EKSPOSISI SURAT IBRANI 1:1-12
Pdt. Dr. Stephen Tong.
Pendahuluan untuk Mempelajari Surat Ibrani.
Ibrani 1:1-3
Ibrani adalah sepucuk surat yang terletak di hampir akhir Kitab Suci, judulnya: surat yang dikirimkan kepada orang Ibrani, namun judul ini bukan ada dari awalnya.
Menurut tradisi gereja, judul ini mungkin ditambahkan kemudian, jadi judul ini tidak mempunyai keabsahan untuk membuktikan bahwa surat ini ditujukan kepada orang-orang Ibrani. Salah satu penyebab mengapa surat ini dianggap sebagai surat yang ditujukan kepada orang Ibrani adalah Ibrani 1: 1: nenek moyang kita telah menerima wahyu dari Tuhan, yang dimaksud nenek moyang tentu adalah para nabi di Ibrani.
Istilah Ibrani mempunyai arti: Orang yang datang dari seberang sungai besar sana, yaitu keturunan Abraham. Abraham dipanggil keluar oleh Tuhan dari kota Ur yang terletak di Mesopotamia, yang mempunyai sebutan the center point of ancient civilization. Mesopotamia terletak di antara dua sungai: Efrat dan Tigris. Tuhan memanggilnya keluar dari tempatnya, dari rumah bapaknya, dari tanahnya, dari negara asalnya, untuk pergi ke mana? Tuhan berfirman, pergilah ke tempat yang akan Ku tunjukkan kepadamu.
Itu sebabnya dia disebut sebagai Bapak bagi Orang Beriman, karena dia bersandar kepada Tuhan yang berbicara, tapi tidak memberitahukan hal-hal detail kepadanya, tidak memberitahukan bagaimana jadinya nanti. Dari P.L. sampai P.B. terdapat tuntutan yang sama, ikutlah Tuhan dan jangan banyak tanya; ikutlah Tuhan dengan iman, serahkanlah hidupmu kepadaKu, karena Akulah Tuhan yang akan memimpinmu.
Sampai di mana saja, hal pertama yang Abraham lakukan adalah mendirikan mezbah untuk berbakti kepada Tuhan. Itu menandakan kemanapun dia pergi, dia tidak pernah lupa Tuhan, karena dia tahu, dia mengikut Tuhan, jadi pergi ke mana adalah soal kedua, yang penting adalah di mana saja dia berada, dia berbakti kepada Tuhan. Karena Abraham sadar dewa yang disembah orang Kanaan bukanlah Allah. Allah satu-satunya adalah Allah yang memanggil dirinya keluar dari Ur, itu sebabnya dia taat kepadaNya. Abraham disebut sebagai bapak orang beriman, karena dia menjadi contoh bagi kita semua. Waktu Tuhan memanggilnya, dia menyampahkan semuanya.
Siapakah penulis surat Ibrani? Orang-orang yang mempelajari Alkitab dari abad pertama terus memperdebatkan hal ini. Ada yang berpendapat:
Penulisnya adalah Paulus. Namun karena cara penulisannya, istilah-istilah yang dipakainya, bentuk kalimat dan tata bahasanya, cara pembahasan dan pemikirannya sama sekali berbeda dengan gaya Paulus, sehingga pendapat ini tidak mempunyai alasan yang cukup untuk menegaskan bahwa surat ini ditulis oleh Paulus. Misalnya, Paulus sering menggunakan istilah Injil, tapi surat Ibrani satu kalipun tidak memakai istilah Injil, meskipun seluruh isinya berbicara tentang Injil. Yang ada hanyalah: anugerah keselamatan. Selain itu, istilah kebangkitan Kristus yang mendominasi hampir 30% P.B. hanya muncul satu kali di dalam surat Ibrani. Sebab itu, mungkin sekali, surat Ibrani ini bukan ditulis oleh Paulus.
Penulisnya adalah Barnabas yang pernah melayani bersama-sama dengan Paulus, yang sangat mahir tentang P.L. Tapi pendapat inipun tidak memiliki bukti yang cukup.
Penulisnya adalah Timotius. Tapi pendapat ini juga tidak bisa diterima, karena surat Ibrani ada menyebut soal Timotius.
Penulisnya adalah Apolos, seorang yang sangat mahir dan teliti dalam menjelaskan P.B. Memang sebelum Paulus pergi menginjili di Efesus dan memerintahkan mereka menerima Roh Kudus, Apolos ke sana (Kis. 19). Tapi pendapat ini juga dirasa tidak terlalu mungkin.
Penulisnya adalah Stefanus. Karena menurut mereka, pembahasan surat Ibrani begitu mirip dengan cara khotbah Stefanus sebelum dia dirajam batu sampai mati (Kis. 7). Tetapi pendapat ini pun ditolak.
Tertulianus, seorang bapak gereja berkata, mari kita dengan rendah hati dan terus terang mengakui bahwa kita tidak mengetahui siapa penulis surat Ibrani, kita hanya tahu buku ini diwahyukan oleh Tuhan melalui seseorang yang tidak menuliskan namanya dan tidak memberitahukan kepada kita siapa dirinya.
Mengapa ada kitab yang tidak mencantumkan nama penulisnya, salah satu sebab yang dipikirkan oleh bapak-bapak gereja adalah karena penulisnya begitu rendah hati, dia menyembunyikan nama dirinya agar segala kemuliaan kembali kepada Tuhan. Sebab penulis Ibrani tidak mencantumkan namanya, maka sampai abad ke-2 barulah surat ini dikanonisasikan.
Clement dari Roma, pada th. 94-95 untuk pertama kalinya mengutip surat ini di dalam buku yang ditulisnya, maka orang memperkirakan surat ini ditulis sebelum abad pertama berakhir. Tapi karena surat Ibrani sama sekali tidak menyinggung nasib kota Yerusalem yang dibakar oleh Jendral Titus, maka orang memperkirakan, surat ini ditulis sebelum kota Yerusalem jatuh ke dalam tangan orang Roma pada th. 70.
Namun perkiraan ini juga tidak mendapatkan kepastian. Dengan demikian ada begitu banyak misteri yang tidak kita ketahui dari kontennya tentang siapa penulisnya, siapa penerimanya kapan dan di mana buku ini ditulis. Maka, pada akhirnya kita menyerahkan keempat hal tersebut kepada Tuhan.
Kepentingan surat ini di dalam Kitab Suci: ada berita-berita surat Ibrani tidak terdapat di kitab lain, seperti Kristus sebagai Imam yang mempersembahkan korban imamat kepada Tuhan lebih tinggi dari semuanya. Dia adalah Imam besar yang mendoakan kita di tempat yang tertinggi. Maka surat Ibrani memang unik adanya. Ada orang berpendapat, dari kontennya kita tahu surat Ibrani ditujukan kepada orang-orang Yahudi yang sudah menjadi orang Kristen, tapi pendapat ini juga dibantah.
Ada orang berpendapat, bahwa surat ini dituliskan kepada keturunan orang supaya mereka tahu segala kemuliaan Kristus sudah tersimpan di P.L., dan mereka mau berpaling kepada kekristenan. Pendapat inipun bisa dibantah. Ada juga yang berpendapat surat ini ditujukan kepada orang percaya yang tinggal di Qumran karena beberapa sebab:
Mereka percaya ada dua Mesias: Mesias yang adalah Imam dan Mesias yang adalah Raja. Dan Mesias Imam lebih besar dan lebih tinggi derajatnya dibandingkan dengan Mesias Raja. Maka surat Ibrani menyebutkan, Kristus adalah Raja sekaligus Imam untuk mengoreksi konsep mereka: bukan dua Mesias melainkan hanya satu Mesias.
F.F. Bruce berpendapat bahwa mereka percaya segala upacara keimaman akan berhenti untuk sementara, sampai perang dunia yang terakhir terjadi, kaum pilihan akan ditolong dan menang. Baru setelah itu upacara memberi korban kepada Tuhan akan dilanjutkan. Tapi rupanya pendapat itu hanya bisa dipakai sebagai bahan pertimbangan namun tidak bisa disahkan sebagai sesuatu yang mutlak.
Mereka percaya para malaikat mempunyai derajat yang berbeda-beda: ada yang tinggi, ada yang rendah. Malaikat yang tinggilah yang akan menolong kaum pilihan meraih kemenangan di dalam peperangan yang terakhir.
Ada juga yang berpendapat surat ini dituliskan kepada orang Kristen yang terpengaruh oleh pengajaran Gnosticism yang tidak percaya bahwa dunia materi dicipta oleh Allah. Karena menurut mereka Allah itu Mahasuci dan dunia materi maha najis. Ajaran ini sangat salah dan telah ditolak oleh kalimat pertama dari pengakuan iman Rasuli: Aku percaya kepada Allah, Bapa yang Mahakuasa, Pencipta langit dan bumi.
Gnostisisme adalah ajaran dualisme yang mendapat pengaruh dari ajaran Persia, Zoroasterisme, dan digabung dengan konsep keselamatan di dalam kekristenan: mereka percaya dunia ini terdiri dari unsur rohani (suci seluruhnya), dan unsur materi (jahat seluruhnya). Ajaran ini telah ditolak oleh Alkitab karena Alkitab mengajarkan adanya roh jahat, dan juga materi itu ada baiknya. Surat Ibrani beberapa kali menyebutkan materi dicipta oleh Kristus, berdasarkan itu orang berpendapat surat ini dituliskan untuk orang Kristen yang terpengaruh oleh ajaran Gnostisisme.
Sekali lagi, kita tidak tahu kepada siapa surat ini ditulis.
Baca Ibrani 1:1-3. Adakah surat yang lebih kental, lebih bermutu dari surat Ibrani? Mari kita membahas satu tema yang penting, yaitu Allah kita adalah Allah yang berbicara. Our God is a speaking God. Ini adalah suatu pemikiran, dasar kepercayaan, prinsip iman yang sangat penting. Allah berbicara dan sampai puncaknya Dia berbicara kepada kita melalui Kristus.
Abraham adalah bapak bagi orang beriman dan bapak bagi orang beriman ini berkata kepada kita: dia mendengar suara panggilan Tuhan. Ibrani 1:1 juga menegaskan satu presuposisi dan dasar iman yang penting: our God is a speaking God, dan Dia bukan hanya berbicara kepada pada nenek moyang Israel saja, bukan hanya berbicara satu kali saja, karena dikatakan di sini: Dia pernah berbicara kepada nenek moyang Israel: Abraham, Ishak, Yakub, Musa, Daud dan seterusnya.
Ditegaskan pula bahwa pada zaman dahulu Allah berulang kali bersabda kepada nenek moyang dengan pelbagai cara, dua hal ini penting sekali, untuk menegaskan bahwa Allah sungguh-sungguh berbicara, hal itu disaksikan oleh nenek moyang Israel.
Kedua, Allah yang berbicara adalah Allah yang berbijaksana. Karena di dalam zaman yang berbeda Dia menggunakan pelbagai cara berulang kali berfirman kepada orang yang tidak sama.
Ketiga, Allah yang berbicara adalah Allah yang sabar. Dia mewahyukan firmanNya sedikit demi sedikit, tidak menuangkannya sekaligus karena Dia tahu manusia tidak akan mampu menerimanya.
Bukan saja demikian Allah yang berbicara adalah Allah yang kaya dengan kebenaran. Itulah yang membuat kita bisa terus menerus menerima kebenaran. Tuhan yang kaya berulang-ulang dan memakai pelbagai cara untuk menyampaikan kebenaranNya kepada nenek moyang kita. Itu berarti Dia adalah Tuhan yang kekal. Meskipun nenek moyang dan semua orang yang mendengar kata-kataNya sudah mati Dia tetap berbicara sampai hari ini, dan akhirnya Dia akan stop pembicaraanNya.
Apa artinya? Ada saatnya wahyu Tuhan menjadi komplit: Allah memakai AnakNya yang tunggal untuk berbicara kepada kita. Baca Ibrani 1:1-3. Allah berbicara melalui "perantara," yang pertama melalui siapa? Nabi-nabi. Adakah Allah berbicara tanpa melalui siapa-siapa? Ada. Kapan? Pada waktu Allah berbicara kepada Adam dan Hawa, Allah langsung berbicara kepada mereka. Selain itu, kadang-kadang Allah juga berbicara secara Theophani, seperti waktu Allah datang ke dalam dunia dengan bentuk manusia dan berkata-kata kepada Abraham.
Bentuk manusia adalah sebuah perantara, padahal sebenarnya Oknum kedua dari Allah Tritunggal sebelum inkarnasi pernah menyatakan diri dengan wujud manusia. Demikian juga pada waktu Musa menatap Tuhan secara muka dengan muka (arti kiasan) yang berarti personal relationship, personal encounter; Allah tidak menampakkan parasNya melainkan bagian belakangNya saja kepada Musa. Semua itu membuktikan Allah pernah berbicara, tapi seluruh P.L. menyimpulkan: Allah berbicara melalui perantaraan nabi-nabi.
Terakhir, Dia berbicara melalui AnakNya sendiri, inkarnasi. God spoke in Christ in history, God was in Christ; sehingga Yesus yang ada di dalam sejarah adalah klimaks yang mengakhiri semua anak panah yang ditujukan pada penggenapan dari wahyu yang tertinggi, yang telah disampaikan sejak zaman nenek moyang. Maka Yesus berkata, kau melihat Aku, sebenarnya kau bukan melihat Aku melainkan melihat Bapa yang mengutus Aku.
Kau percaya kepadaKu, sebenarnya bukan percaya kepadaKu melainkan percaya kepada Bapa yang mengutus Aku. Semua pembicaraan nabi terfokus pada Kristus, karena puncak dari wahyu Allah kepada manusia adalah Kristus. Kalau Kristus adalah pumcak dari wahyu, bagaimana dengan berita yang disampaikan oleh rasul-rasul di dalam P.B.? Rasul-rasul dipilih oleh Anak Allah sendiri, agar mereka mempunyai personal encounter with Christ, Dia memberikan rohNya kepada mereka untuk menjelaskan. Dari sini kita menemukan cara Allah berbicara menjadi tiga tahap:
1.Tahap persiapan, semua pembicaraan ditujukan kepada Kristus yang akan datang.
2.Penggenapan di dalam diri Kristus.
3.Penjelasan yang diberikan rasul-rasul, agar manusia bisa mengerti apa yang Allah beritahukan kepada mereka.
Perbedaan Kristus Dengan Para Nabi
Ibrani 1:1-3
Ibrani 1: 1, seolah-olah Allah memberikan firmanNya kepada orang Yahudi. Kita bisa memahami hal tersebut, karena nenek moyang yang pertama-tama memberikan reaksi imannya kepada Firman Allah adalah Abraham, yang disebut bapak orang beriman. Kemudian para nabi dipakai Tuhan untuk berbicara kepada nenek moyang berikutnya.
Siapa itu nabi? Di dalam bahasa Ibraninya berarti juru bicara Allah, waktu kita menerjemahkannya menjadi nabi telah terjadilah penyelewengan arti yang mengakibatkan kita selalu berasosiasi: nabi adalah seorang yang meramalkan sesuatu. Padahal pelayanan nabi jauh lebih luas dari sekedar meramal, karena nabi adalah juru bicara Tuhan, yang dia sampaikan adalah Firman Tuhan. Nabi-nabi dipakai Tuhan, hidup untuk dan bahkan mati untuk Tuhan. Yesus berkata, Yerusalem, Yerusalem, tidak ada nabi yang darahnya dicurahkan di luarmu. Karena di luar kota Yerusalem tidak terdapat pemimpin agama maupun tokoh signifikan yang mempunyai kekuatan dan keberanian untuk meredam suara Tuhan yang disampaikan melalui nabi dengan membunuhnya.
Nabi menerima wahyu langsung dari Tuhan, Yeremia mengucapkan satu kalimat yang mencetuskan mentalitas seorang nabi: jika aku tidak berbicara, bagai ada api yang terbungkus di dalam dadaku, artinya dia tidak akan tahan sampai dia mengutarakannya. Itu sebabnya penulis Ibrani mengatakan, Allah dari purba kala sudah berbicara berulang kali dan dengan pelbagai cara melalui nabi kepada nenek moyang kita.
Nabi-nabi berbicara dan resiko: nyawa mereka melayang. Apakah dengan membunuh mereka dapat menghentikan perkataan Tuhan? Tidak. Karena Firman Tuhan kekal adanya: langit dan bumi akan berlalu tetapi Firman Tuhan akan tinggal tetap sampai selama-lamanya. Bukankah Taurat sudah diberikan kepada nenek moyang orang Yahudi? Ya, bahkan sejak anak-anak mereka berusia lima tahun, orang Yahudi sudah rnembawanya ke Sinagoge (bahasa Yunani, artinya rumah ibadah) untuk belajar Taurat, sampai anak itu berusia dua belas tahun dia akan dibawa ke Yerusalem untuk ditumpangi tangan dan jadilah dia bar mitzvah (bahasa Ibrani, artinya anak Taurat), yang bertanggung-jawab penuh kepada Tuhan atas setiap kalimat Taurat yang dia pelajari.
Kalau begitu, bukankah berarti mereka sudah begitu mengenal Tuhan? Untuk apa Tuhan mengirimkan nabi kepada mereka? Untuk menegur mereka. Karena mereka yang sudah memiliki Taurat bukan bertobat malah menjadi congkak karenanya dan menghina bangsa-bangsa lain.
Setelah pada zaman dulu Allah berulang kali dan dengan pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantara nabi-nabi (plural). Berdasarkan apakah nabi-nabi berbicara? Apakah berdasarkan title? Tidak. Nabi Amos berkata, aku hanyalah seorang gembala, tapi karena Firman Tuhan tiba padaku maka aku berbicara. Di antara nabi-nabi ada yang berasal dari kalangan bangsawan, seperti Yesaya, ada yang Raja, seperti Daud, ada yang berasal dari rakyat jelata seperti Yehezkiel, ada yang berintelektual tinggi seperti Daniel. Tuhan memang tidak memandang latar belakang lapisan masyarakat atau pengetahuan yang mereka miliki.
Apakah dasarnya nabi-nabi berani berkata-kata?
Pertama, panggilan. Tidak ada satu orang nabi yang tidak jelas akan panggilannya, karena panggilan Tuhan adalah sumber dan dasar seseorang untuk mengikut Tuhan dengan tekun, dengan setia sampai mati tanpa memperhitungkan untung rugi, mati hidup, sehat atau sakit dirinya sendiri.
Kedua, otoritas Tuhan. lni merupakan tanda yang penting sekali. Di dalam kekristenan, orang bisa saja tetap berbicara tetapi jika dia tidak mempunyai otoritas, gereja akan menjadi suam. Perhatikan: doktrin boleh benar, tapi api, urapan, kuasa, otoritas yang mendampinginya lebih penting dibandingkan hal-hal lain.
Itu sebabnya, para nabi menyandarkan diri pada panggilan Tuhan, pada otoritas Tuhan, pada Firman yang langsung dari Tuhan dan mereka berkata-kata dengan berani. Nabi mengabdikan diri sepenuhnya kepada Tuhan tanpa kompromi, mereka hanya tahu satu perkara: menyenangkan Tuhan. Apa jadinya kalau Firman yang mereka sampaikan itu membangkitkan amarah raja? Biar saja, dia toh hanya raja, di atas dia masih ada Tuhan. Raja tidak perlu merasa sombong, karena yang ada pada dirinya hanyalah satu hembusan nafas saja.
Pada zaman dahulu, Tuhan berfirman melalui nabi-nabi, lalu disambung dengan statement: pada akhir zaman Allah berfirman melalui AnakNya, memberikan indikasi bahwa penulis surat Ibrani membandingkan semua nabi dengan Anak yang adalah klimaks dan seluruh wahyu Tuhan kepada manusia.
Istilah asli untuk "Anak" di ayat ini berbentuk singular: satu-satunya Anak. Nabi-nabi berbicara di dalam akhirnya Tuhan mengirim AnakNya untuk "berbicara" mengindikasikan bahwa Allah mengakhiri pembicaraanNya kepada manusia di dalam Kristus, karena Kristus adalah wujud dari wahyu yang paling sempurna dan paling tinggi. Inilah pengertian doktrin wahyu—yang berbicara tentang prinsip, cara Tuhan memberikan wahyuNya melalui Alkitab, apakah wahyu Tuhan ada akhirnya—yang perlu kita ketahui.
Mengapa teologi Reformed menganggap Kitab Suci sudah sempurna, tidak perlu ada wahyu baru lagi? Karena kita perlu setia mutlak terhadap satu hal: firman Tuhan yang sudah sempurna. Bukankah dengan berkata wahyu sudah stop kita membatasi Tuhan? Bukan membatasi, melainkan Tuhan sendiri berdaulat memberikan batasan pada hal-hal yang ingin Dia wahyukan kepada manusia.
Alkitab tidak mengatakan, Allah mewahyukan semua hal kepada manusia. Pada waktu Musa tua, dia berkata, hal-hal yang rahasia adalah milik Tuhan, hal-hal yang dinyatakan kepada kita adalah milik kita dan keturunan kita. I Korintus 2, Allah melalui Roh Kudus dan anugerahNya menyatakan hal-hal yang boleh kita ketahui, artinya Allah tidak memberitahukan semuanya kepada kita.
Paulus berkata, sekarang aku melihat secara samar-samar, baru pada hari itu, ketika aku bertemu Tuhan muka dengan muka, semuanya akan menjadi jelas. Yang dimaksud semuanya akan menjadi jelas bukan kita bisa mengetahui semua hal tentang Allah, seperti Allah mengetahui diriNya sendiri. Karena di dalam kekekalan nanti, kita akan mengalami konsumasi, glorifikasi, kita akan disempurnakan seperti Tuhan tapi tetap bukan Tuhan. Di antara kita dan Allah tetap terdapat qualitative difference antara yang mencipta dan yang dicipta.
Ibrani 1: 2a, wahyu tidak disambung terus. Lalu mengapa setelah Yesus masih ada rasul-rasul? Rasul-rasul dipanggil khusus untuk memberi penjelasan. Dengan begitu, perbedaan P.L. & P.B. hanya satu: sebelum Kristus datang, semua nabi-nabi menunjuk pada diri Kristus, sesudah Kristus datang, rasul-rasul memberi penjelasan, lalu berhentilah wahyu Allah. Mengapa berhenti? Salah satu sebabnya: since the beginning of creation and the ending of the judgment of the final destination of the human race and the universe has already been written and inspired.
Ibrani 1:1-2 comparative antara nabi-nabi dan Anak-Nya. Yang dimaksud anak sini bukanlah salah satu dari anak-anakNya melainkan AnakNya yang tunggal. Apakah orang Kristen yang sudah diperanakkan adalah anak-anak Tuhan? Ya. Apakah Yesus juga Anak Tuhan? Ya. Kalau Yesus adalah Anak Tuhan dan kita juga anak-anak Tuhan, mengapa Dia disebut Anak tunggal? Bukankah tunggal berarti tidak ada yang lain, mengapa Allah yang disebut mempunyai satu-satunya anak juga mempunyai anak-anak yang lain, bagaimana kita mengerti hal itu? Mudah sekali. Pada waktu kau lahir, kau dibekali satu dokumen yang disebut surat lahir, tetapi waktu kau mau sekolah, mau menikah dan lain-lain, semua instansi meminta surat lahirmu, apa yang harus kau perbuat?
Membuat copynya. Begitu juga Allah, Dia mempunyai satu-satunya Anak: Yesus Kristus. Bagaimana dengan kita? Foto copy. Waktu membuat foto copy, ada yang kurang jelas, ada yang miring, ada yang kusut, begitu juga orang Kristen, ada yang miring, yang kusut, yang tidak jelas.
Alkitab mengatakan, setelah Allah memakai nabi-nabi sebagai perantara, akhirnya Allah berbicara melalui AnakNya. Apakah perbedaan antara Yesus dengan nabi-nabi? Dia mempunyai sifat Allah sendiri. Semua nabi-nabi dicipta, tapi Yesus adalah sang Pencipta. Dia ditetapkan oleh Allah sendiri, sedangkan nabi-nabi dipanggil melalui Roh Yesus. Dia berbicara tentang diriNya sendiri sebagai first hand authority, sedangkan nabi-nabi berbicara tentang Dia. Dia menggenapkan keselamatan melalui peristiwa-peristiwa yang terjadi pada diriNya sendiri, sedangkan nabi-nabi menunjuk pada peristiwa-peristiwa yang akan terjadi di dalam hidupNya.
Tujuh sifat perkataan Yesus Kristus yang tidak terdapat di dalam perkataan nabi-nabi:
1.The word spoken by Christ is the word of Diety. Tidak ada nabi yang berkata, langit dan bumi akan lenyap tetapi perkataanKu akan tinggal tetap sampai selama-lamanya. Karena kalimat itu bersifat Ilahi, hanya Allah yang mempunyai hak untuk berbicara seperti itu.
2.Perkataan Yesus adalah perkataan yang langsung dari atas. Mungkin kau berkata, bukankah nabi-nabi digerakkan oleh Roh Kudus dan mengatakan kata-kata yang dari atas? Betul. Tapi pembicaraan nabi lain sekali dengan pembicaraan Yesus, karena ketika nabi-nabi berbicara, mereka harus mengatakan: demikian firman Tuhan, barulah..., sedangkan Yesus yang langsung dari atas bisa berkata, I am the bread of life, come down from above.
3.Perkataan Yesus adalah the word of life (Yohanes 6:63). Waktu manusia berbicara, dia selalu menggunakan napas. Istilah napas di dalam bahasa Ibraninya: nefes, yang berarti Roh, sehingga statemen Yesus, perkataan yang Ku katakan kepadamu adalah Roh, adalah hidup, lain dengan nabi-nabi yang menggunakan napas untuk menyampaikan Firman. Itu sebabnya waktu kau mendengar perkataan Kristus, rohanimu langsung mendapatkan suplai, mendapat kekuatan dan penghiburan yang luar biasa.
4.Perkataan Yesus adalah perkataan yang bersifat revolusionir. Waktu konsep agama lain bertemu dengan konsep Yesus akan menemukan bahwa perkataan Yesus bukan tambal sulam, bukan berubah-ubah, melainkan perkataan yang tuntas, orisinil, sanggup menggugah, merombak seluruh sistem pikiran logika manusia.
Salah satu contohnya: Yesus berkata, janganlah takut kepada dia yang hanya bisa membunuh tubuhmu, takutlah hanya kepada dia yang bisa membunuh jiwamu. Kalimat itu mengubah seluruh konsep orang Yahudi, dulu Daniel, tiga kawannya mengalami bahaya tapi karena perlindungan Tuhan, mereka tidak mati. Sedangkan di P.B., satu per satu orang percaya dibunuh tapi mereka tetap setia. Karena mereka sudah menenerima konsep yang revolusioner.
5.Perkataan Yesus mempunyai otoritas yang tertinggi. Dia berkata kepada orang Yahudi kamu pernah mendengar orang berkata tetapi Aku berkata kepadamu. Artinya I myself come to you as the first person to declare the supreme authority of the Word. Jangan mengira perkataan Yesus itu mempertentangkan P.L. dan P.B., karena yang Yesus maksudkan dengan orang kuno adalah tradisi Yahudi yang ditafsirkan oleh Talmut, Miznah, Midras dan Dia membandingkannya dengan perkataan yang langsung dari Tuhan, membuktikan bahwa diriNya adalah Allah sendiri. Dia berbicara dengan otoritas tertinggi.
6.Perkataan Yesus bersifat mutlak identik dengan perkataan Allah. Waktu orang Yahudi mendengar Dia berkata kepada si lumpuh, dosamu sudah diampuni, mereka tidak bisa menerimanya, karena mereka hanya Allah yang mutlak yang boleh mengampuni dosa, tapi mengapa Dia memerankan peran Allah yang mutlak? Yesus berkata, Aku tahu apa yang kamu pikirkan. Mana yang lebih gampang, mengatakan dosamu diampuni atau bangun dan angkat tilammu? Untuk membuktikan bahwa Anak manusia mempunyai hak untuk mengampuni dosa, maka angkatlah kasurmu dan pulang. Orang sakit itupun mengangkat tilamnya dan pulang.
7.Perkataan Yesus adalah Firman yang kekal (Matius 24:35). Mengapa setiap minggu kita mendengar Firman? Mengapa Roh Kudus dikirim untuk mengingatkan kita akan semua perkataan yang pernah Yesus katakan? Karena dulu Allah berbicara melalui nabi dan akhirnya Dia berbicara melalui Kristus, maka kita mau menyimpan Firman Tuhan di dalam hati kita masing-masing.
Hubungan Kristus Dengan Alam Semesta
Ibrani 1:1-3
Ketiga ayat ini menyatakan Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang hidup, yang berbicara dan yang mempunyai relevansi dengan kita. Karena Dia menciptakan kita dan menyadarkan kita pada pengertian yang melintasi keterbatasan yang ada pada waktu dan zaman. Dari zaman ke zaman Dia berbicara melalui perantaraan nabi-nabi dan pada zaman akhir ini Dia memakai perantaraan AnakNya itu untuk berbicara kepada kita, orang-orang yang menerima pengajaran surat Ibrani. Allah berfirman, firman Allah terbagi dalam dua tahap: tahap P.L. (Perjanjian Lama) dan tahap P.B. (Perjanjian Baru).
Tahap pertama adalah tahap persiapan, tahap yang panjang sekali, dan tahap kedua adalah tahap yang mewujudkan apa yang telah dipersiapkan di dalam P.L. Kristus ditonjolkan sebagai oknum yang melebihi segala nabi. Kehadiran Kristus di dalam sejarah adalah klimaks dan apa yang sudah diwahyukan di zaman P.L.
Ayat 2 dan 3 merupakan kondensasi dari pada pengertian Kristologi. Kristus berkata, barangsiapa melihat Aku, dia melihat Allah, barangsiapa percaya kepadaKu, dia bukan percaya kepadaKu melainkan percaya kepada Bapa yang telah mengutus Aku. Yohanes 17:3, Bapa, Kau adalah Allah yang kekal. Barang siapa percaya kepadaMu sebagai Allah yang Esa dan mengenal Anak yang Kau utus, dia memiliki hidup kekal.
Mengenal Kristus adalah satu hal yang penting sekali di dalam hidup orang Kristen. Karena orang Kristen adalah orang yang mengenal Tuhan di dalam Kristus, yang mengenal Kristus di dalam Roh Kudus, yang mengerti Kristus melalui firman Tuhan yang diwahyukan di dalam Kitab Suci. Di dalam kedua ayat ini terdapat tujuh kalimat yang menjelaskan siapa itu Yesus Kristus:
1.Yang telah Dia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada.
2.Oleh Dia, Allah telah menjadikan alam semesta.
3.Dia adalah cahaya kemuliaan Allah; wujud Allah.
4.Dia menopang segala yang ada dengan firmanNya yang penuh dengan kekuasaan.
5.Dia mengadakan penyucian dosa.
6.Dia duduk di sebelah kanan Allah Bapa yang Maha Kuasa.
7.Di tempat yang Maha Tinggi.
Sekarang kita akan mengaitkan kedua ayat ini dengan satu point yang penting sekali: kalau Allah hanya berbicara melalui nabi-nabi saja, itu masih belum cukup, maka akhirnya Dia berbicara melalui Kristus, barulah sempurna. Masalahnya, siapakah Kristus sehingga kata-kataNya harus kita dengar? Mengapa perkataan yang sama kalau diucapkan oleh orang ini kurang bernilai tapi kalau diucapkan oleh orang itu justru menjadi berbeda? Artinya, bukan hanya isi pembicaraan saja yang penting, tapi siapa yang berbicara juga merupakan hal yang penting.
Seratus tahun yang lalu, D.L. Moody menerima panggilan Tuhan dan dia menyerahkan diri menjadi hamba Tuhan. Pada waktu Moody dipanggil untuk berkhotbah di London, dia merasa gentar luar biasa, karena dia tahu, London adalah kota yang terpenting dan terdapat begitu banyak orang yang sangat pintar. Bahkan dia tahu, di Inggris terdapat seorang pendeta yang dijuluki the Prince of the Preachers oleh orang-orang sejaman dengannya, yaitu Spurgeon. Selain itu juga ada dua penafsir Alkitab yang terbesar bernama Morgan dan F.B. Meyer. Tapi waktu dia berkhotbah, jumlah pendengarnya bersaing dengan jumlah pendengar Spurgeon.
Suatu hari, seseorang berkata kepadanya, "Anda diundang untuk berkhotbah di Cambridge University dan Oxford University." Dia mempersiapkan khotbah sedalam mungkin yang dia miliki, supaya dia tidak dihina oleh orang-orang pintar. Bagaimana hasilnya? Tidak ada orang memberi reaksi terhadap khotbahnya. Sore itu, seseorang datang kepadanya dan berkata, Moody, yang kami butuhkan bukanlah pengetahuanmu melainkan urapan Tuhan atas dirimu.
Mendengar itu, dia meminta pengampunan dari Tuhan dan berkhotbah seperti biasa, dia menantang mereka dengan Injil yang sederhana, dengan hati yang sungguh-sungguh dan berapi-api. Ternyata ada banyak Profesor, Doktor, pemimpin kaum cendekiawan yang maju ke depan, menerima Tuhan Yesus dengan cucuran air mata.
Di sini saya menekankan satu hal, yang paling penting bukan apa yang kau katakan saja (meski itu pun penting sekali), tetapi siapa yang berkata adalah hal yang lebih diutamakan oleh Tuhan. Perhatikan: Melalui siapa Tuhan berbicara kepada manusia? Melalui Kristus. Siapakah Kristus? Dia adalah Anak Allah, Pencipta, Pewahyu, Penopang dunia, Pewaris segala sesuatu, Dia adalah Tuhan di atas segala Tuhan.
Itu sebabnya, jika gereja tidak mengutamakan perkataan-perkataan yang Allah berikan melalui Kristus, tidak mengerti siapa Kristus, apa yang ada di balik perkataan-perkataanNya, gereja akan menjadi satu komunitas yang kosong.
Bagian ayat ini menunjukkan Kristus yang berbicara sadar siapa diriNya: Anak Allah yang tunggal. Ketujuh kalimat yang berbicara tentang Kristologi tadi memberikan konklusi: Kristus adalah satu Oknum yang unik, karena Dia mempunyai tugas, status, identitas yang dapat kita kategorikan sebagai berikut:
1.Hubungan Kristus dengan alam semesta; Christ and the cosmos.
2.Hubungan Kristus dengan Allah; Christ and God the Father.
3.Hubungan Kristus dengan gereja; Christ and the church, the elects.
Hari ini, kita akan membahas kategori pertama: hubungan Kristus dengan alam semesta di dalam kalimat:
1.Dia ditetapkan menjadi Pewaris segala sesuatu.
2.Karena Dia pernah dipakai untuk menciptakan seluruh alam semesta.
3.Dia menopang alam semesta dengan kuasaNya yang penuh.
Jelas sudah, kaitan Yesus dengan seluruh alam semesta adalah: Dia mencipta, Dia menopang, Dia mewarisi. Tapi urutan yang dipakai oleh penulis Ibrani adalah: Kristus adalah Pewaris segala sesuatu, Pencipta dunia ini, Penopang semesta alam. Kalau Dia pernah mencipta dan Dia juga yang akan mewarisi dunia, artinya Dia berada di dalam seluruh proses kurun waktu. Perhatikan: dari penciptaan sampai konsumasi; dari awal sampai akhir adalah karya Kristus. Hal ini sesuai dengan ajaran seluruh Kitab Suci: Allah adalah Alfa dan Omega. Kristus juga adalah Alfa dan Omega. Karena tanpa Kristus, tidak ada yang dicipta, tidak ada yang digenapi.
Maka the Alpha point is Jesus and the Omega point is Jesus. Dengan mengerti adanya kedua titik ini, wawasan kita akan terbuka menjadi begitu luas.
The contact point between the temporarily and eternity is the point of incarnation, point yang ada di dalam sejarah. Adapun dua point yang sudah kita bahas tadi adalah point yang memulai sejarah dan point yang mengakhiri sejarah. Perhatikan: jika kau tidak percaya adanya awal dari alam semesta ini, itu berarti kau hidup di dalam Agnosticism, hidup yang tidak berbeda dengan hidup binatang yang hanya tahu waktu sekarang saja tapi tidak bisa menelusuri sampai kepada permulaan, juga tidak membayangkan kelak akan mengarah ke mana.
Manusia disebut manusia, karena manusia dicipta menurut peta teladan Allah yang dari kekal sampai kekal, maka bayang-bayang kekekalan ada di dalam konsep manusia. Manusia bisa membayangkan, bisa melompat dari kesementaraan untuk menelusuri ke belakang yang dia kenal sebagai "dulu" atau sejarah dan menelusur ke depan yang dia kenal sebagai "yang akan datang" atau eschatology of the future. Jadi, sejarah dan pengharapanlah yang membuat kita lebih bermakna.
Itu sebabnya, setiap mata pelajaran di bidang pendidikan harus menekankan pentingnya sejarah untuk membentuk identitas diri. Terlihat di sini orang Kristen adalah satu-satunya mahluk yang mempunyai pengertian yang melebihi semua pengetahuan agama yang lain tentang: dari manakah dunia ini berasal dan ke mana dunia ini akan mengarah. Pengertian itulah yang membuat kita mempunyai rasa aman dan bisa hidup dengan stabil di dalam proses sejarah.
Bila pengertian ini dikaitkan dengan pengertian filsafat Aristoteles: segala sesuatu mempunyai penyebab permulaan dan penyebab final, di antara kedua penyebab itu terdapat proses terbentuknya segala sesuatu. Orang Kristen mengenal Kristus sebagai Alfa, juga sebagai Omega. Perbedaan antara Theis dan Atheis adalah perbedaan interpretasi manusia terhadap kosmos.
Orang Atheis berpendapat: dunia adalah dunia. Dari mana datangnya? Ada dengan sendirinya. Akan menuju ke mana? Tidak tahu. Tapi orang Kristen berkata dunia ini dicipta oleh Allah, melalui ciptaanNya kita melihat bijaksana sorgawi, cara Tuhan yang bekerja secara ajaib. Bukan saja demikian, kita juga percaya bahwa dunia ini bukan berjalan dengan membabi buta, entah akan mengarah ke mana.
Orang-orang yang percaya akan adanya ciptaan harus menerima Allah adalah Alpha Point, juga percaya adanya teleologi; telos (bahasa Yunani yang berarti tujuan) ada sasaran yang dicapainya, percaya bahwa Tuhanlah yang mencipta sekaligus merencanakan makna yang tertinggi, yang sesuai dengan kehendak, bijaksana dan kedaulatanNya.
Penulis Ibrani mengatakan, Kristus adalah Pewaris segala sesuatu, karena Dia pernah dipakai Tuhan untuk menciptakan segala sesuatu. Suatu sinkronisasi, harmonisasi yang luar biasa. Siapakah Kristus? Penyebab dari segala sesuatu yang ada dan akhirnya Dia akan menjadi Penerima segala sesuatu yang ada. Titik permulaan adalah Alpha Point, titik akhir adalah Omega Point.
Yesus berkata, I am Alpha, I am Omega, I am the beginning and I will accomplish everything. Tuhan Allah memakai Kristus untuk mencipta segala sesuatu, dan segala sesuatu dicipta untuk Kristus, inilah rahasia Tuhan. Baca beberapa ayat yang penting sekali: Yohanes 1:3. Apa maksudnya? Semua yang ada harus dari Dia tapi Dia bukan dijadikan. Kalimat ini penting sekali, karena pada akhir abad pertama timbul ajaran Gnosticism: Allah menciptakan Kristus terlebih dahulu, lalu melalui Kristus menciptakan segala sesuatu. Allah tidak menciptakan dunia, karena materi jahat adanya. Tuhan telah memakai ayat ini untuk menegakkan ajaran Orthodox yang tidak bisa ditawar-tawar: Kristus bukan dicipta. Karena Dia adalah sang Pencipta yang menciptakan segala sesuatu. Baca Kolose 1:16.
Jadi, everything is created by Him, through Him and for Him: Dicipta oleh Dia menandakan bahwa Dia adalah sumber, dicipta untuk Dia menandakan bahwa Dia adalah tujuan. Permisi tanya, hidupmu untuk apa? Paulus mengerti dengan jelas: aku hidup adalah Kristus, aku hidup bagi Kristus. Mengapa? Karena kita dicipta oleh Kristus, tidak ada yang terkecuali, karena di Kolose dituliskan baik yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan (termasuk malaikat) dicipta oleh Dia.
Yesus Kristus adalah Dia yang dipakai sebagai Pencipta, Dia ditunjuk untuk menerima segala ciptaan. Di sinilah Alpha Point and Omega Point menjadi jelas sekali. Di tengah kedua point terdapat incarnation point. Itulah pusat sejarah Kristus seperti matahari, di mana Kristus berada, ke sanalah seluruh umat manusia mengarah.
Siapa yang mencipta dunia ini? Kristus. Dunia ini dicipta untuk siapa? Kristus. Di antara oleh Kristus dan untuk Kristus mengapa dunia bisa terus eksis? Karena ditopang oleh kuasa Kristus. Siapakah poros tengah alam semesta? Kristus. Perhatikan: Kristus adalah starting point, ending point and supporting point.
Dengan apa Kristus menopang semesta alam? Dengan perintahNya yang penuh dengan kuasa. Ilmu yang meneliti fisik disebut fisiologi, ilmu yang meneliti psikis disebut psikologi, ilmu yang meneliti eco disebut ecology... artinya di dalam setiap bidang kedisiplinan ilmu ada loginya. Apa itu logi? Logos. Siapa Dia? Kristus. Jadi istilah psikologi berarti through Christ you understand the law of your soul. Pathology is according to the ruler of Jesus Christ you know about all the medicine, to heal your body. Artinya Christ is everywhere.
Kristus berada di dalam segala bidang. Karena Allah pernah memakai Dia untuk menciptakan segala sesuatu. Itu menandakan semua yang dicipta Tuhan tidak ngawur dan ada prinsipnya. Perhatikan: istilah yang dipakai untuk dunia di sini bukan kosmos, melainkan dunia yang ditulis dalarn bentuk jamak, jadi yang dimaksud di sini bukanlah dunia kosmos melainkan segala zaman. Jadi, alam semesta dicipta oleh Tuhan, begitu juga perkembangan seluruh zaman diatur dan ditopang oleh Kristus.
Siapakah Kristus? Pencipta, Penopang, Pewaris. Tahukah saudara bahwa Firman yang dikabarkan juga merupakan penopang bagi hidupmu? Tahukah saudara bahwa pengertian tentang Kristus yang hidup akan membuat hidupmu berarti? Karena suatu hari nanti, kau akan menjadi milikNya untuk selama-lamanya.
Kristus, Pewaris Dari Apa Yang Telah Dijanjikan
Ibrani 1:1-3
Di dalam tanya jawab di Westminster dilontarkan pertanyaan “Apakah tujuan hidup dari manusia?” dan dijawab “Untuk memuliakan Tuhan dan menikmati Dia.” Waktu kita menikmati musik yang indah, kita menikmati Tuhan. Waktu kita berdoa, kita menikmati Tuhan. Waktu kita mendengarkan kotbah yang bermutu, kita juga menikmati Tuhan. Untuk itu baiklah jika kita memuji Tuhan, karena kita dapat menikmati Dia.
Ibrani 1:1-3
Ayat-ayat ini mengandung tiga hal, pertama mengenai Kristus dan alam semesta, kedua mengenai Kristus dan Allah Bapa dan ketiga mengenai Kristus dan Gereja. Disini kita melihat Kristus sebagai pusat baik di dalam dunia yang kelihatan maupun dunia yang tidak kelihatan. Dan Kristus menjadi pengantara di tengah-tengah yang dicipta dan Yang mencipta. Antara dunia yang relatif dengan dunia yang mutlak.
Mengapakah Kristus berbicara menjadi begitu penting? Disini ada satu dalil yang penting: ‘siapakah yang berbicara kepada manusia?’ Mengapakah pembicaraan Dia itu penting? Karena Dia adalah Kristus. Dan siapakah Kristus? Dia adalah pencipta langit dan bumi. Kristus adalah pencipta segala sesuatu, Kristus adalah yang menopang segala sesuatu dan Kristus adalah yang mewarisi segala sesuatu.
Kristus yang mencipta, berarti Dia yang mengadakan dan Kristus yang mewarisi, berarti Dia akan mengkonklusikan segala sesuatu. Dia adalah Alfa dan Dia adalah Omega. Diantara Alfa dan Omega kita ketahui sebagai suatu proses sejarah dan kita berada di dalam proses sejarah. Orang yang dulu ada sekarang tidak ada, orang yang sekarang ada besok-besok tidak ada, dan orang yang tidak ada, besok-besok menjadi ada.
Yang sedang hidup, pernah dilahirkan dan akan menuju kepada kuburan. Sehingga kita punya eksistensi secara jasmaniah, yaitu hanya menempati sedikit waktu di dalam seluruh proses sejarah. Jikalau demikian, untuk apakah kita hadir di dalam sebagian sejarah ini? Kenapa kita tidak dilahirkan di jaman dahulu atau di jaman yang akan datang, tetapi dilahirkan di jaman sekarang ini? Setiap orang harus menemukan kekuatan dari Tuhan untuk bersumbangsih di dalam jaman dia berada. Dimana dia berada dia harus menemukan identitasnya sendiri, menemukan dan mengembangkan potensi yang Tuhan tanam di dalam hatinya, untuk menjadi berkat bagi sekitarnya.
Waktu berlangsung terus dan lewat dengan cepat. Aset yang ada dalam setiap manusia adalah waktu yang Tuhan karuniakan sepanjang hidupnya. Barangsiapa yang mengerti dan menghargai aset, dia tidak sembarangan bermain-main dengan aset yang ada pada dia. Pengertian tentang waktu dan pengertian kesadaran filsafat sejarah adalah salah satu hal yang paling kurang dalam pengertian orang Kristen, sehingga orang Kristen membuang lebih banyak waktu dibanding orang lain.
Dan salah satu hal yang paling menyedihkan adalah orang-orang Kristen membuang-buang waktu ke dalam kebaktian-kebaktian yang tidak berguna, karena tidak mendapatkan apa-apa dan tidak mengerti firman Tuhan lebih banyak. Hidup itu tidak panjang, kita tidak mengetahui dapat melayani Tuhan Yesus berapa tahun di dalam dunia ini, itulah sebabnya kita harus baik-baik mempergunakan waktu.
Sebelum orang Kristen memaparkan wahyu Tuhan tentang waktu, baik filsafat timur maupun filsafat barat mengerti sejarah sebagai siklus (hal yang diulang-ulang) yang tidak ada habisnya. Ada 4 musim yang tidak ada habis-habisnya, musim semi, musim panas, musim gugur dan musim dingin, kemudian mulai dari musim semi kembali. Di Tiongkok orang mengenal ada 10 unsur diatas dan 12 unsur di bawah, digabungkan menjadi 60 tahun sebagai satu sirkulasi.
Pytagoras di Barat, serta Hinduisme dan Budhisme di Timur berbicara mengenai reinkarnasi. Negara-negara yang tidak mempunyai konsep waktu yang baik menjadi negara-negara yang terbelakang. Tetapi barat di dalam 1,500 tahun terakhir ini mengalami kemajuan yang luar biasa, karena konsep mereka mengenai waktu diperbaharui oleh kitab suci. Dimulai dari Agustinus, pada saat dia merenungkan bintang-bintang di langit yang begitu teraturnya, dia mulai mencurigai ajaran dualisme dari manikaisme, dan pada saat itu dia memiliki keyakinan ada Tuhan yang mengatur segala sesuatu dan sejarah memiliki tujuannya sendiri.
Seorang theolog dari Jerman, yang menghabiskan setengah dari hidupnya untuk mengajar di Amerika, Prof. Dr. Paul Tilich, mengatakan malam pada saat Agustinus melihat langit, itulah malam yang merubah pengertian dunia barat tentang sejarah. Agustinus membaca kitab suci untuk mendapatkan pengertian inti dan esensi dari Alkitab. Dari Yesaya, Kolose dan Ibrani akhirnya Agustinus mengambil suatu kesimpulan bahwa waktu itu adalah suatu proses yang tidak mungkin kembali lagi. Waktu itu adalah garis yang terus menuju kepada eskatologi.
Yang disebut eskatologi berarti hari-hari terakhir, dan itu membuat orang menjadi serius, sadar dan tidak lagi bermain-main. Aset yang setiap hari hilang, adalah aset yang tidak akan kembali lagi. Orang Kristen yang memiliki pengertian seperti ini adalah orang Kristen yang mengetahui bagaimana menginterpretasikan sejarah dan tidak mungkin dia bermain-main.
Jika kita berpikir kalau kita gagal dalam bekerja, kita dapat mengulangi sekali lagi, kemudian gagal lagi, kita dapat mengulanginya sekali lagi, kita akan sembarangan bekerja, tetapi jikalau kita berpikir satu kali gagal, tidak ada kesempatan untuk mengulanginya, kita pasti akan baik-baik bekerja. Hendaklah orang Kristen di dunia ini menyadari tentang keKristenan dan memiliki kedewasaan di dalam pengertian firman, akhirnya diinterpretasikan ke dalam kegiatannya, baik berdagang, baik study, baik di bidang dunia politik, dunia sosial, dunia ilmu, dunia seni.
Di sini kita melihat titik yang pertama, Yesus Kristus Anak Allah, Dialah yang mencipta dunia, dan di titik yang kedua, Dialah yang mewarisi dunia. Sebagai orang Kristen kita melihat dunia yang memiliki arah dan tujuan yang ditetapkan. Di dalam bahasa Gerika (Yunani), dinamakan telos, artinya ‘the final point’ atau titik akhir. Apakah titik akhir itu? Yaitu Tuhan Allah menyerahkan seluruh alam semesta kepada Kristus sebagai pewaris yang legal.
Di dalam Efesus 1:10 tertulis “sebagai persiapan kegenapan waktu untuk mempersatukan di dalam Kristus sebagai Kepala segala sesuatu, baik yang di sorga maupun yang di bumi.” Jikalau kita melihat wawasan yang begitu luas, sebenarnya adakah hal kecil yang perlu kita ributkan? Karena ada satu Kristologi, pengertian tentang rencana di dalam Kristus yang agung dan melampaui seluruh alam semesta. Sebab segala alam semesta dicipta oleh Dia dan dicipta bagi Dia di dalam konsep ruang dan waktu.
Itulah sebabnya barangsiapa yang bersandar kepada Tuhan, dan mengerti rencana Tuhan, dia hidup mengaitkan maknanya dengan rencana kekekalan Tuhan di dalam hidupnya. Segala sesuatu akan digeser oleh waktu, baik itu orang yang paling kaya, orang yang paling hebat, orang yang paling berkuasa dan sebagainya, tetapi orang yang menjalankan kehendak Allah, kekal sampai selama-lamanya.
This world is my Father’s world. Dunia ini adalah milik Tuhan, tetapi sementara ini dikuasai secara tidak sah oleh setan. Di dalam titik akhir, dunia ini akan kembali menjadi milik Kristus. Tiga istilah yang harus kita perhatikan yaitu, raja dunia yang adalah setan, ilah jaman yang adalah setan, yang memakai ideologi untuk mengikat manusia, dan Tuhan langit dan bumi yang adalah Allah. Di dalam II Korintus 4:3-4 ditulis tentang ilah jaman yang membutakan orang-orang di dalam dunia ini terhadap cahaya Injil melalui pikiran-pikiran ideologi yang melawan kehendak Tuhan Allah. Di dalam I Yohanes 5:19 ditulis bahwa seluruh dunia berada di bawah kuasa si jahat.
Jikalau demikian dunia ini sekarang milik siapa? Di dalam Yohanes 8:34 ditulis mengenai orang-orang yang menjadi hamba dosa dan dunia ini di dalam kesementaraannya dikuasai oleh setan. Tetapi orang-orang Kristen adalah orang yang sedang menanti suatu hari dimana Kristus mewarisi segala sesuatu. Siapakah orang Kristen itu? Di dalam percakapanNya dengan Nikodemus, Tuhan Yesus berkata, “Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan oleh Roh, adalah roh” (Yohanes 3:6).
Barangsiapa yang hanya dilahirkan melalui daging, dia adalah manusia yang daging saja. yang dimaksud disini adalah kelahiran melalui ayah dan ibu. Tetapi barangsiapa yang juga dilahirkan melalui Rob Kudus melalui Injil dan kuasa dari sorga, dia mendapatkan hidup baru, dan hidup yang kekal dari Roh Kudus.
“Bapa mengasihi Anak dan telah menyerahkan segala sesuatu kepadaNya.” (Yohanes 3:35). Ketika Tuhan Yesus datang ke dalam dunia, apakah segala sesuatu ada? Terbalik bahkan segala sesuatu tidak ada. Yesus adalah pewaris alam semesta, tetapi pada waktu Dia datang, dunia ini sedang dikuasai oleh setan. Dia dilahirkan di tempat yang tidak selayaknya.
Dia harus berjuang sampai mengucurkan darah dan mati bagi kita. Ini menjadi suatu pengajaran yang penting bagi manusia. Segala sesuatu telah dijanjikan kepada Yesus, tetapi Dia tidak bisa menerimanya dengan begitu mudah. Orang Israel harus berperang merebut tanah yang dijanjikan. Tidak ada hal yang tinggal diambil begitu saja dan tidak ada kasih karunia yang tidak bertanggung jawab. Mengapa banyak orang Kristen lemah? Mengapa gereja-gereja tidak bertumbuh? Karena gereja maunya segala sesuatunya disiapkan oleh anugerah Tuhan. Teologi sukses dan teologi makmur mengakibatkan tidak ada orang yang mau memikul salib. Kita harus berjuang keras untuk mendapatkan apa yang telah dijanjikan. Marilah kita melayani Tuhan dengan melihat teladan Tuhan Yesus Kristus.
Kristus Adalah Cahaya Kemuliaan Allah
Ibrani 1:1-3
Selain orang Kristen, siapakah yang bisa melihat arti sejarah? Kalau sejarah hanyalah sesuatu yang membabi buta, tidak mengenal arah, kita pasti merasa cukup berarti untuk melangsungkan hidup ini. Tetapi Tuhan berkata, dunia ini akan mengarah pada satu titik akhir yang mulia. Saat itu, Pewaris, yaitu Kristus yang pernah diberi kesempatan oleh Allah untuk menciptakan segala sesuatu, dan yang menopang segala sesuatu akan mewarisi segala sesuatu. Inilah konsep filsafat sejarah orang Kristen.
Proses sejarah mempunyai titik Alfa dan titik Omega, dari manakah kita yang berada di antara kedua titik ini memperoleh cahaya hidup? Satu kali, dalam soal ujian SIM terdapat pertanyaan: ketika malam hari, ada berapa buah lampu yang menerangi jalan dari Surabaya ke Jakarta? Ada yang menjawab, saya tidak tahu. Ada yang menjawab, pasti ada puluhan ribu lampu.
Adapun jawaban yang paling tepat adalah dua buah lampu, yaitu lampu mobil yang saya kendarai. Kita memerlukan cahaya di jalan, itu sebabnya dikatakan di sini, Yesus bukan hanya merupakan Alpha Point, Omega Point, supporting power, Dia juga adalah cahaya yang berada di dalam jalan ini. Alangkah indahya Firman Tuhan! Baca ay.3. Kita bersyukur kepada Tuhan, karena di dalam hidup kita pernah ada cahaya yang menerangi kita, yang membawa kita kepada arah yang benar.
Di dalam sejarah ada cahaya, di dalam hidup setiap pribadi juga ada cahaya dan cahaya adalah sesuatu yang dicipta pada urutan pertama dalam penciptaan. Pada waktu Allah menciptakan segala sesuatu, yang pertama-tama Dia ciptakan adalah terang; Let there be light. Allah menciptakan segala sesuatu, di dalam prosesnya akan mengalami kerusakan, sehingga perlu ada pembaharuan, untuk itu yang pertama-tama kita butuhkan dalam hidup, tetap adalah cahaya, maka Tuhan memerintahkan cahaya muncul dari tengah kegelapan untuk menyinari hati manusia.
Let there be light; jadilah terang. Ketika kalimat Oratorio Creation itu diserahkan kepada Joseph Haydn dengan pesan: waktu kau menggubah: liriknya waktu sampai di bagian ini, hanya boleh dinyanyikan satu kali saja, tidak boleh diulang. Tuntutan ini merupakan tantangan yang besar sekali. Karena di dalam lagu-lagu Messiah yang ditulis oleh George Frederick Handel puluhan tahun sebelumnya selalu menggunakan tehnik counter punch yang memungkinkan pengulangan-pengulangan.
Haydn merasa gentar waktu menuliskan lagu yang mengutarakan kebesaran ciptaan Tuhan yang pertama ini dan akhirnya dia berhasil mengisahkan kejadian tersebut dengan dramatis: paduan suara menyanyikan, Roh Allah beredar di dunia. Kemudian, dengan iringan musik yang lembut sekali suara Bariton mewakili Tuhan berkata, jadilah terang. Maka that was light. Light dinyanyikan dengan volume kira-kira 20 kali lebih keras dibandingkan suara lembut yang mengawalinya sambil diiringi seluruh orkestra.
Waktu pementasan perdana dilangsungkan di Viena, Hyden sendiri hadir untuk memastikan apakah kalimat itu sudah dinyanyikan sebagaimana mestinya. Setelah kalimat and that was light dinyanyikan oleh paduan suara dengan begitu meriah, dia tidak bisa menahan tangisnya, dengan berdiri dia berteriak, itu bukan dari saya melainkan Tuhan Allah-lah yang menolong saya. Karena begitu exciting, dia yang sudah sangat tua itu jatuh pingsan. Musik yang agung tidak mungkin ditulis hanya berdasar pada bakat yang dari Tuhan saja, karena selain bakat, juga memerlukan penyertaan Tuhan.
Terang adalah ciptaan Allah yang pertama, terang adalah sesuatu yang sangat ajaib dan sangat sulit dimengerti. Sir Isaac Newton menemukan terang memiliki warna warni yang mulia, hanya saja tidak terlihat oleh mata kita, kecuali kalau kita melihat cahaya lewat kaca yang berbentuk segitiga barulah kita dapat melihat apa yang terkandung di dalam terang.
Artinya di dalam terang yang kita anggap biasa itu terdapat kemuliaan warna-warna polychrome, dengan kata lain, sebelum dia memberikan penerangan yang membuat kau bisa membedakan warna merah, biru, kuning, hitam, putih dan sebagainya, cahaya itu sendiri mengandung kemuliaan warna-warni yang luar biasa berlimpah. Inilah kalimat yang kita dapati di ay. 3: Dia adalah cahaya dari kemuliaan Tuhan Allah. Kristus bukan hanya the Lord, the Creator, Dia juga adalah cahaya kemuliaan Allah—the Revealer, sang Pewahyu.
Maka kebenaran yang dinyatakan di dalam Ibrani 1:1-3 adalah kebenaran yang berlimpah, yang melampaui kebenaran mana pun dan itulah kebenaran yang diajarkan kepada orang Kristen. Siapakah Kristus? Pencipta. Siapakah Kristus? Pewahyu. Dari mana kita tahu bahwa Dia adalah Pewahyu? Kalimat Dia adalah cahaya kemuliaan Tuhan mempunyai arti Tuhan kita adalah Tuhan yang mulia, tetapi kemuliaanNya tidak mungkin kita lihat, kecuali kemuliaan itu memancarkan cahaya yang dapat kita saksikan. Ayat ini mengindikasikan Christ is the Revealor of the glory of God, Christ manifest the glory of God in His own light.
Saya merasa tidak layak membahas tentang apa itu light, karena ketika para ahli fisika menyelidiki cahaya, mereka telah menemukan paradoks yang luar biasa besarnya: cahaya adalah sesuatu yang bisa dilihat tetapi tidak bisa diukur beratnya. Bukankah segala sesuatu yang dapat kita lihat dapat diukur beratnya? Memang, kita bisa mengukur semua benda yang kita lihat, bahkan kita bisa mengukur berat dari udara yang tidak kita lihat, mengapa cahaya bisa dilihat justru tidak bisa diukur beratnya? Ini adalah hal yang ajaib. Dan yang lebih ajaib lagi: terang yang bisa dilihat dan tidak bisa diukur beratnya ini mempunyai kecepatan.
Sampai di manakah kecepatan terang? Abad ke-19 telah menemukan, kecepatan terang adalah seratus delapan puluh enam ribu mil per detik. Bumi ini berputar satu kali kira-kira dua puluh empat ribu sekian mil, itu artinya cahaya hanya membutuhkan sepertujuh detik sudah bisa mengelilingi bumi satu kali. Bagaimana manusia bisa menemukan kecepatan yang begitu tinggi? Bagaimana mereka bisa memastikan bahwa penemuan itu benar adanya? Semua itu tidak saya mengerti, tetapi melalui penemuan-penemuan Tuhan membuat manusia semakin hari semakin mengerti cahaya. Saya kira, andai melalui ilmu fisika kita bisa mengerti cahaya dengan sepenuhnya itu berarti kita hanya mengerti cahaya yang berada di dunia materi, sedangkan cahaya yang dimaksudkan di ayat ini jauh lebih dari itu.
Para ahli fisika menyelidiki apa itu cahaya, namun Alkitab telah menuliskan di halaman pertamanya: let there be light. Tuhan juga berkata, I am your light. Yesus berkata, I am the light of the world, Dia juga berpesan, you must be the light of the world too. Inilah ayat-ayat Alkitab yang berbicara tentang cahaya, yang berkesinambungan dari titik permulaan sampai titik akhir di dalam kekekalan. Kelak kita tidak membutuhkan lampu lagi. Karena Christ is the light of the new world.
Ay. 3, di mana ada cahaya, di situ ada penerangan.
Peneranganlah yang memungkinkan kita melihat segala sesuatu seturut faktanya. Apakah pakaian ini cukup bersih, apakah toga ini sudah kotor, apakah bangunan ini terawat dengan baik, tanpa cahaya kita tidak mungkin mengetahui dengan jelas. Tanpa cahaya, orang berkulit putih dan orang berkulit hitam sama-sama terlihat hitam, tetapi begitu ada cahaya, kita bisa langsung membedakan. Mengapa? Karena cahaya menyatakan semuanya, seperti yang sudah kita bahas di Efesus 5. Di dalam bahasa Ibrani cahaya disebut nur, yang kemudian berubah menjadi hati nurani di dalam bahasa Indonesia. Jika seseorang mempunyai nur di dalam hatinya, hidupnya beres. Tetapi bila hatinya tidak mempunyai nur, maka hidupnya tidak beres.
Siapakah cahaya yang ada di dalam hati manusia? Roh yang dicipta menurut peta teladan Tuhan Allah. Maka di dalam Amsal dikatakan, the spirit of man is the lantern of God; roh manusia adalah cahaya dari Tuhan Allah. Allah tidak memberikan cahaya di dalam hati binatang yang diciptakanNya, tapi Dia memberikan roh yang adalah cahaya diriNya sendiri di dalam hati manusia. Cahaya adalah created light, sedangkan Yesus Kristus adalah cahaya yang mencipta bukan cahaya yang dicipta. Siapakah Kristus? Dia adalah cahaya kemuliaan Tuhan. Orang yang bertemu Yesus Kristus sama halnya bertemu dengan terang. Apakah reaksi orang yang bertemu dengan terang?
1.Membenci
2.Senang
3.Memperoleh manfaat dari cahaya itu
Pada waktu kita memberi cahaya kepada seseorang, ada tiga jenis reaksi yang mungkin dia berikan kepada kita:
1.menolak cahaya. Mengapa? Karena manusia memang suka berada di dalam gelap, tidak suka diterangi. Orang-orang yang sudah terbiasa bekerja di pertambangan tidak menikmati cahaya dari luar, hanya mengandalkan lampu, karena itu diafragma mata mereka membesar hingga cahaya yang minim sekalipun sudah cukup bagi mereka untuk melihat segala sesuatu. Namun kalau mereka dibawa ke permukaan bumi, sinar matahari mungkin akan membutakan mereka. Karena mereka belum sempat menyesuaikan diafragma matanya sudah bertemu dengan cahaya yang besar, itu sangat berbahaya bagi syaraf mata mereka. Begitu juga orang yang hidup di dalam dosa, dia tidak mau menerima teguran Firman Tuhan secara mendadak. Yesus berkata, ada orang tidak menyukai terang.
Baca Yohanes 3:17-21. Ay.21 memberitahukan dua macam reaksi manusia kepada terang: Membenci terang atau datang kepada terang. Mengapa ada orang yang membenci terang? Karena mereka hidup di dalam kegelapan. Di zaman Yesus, orang-orang Israel berseru kepada Allah: datanglah, Mesias! Sepertinya mereka begitu merindukan kedatangan Yesus, tapi waktu Yesus sudah datang mereka justru membenci Dia. Apa sebabnya? KhotbahNya membongkar dosa-dosa mereka dan mereka tidak mau bertobat, maka mereka yang tiap-tiap hari berseru, datanglah ya Mesias, mereka jugalah yang membawa Yesus kepada Pilatus, Kayafas, Herodes bahkan ke Golgota.
2.Suka akan terang. Karenanya mereka mau hidup di dalam terang, mau tahu apakah hal-hal yang mereka kerjakan itu sesuai dengan kehendak Allah atau tidak. Kata Yohanes, orang yang datang kepada terang suka akan cahaya. Inilah prinsip Alkitab.
3.Orang yang menemukan kemuliaan di dalam terang. Bukan hanya menyukai terang, bahkan menggunakan terang untuk mengenali arah.
Orang yang menjadikan terang sebagai obyek penyelidikan, ingin tahu apa yang ada di dalam terang. Terang juga rela diketahui oleh manusia. Itulah the nature of the revelation of God God likes you to search, to know, to study, to analyze the Bible as the revelation of God, agar kita tahu betapa berlimpahnya Kitab Suci.
He is the light of the glory of God. Apakah kita sudah menjadi terang? Di mana terang berada di situ terdapat energi, kekuatan dari panas. Mengapa kita dingin, tidak berapi-api? Mengapa kita begitu getol mencari uang tapi begitu dingin mencari kebenaran Tuhan? Mengapa kita begitu bergairah dalam mengejar profit tapi kita tidak memandang hal mengabarkan Injil, mengikuti kebaktian doa, membawa jiwa baru sebagai sesuatu yang mendatangkan profit? Karena kita merasa hal-hal itu tidak penting, tapi kalau tidak punya uang kita merasa akan mati. Celakalah orang yang berpikir seperti itu.
Selama puluhan tahun kau hanya tahu mengejar profit tapi tidak pernah memikirkan bagaimana mengetahui kekayaan dan kemuliaan yang tersimpan di dalam cahaya Kristus. Padahal apa yang kau peroleh di dalam dunia ini tidak mendapatkan tempat di sorga, hanya yang kau lakukan bagi Tuhan akan disimpan sampai selama-lamanya.
Bukan saja demikian, cahaya juga bisa memberi petunjuk. Sebagai orang Kristen, di manapun kau berada, kau harus memberi arah yang benar kepada orang-orang disekitarmu. Karena Yesus berkata, you are the light of the world. Yesus adalah cahaya sumber dari segala cahaya.
Terakhir, di mana ada cahaya, di situ ada pengorbanan diri. Yesus adalah cahaya yang mulia, cahaya yang mengorbankan diri, Dia juga menghendaki kita mengorbankan diri agar bisa bercahaya seperti Dia. Meski emas bukan cahaya itu sendiri, namun emas pernah dibakar dan dimurnikan, sehingga emas bisa merefleksikan cahaya. Berlian mengkilap, karena pernah diasah dan dipotong. Demikian juga kalau kita mau bercahaya, biarlah kita berkata kepada Tuhan, make me as a sacrifice, make me a student of Jesus Christ, make me learn from my Lord in order to reflect the shining glory of God, to be the light of the world. Maukah saudara berkata seperti itu kepada Tuhan?
Kristus Adalah Wujud Allah Yang Sejati
Ibrani 1:1-3
Tidak ada orang yang bisa melukiskan kekayaan Tuhan dengan kalimat yang begitu pendek dan padat. Dan beberapa ayat ini kita menyaksikan Tuhan kita adalah Tuhan yang berbicara, sebab Dia adalah Tuhan yang hidup, yang menguasai sejarah, yang adalah Alfa dan Omega, yang memberikan iluminasi kepada kita.
Minggu lalu kita sudah membahas tentang cahaya yang keluar dari kemuliaan Tuhan. Siapakah cahaya itu? Kristus, Tuhan yang mulia, yang memberikan cahayaNya kepada kita. Terang telah diselidiki selama ratusan tahun, Newton memakai prisma untuk mengungkapkan bahwa terang tidaklah sesederhana yang kita lihat, karena terang mengandung warna-warna yang luar biasa teratur, kekayaan terang sungguh berada di luar dugaan kita.
Dari segi fisika kita tahu, terang adalah sesuatu yang dapat dilihat tapi tidak diketahui bobotnya. Terang bukanlah materi tapi terang mempunyai kecepatan dan tidak pernah bisa dihalangi oleh materi yang tebal tapi transparan, terang juga mempunyai unsur energi, hangat yang tidak nampak, sehingga melalui cahaya kita menemukan adanya paradoks antara hal yang nampak dan hal yang tidak nampak, di sanalah kita mengetahui juga bahwa Allah menciptakan materi yang tidak nampak juga menciptakan terang yang adalah materi tapi bisa menembus akan materi yang tak nampak, membuat mata kita bisa melihat akan dunia ciptaanNya. Terang dipakai sebagai lambang dari sifat Ilahi: God is light. Terang yang mulia itu dipancarkan kepada kita, mencapai kebudayaan kita, ide kita, cahaya itu adalah Yesus Kristus.
Terang ada pada dirinya sendiri, tapi terang juga beradiasi ke tempat yang bisa dijangkaunya. Kristus berada pada posisi Ilahi, tapi Dia juga menerangi segala sesuatu yang akan dijangkauNya. Yoh. 1:9, terjemahan lain: Dia adalah satu-satunya terang yang sejati, yang menerangi setiap orang yang pernah dilahirkan di dunia ini. Dengan demikian, hidup yang tidak mengenal Kristus adalah hidup yang ada di dalam kegelapan, tidak mempunyai wawasan yang jelas tentang alam semesta, tentang sumber dan titik akhir dari seluruh sejarah. Christ is the center point of the universe, Christ illuminates our human life and Christ is the power which sustains the history.
Kalimat kedua dari Ibrani 1: 3: Dia adalah gambar wujud dari Allah. Filsafat-filsafat yang tidak didasarkan pada wahyu Allah selalu tidak mengerti soal ontologi dengan jelas, tetapi filsafat yang didasarkan pada wahyu Tuhan selalu menjadikan Pewahyu sebagai dasar ontologi bagi segala sesuatu. Konsep Alkitab sangat jelas: Allahlah yang mewujudkan segala sesuatu di dunia, menjadi contoh bagi semua orang.
Yesus Kristus adalah terang yang kekal, yang keluar dari Tuhan, Dia adalah wujud dan gambar Tuhan Allah. Kristus menjelma manusia, mewujudkan hidup yang Allah inginkan dari kita. Kecuali Kitab Suci, agama lain tidak mengajarkan manusia dicipta menurut peta teladan Allah. Karena Kitab Suci adalah Kitab yang menyatakan kebenaran secara tuntas dan sempurna, menyadarkan kita siapa diri kita yang sesungguhnya, siapa itu Allah, dan apa hubungan Allah sang Pencipta dengan kita ciptaanNya.
Allah adalah ontologi dan diriNya Pencipta, maka Dia adalah peta asli dari diri kita yang dicipta menurut petaNya. Mengapa waktu kau menyaksikan foto kita sendiri, hasil jepretan cameraman berdasarkan dirimu yang asli, kadang-kadang kau masih merasa tidak puas? Karena kau menginginkan petamu yang terbaik dicetak di atas sesuatu yang berwujud. Mengapa kita menginginkan foto yang lebih indah? Kita tidak sempurna, tapi kita menginginkan Peta yang sempurna.
Tuhan justru berbalikan dari kita, Dia yang sempurna malah menyatakan diri dalam darah daging manusia yang sudah jatuh, yang tidak sempurna lagi. Yes. 5 menuliskan, Dia tidak elok, tidak ganteng, tidak ada sesuatu yang menarik bagi kita. Dia bagaikan tunas yang tumbuh dari tanah kering, Dia tidak diperdulikan bahkan dianiaya. Dia yang adalah kemuliaan Allah yang sempurna, yang asli justru mengenakan peta teladan manusia yang sudah tidak mirip dengan aslinya. Inilah paradoks iman, menerobos kedagingan Yesus Kristus yang tidak sempurna untuk melihat kesempurnaan yang ada di baliknya. Itu sebabnya saya tegaskan sekali lagi, perampok yang diselamatkan adalah contoh bagi semua orang beriman.
Mengapa? Karena saat itu, yang dia lihat hanyalah seorang biasa yang berusia tiga puluh sekian tahun, yang tergantung di atas kayu salib, Dia seperti orang yang bodoh, yang tidak berkuasa, yang lemah, yang sama sekali tidak berbijaksana, tetapi kata Paulus, Allah yang "bodoh" lebih pintar daripada manusia yang menganggap dirinya bijak. Demikian juga kelemahan yang nampak di atas kayu salib lebih berkuasa dibandingkan dengan kuasa manapun di dunia. Ayat ini menyebutkan Dia dalah wujud Allah yang sejati. Apa yang Yesus wujudkan? Allah yang sejati. Maka Jesus is the visible God which is invisible by nature; Allah yang tidak nampak boleh kita lihat melalui Kristus yang mewujudkan diri, maka Yesus adalah foto Tuhan di dunia. MelaluiNya kita melihat dua hal yang penting:
1.Substansi sifat Ilahi yang ada di dalam diri oknum kedua, yang pernah datang ke dunia melalui Kristus, kita mengenal kebenaran Allah beserta kita; Immanuel. Tidak ada agama atau sistem iman kepercayaan lain yang membawa kita menjadi begitu dekat dengan Allah. Bukan dengan teriakan kita datang kepadaNya melainkan dengan kasih, dengan pengorbanan Dia datang kepada kita. Dua arah yang sangat berbeda: bukan bermula dari antroposentris (manusia yang berinisiatif datang kepada Allah) melainkan Teosentris (Allah yang berinisiatif datang kepada manusia).
2.Substansi Kristus yang adalah firman telah datang sebagai manusia. Itu sebabnya kita tidak boleh melihat Yesus dari peta teladan fisikNya melainkan dari perwujudan hidup moralNya yang tidak pernah dicapai oleh siapapun. Coba pelajari riwayat hidup orang-orang yang paling kau kagumi, saya jamin, kau pasti kecewa karenanya. Apa sebabnya? Dia ingin mewujudkan kesempurnaan yang diidam-idamkan oleh manusia, tapi nyatanya, hidup yang dia wujudkan adalah hidup manusia yang tidak sempurna.
Orang-orang hebat di dunia ini, semuanya memiliki kelemahan-kelemahan yang tidak mungkin ditutup-tutupi dengan kebudayaan, pengetahuan atau bijaksana yang pernah dimilikinya. Kecuali Yesus Kristus. Di antara semua orang kudus, kepada siapakah engkau berpaling? Tantangan yang sangat kuno ini diajukan lebih dari 4.000 tahun yang lalu oleh Ayub. Yesus adalah wujud dari peta teladan Allah. Di dalam diri Yesus, kita menyaksikan kemuliaan Allah bukan dari segi fisik atau segi materi, melainkan dari segi moral, karena Dia adalah reflektor terbesar dari semua moral yang ada di dalam sifat Ilahi yang dasar:
1.Yesus adalah yang suci dari Allah. Dalam Yesaya ps. 40-66 berkali-kali muncul sebutan the holy One of God, siapakah Dia? Bukankah manusia selalu mencari yang kudus di antara sesamanya. Manusia ingin menemukan the saints from men, the saints according to men, tetapi Alkitab memperkenalkan the holy One of God bukan of men. Baca Luk. 1:34-35. Apa yang Kristus nyatakan? Kesucian. Karena Dia adalah sang kudus itu sendiri. The only holy One of God is in Christ, and He is our savior. Karena Dia suci, Dia sanggup menanggung dosa kita, menjadi Juruselamat kita.
2.Yesus adalah yang bijak dari Allah. Istilah philosophy terbentuk dari dua istilah dalam bahasa Grika: fileo (aku mencintai) + sophia (bijaksana), jadi istilah filosofi berarti, pencinta bijaksana. Orang yang mempelajari filsafat adalah orang yang ingin menuntut, mencari, mendapatkan bijaksana yang ditemukan oleh orang-orang yang sudah berlalu. Berbeda dengan Kristus, Dia bukan pencari bijaksana tapi Dia adalah bijaksana itu sendiri.
Pengkhotbah mengkhotbahkan Kristus, karena Dia adalah bijaksana itu sendiri, kebenaran itu sendiri, Sang kudus itu sendiri. Dialah yang paling mulia dari Tuhan, yang mewujudkan sifat, peta teladan Ilahi. Baca I Kor. 1:30. Terjemahan bahasa Indonesianya kurang jelas, terjemahan lain: kamu sudah berada di dalam Kristus. Siapa itu Kristus? Allah telah menjadikan Kristus sebagai hikmat bagi kita, kebenaran bagi kita, yang kudus bagi kita, sang Penebus bagi kita. Jadi Kristus bukan hanya the holy one of God, Dia juga the wise one from God, the wisdom of God.
3.Sang adil dan sang benar itu sendiri. Justice diterjemahkan menjadi keadilan di dalam bahasa Indonesia. Truth diterjemahkan menjadi kebenaran di dalam bahasa Indonesia. Tetapi Alkitab mengemukakan satu istilah yang menggabungkan keduanya: dikaiosune; righteousness. Saya kira, righteousness pun masih kurang tepat untuk menjelaskan dikaiosune. Karena yang dimaksud dengan dikaiosune adalah lebih dari sekedar adil atau sekedar benar saja, dan paling sedikit mengandung lima arti: lurus (tidak sembarangan bengkak-bengkok), suci, menyukai isi kebenaran, jujur, dan tidak berkompromi dengan prinsip-prinsip yang tidak beres.
Kelimanya menggambarkan He is a righteous man. Baik di dalam filsafat Barat maupun filsafat Timur, khususnya filsafat Aristotles terdapat konsep tentang manusia yang sangat ideal: misalnya, dia tidak berkompromi tapi tegas, dia tegas tapi sopan, dia berlaku lembut tapi melalui kata-katanya dia sudah menyampaikan suatu prinsip yang tidak mengenal kompromi. Untuk mencapai seperti itu memang tidak gampang. Kebalikan dari dikaiosune adalah dosa, tidak mencapai sasaran; bisa lebih bisa juga kurang, sedangkan dikaiosune berarti tepat pada target yang sesungguhnya. Jika ada seorang yang seluruh hidupnya sesuai dengan ukuran Tuhan, dia disebut dikaiosune. Siapakah Dia? Tak mungkin ada yang lain, kecuali Yesus Kristus sendiri.
Yesus selalu berlaku adil dengan tepat. Dia adalah the only perfect righteous One of God. Istilah the righteous One muncul di Kisah Para Rasul 7:52. Saya sangat mengagumi Stephanus yang melontarkan kalimat yang betul-betul didasari atas kesadarannya terhadap siapa itu Kristus. Kalau kita tidak membandingkan, kita kira Yesus adalah orang benar yang biasa, padahal Dia adalah dikaiosune baik secara karakter maupun secara oknumNya. Siapakah Dia? Malaikat menyebutNya yang Kudus itu, Paulus menyebutNya yang Bijak itu, Stephanus menyebutNya yang Benar itu.
4.Yang Sejati itu. Emas murni lain dengan emas yang tidak murni. Tuhan telah menciptakan segala sesuatu dengan sifat kemurnian yang tidak bisa ditiru atau dipalsukan. Tuhan adalah Tuhan yang sejati, Dia juga Pendukung bagi semua yang sejati. Apakah orang yang sungguh-sungguh akan hidup enak dan lancar? Tidak. Apakah orang yang hatinya murni bakal tidak menerima tantangan? Tidak. Kalau emas itu murni, mengapa harus takut pada api? Karena kemurniannya sudah dinyatakan melalui api, dan semakin dia dibakar semakin murni. Yesus, ketika Dia di dunia, Dia dibenci.
Karena Dia mengatakan hal yang benar dan sungguh. Siapa yang ingin menjadi orang Kristen? Orang yang sudah ditetapkan oleh Tuhan untuk bisa melihat kemurnian yang memancar dari orang Kristen yang sejati. Jika kau adalah orang Kristen yang sejati, menyatakan kemurnian yang sejati, kau tak mungkin tidak menarik orang datang kepada Tuhan. Di dalam dunia ini ada dua macam orang: yang mau belajar kebenaran, ketika dia melihat orang yang sejati, dia tertarik untuk mendekat.
Tetapi ada juga yang membenci kebenaran, begitu bertemu dengan orang yang sejati, dia justru membunuhnya. Kau dijadikan anak-anak Tuhan untuk memuliakan Tuhan. Yesus sendiri mengatakan, Dia adalah yang sejati. Baca Wahyu 3:7. Firman ini dari siapa? Dari Yesus. Siapakah Dia? Dia adalah yang kudus, yang benar (bukan dikaiosune melainkan yang sejati, yang setia, yang jujur, yang tidak bersalah).
Kristus adalah sang Kudus, sang Sejati itu sendiri datang ke dalam dunia, sehingga kita dapat melihat Allah yang tidak nampak melalui Yesus yang nampak. Karena Yesus yang nampak mewujudkan kemuliaan Tuhan Allah kepada manusia. Kepada siapakah kau berpaling? Kepada siapakah kau mengambil teladan? Kepada siapakah kau mengikut? Kepada siapakah kau menyatakan imanmu? Hanya kepada Yesus. Biarlah hari ini sekali lagi kita nampak akan kemuliaanNya dan hati kita terpikat oleh segala sesuatu yang dinyatakan oleh Yesus.
Kristus Adalah Pencipta, Pewahyu, dan Penebus
Ibrani 1:1-3
Yesus Kristus bukan hanya merupakan cahaya kemuliaan dari terang Allah itu sendiri, tetapi di dalam diriNya, Dia juga adalah rupa dan gambar Allah itu sendiri, yang di dalamnya kita dicipta. Tidak ada agama lain mengerti akan martabat, kehormatan manusia sampai sebegitu dalam. Karena kita dicipta menurut gambar dan rupa Allah, maka kita perlu menelusuri siapakah yang dipakai sebagai patron untuk menciptakan manusia? Yesus Kristus. Mengapa Yesus yang dipakai sebagai patron? Karena Dia adalah Allah.
Karena Yesus adalah sang Pencipta, maka Dia adalah Alfa, dan Dia juga menjadi sang Penggenap dimana Dia adalah Omega. Dia adalah awal dari segala sesuatu. Dia juga yang akan mengkonsumasikan segala sesuatu sesuai dengan rencana Tuhan Allah. Itu sebabnya sejarah berada di dalam tanganNya. Jangan sekali-sekali kita beranggapan Kristus hanyalah seorang tokoh agama yang sedikit lebih bermutu dibandingkan dengan pendiri-pendiri agama lain, karena seluruh Kitab Suci tidak pernah mengatakan bahwa Yesus datang ke dunia untuk mendirikan agama.
Agama didirikan oleh manusia berdosa, yang di dalam jalan hidupnya tiba-tiba menyadari dirinya adalah orang berdosa dan perlu menyelesaikan masalah dosanya. Disamping itu, mereka juga percaya ada sifat kekekalan, ada potensi di dalam dirinya untuk menemukan cara menyelesaikan dosa. Itulah awal dari gagasan upaya dan motivasi beragama. Di dalam agama, manusia menyadari keterbatasan dirinya, ada konflik di dalam dirinya, ada cacat-cela dan dosa yang mencemarkan hati nuraninya. Manusia rindu untuk bisa lepas dari belenggu-belengu tersebut.
Tetapi Yesus datang ke dalam dunia bukan untuk mendirikan agama melainkan untuk menggenapi keselamatan yang Allah sudah rencanakan. Jadi Yesus bukan hanya Pencipta dan Penguasa sejarah, Dia sendiri harus masuk ke dalam sejarah menjadi Juruselamat umat manusia. Allah masuk ke dalam sejarah tidak pernah disinggung di dalam agama-agama lain. Apa artinya Allah masuk ke dalam sejarah? Dia mengunjungi dunia yang diciptakanNya. Dia bukanlah Allah yang setelah menciptakan segala sesuatu lalu membiarkannya mati hidup sendiri seperti yang diajarkan oleh Deisme.
Manusia tidak mungkin tidak percaya bahwa Allah itu ada. Iman percaya bahwa Allah ada bukanlah iman Kristen. Karena ketika ilmu pengetahuan belum mampu menemukan segala rahasia, manusia percaya Allah itu ada, tapi ketika ilmu pengetahuan sudah bisa menjawab segala fenomena yang ada, manusia merasa tidak perlu percaya Allah ada.
Istilah teologianya adalah God of gate. Allah yang berada di dalam selang. Meskipun Allah seperti itu bukanlah Allah orang Kristen, dan iman semacam itu bukanlah iman Kristen, namun banyak orang Kristen secara tidak sadar telah menganut iman seperti itu: bila tidak terjepit, dia tidak datang kepada Tuhan. Allah hanya dia jadikan pembantu saat dia terjepit, tapi saat lancar, dia lupa Allah. Ini bukan ajaran Alkitab. Alkitab mengajarkan baik sulit, lancar, kaya maupun miskin kita tetap bersandar kepada Allah.
Manusia bisa hidup satu detik saja adalah karena topangan dari Tuhan. Kalau Allah tidak menopang barang satu detik saja, dunia ini akan hancur. Seperti yang dikatakan di sini, Kristus bukan hanya menciptakan dan akan mewarisi seluruh alam semesta, Dia juga menopang alam semesta dengan kuat kuasaNya, sehingga tidak bisa tidak ada Kristus di dalam sejarah.
Mengapa Allah tidak menciptakan alam semesta sesempurna dan semutlak diriNya sendiri? Tidak mungkin. Karena yang dicipta adalah yang dicipta, yang mencipta adalah yang mencipta. Di antara yang mencipta dan yang dicipta tetap ada qualitative difference, maka Allah bukan alam dan alam bukan Allah. Seluruh alam dicipta oleh Allah dan ditopang oleh Allah. Ditopang dengan apa? Dengan perintahNya yang penuh kuasa, yaitu firmanNya.
Yesus Kristus adalah Firman Allah yang keluar dari mulut Allah, maka Yesus berkata manusia hidup bukan bersandar pada roti raja, tetapi bersandar pada setiap kalimat yang keluar dari mulut Allah. Gabungkanlah dengan Ibrani 1:3 ini, kita tahu yang membuatmu hidup bukanlah roti. Karena roti hanya menopang kebutuhan tubuh yang sementara, sedangkan darah yang beredar di dalam tubuh menuruti dalil yang ada di dalam finnan Tuhan.
Logos, the word of God adalah dasar dari pada Logikos. Baca ay. 3, Firman itulah yang menopang kita. Itu sebabnya Yesus berkata, kita hidup bersandarkan pada setiap kalimat yang keluar dari mulut Allah. Pada waktu kau mendengar khotbah, kau menemukan firman Tuhan yang diwahyukan olehNya menguatkan kerohanianmu, menjadikan eksistansimu di dunia ini mempunyai prinsip, dasar, kekuatan, arah, fondasi dan bobot. Firman Tuhan bukan hanya menopang hidup kita saja, tapi juga menopang keberadaan alam semesta. Mazmur 103 mengatakan malaikat-malaikat melaksanakan perintah Allah dengan menjalankan kehendakNya.
Kalimat berikut dalam ay. 3: setelah Dia membersihkan dosa manusia, Kristologi yang terdapat di dalam ayat-ayat ini sudah mengarah pada soteriologi, mulai berbicara tentang penyucian dosa, pemberesan hidup manusia. Tadi sudah disinggung bahwa Kristus datang bukan untuk mendirikan agama, karena agama menegakkan nilai pada satu kategori: perbuatan manusia. Do good, do right, in order to please God.
Tetapi Alkitab mengajarkan kita untuk tidak mencari perkenanan Tuhan dengan dasar kelakuan, karena Allah memakai cara yang lain, yaitu cara beriman. Baca Roma 3:23 ff. Tanpa iman, tidak ada seorang yang diperkenan, dibenarkan oleh Allah. Maka Allah melingkari semua orang yang tidak bisa dibenarkan karena perbuatannya itu dapat dibenarkan karena satu orang: Yesus yang mati bagi kita. Inilah mujizat terbesar: Allah rela datang ke dunia, Dia yang tidak seharusnya mati, yang tidak mungkin mati justru mati bagi kita. Inilah euangelion; the only good news.
Mengapa kalimat-kalimat yang terdapat di Ibrani 1:1-3 sepertinya terlepas satu dengan yang lain? Setelah menyebutkan Kristus menopang alam semesta, lalu disebutkan Dia menyucikan dosa manusia. Bukankah menopang alam semesta adalah soal kosmologi dan menyucikan dosa manusia adalah soal soteriologi, adakah relasi antara keduanya? Ada. Relasi yang tidak dimengerti oleh Deisme, karena menurut Deisme, Allah menciptakan segala sesuatu lalu membiarkannya, tetapi Ibr. 1:3 mengatakan, setelah Dia menciptakan segala sesuatu, Dia justru menopangnya.
Ibrani 1:3 menggabungkan antara Penopang alam semesta dengan Pembersih dosa manusia. Artinya, Yesus bukan hanya Kalam, Firman, perintah yang menopang segala sesuatu, Dia juga adalah Tuhan yang membersihkan dosa manusia. Dengan kata lain, Allah memakai Kristus, AnakNya yang tunggal sebagai Pencipta, Pewahyu sekaligus Penebus, tiga pekerjaan yang hanya bisa dilakukan oleh Allah sendiri. Jika Dia bukan Allah, tak mungkin Dia mencipta. Jika Dia bukan Allah, tak mungkin Dia mewahyukan kebenaran. Jika Dia bukan Allah, tak mungkin Dia membereskan dosa manusia. Puji Tuhan!
Saat Yohanes pembaptis muncul, dia menyimpulkan seluruh berita P.L. ke dalam satu kalimat: Behold the Lamb of God who takes away the sins of the world. Kalimat yang tidak pernah ada di dalam agama atau filsafat manapun. Paul Tillich menyebut Martin Luther sebagai one of the greatest reductionist in the history, tapi bagi saya, reductionist nomor satu adalah Yohanes pembaptis yang menyimpulkan seluruh P.L. dalam satu kalimat: orang yang mengangkut dosa manusia bukanlah nabi, imam atau raja, melainkan Dia yang datang setelah aku tapi sebenarnya sudah ada sebelum aku, bahkan untuk membuka tali kasutnyapun aku tidak layak.
Suatu paradox understanding dimana Kristus adalah 100% Allah dan Kristus adalah juga 100% manusia. Behold. Lihatlah, the Lamb of God who takes away the sins of the world adalah kalimat yang terpendek di dalam sejarah tapi sanggup mengajak seluruh umat manusia untuk mengarahkan perhatiannya kepada satu oknum.
Siapakah Dia? Yesus Kristus. Di dalam taman Eden, Tuhan sudah menyatakan prinsip itu tanpa kalimat: tanggalkan daun yang kau kenakan, Adam, Aku membuatkan pakaian kulit untuk membereskan dosa yang mempermalukan kamu. Dari manakah kulit itu diperoleh? Dari binatang yang dibunuh dan dikuliti. Adam berdosa, tetapi binatanglah yang mati agar kulitnya dapat dipakai untuk menutupi dosanya. Jadi, yang mempersiapkan jalan keluar dari dosa bukanlah manusia tetapi Tuhan. Domba dipakai oleh Tuhan untuk melambangkan AnakNva yang tunggal, yang akan datang ke dunia.
Peristiwa lain adalah waktu Abrabam hendak membunuh Ishak untuk dipersembahkan kepada Allah, terdengarlah suara malaikat berkata, "Stop!" Dan ternyata sudah ada domba yang disediakan untuk menggantikan Ishak. Di dalam P.L., penebusan dosa masih merupakan wahyu yang samar-samar, sampai hari Yohanes pembaptis yang mengenakan pakaian dari kulit unta itu meneriakkan: "Lihatlah, Anak domba Allah. Yesus Kristus yang akan mati di atas kayu salib, Dialah yang akan membereskan dosa manusia," barulah wahyu itu menjadi jelas.
Seorang pelukis Jerman melukiskan: Kristus yang dipakukan di tengah-tengah penyamun, kepalaNya yang bermahkota duri tertunduk ke bawah, sekujur tubuhNya penuh dengan luka-luka cemeti dan darah. Di sisiNya terdapat seorang yang mengenakan pakaian dari bulu unta, satu tangannya memegang gulungan kitab, satu tangannya menunjuk kepada Yesus yang tersalib. Siapakah dia? Yohanes pembaptis. Bukankah menurut Kitab Suci, ketika Yesus disalibkan Yohanes pembaptis sudah mati? Memang. Tapi pelukis itu tidak menggunakan setting sejarah melainkan setting supra sejarah. Waktu Kristus disalib, Yohanes pembaptis berdasarkan catatan Alkitab menunjuk kepada Yesus sambil berkata, domba Allah yang mengangkut dosa manusia.
Permisi tanya, pada waktu Yesus mati di atas kayu salib, apakah kita sudah lahir? Belum, tapi mengapa tertulis di sini setelah menghapus dosa manusia. Jadi dosa siapa yang Dia hapuskan? Apakah dosa orang-orang yang hidup sebelum Dia? Lalu bagaimana dengan dosa orang-orang yang lahir kemudian? Perhatikan: Status Kristus sebagai Penghapus dosa perlu digenapkan di dalam satu peristiwa sejarah, setelah itu baru ada kepastian pengampunan dosa bagi orang-orang yang ada di sepanjang sejarah. Seperti kataNya di atas kayu salib, "Tetelestai." Aku sudah menkongkritkan rencana Allah untuk menebus dosa manusia.
Baca Ibrani 9:14-15, Yesus menyelesaikan tugas menghapus dosa dengan khasiat yang berlaku kekal. Perhatikan beberapa keunikan yang tidak terdapat di tempat lain di seluruh Kitab Suci:
1.Hanya satu kali ini Rob Kudus disebut sebagai Roh yang kekal. Yesus mempersembahkan diri melalui Roh Kudus, itu berarti persembahanNya berlaku kekal.
2.Dosa yang dilakukan di masa P.L. bisa ditebus oleh kuasa Kristus di P.B., dengan kata lain, meskipun P.B. dimulai dari hari di mana Yesus mati bagi kita, tapi Dia juga sanggup menebus dosa orang-orang di P.L. Mungkin engkau bertanya, bukankah ini sama dengan ajaran Mormonisme dimana kalau kau percaya Kristus, maka semua nenek moyangmu juga ikut dibaptiskan dan boleh masuk sorga? Tidak. Alkitab mengajarkan, Yesus datang menggenapkan keselamatan yang dinanti-nantikan oleh kaum pilihan di P.L., yaitu mereka yang menantikan keselamatan, tapi sampai mereka mati mereka belum sempat menerimanya, karena hari itu memang belum tiba. Baca Ibrani 11:13. Dia mempersembahkan diri sebagai korban yang kekal melalui Roh yang kekal kepada Allah. Maka Dia sanggup menebus dosa orang-orang yang hidup di dalam P.L. maupun di P.B.
Setelah Dia selesai menghapus dosa manusia, maka Dia duduk di sebelah kanan Allah. Sebelah kanan mempunyai tiga arti:
1.Tempat bagi sang pemenang.
2.Tempat bagi orang yang diperkenan oleh raja.
3.Tempat penguasa.
Setelah seseorang menang, dia akan mendapatkan kuasa untuk menguasai segala sesuatu. Itulah sebabnya Yesus berkata, "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, [kabarkanlah Injil ke seluruh bumi,] jadikanlah semua bangsa murid-Ku." Inilah Kristologi yang kita percaya.
Perbedaan Yesus Kristus Dengan Malaikat
Ibrani 1:4
Ada begitu banyak orang hanya mengenal Kristus yang dari Betlehem sampai Golgota, mengenal Kristus dari lahiriahnya saja, padahal Kristus adalah Allah yang menjelma menjadi manusia.
Di II Korintus, Paulus berkata, janganlah mengerti Kristus secara lahiriah saja, seperti yang dulu kami pernah lakukan. Artinya, pengenalan Paulus terhadap Kristus telah mengalami perubahan. Dulu dia mengenal Kristus sebagai manusia biasa, yang berdaging dan berdarah, tetapi pada suatu saat, Roh Kudus bekerja dengan begitu dahsyat di dalam dirinya barulah dia sadar dirinya telah salah menafsirkan Kristus.
Bukankah manusia dicipta sebagai interpretator? Alkitab menuliskan bahwa setelah Adam dicipta, hal pertama yang Allah lakukan adalah membawa binatang-binatang kepada Adam dan memerintahkannya untuk memberi nama. Maka Adam dengan kuasa interpretasi yang Allah berikan, memberi nama kepada binatang-binatang itu: kucing, anjing, kuda, dll. Begitulah nama mereka ditetapkan.
Note: To interpret something is one of the most basic capability given by God, implanted in the human nature.
Namun celakanya, daya penafsiran manusia telah dicemari oleh dosa, sehingga pengertiannya pun ikut tercemar. Karena itu jugalah manusia tidak berhenti-hentinya berselisih dan berdebat. Karena tanggapan dan interpretasi terhadap hal yang sama bisa berbeda-beda.
Interpretasi adalah to expose the meaning of some subtance.
Baru di abad ke-20 ini kita disadarkan bahwa filsafat sangat bergantung pada metode dan paradigma yang diyakini oleh mereka yang memberikan hermeneutika atau interpretasi. Adam diberi hak pertama untuk menamakan binatang-binatang.
Itu karena dia adalah manusia. Manusia melihat, memberi penjelasan, memberi nama kepada apa saja yang ditemuinva. Tidak ada binatang yang bisa memberikan interpretasi maupun penjelasan karena mereka tidak diberikan daya dasar untuk itu. Tetapi if we absolutize our relative thinking and then we believe what is in our concept is true, then that is the most dangerous thing. Jika kita memutlakkan konSep kita yang relatif dan kita meyakininya sebagai kebenaran, maka penilaian kita pun akan menjadi salah kaprah.
Interpretasi adalah daya dasar yang memungkinkan kita mengadakan penilaian, estimasi, interpretasi, tapi bila daya dasar ini dimutlakan, kau telah berperan sebagai allah. Interpretasi yang salah akhirnya justru merugikan diri kita sendiri, karena hal yang benar kita anggap tidak benar dan yang tidak benar justru kita anggap benar. Hal yang rasionil kita anggap tidak rasionil dan hal yang tidak rasionil justru kita anggap rasionil. Kemudian kita juga memakai cara yang sama untuk menginterpretasikan Kristus dengan pengertian yang kita mutlakan.
Siapakah Kristus? Menurut penulis Ibrani 1:1-3, Dia adalah Pencipta, Pewaris, Penyempurna, Pemimpin sejarah, Pewahyu, cahaya kemuliaan Allah, wujud dari esensi Allah yang tidak kelihatan, Penopang dari segala sesuatu yang ada. Dia menyucikan dosa manusia dan duduk di sebelah kanan Allah. Sungguh saya tidak bisa mengerti, bagaimana penulis Ibrani bisa menggunakan kalimat yang begitu pendek untuk menyimpulkan Kristologi dari begitu banyak aspek.
Mulai dari Ibrani 1: 4 dia mengemukakan satu tema, nama Yesus lebih tinggi daripada segala malaikat. Ayat ini dua kali menyebutkan “Jauh.” Jauh lebih tinggi, Jauh lebih indah. Bukan quantitative difference melainkan qualitative difference. Kitab Suci berkali-kali mengungkapkan perbandingan seperti ini, hanya saja tidak menggunakan istilah qualitative difference. Tuhan berkata, sebagaimana langit lebih tinggi dari pada bumi, demikian juga jalanKu jauh lebih tinggi dari pada jalanmu. Itu sebabnya Søren Aabye Kierkegaard di abad ke-19 menyimpulkan bahwa di dalam Pengkotbah 3 terdapat tiga perbedaan between God and man: Langit dan Bumi, kesementaraan dan kekekalan, tahta Allah dan kuasa manusia.
Allah adalah Allah, manusia adalah manusia, kekekalan adalah kekekalan, kesementaraan adalah kesementaraan. Walaupun kesementaraan diperpanjang terus, tidak mungkin menjadi kekekalan. Bolehkah kita mempersamakan Kristus dengan manusia? Orang Kristen yang sudah menerima Injil mengatakan, “Tidak!” Tidak ada manusia yang bisa menjadi Juruselamat yang sanggup duduk di sebelah kanan Allah Bapa, yang mati dan bangkit tanpa kuasa nabi dari luar kuburan. Hanya Yesus Kristus. Dia suci, Dia lebih dari pada segala sesuatu, tapi ayat ini mengajak kita merenungkan Kristus jauh lebih tinggi dari segala malaikat. Arti asli dari istilah malaikat adalah messenger of God. Permisi tanya, Yesus diutus Allah atau tidak? Yesus adalah utusan Allah. Mari kita meninjau perbedaan antara malaikat dengan Yesus Kristus:
1.Malaikat dicipta. Yesus adalah Pencipta. Manusia dicipta sebagai roh yang dibungkus dengan daging, malaikat dicipta sebagai roh yang murni tanpa daging, sedangkan binatang dicipta dengan daging dan jiwa yang tidak mempunyai peta teladan Allah. Ini adalah tiga tingkatan ciptaan yang berbeda: spirit, spirit bound in body, body with the soul without the image of God.
2.Orang Israel percaya, malaikat adalah mahluk yang paling dekat dengan Allah. The nearest being around the throne of God. Tetapi Yesus Kristus bukan yang paling dekat dengan Allah, Dia adalah Allah, oknum kedua dari Allah Tritunggal.
3.Malaikat disebut sebagai the children of God, tapi Yesus Kristus adalah the only begotten Son of God. Baik Kitab Kejadian maupun Kitab Ayub pernah menyebut malaikat sebagai anak-anak Allah, tetapi Kristus adalah Anak tunggal yang dilahirkan oleh Bapa. Ayat-ayat berikutnya tertulis, siapakah di antara malaikat yang seperti Yesus yang kepadaNya Bapa berkata, Aku akan menjadikan dia anakKu dan Aku akan menjadi bapanya?
Suatu hak istimewa yang tidak dimiliki malaikat-malaikat. Itu sebabnya dalam Yohanes 3:16 dikatakan, demikianlah Allah mengasihi isi dunia, sehingga dikaruniakanNya AnakNya yang tunggal—bukan malaikat, tapi Dia yang lebih dari pada malaikat—supaya barangsiapa yang percaya kepadaNya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal. Inilah keunikan, keistimewaan, keesaan, dan kedudukan yang hanya ada pada Yesus Kristus.
4.Malaikat-malaikat disebut sebagai host, tentara suci Tuhan Allah, Yehova disebut sebagai Lord of hosts. Tapi Kristus adalah Raja dari semua malaikat. Ada satu lagu Natal yang syairnya berbunyi demikian: hari ini Raja malaikat telah lahir di dunia. All angels are only the hosts of God and Jesus Christ is the Commander of the angels and He is the King of the angels.
5.Malaikat-malaikat mempunyai fungsi yang besar, yaitu mengelilingi tahta Tuhan yang tertinggi sambil menyerukan suci, suci, suci secara bersahut-sahutan (Yesaya 6:1-6). Ketika Raja Usia yang baik sudah wafat, kepada siapa lagi dia harus bersandar? Itu sebabnya Yesaya masuk ke dalam Bait Allah, dia melihat Allah tetap bersemayam di atas tahta yang tertinggi.
Waktu dia berlutut di sana, dia menyaksikan malaikat-malaikat Serafim mengelilingi tahtaNya. Serafim mempunyai enam sayap, dua sayap dipakai untuk menutup muka, dua sayap lain dipakai untuk menutup kaki, dan dua sayap yang lain lagi dipakai untuk terbang sambil menyerukan suci, suci, suci dengan sahut menyahut, memberikan kemuliaan kepada Allah Bapa, Allah Putra, dan Allah Roh Kudus. Suatu penyembahan yang paling murni dari roh murni yang dicipta oleh Tuhan.
Siapakah malaikat? Penyembah, pelayan. Siapakah Yesus Kristus? Yesus bukan Penyembah melainkan Dia yang menerima penyembahan dari para malaikat, maka Dia jauh lebih tinggi dari pada malaikat.
6.Malaikat berkuasa besar untuk menolong manusia, Kristus adalah Tuhan yang Mahakuasa, yang turun ke dalam dunia. Yesaya 9, for unto us a child is born, a son is given, and His name is Wonderful Counselor, Mighty God and Everlasting Father.
7.Malaikat adalah pelaksana penghakiman Allah dengan prinsip keadilan dan kebenaran. Dari mana kita tahu akan hal ini? Alkitab beberapa kali mencatat malaikat melaksanakan keadilan Allah. Pertama kali adalah setelah Adam dan Hawa berdosa dan diusir keluar dari taman Eden. Malaikat Kerubim berdiri di sana dengan pedang yang berapi-api untuk mencegah mereka masuk kembali ke taman Eden, karena mereka sudah melawan kehendak Allah. Setelah Kristus datang, dipaku di atas kayu salib untuk menggantikan dosa manusia, barulah pedang keadilan itu disarungkan, sehingga Adam, Hawa, kamu dan saya boleh kembali kepada Tuhan.
Inilah perbedaan antara malaikat dengan Kristus. Malaikat adalah pelaksana keadilan, kebenaran Tuhan Allah. Kristus adalah keadilan dan kebenaran Allah itu sendiri yang rela dikorbankan demi melepaskan kita dari penghakiman Tuhan. Maka Yesus jauh lebih tinggi dari pada segala malaikat.
8.Malaikat adalah penjaga setiap anak-anak Tuhan. Yesus berkata, jangan meremehkan anak kecil di antara kamu, karena malaikat mereka selalu menghadap BapaKu di sorga. Itu sebabnya orang Anglikan dan orang Katolik percaya bahwa setiap orang mempunyai malaikatnya sendiri. Untuk apa? Melayani kau dan saya. Waktu kau terlalu sedih, tahukah kamu ada malaikat yang mendampingimu, waktu kau putus asa, ada malaikat di sampingmu. Mungkin kau bertanya adakah dukungan dari ayat lain? Ada.
Waktu Yesus Kristus berada di taman Getsemani, hatiNya hancur, Dia merasa berat untuk berdoa bagi seluruh umat manusia yang berdosa, keringatNya menetes bagaikan darah. Dia berdoa kepada Bapa, kalau mungkin singkirkan cawan ini dari padaKu, tapi bukan kehendakKu yang jadi melainkan kehendakMu. Lalu Alkitab mengatakan, malaikat datang menambah kekuatan kepadaNya. Setelah Yesus dicobai, malaikat datang melayani Dia. Malaikat memang adalah penolong, pelayan semua orang yang menerima keselamatan (Ibrani 1:14).
9.Malaikat-malaikat adalah roh yang diutus untuk melayani orang-orang yang harus memperoleh keselamatan. Mengapa disebut harus? Karena mereka adalah kaum pilihan yang sudah ditetapkan oleh Tuhan, yang suatu hari nanti akan menangisi dosa, menerima Kristus. Mereka dilayani oleh siapa? Roh-roh yang tidak kelihatan. Maka jangan lupa, waktu kau bertobat ribuan malaikat di sorga bersukacita, karena ada satu orang bertobat, kembali kepada Yesus Kristus. Tapi Kristus, Dia bukan hanya Raja dari malaikat. Dia adalah Juruselamat yang asli, yang memberi keselamatan kepada kita. Maka Yesus lebih tinggi dari pada malaikat-malaikat.
10.Malaikat-malaikat adalah mediator yang memberikan Taurat kepada manusia. Di Perjanjian Lama, Allah menurunkan Taurat melalui malaikat, tetapi di Perjanjian Baru, KriStus adalah Mediator yang menurunkan pengampunan dosa. Baca Kisah Para Rasul 7:53, Stefanus berkata, kamu telah menerima Taurat bukan dari manusia tapi dari Tuhan melalui malaikat-malaikat. Firman Tuhan dan Taurat diturunkan kepada Musa melalui perantaraan malaikat.
Itulah yang membuat orang Yahudi mengembangkan doktrin malaikatnya sampai sebegitu rupa, tapi mereka tidak tahu yang turun bukan hanya malaikat-malaikat yang adalah utusan saja, karena pada akhirnya Kristus sendiri turun, menjadi satu-satunya utusan yang berbeda dan semua malaikat. Baca Galatia 3:14, Taurat adalah tambahan. Baca ayat 17-19.
Jadi malaikat hanya menurunkan Taurat tapi Kristus menurunkan keselamatan. Malaikat memberikan Taurat yang menghakimi, Kristus memberikan keselamatan yang mengampuni. Maka Kristus jauh lebih tinggi dari pada malaikat. Permisi tanya, How should we worship Him? How should we worship our Lord? Who is far far higher than the name of the angels?
11.Nama yang jauh lebih tinggi diberikan setelah Dia mati dan bangkit. Apa sebabnya? Karena tidak ada malaikat yang pernah mati dan bangkit untuk menggantikan engkau dan aku, tetapi Kristus sudah mati dan sudah bangkit bagi kita, maka Dia mendapatkan nama yang tertinggi. Baca Efesus 1:20-22.
Kesaksian Allah Tentang Anak Tunggal-Nya
Ibrani 1:4-6
Di dalam pendahuluan pembahasan tengan Kristus lebih tinggi dari malaikat terdapat istilah "jauh lebih," mengindikasikan bahwa perbedaan antara Kristus dan malaikat bukan sekedarperbedaan kuantitatif melainkan perbedaan kualitatif. Perbedaan yang mutlak, yang melampaui kemungkinan manusia mengutarakannya melalui literatur maupun bahasa.
Alkitab mengatakan, sebagaimana langit lebih tinggi daripada bumi, begitu juga kehendakKu lebih tinggi daripada kehendakMu. JalanKu lebih tinggi daripada jalanmu. Istilah langit bumi memberitahukan kepada kita bahwa langit bumi adalah berbeda secara kualitas, tidak ada koneksi yang memungkinkan manusia mencapainya melalui inisiatif, daya, pikirannya yang dicipta dan terbatas.
Seorang filsuf Denmark di abad ke-19 melalui ayat yang membedakan langit dan bumi berbicara tentang tiga jenis perbedaan secara kualitatif: qualitative difference between God and man, qualitative difference between God and man, qualitative difference between heaven and earth, qualitative difference between time and eternity. Hal-hal yang ada di dalam kekekalan tidak mudah kita mengerti, jangan menafsirkan Allah yang bersemayan di tempat yang tertinggi, yang tidak terbatas itu dengan otak kita yang terbatas. Karena di antara kita dan Allah terdapat qualitative difference. Demikian juga hidup kita yang sementara berbeda dengan kekekalan yang tidak terbatas.
Kekekalan not the unceasing extension of the measurable time. Kekekalan adalah kekekalan. Kalau kita memahami perbedaan kualitas dengan kunci ini, kita tidak akan terjepit di dalam kesulitan saat rasio kita tidak mampu mengerti Alkitab dan dalam banyak hal kita harus mengakui bahwa diri kita terbatas adanya.
Setiap orang yang merasa dirinya telah mengenal Yesus sebenarnya masih jauh dari apa yang Tuhan ingin beritahukan kepadanya. Inilah kelebihan dari epistemologi Kristen. Yang dimaksud dengan epistemologi adalah pengetahuan tentang cara terbaik untuk membuktikan pengetahuan yang mutlak dan yang absah, maka epistemologi bisa juga diterjemahkan menjadi ilmu pengetahuan tentang pengetahuan.
Ada beberapa tokoh penting dalam sejarah yang pernah mengucapkan kata-kata yang bersifat representatif tentang epistemologi: Pertama, Socrates, katanya, aku tidak tahu apa-apa, kecuali satu hal aku tahu aku tidak tahu apa-apa. Kedua, Confucius dari Timur mengatakan kalimat yang mirip: kalau tahu, katakanlah tahu, kalau tidak tahu, katakanlah tidak tahu.
Itulah awal dari tahu. Tetapi Alkitab berkata, barangsiapa merasa dirinya tahu, menurut apa yang seharusnya dia ketahui, dia masih belum tahu, artinya ada sesuatu yang tidak terdapat di dalam sistem pemikiran Socrates dan Confucius, yaitu Tuhan memberi wahyu, agar kita tahu. Itu sebabnya kalau kita menggunakan epistemologi dari semua sistem filsafat yang ada di dunia untuk menangani pengertian kita tentang Kristus, sebenarnya sangatlah terbatas. Kita perlu kembali kepada Tuhan dan menaklukan rasio yang dicipta oleh Tuhan ke bawah Tuhan dengan berkata, "Aku membutuhkan pengetahuan yang Kau janjikan." Saat itulah baru terjadi kemajuan epistemologi rohani.
Malaikat-malaikat yang dipandang begitu tinggi oleh orang Israel adalah mahluk yang mengabdi di tempat yang paling dekat dengan takhtaNya, yang dicipta sebagai pure spiritual being with the greatest power besides God Himself. Tetapi Allah berkata, Yesus jauh lebih tinggi daripada mereka.
Kalau begitu, siapa sebenarnya Yesus yang kita percaya? Jesus from Bethlehem to Calvary is only historical Jesus, padahal Dia melebihi malaikat, melebihi semua spiritual being, semua eksistensi dicipta yang berada di luar Allah.
Sesudah pernyataan Yesus jauh lebih tinggi daripada malaikat, penulis Ibrani mengutip tujuh bagian dari P.L. untuk menyatakan keagungan Kristus. Mengapa penulis Ibrani bisa menemukan ayat-ayat P.L. yang mempunyai sangkut-paut dengan Kristologi dan mengapa orang-orang Yahudi yang menamakan diri ahli Taurat tidak menemukannya?
Terlihat di sini, banyak orang menganggap dirinya sudah membaca, menghafal, mengetahui Kitab Suci, tapi sebenarnya tidak pernah mengerti intisariyang ada di dalamnya. Mengapa bisa begitu? Karena mereka telah mengganti Allah dengan harafiah, mengganti kewajiban di hadapan Tuhan dengan jasa-jasa keagamaan.
Penulis Ibrani mengkristalisasikan pengertian yang berkaitkan dengan Kristus. Artinya, dia telah menemukan kehendak Allah, makna yang lebih dari sekedar harafiah. Penulis Ibrani mengatakan, siapakah di antara malaikat yang kepadanya Allah pernah berkata. Berkata tentang apa? Menyaksikan satu Oknum. Di sini penulis Ibrani mengalihkan seluruh konsentrasi untuk mendengar kesaksian Allah tentang Yesus Kristus.
Baca I Yohanes 5:9. Terjemahan yang lebih mudah dimengerti: Jika kita bisa menerima kesaksian yang berasal dari manusia, kita perlu tahu bahwa kesaksian Allah lebih harus kita terima, karena kesaksian Allah lebih besar daripada kesaksian manusia. Apalagi kesaksian Allah tentang Anak tunggalNya. Jadi, mengenal Kristus bukan dari para filsuf atau komentator dunia, melainkan dari apa yang Bapa katakan tentang Dia.
Allah bersaksi bagi AnakNya. Kalimat ini muncul secara samar-samar di P.L., baru setelah itu menjadi jelas di P.B. Itulah yang disebtu progressive revolution. P.L. hampir tidak muncul istilah Allah mempunyai Anak. Sampai hari ini orang Islam masih berpegang pada prinsip bahwa Allah tidak mungkin dilahirkan dan juga tidak melahirkan. Karena konsep ini begitu kukuh di dalam pemikiran orang Islam, maka mereka bagaimanapun juga tidak bisa menerima ajaran Allah Tritunggal, Yesus adalah Anak Allah.
Konsep ini juga yang memisahkan agama Kristen dan agama Islam lebih dari 1500 tahun. Namun benarkah di P.L. tidak terdapat konsep Anak? Allah sendiri mengatakan, Aku akan menjadi BapaNya, Dia akan menjadi AnakKu. Kalimat seperti itu paling sedikit muncul dua, tiga kali. Selain itu, pernyataan hari ini Aku melahirkan Engkau, Engkau adalah AnakKu muncul satu kali di P.L. Lalu di Amsal: Yang menciptakan ini dan itu adalah Allah.
Tahukah kau akan namaNya dan tahukan kau akan nama AnakNya? Artinya di P.L. Tersimpan konsep tentang Allah Anak bukan hanya satu kali. Sedangkan istilah anak-anak Allah, the children of God, son of God, digunakan di P.L. untuk berbicara tentang malaikat, bentuknya jamak, tapi istilah untuk Your are My Son, today I beget you, today I give birth to You adalah dalam bentuk tunggal. Ayat ini berasal dari mana? Mazmur 2:7.
Perhatikan di dalam ayat ini terdapat dua "Ku." Yang pertama adalah Ku yang menytakan diriNya pernah menerima kesaksian dari Ku yang adalah BapaNya. Inilah satu-satunya agam dan satu-satunya kebudayaan di dalam sejarah manusia di mana the first person declare Himself as a revelation to man. Waktu Yahweh memanggil, Musa, tanggalkanlah kasutmu, karena kau berdiri di tempat yang suci. Kemudian ada suara yang berkata, Aku akan mengirim kau melepaskan seluruh umatKu dari cengkeraman tangan Firaun dan keluar dari Mesir. Ini bukan hal yang mudah. Karena pertama, Musa adalah orang Israel, Firaun adalah orang Mesir. Kedua, Musa pernah membunuh orang Mesir, dan ini telah menjadi kebencian di mata Firaun.
Tetapi Musa tidak lupa bertanya: Siapa NamaMu? Agar bangsa Israel mengetahui yang mengutus aku adalah Allah yang mana. Untuk membedakan Allah yang sejati dari ilah-ilah lain, maka Alkitab menggunakan sebutan Allah Abraham, Ishak dan Yakub. Karena Allah Abraham berbeda kualitas dengan allah-allah lain, allah yang disembah orang lain berbentuk patung, sedangkan Allah yang Abraham percaya adalah Allah yang tidak nampak, bukan buatan tangan manusia, yang hidup dan sejati, yang tertinggi dan Esa, sifat-sifat Allah yang tidak dikenal oleh agama pada waktu itu.
Kedua, Allah Abraham menuntut manusia memberikan reaksi iman kepadaNya. Hanya melalui iman, Abraham diperkenan dan dibenarkan oleh Allah, maka orang Israel berkata, kami adalah keturunan Abraham, Abraham adalah bapa kami. Tetapi Paulus berkata, tidak, waktu Abraham diperkenan Allah adalah 430 tahun sebelum Musa diberikan Taurat oleh Allah. Pernyataan God of Abraham is the true God, He demand the reaction from man to Him by faith, not by deed, not by obeying commandment, mengagetkan semua orang.
Musa yang kemudian menerima Taurat itu bertanya, What is Your name? When Israel people ask me who send you, how can I answer them? Jawab Allah, I am that I am.
Sebutan yang menggunakan am sampai dua kali, artinya, He is ever present which transcends the process of time. Karena biasanya kita berkata, I was a boy, I am a man, and I will die artinya I am adalah suatu proses, tapi Dia tidak berada di dalam proses waktu. Karena He transcends time, lebih tinggi dari seluruh sejarah, Dia adalah Allah yang kekal. Waktu Yesus di dunia, Dia juga berkata, I am, karena Dia memang Allah. Dia jauh lebih tinggi dari segala malaikat.
Pada waktu orang Yahudi mendengar pernyataan I am keluar dari mulut Yesus, mereka berkata, orang yang berdaging ini berani mengaku diriNya adalah Allah, mari kita rajam Dia dengan batu agar dia mati. Tapi itulah rahasi ibadah yang disebut-sebut oleh Paulus di surat Timotirus: Allah menjadi manusia.
Yesus tahu, hidupNya adalah klimaks dari wahyu Allah kepada umat manusia, maka Dia berani mengatakan, kau melihat Aku, sebenarnya Kau bukan melihat Aku melainkan melihat Allah yang mengutus Aku.
Penulis Ibrani mengatakan: kepada malaikat yang mana Allah bersaksi tentang Dia. Engkau adalah AnakKu, hari ini Aku melahirkan Engkau? Istilah hari ini bukan 24 jam atau salah satu periode waktu di dalam rotasi tata surya. Menurut seorang teolog, yang dimaksud dengan hari ini adalah eternal generation. Kalau kau memfoto matahari terbit, kau menuliskan pernyataan the sun rises from the east dalam bentuk present tense. Padahal foto itu diambil tiga tahun yang lalu, mengapa kau tidak menuliskan the sun rose up from the east, melainkan the sun rises from the east. Karena terbitnya matahari berlangsung secara terus menerus. Itu disebut kekekalan yang abadi. You are My Son, I beget You today adalah kekal.
Sama seperti perumpamaan yang pernah saya lontarkan: kalau saya naik pesawat terbang dari Semarang ke Singapura, di tengah-tengah perjalanan, pilot mengatakan, saudara-saudara, Semarang sudah lewat, Singapura belum tiba, sekarang kita berada di atas kota Jakarta. Saat itu kau akan menyetujui apa yang pilot katakan, tapi apakah orang-orang di Semarang bisa menerima hal ini? Tentu tidak. Karena ini merupakan suatu relativitas, orang yang berada di dalam proses mengerti apa yang dimaksud sudah, sedang, dan belum. Sedangkan mereka yang tidak berada di dalam proses tidak memperdulikan hal itu.
Sekarang, kita mengenal Kristus yang seperti apa, yang dulu pernah lahir lalu kelak akan menjadi tua? Tidak. Yesus hanya pernah muncul sessat di dalam proses, di dalam kekekalan Yesus adalah Anak Allah, kepadaNya Allah berfirman: You are my Son, today I give birth to You. Kalimat itu mempunyai dua makna yang dalam:
1.The quality of life, the essence of life of God.
2.Bagi diri Allah, hidup yang membuat Kristus lahir hari ini adalah suatu tindakan kekekalan di mana Dia mempunyai substansi hidup yang sama dengan Allah. Dan bagi dunia yang dicipta, Allah adalah Pemberi hidup.
Allah bersubtansi hidup, mempunyai rahasia hidup, sumber hidup. Dan hidup yang paling ajaib adalah hidup di dalam Allah Tritunggal: Allah Bapa, Allah Putra, Allah Roh Kudus. Tiga pribadi, ketiganya saling mengasihi untuk menjamin bahwa Dia adalah Allah yang sejati, juga boleh menjadi teladan bagi kita dalam bermasyarakat.
Yesus Adalah Allah Yang Menjadi Manusia
Ibrani 1:4-6
Kristus jauh lebih tinggi, jauh lebih indah dari para malaikat. Pernyataan ini menunjukkan adanya sesuatu yang begitu ditekankan baik di P.L. maupun di P.B., yaitu qualitative difference. Jangan kita mensejajarkan Kristus dengan pendiri-pendiri agama sambil membandingkan mana yang lebih tinggi, mana yang lebih rendah.
Karena itu hanya merupakan pengertian quantitative difference, padahal perbedaan Kristus dengan semua pendiri agama adalah qualitative difference. Dia memiliki substansi, kualitas, kualifikasi yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan manusia, dengan para pendiri agama, bahkan dengan segala malaikat yang adalah ciptaan Allah di dalam dunia roh sekalipun. Malaikat adalah mahluk rohani murni, orang Yahudi bahkan memandangnya begitu dekat dengan Allah, tapi Kristus jauh lebih tinggi dari mereka, sebabnya tidak lain tidak bukan: Dia adalah Allah.
Allah berfirman, Engkau adalah Anak-Ku, hari ini Aku melahirkan Engkau. Yang dimaksud bukan hanya satu peristiwa terjadi di dalam sejarah, di mana seorang bayi yang bernama Yesus dilahirkan di dunia. Karena kelahiran ini adalah eternally generated. Seorang teolog di abad permulaan berkata: di dalam kekekalan, bahkan sebelum waktu dicipta, Allah melahirkan Kristus sebagai Anak yang dilahirkan oleh diri-Nya sendiri. Maka di dalam kekekalan Dia adalah substansi hidup itu menjadi sumber hidup, menciptakan hidup dan menghidupkan kita.
Kita tahu Allah Tritunggal adalah jaminan dan fondasi kita dalam berkomunikasi karena Allah yang satu substansi tapi tiga pribadi itu mengasihi satu dengan yang lain. Istilah hari ini Aku memperanakkan Engkau tidak bisa dimengerti sebagai satu hari di dalam sejarah, melainkan dimengerti sebagai eternal present. Lalu Allah berfirman, Aku akan menjadi Bapa-Mu dan kamu akan menjadi Anak-Ku. Pernyataan ini berkaitan dengan sejarah. Artinya secara kekekalan statusnya sudah ada tapi pelaksanaannya berlangsung di dalam sejarah sehingga kalimat itu menggunakan istilah menjadi yang berarti berlangsung di dalam proses.
Allah itu mutlak, adapun yang tidak mutlak, yang berada di dalam dunia relatif, di dalam proses tidak bisa disebut Allah. Inilah kesulitan orang Kristen dalam mempertahankan pendapat bahwa Dia yang mutlak telah datang ke dalam dunia yang sementara, yang kekal datang ke dalam dunia yang relatif. Pencipta masuk ke dalam dunia ciptaan.
Karena pengertian seperti itu tidak terdapat di dalam agama-agama lain yang percaya pada kekekalan tapi kurang menghubungkan antara yang kekal dan yang sementara, sehingga ada agama yang mengajarkan bahwa kita bisa menuju ke kekekalan dengan usaha dan jasa diri seperti dengan ibadah, doa puasa, ziarah dan sebagainya. Tetapi Alkitab mengajarkan, Allahlah yang datang mencari manusia, bukan manusia yang mencari Allah. Itulah natal, inkarnasi.
Waktu Kristus masuk ke dalam sejarah, ada kalimat yang berbunyi, Aku akan menjadi Bapa-Mu dan Engkau akan menjadi Anak-Ku. Kalimat yang dikutip dari janji Allah kepada raja pertama yang diperkenan oleh Tuhan di dalam rencana-Nya—Daud. Karena bukan Saul melainkan Daud yang melambangkan Kristus. Saul adalah pilihan manusia. Mengapa manusia memilih dia? Karena Saul lebih tinggi satu kepala dari orang lain. Tetapi Tuhan memilih Daud yang paling kecil di antara ketujuh orang saudaranya.
Cara Tuhan selalu berlainan dengan cara manusia. Saul dipilih oleh manusia, karena mereka mengira dia besar, dia hebat, dia kuat, pasti dia bisa memerangi musuh. Tapi nyatanya, waktu Saul bertemu dengan Goliat yang lebih besar daripada dirinya, dia malah mengkeret. Karena yang besar bertemu dengan yang lebih besar akan merasa dirinya kecil. Tuhan berkata, Daud, majulah kamu. Apa yang bisa Daud megahkan di hadapan Goliat? Dia tidak memiliki senjata apapun, tapi jangan lupa, dia memiliki Tuhan. Maka katanya, hai orang kafir, beraninya kamu menghina Allahku! Hari ini Tuhan akan menjatuhkan kamu di bawahku. Itulah yang disebut iman. Goliat mengandalkan tubuh yang besar, perlengkapan senjata yang lengkap, tapi Daud, hanya dengan sebuah batu kecil yang dia ambil di sungai itu dia sanggup membunuh Goliat.
Tuhan berfirman kepada Daud, Aku akan menjadi Bapamu dan kamu akan menjadi Anak-Ku. Akhirnya janji yang satu ini dijadikan janji yang harus diucapkan saat pelantikan raja orang Yahudi, maka raja-raja dari generasi ke generasi di dalam tradisi orang Yahudi, agar setiap raja menyadari dirinya dilantik oleh Allah yang akan menjadi Bapa dan dirinya akan menjadi anak-Nya.
Tetapi sesungguhnya yang dimaksud Anak Allah bukanlah Daud, melainkan Kristus yang dilambangkan oleh Daud. Kita akan menggabungkan kedua hal tersebut: Allah di dalam kekekalan melahirkan Anak dari substansi-Nya dan pada waktu Anak itu datang ke dalam dunia, Dia sungguh-sungguh menjadi Raja diatas segala raja, menjadi Tuhan diatas yang dipertuan. Dia layak menerima kalimat I will be Your Father, and You be My Son.
Dengan kata lain, di dalam proses kekekalan dan kesementaraan bisa terjalin koneksi karena adanya inkarnasi. Yesus yang adalah Allah menjadi manusia. Mungkin kau akan berkata, saya sulit mengerti hal ini. Doktrin Allah Tritunggal memang sulit dimengerti, karena itu bukan hanya berada di wilayah pengertian kognitif melainkan suatu kesadaran rohani. Jika Roh Kudus bekerja tidak perlu banyak penjelasan pun kau bisa menyadarinya.
Itu sebabnya Paulus berkata, It is so great, far beyond our comprehension, far beyond our cognitive power. Allah menjadi manusia, mungkinkah hal ini terjadi? Mungkin! Dan hanya dimungkinkan oleh Allah sendiri karena Allah Maha Kuasa.
Allah Maha Kuasa, jangan dimengerti dengan Dia bisa melakukan segala sesuatu maka kita boleh menuntut Dia melayani kita seturut kemahakuasaan-Nya. Karena pengertian seperti itu secara tidak sadar telah menjerumuskan kita ke dalam konflik keagamaan, dimana kau memperbudak Allah untuk melayani ambisimu. Itu adalah kejatuhan agama yang sangat dahsyat.
Apakah Tuhan bisa menyembuhkan? Bisa. Apakah Tuhan akan menyembuhkan sesuai dengan ambisimu? Tidak. Mungkinkah hari ini Tuhan menghendaki kau mati? Mungkin saja. Mungkinkah Tuhan diubah, hanya karena keinginanmu untuk sembuh? Tidak. Tuhan adalah Tuhan, Dia bukan budak atau pesuruh. Justru karena Dia Maha Kuasa, itu berarti Dia juga berkuasa untuk tidak menyembuhkan kamu. Melainkan memakai penyakit itu untuk memukulmu dan menghajarmu. Dia yang Maha Kuasa bisa masuk ke dalam dunia yang terbatas, itu juga merupakan kemahakuasaan-Nya karena yang Maha Kuasa bisa saja memakai orang yang paling lemah untuk menyatakan kuasa-Nya.
Yesus turun ke dunia, Allah menjadi manusia, masuk ke dalam dunia relatif, perlu berkorban, yaitu dibatasi. Itu juga kemahakuasaan Tuhan. Kemahakuasaan Tuhan justru berbalikan arah dengan kita. Bagi kita, karena Allah Maha Kuasa, maka yang lemah menjadi kuat, sedangkan bagi Allah, karena Dia Maha Kuasa, maka Dia yang bertahta di surga justru datang ke dalam dunia. Itulah batu sandungan bagi mereka yang hanya mau melihat fenomena saja.
Yesus lebih lagi, Dia adalah Allah tapi ketika menjadi manusia justru hanya dibungkus dengan kain lampin. Masakan Allah menjadi bayi, mengapa yang Maha Kuasa lahir di palungan, mengapa Dia yang bertahta di surga lahir di Betlehem? Semua ini memang tidak dimengerti. Dia sengaja memberi sandungan agar mereka yang hanya mau menyaksikan kemahakuasaan Allah justru tidak melihatnya. Yesus adalah bayi, sama seperti bayi pada umumnya. Lemah, tidak bisa membela diri, maka pada waktu Herodes mau membunuh anak-anak di bawah umur dua tahun, bayi yang satu ini harus dilarikan oleh ibunya dan Yusuf ke Mesir. Allah yang Maha Kuasa menjadi seperti ini? Ini adalah rahasia Allah.
Ibrani 1:6, tatkala Allah membawa Anaknya yang sulung ke dunia, Dia berkata, semua malaikat Allah harus menyembah Dia. Kalimat ini keluar dari mulut siapa? Mulut Allah sendiri. Meski Dia adalah bayi, semua malaikat harus menyembah Dia. Mengapa malaikat disuruh menyembah bayi? Sekarang, kita akan membahas doktrin penyembahan.
Perhatikan: Dotkrin penyembahan yang ada di dalam kekristenan sangat penting, konsepnya sangat berbeda dengan doktrin penyembahan dari agama lain. Karena doktrin penyembahan di dalam kekristenan dibagi menjadi beberapa periode.
1.Yang disembah di dalam dunia roh.
Siapakah Yesus? Raja yang disembah oleh para malaikat. Allah Bapa berfirman, let all the angels worship Him, itu adalah perintah Allah kepada mahluk rohaniah. Perhatikan: Karena perinah ini keluar dari mulut Allah, maka timbulah ketidakpuasan pada diri mereka yang tidak memahami qualitative difference. Itulah dosa pertama. Pada waktu menafsir Alkitab, banyak orang berkata, sombong adalah dosa pertama, padahal dosa utama adalah tidak mau menyerahkan kebebasan diri yang dicipta ke bawah Allah Pencipta.
Karena akar dosa adalah the misuse of the freedom, disobedience to the Creator. Allah tidak mencipta setan, mengapa malaikat menjadi setan? Allah menciptakan malaikat yang berkapasitas moral, yang mempunyai kebebasan, bisa memilih taat perintah Allah atau menuruti kemauan dirinya sendiri. Maka pada waktu Allah memerintahkan, let all the angels of God worship Him, semua malaikat taat, hanya satu penghulu malaikat yang dicipta dengan kemuliaan yang besar (Yeh. 39) tidak mau taat, karena dia merasa dirinya cukup hebat.
Dia lupa bahwa Yesus adalah Pencipta sedangkan dirinya hanyalah ciptaan. Lalu Allah Bapa memvonis dia, you have committed sin dan dia dicampakan. Di dalam bahasa Ibrani, istilah setan berarti perintang kehendak Allah. Jadi dia menjadi setan, karena dari kemauan dirinya sendiri dan juga karena vonis Allah. Mungkinkah Allah menjatuhkan vonis yang salah? Tidak mungkin. Jadi, di dunia ini ada Allah, juga ada setan. Allah mau memakai kau dan saya menjadi alat untuk menjalankan kehendak-Nya, setan mau memakai kau dan saya sebagai alat untuk merintangi kehendak Allah. Hanya ada dua kemungkinan ini.
2.Datang ke dalam dunia dalam bentuk manusia yang harus menyembah tetapi Dia tetap disembah.
Tuhan berkata, sembah sujudlah kepada-Nya. Malaikat yang satu itu tidak mau, maka dia menjadi setan. Setelah menjadi setan, menurut John Milton, waktu Yesus menjadi manusia, setan mentertawakan Dia "aku roh, kamu manusia, kamulah yang harus menyembah aku" dibarengi dengan taktik yang tinggi. Kalau kamu menyembah aku satu kali saja, maka seluruh duniakuberikan kepadamu. Karena Yesus tidak mau menyembah setan maka satu-satunya jalan yang harus ditempuh adalah memikul salib, naik ke Golgota. Sekarang, kita hanya mau Injil diberitakan tapi tidak perlu memikul salib, kita mau menginjili dan tetap menjadi kawan baik. Itu tidak mungkin. Suatu hari nanti, penganiayaan yang hebat mungkin akan datang, kita harus bersiap.
3.Akhirnya Dia kembali ke dunia roh, menerima penyembahan dari dunia roh dan dunia manusia yang ditebus dan masuk ke dalam dunia roh.
Di dalam kekekalan, Yesus tetap menerima penyembahan dari segala bangsa. Baca Wahyu 5:7-9. Tersungkur berarti menyembah ke depan, bukan terjatuh ke belakang. Memuji dan berdoa. Di bagian selanjutnya, kita menyaksikan kemuliaan, kehormatan, dan segalanya akan kembali kepada Anak-Nya yang tunggal, yang pernah disembelih. Mengapa harus menyembah Dia? Karena Dia pernah mati untuk menjalankan kehendak Allah.
Inilah doktrin penyembahan yang tidak terdapat di agama lain, karena semua itu dimulai dari Dia yang mau inkarnasi, mau datang ke dunia. Menjelang hari Natal, mari kita memperbaharui iman kita, mengingat bahwa Tuhan yang kita percaya adalah Tuhan yang begitu Maha Kuasa sekaligus begitu begitu merendahkan diri, rela masuk ke dalam dunia, menentang setan yang menentang Allah dengan begitu keras, akhirnya Dia menerima penyembahan tak henti-hentinya di dalam kekekalan.
Ciri Khas Pelayan Tuhan yang Baik
Ibrani 1:7
Ibrani 1: 6 membahas perbedaan antara Anak Allah yang kekal dengan malaikat-malaikat yang dicipta adalah perbedaan yang bersifat kualitatif. Malaikat-malaikat dicipta untuk melayani TUhan, sedangkan Kristus adalah Allah Pencipta turun ke dalam dunia untuk melayani. Malaikat-malaikat diutus untuk melayani siapa? Melayani Allah di tempat yang tertinggi dan juga melayani mereka yang akan menerima keselamatan.
Jika ada satu orang bertobat, menjadi anak Allah, malaikatlah yang melayani ikut bersorak-sorai. Dia menjadi pelayan sama seperti malaikat (di dalam bahasa Ibrani messenger). Lalu apa bedanya dengan malaikat-malaikat? Malaikat-malaikat bersembah sujud di hadapan tahta Allah, tapi Kristus, oknum kedua dari Allah Tritunggal menerima sembah sujud malaikat. Waktu Kristus yang tadinya menerima sembah sujud malaikat itu datang ke dunia, Dia bersalut dengan tubuh orang berdosa yang sangat terbatas, hanya saja Dia tidak berdosa.
Saat itulah, malaikat yang tidak mau taat kepadaNya malah berbalik minta Yesus menyembahnya. Bukankah ini merupakan tindakan yang paling kurang ajar di dalam drama kosmos yang begitu agung? Lucifer yang dicipta oleh Tuhan justru menentang dan menghambat kehendak Allah yang kekal itu untuk terlaksana. Bahkan berani merayu Yesus: asal Kau mau menyembah aku barang satu kali saja, maka seluruh duniadan kekayaannya akan menjadi milikMu.
Apa jadinya kalau hari itu Kristus mau tunduk kepada setan? Seluruh dunia akan secara otomatis menjadi milik Kristus dan kita tidak usah bersusah payah memberitakan Injil. Tetapi permisi tanya, Kristen macam apa itu? Kristen yang menyembah Kristus yang menyembah setan. Artinya, orang Kristen memiliki pemimpin yang menjual imanNya, menjual prinsip Alkitab. Dan itu adalah suatu kegagalan. Jawab Yesus kepada setan, enyahlah engkau, karena manusia hanya menyembah Allah, hanya melayani Dia saja.
Paulus berkata, anything I do is for the Gospel sake. Maksudnya, apapun yang saya lakukan, baik relevan maupun tidak relevan dengan Injil secara atmosfir, superfisial maupun fenomena, saya akan lakukan demi Injil. Suatu konsep yang didasarkan atas prinsip: All truth is God's truth. Kalau saya percaya Allah adalah Pencipta, maka saya studi fisika, karena saya bisa memakainya untuk memuliakan Tuhan yang telah menciptakan dunia dengan begitu ajaib. Jadi apapun yang saya lakukan, hanya ada satu tujuan, mengembalikan segala kemuliaan pada Tuhan, orang lain pun akan memperoleh faedah Injil bersama dengan kita.
Apakah seorang yang melayani Tuhan tidak perlu melayani sesamanya? Tidak. Baca Matius 20:28. Jadi, adakah Yesus melayani manusia? Ada. Kalau Dia melayani manusia, mengapa Dia berkata, hanya melayani Tuhan saja? Dia melayani Tuhan demi melayani manusia. Kalau seorang berkata, "Saya hanya mau melayani Tuhan tetapi tidak perduli orang lain," itu adalah omong kosong! Untuk itulah Yesus memberikan perumpamaan tentang seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho dan jatuh di dalam tangan perampok yang merampas segala miliknya, memukulinya, lalu meninggalkannya begitu saja. Seorang imam lewat di sana, melihat keadaannya lalu pergi. Seorang Lewi juga lewat di sana dan pergi.
Kemudian datanglah orang Samaria, yang secara ras tidak cocok, secara agama sedikit berbeda dan secara keturunan dihina oleh orang Yahudi. Tetapi dia justru berbeda dengan para rohaniwan yang tidak mempunyai cinta kasih. Dia membopong dan menaikan orang itu ke atas keledainya dan membawanya ke losmen, membayar semua biaya yang dibutuhkan untuk merawatnya.
Apakah kalau kita melayani manusia berarti kita tidak melayani Tuhan? Justru terbalik. Kita melayani Tuhan melalui melayani orang yang butuh bantuan. Yesus berkata, suatu hari nanti Aku akan berkata kepadamu, waktu Aku dipenjarakan, kamu tidak menengokKu, waktu Aku telanjang, kamu tidak memberiku pakaian, waktu Aku lapar, kamu tidak memberiKu makanan. Kamu akan bertanya, Tuhan, kapan hal itu terjadi, bukankah Kau tidak pernah dipenjara atau telanjang? JawabNya, barangsiapa melakukan hal-hal itu kepada salah seorang yang paling kecil, dia melakukannya atas diriKu.
Ibrani 1: 7. Para malaikat dan para hamba Tuhan mempunyai dua lambang yang sekaligus menjadi ciri khas mereka, badai dan angin. Mari kita merenungkan tentang angin.
1.Angin memiliki eksistansi, berfungsi namun tidak nampak. Mungkin kau berkata, lihat bendera itu, berkibar-kibar, tandanya ada angin. Yang kau saksikan bukanlah angin melainkan bendera yang berkibar. Karena angin adalah suatu eksistansi yang tidak nampak. Invisible existance. Demikian juga hamba Tuhan yang sungguh-sungguh, di mana dia berada dia bukan mau menonjolkan diri melainkan mau menyatakan tahta dan kemuliaan Allah.
2.Angin mempunyai kekuatan yang sulit ditahan. Siapa yang sanggup menahan angin? Ketika badai menerpa, pohon yang sudah ratusan tahunpun akan tercabut sampai akarnya.
3.Angin adalah pembersih udara yang paling ampuh. Menyapu lantai adalah mudah, tapi menyapu langit yang terkena polusi seperti kota Jakarta bukanlah hal yang mudah. Kapan udara menjadi bersih? Setelah turun hujan atau setelah angin kencang, langit di kota Jakarta nampak biru bukan abu-abu.
4.Angin adalah arah yang tidak mudah diprediksi. Sekarang dengan alat metereologi yang canggih kita bisa mengetahui arah angin, tapi Alkitab mengatakan, Roh Kudus bekerja bagaikan angin, tidak diketahui dari mana dia berasal dan akan menuju ke mana. Hamba Tuhan seperti angin. Apa maksudnya? Hamba Tuhan yang taat pada pimpinan Roh Kudus tidak menentukan arah bagi dirinya sendiri.
5.Angin adalah pengatur temperatur. Di mana ada angin di situ terjadi perubahan temperatur. Kalau suhu di rumahmu adalah 30 derajat, kau memasang kipas angin, suhunya seperti berubah menjadi 20 derajat. Padahal suhunya tetap sama, tapi angin membuat perataan suhu. Begitu juga dengan hamba Tuhan yang sejati, di mana dia berada, dia akan meredakan emosi yang berlebihan, meredakan kemarahan yang tidak mempunyai cinta kasih. Bukan maksud saya mengatakan orang Kristen tidak boleh marah.
Justru sebaliknya, karena orang Kristen tidak berani marah, maka masih ada banyak dosa di dunia ini. Mengapa orang Kristen tidak berani marah? Karena dia sendiri mempunyai begitu banyak dosa. Tapi bila orang Kristen melalui hidup yang suci, yang benar, yang memuliakan Tuhan, maka dia bukan saja bisa marah sesuai dengan marah Ilahi, tetapi juga bisa menciptakan perdamaian.
Sekarang kita merenungkan tentang api. Allah menjadikan hambaNya api yang menyala-nyala, karena Allah sendiri bagaikan api yang menghanguskan. Apa itu api?
1.Berbeda dengan angin yang bereksistansi tapi tidak nampak, api adalah sumber cahaya yang nampak. Di mana ada api, di situ ada cahaya. Api berada pada lokasi yang tetap namun memberikan cahaya pada area yang lebih besar dari pada wilayah dirinya.
2.Api berkekuatan dinamis yang tidak menentu. Bila sebuah lilin yang sedang menyala kau foto berkali-kali, lalu menjejerkan semua hasil fotomu, kau tidak akan menemukan ada dua nyala api yang bentuknya persis sama. Karena api itu dinamis, sehingga api menjadi suatu kekuatan yang kelihatannya tidak menentu tapi memberi pengaruh yang besar sekali. Allah menjadikan hambaNya api.
Pada waktu kita mengamati Musa, kita menemukan api di dalam dirinya. Waktu dia dengan susah-payah membawa dua loh batu yang berisi sepuluh hukum Tuhan itu turun ke bawah gunung, dia menemukan orang Israel sedang menyembah patung lembu emas yang dibuat oleh tangan mereka sendiri sambil menyebutnya Yehohua, Tuhan yang telah memimpin mereka keluar dari Mesir. Meski perbuatan itu dikepalai oleh Harun, kakak kandungnya sendiri, adakah dia berkompromi? Tidak. Dia melempar kedua loh batu itu dengan amarah yang besar.
Apakah Tuhan marah karenanya? Tidak. Mengapa? Karena kemaharannya adalah kemarahan yang seratus persen kemarahan Tuhan Allah. Lalu perintahnya, orang yang mau setia kepada Tuhan, bunuhlah saudaramu yang menyembah patung! Pada hari itu ada tiga ribu orang yang mati.
Perhatikan: Di Perjanjian Lama (PL), waktu Taurat diturunkan, ada tiga ribu orang mati. Di Perjanjian Baru (PB), waktu Roh Kudus turun ada tiga ribu orang dibaptiskan. Apa artinya? PL adalah perjanjian yang ditegakkan di atas penghakiman Tuhan yang kudus. PB ditegakkan di atas pengampunan dan keselamatan yang digenapkan oleh Yesus yang sudah diadili menggantikan kau dan saya. Sebab itu kita jangan hanya mengerti Tuhan sebagai Tuhan yang penuh cinta kasih dan penuh pengampunan, tetapi mengertilah bahwa Dia juga sebagai api yang menghanguskan, agar kita melalui hidup yang suci, takut dan gentar kepadaNya.
3.Api adalah sumber energi dan kehangatan. Di mana ada api, di situ ada kehangatan. Permisi tanya, waktu kau melayani adakah orang yang dekat denganmu merasakan kehangatanNya atau malah merasa dingin luar biasa? Biasakanlah setiap kali kau mendekati orang, orang merasa ada kehangatan, friendship, encouragement, and fire.
4.Api adalah penunjuk arah bagi orang lain. Sekarang kita menggunakan lampu-lampu untuk menggantikan api. Tapi beberapa puluh tahun yang lalu, di pedesaan Indonesia, orang masih memakai lilin kecil sebagai penunjuk jalan. Mengapa pada waktu siang, kita mampu berjalan dengan cepat, tetapi ketika malam kita tidak berani berjalan dengan cepat? Karena tanpa penerangan kita tidak tahu persis mana tempat-tempat yang berbahaya. Biarlah kita menjadi orang Kristen yang bersifat api, dimanapun kita berada, kita menunjukkan arah pada orang lain.
5.Api adalah pembersih yang paling ampuh. Pada tahun 1666 terjadi wabah penyakit yang terbesar di London. Ribuan orang tergeletak dan mati di tengah jalan. Pada saat orang mengira tidak ada harapan lagi, terjadi kebakaran besar yang menghanguskan sepertiga kota London. Ternyata setelah bencana api itu, penyakit menularpun ikut lenyap.
Hamba Tuhan dijadikan api oleh Tuhan, di mana hamba Tuhan berada, di sana dia akan melakukan pembersihan, membersihkan wabah yang merusak pekerjaan Tuhan di dalam gereja.
Kiranya Tuhan memberkati kita, menjadikan gereja kita sebagai Gereja yang dipakai sebagai api dan angin di dalam tangan Tuhan. Setelah hamba Tuhan yang berapi seperti Elia menyelesaikan pelayanannya, dia dibawa pulang oleh Tuhan dengan kereta yang berapi, dalam angin yang besar. Kiranya Tuhan memberkati hidup kita yang hanya beberapa puluh tahun saja di dunia ini menjadi hidup yang suci, yang mempunyai api dan angin dari Tuhan.
Apa yang Dimaksud Dengan Kerajaan Allah
Ibrani 1:7-8
Ibrani 1: 8, tongkat kerajaan bisa diterjemahkan sebagai kuasa kerajaan. Setelah penulis Ibrani membahas bahwa malaikat dipakai bagaikan api dan angin, dia langsung membandingkannya dengan Yesus Kristus. Mengenai AnakNya itu, Allah berkata, tahtaMu kekal adanya dan tongkat kerajaanMu lurus, tidak berubah. Di Wahyu 5 tertulis, Yohanes memandang ke angkasa, dia melihat tahta Allah, juga melihat Domba Allah yang pernah disembelih duduk di atas tahta itu. Suatu kontras yang luar biasa karena bagian sebelumnya berbicara tentang singa dan suku Yehuda. Tapi waktu Yohanes memandang ke angkasa, yang dia lihat bukanlah singa melainkan domba. Inilah sifat paradoks yang ada di dalam Kristologi, sifat yang sulit kita mengerti dengan otak kita yang dicipta, yang terbatas dan yang sudah tercemar oleh dosa.
Sebenarnya, Kristus yang kita sembah adalah Kristus yang paling mulia, paling perkasa, paling bijaksana, tapi ketika hidup di dalam sejarah Dia justru tidak menyatakan keperkasaanNya maupun bijaksanaNya yang melampaui semua filsuf, malah merendahkan diri, menyamar sebagai manusia yang berpeta teladan manusia berdosa. Inilah cara Tuhan mengadakan kebangkitan iman yang sejati, tidak didasarkan atas gejala, fenomena yang indah bijak, berkuasa, perkasa, yang kita rasa mulia, hormat sampai kita mau percaya kepadaNya. Justru sebaliknya, Allah memakai cara yang dianggap bodoh oleh manusia, caara inkarnasi, merendahkan diri tidak nampak sedikitpun akan kemulianNya, bijaksanaNya.
Alkitab menggambarkan Dia bagai tunas yang keluar dari tanah kering, sehingga kita semua menghina Dia. Itulah yang Yohanes saksikan, bukan Singa dari suku Yehuda, melainkan Domba yang sepertinya pernah disembelih. Di sinilah tersimpan rahasia Kristologi yang paradoks. Kalau Dia pernah disembelih, mengapa masih hidup? Itu artinya eksistensiNya tidak terganggu oleh kematian. Bukan saja demikian, Allah yang merendahkan diri taat sampai mati itu mendapati Allah yang di sorga meninggikan Dia lebih tinggi dan lebih mulia dari semua nama di dunia. Engkau pernah tersembelih dan mengalirkan darah, dengan darah itulah Kau membeli manusia dari segala bangsa, segala bahasa, segala tempat untuk menjadi milik Allah.
Betapa besar konsep Kerajaan Allah yang universal. Yesus Kristus adalah orang pertama yang memberikan mandat kepada gereja untuk memberitakan Injil kepada segala bangsa karena darahNya memang bukan hanya menebus bangsa Israel atau menebus orang-orang dari sukuNya saja melainkan untuk menebus umat kepunyaan Tuhan.
Itu sebabnya pada waktu Yohanes melihat, yang duduk di atas tahta adalah domba yang tersembelih, hatinya begitu terharu. Karena dia baru saja diberitahu, tak seorangpun layak membuka meterai dari gulungan yang menyimpan rahasia Firman Tuhan, maka dia meratap dan menangis, tapi kemudian ada suara yang berkata, "Kau, Domba yang tersembelih layak membukanya, karena Kau telah mengalirkan darah untuk menebus orang-orang dari segala bangsa kembali menjadi milik Tuhan Allah."
Apa maksud kalimat, "Ya Anak, tahtaMu itu kekal adanya. Ya Anak, tongkat kerajaanMu tidak akan berubah sampai selama-lamanya" (Ayat 8)? Kristus menjadi Raja adalah proses paradoks yang menjadi fondasi dan teladan rohani bagi setiap orang yang melayani. Semua orang ingin dipuji, ingin bertahta, tapi bagaimana Kristus duduk di atas tahta Tuhan? Tanpa salib, tidak ada mahkota. Tanpa kematian di dalam kehendak Allah, tidak ada kebangkitan. Tanpa pengaliran darah, tidak ada penebusan. Tanpa rela merendahkan diri, tidak mungkin ditinggikan oleh Allah.
Jadi Yesus bukan naik tahta atas ambisiNya sendiri. Inilah perbedaan kualitatif yang ada di antara setan dengan Yesus Kristus. Setan yang berinisiatif meninggikan diri justru diturunkan secara pasif oleh Allah tapi Kristus yang berinisiatif merendahkan diri malah ditinggikan secara pasif oleh Allah. Mengapa banyak gereja di Asia yang bernaung di bawah gereja Reformed, sedangkan di Amerika tidak bisa bertumbuh? Karena mereka mengira dengan memiliki doktrin Reformed, title mereka sudah bisa menjadi hamba Tuhan.
Padahal pelayanan harus didasarkan atas prinsip atau teladan yang kita terima dari diri Kristus yang datang bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani. Siapakah Domba Allah yang pernah disembelih selain Yesus Kristus? Itu sebabnya Dia berhak mendapatkan segala kuasa, kehormatan, kemuliaan, bijaksana untuk memerintah di dunia.
Baca Wahyu 5:6-10. Kerajaan Yesus Kristus diperoleh melalui perjalanan yang sulit, melalui menjalankan kehendak Allah. Baca Galatia 1:4. Inilah satu-satunya ayat yang menyatakan kematian di dalam kehendak Allah. Semua kematian disebut sebagai upah dosa, hanya satu-satunya kematian yang bukan merupakan upah dosa melainkan kematian di dalam kehendak Allah, yaitu kematian Yesus Kristus. KematianNya adalah kematian yang rela mengorbankan diri, dengan darahNya Dia menebus orang dari bangsa-bangsa kembali kepada Allah.
Jadi Kerajaan Kristus bukan ditempuh melalui ambisi, bijaksana manusia ataupun kudeta, melainkan ditempuh melalui perjalanan yang ditetapkan oleh Allah, maka Allah menyerahkan Kerajaan kepadaNya. Inilah kunci kekuasaan di dalam seluruh sejarah. Kuasa diperoleh melalui dua cara, secara paksa atau dimeteraikan oleh Tuhan. Jika kita bisa membedakan keduanya, hidup kita akan menjadi lebih tenang, lebih stabil, lebih sukacita, karena kita menikmati penyertaan Tuhan sendiri.
Berulang kali saya berkata kepada murid-murid saya bahwa kehormatan tidak bisa direbut melainkan diberikan secara rela oleh orang-orang yang menyadari dirimu patut dihormati. Itulah kehormatan yang dimeteraikan oleh Tuhan. Jika gereja mengetahui prinsip ini, tentu mereka akan menuntut kuasa Tuhan menyertainya, agar gereja mempunyai kekuatan untuk memberi nasihat, mengkoreksi pemerintah. Karena the pulpit of the church is the conscience of the society. Kalau bukan Kristus yang bertahta di gereja, gereja tidak mungkin bisa bersaksi dengan baik. Semua ini merupakan urutan yang jelas. Allah menjadikan Kristus sebagai contoh dari gereja, dan gereja adalah contoh kerajaan dunia.
Di dalam Mazmur tertulis, Your throne is upon the praise of Israel. Allah mendirikan tahtaNya di atas dua prinsip, yaitu keadilan dan kejujuran. Itu sebabnya tahta Allah kekal adanya. Setelah Allah memberlakukan kejujuran dan keadilan, Dia mendapat pujian dari Israel (yang berarti putra mahkota Tuhan Allah). Itu yang dimaksud tahta Tuhan didirikan atas pujian Israel.
Yesus Kristus naik ke atas tahta melalui pengalaman pernah disembelih menjadi domba yang berkorban. Inilah contoh dan dorongan bagi kita. Kristus menderita secara diam-diam, akhirnya Bapa mengangkat Dia ke atas tahta, bahkan bersaksi tentang diriNya. KerajaanMu dan tongka kerajaanMu kekal adanya.
Setiap kali kita berbicara tentang kerajaan, selalu terdapat beberapa dasar yang penting:
1.Satu negara atau satu kerajaan mempunyai wilayah, lokasi, dan teritori.
2.Ada penduduk yang bermukim di dalam negara atau kerajaan tersebut.
3.Ada penguasa yang memimpin, mengatur, dan memerintah di dalamnya.
4.Ada prinsip penguasaan, yaitu tata negara, konstitusi atau dalil pemerintahan.
Lalu apa yang dimaksud dengan Kerajaan Allah di atas bumi? Melalui mulut Abraham, Musa, Daniel, Yesaya, Yohanes Pembaptis, Yohanes yang menulis kitab Wahyu, Allah berulang kali menyebutkan bahwa Dia akan memerintah di tengah-tengah umat manusia. Konsep tersebut pertama kali keluar dari mulut Abraham, "Tidakkah Dia yang mengadili seluruh dunia menjalankan keadilan?" Kalimat yang sangat penting dalam pengertian Kerajaan Allah.
Dia yang menghakimi seluruh bumi pasti akan menjalankan keadilan. Pada zaman Abraham, ada banyak kerajaan-kerajaan kecil di sekelilingnya, tapi Abraham percaya ada pemerintah di atas pemerintah. Ada Raja di atas raja. Ada penghakiman di atas penghakiman. Karena dia mempunyai iman seperti itu, maka dia boleh menjadi bapak bagi orang beriman di segala zaman. Konsep Abraham jelas sekali. Di atas kerajaan-kerajaan dunia terdapat seorang yang pasti akan menghakimi seluruh bumi dengan keadilan.
Konsep yang sama muncul di dalam diri Musa. Pada saat dia berkata kepada Firaun, "Ketahuilah, bahwa Allah akan memimpin bangsaNya keluar dari tempat ini dan berbakti kepadaNya." Dengan hak apa Firaun memaksa orang Israel menjadi hambanya? Dengan hak apa raja-raja dunia memaksakan kemauannya kepada manusia?
Itu sebabnya orang Kristen mempunyai pengertian ganda:
1.Kita adalah warga negara dari satu kebangsaan di dunia ini.
2.Kita juga merupakan WNS (Warga Negara Sorga).
Karena kita adalah warga negara Indonesia, maka kita harus mematuhi semua peraturan negara ini. Karena saya adalah warga negara sorga, maka saya harus taat pada semua yang Tuhan mau kerjakan melalui diri saya. Jika di antara keduanya terdapat konflik, maka kita harus memilih untuk taat kepada Tuhan atau taat kepada manusia. Penulis Ibrani mengatakan, "KerajaanMu kekal adanya." Dia mengingatkan kepada kita bahwa taat kepada Kristus adalah mandat untuk selama-lamanya sedangkan taat kepada negara hanya sementara saja. Karena pemerintah-pemerintah dunia bisa goncang, bisa berubah, tidak kekal adanya. Hanya Kristus Raja yang kekal. Amin? Jadi kita harus setia kepada Tuhan lebih daripada taat kepada siapapun, karena kita adalah warga negara sorga.
Apa yang dimaksud dengan Kerajaan Allah?
1.Mana wilayahnya?
Seluruh dunia, di dalam semua negara, ada orang-orang yang akan Tuhan selamatkan.
2.Di manakah tahta KerajaanNya?
Di dalam hati setiap orang yang sudah diselamatkan dan yang berbakti kepadaNya.
3.Pemerintahan berada di tangan siapa?
Di tangan Yesus Kristus yang pernah mati dan bangkit bagi kita.
4.Prinsip apa yang dipakai untuk memerintah?
Di dalam dunia ini pemerintah mempunyai ide keadilan dan fakta dosa, tetapi Yesus Kristus memerintah dengan keadilan (ay. 9).
Yesus mengajar murid-muridNya, "Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenaranNya." Perhatikan, kebenaran di sana bukan menggunakan istilah truth, melainkan dikaiosune, yang berarti more than justice, righteousness. Carilah Kerajaan Allah dan kebenaranNya, maka segala sesuatu akan ditambahkan kepadamu. Artinya, ada bonus. Memang, apa yang Tuhan berikan selalu melebihi apa yang kita doakan, mimpikan dan pikirkan, asal kita betul-betul menyerahkan ambisi kita di hadapan mezbah Tuhan, Dia tidak pernah merugikan orang-orang yang betul-betul beriman.
Mengapa kerajaan dan kebenaran digabung menjadi satu? Karena prinsip pemerintahan yang Allah pakai di dalam KerajaanNya adalah dikaiosune. Baca 2 Petrus 3:10. Bandingkan: Di dalam kerajaan setan, prinsip pemerintahan yang dia pakai adalah hamartia, atau dosa.
Perhatikan: Kita berada di antara tiga kerajaan. Kerajaan dunia, Kerajaan Allah, dan kerajaan setan. Baca 1 Yohanes 5:19. Terjemahan lain, seluruh dunia berada di dalam tangan the evil one. Jadi yang ditonjolkan di sini bukan hanya prinsip kejahatannya saja tetapi juga oknumnya. Seluruh dunia berada di bawah kuasa si jahat sehingga manusia menjalankan kejahatan. Tapi orang-orang milik Tuhan menjalankan keadilan dan kebenaran. Petrus berkata, marilah kita berharap akan langit dan bumi yang baru, yang di dalamnya ada dikaiosune.
Bagaimana Pemerintahan yang Diperkenan Allah
Ibrani 1:9
Terjemahan lain, karena Kau mencintai kebenaran, keadilan dan membenci segala kejahatan, itu sebabnya Allah, yaitu AllahMu akan mengurapi Engkau dengan minyak sukacita lebih daripada urapan yang diberikan kepada teman-teman di sekitarMu.
Minggu lalu kita sudah membahas tentang Kerajaan Kristus itu kekal dan tongkat KerajaanNya tidak akan lenyap untuk selama-lamanya. Ayat ini dikutip dari Mazmur 45 di dalam sejarah Israel, pada saat raja dilantik, imam besar akan membacakan ayat ini sebagai restu atas dirinya, supaya kuasa pemerintahannya diberkati oleh Tuhan dan tahtanya tidak goncang. Inilah yang membedakan kerajaan Israel dengan kerajaan-kerajaan lain di daerah Palestina, pemerintah-pemerintah dunia tidak menginginkan adanya kuasa yang lebih besar dan lebih tinggi di atas pemerintahannya, tetapi Alkitab dengan jelas mengatakan kepada Israel, bukanlah demikian dengan kamu, bangsaKu, karena sebenarnya yang memerintah kamu bukanlah raja melainkan Aku, Tuhan yang menciptakanmu. Ada unsur kuasa Teokrasi di dalam pemerintahan Israel.
Maka ketika raja-raja Israel dan Yehuda dilantik, upacara pelantikannya dilakukan oleh imam yang mewakili Tuhan Allah. Artinya raja menerima mandat dari Tuhan, itu sebabnya harus menjalankan kehendak Tuhan, harus memelihara umat Tuhan yang dipercayakan kepadanya, tidak boleh memerintah berdasarkan kemauannya yang tidak terkendali atau nafsunya yang tidak diikat oleh kebenaran. Selain itu raja-raja yang pernah muncul di dalam Alkitab hanya merupakan lambang dari Kristus saja. Mengapa? Karena tongkat pemerintahan mereka tidak kekal. Mereka hanya memerintah selama puluhan tahun, lalu mewariskan tahta pemerintahannya kepada anaknya karena meninggal.
Tahun lalu, seorang profesor dari program post doctorate dari Beijing yang ikut studi di Reformed Institut di Washington D.C. pada malam kesaksian beliau berkata, saya merasa ada perbedaan yang sangat besar antara pemerintahan Kristen dengan pemerintahan yang tidak bertuhan. Para raja di Barat yang dipengaruhi oleh kekristenan sadar ada Tuhan yang tertinggi sebagai Penguasa yang tidak nampak, tapi hal seperti itu tidak terdapat di dalam pemerintahan di Timur, khususnya di Tiongkok.
Itu sebabnya dari zaman Qin Shi Huang, the first emperor sampai pada Mao Ze Dong, semuanya sama. Setelah mereka naik tahta, mereka membunuh dan berbuat hal-hal yang tidak adil dan sewenang-wenang. Karena mereka menganggap kuasa mereka adalah kuasa yang mutlak. Apakah kuasa manusia kekal adanya? Tidak.
Adakah kerajaan dan kuasa manusia yang kekal? Tidak ada. Satu-satunya Kerajaan yang kekal adalah Kerajaan Yesus Kristus. Alkitab mengatakan, tiap-tiap raja di Israel, sebelum naik tahta harus berjanji, tidak akan melepaskan Firman Tuhan dari kepalanya, dari lengannya, dari jubahnya, artinya baik-baik dia harus berpikir, berjalan, atau melakukan apapun seturut prinsip Firman Tuhan yang tercantum di Taurat. Setelah itu barulah dia berhak memerintah umat yang Tuhan percayakan kepadanya. Itu sebabnya orang yang duduk di atas tahta bukan menggunakan kuasa dengan sewenang-wenang melainkan menuruti prinsip-prinsip yang penting dari Firman Tuhan, barulah dia akan diberkati oleh Tuhan.
Dengan hak apakah Yesus Kristus duduk di atas tahta Allah menjadi Raja yang memerintah gereja dan seluruh alam semesta? Bukan duduk di atas tahta untuk menyembelih orang lain, membasmi musuh-musuhNya, tetapi sebaliknya, Dia pernah difitnah, diperlakukan secara tidak adil, mati menggantikan kau dan saya, bangkit dan duduk di atas tahta. Karena Dialah Domba Allah yang tersembelih, yang membeli orang-orang dari pelbagai sudut, termasuk kau dan saya dengan darahNya dan dibawa kembali kepada Allah. Hati kita mempunyai tahta. Tahta itu bukan untuk diduduki oleh Nebukadnezar, Mao Ze Dong atau siapaun tetapi Yesuslah yang harus duduk di sana. Karena DIa adalah Tuhan dan Juruselamat kita.
Ibrani 1: 9, Dia yang duduk di atas tahta, mempunyai satu sifat yang membuatNya diperkenan oleh Allah, yaitu mencintai keadilan dan membenci kefasikan. Siapakah yang duduk di atas tahta? Yesus Kristus. Dengan sifat yang bagaimanakah Dia memerintah? Tiap-tiap hari kita menyaksikan orang-orang yang duduk di atas tahta melakukan ketidakadilan, bermain seturut dengan rencana yang fasik, hanya untuk memperoleh profit dan meluputkan diri dari menderita kerugian.
Tidak demikian dengan Yesus, di ayat ini Allah memberikan kesaksian melalui Roh Kudus yang memberikan inspirasi kepada penulis di Alkitab. Engkaulah Allah, Engkau duduk di atas tahta, Engkau menyukai keadilan dan membenci kefasikan. Mari kita mendoakan mereka yang duduk di atas tahta untuk memiliki sifat seperti ini. Jika pemerintah mencintai keadilan dan membenci kejahatan, dunia akan menjadi beres.
Alkitab berkata, Lord Jesus, the Son of God mencintai keadilan dan kebenaran serta membenci kefasikan. Itu sebabnya Allah, yaitu AllahMu artinya Yesus menjalankan kebenaran, maka Allah Bapa yang mengutus Dia mengurapi Dia dengan sukacita. Dengan perkataan lain, melalui oknum yang ketiga, Allah mengkonfirmasikan kelayakan pelayananNya. Dengan begitu, Allah Tritunggal sekali lagi muncul di ayat ini. Allah Bapa mengurapi Yesus Kristus, AnakNya dengan Roh Kudus, oknum yang ketiga.
Seluruh peraturan yang kompleks dari masyarakat harus kembali meneladani apa yang dikerjakan oleh Tuhan. Kau mencintai keadilan (dalam bahasa Gerikanya adalah dikaiosune, yaitu kebenaran, keadilan), artinya Kau memperlakukan semua orang dengan kebenaran keadilan, sikap itu pula yang akan Tuhan karuniakan melalui Kristus yang mati dan bangkit kepada kita, orang-orang yang dibenarkan.
Kata Paulus di dalam surat Roma, kita dibenarkan oleh iman, arti asli dari kalimat tersebut adalah kita diberi kebenaran, keadilan melalui iman kita kepada Dia. Jadi seharusnya tidak diterjemahkan sebagai oleh melainkan melalui. Kita dibenarkan oleh Tuhan melalui iman. Maka istilah dikaiosune yang terdapat di dalam ayat ini mempunyai arti yang luar biasa dalamnya. Bila seorang pemimpin tidak mempunyai sifat ini, kepemimpinannya akan menjadi goncang.
Begitu juga kalau seorang ayah memperlakukan anaknya dengan tidak adil, keluarganya akan goncang. Karena yang anak-anak tuntut dari orang tuanya bukanlah uang, bukan seorang ayah yang tampan atau ibu yang cantik melainkan perlakuan yang adil. Dikaiosune-lah sifat dan prinsip yang Yesus pakai dalam memerintah KerajaanNya. Dia adalah Raja yang mencintai keadilan dan membenci kefasikan, maka setiap kali dosa, kenajisan, ketidakadilan datang, Kristus pasti akan menolaknya. Itu sebabnya Allah mengurapi Dia dengan minyak sorgawi yang memberikan sukacita. Apa maksudnya? Beban yang berat di dalam pelayanan perlu dibarengi dengan kerelaan dan sukacita yang luar biasa. Itulah rahasia di dalam pelayanan.
Jika seseorang sambil melayani sambil mengomel, itu berarti rohaninya tidak beres. Seorang yang melayani Tuhan seharusnya sambil melayani sambil menikmati urapan sukacita. Apakah capek? Capek. Apakah susah? Susah. Ada banyak pengalaman yang pahit, ada banyak hal yang sangat mengecewakan, tetapi kita tidak putus asa. Mengapa? Ada sesuatu yang mengimbangi. Minyak sukacita yang telah mengurapi kita. Karena ada sukacita, maka semua jerih-payah dan kelelahan akan menjadi ringan dan tidak berarti apa-apa.
Jika kau berani menjadi manusia, maka kau harus berani menanggung segala kesulitan. Karena hidup memang penuh dengan kesulitan, kemungkinan disalah mengerti oleh orang lain. Jadi kita mengerjakan apapun, jangan hanya menginginkan bonus tapi tidak mau menjalankan kewajibannya, jangan hanya ingin menuai tapi tidak mau menabur. Itu tidak mungkin.
Ketika Yesus datang ke dunia, Dia tidak berkata, "Tahukah kamu, siapakah Aku? Aku adalah Anak Allah, kamu semua harus tunduk kepadaKu." Dia datang untuk menjadi contoh. Lahir di palungan, difitnah, disalahmengerti, ditolak, diejek, akhirnya sampai dipaku di atas kayu salib. Apakah sulit? Ya. Adakah memikul salib yang berat? Ya. Adakah mengalirkan darah? Ya. Adakah Dia berkata, mana keadilan, Aku adalah AnakMu mengapa Kau mencampakanKu ke dunia? Tidak! Dia bersukacita.
Satu hal yang sangat menyentuh hati saya adalah pada waktu Yesus mengutus ketujuh puluh orang muridNya mengabarkan Injil. Waktu mereka kembali, mereka melaporkan kesuksesan misi mereka yang luar biasa. Saat itu Yesus menghadapi permasalahan yang amat sulit. Dia memberitakan Injil tidak seorangpun menerimanya, tapi murid-muridNya justru sukses. Mengapa bisa begitu? Karena Yesus memberikan ladang yang gampang kepada murid-muridNya, ladang yang sulit Dia sendiri yang mengerjakannya.
Jika demikian pantaskah murid-muridNya bersombong, merasa diri lebih hebat daripada Guru mereka? Yesus berkata, jangan bersukacita hanya karena kamu bisa menaklukan setan, bersukacitalah jika namamu tercatat di dalam buku Alhayat. Kalimat ini ditujukan kepada siapa? Murid-muridNya yang mungkin menjadi congkak, sekaligus mengingatkan mereka bahwa di antara mereka yang ikut melakukan penginjilan dan menyaksikan keberhasilan itu ada seorang yang namanya tidak tercatat di buku Alhayat.
Setelah itu Yesus menengadah ke langit dan berkata, "Oh Tuhan langit dan bumi, Aku bersyukur kepadaMu, karena kehendakMu memang demikian." Apa maksudnya? "Tuhan, Kaulah yang mengizinkan Aku melayani dengan susah payah tapi tanpa hasil, maka hatiKu bersukacita." Itulah kerohanian Yesus yang bisa dijadikan contoh oleh setiap pelayan Tuhan. Saat Dia tidak berhasil, Dia tidak merasa iri, tidak marah, tapi menerimanya sebagai rencana Allah BapaNya.
Ada banyak orang Kristen hanya tahu memuji Tuhan di saat kaya, memperoleh profit, tapi waktu kawanmu mendapat banyak order dan perusahaanmu terus merosot, bisakah kau memuji Tuhan? Kembalilah kepada teladan yang diberikan oleh Yesus Kristus.
Minyak sukacita diberikan menjadi urapan bagi pelayanan, tapi jika pelayananmu tidak disertai sukacita, itu akan menjadi berat sekali. Seorang pendeta di Amerika, baru membeli mobil baru, tiga bulan kemudian mobilnya rusak. Mengapa? Karena dia tidak ada pengalaman. Dia hanya tahu mengisi bensin, tidak pernah mengganti oli. Minyak sorgawi yang memberikan sukacita sama seperti oli di dalam mesin yang membuat jalan, suara, umur mesin menjadi berbeda.
Ada orang yang baru menjadi hamba Tuhan dua tahun sudah merasa kesal dan tidak mau menjadi hamba Tuhan lagi, karena ada begitu banyak kesulitan. Ada orang yang sudah melayani lima puluh, enam puluh tahun, meski diejek, difitnah, diumpat, disalah mengerti, dia tetap melayani dengan sukacita. Rahasianya hanya satu, urapan minyak sukacita. Apa itu urapan minyak sukacita? Kepenuhan Roh Kudus. Orang yang dipenuhi Roh Kudus adalah orang yang melayani dengan penuh sukacita, penuh cinta kasih.
Seperti Yesus, saat Dia dipaku dan darahNya mengalir, saat itulah darahNya siap untuk mengampuni
dosa manusia. Sangat berbeda dengan orang pada umumnya, kalau diberi telur ayam akan dibalas dengan memberi telur bebek, tapi kalau dipanah, akan dibalas dengan roket, agar hancur. Padahal bila kebencian dilawan dengan kebencian, hanya akan mendatangkan kehancuran, tetapi bila dihadapkan dengan cinta kasih, meskipun tidak membuahkan hasil dengan cepat, lambat laun hati nurani mereka akan menyadarinya.
Tuhan Yesus memerintahkan Petrus, "Sarungkan pedangmu, karena barangsiapa mengeluarkan pedang, dia akan mati oleh pedang." Cintailah musuhmu, berdoalah bagi mereka yang menganiayamu. Itulah ajaran Kristen.
Kalau minyak sorgawi memenuhi kita, maka keletihan, kesulitan yang sebesar apapun di dalam pelayanan kita akan dikalahkan oleh sukacita dan kerelaan yang ada di dalam diri kita. Kerelaan, kesungguhan, minyak sukacita adalah contoh yang kita pelajari dari Kristus. Mari kita belajar dari Yesus Kristus.
Alkitab hanya satu kali mencatat Yesus bersukacita, tapi justru pada saat yang paling sulit. Baca
Matius 11:20, 25ff, Ibrani 1:8-9. Apakah rahasianya agar kita bisa terus bersukacita? Tidak ada lain kecuali mencintai keadilan dan membenci kejahatan. Menjalankan kebenaran tapi ditolak lebih
bersukacita daripada melakukan kejahatan tapi diterima. Biar orang melawan saya, asal saya yakin bahwa apa yang saya lakukan itu benar dan berkenan kepada Tuhan, saya akan tetap melakukan.
Relasi Antara Kristus Dengan Alam Semesta
Ibrani 1:10-12
Minggu lalu kita sudah membahas tentang Kerajaan Tuhan dan tongkat pemerintahanNya yang tidak berubah. Cara pemerintahanNya menjadi contoh bagi semua pemerintah. Dia mencintai keadilan, kebenaran dan membenci kejahatan. Itu sebabnya Allah mengurapi Dia dengan minyak sukacita, yaitu Roh Kudus, dan memberi kekuatan kepadaNya. Di awal pembahasan Ibrani ini kita membahas tiga relasi yang terdapat di Ibrani 1:
1.Relasi antara Kristus dengan Allah Bapa. Dialah cahaya yang keluar daripada terang Tuhan itu sendiri. Wujud dari esensi Allah yang mewahyukan Allah. Jadi relasi antara Kristus dengan Sang Bapa adalah: Dia adalah Pewahyu.
2.Relasi antara Kristus dengan dunia ciptaanNya. Dia adalah Pencipta, Penopang, dan Pewaris segala sesuatu yang ada di dalam alam semesta.
3.Relasi antara Kristus dengan gereja yang ditebusNya. Dia adalah Penyuci dosa yang telah menang atas dosa. Penebus bagi orang Kristen.
Di Ibrani 1: 10-12, penulis sekali lagi menjelaskan akan relasi antara Kristus dengan dunia yang diciptaNya. Waktu penulis membandingkan Kristus dengan para malaikat, dia melukiskan malaikat bagaikan angin, bagaikan api yang tidak menetap. Sedangkan Kristus memiliki tahta dan tongkat pemerintahan yang tetap sampai selama-lamanya.
Sekarang waktu penulis membandingkan Kristus dengan alam semesta, dia berkata, pada mulanya ya Tuhan, Engkau telah meletakan dasar bumi dan langit adalah buatan tanganMu. Semuanya akan binasa, tetapi Engkau tetap ada. Terlihat di sini, perbedaan antara Kristus dengan langit dan bumi. Langit dan bumi dicipta, ditetapkan dasarnya oleh Dia, tapi suatu hari nanti, langit dan bumi akan lenyap. Hanya Kristus, Pencipta yang akan tinggal tetap sampai selama-lamanya (ay. 11).
Ibrani 1: 10-12 ini dikutip dari Mazmur 102:26-29, namun pemazmur sendiri tidak menyadari bahwa yang diwahyukan kepada mereka itu adalah oknum kedua dari Allah Tritunggal. Karena wahyu yang diberikan kepada para nabi di P.L. itu masih kabur, sampai di Ibrani 1:10-12 baru menjadi jelas.
Di P.L. kepastian bahwa Allah adalah Pencipta langit dan bumi masih samar-samar. Sampai di P.B., barulah kita diyakinkan bahwa Allah Anak adalah media yang dipakai untuk menciptakan langit dan bumi (Kolose 1:26), segala sesuatu dicipta through Him and for Him. Dengan lain perkataan, Allah Bapa memakai Allah Anak sebagai Perantara di dalam creatio ex nihilo; to create everything from nothingness.
Apakah perbedaan antara sang Pencipta dengan yang dicipta? Yang dicipta disebut alam semesta, bersifat materi, sedangkan Pencipta bukan bersifat materi. Allah telah menciptakan alam semesta yang bersifat materi, tapi Allah sendiri pasti dan mutlak bukan materi. Jadi, sifat superior, sifat unik yang melampaui segala ciptaan ada pada diri sang Pencipta.
Waktu kita menginjili, kadang-kadang kita bertemu dengan kaum intelektual bodoh yang berkata, coba tunjukkan Allah kepadaku, maka aku akan percaya. Allah adalah Allah. Allah tidak berada di dalam wilayah penglihatan mata kita yang bersifat materi. Jika Allah bisa dilihat, Dia adalah Allah yang terbatas, bukan Allah yang transenden. Tapi karena dia tidak mengerti sifat Allah, maka dia mengajukan pertanyaan yang mirip dengan pertanyaan anak kecil, "Allah itu dari mana?" Pertanyaan itu mengindikasikan ada satu tempat yang bernama "mana" dan Allah keluar dari sana.
Tapi mungkinkah Allah yang tidak terbatas datang dari tempat yang terbatas? Tentu tidak. Part plus part plus part&ellipsis; can never bigger than the totality. Jika Allah memang tidak terbatas, mengapa kita memasukanNya dengan paksa ke dalam yang terbatas lalu menginginkan Dia keluar dari yang terbatas? Itu tidak mungkin dan tidak logis sama sekali.
Kaulah yang menciptakan alam semesta, yang menegakkan fondasi bumi, kalimat ini memberikan pandangan kosmis yang melampaui semua pemikiran orang Gerika. Pada zaman surat Ibrani ditulis, orang Gerika banyak menulis tentang heavens, banyak berbicara soal metafisika, fisika, kimia, alam semesta, solar sistem, dan lain-lain.
Konsep mereka tentang kosmos adalah konsep yang sangat tertutup. Alam berada dengan sendirinya, sanggup mencukupkan dirinya sendiri, mempunyai modal yang cukup untuk memberi jawab kepada siapapun yang mau mencari kebenaran, dan merupakan sasaran yang terakhir. Dengan begitu orang Gerika menjadikan dirinya sebagai subyek dan alam semesta sebagai obyek.
Mereka memikirkan, menganalisa, lalu katanya, inilah alam semesta. Apa yang dimaksud "ini?" Tulisan penyelidikan, hasil pengamatan, konklusi dari hasil studi mereka. Namun bisakah pengertian yang mereka dapatkan itu salah? Bisa saja. Hal itu terbukti dari pemberian Nobel Prize kepada orang-orang yang menemukan kesalahan-kesalahan atau hal-hal yang belum ditemukan para pendahulunya di bidang fisika dan itu berlangsung setiap tahun.
Artinya, kebenaran science belum merupakan kebenaran yang mutlak, melainkan pengetahuan manusia terhadap alam semesta yang semakin hari semakin bertambah dan berubah. Berubah dari hal apa? Dari pengertian yang tadinya kurang tepat menjadi lebih tepat, dari yang tadinya kurang menyeluruh menjadi lebih menyeluruh. Apakah berarti sudah mutlak tepat? Tidak. Maka orang yang hanya mau percaya science dan tidak mau Tuhan adalah orang yang bodoh.
Kecepatan sinar yaitu tiga ratus ribu kilometer per detik. Jadi kalau kita menggunakan lampu senter laser menyorot ke bulan, kapan terang itu terlihat di bulan? Tidak sampai dua detik. Sedangkan untuk menyorot ke matahari, memerlukan waktu kira-kira delapan menit tiga belas detik. Karena jarak matahari ke bumi adalah seratus lima puluh juta kilo meter. Maka matahari yang kita saksikan sebenarnya adalah sinar matahari dari delapan menit tiga belas detik yang lalu.
Jadi Ibrani pasal 1 telah menerobos pengertian orang Gerika yang berbentuk closed system, karena dikatakan dengan tegas di sini alam semesta bukan ada dengan sendirinya melainkan ada Penciptanya. Orang Gerika memikirkan apakah perubahan yang ada di alam itu sungguh-sungguh terjadi atau hanya merupakan gejala saja. Hasilnya, filsafat Gerika terbagi menjadi dua:
Philosophy of Being. Dimulai oleh Zeno dan Parmenaides. Segala sesuatu tidak berubah.
Philosophy of Becoming. Dimulai oleh Heraclitos. Tidak ada satu pun yang tidak berubah. Misalnya meja, sepertinya tidak berubah, padahal dalamnya sudah dihuni rayap, sudah mulai berubah. Sampai suatu hari, ketika rayap merajalela, meja akan ambruk secara mendadak.
Di Ibrani 1:10-12 kita menemukan jawabannya. Hanya Tuhan yang tidak berubah, sedangkan alam semesta, istri atau suami, guru atau murid, materi atau harta semuanya dapat berubah. Jadi, di dunia ini terdapat dua hal. Yang berubah dan yang tidak berubah.
Dari bagian ini juga kita tahu, kita hidup di dalam dunia yang sementara, tapi kita memiliki Tuhan yang menjadi dasar yang memberikan kekuatan pada alam semesta, dan kita harus beriman kepadaNya. Jika kita melihat dunia yang berubah sebagai sasaran terakhir, tidak memandang kepada Dia yang tidak berubah, kita akan kehilangan arah.
Di sini terdapat sebutan "Engkau." Dimanakah tempat semayam Dia yang disebut "Engkau?" Tempat yang kekal, yang tidak berubah, tahta Tuhan Allah sendiri. Kalau kita memahami Ibrani 1: 8-9 terlebih dahulu baru memahami Ibrani 1: 10-12, kita akan menjadi orang yang stabil. Karena kita tahu Dia adalah Allah, Pencipta yang tidak berubah, tahtaNya juga tidak berubah. Dia juga memiliki karakter yang bisa menjadi contoh bagi kita, bahkan Dia juga sasaran akhir kita. Barangsiapa beriman kepadaNya, hidupnya tidak akan goyah untuk selama-lamanya.
Siapakah Yesus Kristus? Ya Tuhan, Kaulah yang menciptakan langit dan bumi. Kaulah yang meletakan fondasi bumi. Orang dulu tidak mengerti bumi ini apa. Tetapi Alkitab mengatakan di dalam kitab Ayub, bumi tergantung di tengah kekosongan, tidak ada yang menopang di bawahnya. Jadi Kitab Suci adalah satu-satunya buku yang melampaui zaman, lebih cepat menyatakan kebenaran Allah dibandingkan dengan penemuan manusia.
Di kitab Ayub 39 terdapat satu bagian yang sangat ajaib: ada cahaya, yaitu cahaya matahari, yang tahu akan tempatnya sendiri. Karena cahaya itulah bumi menyatakan diri bagaikan guci yang diberi cap. Apa maksudnya? Setelah seorang penjunan membuat sebuah guci, dia harus meletakannya di atas alat yang berputar, semakin cepat putarannya, tangan yang membentuk guci itu akan bekerja semakin lincah, dan gucipun menjadi begitu rapi. Setelah guci itu kering, tibalah saat untuk dilukis. Ada dua cara untuk melukis di atas guci. Pertama, dengan menggunakan tangan. Yang kedua, dengan menggunakan cap.
Waktu mencap, guci harus diputar secara perlahan sambil sambil dibubuhi cap. Jarak antara cap dengan cap sudah diukur sebegitu rupa, sehingga semua cap tercetak rapi sekali. Begitulah bumi yang berputar dicap dengan cahaya matahari.
Adapun yang dimaksud dengan fondasi bumi adalah prinsip-prinsip dasar yang Allah tetapkan, yang membuat alam semesta menjadi seperti apa adanya. Mengapa jarak antara matahari dan bumi bukan lima puluh ribu atau lima juta kilometer? Jika jarak bumi sepersepuluh persen lebih dekat dengan matahari, kita akan hangus terbakar. Jika jaraknya lebih jauh sedikit saja, kita akan menjadi beku. Ketepatan seperti itu ditetapkan oleh siapa? Logos.
Logos yang menjadi dasar bagi logi-logi yang lain. Siapakah Dia? Kristus. Jadi melalui Kitab Suci kita menyaksikan adanya prinsip yang Allah pakai untuk menjadi dasar bagi segala sesuatu yang diciptaNya. Prinsip itu adalah Kristus sendiri, itu sebabnya bijaksana terdapat di mana-mana, karena ciptaan Allah mengandung bijaksana di dalamnya.
Pemazmur mengatakan, bijaksanalah yang menjadikan segala sesuatu. Di Alkitab hanya satu tempat mencatat tentang bijaksana yang berbicara dengan otoritas orang pertama, yaitu Amsal 8:20-31. Di dalam seluruh kitab Amsal, istilah bijaksana selalu disebut sebagai dia tetapi di bagian ini, bijaksana menyebut diri sebagai aku. Siapakah ku di sini? Bijaksana yang menjadi arsitek, perancang alam semesta. Siapakah Dia? Kristus, oknum kedua dari Allah Tritunggal sebelum datang ke dunia.
Ibrani 1: 10-12 mengakui, ada yang berubah, ada juga yang tidak berubah. Apa yang berubah? Dunia ciptaan. Siapa yang tidak berubah? Tuhan sang Pencipta. Bagaimanakah Tuhan menciptakan dunia ini? Dengan menopang dunia ini dengan prinsip-prinsip dasar yang tidak berubah, namun dunia ini adalah dunia yang berubah, yang tidak kekal, yang akan berlalu dan lenyap. Itu yang dikatakan Ibrani 1: 10.
Ibrani 1: 11-12. Apa yang dimaksud dengan tahun-tahun? Berputarnya bumi, pertukaran musim adalah yang disebut tahun-tahun, tetapi Tuhan yang berada di atas tahtaNya, tahun-tahunNya tidak berubah. Ibrani 1: 12, semua yang bersifat materi akan dibakar lenyap (2 Petrus 3), di dalam bahasa Grikanya mirip dengan meledaknya bom atom.
Jadi ketika waktu yang Tuhan tetapkan telah tiba, dunia akan diizinkan meledak bagaikan dibom dengan bom atom dan lenyap sama sekali. Semua akan lenyap, seperti pakaian yang digulung, artinya, bagi Tuhan, dunia serta segala nafsu dunia ini akan lenyap, hanya mereka yang menjalankan kehendak Allah tinggal tetap sampai selama-lamanya.
Baca 1 Yohanes 2:15-17. Terjemahan lain dari ayat 16, nafsu daging, nafsu mata dan kesombongan masa hidup bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia. Adapun wawasan Kristen adalah dunia ini dicipta, dunia ini berubah, dan akhirnya dunia ini akan lenyap.
Tuhan menetapkan dasar dunia dengan memberikan dalil-dalil di dalamnya sehingga bijaksana Tuhan nyata di dalamnya, namun hanya Tuhan saja yang kekal. Ayat 12, tahun-tahun yang tidak berkesudahan dimengerti sebagai hidup kekal yang Tuhan janjikan kepada orang yang pernah hidup di dalam dunia yang sementara dan berubah ini tapi berpegang pada Dia dan menjalankan kehendakNya.EKSPOSISI SURAT IBRANI 1:1-12.