PEMAHAMAN IMAN REFORMED TENTANG ALKITAB

Pdt.Budi Asali, M.Div.
PEMAHAMAN IMAN REFORMED TENTANG ALKITAB. “Kami percaya bahwa Alkitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru adalah pernyataan Allah yang sempurna yang diilhamkan Roh Kudus kepada para penulisnya dan karena itu adalah benar tanpa salah dalam naskah aslinya. Alkitab menyatakan di dalamnya kesaksian Roh Kudus, dan merupakan wibawa tunggal dan mutlak bagi iman dan kehidupan, baik untuk perseorangan, gereja, maupun masyarakat. Kami percaya bahwa Alkitab tidak bersalah dalam segala hal yang diajarkannya, termasuk hal-hal yang menyangkut sejarah dan ilmu.”
PEMAHAMAN IMAN REFORMED TENTANG ALKITAB
gadget, education, insurance
(1). ALKITAB PERJANJIAN LAMA DAN PERJANJIAN BARU

(Mengenal Keutuhan dan Keunggulan Wahyu Allah)

“Kami percaya bahwa Alkitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru adalah pernyataan Allah yang sempurna……”

Pengertian : 

Alkitab Kristen terdiri dari 66 kitab, yaitu 39 kitab Perjanjian lama dan 27 kitab Perjanjian Baru. Ditulis oleh 40 penulis dalam tenggang waktu 1500 tahun, secara ajaib dikompilasi dengan pimpinan Roh Kudus, sehingga membentuk keutuhan, baik secara integritas, secara moral, dan secara sejarah; dan seluruhnya berpusat pada Yesus Kristus, berita utama kitab ini. Alkitab diwahyukan dengan tujuan sebagai penuntun hidup manusia yang berkenan kepada Allah.

Basis doktrin Kristen tidak pernah bisa dilepaskan dari Alkitab. Seluruh ajaran (doktrin) Kristen dan implikasinya didirikan berdasarkan Alkitab. Oleh karena itu, jika kepercayaan terhadap kebenaran Alkitab sebagai wahyu Tuhan yang total dan satu-satunya dapat digoyahkan, maka seluruh iman Kristen juga akan tergoyahkan. Namun demikian, kepercayaan kita kepada Alkitab sebagai wahyu Tuhan, bukanlah kepercayaan yang kosong, melainkan karena memang secara internal, Alkitab menyatakan dan membuktikan diri sebagai firman Tuhan.

a). Apa yang disebut Alkitab?

Alkitab adalah wahyu Tuhan yang terdiri dari Perjanjian Lama 39 kitab dan Perjanjian Baru 27 kitab. Kedua perjanjian ini mengikat satu terhadap yang lain, dan membentuk keutuhan apa yang Tuhan ingin bicarakan kepada manusia, untuk menjadi landasan dan aturan hidup bagi manusia. Alkitab Perjanjian Lama dapat dibagi menjadi : Taurat (5 kitab), Sejarah (12 kitab), Puisi (5 kitab), Nabi Besar (5 kitab) dan Nabi Kecil (12 kitab); sedangkan Alkitab Perjanjian Baru dapat dibagi menjadi : Injil (4 kitab), Sejarah (1 kitab), Surat Paulus (12 kitab), Surat Am (9 kitab) dan Kitab Apokaliptik (1 kitab)

b). Apa itu kanon?

Kanon (Ibrani : kaneh) berarti standard. Yang dimaksudkan di sini berarti, seluruh Alkitab yang terdiri dari 66 kitab merupakan standard yang tidak pernah perlu ditambahkan dan dikurangi apa pun (Wahyu 22:18-19). Kanon Alkitab mengungkapkan suatu keutuhan sejarah dari titik Alfa hingga titik Omega, yang dimulai dari sejak Penciptaan hingga pada Penyempurnaan. Ini merupakan totalitas karya Allah atas dunia ini.

Pusatnya (zero-point) adalah inkarnasi Kristus di dunia. Dengan mengerti kanon secara demikian, maka kita melihat bahwa wahyu Allah sudah diberikan kepada manusia secara standard dan cukup.

c). Bagaimana kanon Alkitab dijadikan?

Alkitab Perjanjian Lama sudah dikanonkan sekitar abad 11 SM, itu berarti 200 tahun sebelum Tuhan Yesus hadir di dunia, sehingga ketika Tuhan Yesus hadir, Ia sudah bisa menggunakan seluruh Perjanjian Lama di dalam khotbah-Nya. Juga sekitar tahun 150 SM, Alkitab Perjanian Lama berbahasa Ibrani ini sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani (yang menjadi bahasa pengantar Internasional saat itu) di Alexandria, oleh sekitar 70 penerjemah selama sekitar 70 tahun. Maka terjemahan ini kemudian dikenal dengan nama LXX (Septuaginta).

Alkitab Perjanjian Baru dikanonkan melalui tiga konsili (Konsili Hippo – 393 AC, Konsili Kartago I – 397 AD, dan Konsili Kartago II – 419 AD), di mana Athanasius berperan besar di dalamnya. Final kanon ini terjadi juga berkat dukungan politis dari Kaisar Konstantin, yang membuat orang Kristen tidak dikejar-kejar dan mau dibunuh, sehingga bisa melakukan konsili lebih tenang dan berkonsentrasi.

d). Apa signifikansi kanon?

1). Menjadi dasar seluruh iman dan pengenalan akan Allah bagi manusia khususnya orang percaya (Yohanes 20:31; 2 Petrus 1:20-21).

2). Meneguhkan bahwa standard iman Kristen bersifat mutlak, lintas ruang dan lintas waktu (Roma 10:1-3).

3). Mengerti mujizat ajaib pekerjaan Roh Kudus dalam menurunkan firman, yang sekalipun memakai manusia sebagai penulis, tetapi tidak melewatkan karya-Nya, sehingga tidak mungkin diduplikasi dengan cara apa pun oleh siapa pun (2 Petrus 1:20-21).

4). Menghalangi bidat dan sekte untuk mencoba mempararelkan atau mencampurkan kitab atau ajaran lain dengan Alkitab (2 Timotius 3:16).

e). Apa finalitas Firman Tuhan?

1). Alkitab telah memberikan pengaruh yang sedemikian besar di dunia di segala bidang kehidupan, sehingga tidak ada satu pun kitab yang memiliki pengaruh positif dan begitu agung di dunia melampaui Alkitab.

2). Alkitab telah menjadi dasar etika yang tertinggi, untuk melandasi format hidup dan relasi antar manusia, keadilan dan prinsip pengadilan yang baik di dunia, dan penyusunan tatanan moral yang paling agung di dunia.Tidak ada satu pun kitab yang melampaui ajaran moral Alkitab, sehingga disebut sebagai Hukum Emas (The Golden Rule).

3). Alkitab memang bukan buku pengetahuan, tetapi Alkitab memberikan wawasan intelektualitas yang begitu agung, sehingga jika seseorang takut akan Tuhan, ia akan menjadi orang yang bijak dan berintelektual tinggi. Maka antara beriman kepada Allah di dalam Alkitab dengan berilmu pengetahuan tinggi yang benar di alam semesta, bukanlah dua hal yang perlu dipertentangkan.

(2). INSPIRASI DAN INERRANSI

(Pewahyuan dan Otoritas Alkitab)

“….yang diilhamkan Roh Kudus kepada para penulisnya dan karena itu adalah benar tanpa salah dalam naskah aslinya. Alkitab menyatakan di dalamnya kesaksian Roh Kudus, dan merupakan wibawa tunggal dan mutlak bagi iman dan kehidupan, baik untuk perseorangan, gereja, maupun masyarakat. Kami percaya bahwa Alkitab tidak bersalah dalam segala hal yang diajarkannya, termasuk hal-hal yang menyangkut sejarah dan ilmu.”

Pengertian :

Seluruh Kitab Suci diwahyukan oleh Allah Roh Kudus melalui pekerjaan para penulis SAlkitab. Didalamnya unsure kemanusiaan penulis tidak dihilangkan, tetapi unsure kelemahan dan kecerobaohan manusia dihilangkan oleh perlindungan dan pemeliharaan Roh Kudus. Dengan demikian, seluruh tulisan yang diilhamkan Allah ini memang tidak mengandung kesalahan, namun bukan berarti semua tulisan dari sang penulis itu tidak mengandung kesalahan dan dianggap sebagai firman.

Kanon Alkitab memberikan keyakinan mujizat Tuhan dalam mewahyukan Kitab Suci. Seluruh tulisan dalam Kitab Suci bukanlah karya manusia biasa, tetapi di dalam pemeliharaan dan penjagaan Roh Kudus, sehingga di dalamnya tidak terkandung kesalahan.

a). Apa signifikansi pengertian pengilhaman Alkitab ini?

Kebenaran Kristen bukanlah kebenaran yang merupakan rekayasa atau hasil perenungan atau filsafat manusia. Karena semua yang berasal dari manusia tidak pernah sah menjadi kebenaran sejati. Maka Alkitab mengungkapkan bahwa kebenaran sejati harus kembali kepada Firman Tuhan, yang merupakan wahyu Allah (2 Timotius 3:16).

Oleh karena itu seluruh pengertian dan penafsiran Alkitab tidak boleh ditafsir menurut kehendak manusia (2 Petrus 1:20-21). Jika kita percaya bahwa Alkitab diilhamkan (diinspirasikan) oleh Allah, maka kualitas Alkitab akan sangat jauh berbeda secara kualitatif dari semua karya manusia lainnya, sehingga posisi Alkitab tidak bisa disamakan dengan kitab-kitab apa pun di dunia (tidak seperti pandangan Liberal atau Pluralisme).

b). Apa yang dimaksudkan dengan “pasa graphe theopneustos”?

“Pasa graphe theopneustos” adalah bahasa Yunani, dan 2 Timotius 3:16 – “segala tulisan yang diilhamkan Allah” itu berarti seluruh tulisan Alkitab merupakan karya Roh Kudus. Alkitab bukan berisi firman Tuhan (pandangan Liberal – Rasionalis), atau menjadi firman Tuhan (pandangan Neo Orthodox – Mistik), tetapi Alkitab adalah firman yang diilhamkan secara totalitas setiap katanya oleh pekerjaan Roh Kudus melalui para penulisnya.

Diilhamkan berarti setiap kata-kata dalam Alkitab tidak lepas dari kontrol Allah. Diilhamkan berarti bukan setiap kata didiktekan oleh Allah, melainkan melalui diri para penulis Alkitab. Diilhamkan berarti seluruh keutuhan Alkitab, dari Kejadian 1 hingga Wahyu 22, merupakan totalitas di mana Roh Kudus yang menjadi Arsitek Agung di belakang para penulis yang dip[akai.

c). Apa beda inspirasi dan iliuminasi?

Inspirasi (Pengilhaman) adalah pekerjaan Roh Kudus di dalam diri para rasul dan para nabi untuk menuliskan Alkitab (Perjanjian Baru dan Perjanjian Lama). Didalamnya terkandung pemeliharaan dan penjagaan Allah, sehingga apa yang dituliskan tidak mengandung kesalahan ( 2 Timotius 3:16; 2 Petrus 1:20-21).

Illuminasi (pencerahan) adalah pekerjaan Roh Kudus memimpin para pembaca Alkitab untuk bisa mengerti Alkitab dan kebenaran Kerajaan Allah, dan melaluinya ia bisa menjalankan apa yang Allah inginkan bagi hidupnya (Matius 13:10-13).

d). Apa yang dimaksud dengan Inerrancy dan Infallibility?

Inerrancy adalah ketidaksalahan Alkitab pada naskah aslinya, sampai kepada setiap kata-kata yang tertulis didalamnya, sehingga seluruh isi Alkitab merupakan kebenaran yang bisa disandari tanpa perlu kita mencurigai kebenarannya akibat adanya kata-kata yang bisa salah.

Infallibility adalah ketidaksalahan Alkitab secara konsep, baik di dalam naskah asli maupun naskah transmisi (turunannya) karena seluruh isi aslinya benar dan layak disandari. Dengan demikian, sekali pun dalam turunannya ada cacat transmisi (penyalinan), tetap secara totalitas isinya memiliki konsep yang benar.


Itu alasan infallibility tidak bisa disandari dan tidak bisa diterima jika kita menolak inerrancy. Tidak mungkin ada kebenaran konsep jika di dalam naskah aslinya tidak terjamin kebenaran setiap katanya.

e). Bagaimana inerrancy dengan tidak adanya naskah asli yang kita miliki?

Sekali pun kita tidak memegang Alkitab asli, tetap kita bisa percaya bahwa pekerjaan Tuhan Allah dan wahyu Roh Kudus terhadap para penulis Alkitab mengandung kesempurnaan. Allah memang tidak menyisakan artifak (barang purbakala) yang bisa menjadi penyembahan berhala bagi orang Kristen, termasuk pula naskah asli Alkitab. Namun, dari bukti-bukti ribuan tahun, kita melihat bahwa akurasi transmisi Alkitab begitu tinggi, melampaui kitab apa pun di dunia, dan itu menunjukkan bahwa sangatlah dimungkinkan Tuhan juga menjaga kemurnian tulisan aslinya. 

Catatan: Pdt. Budi Asali, M.Div:  meraih gelar Master of Divinity (M.Div) dari Reformed Theological Seminary (RTS), Jackson, Mississippi, United States of America
Amin.
Next Post Previous Post