NATAL ADALAH BERITA: KELEPASAN, KEMULIAAN DAN PENGHARAPAN

NATAL ADALAH BERITA: KELEPASAN, KEMULIAAN DAN PENGHARAPAN

“Berita Kelepasan”, inilah yang menjadi judul perikop yang diberikan oleh Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) untuk Yesaya 40; sedangkan di dalam terjemahan ESV diberi judul Comfort for God’s people. Tema penting ini pula yang menjadi lagu pertama dari Messiah, salah satu oratorio terbesar di dunia yang digubah oleh Handel.

Hiburkanlah, hiburkanlah umat-Ku, demikian firman Allahmu, tenangkanlah hati Yerusalem dan serukanlah kepadanya, bahwa perhambaannya sudah berakhir, bahwa kesalahannya telah diampuni, sebab ia telah menerima hukuman dari tangan TUHAN dua kali lipat karena segala dosanya. (Yesaya 40:1-2) 

Berita kelepasan merupakan berita yang paradoks. Berita kelepasan menyebabkan Yesus yang bebas harus terbelenggu. Pada saat Yesus datang untuk memberikan kenyamanan kepada umat-Nya, Ia lahir di tengah-tengah keadaan yang tidak nyaman. Mungkin tempat tidur pertama-Nya berjerami kasar dan menembus lampin menusuk punggung-Nya. Atau mungkin tempat tidur pertama-Nya tanpa jerami, hanya dari batu dingin yang keras. Makanan sisa, bahkan kotoran binatang yang bau pasti sangat mengganggu peristiwa kelahiran Yesus. 

Tubuh yang kecil dan darah yang mengalir berada dalam ruangan yang sama dengan bekas makanan dan kotoran binatang. Kelahiran Yesus tidak bisa dipisahkan dengan kedatangan Yesus untuk mati. Sampai menjelang peristiwa penyaliban, Yesus tidak mundur sedikit pun dan terus maju. Di dalam pergumulan batin, Dia berkata dan terharu, “Bapa, selamatkanlah Aku dari saat ini? Tidak, sebab untuk itulah Aku datang ke dalam saat ini” (Yohanes 12:27). Dia tidak mau ditangisi oleh putri-putri Yerusalem yang belum benar-benar mengerti akan kesalahan dan dosa mereka pada peristiwa jalan salib dan diri-Nya yang harus ditinggalkan oleh Bapa. IA tergantung di atas kayu salib sendirian, tertiup angin kencang, dan menjadi tontonan publik dalam keadaan hina dan memalukan. 

Yesus datang untuk memberikan kenyamanan dengan diri-Nya mengalami ketidak nyamanan . Yesus datang untuk mengampuni kesalahan dengan diri-Nya menanggung hukuman atas kesalahan. Yesus datang untuk melepaskan hukuman dengan diri-Nya menerima hukuman atas dosa manusia. Sesungguhnya, oleh kasih karunia-Nya, Yesus menjadi miskin karena kita supaya kita menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya (2Korintus 8:9).

NATAL ADALAH BERITA KEMULIAAN

Ada suara yang berseru-seru: “Persiapkanlah di padang gurun jalan untuk TUHAN, luruskanlah di padang belantara jalan raya bagi Allah kita! ... maka kemuliaan TUHAN akan dinyatakan dan seluruh umat manusia akan melihatnya bersama-sama; sungguh, TUHAN sendiri telah mengatakannya.” (Yesaya 40:3-5)

Berita kelepasan juga adalah berita kemuliaan. Kedatangan Yesus yang membawa kelepasan, begitu khusus; didahului oleh persiapan protokoler oleh orang terbesar dari antara mereka yang dilahirkan seorang perempuan bernama Elizabeth. Untuk apa? Untuk mempersiapkan bahwa kemuliaan Tuhan dinyatakan, dan sungguh-sungguh Tuhan sendiri yang memberitakannya. 


Perkataan Tuhan tetap untuk selama-lamanya. Ia sangat berkuasa. Dengan hembusan-Nya manusia diciptakan dari debu tanah menjadi hidup, dan dengan hembusan-Nya pula manusia seperti rumput yang menjadi kering. TUHAN adalah Allah Mahakuasa dan Mahakuat yang menyatakan kemuliaan- Nya yang esa dan tiada bandingnya. Allah yang menakar air laut, mengukur langit, menyukat debu tanah, serta menimbang gunung dan bukit, yang dilukiskan di berbagai sudut dalam Alkitab. Yesaya 40 mengabarkan Dia yang turun ke dunia dan menyatakan diri. Dia bukan saja hal yang mudah-mudahan bisa dijamah, seperti yang diutarakan Paulus kepada orang Atena di Areopagus, tetapi benar-benar kebangkitan-Nya disaksikan dan diraba dengan tangan Yohanes sendiri.

Kemuliaan Allah yang tidak kelihatan dinyatakan oleh Kristus, yang adalah cahaya kemuliaan dan gambar wujud Allah yang kelihatan. Di dalam buku Siapakah Kristus?, Pdt. Dr. Stephen Tong mengatakan bahwa kedatangan Tuhan Yesus membawa kita mengenal siapakah Allah; Allah yang tidak mungkin kita mengerti, dan mengenalnya Sebuah Berita dengan benar; melihat Allah yang tidak mungkin kita lihat, dan menikmati kemuliaan Allah yang tidak mungkin kita mengerti. Kita yang dahulu masih seteru Allah, dan tidak mungkin atau paling jauh dari harapan dapat mengenal Allah, ternyata sudah berada di dalam rencana kebaikan Allah untuk memperkenalkan diri-Nya kepada kita dengan kedatangan Kristus ke dalam dunia.

Berita kelepasan manusia dan kemuliaan Allah tergores di dalam pujian bala tentara surga kepada Allah: “Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya” (Lukas 2:14).

NATAL ADALAH BERITA PENGHARAPAN

“… tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.” (Yesaya 40:31)

Berita kelepasan yang adalah berita kemuliaan, juga merupakan berita pengharapan. Berita pengharapan bagi orang yang menantinantikan TUHAN. Goethe, seperti diutarakan Pdt. Dr. Stephen Tong, mengatakan bahwa kedatangan Yesus ke dalam dunia yang tercatat di dalam empat Injil, memberikan teladan moral yang tidak dapat ditandingi oleh siapa pun dan menjadi terang yang menyinari dan memberikan pengharapan kepada umat manusia. Diukur secara jumlah tahun, Terang besar itu hanya melewati kurun waktu yang sedikit seperti titik kecil dalam sejarah. Kesempatan yang langka, unik, berharga, dan tidak terulang lagi. Yesus berkata: “Selama Aku di dalam dunia, Akulah terang dunia.” Terang yang tidak hanya memberikan pengharapan moral tetapi juga pengharapan kekal.


Di dalam waktu yang sangat singkat dari hidup Yesus, terdapat momen-momen paling berharga di dalam relasi antara Yesus dengan murid-murid-Nya dan juga dengan orang banyak. Alkitab juga mencatat ketaatan dan relasi Yesus kepada Bapa-Nya. Yohanes, dengan sangat teliti menulis kehidupan dan seluruh perkataan Yesus; dan momen kalimat itu sangat penting serta sangat berarti. Yesus pernah berkata: “Tinggal sesaat lagi dan dunia tidak melihat Aku lagi” (Yohanes 14:19a) dan “Tinggal sesaat saja dan kamu tidak melihat Aku lagi” (Yohanes 16:16a). Orang yang bijak mengetahui kesempatan itu singkat dan berharga. Mereka yang peka menanti-nantikan TUHAN menyatakan diri-Nya. Murid yang pandai mengetahui momen kristalisasi yang diucapkan guru itu, kalimat-Nya menjadi kekuatan inspirasi yang menyegarkan bagi mereka. 

Natal adalah peristiwa kedatangan Yesus yaitu kelahiran-Nya ke dalam dunia. Yesus mengatakan bahwa kita semua yang suci hatinya akan memiliki hidup dan diberikan Roh Kudus untuk melihat Dia. Kita semua sekarang menanti-nantikan kedatangan Yesus yang kedua kali. Fanny Crosby, wanita buta penggubah lebih dari 8.000 lagu himne yang kita kenal, mengutarakan bahwa lagu favoritnya adalah Saved by Grace (Someday my earthly house will fall … and I shall see Him face to face). 

Kerinduan terdalam dari seorang buta adalah untuk melihat Kekasih Jiwanya muka dengan muka; sekaligus Kekasih Jiwanya adalah orang yang pertama kali dilihatnya. Kita semua juga akan melihat keselamatan dari Tuhan dengan mata kita, seperti pujian Simeon kepada Allah yang mengandung berita kelepasan, berita kemuliaan, dan berita pengharapan di dalamnya: “Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel.” (Lukas 2:29-32)

RESPONS KITA?

Terakhir, Tuhan yang dinanti-nantikan itu adalah Tuhan yang datang dengan kekuatan dan tangan-Nya yang menjengkal langit, menakar debu, menimbang gunung. Di tengah-tengah gambaran Tuhan yang berkuasa ini , Tuhan seperti seorang gembala yang memangku anak-anak domba dan menuntun dengan hati-hati induk-induk domba. Tuhan yang penuh kasih ini memberikan kehidupan, kebangkitan, kebangunan, kesegaran, kesadaran, kekuatan kepada orang-orang yang menantikan-Nya. 

Tuhan yang adalah sumber kasih dan kehidupan. Orang-orang yang menantikan Tuhan mendapat kekuatan baru melebihi orang-orang muda yang menjadi lelah lesu dan teruna-teruna yang jatuh tersandung. Marilah kita senantiasa belajar menanti-nantikan TUHAN! Marilah melalui momen Natal ini kita belajar menantikan Tuhan berkarya di dalam kehidupan kita sekalian. 

Kemuliaan bagi Allah yang Mahatinggi dan damai sejahtera bagi orang yang berkenan kepada-Nya di bumi .NATAL ADALAH BERITA: KELEPASAN, KEMULIAAN DAN PENGHARAPAN
Next Post Previous Post