan ke bumi, bersama-sama dengan malaikat-malaikatnya”.

· 1Yoh 5:19 - “Kita tahu, bahwa kita berasal dari Allah dan seluruh dunia berada di bawah kuasa si jahat”.

Owen lalu berkata: kalau demikian, mengapa kata-kata ‘seluruh dunia’ itu tidak bisa dipakai untuk menunjuk pada sebaliknya, yaitu ‘semua orang percaya / pilihan’? Ia lalu memberi contoh Kol 1:6 - “yang sudah sampai kepada kamu. Injil itu berbuah dan berkembang di seluruh dunia, demikian juga di antara kamu sejak waktu kamu mendengarnya dan mengenal kasih karunia Allah dengan sebenarnya”.

Owen lalu menyimpulkan tentang kata-kata ‘seluruh dunia’ ini sebagai berikut: “there is nothing at all in the words themselves that should enforce any to conceive that all and every man in the world are denoted by them, but rather believers, even all that did or should believe, throughout the whole world, in opposition only to believers of the Jewish nation” (=tidak ada apapun sama sekali dalam kata-kata itu sendiri yang mengharuskan siapapun untuk memahaminya sebagai semua dan setiap orang dalam dunia, tetapi harus dipahami sebagai orang-orang percaya, yaitu mereka yang sudah percaya atau akan percaya, di seluruh dunia, dikontraskan dengan orang-orang percaya dari bangsa Yahudi saja) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 337.

John Owen: “‘The whole world,’ then, in this place, is the whole people of God (opposed to the Jewish nation), scattered abroad throughout the whole world” [=Maka, ‘seluruh dunia’ di tempat ini, adalah seluruh umat Allah (dikontraskan dengan bangsa Yahudi), yang tersebar di seluruh dunia] - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 337-338.

Calvin (tentang Yoh 1:29): “And when he says, ‘the sin OF THE WORLD,’ he extends this favor indiscriminately to the whole human race; that the Jews might not think that he had been sent to them alone” (=Dan ketika ia berkata, ‘dosa dunia’, ia memperluas kebaikan ini secara tak pandang bulu kepada seluruh umat manusia; supaya orang-orang Yahudi tidak berpikir bahwa Ia telah diutus kepada mereka saja).

Calvin (tentang 1Yoh 2:2): “Here a question may be raised, how have the sins of the whole world been expiated? I pass by the dotages of the fanatics, who under this pretense extend salvation to all the reprobate, and therefore to Satan himself. Such a monstrous thing deserves no refutation. They who seek to avoid this absurdity, have said that Christ suffered sufficiently for the whole world, but efficiently only for the elect. This solution has commonly prevailed in the schools. Though then I allow that what has been said is true, yet I deny that it is suitable to this passage; for the design of John was no other than to make this benefit common to the whole Church. Then under the word all or whole, he does not include the reprobate, but designates those who should believe as well as those who were then scattered through various parts of the world. For then is really made evident, as it is meet, the grace of Christ, when it is declared to be the only true salvation of the world” (=Di sini bisa ditanyakan, bagaimana dosa dari seluruh dunia telah ditebus? Saya mengabaikan kebodohan dari orang-orang fanatik, yang dengan alasan ini meluaskan keselamatan kepada semua orang reprobate / orang yang ditentukan untuk binasa, dan karena itu kepada Setan sendiri. Hal yang mengerikan seperti itu tidak layak mendapatkan bantahan. Mereka yang berusaha untuk menghindari hal yang menggelikan ini, telah berkata bahwa Kristus menderita secara cukup untuk seluruh dunia, tetapi secara efisien hanya untuk orang pilihan. Penyelesaian / solusi ini telah berlaku secara umum di sekolah-sekolah / aliran-aliran. Sekalipun saya mengakui bahwa apa yang telah dikatakan itu adalah benar, tetapi saya menyangkal bahwa itu cocok untuk text ini; karena tujuan Yohanes tidak lain dari membuat keuntungan / manfaat ini berlaku untuk seluruh Gereja. Jadi dalam kata ‘semua’ atau ‘seluruh’, ia tidak memasukkan orang-orang reprobate / orang yang ditentukan untuk binasa, tetapi menunjuk mereka yang percaya dan mereka yang pada saat itu tersebar di berbagai bagian dunia).

Dari pembahasan 4 point di atas ini terlihat dengan jelas bahwa penafsiran Reformedlah yang benar. Dan dengan penafsiran ini maka 1Yoh 2:2 tidaklah bertentangan dengan doktrin ‘Limited Atonement’ (=Penebusan Terbatas).

c) Pembahasan Yohanes 3:16.

Yoh 3:16 - “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal”.

1. Pembahasan tentang kata ‘dunia’ dalam Yoh 3:16 ini.

Penafsiran Arminian pada umumnya: ‘dunia’ menunjuk kepada ‘semua dan setiap orang dalam dunia’. Dengan demikian maka Yoh 3:16 ini akan mendukung Universal Atonement (=Penebusan Universal), karena kasih kepada ‘dunia’ inilah yang menyebabkan Allah menyerahkan AnakNya yang tunggal / memberikan penebusan.

Lenski (tentang Yoh 3:16): “The universality already expressed in the title ‘the Son of man’ (1:51; 3:14) and in ‘everyone who believes’ (v. 15), is brought out with the most vivid clearness in the statement that God loved ‘the world,’ τὸν κόσμον, the world of men, all men, not one excepted. To insert a limitation, either here or in similar passages, is to misinterpret. We know of nothing more terrible than to shut out poor dying sinners from God’s love and redemption. But this is done by inserting a limiting word where Jesus and the Scriptures have no such word” [=Ke-universal-an sudah dinyatakan dalam gelar ‘Anak Manusia’ (1:51; 3:14) dan dalam ‘setiap orang yang percaya’ (ay 15), ditunjukkan dengan kejelasan yang paling hidup dalam pernyataan bahwa Allah mengasihi ‘dunia’, TON KOSMON, dunia dari manusia, semua manusia, tak seorangpun dikecualikan. Memasukkan suatu pembatasan, atau di sini atau dalam text-text yang serupa, adalah menafsirkan secara salah. Kita tidak tahu tentang apapun yang lebih mengerikan / buruk dari pada mencegah orang-orang berdosa yang malang dari kasih Allah dan penebusan. Tetapi ini dilakukan dengan memasukkan suatu kata yang membatasi dimana Yesus dan Kitab Suci tidak mempunyai kata seperti itu].

Pulpit Commentary: “This world cannot be the limited ‘world’ of the Augustinian, Calvinian interpreters - the world of the elect; it is that ‘whole world’ of which St. John speaks in 1John 2:2. ‘God will have all men to be saved’ (1Tim. 2:4). Calvin himself says, ‘Christ brought life, because the heavenly Father loves the human race, and wishes that they should not perish.’” [=‘Dunia’ ini tidak bisa adalah ‘dunia yang terbatas’ dari penafsir-penafsir Augustinianisme dan Calvinisme - ‘dunia dari orang-orang pilihan’; itu adalah ‘seluruh dunia’ tentang mana Yohanes berbicara dalam 1Yoh 2:2. ‘Allah menghendaki supaya semua orang diselamatkan’ (1Tim 2:4). Calvin sendiri mengatakan, ‘Kristus membawa kehidupan karena Bapa surgawi mengasihi umat manusia, dan menginginkan supaya mereka tidak binasa’] - hal 123.

Catatan: Calvin memang mengatakan kata-kata itu, tetapi:

· dalam kata-kata / tafsirannya selanjutnya berkenaan dengan Yoh 3:16, Calvin berkata: “And the words of Christ mean nothing else, when he declares the cause to be in the love of God. For if we wish to ascend higher, the Spirit shuts the door by the mouth of Paul, when he informs us that this love was founded on the purpose of his will, (Ephesians 1:5.)” [=Dan kata-kata Kristus tidak berarti selain, pada waktu Ia menyatakan penyebabnya sebagai ada dalam kasih Allah. Karena jika kita mau naik lebih tinggi, Roh menutup pintu oleh mulut Paulus, pada waktu ia memberi kita informasi bahwa kasih ini didasarkan pada rencana dari kehendakNya (Ef 1:5)].

Ef 1:5 - “Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anakNya, sesuai dengan kerelaan kehendakNya”.

Jelas bahwa kasih yang dibicarakan oleh Calvin berhubungan dengan ‘election’ (=pemilihan).

· dalam tafsirannya tentang Yoh 17:23 ia mengatakan bahwa ‘Allah tidak mengasihi siapapun kecuali dalam Kristus’.

Yoh 17:23 - “Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku”.

Calvin (tentang Yoh 17:23): “‘And hast loved them.’ He means that it is a very striking exhibition, and a very excellent pledge, of the love of God towards believers, which the world is compelled to feel, whether it will or not, when the Holy Spirit dwelling in them sends forth the rays of righteousness and holiness. There are innumerable other ways, indeed, in which God daily testifies his fatherly love towards us, but the mark of adoption is justly preferred to them all. He likewise adds, ‘and hast loved them, As THOU HAST LOVED ME.’ By these words he intended to point out the cause and origin of the love; for the particle ‘as,’ means ‘because,’ and the words, ‘AS thou hast loved me,’ mean, ‘BECAUSE thou hast loved me;’ for to Christ alone belongs the title of ‘Well-beloved,’ (Matthew 3:17; 17:5.) Besides, that love which the heavenly Father bears towards the Head is extended to all the members, so that he loves none but in Christ” [=‘Dan telah mengasihi mereka’. Ia memaksudkan bahwa itu merupakan suatu pertunjukan yang sangat menyolok, dan suatu tanda / janji / jaminan yang sangat bagus, tentang kasih Allah terhadap orang-orang percaya, yang dunia dipaksa untuk merasakan, apakah dunia mau atau tidak, pada waktu Roh Kudus yang diam di dalam mereka, mengeluarkan / menghasilkan sinar-sinar dari kebenaran dan kekudusan. Memang ada cara-cara lain dalam mana Allah setiap hari menyaksikan kasih kebapaanNya kepada kita, tetapi tanda dari adopsi secara benar diletakkan di depan semua yang lain. Ia juga menambahkan, ‘dan telah mengasihi mereka, seperti Engkau telah mengasihi Aku’. Dengan kata-kata ini Ia bermaksud untuk menunjukkan penyebab dan asal usul dari kasih itu; karena partikel ‘as / seperti’ berarti ‘karena’, dan kata-kata ‘seperti engkau telah mengasihi Aku’, berarti ‘karena Engkau telah mengasihi Aku’; karena gelar ‘kekasih’ hanya merupakan milik Kristus saja (Mat 3:17; 17:5). Disamping itu, kasih yang Bapa surgawi tunjukkan terhadap Kepala diperluas kepada semua anggota-anggota, sehingga Ia mengasihi tak seorangpun kecuali (yang ada) di dalam Kristus].

Catatan: kata-kata yang saya garis-bawahi itu menunjukkan bahwa Calvin menganggap bahwa Allah hanya mengasihi orang-orang yang percaya!

Calvin lalu melanjutkan dengan berkata sebagai berikut: “Yet this gives rise to some appearance of contradiction; for Christ, as we have seen elsewhere, declares that the unspeakable love of God towards the world was the reason why he gave his only-begotten Son, (John 3:16.) If the cause must go before the effect, we infer that God the Father loved men apart from Christ; that is, before he was appointed to be the Redeemer. I reply, in that, and similar passages, love denotes the mercy with which God was moved towards unworthy persons, and even towards his enemies, before he reconciled them to himself. It is, indeed, a wonderful goodness of God, and inconceivable by the human mind, that, exercising benevolence towards men whom he could not but hate, he removed the cause of the hatred, that there might be no obstruction to his love. And, indeed, Paul informs us that there are two ways in which we are loved in Christ; first, because the Father ‘chose us in him before the creation of the world,’ (Ephesians 1:4;) and, secondly, because in Christ God hath reconciled us to himself, and hath showed that he is gracious to us, (Romans 5:10.) Thus we are at the same time the enemies and the friends of God, until, atonement having been made for our sins, we are restored to favor with God. But when we are justified by faith, it is then, properly, that we begin to be loved by God, as children by a father. That love by which Christ was appointed to be the person, in whom we should be freely chosen before we were born, and while we were still ruined in Adam, is hidden in the breast of God, and far exceeds the capacity of the human mind. True, no man will ever feel that God is gracious to him, unless he perceives that God is pacified in Christ. But as all relish for the love of God vanishes when Christ is taken away, so we may safely conclude that, since by faith we are ingrafted into his body, there is no danger of our falling from the love of God; for this foundation cannot be overturned, that we are loved, because the Father hath loved his Son” [=Tetapi ini menimbulkan apa yang kelihatannya seperti kontradiksi, karena Kristus, seperti telah kita lihat di tempat lain, menyatakan bahwa kasih yang tak terkatakan dari Allah kepada dunia adalah alasan mengapa Ia memberikan Anak TunggalNya, (Yoh 3:16). Jika penyebabnya harus berjalan di depan akibatnya, kami menyimpulkan bahwa Allah Bapa mengasihi manusia terpisah dari Kristus; artinya / yaitu, sebelum Ia ditetapkan menjadi Penebus. Saya menjawab bahwa dalam text itu, dan text-text lain yang mirip, kasih merupakan belas kasihan dengan mana Allah digerakkan kepada / menuju orang-orang yang tidak layak, dan bahkan kepada / menuju musuh-musuhNya, sebelum Ia memperdamaikan mereka dengan diriNya sendiri. Ini memang merupakan kebaikan yang sangat bagus dari Allah, dan tak terbayangkan oleh pikiran manusia, bahwa dengan menjalankan kebaikan terhadap manusia, yang hanya bisa Ia benci, Ia menyingkirkan penyebab kebencian itu, supaya di sana tidak ada halangan bagi kasihNya. Dan memang, Paulus memberi kita informasi bahwa di sana ada dua jalan dalam mana kita dikasihi dalam Kristus; pertama, karena Bapa ‘memilih kita dalam Dia sebelum dunia dijadikan’, (Ef 1:4); dan kedua, karena dalam Kristus Allah telah memperdamaikan kita dengan diriNya sendiri, dan telah menunjukkan bahwa Ia murah hari kepada kita, (Ro 5:10). Jadi, kita pada saat yang sama adalah musuh dan sahabat dari Allah, sampai, penebusan yang telah dibuat untuk dosa-dosa kita, kita dipulihkan / dikembalikan pada kesenangan Allah. Tetapi pada waktu kita dibenarkan oleh iman, pada saat itulah, secara tepat / benar, kita mulai dikasihi oleh Allah, sebagai anak-anak oleh seorang bapa. Kasih itu, dengan mana Kristus ditetapkan sebagai pribadi, dalam siapa kita harus dipilih dengan cuma-cuma sebelum kita dilahirkan, dan sementara kita tetap ada dalam kehancuran dalam Adam, tersembunyi dalam dada Allah, dan jauh melebihi kapasitas dari pikiran manusia. Memang benar, tak seorangpun pernah merasakan bahwa Allah itu murah hati kepadanya, kecuali ia merasakan bahwa Allah ditenangkan dalam Kristus. Tetapi karena semua jejak / petunjuk untuk kasih Allah hilang pada waktu Kristus diambil, demikian juga kita bisa dengan aman menyimpulkan bahwa, karena oleh iman kita dicangkokkan ke dalam tubuhNya, di sana tidak ada bahaya tentang kejatuhan kita dari kasih Allah; karena fondasi ini tidak bisa dibalikkan, bahwa kita dikasihi, karena Bapa telah mengasihi AnakNya].

Catatan: kalau kita melihat kutipan di atas ini, dimana Calvin menghubungkan dengan Yoh 3:16, maka kelihatannya harus disimpulkan bahwa dalam Yoh 3:16 itu Calvin tetap memaksudkan ‘dunia orang-orang pilihan’. Semua orang-orang pilihan sudah dikasihi, dengan kasih yang tersembunyi dalam dada Bapa. Nanti pada waktu orang-orang itu percaya kepada Kristus, barulah orang-orang itu bisa merasakan kasih Allah itu.

· dalam tafsirannya tentang Yoh 16:27, Calvin berkata: “God loves men in a secret way, before they are called, if they are among the elect; for he loves his own before they are created” (=Allah mengasihi manusia secara rahasia, sebelum mereka dipanggil, jika mereka termasuk orang-orang pilihan; karena Ia mengasihi milikNya sebelum mereka diciptakan) - hal 158.

Barnes’ Notes: “‘The world’. All mankind. It does not mean any particular part of the world, but man as man - the race that had rebelled, and that deserved to die. See John 6:33; 17:21. ... He tasted ‘death for every man,’ Heb. 2:9. He ‘died for all,’ (2Cor. 5:15). ‘He is the propitiation for the sins of the whole world,’ 1John 2:2” [=‘Dunia’. Semua umat manusia. Itu tidak berarti sebagian tertentu dari dunia tetapi manusia sebagai manusia - umat manusia yang telah memberontak, dan yang layak untuk mati. Lihat Yoh 6:33; 17:21. ... Ia merasakan ‘kematian untuk setiap orang’, Ibr 2:9. Ia ‘mati bagi semua orang’ (2Kor 5:15). ‘Ia adalah pendamaian ... untuk dosa seluruh dunia’, 1Yoh 2:2] - hal 278.

Catatan: saya berpendapat bahwa penafsiran-penafsiran Arminian di atas ini dangkal sekali. Ayat-ayat yang mereka gunakan untuk mendukung pandangannya, kalau dibahas secara mendalam, sama sekali tidak mendukung, tetapi sebaliknya menentang, penafsiran mereka. Yoh 6:33 Yoh 17:21 1Yoh 2:2 sudah saya bahas di depan, sedangkan 1Tim 2:4 Ibr 2:9 2Kor 5:15 akan saya bahas di belakang.

Penafsiran Reformed tentang kata ‘dunia’ dalam Yoh 3:16 ini bermacam-macam:

a. Kata ‘dunia’ menunjuk pada ‘hal-hal yang bertentangan dengan Allah’.

John Murray: “Our present interest is particularly the object, ‘the world’. In the usage of John this term is often used in an ethical or qualitative sense, the world as sinful, estranged and alienated from God, resting under his wrath and curse, the world, indeed, as detestable because it is the contradiction of all that is holy, good, righteous, true, and loving - the contradiction, therefore, of God. It is not the denotative extent that is in view but the character. ... It is what God loved in respect of its character that throws into relief the incomparable and incomprehensible love of God. ... God loved what is the antithesis of himself” (=Perhatian kita saat ini secara khusus adalah obyeknya, ‘dunia’. Dalam penggunaan Yohanes istilah ini sering digunakan dalam arti etika / moral atau kwalitet, dunia sebagai berdosa, jauh dan terasing dari Allah, berada di bawah murka dan kutukNya, dan bahkan dunia yang menjijikkan karena itu bertentangan dengan semua yang kudus, baik, adil, benar, dan kasih - dan karena itu bertentangan dengan Allah. Bukan luasnya yang dipersoalkan, tetapi sifatnya. ... Adalah apa yang Allah kasihi berkenaan dengan karakternyalah yang menggambarkan kasih Allah yang tidak ada bandingannya dan yang tak dapat dimengerti itu. ... Allah mengasihi apa yang bertentangan dengan diriNya sendiri) - ‘Collected Writings of John Murray’, vol 1, hal 78-79.

Catatan: saya sukar untuk menerima penafsiran ini. Bandingkan dengan kata-kata William Hendriksen di bawah ini.

William Hendriksen (tentang Yoh 3:16): “here mankind is not viewed as the realm of evil, breaking out into open hostility to God and Christ ..., for God does not love evil” (=di sini manusia / umat manusia tidak dipandang sebagai dunia kejahatan, berkobar / meletus ke dalam permusuhan terbuka kepada Allah dan Kristus ..., karena Allah tidak mengasihi kejahatan).

b. Kata ’dunia’ artinya adalah ‘Yahudi + non Yahudi’.

William Hendriksen: “By reason of the context and other passages in which a similar thought is expressed ..., it is probable that also here in 3:16 the term indicates ‘fallen mankind in its international aspect’: men from every tribe and nation; not only Jews but also Gentiles” (=Berdasarkan kontext dan text-text lain dalam mana pemikiran serupa dinyatakan ..., adalah mungkin bahwa juga di sini dalam 3:16 istilah ‘dunia’ itu menunjuk kepada ‘umat manusia yang jatuh dalam aspek internasionalnya’: manusia dari setiap suku dan bangsa; bukan hanya Yahudi tetapi juga non Yahudi) - hal 140.

Leon Morris (NICNT): “The Jews was ready enough to think of God as loving Israel, but no passage appears to be cited in which any Jewish writer maintains that God loved the world” (=Orang-orang Yahudi cukup siap untuk berpikir bahwa Allah mengasihi Israel, tetapi tidak ada kutipan dari penulis-penulis Yahudi yang mengatakan bahwa Allah mengasihi dunia) - hal 229.

Matthew Poole: “‘the world,’ that is, Gentiles as well as Jews. ... Our evangelist useth to take down the pride of the Jews, who dreamed that the Messiah came only for the benefit of the seed of Abraham, not for the nations of the world, he only came to destroy them” (=‘dunia’, yaitu orang-orang non Yahudi maupun orang-orang Yahudi. ... Penginjil kita menggunakannya untuk menghancurkan kesombongan orang-orang Yahudi, yang berkhayal bahwa Mesias datang hanya untuk keuntungan dari keturunan Abraham, bukan untuk bangsa-bangsa dari dunia. Untuk mereka Ia datang hanya untuk menghancurkan) - hal 292.

c. Ada juga yang menafsirkan bahwa kata ‘dunia’ menunjuk kepada ‘orang-orang pilihan’ saja.

Catatan: sebetulnya arti ke 2 dan ke 3 di atas ini sama saja. 

Arthur W. Pink: “‘KOSMOS’ has at least seven clearly defined different meanings in the New Testament. It may be asked, Has then God used a word thus to confuse and confound those who read the Scriptures? We answer, No! nor has He written His Word for lazy people who are too dilatory, or too busy with the things of this world, or, like Martha, so much occupied with ‘serving’, they have no time and no heart to ‘search’ and ‘study’ Holy Writ! Should it be asked further, But how is a searcher of the Scriptures to know which of the above meanings the term ‘world’ has in any given passage? The answer is: This may be ascertained by a careful study of the context, by diligently noting what is predicated of ‘the world’ in each passage, and by prayerfully consulting other parallel passages to the one being studied. ... ‘the world’ in John 3:16 refers to the world of believers (God’s elect)” [=‘KOSMOS’ sedikitnya mempunyai 7 arti yang berbeda dalam Perjanjian Baru. Bisa dipertanyakan: kalau demikian apakah Allah menggunakan sebuah kata untuk membingungkan dan mengacaukan mereka yang membaca Kitab Suci? Kami menjawab: Tidak! tetapi Ia juga tidak menuliskan FirmanNya untuk orang-orang malas yang terlalu cenderung untuk menunda, atau terlalu sibuk dengan hal-hal dunia ini, atau, seperti Marta, yang begitu sibuk ‘melayani’ sehingga tidak mempunyai waktu untuk menyelidiki dan mempelajari Kitab Suci! Jika ditanyakan lebih lanjut: Tetapi bagaimana seorang penyelidik Kitab Suci bisa tahu mana dari arti-arti di atas yang harus diambil untuk istilah ‘dunia’ dalam satu text tertentu? Jawabannya adalah: Ini bisa diketahui dengan pasti dengan menyelidiki kontexnya dengan teliti, dengan memperhatikan apa yang disebut ‘dunia’ dalam setiap text, dan dengan membandingkan dengan text-text lain yang paralel dengan text yang sedang dipelajari, sambil banyak berdoa. ... ‘dunia’ dalam Yoh 3:16 menunjuk kepada ‘dunia orang-orang percaya’ (orang-orang pilihan Allah)] - ‘The Sovereignty of God’, (AGES) - hal 224-225 (Appendix 3).

Pembahasan John Owen tentang Yohanes 3:16.

John Owen: “The second thing controverted is the object of this love, pressed by the word ‘world;’ which our adversaries would have to signify all and every man; we, the elect of God scattered abroad in the world, with a tacit opposition to the nation of the Jews, who alone, excluding all other nations (some few proselytes excepted), before the actual exhibition of Christ in the flesh, had all the benefits of the promises appropriated to them, Rom. 9:4; in which privilege now all nations were to have an equal share” [=Hal kedua yang diperdebatkan adalah obyek dari kasih ini, yaitu kata ‘dunia’; yang oleh lawan-lawan kita (orang Arminian) diartikan sebagai ‘semua dan setiap orang’; sedangkan kami mengartikan sebagai ‘orang-orang pilihan Allah yang tersebar secara luas dalam dunia’, dengan suatu kontras yang tidak disebutkan dengan bangsa Yahudi, yang sebelum inkarnasi Kristus, dibedakan dengan semua bangsa-bangsa lain (kecuali beberapa orang-orang yang di-yahudi-kan), dalam hal mereka mempunyai semua keuntungan dari janji-janji yang cocok bagi mereka, Ro 9:4; tetapi sekarang hak tersebut telah dimiliki secara sama oleh semua bangsa lain] - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 325.

John Owen: “By the ‘world,’ we understand the elect of God only” (=Dengan kata ‘dunia’, kami menafsirkannya sebagai orang-orang pilihan Allah saja) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 321.

Apa argumentasi yang diberikan oleh Owen?

· Kata ‘dunia’ dalam Yohanes 3:16 dan kata ‘dunia’ dalam Yoh 3:17, artinya harus sama. Padahal kata ‘dunia’ dalam Yoh 3:17 tidak mungkin diartikan ‘semua manusia dalam dunia ini’, tetapi harus diartikan ‘orang pilihan di seluruh dunia’.

Yoh 3:17 - “Sebab Allah mengutus AnakNya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia”.

Catatan: kata ‘nya’ yang saya garis bawahi seharusnya adalah ‘dunia’. Jadi, dalam ayat ini seharusnya ada 3 x kata ‘dunia’. Yang saya bicarakan di sini adalah kata ‘dunia’ yang saya garis bawahi (kata yang kedua dan ketiga), bukan kata ‘dunia’ yang tidak saya garis bawahi (kata yang pertama).

· Owen (hal 322) juga mengatakan: kalau Allah mengasihi semua orang sehingga menyerahkan AnakNya untuk mati bagi mereka semua, mengapa hal ini tidak tercapai (dalam arti orang-orang itu tidak selamat)? Mengapa hal ini bisa terhalang sehingga tidak menghasilkan apa yang diinginkan? Mengapa Allah tidak menggunakan kuasaNya untuk menggenapi / melaksanakan keinginanNya?

· Owen (hal 324-325) menghubungkan dengan Roma 8:32 - “Ia, yang tidak menyayangkan AnakNya sendiri, tetapi yang menyerahkanNya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?”.

Ro 8:32 ini menunjukkan bahwa kasih, yang menyebabkan Allah menyerahkan Kristus bagi kita, adalah kasih yang sama, yang menyebabkan Allah mengaruniakan segala sesuatu kepada ‘kita’. Padahal dalam Ro 8:32 ini kata ‘kita’ jelas menunjuk kepada ‘orang-orang pilihan’ (bandingkan dengan Ro 8:33 - “Siapakah yang akan menggugat orang-orang pilihan Allah? Allah, yang membenarkan mereka? Siapakah yang akan menghukum mereka?”.

· Owen (hal 328) juga mengatakan bahwa kalau Allah memang mengasihi semua orang di dunia ini, mengapa Ia tidak menyatakan Yesus Kristus kepada semua orang di dunia? Mengapa Ia justru mengatur sehingga ada orang-orang yang sama sekali tidak pernah mendengar tentang Kristus?

Bdk. Kis 16:6-12 - “(6) Mereka melintasi tanah Frigia dan tanah Galatia, karena Roh Kudus mencegah mereka untuk memberitakan Injil di Asia. (7) Dan setibanya di Misia mereka mencoba masuk ke daerah Bitinia, tetapi Roh Yesus tidak mengizinkan mereka. (8) Setelah melintasi Misia, mereka sampai di Troas. (9) Pada malam harinya tampaklah oleh Paulus suatu penglihatan: ada seorang Makedonia berdiri di situ dan berseru kepadanya, katanya: ‘Menyeberanglah ke mari dan tolonglah kami!’ (10) Setelah Paulus melihat penglihatan itu, segeralah kami mencari kesempatan untuk berangkat ke Makedonia, karena dari penglihatan itu kami menarik kesimpulan, bahwa Allah telah memanggil kami untuk memberitakan Injil kepada orang-orang di sana. (11) Lalu kami bertolak dari Troas dan langsung berlayar ke Samotrake, dan keesokan harinya tibalah kami di Neapolis; (12) dari situ kami ke Filipi, kota pertama di bagian Makedonia ini, suatu kota perantauan orang Roma. Di kota itu kami tinggal beberapa hari”.

Owen (hal 328) lalu mengatakan bahwa orang yang mempercayai bahwa kata ‘dunia’ berarti ‘semua dan setiap manusia di dunia ini’, harus mempercayai dan menerima hal-hal di bawah ini:

¨ Sebagian orang dikasihi dan juga dibenci oleh Allah dari kekekalan.

Mungkin kata ‘dikasihi’ ia dapatkan dari Yohanes 3:16 (menurut penafsiran Arminian), sedangkan kata ‘dibenci’ ia dapatkan dari providensia Allah yang mengatur sehingga orang-orang tertentu sama sekali tidak pernah mendengar Injil, atau dari fakta bahwa ada orang-orang yang sekalipun mendengar Injil tetapi tidak diberi kasih karunia untuk bisa percaya.

¨ Kasih Allah kepada banyak orang menjadi tidak berbuah dan sia-sia.

¨ Anak Allah diberikan kepada mereka yang:

* Tidak pernah mendengar tentang Dia.

* Tidak diberi kuasa untuk percaya kepadaNya.

¨ Allah bisa berubah dalam kasihNya, atau Allah tetap mengasihi mereka yang ada dalam neraka (ingat bahwa pada saat Yesus mati, sudah ada orang-orang yang mati dalam dosa, dan karena itu pasti ada dalam neraka).

¨ Allah tidak memberi ‘segala sesuatu’ kepada mereka bagi siapa Ia memberikan AnakNya, dan ini bertentangan dengan Ro 8:32 - “Ia, yang tidak menyayangkan AnakNya sendiri, tetapi yang menyerahkanNya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?”.

¨ Allah tidak tahu sebelumnya siapa yang akan percaya dan diselamatkan.

John Owen: “unless, I say, all these blasphemies and absurdities be granted, it cannot be maintained that by the ‘world’ here is meant all and every one of mankind, but only men in common scattered throughout the world, which are the elect” (=kecuali semua hujatan dan hal-hal menggelikan ini dianggap benar, maka tidak bisa dipertahankan bahwa kata ‘dunia’ di sini berarti semua dan setiap orang dari umat manusia, tetapi hanya orang-orang yang tersebar di seluruh dunia, yang adalah orang-orang pilihan) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 328.

Satu argumentasi lagi yang bisa diberikan untuk mendukung tafsiran ini adalah adanya kata ‘karena’ di awal Yoh 3:16, yang jelas menunjukkan adanya hubungan antara Yoh 3:16 dengan ayat sebelumnya, yaitu Yoh 3:15. Padahal Yoh 3:14-15 berbunyi sebagai berikut: “(14) Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, (15) supaya setiap orang yang percaya kepadaNya beroleh hidup yang kekal”.

Saya kira ini adalah sesuatu yang sangat penting, karena Yohanes 3:15 sudah berbicara tentang ‘setiap orang yang percaya’ yang beroleh hidup yang kekal. Jadi kontexnya berbicara tentang ‘orang percaya’.

Sekarang, kalau kita mau menerima penafsiran ini, yang mengatakan bahwa kata ‘dunia’ dalam Yoh 3:16 ini menunjuk kepada ‘orang-orang pilihan’ saja, maka bagaimana sikap Allah terhadap ‘orang-orang non pilihan’ (reprobate)?

Arthur W. Pink: “The wicked God pities (see Matt. 18:33). Unto the unthankful and evil God is ‘kind’ (see Luke 6:35). The vessels of wrath He endures ‘with much long-suffering’ (see Rom. 9:22). But ‘His own’ God ‘loves’!!” [=Terhadap orang-orang jahat Allah berbelas kasihan (lihat Mat 18:33). Kepada orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan jahat Allah itu ‘baik’ (lihat Luk 6:35). Terhadap benda-benda kemurkaannya Allah ‘menaruh kesabaran yang besar’ (lihat Ro 9:22). Tetapi terhadap ‘orang-orang kepunyaanNya’ Allah ‘mengasihi’!!] - ‘The Sovereignty of God’, (AGES), hal 225 (Appendix 3).

John Murray, seorang ahli theologia Reformed, tidak setuju dengan penafsiran di atas. Ia membahas beberapa ayat yang memerintahkan kita meneladani Allah dengan mengasihi orang-orang jahat, yaitu:

· Mat 5:44-48 - “(44) Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. (45) Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar. (46) Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? (47) Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya dari pada perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Allahpun berbuat demikian? (48) Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna”.

· Luk 6:27-28,35-36 - “(27) Tetapi kepada kamu, yang mendengarkan Aku, Aku berkata: Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu; (28) mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu. ... (35) Tetapi kamu, kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada mereka dan pinjamkan dengan tidak mengharapkan balasan, maka upahmu akan besar dan kamu akan menjadi anak-anak Allah Yang Mahatinggi, sebab Ia baik terhadap orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan terhadap orang-orang jahat. (36) Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati”.

Bandingkan kedua text di atas dengan Kis 14:16-17 yang berbunyi: “(16) Dalam zaman yang lampau Allah membiarkan semua bangsa menuruti jalannya masing-masing, (17) namun Ia bukan tidak menyatakan diriNya dengan berbagai-bagai kebajikan, yaitu dengan menurunkan hujan dari langit dan dengan memberikan musim-musim subur bagi kamu. Ia memuaskan hatimu dengan makanan dan kegembiraan”, yang menunjukkan bahwa Allah memang baik / kasih kepada orang-orang jahat tersebut, dan tetap memberkati mereka

John Murray: “It would be impossible to make such a disjunction between God’s kindness and mercy, on the one hand, which are expressly stated to be the pattern of our conduct, and love, with the result that, while kindness and mercy to the ungodly are predicated of God, yet love is not. In both passages love has the priority in exhortation and the character of God has primacy as the pattern by which we are to be directed. Are we to say that the love of God is to be excluded from the divine pattern while kindness and mercy are to be included? This would be exegetical violence amounting to monstrosity” (=Tidak mungkin membuat pemisahan seperti itu antara ‘kebaikan dan belas kasihan Allah’ yang dinyatakan secara jelas sebagai pola dari tingkah laku kita pada satu sisi, dan ‘kasih’, sehingga mengakibatkan bahwa Allah dikatakan ‘baik dan berbelas kasihan’ kepada orang-orang jahat, tetapi ‘tidak mengasihi’ mereka. Dalam kedua text, kasih mempunyai prioritas dalam nasehat, dan karakter / sifat Allah mempunyai keunggulan / keutamaan sebagai pola, dengan mana kita dipimpin. Apakah kita mau mengatakan bahwa pola ilahi tidak mencakup kasih Allah tetapi hanya mencakup kebaikan dan belas kasihan? Ini merupakan suatu pemaksaan yang tidak benar dalam melakukan exegesis sehingga menjadi sesuatu yang sangat aneh) - ‘Collected Writings of John Murray’, vol 1, hal 67.

Kata-kata Murray ini memang perlu diperhitungkan, tetapi:

¨ kalau kita memperhatikan Mat 5:44-48 dan Luk 6:27-28,35-36 di atas, tidak ada kata-kata yang menunjukkan bahwa Allah mengasihi orang-orang yang ditentukan untuk binasa. Kalau demikian, apakah Allah tidak mengasihi orang-orang jahat? Tentu saja ya, karena bukanlah kita sebagai orang-orang pilihan / percaya juga adalah orang-orang jahat yang sebetulnya tidak layak dikasihi? Tetapi Allah mengasihi kita! Dan ini harus kita teladani!

¨ saya berpendapat bahwa ada ayat lain yang harus dipertimbangkan, yaitu Ro 9:13 - “seperti ada tertulis: ‘Aku mengasihi Yakub (elect), tetapi membenci Esau (reprobate).’”.

Tetapi tentang ayat ini perlu diingat juga bahwa dalam bahasa Kitab Suci, kata ‘membenci’ seringkali harus diartikan ‘kurang mengasihi’. Ini bisa kita dapatkan kalau kita membandingkan Luk 14:26 dengan Mat 10:37.

Lukas 14:26 - “‘Jikalau seorang datang kepadaKu dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi muridKu”.

Mat 10:37 - “Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari padaKu, ia tidak layak bagiKu; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari padaKu, ia tidak layak bagiKu”.

Bdk. Kej 29:30-31 - “(30) Yakub menghampiri Rahel juga, malah ia lebih cinta kepada Rahel dari pada kepada Lea. Demikianlah ia bekerja pula pada Laban tujuh tahun lagi. (31) Ketika TUHAN melihat, bahwa Lea tidak dicintai, dibukaNyalah kandungannya, tetapi Rahel mandul”.

KJV: ‘(30) And he went in also unto Rachel, and he loved also Rachel more than Leah, and served with him yet seven other years. (31) And when the LORD saw that Leah was hated, he opened her womb: but Rachel was barren’ (=Dan ia menghampiri Rahel juga, dan ia mencintai Rahel juga lebih dari pada Lea, dan melayaninya tujuh tahun lagi. Dan ketika TUHAN melihat bahwa Lea dibenci, Ia membuka kandungannya: tetapi Rahel mandul).

Tetapi bagaimanapun juga, dalam Roma 9:13 itu kelihatannya kata ‘membenci’ memang harus diartikan sebagai ‘membenci’.

Bdk. Mal 1:2-4 - “(2) ‘Aku mengasihi kamu,’ firman TUHAN. Tetapi kamu berkata: ‘Dengan cara bagaimanakah Engkau mengasihi kami?’ ‘Bukankah Esau itu kakak Yakub?’ demikianlah firman TUHAN. ‘Namun Aku mengasihi Yakub, (3) tetapi membenci Esau. Sebab itu Aku membuat pegunungannya menjadi sunyi sepi dan tanah pusakanya Kujadikan padang gurun.’ (4) Apabila Edom berkata: ‘Kami telah hancur, tetapi kami akan membangun kembali reruntuhan itu,’ maka beginilah firman TUHAN semesta alam: ‘Mereka boleh membangun, tetapi Aku akan merobohkannya; dan orang akan menyebutkannya daerah kefasikan dan bangsa yang kepadanya TUHAN murka sampai selama-lamanya.’”.

Saya ingin menambahkan sendiri satu ayat lagi yang harus diperhitungkan, yaitu Mark 10:21 - “Tetapi Yesus memandang dia dan menaruh kasih kepadanya, lalu berkata kepadanya: ‘Hanya satu lagi kekuranganmu: pergilah, juallah apa yang kaumiliki dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku.’”.

Pemuda kaya yang datang kepada Yesus itu jelas bukan orang percaya, tetapi Yesus mengasihinya. Perlu juga diperhatikan bahwa kata ‘menaruh kasih’ diterjemahkan dari kata Yunani EGAPESEN, yang jelas kata dasarnya adalah AGAPAO.

Tetapi tentang ayat ini ada 2 hal yang juga perlu diperhatikan, yaitu:

· pemuda kaya itu belum tentu termasuk seorang reprobate (=orang yang ditentukan binasa), karena sekalipun memang pada saat itu ia menolak untuk percaya / mengikut Yesus, tetapi siapa tahu bahwa di kemudian hari ia bertobat?

· kita juga tidak tahu apakah pada waktu dikatakan bahwa Yesus mengasihi pemuda kaya itu, Yesus ditinjau sebagai Allah atau manusia.

Jown Owen menafsirkan ‘kasih Allah’ ini dengan cara yang sangat berbeda.

John Owen: “By ‘love’ in this place, all our adversaries agree that a natural affection and propensity in God to the good of the creature, lost under sin, in general, which moved him to take some way whereby it might possibly be remedied, is intended. We, on the contrary, say that by ‘love’ here is not meant an inclination or propensity of his nature, but an act of his will (where we conceive his love to be seated), and eternal purpose to do good to man, being the most trancendent and eminent act of God’s love to the creature” [=Untuk kata ‘kasih’ di tempat ini, semua musuh-musuh kita setuju bahwa yang dimaksudkan adalah suatu perasaan lembut yang alamiah dan kecenderungan dalam Allah bagi kebaikan makhluk ciptaanNya, yang terhilang di bawah dosa, secara umum, yang menggerakkanNya untuk mengambil jalan dengan mana itu memungkinkan diperbaiki. Sebaliknya kami mengatakan bahwa ‘kasih’ di sini tidak berarti suatu kecenderungan atau kecondongan untuk berbuat baik, tetapi suatu tindakan dari kehendakNya (yang merupakan kedudukan dari kasihNya menurut pemahaman kami), dan rencana / tujuan kekal untuk melakukan kebaikan kepada manusia, yang merupakan tindakan yang paling luar biasa dan menonjol dari kasih Allah kepada makhluk ciptaanNya] - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 321.

Inti dari kata-kata Owen ini adalah: orang Arminian menganggap kasih Allah sebagai suatu perasaan, tetapi ia menganggap kasih Allah sebagai suatu tindakan yang didasarkan atas kehendak / rencana Allah.

Di bagian lain dari bukunya John Owen berkata: “... of reprobate persons, hated of God from eternity; ...” (=... tentang orang-orang yang ditentukan untuk binasa, dibenci Allah dari kekekalan; ...) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 354.

John Calvin: “what I teach stands firm: that the reprobate are hateful to God, and with very good reason. For, deprived of his Spirit, they can bring forth nothing but reason for cursing.” (=apa yang saya ajarkan berdiri teguh: bahwa orang-orang reprobate dibenci Allah, dan dengan alasan yang baik. Karena, terpisah dari RohNya, mereka tidak bisa mengeluarkan apapun kecuali alasan untuk kutukan) - ‘Institutes of the Christian Religion’, Book III, Chapter 24, no 17.

2. Pembahasan kata-kata ‘setiap orang yang percaya’.

Orang Arminian menganggap bahwa kata ‘setiap orang’ [KJV: ‘whosoever’ (=barangsiapa)] merupakan sebagian dari orang-orang yang menjadi obyek kasih Allah, sedangkan obyek dari kasih Allah adalah semua orang.

Tetapi Owen (hal 328-329) lalu berargumentasi: kalau demikian, ada pembatasan dari buah dari kasih Allah. Lalu pembatasan itu tergantung kepada apa / siapa? Menurut Owen ada 2 kemungkinan:

a. Tergantung kepada orang itu sendiri.

Kalau ini yang dipilih, maka akan bertentangan dengan 1Kor 4:7 - “Sebab siapakah yang menganggap engkau begitu penting? Dan apakah yang engkau punyai, yang tidak engkau terima? Dan jika engkau memang menerimanya, mengapakah engkau memegahkan diri, seolah-olah engkau tidak menerimanya?”.

Catatan: bagian yang saya garis-bawahi salah terjemahan.

KJV: ‘For who maketh thee to differ from another? and what hast thou that thou didst not receive? now if thou didst receive it, why dost thou glory, as if thou hadst not received it?’ (=Karena siapa yang membuat engkau berbeda dari yang lain? dan apa yang engkau punyai yang tidak engkau terima? sekarang, jika engkau memang menerimanya, mengapa engkau bermegah seakan-akan engkau tidak menerimanya?).

b. Tergantung pada kehendak Allah.

Kalau demikian, maka Yohanes 3:16 menunjukkan bahwa Allah mengasihi semua orang tetapi Allah membatasi sehingga hanya sebagian dari mereka yang merasakan buah dari kasihNya.

John Owen: “To what end, then, I pray, did he love those other some?” (=Maka saya bertanya: apa tujuannya Ia mengasihi sebagian yang lain itu?) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 329.

Owen lalu menambahkan bahwa kalau pembatasan ini tergantung kehendak / rencana Allah, maka penebusan universal tidak mempunyai landasan pada kehendak Allah.

John Owen: “Seeing that these words, ‘that whosoever believeth,’ do peculiarly point out the aim and intention of God in this business, if it do restrain the object beloved, then the salvation of believers is confessedly the aim of God in this business, and that distinguished from others; and if so, the general ransom is an empty sound, having no dependence on the purpose of God, his intention being carried out in the giving of his Son only to the salvation of believers, and that determinately, unless you will assign unto him a nescience of them that should believe” (=Melihat bahwa kata-kata ‘supaya barangsiapa / setiap orang yang percaya’ menunjukkan secara khusus tujuan dan maksud dari Allah dalam urusan ini, jika itu memang membatasi obyek yang dikasihi, maka keselamatan dari orang-orang percaya diakui sebagai tujuan Allah dalam urusan ini, dan itu dibedakan dari yang lain; dan jika demikian, penebusan umum / universal merupakan suatu bunyi yang kosong, yang tidak mempunyai ketergantungan pada rencana Allah, karena tujuanNya yang dilaksanakan dengan memberikan AnakNya hanyalah bagi keselamatan orang-orang percaya, dan itu merupakan sesuatu yang pasti, kecuali engkau menganggap Ia tidak tahu tentang siapa yang akan percaya) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 329.

John Owen: “God gave not his Son, - 1. For them who never do believe; 2. Much less for them who never hear of him, and so evidently want means of faith; 3. For them on whom he hath determined not to bestow effectual grace, that they might believe” (=Allah tidak memberikan AnakNya, - 1. Untuk mereka yang tidak pernah percaya; 2. Lebih-lebih lagi untuk mereka yang tidak pernah mendengar tentang Dia, dan dengan demikian tidak mempunyai jalan untuk beriman; 3. Untuk mereka bagi siapa Ia telah menentukan untuk tidak memberikan kasih karunia yang efektif supaya mereka bisa percaya) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 329.

Disamping itu, saya berpendapat bahwa sebetulnya dalam persoalan ini, terjemahan ‘setiap orang’ dari Kitab Suci Indonesia lebih benar dari pada terjemahan ‘whoever’ / ‘whosoever’ / ‘barangsiapa’ dari Kitab Suci bahasa Inggris.

Yohanes 3:16 - “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal”.

KJV: ‘For God so loved the world, that he gave his only begotten Son, that whosoever believeth in him should not perish, but have everlasting life’ (=Karena Allah begitu mengasihi dunia, sehingga Ia memberikan AnakNya yang tunggal, supaya barangsiapa percaya kepadaNya tidak binasa, tetapi memperoleh hidup yang kekal).

RSV: ‘For God so loved the world that he gave his only Son, that whoever believes in him should not perish but have eternal life’ (=Karena Allah begitu mengasihi dunia sehingga Ia memberikan AnakNya yang tunggal, supaya barangsiapa percaya kepadaNya tidak binasa, tetapi memperoleh hidup yang kekal).

John Owen: “i[na pa~v oJ pisteu>wn, - ‘that whosoever believeth,’ or ‘that every believer.’” (=HINA PAS HO PISTEUON, - ‘supaya barangsiapa percaya’, atau ‘supaya setiap orang percaya’) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 328.

Kata Yunani PAS sebetulnya artinya adalah ‘setiap orang’.

Juga kata ‘yang’ sebetulnya tidak ada, karena terjemahan hurufiahnya adalah: ‘that everyone believing’ (=supaya setiap orang percaya). Jadi, ‘setiap orang percaya’ ini tidak menunjuk kepada sebagian dari obyek yang dikasihi Allah, untuk siapa Ia memberikan AnakNya, tetapi menunjuk kepada seluruh obyek kasih Allah tersebut.

Dengan demikian, Yohanes 3:16 artinya adalah: Karena begitu besar kasih Allah terhadap orang-orang pilihan sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang percaya (=orang-orang pilihan itu) tidak binasa tetapi memperoleh hidup yang kekal.

d) Pembahasan Yohanes 3:17.

Yoh 3:17 - “Sebab Allah mengutus AnakNya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya (dunia) oleh Dia”.

Catatan: dalam Yoh 3:17 ini sebetulnya kata ‘dunia’ muncul 3 x, tetapi kata ‘dunia’ yang ketiga diterjemahkan menjadi ‘nya’ dalam Kitab Suci Indonesia. Bandingkan dengan terjemahan KJV di bawah ini.

KJV: ‘For God sent not his Son into the world to condemn the world; but that the world through him might be saved’ (=Karena Allah tidak mengutus AnakNya ke dalam dunia untuk menghukum dunia; tetapi supaya dunia bisa diselamatkan melalui Dia).

Owen (hal 342) berpendapat bahwa:

1. Kata ‘dunia’ yang pertama menunjuk pada ‘bumi’ atau ‘sebagian dari bumi’.

2. Kata ‘dunia’ yang kedua bisa menunjuk kepada ‘semua manusia’ tetapi bisa juga menunjuk hanya kepada ‘orang-orang pilihan’.

3. Kata ‘dunia’ yang ketiga pasti menunjuk kepada ‘orang-orang pilihan’.

Owen menambahkan bahwa tidak mungkin Allah mengutus AnakNya ke dalam dunia dengan maksud untuk menyelamatkan semua manusia di dunia ini, karena Luk 2:34 mengatakan bahwa Kristus ditentukan untuk menjatuhkan sebagian orang.

Luk 2:34 - “Lalu Simeon memberkati mereka dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu: ‘Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan”.

John Owen: “Christ was appointed for the fall of some, Luke 2:34, and, therefore, not that all and every one might be saved. ... The end of Christ’s actual exhibition and sending in the flesh is not opposite to any of God’s eternal decrees, which were eternally fixed concerning the condemnation of some for their sins” (=Kristus ditentukan untuk kejatuhan dari sebagian orang, Luk 2:34, dan karena itu, bukan supaya semua dan setiap orang bisa diselamatkan. ... Tujuan dari penampilan dan pengiriman Kristus dalam daging tidaklah bertentangan dengan yang manapun dari ketetapan-ketetapan kekal Allah, yang telah ditetapkan secara kekal berkenaan dengan penghukuman dari sebagian orang karena dosa-dosa mereka) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 342.

Dalam tafsirannya tentang Luk 2:34 ini William Hendriksen berkata: “Simeon now invoked God’s blessing on Joseph and Mary. Having done this, he addressed to Mary words that must have startled her. In substance he told her that her child would become the great divider; not, however, that events would simply turn out that way, but that in God’s plan it had been so decided” (=Sekarang Simeon meminta berkat Allah bagi Yusuf dan Maria. Setelah melakukan hal ini, ia menujukan kepada Maria kata-kata yang pasti mengejutkannya. Pada hakekatnya, ia mengatakan kepadanya bahwa Anaknya akan menjadi pemisah yang besar; bukan sekedar bahwa hal itu akan terjadi, tetapi bahwa dalam rencana Allah sudah ditetapkan demikian) - hal 170.

Sedangkan Calvin berkata: “The meaning is, that he was divinely appointed to cast down and destroy many. But it must be observed, that the ruin of unbelievers results from their striking against him” (=Artinya adalah bahwa Ia ditetapkan secara ilahi untuk membuang dan menghancurkan banyak orang. Tetapi harus diperhatikan bahwa kehancuran orang-orang yang tidak percaya diakibatkan oleh perlawanan mereka terhadap Dia) - hal 148.

Bandingkan dengan 1Pet 2:4-8 - “(4) Dan datanglah kepadaNya, batu yang hidup itu, yang memang dibuang oleh manusia, tetapi yang dipilih dan dihormat di hadirat Allah. (5) Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah. (6) Sebab ada tertulis dalam Kitab Suci: ‘Sesungguhnya, Aku meletakkan di Sion sebuah batu yang terpilih, sebuah batu penjuru yang mahal, dan siapa yang percaya kepadaNya, tidak akan dipermalukan.’ (7) Karena itu bagi kamu, yang percaya, ia mahal, tetapi bagi mereka yang tidak percaya: ‘Batu yang telah dibuang oleh tukang-tukang bangunan, telah menjadi batu penjuru, juga telah menjadi batu sentuhan dan suatu batu sandungan.’ (8) Mereka tersandung padanya, karena mereka tidak taat kepada Firman Allah; dan untuk itu mereka juga telah disediakan”. 

e) Pembahasan 2Kor 5:19.

2Kor 5:19 - “Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diriNya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami”.

Sebetulnya dilihat dari ayat ini saja sudah terlihat bahwa ‘dunia’ di sini tidak mungkin menunjuk kepada ‘semua manusia di dunia’, karena kalau ditafsirkan demikian, maka ayat ini akan menghasilkan ajaran Universalisme.

Tetapi supaya menjadi makin jelas tentang apa yang dimaksud dengan ‘dunia’ dalam 2Kor 5:19, mari kita membaca kontexnya, mulai ay 18 sampai dengan ay 21.

2Kor 5:18-21 - “(18) Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diriNya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami. (19) Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diriNya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami. (20) Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah. (21) Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuatNya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah”.

John Owen: “They who are called the ‘world,’ verse 19, are termed ‘us,’ verse 18, ‘He hath reconciled us to himself by Jesus Christ;’ as also verse 21, where they are farther described by Christ’s being ‘made sin for them,’ and their being ‘made the righteousness of God in him.’ Are these things true of all in the world?” (=Mereka yang disebut ‘dunia’ dalam ay 19, disebut dengan istilah ‘kita’ dalam ay 18, ‘Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diriNya’; dan juga ay 21, dimana digambarkan lebih jauh bahwa Kristus ‘dibuat menjadi dosa untuk mereka’, dan mereka ‘dibenarkan oleh Allah dalam Dia’. Apakah hal-hal ini benar untuk semua orang dalam dunia?) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 339.

Catatan: saya tak tahu dari mana Owen menggunakan kata ‘them’ (=mereka), karena dalam ay 21 semua versi Alkitab juga menggunakan kata ‘us’ (=kita). Kata ‘them’ (=mereka) ada dalam ay 19.

Owen menambahkan: “If this text may receive any light from what is antecedent and consequent unto it, - if the word any interpretation from those expressions which are directly expository of it, - by the ‘world’ here can be meant none but ‘elect believers’” (=Jika text ini boleh menerima terang dari ayat sebelumnya dan sesudahnya, - jika kata itu bisa menerima penafsiran dari ungkapan-ungkapan yang merupakan penjelasan langsung tentangnya, - maka kata ‘dunia’ di sini tidak bisa berarti lain selain ‘orang-orang percaya yang adalah orang-orang pilihan’) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 339. 

Catatan: Pdt. Budi Asali, M.Div:  meraih gelar Master of Divinity (M.Div) dari Reformed Theological Seminary (RTS), Jackson, Mississippi, United States of America
Next Post Previous Post