1 PETRUS 5:1-4 (NASIHAT UNTUK PARA GEMBALA)

Pdt. Budi Asali, M.Div.

1 Petrus 5: 1: “Aku menasihatkan para penatua di antara kamu, aku sebagai teman penatua dan saksi penderitaan Kristus, yang juga akan mendapat bagian dalam kemuliaan yang akan dinyatakan kelak”.
1 PETRUS 5:1-4 (NASIHAT UNTUK PARA GEMBALA)
otomotif, gadget, bisnis
1) ‘Aku menasihatkan’.

NASB: ‘Therefore, I exhort’ (= Karena itu, aku mendesak / menasehati).

Jadi, dalam NASB ay 1 ini dimulai dengan kata ‘Therefore’ (= Karena itu), dan Alan M. Stibbs (Tyndale) mengatakan bahwa kata ini seharusnya memang ada, dan itu menunjukkan bahwa text ini ada hubungannya dengan text sebelumnya yang berbicara tentang penghakiman Allah dalam Gereja. Ada 2 kemungkinan yang bisa disimpulkan dari hal ini, yaitu:

a) Bahwa para penatua sebagai kelompok dengan kedudukan tertinggi, paling terbuka terhadap penghakiman Allah dalam gereja.

Bdk. Matius 23:14 - “Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu menelan rumah janda-janda sedang kamu mengelabui mata orang dengan doa yang panjang-panjang. Sebab itu kamu pasti akan menerima hukuman yang lebih berat”.

Catatan: Dalam Kitab Suci Indonesia ayat ini ada dalam tanda kurung tegak, menunjukkan bahwa keasliannya diragukan. Tetapi ayat paralelnya, yaitu Markus 12:40 dan Lukas 20:47 tidak berada dalam tanda kurung tegak.

b) Karena adanya ujian / penghakiman Allah tersebut, maka penggembalaan yang setia dari para penatua sangat dibutuhkan oleh orang-orang kristen.

Alan M. Stibbs (Tyndale): “elders, as the most privileged and most responsible members of the house of God, are the most exposed to God’s judgment. ... Or possibly the idea is that the inevitability of earthly trials and of divine judgment in the experience of God’s people makes all the more urgent the need for faithfulness in pastoral care” (= tua-tua, sebagai anggota-anggota rumah Allah yang paling mempunyai hak-hak istimewa dan paling bertanggung jawab, adalah yang paling terbuka terhadap penghakiman Allah. ... Atau, mungkin gagasannya adalah, bahwa tidak terhindarkannya ujian-ujian duniawi dan penghakiman ilahi dalam pengalaman umat Allah membuat semakin mendesaknya kebutuhan kesetiaan dalam perhatian penggembalaan) - hal 165.

2) ‘para penatua di antara kamu’.

a) Penatua atau tua-tua tidak mutlak harus orang yang usianya sudah tua.

Calvin: “they called them presbyters or elders for honour’s sake, not because they were all old in age, but because they were principally chosen from the aged, for old age for the most part has more prudence, gravity, and experience. But as sometimes hoariness is not wisdom, according to a Greek proverb, and as young men are found more fit, such as Timothy, they were also usually called presbyters, after having been chosen into that order” (= mereka menyebut mereka presbytrer atau tua-tua demi penghormatan, bukan karena mereka semua tua dalam usia, tetapi karena mereka dipilih terutama dari orang-orang yang sudah tua, karena usia tua pada umumnya mempunyai kebijaksanaan, keseriusan / kesungguhan, dan pengalaman. Tetapi karena kadang-kadang ketuaan bukanlah hikmat, menurut suatu pepatah Yunani, dan pada waktu orang muda didapati lebih cocok, seperti Timotius, mereka biasanya juga disebut presbyter, setelah dipilih ke dalam kedudukan itu) - hal 143.

Bdk. 1Timotius 4:12a - “Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda”.

Dari adanya nasehat / desakan kepada penatua di sini, jelas bahwa penatua harus belajar tentang kewajiban mereka.

Matthew Henry: “The persons to whom this exhortation is given - to the presbyters, pastors, and spiritual guides of the church, elders by office, rather than by age, ministers of those churches to whom he wrote this epistle. ... Those whose office it is to teach others ought carefully to study their own duty, as well as teach the people theirs” (= Pribadi-pribadi kepada siapa desakan ini diberikan - kepada presbyter-presbyter, pendeta-pendeta / gembala-gembala, dan pemimpin-pemimpin rohani gereja, tua-tua oleh jabatan, bukan oleh usia, pelayan-pelayan dari gereja kepada siapa ia menulis surat ini. ... Mereka yang tugasnya mengajar orang lain harus dengan hati-hati / teliti mempelajari kewajiban mereka sendiri, maupun mengajar orang-orang lain kewajiban mereka).

3) ‘aku sebagai teman penatua’.

Petrus tak menunjukkan diri sebagai Paus, yang ada di atas semua, tetapi sebagai ‘teman penatua’. NIV/NASB: ‘fellow elder’ (= sesama penatua).

Adam Clarke: “‘Who am also an elder.’ SUMPRESBUTEROS. A fellow elder; one on a level with yourselves. Had he been what the Popes of Rome say he was - the prince of the apostles; and head of the church, ... could he have spoken of himself as he here does? It is true that the Roman pontiffs, in all their bulls, each style themselves servus servorum Dei, servant of the servants of God, while each affects to be rex regum, king of kings, and vicar of Jesus Christ” (= ‘Yang juga adalah seorang penatua’. SUMPRESBUTEROS. Seorang rekan / sesama penatua; seseorang yang ada pada tingkatan yang sama dengan dirimu sendiri. Seandainya ia adalah apa yang Paus-Paus dari Roma katakan tentangnya - seorang pangeran / raja dari rasul-rasul; dan kepala dari gereja, ... bisakah ia berbicara tentang dirinya sendiri seperti yang ia lakukan di sini? Adalah benar bahwa Paus-Paus Roma dalam semua ketetapan / dekrit mereka, masing-masing menyebut diri mereka sendiri servus servorum Dei, pelayan dari pelayan-pelayan dari Allah, sementara masing-masing bersikap sok sebagai rex regum, raja dari raja-raja, dan wakil Yesus Kristus).

Matthew Henry: “How different the spirit and behaviour of Peter were from that of his pretended successors! He does not command and domineer, but exhort. He does not claim sovereignty over all pastors and churches, nor style himself prince of the apostles, vicar of Christ, or head of the church, but values himself upon being an elder” (= Alangkah berbedanya semangat dan kelakuan Petrus dari semangat dan kelakuan dari orang-orang yang berpura-pura menjadi penggantinya! Ia tidak memerintah dan menguasai, tetapi menasehati / mendesak. Ia tidak mengclaim kedaulatan atas semua pendeta dan gereja, ataupun menyebut dirinya pangeran / raja dari rasul-rasul, wakil Kristus, atau kepala gereja, tetapi menilai dirinya sendiri sebagai seorang penatua).

4) ‘dan saksi penderitaan Kristus’.

Artinya Petrus ikut menyaksikan penderitaan Kristus.

5) ‘yang juga akan mendapat bagian dalam kemuliaan yang akan dinyatakan kelak’.

Ini menunjukkan bahwa Petrus mempunyai keyakinan keselamatan.

Calvin: “Peter confidently declares that he would be a partaker of that glory which was not yet revealed; for it is the character of faith to acquiesce in hidden blessings” (= Petrus dengan yakin menyatakan bahwa ia akan ikut ambil bagian dalam kemuliaan yang belum dinyatakan; karena merupakan sifat dari iman untuk menyetujui berkat-berkat yang tersembunyi) - hal 144.

1 Petrus 5: 2: “Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan paksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah, dan jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri”.

1) Ini berlaku bukan hanya bagi penatua, tetapi juga bagi semua pelayan Kristen.

Barclay: “Peter sets down in a series of contrasts the perils and the privileges of the eldership; and everything he says is applicable, not only to the eldership, but also to all Christian service inside and outside the Church” (= Petrus menuliskan dalam suatu seri kontras bahaya-bahaya dan hak-hak dari penatua; dan segala sesuatu yang ia katakan berlaku, bukan hanya bagi tua-tua, tetapi juga bagi semua pelayanan Kristen di dalam dan di luar gereja) - hal 265.

2) 3 sifat buruk yang harus diwaspadai.

Calvin: “In exhorting pastors to their duty, he points out especially three vices which are found to prevail much, even sloth, desire of gain, and lust for power” (= Dalam mendesak pendeta-pendeta pada kewajiban mereka, ia menunjukkan secara khusus 3 sifat buruk yang banyak ditemukan, yaitu kemalasan, keinginan akan keuntungan, dan nafsu untuk kekuasaan) - hal 142.

3) ‘Gembalakanlah’.

a) Ini jelas merupakan perintah untuk melayani.

Orang-orang kepada siapa Petrus menulis surat ini adalah orang-orang Kristen yang sedang menderita / dianiaya, tetapi mereka toh disuruh melayani.

b) ‘Gembalakanlah’ vs ‘berilah makan’.

KJV: ‘Feed’ (= Berilah makan). KJV kurang tepat terjemahannya.

RSV: ‘Tend’ (= Peliharalah).

NIV: ‘Be shepherds’ (= Jadilah gembala-gembala).

NASB: ‘shepherd’ (= Gembalakanlah).

Vincent: “‘Feed.’ (POIMANATE). Better, the English Revised Version (1885), ‘tend,’ since the verb denotes all that is included in the office of a shepherd - guiding, guarding, folding, no less than feeding, which latter is expressed by BOSKOO. There is, doubtless, a reminiscence in the word of Christ’s charge to Peter (John 21:15-17). Both words are used there: ‘Feed (BOSKE) my lambs’ (1 Pet. 5:15); ‘tend (POIMAINE) my sheep’ (1 Pet. 5:16); ‘feed (BOSKE) my sheep’ (1 Pet. 5:17). The King James Version obliterates the distinction by rendering all three ‘feed.’ Bengel rightly remarks, ‘Feeding is part of tending.’” [= ‘Berilah makan’. (POIMANATE). Lebih baik terjemahan dari English Revised Version (1885), ‘peliharalah’, karena kata kerjanya menunjuk pada semua yang tercakup dalam kewajiban dari seorang gembala - membimbing, menjaga, memasukkan kandang, dan juga memberi makan, yang belakangan dinyatakan oleh BOSKOO. Tak diragukan ada kenang-kenangan dalam kata-kata dari perintah Kristus kepada Petrus (Yohanes 21:15-17). Kedua kata digunakan di sana: ‘Berilah makan (BOSKE) anak-anak dombaKu’ (1Petrus 5:15); ‘peliharalah (POIMANE) domba-dombaKu’ (1Petrus 5:16); ‘berilah makan (BOSKE) domba-dombaKu’ (1Petrus 5:17). KJV menghapuskan perbedaan ini dengan menterjemahkan ketiga-tiganya ‘berilah makan’. Bengel dengan tepat berkata: ‘Memberi makan merupakan bagian dari memelihara’].

Catatan: semua ‘1Petrus 5’ yang saya garis bawahi, salah cetak, dan seharusnya adalah ‘John 21’ / ‘Yoh 21’.

Memang ‘memberi makan’ bukanlah satu-satunya tugas gembala, tetapi jelas merupakan salah satu tugas terpenting dari gembala. Bandingkan dengan:

· Mazmur 23:2 - “Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang”.

· Yehezkiel 34:14 - “Di padang rumput yang baik akan Kugembalakan mereka dan di atas gunung-gunung Israel yang tinggi di situlah tempat penggembalaannya; di sana di tempat penggembalaan yang baik mereka akan berbaring dan rumput yang subur menjadi makanannya di atas gunung-gunung Israel”.

· Yeremia 3:15 - “Aku akan mengangkat bagimu gembala-gembala yang sesuai dengan hatiKu; mereka akan menggembalakan kamu dengan pengetahuan dan pengertian”.

c) ‘Memelihara’ atau ‘menggembalakan’ juga berarti ‘berjaga-jaga’.

Gembala harus menyadari bahwa jiwa-jiwa untuk siapa Kristus mati adalah sangat berharga di mata Allah, dan karena itu harus sangat berharga di mata mereka juga.

Pulpit Commentary: “they must watch for souls, ... for the souls for which the precious Blood was shed are very dear in the sight of God” (= mereka harus berjaga-jaga untuk jiwa-jiwa, ... karena jiwa-jiwa untuk siapa Darah yang berharga dicurahkan adalah sangat berharga dalam pandangan Allah) - hal 212.

Kisah Para Rasul 20:17,18a,28-31 - “(17) Karena itu ia menyuruh seorang dari Miletus ke Efesus dengan pesan supaya para penatua jemaat datang ke Miletus. (18a) Sesudah mereka datang, berkatalah ia kepada mereka: ... (28) Karena itu jagalah dirimu dan jagalah seluruh kawanan, karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah yang diperolehNya dengan darah AnakNya sendiri. (29) Aku tahu, bahwa sesudah aku pergi, serigala-serigala yang ganas akan masuk ke tengah-tengah kamu dan tidak akan menyayangkan kawanan itu. (30) Bahkan dari antara kamu sendiri akan muncul beberapa orang, yang dengan ajaran palsu mereka berusaha menarik murid-murid dari jalan yang benar dan supaya mengikut mereka. (31) Sebab itu berjaga-jagalah dan ingatlah, bahwa aku tiga tahun lamanya, siang malam, dengan tiada berhenti-hentinya menasihati kamu masing-masing dengan mencucurkan air mata”.

Text di atas ini menunjukkan bahwa Tuhan memperoleh gereja / jemaat dengan darahNya sendiri. Text ini juga menunjukkan bahwa para penatua wajib menjaga dan menggembalakan gereja / jemaat Allah itu. Dan ay 29-30 jelas menunjukkan bahwa mereka harus berjaga-jaga terhadap serigala-serigala / nabi-nabi palsu dengan ajaran sesat mereka.

Bdk. Yehezkiel 34:1-6,11,12,16 - “(1) Lalu datanglah firman TUHAN kepadaku: (2) ‘Hai anak manusia, bernubuatlah melawan gembala-gembala Israel, bernubuatlah dan katakanlah kepada mereka, kepada gembala-gembala itu: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Celakalah gembala-gembala Israel, yang menggembalakan dirinya sendiri! Bukankah domba-domba yang seharusnya digembalakan oleh gembala-gembala itu? (3) Kamu menikmati susunya, dari bulunya kamu buat pakaian, yang gemuk kamu sembelih, tetapi domba-domba itu sendiri tidak kamu gembalakan. (4) Yang lemah tidak kamu kuatkan, yang sakit tidak kamu obati, yang luka tidak kamu balut, yang tersesat tidak kamu bawa pulang, yang hilang tidak kamu cari, melainkan kamu injak-injak mereka dengan kekerasan dan kekejaman. (5) Dengan demikian mereka berserak, oleh karena gembala tidak ada, dan mereka menjadi makanan bagi segala binatang di hutan. Domba-dombaKu berserak (6) dan tersesat di semua gunung dan di semua bukit yang tinggi; ya, di seluruh tanah itu domba-dombaKu berserak, tanpa seorangpun yang memperhatikan atau yang mencarinya. ... (11) Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH: Dengan sesungguhnya Aku sendiri akan memperhatikan domba-dombaKu dan akan mencarinya. (12) Seperti seorang gembala mencari dombanya pada waktu domba itu tercerai dari kawanan dombanya, begitulah Aku akan mencari domba-dombaKu dan Aku akan menyelamatkan mereka dari segala tempat, ke mana mereka diserahkan pada hari berkabut dan hari kegelapan. ... (16) Yang hilang akan Kucari, yang tersesat akan Kubawa pulang, yang luka akan Kubalut, yang sakit akan Kukuatkan, serta yang gemuk dan yang kuat akan Kulindungi; Aku akan menggembalakan mereka sebagaimana seharusnya”.

Pulpit Commentary: “Presbyters must tend the flock, for it is the Lord’s; and to neglect it is to neglect him ” (= Penatua-penatua harus memelihara kawanan domba, karena kawanan itu adalah milik Tuhan; dan mengabaikan kawanan itu berarti mengabaikan Dia) - hal 213.

4) ‘kawanan domba Allah yang ada padamu’.

KJV: ‘the flock of God which is among you’ (= kawanan domba Allah yang ada di antaramu).

RSV: ‘the flock of God that is your charge’ (= kawanan domba Allah yang adalah tanggung jawabmu).

NIV: ‘God’s flock that is under your care’ (= kawanan domba Allah yang ada dalam pemeliharaanmu).

NASB: ‘the flock of God among you’ (= kawanan domba Allah di antaramu).

Sekarang mari kita perhatikan kata-kata ‘the flock of God’ (= kawanan domba Allah). Kata-kata ‘of God’ dalam bahasa Yunani adalah TOU THEOU, suatu bentuk genitive, yang menunjukkan kepemilikan. Jadi artinya adalah ‘kawanan domba milik Allah’. Jadi, ini menunjukkan bahwa domba adalah milik Tuhan sendiri, bukan milik pendeta / penatua.

Matthew Henry: “the pastors of the church ought to consider their people as the flock of God, as God’s heritage, and treat them accordingly. They are not theirs, to be lorded over at pleasure; but they are God’s people, and should be treated with love, meekness, and tenderness, for the sake of him to whom they belong” (= gembala-gembala / pendeta-pendeta dari gereja harus menganggap jemaat mereka sebagai kawanan domba Allah, sebagai warisan Allah, dan memperlakukan mereka sesuai dengan hal itu. Mereka bukan milik gembala-gembala / pendeta-pendeta, untuk dikuasai sesukanya; tetapi mereka adalah umat Allah, dan harus diperlakukan dengan kasih, kelembutan, dan kesabaran, demi Dia yang memiliki mereka).

Alan M. Stibbs (Tyndale): “These shepherds are reminded that the flock is God’s, not theirs, and that they are only under-shepherds” (= Gembala-gembala ini diingatkan bahwa kawanan itu adalah milik Allah, bukan milik mereka, dan bahwa mereka hanyalah gembala-gembala bawahan) - hal 167.

Alan M. Stibbs (Tyndale): “God has only one flock. It is portioned out among the shepherds, each of whom has a charge alloted to him (see verse 3, RV) in relation to which he is to fulfil his ministry” [= Allah hanya mempunyai satu kawanan domba. Itu dibagi-bagi di antara gembala-gembala, dan setiap mereka mempunyai tanggung jawab yang dibagikan / diberikan kepadanya (lihat ayat 3, RV) dalam hubungan dengan siapa ia harus melaksanakan pelayanannya] - hal 167.

5) ‘jangan dengan paksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah’.

Calvin: “He then says that pastors ought not to exercise care over the flock of the Lord, as far only as they are constrained; for they who seek to do no more than what constraint compels them, do their work formally and negligently. Hence he would have them to do willingly what they do, as those who are really devoted to their work” (= Ia lalu mengatakan bahwa pendeta-pendeta / gembala-gembala tidak boleh memperhatikan kawanan domba Tuhan hanya sejauh mereka didesak / dipaksa; karena mereka yang berusaha melakukan tidak lebih dari apa yang dipaksakan kepada mereka, melakukan pekerjaan mereka secara formal dan dengan lalai / sembrono. Karena itu ia ingin mereka melakukan dengan sukarela apa yang mereka lakukan, seperti mereka yang sungguh-sungguh berbakti pada pekerjaan mereka) - hal 142.

Bdk. Yohanes 10:11-13 - “(11) Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya; (12) sedangkan seorang upahan yang bukan gembala, dan yang bukan pemilik domba-domba itu sendiri, ketika melihat serigala datang, meninggalkan domba-domba itu lalu lari, sehingga serigala itu menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba itu. (13) Ia lari karena ia seorang upahan dan tidak memperhatikan domba-domba itu”.

6) ‘dan jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri’.

KJV: ‘not for filthy lucre’ (= bukan untuk uang yang kotor).

RSV: ‘not for shameful gain’ (= bukan untuk keuntungan yang memalukan).

NIV: ‘not greedy for money’ (= bukan tamak akan uang).

NASB: ‘and not for sordid gain’ (= dan bukan untuk keuntungan yang kotor).

Adam Clarke: “‘Not for filthy lucre.’ Could the office of a bishop, in those early days, and in the time of persecution, be a lucrative office? Does not the Spirit of God lead the apostle to speak these things rather for posterity than for that time?” (= ‘bukan untuk uang kotor’. Bisakah jabatan seorang uskup, pada jaman mula-mula itu, dan pada jaman penganiayaan, merupakan suatu jabatan yang menguntungkan? Tidakkah Roh Allah membimbing sang rasul untuk mengucapkan hal-hal ini lebih untuk keturunan dari pada untuk jaman itu?).

A. T. Robertson: “‘Nor yet for filthy lucre.’ MEEDE AISCHROKERDOOS. A compound adverb not found elsewhere, but the old adjective AISCHROKERDEES is in 1 Tim. 3:8; Titus 1:7. See also Titus 1:11 ‘for the sake of filthy lucre’ (AISCHROU KERDOUS CHARIN). Clearly the elders received stipends, else there could be no such temptation” [= ‘dan jangan karena mau mencari keuntungan’. MEEDE AISCHROKERDOOS. Suatu kata kerja gabungan yang tidak ditemukan di tempat lain, tetapi kata sifat kuno AISCHROKERDEES ada dalam 1Timotius 3:8; Titus 1:7. Lihat juga Titus 1:11 ‘demi uang yang kotor’ (AISCHROU KERDOUS CHARIN). Jelas bahwa tua-tua menerima upah, karena kalau tidak, tidak ada pencobaan seperti itu].

1Timotius 3:8 - “Demikian juga diaken-diaken haruslah orang terhormat, jangan bercabang lidah, jangan penggemar anggur, jangan serakah”.

KJV: ‘not greedy of filthy lucre’ (= tidak tamak terhadap uang kotor).

Titus 1:7 - “Sebab sebagai pengatur rumah Allah seorang penilik jemaat harus tidak bercacat, tidak angkuh, bukan pemberang, bukan peminum, bukan pemarah, tidak serakah”.

KJV: ‘not given to filthy lucre’ (= tidak cenderung kepada uang kotor).

Titus 1:11 - “Orang-orang semacam itu harus ditutup mulutnya, karena mereka mengacau banyak keluarga dengan mengajarkan yang tidak-tidak untuk mendapat untung yang memalukan”.

Pulpit Commentary: “Mercenary service cannot be profitable to men or acceptable to God. He who for the sake of gain insincerely professes to seek men’s spiritual welfare is beneath human contempt” (= Pelayanan upahan / demi uang tidak bisa bermanfaat bagi manusia ataupun diterima oleh Allah. Ia yang demi keuntungan, mengaku dengan tidak tulus, bahwa ia mengusahakan kesejahteraan rohani manusia, ada di bawah kejijikan manusia) - hal 224.

Adam Clarke: “‘Feed the flock.’ Do not fleece the flock” (= ‘Berilah makan kawana domba itu’. Jangan mencukur bulu kawanan domba itu).

Alan M. Stibbs (Tyndale): “Their work should be done ... with the right motive, not for material gain, but for the sheer delight of doing it, i.e. finding satisfaction in the job itself rather than in what they get out of it” (= Pekerjaan mereka harus dilakukan ... dengan motivasi yang benar, bukan untuk keuntungan materi, tetapi semata-mata untuk kesenangan melakukannya, yaitu, menemukan kepuasan dalam pekerjaan itu sendiri dan bukannya dalam apa yang mereka dapatkan darinya) - hal 165.

Calvin: “To correct avarice, he bids them to perform their office with a ready mind; for whosoever has not this end in view, to spend himself and his labour disinterestedly and gladly in behalf of the Church, is not a minister of Christ, but a slave to his own stomach and his purse” (= Untuk membetulkan ketamakan, ia meminta mereka untuk melakukan tugas mereka dengan suatu pikiran yang siap; karena siapapun yang tidak mempunyai tujuan ini, untuk menghabiskan dirinya sendiri dan pekerjaan / jerih payahnya tanpa pamrih dan dengan gembira demi kepentingan gereja, bukanlah seorang pelayan Kristus, tetapi seorang budak bagi perut dan dompetnya sendiri) - hal 142-143.

1 Petrus 5: 3: “Janganlah kamu berbuat seolah-olah kamu mau memerintah atas mereka yang dipercayakan kepadamu, tetapi hendaklah kamu menjadi teladan bagi kawanan domba itu”.
1 PETRUS 5:1-4 (NASIHAT UNTUK PARA GEMBALA)
otomotif, gadget, bisnis
Jamieson, Fausset & Brown: “Your assuming lordship would be to usurp God’s. ... Bernard of Clairvaux wrote to Pope Eugene, ‘Peter could not give thee what he had not: what he had he gave: the care over the Church, not dominion.’” (= Anggapanmu bahwa kamu adalah tuan berarti bahwa engkau merampas kuasa dari Allah. ... Bernard of Clairvaux menulis kepada Paus Eugene, ‘Petrus tidak bisa memberi kepadamu apa yang tidak ia punyai: apa yang ia punyai ia berikan: pemeliharaan / perhatian, bukan penguasaan, atas gereja’).


Calvin: “The third vice which he condemns is a lust for exercising power or dominion. But it may be asked, what kind of power does he mean? This, as it seems to me, may be gathered from the opposite clause, in which he bids them to be examples to the flock. ... What stands opposed to this virtue is tyrannical pride, when the pastor exempts himself from all subjection, and tyrannizes over the Church” (= Sifat buruk ketiga yang ia kecam adalah suatu nafsu untuk menggunakan / menjalankan kuasa atau kekuasaan / kedaulatan. Tetapi bisa ditanyakan, jenis kuasa apa yang ia maksudkan? Ini, sebagaimana terlihat oleh saya, bisa didapatkan dari anak kalimat lawannya, dimana ia meminta mereka untuk menjadi teladan bagi kawanan domba. ... Apa yang bertentangan dengan sifat baik ini adalah kesombongan yang bersifat tiran, pada waktu pendeta / gembala membebaskan dirinya sendiri dari semua ketundukan, dan menjadi tiran atas Gereja) - hal 143.

Bandingkan dengan:

· Yehezkiel 34:4 - “Yang lemah tidak kamu kuatkan, yang sakit tidak kamu obati, yang luka tidak kamu balut, yang tersesat tidak kamu bawa pulang, yang hilang tidak kamu cari, melainkan kamu injak-injak mereka dengan kekerasan dan kekejaman”.

· Matius 23:4 - “Mereka mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya”.

Bdk. Matius 20:26-28 - “(26) Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, (27) dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu; (28) sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawaNya menjadi tebusan bagi banyak orang.’”.

1 Petrus 5: 4: “Maka kamu, apabila Gembala Agung datang, kamu akan menerima mahkota kemuliaan yang tidak dapat layu”.

1) ‘apabila Gembala Agung datang’.

KJV/RSV/NIV/NASB: ‘the Chief Shepherd’ (= Gembala Kepala).

Calvin: “he calls Christ the chief Pastor; for we are to rule the Church under him and in his name, in no other way but that he should be still really the Pastor” (= ia menyebut Kristus Gembala kepala, karena kita harus memerintah Gereja di bawah Dia dan dalam namaNya, tidak dengan cara lain kecuali dengan cara dimana Ia tetap menjadi Gembala sesungguhnya) - hal 146.

Vincent: “‘The chief Shepherd’. ARCHIPOIMENOS. Only here in New Testament. In harmony with 1Pet. 5:2. ‘The last thing Peter could have dreamed of as possible would be its misapplication to himself or his so-called successors’ (Cook)” [= ‘Gembala Kepala’. ARCHIPOIMENOS. Hanya di sini dalam Perjanjian Baru. Cocok dengan 1Petrus 5:2. ‘Hal yang terakhir yang bisa dimimpikan oleh Petrus sebagai sesuatu yang memungkinkan adalah penerapan yang salah dari istilah tersebut bagi dirinya sendiri atau bagi orang-orang yang disebut sebagai pengganti-penggantinya’ (Cook)].

Calvin mengatakan bahwa ini adalah satu-satunya hal yang bisa membuat pendeta bisa terus melayani dengan setia. Jemaat sering tidak tahu berterima kasih, dan membalas pelayanannya dengan cara yang tidak layak. Jerih payahnya dalam pelayanan seringkali kelihatan sia-sia. Serangan setan begitu banyak, sehingga membuat pendeta mudah sekali menjadi lemah dan putus asa. Satu-satunya cara untuk bisa bertahan adalah dengan mengarahkan mata, bukan kepada manusia, tetapi kepada Tuhan Yesus.

Calvin: “Lest, then, the faithful servant of Christ should be broken down, there is for him one and only one remedy, - to turn his eyes to the coming of Christ” (= Maka, supaya pelayan yang setia dari Kristus tidak hancur / dikalahkan, bagi dia ada di sana satu, dan hanya satu, obat, - mengarahkan matanya pada kedatangan Kristus) - hal 146.

2) ‘kamu akan menerima mahkota kemuliaan yang tidak dapat layu’.

Matthew Henry: “Those that are found to have done their duty shall have what is infinitely better than temporal gain; they shall receive from the grand shepherd a high degree of everlasting glory, a crown of glory that fadeth not away” (= Mereka yang didapati telah melakukan kewajiban mereka akan mendapat apa yang sangat jauh lebih baik dari pada keuntungan sementara; mereka akan menerima dari sang Gembala Agung suatu tingkat yang tinggi dari kemuliaan kekal, suatu mahkota kemuliaan yang tidak akan pudar).
-o0o-
Next Post Previous Post