YESUS YANG TERBAIK
Pdt.Esra Alfred soru, MPdk.
Khotbah yang akan saya sampaikan hari ini tidak didasarkan pada satu atau beberapa ayat yang dieksposisi tetapi sebuah penelusuran terhadap satu kitab secara umum yakni Surat Ibrani. Karena itu tidak ada teks tertentu yang dibaca di awal khotbah ini tetapi saya akan kutipkan banyak ayat dari Surat Ibrani ini di dalam pembahasannya. Saya akan membagi
khotbah ini dalam beberapa pembahasan :
I. HAL-HAL YANG PERLU DIKETAHUI TENTANG SURAT IBRANI.
Ada beberapa hal yang perlu kita ketahui tentang Surat Ibrani ini :
a. Kapan Surat Ibrani ini ditulis?
Dari isinya, kelihatannya Surat Ibrani ini ditulis untuk orang-orang Kristen Yahudi yang hidup pada generasi kedua kekristenan. Untuk orang-orang Yahudi karena hamper seluruh isi surat ini membicarakan berbagai macam hal yang berkaitan dengan agama dan peribadatan agama Yahudi seperti hari Sabat (pasal 4), imam besar (pasal 4,7,8), Bait Allah (pasal 9), sistem korban (pasal 10), dll - yang pasti tidak akan dipahami oleh orang non Yahudi. Untuk orang Yahudi Kristen yang hidup pada generasi kedua kekristenan karena mereka dibedakan dari para rasul yang adalah generasi pertama dari kekristenan.
Ibrani 2:3 - bagaimanakah kita akan luput, jikalau kita menyia-nyiakan keselamatan yang sebesar itu, yang mula-mula diberitakan oleh Tuhan dan oleh mereka yang telah mendengarnya, kepada kita dengan cara yang dapat dipercayai Juga karena kelihatannya mereka sudah lama menjadi Kristen di mana mereka ditinjau dari sudut waktu seharusnya sudah bisa menjadi pengajar.
Ibrani 5:12 - Sebab sekalipun kamu, ditinjau dari sudut waktu, sudah seharusnya menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan asas-asas pokok dari penyataan Allah, dan kamu masih memerlukan susu, bukan makanan keras.
Mereka diajak untuk mengingat masa lalu sejak mereka menjadi Kristen.
Ibrani 10:32 - Ingatlah akan masa yang lalu. Sesudah kamu menerima terang, kamu banyak menderita oleh karena kamu bertahan dalam perjuangan yang berat
Bahkan pemimpin-pemimpin mereka sudah mati.
Ibrani 13:7 - Ingatlah akan pemimpin-pemimpin kamu, yang telah menyampaikan firman Allah kepadamu. Perhatikanlah akhir hidup mereka dan contohlah iman mereka.
Kalau ini adalah generasi kedua kekristenan maka rentang waktunya diperkirakan antara tahun 60-100 M. (Generasi pertama dimulai sejak Tuhan Yesus naik ke surga yakni tahun 27-60 M). Barclay mengusulkan waktunya sekitar tahun 80 M dengan alasan bahwa kesan yang didapatkan dari isi surat ini adalah para penerima surat ini tidak sementara berada dalam bahaya penganiayaan sekalipun ada peringatan bahwa bahaya itu setiap saat bisa muncul, di sisi yang lain penganiayaan itu pernah terjadi terhadap pemimpinpemimpin mereka yang mati syahid (13:7). Jadi kelihatannya mereka hidup di antara 2 zaman penganiayaan gereja yakni di antara masa penganiayaan oleh Kaisar Nero (tahun 64 M) dan Kaisar Domitianus (tahun 85 M). Jadi sangat mungkin itu adalah tahun 80 M.
Tapi mayoritas penafsir memberikan perhitungan waktu yang lebih awal. Menurut mereka pada waktu Surat Ibrani ditulis Bait Allah Yahudi masih ada dan berbagai ritual Yudaisme masih berlangsung di sana.
Ibrani 13:10-11 : (10) Kita mempunyai suatu mezbah dan orang-orang yang melayani kemah tidak boleh makan dari apa yang di dalamnya. (11) Karena tubuh binatang-binatang yang darahnya dibawa masuk ke tempat kudus oleh Imam Besar sebagai korban penghapus dosa, dibakar di luar perkemahan.
Kita tahu bahwa Bait Allah dihancurkan tahun 70 M oleh Jenderal Titus dari Roma sehingga kalau surat ini ditulis pada waktu Bait Allah masih ada, pasti ini ditulis sebelum tahun 70 M. Karena itu perkiraannya sekitar tahun 62-65 M.
Hal lain yang mendukung perhitungan waktu yang lebih awal adalah bahwa kalau surat ini ditulis setelah tahun 70 M, mustahil penulis Surat Ibrani ini tidak menyinggung apa-apa tentang kehancuran Yerusalem dan Bait Allah padahal itu dapat menjadi bahan argumentasi yang sangat kuat bagi penjelasaannya melawan Yudaisme.
b. Di mana dan kepada siapa Surat Ibrani ditulis?
Persoalan “di mana” dan “kepada siapa” ini saya gabungkan karena pembahasannya karena sangat berkaitan satu sama lainnya. Sekarang perhatikan ayat ini :
Ibrani 13:24 – Sampaikanlah salam kepada semua pemimpin kamu dan semua orang kudus. Terimalah salam dari saudara-saudara di Italia.
Dari ayat ini jelas bahwa surat Ibrani ini ditulis dari Italia (Roma). Hanya saja persoalannya tidak sesederhana ini. Barclay mengatakan bahwa kalimat yang saya garisbawahi di atas itu memungkinkan 2 penerjemahan yakni : “Terimalah salam dari saudara-saudara di Italia” dan “Terimalah salam saudara-saudara dari Italia”. Di mana letak perbedaannya? Jika dikatakan “Terimalah salam dari saudara-saudara di Italia” berarti surat ini ditulis di Italia (tempat orang-orang yang memberi salam itu) kepada orang-orang di tempat lain (diduga di Yerusalem dan sekitarnya). Sedangkan jika dikatakan “Terimalah salam saudara-saudara dari Italia” berarti surat ini ditulis di tempat lain (mungkin dari Yerusalem) yang ditujukan kepada orang-orang di Italia yang adalah asal dari orang-orang yang memberi salam. Bandingkan dengan terjemahan FAYH :
FAYH – “….Saudara-saudara seiman dari Italia yang berada bersama saya di sini juga mengirimkan salam. Semoga kasih karunia Allah menyertai Saudara sekalian. Sekian.
Dan menurut Barclay yang lebih tepat adalah yang kedua. Jadi surat ini bukan ditulis dari Italia tetapi ditulis kepada orang-orang Kristen Yahudi di Italia (Roma).
Sabda – Kalimat "terimalah salam dari saudara-saudara di Italia" (versi Inggris NIV -- "mereka dari Italia mengirim salam" Ibrani 13:24) mungkin sekali berarti bahwa penulis sedang menulis kepada orang-orang yang tinggal di Roma dan mencantumkan salam dari orang-orang percaya dari Italia yang dalam perantauan.
Tapi tidak ada keseragaman pandangan dari penafsir dalam hal ini. Yang mana pun yang benar, yang pasti para penerima surat ini adalah sebuah jemaat karena mereka mempunyai pemimpin-pemimpin (13:7), mereka kelihatannya mempunyai aktivitas belajar Alkitab (PA)
Ibrani 5:12 - Sebab sekalipun kamu, ditinjau dari sudut waktu, sudah seharusnya menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan asas-asas pokok dari penyataan Allah, dan kamu masih memerlukan susu, bukan makanan keras.
Dan juga ada pertemuan-pertemuan jemaat secara rutin :
Ibrani 10:25 - Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat
c. Siapa penulis Surat Ibrani ini?
Siapa yang menulis Surat ini? Ini yang menjadi persoalan karena sampai saat ini tidak ada kepastian tentang penulis surat ini. Tradisi gerejani mula-mula (abad 2-4 M) memunculkan banyak dugaan tentang penulis surat Ibrani namun pandangan yang tersebar luas pada abad 5 mengatakan bahwa Pauluslah penulis surat tersebut. Tetapi ada keberatan terhadap pandangan bahwa Pauluslah yang menulis surat ini :
1. Kalau Paulus yang menulis surat ini ia tentu akan berbicara dengan menunjuk kepada penyataan yang langsung diperolehnya dari Kristus (bandingkan dengan Gal 1:11- 12), sedangkan penulis surat ini menempatkan dirinya di antara orang-orang Kristen angkatan kedua yang memperoleh keyakinan Injil karena kesaksian para saksi mata pelayanan Yesus.
Ibrani 2:3 - bagaimanakah kita akan luput, jikalau kita menyia-nyiakan keselamatan yang sebesar itu, yang mula-mula diberitakan oleh Tuhan dan oleh mereka yang telah mendengarnya, kepada kita dengan cara yang dapat dipercayai
2. Gaya penulisan yang dipakai bukanlah gaya penulisan Paulus (halus dan bercorak Aleksandria, ketergantungan pada Septuaginta, cara memperkenalkan kutipan-kutipan PL, cara berargumentasi dan gaya mengajar, serta format surat).
Berbagai usulan tentang penulis surat ini antara lain Clements of Alexandria mengatakan bahwa penulisnya adalah Paulus (dalam bahasa Ibrani) dan Lukaslah yang menerjemahkannya. Calvin menolak bahwa Paulus penulisnya. Martin Luther juga menolak Paulus sebagai penulisnya dan mengusulkan Apolos dari Alexandria sebagai penulisnya. Tertullian berpendapat Barnabaslah penulisnya. Hironimus mengatakan bahwa gereja Latin tidak mengakui Paulus sebagai penulisnya sebaliknya mengatakan “Siapa saja terserah”! Agustinus sama dengan Hieronymus. Harnack lebih memilih Akwila dan Priskila sebagai penulisnya. Dan Origenes berkata : “Hanya Tuhan yang tahu siapa penulisnya”.
Siapapun penulisnya yang pasti dia harus orang Yahudi yang mengerti dengan dalam berbagai aturan hukum peribadatan Yahudi, dia juga menguasai bahasa Yunani dengan baik karena teks Yunaninya indah, juga dia orang yang pintar dalam berargumentasi membela keyakinan kekristenan.
d. Apa latar belakang dan tujuan penulisan Surat Ibrani ini?
Tadi sudah saya singgung bahwa Surat Ibrani ini ditujukan kepada orang-orang Kristen Yahudi yang hidup pada periode kedua dari kekristenan. Orang-orang Kristen Yahudi ini pada waktu itu hidup dalam suatu kondisi di mana mereka dikucilkan, dibenci atau ditolak karena iman mereka dan juga harta benda mereka dirampas.
Ibrani 10:32-34 – (32) Ingatlah akan masa yang lalu. Sesudah kamu menerima terang, kamu banyak menderita oleh karena kamu bertahan dalam perjuangan yang berat, (33) baik waktu kamu dijadikan tontonan oleh cercaan dan penderitaan, maupun waktu kamu mengambil bagian dalam penderitaan mereka yang diperlakukan sedemikian. (34) Memang kamu telah turut mengambil bagian dalam penderitaan orang-orang hukuman dan ketika harta kamu dirampas, kamu menerima hal itu dengan sukacita, sebab kamu tahu, bahwa kamu memiliki harta yang lebih baik dan yang lebih menetap sifatnya.
Dalam kondisi semacam ini muncullah orang-orang Yahudi non Kristen yang membujuk mereka kembali pada agama Yahudi. Untuk apa menjadi Kristen dan harus mengalami semua penderitaan seperti ini? Apalagi agama Yahudi sebenarnya jauh lebih unggul dari kekristenan. Akibatnya adalah ada banyak orang Yahudi Kristen yang lalu meninggalkan kekristenan (murtad) dan kembali lagi pada agama Yahudi. Karena itu maka penulis Surat Ibrani ini menulis surat ini dengan 3 tujuan :
Membuktikan bahwa kekristenan jauh lebih unggul dari agama Yahudi.
Menasihati orang-orang Yahudi Kristen supaya tidak murtad dari iman mereka kepada Yesus.
Mendorong mereka untuk maju dalam iman dan menyelesaikan perlombaan iman yang sementara mereka jalani.
Untuk memahami 3 hal ini lebih dalam, akan saya bahas dalam point-point berikutnya.
II. KEUNGGULAN YESUS / KEKRISTENAN ATAS YUDAISME.
Pada bagian ini saya akan jelaskan lebih detail tentang tujuan pertama dari Surat Ibrani yakni membuktikan bahwa kekristenan jauh lebih unggul dari agama Yahudi. Dalam hal ini Kristus tidak dibedakan dari kekristenan mengingat Kristus adalah pusat dari iman Kristen.
Untuk membuktikan hal ini penulis Surat Ibrani memenuhi suratnya dengan serangkaian keunggulan Yesus Kristus / kekristenan / orang beriman daripada semua hal yang ada dalam agama Yahudi. Itulah sebabnya boleh dikatakan bahwa kata kunci dari Surat Ibrani ini adalah “lebih”.
Ibrani 1:4 - jauh lebih tinggi dari pada malaikat-malaikat, sama seperti nama yang dikaruniakan kepada-Nya jauh lebih indah dari pada nama mereka.
Ibrani 3:3 - Sebab Ia dipandang layak mendapat kemuliaan lebih besar dari pada Musa, sama seperti ahli bangunan lebih dihormati dari pada rumah yang dibangunnya.
Ibrani 6:13 - Sebab ketika Allah memberikan janji-Nya kepada Abraham, Ia bersumpah demi diri-Nya sendiri, karena tidak ada orang yang lebih tinggi dari pada-Nya
Ibr 7:19,22,26 – (19) sebab hukum Taurat sama sekali tidak membawa kesempurnaan -- tetapi sekarang ditimbulkan pengharapan yang lebih baik, yang mendekatkan kita kepada Allah. (22) demikian pula Yesus adalah jaminan dari suatu perjanjian yang lebih kuat. (26) Sebab Imam Besar yang demikianlah yang kita perlukan: yaitu yang saleh, tanpa salah, tanpa noda, yang terpisah dari orang-orang berdosa dan lebih tinggi dari pada tingkat-tingkat sorga
Ibrani 8:6 - Tetapi sekarang Ia telah mendapat suatu pelayanan yang jauh lebih agung, karena Ia menjadi Pengantara dari perjanjian yang lebih mulia, yang didasarkan atas janji yang lebih tinggi.
Ibrani 9:11,14,23 – (11) Tetapi Kristus telah datang sebagai Imam Besar untuk hal-hal yang baik yang akan datang: Ia telah melintasi kemah yang lebih besar dan yang lebih sempurna, yang bukan dibuat oleh tangan manusia, -- artinya yang tidak termasuk ciptaan ini, (14) betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup. (23) Jadi segala sesuatu yang melambangkan apa yang ada di sorga haruslah ditahirkan secara demikian, tetapi benda-benda sorgawi sendiri oleh persembahanpersembahan yang lebih baik dari pada itu.
Ibrani 10:34 - Memang kamu telah turut mengambil bagian dalam penderitaan orang-orang hukuman dan ketika harta kamu dirampas, kamu menerima hal itu dengan sukacita, sebab kamu tahu, bahwa kamu memiliki harta yang lebih baik dan yang lebih menetap sifatnya.
Mari perhatikan lebih detail :
a. Ketika orang Yahudi membangga-banggakan nabi-nabi mereka di mana Allah berbicara kepada mereka melalui nabi-nabi itu dengan berbagai cara, penulis Surat Ibrani menekankan keunggulan Yesus dengan berkata :
Ibrani 1:1-2 – (1) Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, (2) maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada…..
Yesus itu bahkan sesungguhnya adalah pencipta alam semesta, pemilik segala sesuatu, lebih tinggi bahkan daripada malaikat-malaikat.
Ibr 1:2b-4 – (2b) “….Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta. (3) Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi, (4) jauh lebih tinggi dari pada malaikat-malaikat, sama seperti nama yang dikaruniakan kepada-Nya jauh lebih indah dari pada nama mereka.
b. Ketika orang Yahudi merasa unggul karena mereka memiliki seorang nabi besar sepertiMusa, penulis Surat Ibrani mengatakan bahwa Yesus lebih besar dari Musa.
Musa hanyalah pelayan di Rumah Tuhan, dan sekalipun ia adalah pelayan yang setia tetapi Yesus adalah Anak dan kepala dari rumah itu. Dengan kata lain Musa adalah hamba sedangkan Yesus adalah majikannya.
Ibrani 3:5-6 - (5) Dan Musa memang setia dalam segenap rumah Allah sebagai pelayan untuk member kesaksian tentang apa yang akan diberitakan kemudian, (6) tetapi Kristus setia sebagai Anak yang mengepalai rumah-Nya; dan rumah-Nya ialah kita, jika kita sampai kepada akhirnya teguh berpegang pada kepercayaan dan pengharapan yang kita megahkan.
c. Ketika orang Yahudi membanggakan Sabat (hari perhentian) mereka, penulis Surat Ibrani berkata bahwa ada satu hari Sabat (hari perhentian yang lain) yang bersifat rohani dan hanya orang yang percaya kepada Yesus yang masuk ke dalamnya sedangkan orang Yahudi yang tidak percaya Yesus tidak akan masuk ke dalamnya.
Ibrani 4:6,9,11 – (6) Jadi sudah jelas, bahwa ada sejumlah orang akan masuk ke tempat perhentian itu, sedangkan mereka yang kepadanya lebih dahulu diberitakan kabar kesukaan itu, tidak masuk karena ketidaktaatan mereka. (9) Jadi masih tersedia suatu hari perhentian, hari ketujuh, bagi umat Allah. (11) Karena itu baiklah kita berusaha untuk masuk ke dalam perhentian itu, supaya jangan seorang pun jatuh karena mengikuti contoh ketidaktaatan itu juga.
d. Ketika orang Yahudi membanggakan agama mereka karena memiliki sistem imamat dimana ada imam besar yang menjadi perantara antara Allah dan manusia, maka penulis Surat Ibrani berkata bahwa kekristenan mempunyai seorang Yesus Kristus sebagai imam besar.
Yesus adalah imam yang lebih besar atau lebih baik di mana ia sudah mengatasi langit (naik ke sorga) dan juga sama sekali tidak berdosa.
Ibrani 4:14-15 – (14) Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita. (15) Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa
Tetapi orang Yahudi membantah ini. Bagaimana bisa Yesus menjadi imam besar? Menurut hukum Taurat yang berhak menjadi imam adalah suku Lewi / keturunan Harun, dan Yesus bukan keturunan Lewi melainkan keturunan Yehuda. Jadi Yesus tidak berhak menjadi imam besar.
Ibrani 7:13-14 – (13) Sebab Ia, yang dimaksudkan di sini, termasuk suku lain; dari suku ini tidak ada seorang pun yang pernah melayani di mezbah. (14) Sebab telah diketahui semua orang, bahwa Tuhan kita berasal dari suku Yehuda dan mengenai suku itu Musa tidak pernah mengatakan suatu apa pun tentang imam-imam.
Tetapi penulis Surat Ibrani berargumentasi bahwa Yesus ini menjadi imam besar bukan menurut aturan Harun tetapi aturan Melkisedek.
Bahwa Yesus menjadi imam besar menurut aturan Melkisedek ini sesuai dengan nubuatan dalam kitab Mazmur.
Mazmur 110:4 - TUHAN telah bersumpah, dan Ia tidak akan menyesal: "Engkau adalah imam untuk selama-lamanya, menurut Melkisedek.
Ibrani 5:6,10 – (6) sebagaimana firman-Nya dalam suatu nas lain: "Engkau adalah Imam untuk selamalamanya, menurut peraturan Melkisedek." (10) dan Ia dipanggil menjadi Imam Besar oleh Allah, menurut peraturan Melkisedek
Bandingkan :
Ibrani 6:20 - di mana Yesus telah masuk sebagai Perintis bagi kita, ketika Ia, menurut peraturan Melkisedek, menjadi Imam Besar sampai selama-lamanya.
Ibrani 7:11 – “…apakah sebabnya masih perlu seorang lain ditetapkan menjadi imam besar menurut peraturan Melkisedek dan yang tentang dia tidak dikatakan menurut peraturan Harun?
Siapa itu Melkisedek? Dan aturan imam menurut aturan Melkisedek itu yang bagaimana?
Ibrani 7:1-3 – (1) Sebab Melkisedek adalah raja Salem dan imam Allah Yang Maha-tinggi; ia pergi menyongsong Abraham ketika Abraham kembali dari mengalahkan raja-raja, dan memberkati dia. (2) Kepadanya pun Abraham memberikan seper-sepuluh dari semuanya. Menurut arti namanya Melkisedek adalah pertama-tama raja kebenaran, dan juga raja Salem, yaitu raja damai sejahtera.
Di sini penulis Surat Ibrani menyinggung kasus dalam kitab Kejadian di mana Abraham diberkati oleh seorang imam bernama Melkisedek dan Abraham lalu memberikan persembahan persepuluhan kepadanya. Yang berhak menerima persepuluhan menurut hukum Taurat Yahudi adalah seorang imam. Jikalau Abraham memberikan persepuluhan kepada Melkisedek berarti Abraham menganggap bahwa Melkisedek adalah seorang imam.
Sekarang apakah Melkisedek adalah suku Lewi? Apakah Melkisedek adalah keturunan Harun? Jelas bukan! Karena sewaktu Abraham berurusan dengan Melkisedek, ia bahkan belum mempunyai anak (Ishak). Lewi itu baru muncul kemudian karena dia adalah anak dari Yakub cucunya Abraham (Lewi adalah cicit dari Abraham). Apalagi Harun.
Lalu siapa Melkisedek ini?
Ibrani 7:3 - Ia tidak berbapa, tidak beribu, tidak bersilsilah, harinya tidak berawal dan hidupnya tidak berkesudahan, dan karena ia dijadikan sama dengan Anak Allah, ia tetap menjadi imam sampai selama-lamanya.
Ini tidak berarti bahwa Melkisedek adalah manusia aneh yang turun dari langit. Tidak ada ayah dan ibu. Tidak! Maksudnya di sini hanyalah bahwa tidak diketahui asal usulnya dengan jelas.
WBTC – Tidak ada orang yang tahu tentang orang tua Melkisedek atau dari mana asalnya. Dan tidak ada orang yang tahu kapan dia lahir dan kapan dia mati….”
Shellabear 2000 - Keterangan mengenai bapak, ibu, dan silsilah keturunannya tidak ditemukan di mana pun. Harinya tidak bermula dan hidupnya tidak berkesudahan….”
TEV - There is no record of Melchizedek's father or mother or of any of his ancestors; no record of his birth or of his death. He is like the Son of God; he remains a priest forever.
Intinya adalah Melkisedek ini adalah orang yang tidak jelas asal usulnya.
Nah, kalau orang yang tidak jelas asal usulnya seperti ini saja bisa menjadi imam, bahkan diperlakukan sebagai imam oleh nenek moyang bangsa Yahudi sendiri yakni Abraham, mengapa Yesus yang dari suku Yehuda tidak bisa menjadi imam? Ingat Yesus menjadi imam bukan menurut aturan Harun tetapi aturan Melkisedek yang tidak perlu dari keturunan Lewi / Harun. Jadi keimaman Yesus adalah sah dan alkitabiah.
e. Kalau memang Yesus adalah imam besar maka orang Yahudi masih menganggap bahwa Yesus adalah imam besar yang lebih rendah dari imam besar Harun. Tetapi penulis Surat Ibrani berargumentasi bahwa Yesus lebih besar dari Harun.
Harun memang imam besar tetapi jabatan itu tidak bisa ia pegang selama-lamanya karena ia akan dan sudah mati lalu digantikan oleh keturunannya sedangkan Yesus tidak demikian. Dia hidup selamanya dan karena itu Ia menjadi imam besar selamanya dan tidak pernah jabatan itu beralih pada orang lain.
Ibrani 7:23-25 – (23) Dan dalam jumlah yang besar mereka telah menjadi imam, karena mereka dicegah oleh maut untuk tetap menjabat imam. (24) Tetapi, karena Ia tetap selamalamanya,\ imamat-Nya tidak dapat beralih kepada orang lain. (25) Karena itu Ia sanggup juga menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang oleh Dia datang kepada Allah. Sebab Ia hidup senantiasa untuk menjadi Pengantara mereka.
BIS – (23) Ada lagi satu hal: imam-imam yang lain itu ada banyak, sebab mereka masing-masing mati sehingga tidak dapat meneruskan jabatannya. (24) Tetapi Yesus hidup selama-lamanya, jadi jabatan-Nya sebagai imam tidak berpindah kepada orang lain.
Selain itu Harun sekalipun adalah imam besar tetapi ia juga berdosa sehingga apabila ia membawa korban untuk dosa, korban itu berlaku untuk dosa dirinya sendiri setiap hari dan dosa umat Israel. Tetapi Yesus tidak berdosa sehingga Ia tidak perlu memberikan korban untuk diri-Nya sendiri. Korban yang Ia bahwa hanya untuk orang berdosa dan itu hanya 1 kali selamanya.
Ibrani 7:26-27 – (26) Sebab Imam Besar yang demikianlah yang kita perlukan: yaitu yang saleh, tanpa salah, tanpa noda, yang terpisah dari orang-orang berdosa dan lebih tinggi dari pada tingkat-tingkat sorga, (27) yang tidak seperti imam-imam besar lain, yang setiap hari harus mempersembahkan korban untuk dosanya sendiri dan sesudah itu barulah untuk dosa umatnya, sebab hal itu telah dilakukan-Nya satu kali untuk selama-lamanya, ketika Ia mempersembahkan diri-Nya sendiri sebagai korban.
Kelebihan Yesus lainnya sebagai imam besar dapat saudara baca di dalam pasal 8 seluruhnya dan pasal 9:11-28.
f. Orang Yahudi bangga karena mereka memiliki tempat kudus di bumi (Bait Allah) tetapi penulis Surat Ibrani berkata bahwa adanya Ruang Maha Kudus dalam Bait Allah yang dibatasi oleh tirai yang tidak boleh dimasuki siapapun kecuali imam besar setahun sekali membuktikan bahwa jalan kepada Allah belum terbuka.
Ibrani 9:7-8 – (7) tetapi ke dalam kemah yang kedua hanya Imam Besar saja yang masuk sekali setahun, dan harus dengan darah yang ia persembahkan karena dirinya sendiri dan karena pelanggaran-pelanggaran, yang dibuat oleh umatnya dengan tidak sadar. (8) Dengan ini Roh Kudus menyatakan, bahwa jalan ke tempat yang kudus itu belum terbuka, selama kemah yang pertama itu masih ada.
Jadi kalau kalian bangga dengan Bait Allah itu, ingatlah bahwa jalan kalian kepada Allah masih tertutup. Tetapi bagaimana dengan Kristen? Kristen mempunyai Yesus Kristus yang pada waktu Ia mati telah mengoyakkan tirai Bait Allah itu sehingga Yesus sebagai imam besar bisa masuk ke dalam tempat kudus itu dan di sana Ia menjadi perantara kepada Allah sehingga jalan kepada Allah sudah terbuka. Bukan menuju tempat kudus di bumi ini (buatan manusia) tetapi tempat kudus di surga (buatan Tuhan).
Ibrani 9:11,24 – (11) Tetapi Kristus telah datang sebagai Imam Besar untuk hal-hal yang baik yang akan datang: Ia telah melintasi kemah yang lebih besar dan yang lebih sempurna, yang bukan dibuat oleh tangan manusia, -- artinya yang tidak termasuk ciptaan ini, (24) Sebab Kristus bukan masuk ke dalam tempat kudus buatan tangan manusia yang hanya merupakan gambaran saja dari yang sebenarnya, tetapi ke dalam sorga sendiri untuk menghadap hadirat Allah guna kepentingan kita.
Dengan kata lain, bagi agama Yahudi, jalan ke surga masih tertutup tetapi bagi orang Kristen jalan itu sudah terbuka.
g. Lalu orang Yahudi membanggakan semua ritual korban mereka di dalam system peribadatan mereka tetapi penulis Surat Ibrani lalu berkata bahwa semua korban dan sistem peribadatan Yahudi hanyalah bayangan dari keselamatan yang akan datang dan bukan hakikat dari keselamatan itu. Dan karena itu semuanya itu tidak sempurna dan tidak bisa menyelamatkan manusia.
Ibrani 10:1,4 – (1) Di dalam hokum Taurat hanya terdapat bayangan saja dari keselamatan yang akan datang, dan bukan hakekat dari keselamatan itu sendiri. Karena itu dengan korban yang sama, yang setiap tahun terus-menerus dipersembahkan, hukum Taurat tidak mungkin menyempurnakan mereka yang datang mengambil bagian di dalamnya. (4) Sebab tidak mungkin darah lembu jantan atau darah domba jantan menghapuskan dosa.
Jadi sebenarnya yang ada dalam agama Yahudi hanyalah bayang-bayang saja tetapi bukan realita yang sesungguhnya. Kekristenanlah realita yang sesungguhnya.
Juga keterbatasan dari sistem korban Yahudi terlihat dari korban itu dipersembahkan terus menerus. Ini berbeda dengan Kristus hanya memberikan korban yakni diri-Nya sendiri satu kali untuk selamanya.
Ibrani 10:11-14 – (11) Selanjutnya setiap imam melakukan tiap-tiap hari pelayanannya dan berulang-ulang mempersembahkan korban yang sama, yang sama sekali tidak dapat menghapuskan dosa. (12) Tetapi Ia, setelah mempersembahkan hanya satu korban saja karena dosa, Ia duduk untuk selama-lamanya di sebelah kanan Allah, (13) dan sekarang Ia hanya menantikan saatnya, di mana musuh-musuh-Nya akan dijadikan tumpuan kaki-Nya. (14) Sebab oleh satu korban saja Ia telah menyem-purnakan untuk selama-lamanya mereka yang Ia kuduskan.
Keunggulan Kristus dari semua sistem korban Yahudi ini bisa dibaca juga dalam pasal 9:11-28.
Jadi dalam 10 pasal dari Surat Ibrani ini, sang penulis membuktikan bahwa Yesus Kristuslah yang terbaik daripada seluruh sistem yang ada dalam agama Yahudi. Sekaligus ini menunjukkan superioritas Kristen di bandingkan dengan agama Yahudi. Ya, dalam banyak aspek kekristenan unggul secara meyakinkan dari agama Yahudi.
Atas dasar ini juga kita berani mengatakan bahwa kekristenan unggul atas seluruh system kepercayaan / agama di dunia ini. Perhatikan ayat ini :
Roma 3:1-2 – (1) Jika demikian, apakah kelebihan orang Yahudi…. (2) Banyak sekali, dan di dalam segala hal. Pertama-tama: sebab kepada merekalah dipercayakan firman Allah.
Ayat ini menunjukkan bahwa orang Yahudi termasuk agamanya mempunyai kelebihan atas segala bangsa/agama di dunia ini di mana mereka diberikan hukum Taurat sedangkan bangsa yang lain tidak.
Roma 2:14 – “…..bangsa-bangsa lain yang tidak memiliki hukum Taurat,..”
Mazmur 147:19-20 – (19) Ia memberitakan firman-Nya kepada Yakub, ketetapan-ketetapan-Nya dan hukum-hukum-Nya kepada Israel. (20) Ia tidak berbuat demikian kepada segala bangsa, dan hukum-hukum-Nya tidak mereka kenal. Haleluya!
Dengan memiliki hukum Taurat maka orang Yahudi mempunyai kelebihan dibandingkan dengan bangsa/agama lain. Apa kelebihannya?
Roma 2:17-20 – (17) Tetapi, jika kamu menyebut dirimu orang Yahudi dan bersandar kepada hukum Taurat, bermegah dalam Allah, (18) dan tahu akan kehendak-Nya, dan oleh karena diajar dalam hukum Taurat, dapat tahu mana yang baik dan mana yang tidak, (19) dan yakin, bahwa engkau adalah penuntun orang buta dan terang bagi mereka yang di dalam kegelapan, (20) pendidik orang bodoh, dan pengajar orang yang belum dewasa, karena dalam hukum Taurat engkau memiliki kegenapan segala kepandaian dan kebenaran.
Tetapi kalau ternyata seperti yang telah dibuktikan bahwa kekristenan lebih unggul daripada agama Yahudi maka secara logis harus dikatakan bahwa kekristenan lebih unggul daripada semua agama / sistem kepercayaan di dunia ini. Ya, kekristenan lebih unggul dari semua agama di dunia ini.
Dalam konsep penebusan dosa di mana hanya Kristen yang mempunyai konsep ini dan mempunyai Juruselamat sedangkan agama yang lain harus berjuang sendiri-sendiri untuk dosa-dosa mereka
Dalam konsep keselamatan di mana hanya Kristen yang menekankan “Salvation by Faith Alone” sedangkan agama lain menekankan “Salvation by Works”.
Dalam kepastian keselamatan di mana hanya Kristen satu-satunya agama yang mempunyai keyakinan keselamatan / masuk surga karena bukan didasarkan pada dirinya sendiri tetapi pada Allah. Agama lain paling-paling hanya mungkin, kemungkinan besar, mudah-mudahan, semoga, Isya Allah, dll.
III. NASIHAT PRAKTIS BAGI ORANG-ORANG KRISTEN.
Kalau benar bahwa Yesus Kristus adalah yang terbaik dan kekristenan unggul atas sistem agama Yahudi dan seluruh sistem agama di dunia ini maka ada 2 hal praktis yang perlu dilakukan :
a. Kita tidak boleh beralih kepercayaan / meninggalkan Kristus dan kekristenan dan menukarnya dengan kepercayaan lain.
Inilah pesan praktis yang utama dari penulis Surat Ibrani. Itulah sebabnya di sepanjang Surat Ibrani kita menemukan secara berulang-ulang nasihat yang berkaitan dengan bahaya kemurtadan.
Ibrani 2:1,3 – (1) Karena itu harus lebih teliti kita memperhatikan apa yang telah kita dengar, supaya kita jangan hanyut dibawa arus. (3) bagaimanakah kita akan luput, jikalau kita menyia-nyiakan keselamatan yang sebesar itu, yang mula-mula diberitakan oleh Tuhan dan oleh mereka yang telah mendengarnya, kepada kita dengan cara yang dapat dipercayai, …
Ibrani 3:12 - Waspadalah, hai saudara-saudara, supaya di antara kamu jangan terdapat seorang yang hatinya jahat dan yang tidak percaya oleh karena ia murtad dari Allah yang hidup.
Ibrani 6:4-6 – (4) Sebab mereka yang pernah diterangi hatinya, yang pernah mengecap karunia sorgawi, dan yang pernah mendapat bagian dalam Roh Kudus, (5) dan yang mengecap firman yang baik dari Allah dan karunia-karunia dunia yang akan datang, (6) namun yang murtad lagi, tidak mungkin dibaharui sekali lagi sedemikian, hingga mereka bertobat, sebab mereka menyalibkan lagi Anak Allah bagi diri mereka dan menghina-Nya di muka umum.
Sebenarnya ini logis karena adalah tidak masuk akal untuk membuang yang terbaik dan menggantinya dengan yang jelek. Itu sama dengan membuang emas dan menggantinya dengan seng. Itu sama dengan membuang makanan lezat dan menggantinya dengan kotoran. Itu kebodohan! Tetapi banyak orang bodoh sehingga mau menukar imannya dengan sesuatu yang lebih rendah. Mereka rela meninggalkan Kristus dan kekristenan dan masuk agama lain hanya karena uang, materi, kekayaan / kedudukan. Semua itu bisa terjadi karena orang tidak menyadari bahwa Kristuslah yang terbaik dan kekristenan adalah agama yang unggul dibandingkan dengan semua agama di dunia ini. Itulah sebabnya juga banyak orang menjadi mualaf dan mengira bahwa mereka menemukan kebenaran tetapi sebenarnya justru tersesat. Mereka kira mereka mendapatkan emas padahal mendapatkan seng. Mereka kira mereka mendapatkan makanan lezat tetapi sebenarnya adalah kotoran. Hari ini kita dibukakan untuk mengerti bahwa Kristus dan kekristenan adalah yang terbaik dan terunggul. Karena itu apapun yang terjadi jangan sampai kita melepaskan Kristus dan menggantinya dengan yang lain.
Para pemuda dan pemudi hendaklah mengingat ini supaya saudara tidak menukar Kristus dan kekristenan dengan kepercayaan lain hanya karena masalah jodoh, kedudukan atau kekayaan. Kalaupun saudara susah jodoh, jangan pernah kalap dan kawin dengan orang beragama lain atau bahkan pindah agama lain. Tetaplah pada prinsip, walaupun Ahmad kaya, walaupun Aziz terkenal, walaupun Ali Imron ganteng, walaupun Abdullah mentereng Aye tidak akan menjual iman Aye. Aye tetap menanti Ma’u atau Pe’u, Unu atau Kobus asalkan sama-sama cinta Yesus.
Para orang tua harus mendidik anak-anak secara kuat di dalam Tuhan sehingga kelak ketika mereka dewasa, mereka tidak gampang membuang kekristenan. Ada banyak anak Papua Kristen yang direkrut ke Jawa, dimasukkan ke pesantren-pesantren dan menjadi Islam lalu siap dikirim kembali ke Papua untuk berdakwah seperti berita di samping ini :
Mengapa bisa terjadi seperti ini? Ini tidak terlepas dari kegagalan orang tua di dalam mendidik anak-anak mereka di dalam Tuhan. Para orang tua juga harus dalam menilai calon menantu, perhatikan agamanya jangan kekayaan / kedudukannya.
Apalagi merelakan anak saudara berpindah agama. Jangan pernah lakukan itu! Kalau anak ngotot, jangan pernah restui pernikahan itu, saudara berdosa di hadapan Tuhan!
Gereja juga harus sungguh-sungguh mendidik jemaat mulai dari anak Sekolah Minggu, pemuda hingga orang dewasa agar kuat di dalam iman dan tidak mudah beralih kepercayaan. Ingat bahwa beralihnya orang-orang Kristen masuk agama lain tidak terlepas dari kesalahan gereja yang tidak pernah mendidik jemaat dengan baik. Coba perhatikan berita di bawah ini dari Ramadan detik.com :
Ramadan detik.com - Dakwah Islam di tanah Papua atau yang dikenal juga dengan Nuu Waar terus bergeliat. Dakwah di bumi Cendrawasih itu bahkan punya kisah tersendiri. Pernah dalam 1 bulan, jumlah warga Papua yang menyatakan syahadat mencapai 300 orang. Subhanallah! Kisah ini diceritakan seorang Dai Papua, Ustaz Fadzlan Garamatan. Dia menyebut momen berislamnya ratusan warga Papua itu sebagai bulan atau tahun spektakuler. "Kita memiliki tahun spektakuler dan bulan spektakuler. Dalam sebulan ada 100 kepala keluarga (KK) sampai 300 KK yang masuk Islam. Sedangkan kalau di Papua, 1 KK bisa memiliki anak sampai 11 orang. Hitung saja berapa," ujar Ustaz Fadzlan Garamatan saat berbincang dengan detik Ramadan, Rabu (31/7/2013). Fadzlan bercerita sudah banyak kepala suku Asmat yang mengucapkan dua kalimat syahadat. Setelah kepala sukunya bersyahadat, para warganya berbondong-bondong mengikuti jejak sang kepala suku untuk masuk Islam. "Insya Allah ada 1.000 orang, ada yang 4.000 tergantung wilayah mana. Mereka sami'na wa atho'na (kami mendengar dan kami patuhi) kepada pemimpinnya. Sebenarnya itu bukan barang baru," lanjutnya.
Gereja harus membuka mata untuk hal-hal seperti ini!
Ya! Yesus adalah yang terbaik dan jangan buang yang terbaik ini dan menggantinya dengan yang lain.
b. Kita harus bertekun mengiring Yesus sampai akhir.
Jikalau nasihat untuk tidak murtad bersifat negatif, maka nasihat untuk bertekun di dalam iman / pengiringan kepada Yesus ini adalah nasihat yang bersifat positif. Ini adalah tekanan kedua dari Surat Ibrani.
Menjadi Kristen memang ada banyak susahnya / menderitanya. Bisa dikucilkan, dibenci, ditolak, diolok, dianiaya bahkan dibunuh mati tetapi kita tidak boleh berhenti mengiring Dia. Ingat bahwa iman yang ada pada kita bukanlah sesuatu yang baru tetapi sesuatu yang bersifat kontinyu yang sudah dimulai dari orang-orang beriman zaman PL. Mereka adalah saksi-saksi iman.
Ibrani 11: (4) Karena iman Habel telah mempersembahkan kepada Allah korban yang lebih baik…(5) Karena iman Henokh terangkat,…(7) Karena iman, maka Nuh… mempersiapkan bahtera.. (8) Karena iman Abraham taat, ketika ia dipanggil…(11) Karena iman ia juga dan Sara beroleh kekuatan untuk menurunkan anak cucu,… (20) Karena iman maka Ishak, sambil memandang jauh ke depan,…(21) Karena iman maka Yakub, ketika hampir waktunya akan mati,… (22) Karena iman maka Yusuf menjelang matinya…(23) Karena iman maka Musa, setelah ia lahir,…(31) Karena iman maka Rahab, perempuan sundal itu, tidak turut binasa…(32) Dan apakah lagi yang harus aku sebut? Sebab aku akan kekurangan waktu, apabila aku hendak menceriterakan tentang Gideon, Barak, Simson, Yefta, Daud dan Samuel dan para nabi,…”
Penulis Surat Ibrani lalu berkata :
Ibrani 12:1 - Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita….berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita.
Jadi mengapa kita harus berlomba dengan tekun di dalam perlombaan iman ini? Karena kita mempunyai banyak saksi yang mengelilingi kita. Jadi kita sementara disaksikan oleh Habel, Henokh, Nuh, Abraham, Ishak, Yakub, Yusuf, Musa, dll.
Perlu diketahui bahwa kata “berlomba” di sini seharusnya adalah berlari / lomba lari.
TL - Oleh sebab itu, sedangkan kita dilingkungi dengan sebegitu banyak orang yang menyaksikan seperti awan rupanya, maka….biarlah kita berlari dengan tekun di dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita
BBE – For this reason, as we are circled by so great a cloud of witnesses, putting off every weight, and the sin into which we come so readily, let us keep on running in the way which is marked out for us,
Mengapa saksi-saksi iman ini perlu menyaksikan kita berlari? Karena ini bukan lomba lari biasa tetapi lomba lari estafet di mana keberhasilan kita adalah keberhasilan mereka juga. Kesuksesan kita adalah kesempurnaan iman mereka.
Ibrani 11:39-40 – (39) Dan mereka semua tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, sekalipun iman mereka telah memberikan kepada mereka suatu kesaksian yang baik. (40) Sebab Allah telah menyediakan sesuatu yang lebih baik bagi kita; tanpa kita mereka tidak dapat sampai kepada kesempurnaan.
BIS – (39) Alangkah besarnya kemenangan yang dicapai oleh semua orang itu karena iman mereka! Namun mereka tidak menerima apa yang dijanjikan Allah, (40) sebab Allah mempunyai rencana yang lebih baik untuk kita. Rencana-Nya ialah bahwa hanya bersama dengan kita, mereka akan menjadi sempurna.
BACA JUGA: 14 KHOTBAH TENTANG KEBANGUNAN ROHANI (1)
Karena itu para saksi iman ini bukan hanya menyaksikan kita dalam arti menonton saja tetapi mereka mendukung kita, mengharapkan keberhasilan kita karena kita adalah pelanjut tongkat estafet dari mereka. Karena itu kita harus bertekun di dalam “pelarian” kita. Kita harus berlari sedemikian rupa sampai kita mencapai garis akhir / masuk final. Lalu bagaimana caranya?
1. Tanggalkan beban dan dosa.
Ibrani 12:1 - Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita.
2. Arahkan mata iman hanya pada Yesus.
Ibrani 12:2 - Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan,….”
3. Teladanilah Yesus dalam kesukaran.
Ibrani 12:3 - Ingatlah selalu akan Dia, yang tekun menanggung bantahan yang sehebat itu terhadap diri-Nya dari pihak orang-orang berdosa, supaya jangan kamu menjadi lemah dan putus asa Selain itu kita juga harus saling menguatkan, saling memperhatikan, aktif dalam perkaraperkara rohani.
Ibrani 10:23-25 – (23) Marilah kita teguh berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita, sebab Ia, yang menjanjikannya, setia. (24) Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. (25) Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.
Apabila kita melakukan semuanya itu maka kita pasti akan setia sampai akhir dan memenangkan perlombaan iman ini. Maukah saudara?.YESUS YANG TERBAIK
- AMIN -