14 KHOTBAH TENTANG KEBANGUNAN ROHANI (1)
Pdt.Budi Asali, M.Div.
1.Rest in heaven
Wahyu 14:9-13
Dalam iklan / berita dukacita di koran, sering ditulis R.I.P (= rest in peace / istirahat dalam damai). Hari ini saya akan membahas tentang R.I.H. (= rest in heaven / istirahat di surga).
I) Istirahat di surga.
1) Ada banyak kejemuan / kebosanan dalam hidup orang kristen.
Pada waktu kita pertamakali percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, maka kita mengalami sukacita dan damai, kebahagiaan yang luar biasa. Tetapi dalam hidup kita selanjutnya sebagai orang kristen, seringkali kita menjadi jemu / bosan.
a) Mungkin bosan terhadap Firman Tuhan.
Amsal 3:11 - “Hai anakku, janganlah engkau menolak didikan TUHAN, dan janganlah engkau bosan akan peringatanNya”.
Bosan terhadap Firman Tuhan itu mempunyai penyebab bermacam-macam:
1. Orangnya memang belum kristen sungguh-sungguh, seperti tanah berbatu dari Mat 13, juga seperti orang-orang dalam Yohanes 6:66.
2. Orangnya tidak menerapkan apa yang dipelajari. Ini bisa berbentuk:
· ketidak-taatan / dosa.
Yohanes 8:31-32 - “(31) Maka kataNya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepadaNya: ‘Jikalau kamu tetap dalam firmanKu, kamu benar-benar adalah muridKu (32) dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.’”.
Kalau kita tetap dalam firman, artinya bukan cuma mendengar tetapi juga melaksanakannya, maka kita akan mengetahui kebenaran. Artinya Tuhan akan menambah pengetahuan kita, sehingga setiap belajar Firman Tuhan kita mendapat sesuatu. Tetapi kalau kita tidak tetap dalam firman, kita tidak mendapatkan tambahan pengertian, dan itu menyebabkan kita menjadi bosan.
· tidak mau melayani / memberitakan Injil.
Ini juga suatu ketidak-taatan, sehingga berlaku seperti yang baru kita bahas di atas. Tetapi disamping itu, kalau kita belajar Firman Tuhan dan kita tidak menggunakannya untuk melayani orang lain, maka kita juga akan merasa Firman Tuhan yang dipelajari itu tidak ada gunanya. Ini juga menyebabkan kita akhirnya bosan. Tetapi kalau kita menggunakannya, kita melihat bahwa Firman Tuhan itu memang berguna, dan ini memotivasi kita untuk belajar dengan lebih rajin / tekun.
b) Mungkin bosan dalam berdoa.
Lukas 18:1 - “Yesus mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka untuk menegaskan, bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu”.
Dalam Luk 18:1 ini dikatakan bahwa kita harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu. Secara implicit ini menunjukkan bahwa orang kristen sering jemu / bosan dalam berdoa, khususnya kalau doa tidak dijawab / dikabulkan sampai lama. Mungkin doa untuk pertobatan keluarga, untuk problem keluarga, untuk problem study, untuk suatu problem tertentu dalam hidup saudara, untuk minta jodoh, untuk perkembangan gereja, dsb.
c) Mungkin jemu / bosan dalam berperang / melayani.
1Korintus 15:58 - “Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia”.
Dalam 1Kor 15:58 ini Paulus mengatakan supaya kita selalu giat dalam pekerjaan Tuhan. Secara implicit ini juga menunjukkan bahwa orang kristen bisa jemu / bosan dalam pelayanan sehingga berhenti melayani. Memang kalau saudara belum pernah melayani Tuhan secara serius, maka saudara tidak akan pernah mengalami hal ini! Tetapi kalau saudara sudah betul-betul terjun dalam pelayanan secara serius, dan merasakan betapa banyak serangan setan, problem dalam pelayanan, kegagalan / ketidak-majuan / ketidak-suksesan pelayanan, gegeran dalam pelayanan dsb, maka saudara mungkin sekali pernah mengalami rasa jemu / bosan dalam melayani Tuhan!
d) Mungkin bosan / jemu dalam berbuat baik.
2Tesalonika 3:13 - “Dan kamu, saudara-saudara, janganlah jemu-jemu berbuat apa yang baik”.
Dari adanya dorongan ini sudah terlihat bahwa merupakan sesuatu yang sangat memungkinkan untuk jemu / bosan dalam hal berbuat baik. Lebih-lebih kalau setelah berbuat baik kita bukannya dihargai, tetapi disalah-mengerti, atau dibalas dengan kejahatan, difitnah dsb!
Ada beberapa hal yang perlu diingat kalau kita jemu berbuat baik:
· kita baru akan menuai kalau kita bertekun.
Gal 6:9-10 - “(9) Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah. (10) Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman”.
· setiap kali kita tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip dan menggoda.
Kej 4:7 - “Apakah mukamu tidak akan berseri, jika engkau berbuat baik? Tetapi jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu; ia sangat menggoda engkau, tetapi engkau harus berkuasa atasnya.’”.
· Orang dunia tidak jemu berbuat jahat.
2Pet 2:14 - “Mata mereka penuh nafsu zinah dan mereka tidak pernah jemu berbuat dosa. Mereka memikat orang-orang yang lemah. Hati mereka telah terlatih dalam keserakahan. Mereka adalah orang-orang yang terkutuk!”.
· Tuhan juga jemu kalau melihat umatNya berbuat dosa.
Maz 95:10 - “Empat puluh tahun Aku jemu kepada angkatan itu, maka kataKu: ‘Mereka suatu bangsa yang sesat hati, dan mereka itu tidak mengenal jalanKu.’”.
e) Mungkin jemu / bosan dalam melawan dosa / godaan setan / dunia / kelemahan daging.
Ibr 12:1-4 - “(1) Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita. (2) Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah. (3) Ingatlah selalu akan Dia, yang tekun menanggung bantahan yang sehebat itu terhadap diriNya dari pihak orang-orang berdosa, supaya jangan kamu menjadi lemah dan putus asa. (4) Dalam pergumulan kamu melawan dosa kamu belum sampai mencucurkan darah”.
Begitu banyaknya kelemahan / dosa kita dan begitu condongnya daging kita kepada dosa, dan begitu hebatnya pencobaan / godaan setan, sehingga kita terus jatuh bangun dalam dosa, sehingga kita menjadi putus asa / jemu dalam melawan dosa / godaan setan itu.
f) Mungkin bosan / jemu dalam menderita.
Ayub 10:1 - “Aku telah bosan hidup, aku hendak melampiaskan keluhanku, aku hendak berbicara dalam kepahitan jiwaku”.
Ibr 10:32-39 - “(32) Ingatlah akan masa yang lalu. Sesudah kamu menerima terang, kamu banyak menderita oleh karena kamu bertahan dalam perjuangan yang berat, (33) baik waktu kamu dijadikan tontonan oleh cercaan dan penderitaan, maupun waktu kamu mengambil bagian dalam penderitaan mereka yang diperlakukan sedemikian. (34) Memang kamu telah turut mengambil bagian dalam penderitaan orang-orang hukuman dan ketika harta kamu dirampas, kamu menerima hal itu dengan sukacita, sebab kamu tahu, bahwa kamu memiliki harta yang lebih baik dan yang lebih menetap sifatnya. (35) Sebab itu janganlah kamu melepaskan kepercayaanmu, karena besar upah yang menantinya. (36) Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu. (37) ‘Sebab sedikit, bahkan sangat sedikit waktu lagi, dan Ia yang akan datang, sudah akan ada, tanpa menangguhkan kedatanganNya. (38) Tetapi orangKu yang benar akan hidup oleh iman, dan apabila ia mengundurkan diri, maka Aku tidak berkenan kepadanya.’ (39) Tetapi kita bukanlah orang-orang yang mengundurkan diri dan binasa, tetapi orang-orang yang percaya dan yang beroleh hidup”.
Ini juga secara implicit menunjukkan bahwa orang kristen bisa jemu dalam mengalami penderitaan, sehingga ingin berhenti ikut Tuhan!
2) Ada saat dimana semua kejemuan / kebosanan itu tidak perlu lagi, yaitu pada saat kita mati dan masuk ke surga.
Wahyu 14:13 - “Dan aku mendengar suara dari sorga berkata: Tuliskan: ‘Berbahagialah orang-orang mati yang mati dalam Tuhan, sejak sekarang ini.’ ‘Sungguh,’ kata Roh, ‘supaya mereka boleh beristirahat dari jerih lelah mereka, karena segala perbuatan mereka menyertai mereka.’”.
a) ‘mati dalam Tuhan’ (ay 13).
Hanya ada 2 macam ‘mati’, yaitu ‘mati dalam Tuhan’ dan ‘mati dalam dosa’.
Kalau dalam hidup ini saudara percaya kepada Yesus sebagai Juruselamat dan Tuhan saudara (bukan sekedar sebagai dokter, pemberi berkat / kekayaan dsb), maka pada saat saudara mati, saudara akan ‘mati dalam Tuhan’. Tetapi kalau saudara tidak mau percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat saudara (apakah saudara sama sekali bukan kristen, atau kristen KTP) maka saudara akan ‘mati dalam dosa / kesalahan’ (Yoh 8:24 Yeh 3:18).
Kalau saat ini saudara mati, kematian yang bagaimana yang menjadi kematian saudara? ‘Mati dalam Tuhan’, atau ‘mati dalam dosa / kesalahan’?
b) ‘sejak sekarang ini’ (ay 13).
Ini tidak berarti bahwa orang yang mati dalam Tuhan sebelum saat Yohanes menerima wahyu ini, tidak berbahagia.
Artinya adalah: sejak mereka mati, mereka berbahagia karena mereka bisa ‘beristirahat dari jerih lelah mereka’.
c) ‘istirahat dari jerih lelah mereka’ (ay 13 bdk. Ayub 3:17b).
Ada banyak hal yang tidak ada di surga:
1. Setan / iblis (Wahyu 20:10).
Kalau saudara betul-betul adalah orang kristen sejati, tentunya saudara mengalami banyak penderitaan / pencobaan dari setan, dan ini seharusnya membuat saudara benci sekali kepada setan. Di surga nanti tidak ada lagi setan / Iblis, karena ia / mereka sudah dilemparkan ke dalam neraka. Karena itu tidak akan ada lagi godaan / pencobaan, sehingga saudara betul-betul mengalami istirahat dari musuh besar ini!
2. Nabi palsu (Wah 20:10b).
Dalam dunia ini kita juga sering dibuat jengkel, bahkan muak, oleh ajaran dan kemunafikan para nabi palsu. Tetapi nanti di surga mereka semua juga tidak ada, karena mereka akan mengikuti bapa mereka (yaitu setan) dan pergi ke neraka selama-lamanya, dan kita betul-betul akan mengalami istirahat dari peperangan melawan pelayan-pelayan setan ini!
3. Orang kafir / tak beriman / orang brengsek (Wah 20:15 Wah 21:8 Ayub 3:17a Gal 5:21 Ef 5:5).
Dalam hidup saudara sekarang ini pasti saudara sering mengalami kejengkelan atau bahkan penderitaan karena tindakan dari orang kafir / tak beriman / orang yang jahat. Mungkin ada orang-orang yang menindas saudara, memeras saudara, memukuli / menganiaya saudara, memfitnah saudara, dsb. Tetapi di surga nanti, semua orang-orang jahat / tidak beriman ini tidak ada lagi, karena anak-anak setan ini harus mengikuti bapa mereka untuk masuk ke dalam neraka selama-lamanya. Karena itu di surga saudara betul-betul mengalami istirahat dari orang-orang ini.
4. Dosa (Ibrani 12:23).
a. Orang di sekitar kita tidak lagi bisa berbuat dosa / menyakiti kita dengan dosa mereka. Sekarang / dalam hidup ini, bahkan dalam gerejapun kita sering jemu, karena orang kristen tetap berdosa! Tetapi nanti di surga, semua orang kristen disempurnakan, sehingga tidak ada lagi dosa.
b. Kita sendiri tidak lagi bisa berdosa (non posse peccare). Dosa sering menyakitkan bagi diri kita (bdk. Ro 7:17-24), dan juga mengundang hajaran Tuhan (Ibr 12:7-11) yang jelas bisa menyakitkan sekali. Tetapi di surga nanti semua itu tidak ada lagi! Semua dosa yang kita lakukan di dunia sudah dihapus oleh darah Kristus, dan kita tidak bisa berbuat dosa lagi!
5. Maut / kematian (Wah 20:14 Wah 21:4 Luk 20:36 1Kor 15:26).
Dalam dunia ini, sebagai orang kristen kita tidak takut pada maut / kematian, karena kematian berarti pintu gerbang menuju surga. Tetapi bagaimanapun kita sering menguatirkan kalau kematian datang pada orang yang kita cintai, apalagi kalau orang itu belum percaya kepada Yesus. Kita bahkan sering dibuat sedih / berkabung karena kematian dari orang yang kita cintai itu. Tetapi nanti di surga tidak ada lagi maut!
6. Air mata, perkabungan, ratap tangis (Wah 7:17 Wah 21:4). Demikian juga dengan derita, lapar, haus (Wah 7:16).
Penderitaan apa di dunia ini yang sering menyiksa / menyedihkan saudara? Problem suami / istri yang menyeleweng? Problem perceraian? Problem anak? Problem ekonomi / pekerjaan? Problem study? Problem dalam mendapatkan jodoh? Problem kesehatan? Problem karena tidak dimengerti orang di sekitar saudara? Semua problem yang selama ini menyiksa saudara dan sering membuat saudara harus mencucurkan air mata, tidak ada lagi di surga dan saudara betul-betul mengalami istirahat dari semua itu!
Tidak adanya hal-hal ini di surga menyebabkan ada kelegaan yang luar biasa di surga dan kita betul-betul bisa beristirahat!
Tetapi sementara saudara belum masuk ke surga, perhatikan ay 12 - “Yang penting di sini ialah ketekunan orang-orang kudus, yang menuruti perintah Allah dan iman kepada Yesus”.
Ayat ini berbicara tentang ‘ketekunan orang-orang kudus’. Jangan kepingin mati kalau memang belum waktunya mati. Sebaliknya bertekunlah dalam perang melawan setan dan dosa, dalam pelayanan, doa, berbuat baik, dsb! Kalau waktunya tiba, istirahat di surga menanti saudara! Dan istirahat merupakan sesuatu yang paling bisa dinikmati / dirasakan oleh orang yang bekerja keras sampai lelah! Yang malas-malasan tidak / kurang bisa menikmati! Jadi, bertekunlah!
II) Tidak ada istirahat di neraka.
Kalau tadi kita sudah melihat bahwa orang yang percaya akan mengalami / mendapatkan istirahat di surga, maka mari sekarang kita mempelajari tentang orang yang tidak percaya.
Orang yang tidak percaya kepada Yesus digambarkan sebagai ‘orang yang menyembah binatang dan patungnya itu, dan menerima tanda pada dahinya atau pada tangannya’ (ay 9b,11b).
Kalau saudara mau mengerti hal ini saudara harus mempelajari Wah 13:1-18. Di sini digambarkan dua binatang:
1) Binatang yang keluar dari dalam laut.
Wah 13:1-2 - “(1) Lalu aku melihat seekor binatang keluar dari dalam laut, bertanduk sepuluh dan berkepala tujuh; di atas tanduk-tanduknya terdapat sepuluh mahkota dan pada kepalanya tertulis nama-nama hujat. (2) Binatang yang kulihat itu serupa dengan macan tutul, dan kakinya seperti kaki beruang dan mulutnya seperti mulut singa. Dan naga itu memberikan kepadanya kekuatannya, dan takhtanya dan kekuasaannya yang besar”.
Binatang ini digambarkan sebagai monster yang menakutkan, dan ini menggambarkan penganiayaan terhadap orang kristen / gereja oleh orang-orang anti Kristen yang mempunyai kekuasaan duniawi (13:2b).
2) Binatang yang keluar dari dalam bumi.
Wahyu 13:11-14 - “(11) Dan aku melihat seekor binatang lain keluar dari dalam bumi dan bertanduk dua sama seperti anak domba dan ia berbicara seperti seekor naga. (12) Dan seluruh kuasa binatang yang pertama itu dijalankannya di depan matanya. Ia menyebabkan seluruh bumi dan semua penghuninya menyembah binatang pertama, yang luka parahnya telah sembuh. (13) Dan ia mengadakan tanda-tanda yang dahsyat, bahkan ia menurunkan api dari langit ke bumi di depan mata semua orang. (14) Ia menyesatkan mereka yang diam di bumi dengan tanda-tanda, yang telah diberikan kepadanya untuk dilakukannya di depan mata binatang itu. Dan ia menyuruh mereka yang diam di bumi, supaya mereka mendirikan patung untuk menghormati binatang yang luka oleh pedang, namun yang tetap hidup itu”.
Berbeda dengan binatang yang keluar dari dalam laut tadi, binatang ini digambarkan ‘bertanduk dua seperti anak domba’, tetapi ‘ia berbicara seperti seekor naga’. Ini menggambarkan nabi-nabi palsu yang mirip seperti orang kristen (bertanduk dua seperti anak domba) - bdk. Mat 7:15, yang mengajarkan ajaran-ajaran sesat (berbicara seperti seekor naga) dan mengadakan mujizat-mujizat palsu (Wah 13:13-14).
Kalau menggunakan binatang yang pertama tadi setan ingin menundukkan manusia dengan kekerasan, maka dengan menggunakan binatang kedua ini setan ingin menundukkan manusia dengan tipu daya. Kalau binatang pertama menunjukkan kekuatan / kuasa dari setan, maka binatang kedua ini menunjukkan pikiran dari setan yang begitu cerdik / licik!
Apakah saudara tidak mau sungguh-sungguh ikut Yesus karena takut pada penganiayaan? Itu berarti saudara menyembah binatang pertama. Apakah saudara tunduk kepada setan karena ajaran sesat / mujizat palsu? Itu berarti bahwa saudara menyembah binatang kedua. Ajaran sesat itu macamnya banyak, tidak harus menyangkal Allah Tritunggal / keilahian Kristus, seperti yang dilakukan Saksi-Saksi Yehuwa. Kalau dalam pikiran saudara ada pemikiran bahwa:
· dalam hidup ini uang / kesenangan-kesenangan duniawi, sex, dsb, adalah yang terpenting!
· dunia lebih penting dari Tuhan / rohani.
maka sebetulnya saudara juga sudah menyembah binatang kedua ini!
Sekarang mari kita perhatikan nasib / keadaan dari orang yang tidak percaya kepada Yesus / orang yang menyembah binatang ini, dalam dunia ini, dan dalam dunia yang akan datang:
a) Bagaimana hidup mereka dalam dunia ini?
Karena mereka mau menyembah binatang / patung, maka dalam hidup mereka di dunia ini mereka tidak mengalami apa yang dialami oleh orang kristen, seperti yang digambarkan dalam Wah 13:7,15b,17 - “(7) Dan ia diperkenankan untuk berperang melawan orang-orang kudus dan untuk mengalahkan mereka; dan kepadanya diberikan kuasa atas setiap suku dan umat dan bahasa dan bangsa. ... (15b) ... semua orang, yang tidak menyembah patung binatang itu, dibunuh. ... (17) dan tidak seorangpun yang dapat membeli atau menjual selain dari pada mereka yang memakai tanda itu, yaitu nama binatang itu atau bilangan namanya”.
Dibanding dengan hidup orang kristen, sekalipun mereka tetap punya penderitaan, baik jasmaniah (penyakit, problem, kematian orang yang dicintai, dsb) maupun batiniah (kegelisahan, tidak ada damai / sukacita, kekuatiran, kesumpekan dsb), tetapi hidup mereka relatif enak.
· mereka tidak pernah sedih karena dosa.
· mereka tidak berperang melawan setan / dosa.
· mereka tidak pernah mengalami derita yang timbul dari pelayanan.
· mereka tidak pernah mengalami derita yang timbul karena berbuat baik, memikul salib, dsb.
· mereka bisa mendapatkan banyak kekayaan dengan cara kotor.
· dengan kekayaan mereka, mereka bisa menikmati banyak kesenangan dunia yang bersifat dosa.
· dsb.
b) Bagaimana nasib / keadaan mereka dalam dunia yang akan datang / kekekalan?
14:9-11 - “(9) Dan seorang malaikat lain, malaikat ketiga, menyusul mereka, dan berkata dengan suara nyaring: ‘Jikalau seorang menyembah binatang dan patungnya itu, dan menerima tanda pada dahinya atau pada tangannya, (10) maka ia akan minum dari anggur murka Allah, yang disediakan tanpa campuran dalam cawan murkaNya; dan ia akan disiksa dengan api dan belerang di depan mata malaikat-malaikat kudus dan di depan mata Anak Domba. (11) Maka asap api yang menyiksa mereka itu naik ke atas sampai selama-lamanya, dan siang malam mereka tidak henti-hentinya disiksa, yaitu mereka yang menyembah binatang serta patungnya itu, dan barangsiapa yang telah menerima tanda namanya.’”.
1. 14:10a: ‘ia akan minum dari anggur murka Allah, yang disediakan tanpa campuran dalam cawan murkaNya’.
Dalam dunia mereka juga merasakan penderitaan / murka Allah, tetapi murka Allah dalam dunia masih dicampur dengan kasih karunia / belas kasihan! Tetapi nanti di neraka, mereka mengalami murka Allah yang murni, tanpa campuran!
Kalau saudara mau mendapatkan sedikit gambaran tentang betapa hebat dan mengerikannya murka Allah itu, maka lihatlah kepada Yesus pada waktu ada di taman Getsemani. Dikatakan bahwa Yesus sampai takut (Mark 14:33). Karena apa? Karena Ia tahu Ia akan mengalami murka Allah ini!
William Hendriksen mengomentari peristiwa ini dengan berkata: “Did he, perhaps, here in Gethsemane see this tidal wave of God’s wrath because of our sin coming?” [= Mungkinkah Ia, disini di Getsemani, melihat datangnya gelombang pasang (= tsunami) murka Allah karena dosa kita?].
Kalau Yesus, yang selama hidupnya tidak pernah takut menghadapi apapun / siapapun, pada saat ini bisa takut dalam menghadapi murka Allah itu, bisakah saudara bayangkan kalau murka Allah itu menimpa saudara? Jangan sekali-kali menganggap remeh neraka / hukuman / murka Allah, apalagi membuatnya sebagai bahan guyonan / lelucon. Murka / hukuman Allah itu sama sekali tidak lucu, tetapi sebaliknya sangat mengerikan!
2. 14:10b: ‘ia akan disiksa dengan api dan belerang’.
Lihat juga ay 11: “Maka asap api yang menyiksa mereka itu naik ke atas selama-lamanya, dan siang malam mereka tidak henti-hentinya disiksa”.
KJV/RSV/NIV/NASB: no rest (= tidak ada istirahat).
Saksi Yehuwa tidak percaya neraka. Lalu bagaimana dengan ayat ini? Kalau orang berdosa hanya dimusnahkan, untuk apa ada ‘api dan belerang’? Apa artinya ‘siang malam mereka tidak henti-hentinya disiksa’? Siapa yang tidak percaya neraka, ia justru akan sampai di sana, dan pada saat itu ia akan percaya neraka, tetapi sudah terlambat!
3. 14:10c: ‘di depan mata malaikat-malaikat kudus dan di depan mata Anak Domba’.
Ini menunjukkan apa? Dari surga bisa melihat ke neraka, dan demikian juga sebaliknya (bdk. Luk 16:23 - orang kaya bisa melihat Lazarus duduk di pangkuan Abraham / bersandar di dada Abraham).
Ini merupakan bagian dari siksaan mereka dan ini menambah beratnya siksaan yang mereka alami!
Illustrasi: Kalau semua orang miskin, maka orang miskin tidak terlalu menderita. Tetapi kalau orang miskin hidup di antara orang kaya, dan hanya bisa ngiler melihat orang kaya menikmati kekayaannya, maka itu tentu menambah penderitaannya!
Mungkin orang-orang di neraka itu akan berpikir / berkata:
· Itu orang-orang kristen yang dulu gerejanya saya hancurkan. Andaikata saja aku bukannya menentang dan merusak gereja itu tetapi masuk ke gereja itu dan percaya Yesus, aku pasti tidak akan menderita seperti ini di neraka tetapi ada di sana bersama mereka.
· Itu dulu orang yang menginjili aku, tetapi aku tidak mau percaya. Andaikata saja aku percaya, aku pasti tidak akan menderita seperti ini di neraka tetapi ada di sana bersama dengan dia!
· Itu dulu pendeta yang berkhotbah dan menginjili aku dan menasehati aku untuk tidak mengutamakan kekayaan dan keduniawian, tetapi aku tolak, karena aku lebih cinta kepada dunia / kekayaan. Andaikata saja aku terima, aku pasti tidak akan menderita seperti ini di neraka tetapi ada di sana bersama dengan dia!
· Itu dahulu pendeta yang khotbahnya begitu keras dalam menegur dosa dan menginjil, sehingga aku menjadi marah kepadanya dan tidak mau mendengarnya. Andaikata saja aku mau merendahkan diri dan mendengarnya dan percaya kepada Yesus, aku pasti tidak akan menderita seperti ini di neraka tetapi ada di sana bersama dengan dia!
· Itu pendeta yang berkhotbah dan mengatakan bahwa yang penting bukan gereja / baptisan / perbuatan baik, tetapi iman kepada Yesus. Tetapi aku abaikan, karena aku anggap bahwa ada di gereja, dibaptis dsb, sudah menjadikan aku cukup baik untuk masuk surga. Andaikata saja aku mau mendengarnya dan percaya kepada Yesus, aku pasti tidak akan menderita seperti ini di neraka tetapi ada di sana bersama dengan dia.
· Itu jemaat GKRI GOLGOTA yang kecil / melarat yang aku tolak karena aku lebih senang dengan gereja yang besar sekalipun sesat. Andaikata saja aku ikut gereja itu dan percaya kepada Yesus dengan sungguh-sungguh, aku pasti tidak akan menderita seperti ini di neraka tetapi ada di sana bersama dengan mereka.
Tetapi semua ini adalah ‘andaikata’ yang sia-sia / tidak mungkin terjadi! Mereka ‘ngiler’ selama-lamanya melihat orang kristen di surga! Di dunia Lazarus ngiler melihat kenikmatan orang kaya, tetapi dalam kekekalan orang kayanyalah yang ngiler melihat kenikmatan Lazarus di surga! Pikirkan: mau ngiler sekarang atau ngiler nanti?
Penutup / kesimpulan:
Jadi, kalau orang percaya mengalami penderitaan hebat di dunia tetapi lalu bisa mengalami rest in heaven (= istirahat di surga), maka orang yang tidak percaya kepada Yesus mengalami penderitaan yang relatif lebih ringan di dunia, tetapi lalu mengalami penderitaan yang luar biasa hebatnya secara kekal / tanpa istirahat di neraka (no rest in hell).
Hanya ada 2 pilihan bagi saudara:
1) Percaya kepada Yesus dengan sungguh-sungguh, mengalami banyak penderitaan di dunia, tetapi mengalami rest in heaven!
2) Tidak percaya kepada Yesus, relatif enak di dunia, tetapi mengalami no rest in hell!
Yang mana yang saudara pilih?
-AMIN-
2.Penderitaan dan kematian Kristus
2 KORINTUS 5:15 MATIUS 27:26-50Pendahuluan:
Penderitaan dan kematian Yesus di atas kayu salib sudah sering kita dengar, tetapi seringkali hal ini tidak terlalu berkesan kepada kita karena:
· hanya diberitakan secara sepintas lalu.
· hanya kita dengar / baca dengan otak, tidak dengan hati.
· tidak pernah kita renungkan.
Karena itu, hari ini saya mengajak saudara untuk melihat lebih jelas tentang penderitaan dan kematian yang Yesus alami bagi kita itu, supaya saudara bisa merenungkannya sehingga semua itu menjadi sesuatu yang ‘hidup’ untuk kita semua!
I) Kristus telah mati (2Korintus 5:15).
A) Kristus adalah Allah sendiri, yang lalu menjadi manusia dengan tujuan utama untuk menderita dan mati bagi manusia yang berdosa (Matius 20:28 Yoh 12:27 Ibr 2:14,16-17 1Pet 1:18-20).
B) Penderitaan dan kematian Kristus:
Untuk bisa melihat lebih jelas tentang penderitaan dan kematian Yesus, mari kita melihat Mat 27!
1) Yesus disesah (Mat 27:26)
Hal itu diceritakan begitu singkat, sehingga bisa saja kita menganggap itu sebagai penderitaan yang kecil! Tetapi sesungguhnya jelas tidak demikian. Untuk menunjukkan betapa hebatnya penyiksaan ini, saya memberikan kutipan kata-kata William Barclay yang berbunyi sebagai berikut:
“Roman scourging was a terrible torture. The victim was stripped; his hands were tied behind him, and he was tied to a post with his back bent double and conveniently exposed to the lash. The lash itself was a long leather thong, studded at intervals with sharpened pieces of bone and pellets of lead. Such scourging always preceded crucifixion and ‘it reduced the naked body to strips of raw flesh, and inflamed and bleeding weals’. Men died under it, and men lost their reason under it, and few remained conscious to the end of it.” [= Pencambukan Romawi adalah suatu penyiksaan yang hebat. Korban ditelanjangi, tangannya diikat kebelakang, lalu ia diikat pada suatu tonggak dengan punggungnya dibungkukkan sehingga terbuka terhadap cambuk. Cambuk itu sendiri adalah suatu tali kulit yang panjang, yang ditaburi dengan potongan-potongan tulang dan butiran-butiran timah yang runcing. Pencambukan seperti itu selalu mendahului penyaliban dan ‘pencambukan itu men-jadikan tubuh telanjang itu menjadi carikan-carikan daging mentah, dan bilur-bilur yang meradang dan berdarah’. Ada orang yang mati kare-nanya, dan ada orang yang kehilangan akalnya (menjadi gila?) karena-nya, dan sedikit orang bisa tetap sadar sampai akhir pencambukan.].
Leon Morris (NICNT):
“Scourging was a brutal affair. It was inflicted by a whip of several thongs, each of which was loaded with pieces of bone or metal. It could make pulp of a man’s back” (= Pencambukan adalah suatu peristiwa yang brutal. Hal itu diberikan dengan sebuah cambuk yang terdiri dari beberapa tali kulit, yang masing-masing diberi potongan-potongan tulang atau logam. Itu bisa membuat punggung seseorang menjadi bubur).
William Hendriksen:
“The Roman scourge consisted of a short wooden handle to which several thongs were attached, the ends equipped with pieces of lead or brass and with sharply pointed bits of bone. The stripes were laid especially on the victim’s back, bared and bent. Generally two men were employed to administer this punishment, one lashing the victim from one side, one from the other side, with the result that the flesh was at times lacerated to such an extent that deep-seated veins and arteries, sometimes even entrails and inner organs, were exposed. Such flogging, from which Roman citizens were exempt (cf. Acts 16:37), often resulted in death” (= Cambuk Romawi terdiri dari gagang kayu yang pendek yang diberi beberapa tali kulit, yang ujungnya dilengkapi dengan potongan-potongan timah atau kuningan dan potongan-potongan tulang yang diruncingkan. Pencambukan diberikan terutama pada punggung korban, yang ditelanjangi dan dibungkukkan. Biasanya 2 orang dipekerjakan untuk melaksanakan hukuman ini, yang seorang mencambuki dari satu sisi, yang lain mencambuki dari sisi yang lain, dengan akibat bahwa daging yang dicambuki itu kadang-kadang koyak / sobek sedemikian rupa sehingga pembuluh darah dan arteri yang terletak di dalam, kadang-kadang bahkan isi perut dan organ bagian dalam, menjadi terbuka / terlihat. Pencambukan seperti itu, yang tidak boleh dilakukan terhadap warga negara Romawi (bdk. Kis 16:37), sering berakhir dengan kematian).
Kalau seseorang dicambuki dengan cambuk biasa saja, maka itu sudah merupakan suatu penderitaan / penyiksaan yang hebat. Apalagi kalau seseorang dicambuki dengan cambuk Romawi. Pada waktu cambuk Romawi itu dicambukkan ke punggung yang sudah ditelanjangi, maka benda-benda tajam yang ada pada cambuk itu menancap di punggung dan menggoresnya / mengirisnya. Itu baru cambukan pertama. Pada waktu cambukan kedua diberikan maka bisa saja benda-benda tajam pada cambuk itu menancap persis pada bagian yang sudah terluka / tergores / teriris oleh cambukan pertama tadi. Tentunya ini akan memperdalam luka tadi. Demikian seterusnya sampai punggung yang dicambuki itu secara hurufiah menjadi hancur / menjadi pita-pita atau bahkan menjadi bubur, dan pembuluh darah dan organ tubuh bagian dalam menjadi terbuka / terlihat.
Sekarang, bisakah saudara merasakan beratnya siksaan ini? Satu-satunya hal yang ‘enak’ dari penyiksaan ini adalah bahwa pencam-bukan sebelum penyaliban ini mempercepat kematian di atas kayu salib (karena darah yang keluar sangat banyak)!
Bayangkan dan renungkan penyesahan yang Yesus alami ini! Ia mengalami hal ini untuk menebus dosa-dosa saudara! Masihkah saudara mau meremehkan dosa?
2) Yesus diejek dan dihina.
Sebelum Yesus disalibkan, Ia sudah mengalami hinaan dan ejekan (Mat 27:28-31).
Ada yang mengatakan bahwa mahkota duri bukan dimaksudkan untuk menyiksa tetapi hanya untuk mengejek, tetapi ada juga yang beranggapan bahwa mahkota duri dimaksudkan sebagai suatu hinaan / ejekan dan sekaligus juga sebagai suatu penyiksaan. Seseorang mengatakan bahwa disana tumbuh suatu tanaman dengan duri yang panjangnya antara 4-6 inci (10-15 cm)! Ia memperkirakan tanaman inilah yang dipakai untuk membuat mahkota duri yang lalu ditan-capkan ke kepala Yesus!
Pada saat Yesus sudah ada di kayu salib, Iapun tetap masih mene-rima hinaan dan ejekan (Mat 27:39-44). Perhatikan kebodohan dari pengejek-pengejek itu dalam Mat 27:40,42! Mereka berkata bahwa mereka mau percaya kepada Yesus kalau Yesus turun dari kayu salib!
William Booth (pendiri ‘Bala Keselamatan’) mengomentari bagian ini dengan mengatakan:
“It is precisely because he would not come down that we believe in him” (= Justru karena Ia tidak mau turun maka kita percaya kepada Dia).
Memang, kalau Kristus tidak tahan terhadap hinaan / ejekan itu, dan Ia turun dari kayu salib, maka tidak ada Juruselamat / Penebus dosa bagi kita, dan tidak ada gunanya bagi kita untuk percaya kepada Dia. Semua ini akan menyebabkan kita semua akan masuk neraka! Tetapi, puji Tuhan, Ia mau menahan ejekan dan hinaan itu demi kita!
William Barclay memberikan komentar sebagai berikut atas peristiwa ini: “The Jews could see God only in power; but Jesus showed that God is sacrificial love” (= Orang-orang Yahudi itu hanya bisa melihat Allah dalam kuasa, tetapi Yesus menunjukkan bahwa Allah adalah kasih yang berkorban).
3) Yesus memikul salib (Mat 27:32 bdk. Yoh 19:17).
Ada 2 hal yang perlu diketahui tentang tradisi pemikulan salib:
a) Yang dipikul bukan seluruh salib, tetapi hanya bagian yang hori-zontal, sedangkan bagian yang vertikal ‘menunggu’ di tempat penyaliban. Tetapi bagian horizontal inipun cukup berat.
b) Orang yang akan disalib itu harus memikul salibnya ke tempat penyaliban, dan ia digiring melewati route / jalur yang sejauh mungkin, dengan tujuan supaya bisa dilihat oleh sebanyak mung-kin orang, sebagai suatu peringatan bagi orang-orang itu.
4) Yesus disalibkan (Matius 27:35).
a) Pemberian minum sebelum penyaliban.
Persis sebelum Yesus disalibkan, Ia diberi minum anggur bercam-pur empedu, tetapi setelah mengecapnya, Ia menolak minuman itu (Matius 27:34). Untuk mengetahui alasan penolakan ini, marilah kita melihat kata-kata William Barclay lagi:
“At that moment, in order to deaden the pain, the criminal was given a drink of drugged wine ... as an act of mercy ... but he would not drink it, for he was determined to accept death at its bitterest and at its grimmest and to avoid no particle of pain” (= Pada saat itu, untuk mematikan / mengurangi rasa sakit, kriminil itu diberi minuman anggur bius ... sebagai tindakan belas kasihan ... tetapi Ia tidak mau meminumnya, karena Ia telah bertekad untuk menerima kematian yang paling pahit dan seram dan untuk tidak menghindari sedikitpun rasa sakit).
Jadi, jelas bahwa Yesus sadar bahwa saat itu Ia sedang memikul hukuman dosa kita. Kalau Ia mau meminum anggur bius itu, maka rasa sakitnya akan dikurangi sehingga Ia tidak memikul seluruh hukuman dosa kita. Kalau itu, terjadi, maka sekalipun kita seka-rang percaya kepada Dia, maka tetap ada sebagian dosa yang harus kita tanggung sendiri! Itu pasti akan mengakibatkan semua kita masuk ke neraka! Tetapi puji Tuhan, Ia menolak minuman itu karena Ia mau memikul 100% hukuman dosa kita! Karena itu, kalau sekarang kita percaya kepada Yesus, maka 100% dosa kita diampuni (baik dosa-dosa yang lalu, yang sekarang, maupun yang akan datang) dan kita tidak mungkin akan dihukum (bdk. Ro 8:1)!
b) Penyaliban.
Setelah menolak anggur bius itu, Yesus disalibkan! Ada beberapa hal yang perlu kita ketahui tentang penyaliban:
1. Penyaliban adalah hukuman yang paling mengerikan!
Seorang penulis Yahudi yang bernama Klausner berkata:
“Crucifixion is the most terrible and cruel death which man has ever devised for taking vengeance on his fellow-men” (= Penyaliban adalah kematian yang paling mengerikan dan kejam yang pernah dipikirkan / ditemukan manusia terhadap sesamanya).
2. Bentuk dari salib.
Yang paling kuno hanya berbentuk suatu tiang saja. Kata Yu-nani yang diterjemahkan ‘salib’ adalah STAUROS yang sebe-tulnya berarti ‘an upright stake’ (= tiang tegak).
Tetapi dengan berlalunya waktu, lalu muncul beberapa variasi:
a. Ada yang berbentuk seperti salib yang kita kenal sekarang. Kayu vertikal bisa sama atau lebih panjang dari kayu hori-zontalnya.
b. Ada yang berbentuk huruf ‘T’.
c. Ada yang berbentuk huruf ‘X’.
d. Ada yang berbentuk huruf ‘Y’.
Dari Mat 27:37 dimana dikatakan bahwa di atas kepala Yesus ada tulisan, maka kemungkinan besar salib Yesus berbentuk seperti yang lazim kita kenal (variasi 1).
3. Penyaliban.
Supaya saudara bisa membayangkan dan merasakan betapa beratnya hukuman ini, maka saya lagi-lagi memberikan kutipan kata-kata William Barclay sebagai berikut:
“When they reached the place of crucifixion, the cross was laid flat on the ground. The prisoner was stretched upon it and his hands nailed to it. The feet were not nailed, but only loosely bound. Between the prisoner’s legs projected a ledge of wood called the saddle, to take his weight when the cross was raised upright - otherwise the nails would have torn through the flesh of the hands. The cross was then lifted upright and set in its socket - and the criminal was left to die ... Sometimes prisoners hung for as long as a week, slowly dying of hunger and thirst, suffering sometimes to the point of actual madness” [= Ketika mereka sampai di tempat penyaliban, salib itu ditidurkan di atas tanah. Orang hukuman itu direntangkan di atasnya, dan tangannya dipakukan pada salib itu. Kakinya tidak dipakukan, tetapi hanya diikat secara longgar. Di antara kaki-kaki dari orang hukuman itu (diselangkangannya), menonjol sepotong kayu yang disebut sadel, untuk menahan berat orang itu pada waktu salib itu ditegakkan - kalau tidak maka paku-paku itu akan merobek daging di tangannya. Lalu salib itu ditegakkan dan dimasukkan di tempatnya - dan kriminil itu dibiarkan untuk mati ... Kadang-kadang, orang-orang hukuman tergantung sampai satu minggu, mati perlahan-lahan karena lapar dan haus, menderita sampai pada titik dimana mereka menjadi gila].
Catatan: Barclay menganggap bahwa yang dipaku hanyalah tangan saja. Kaki hanya diikat secara longgar, tetapi tidak dipaku. Ini ia dasarkan pada:
a. Tradisi.
b. Yoh 20:25,27 yang tidak menyebut-nyebut tentang bekas paku pada kaki.
Tetapi saya berpendapat bahwa Yesus dipaku bukan hanya tangannya, tetapi juga kakinya. Alasan saya:
a. Penulis-penulis lain ada yang mengatakan bahwa tradisinya tak selalu seperti yang dikatakan oleh Barclay. Ada penjahat yang kakinya dipaku menjadi satu, dan ada juga yang kakinya dipaku secara terpisah.
b. Maz 22, yang adalah mazmur / nubuat tentang salib (baca seluruh mazmur itu), berkata pada ay 17b: ‘mereka menu-suk tangan dan kakiku’.
c. Dalam Luk 24:39-40, Tuhan Yesus menunjukkan tangan dan kakiNya! Pasti karena ada bekas pakunya!
Klausner juga menggambarkan hebatnya penderitaan orang yang disalib sebagai berikut:
“The criminal was fastened to his cross, already a bleeding mass from the scourging. There he hung to die of hunger and thirst and exposure, unable even to defend himself from the torture of the gnats and flies which settled on his naked body and on his bleeding wounds.” [= Kriminil itu dilekatkan / dipakukan pada salib; pada saat itu ia sudah penuh dengan darah karena pencambukan. Disana ia tergantung untuk mati karena lapar, haus dan kepanasan(?), bahkan tidak bisa membela dirinya sendiri dari siksaan dari nyamuk dan lalat yang hinggap pada tubuhnya yang telanjang dan pada luka-lukanya yang berdarah.].
Barclay lalu mengatakan:
“It is not a pretty picture but that is what Jesus Christ suffered - willingly - for us.” [= Itu bukanlah suatu gambaran yang bagus, tetapi itu adalah apa yang diderita oleh Yesus Kristus - dengan sukarela - bagi kita.].
5) Yesus juga mengalami penderitaan rohani (ay 46).
Dalam 12 Pengakuan Iman Rasuli ada kalimat yang berbunyi: ‘turun ke dalam neraka / kerajaan maut’.
Bagian ini seringkali ditafsirkan secara salah dan diartikan bahwa Yesus betul-betul turun ke neraka / Hades / Sheol / tempat penantian, dan lalu memberitakan Injil di sana (ayat pendukung yang dipakai secara salah adalah 1Pet 3:18-20). Akhirnya, dari sini timbul ajaran yang mengatakan bahwa kalau di dunia ini kita tidak bertobat, maka ada kesempatan ke dua untuk bertobat, yaitu di tempat penantian, pada waktu Yesus menginjili kita di sana.
Keberatan terhadap ajaran itu:
a) Andaikatapun dahulu, antara kematian dan kebangkitanNya, Yesus betul-betul turun ke tempat penantian untuk memberitakan Injil, itu tidak berarti bahwa sekarang Ia akan melakukannya lagi!
Jangan percaya akan adanya kesempatan yang kedua! Itu adalah ajaran sesat! Kalau memang ada kesempatan kedua, untuk apa Firman Tuhan menyuruh kita mati-matian memberitakan Injil? Dan untuk apa Firman Tuhan menyuruh kita bertobat cepat-cepat?
b) Luk 23:46, yang paralel dengan Mat 27:50, menunjukkan bahwa setelah mati, Yesus pergi kepada BapaNya (ke surga). Dan Luk 23:43 menunjukkan bahwa Ia pergi ke Firdaus (dari 2Kor 12:2,4 terlihat bahwa Firdaus adalah surga!).
Dari ayat-ayat ini jelaslah bahwa pada saat mati, Yesus tidak turun kemana-mana, tetapi pergi ke surga!
Catatan: Yoh 20:17 juga sering ditafsirkan secara salah sehingga seolah-olah berarti bahwa Yesus tidak pergi ke surga antara kematian dan kebangkitanNya. Tetapi ayat itu tidak berarti begitu! Dalam ayat itu Yesus bukannya melarang Maria ‘memegang’ Dia (bdk. Mat 28:9 dimana Yesus dipeluk), tetapi melarang Maria untuk ‘menggandoli’ Dia (NIV: ‘Do not hold on to me‘; NASB: ‘Stop clinging to me’), karena Ia harus pergi kepada Bapa (artinya: karena Ia harus naik ke surga!).
Arti yang benar: kata-kata ‘turun ke dalam neraka / Kerajaan Maut’ menunjukkan penderitaan / kematian rohani yang dialami oleh Yesus. Calvin berkata bahwa 12 Pengakuan Iman Rasuli mula-mula menunjukkan penderitaan secara jasmani (yang terlihat oleh mata) yang dialami oleh Yesus, dan setelah itu menunjukkan penderitaan rohani (yang tak terlihat oleh mata).
Dan hal ini terjadi pada Mat 27:46 pada saat Yesus berkata: ‘AllahKu, AllahKu, mengapa Engkau meninggalkan Aku?’. Ini adalah suatu penderitaan / kematian rohani bagi Yesus karena saat itu Allah Bapa meninggalkan Dia (Yesus sebagai Allah dan manusia!). Ini bukanlah suatu perpisahan lokal, tetapi perpisahan rohani! Dan ini adalah sesuatu yang paling menyakitkan bagi Yesus, karena sepanjang hidupNya Ia tidak pernah berpisah dengan BapaNya!
II) Kristus mati untuk semua orang (2Korintus 5:15).
1) Ia mati untuk orang / manusia.
Semua manusia adalah manusia berdosa yang sama sekali tidak layak dikasihi, apalagi ditebus dengan pengorbanan sebesar itu! Tetapi inilah kasih karunia Kristus, yang rela memberi penebusan / anugerah kese-lamatan kepada kita, padahal kita sama sekali tidak layak untuk diberi apapun, kecuali kutukan dan hukuman kekal di neraka!
2) Ia mati untuk ‘semua orang’.
Dalam ayat ini kata-kata ‘semua orang’ tidak betul-betul berarti ‘semua orang’, tetapi berarti ‘semua orang pilihan’.
Dasar dari pandangan ini:
a) Dalam Kitab Suci, kata ‘semua’ memang tidak selalu berarti ‘semua’. Kadang-kadang kata ‘semua’ berarti ‘semua orang pilihan / semua orang yang percaya’.
Misalnya: Ro 5:18b 1Kor 15:22b Kis 2:17.
b) ‘untuk semua orang’ (2Kor 5:14-15).
Kata ‘untuk’ berasal dari kata Yunani HUPER yang berarti ‘instead of / in place of’ (= sebagai pengganti). Orang yang telah digantikan oleh Kristus dalam memikul hukuman, pasti tidak mungkin dihukum, karena kalau ia tetap dihukum itu berarti Allah menagih hutang yang sudah dibayar oleh Kristus! Itu jelas tidak adil!
Kalau dikatakan bahwa Kristus telah mati untuk semua orang, artinya adalah: Kristus telah mati sebagai pengganti semua orang. Kalau kata ‘semua’ betul-betul diartikan sebagai ‘semua’, maka itu berarti bahwa ayat ini mengajarkan Universalisme (= ajaran yang mengatakan bahwa semua orang akhirnya akan masuk surga), yang jelas merupa-kan ajaran sesat!
c) Kalau ‘semua orang’ berarti ‘semua orang pilihan’, maka ini cocok dengan 2Kor 5:15b, yang mengatakan ‘telah mati dan dibangkitkan untuk mereka’, karena kata ‘mereka’ ini menunjuk pada ‘orang-orang yang hidup’.
III) Tujuan kematian Kristus.
Dalam 2Kor 5:15 dikatakan bahwa tujuan kematian Kristus adalah: ‘supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia’.
Jadi, ada 3 hal yang menjadi tujuan:
1) Pertama-tama supaya mereka ‘hidup’.
Yang dimaksud dengan hidup di sini tentu saja adalah hidup secara rohani. Semua manusia di dalam Adam mati secara rohani, dan Yesus datang untuk mati bagi kita, supaya dengan demikian, Ia bisa memberi hidup secara rohani kepada kita (Yoh 10:10).
Supaya kita menerima hidup itu, maka kita harus percaya kepada Dia (Yoh 11:25-26).
Hanya percaya? Mengapa begitu mudah? Seorang penafsir menjawab pertanyaan ini dengan mengatakan:
“The reason it is so easy to obtain salvation is because it cost God so much” (= Alasan mengapa begitu mudah bagi kita untuk mendapatkan keselamatan adalah karena Allah sudah membayar mahal untuk itu).
Sekalipun caranya mudah, tetapi kalau tidak kita lakukan, kita tidak akan mendapatkan hidup, dan itu berarti kita akan masuk neraka!
Sudahkah saudara betul-betul percaya Yesus?
2) Supaya orang yang ‘hidup’, tidak hidup untuk dirinya sendiri.
a) Banyaknya problem dan kenikmatan dunia bisa menyebabkan kita hidup untuk diri sendiri, bahkan untuk dosa / setan!
b) Seseorang mengatakan: “The root of sin is I” (= Akar dari dosa adalah aku).
c) Yesus sudah rela mengalami penderitaan dan kematian yang begitu mengerikan bagi kita. Pantaskah kalau kita tanggapi dengan hidup untuk diri sendiri? Maukah saudara mati bagi diri sendiri?
3) Supaya orang yang ‘hidup’ itu hidup untuk Kristus.
Kalau no 2 di atas adalah sesuatu yang bersifat negatif, maka no 3 ini bersifat positif. 2 hal ini saling melengkapi. Yang satu tidak lengkap tanpa yang lain.
Ada orang-orang yang tidak hidup untuk diri sendiri, tetapi hidup untuk:
a) Umat manusia.
b) Binatang (grup pencinta binatang).
c) Ilmu pengetahuan.
d) Kesenian / musik.
e) Negara / bangsa.
f) Keluarga dsb.
Sekalipun mereka tidak melakukan hal yang negatif, tetapi mereka belum melakukan hal yang positif! Kristus bukan hanya menghendaki supaya kita tidak lagi hidup untuk diri kita sendiri, tetapi juga supaya kita hidup untuk Dia! Kita tentu masih juga harus memperhatikan keluarga, negara dan bangsa, umat manusia dsb, tetapi tujuan tertinggi / tujuan akhir kita adalah Kristus!
Penutup:
Renungkan segala penderitaan dan kematian yang Kristus alami bagi saudara, dan ambillah keputusan untuk:
1) Percaya dengan sungguh-sungguh kepada Dia.
2) Mati bagi diri saudara sendiri.
c) Hidup bagi Dia.
Maukah saudara?
-AMIN-
3.Kematian yang terkutuk
GALATIA 3:10-13Pendahuluan:
Jaman sekarang yang banyak didengar tentang Allah adalah bahwa Allah itu kasih dan karena itu selalu memberi berkat berlimpah-limpah, baik berkat jasmani maupun berkat rohani. Tetapi hari ini saya justru akan membahas tentang kutuk dari Allah kepada manusia!
I) Kutuk.
1) Mengapa Allah bisa mengutuk?
Allah yang maha kasih bisa mengutuk, karena Ia juga adalah mahasuci dan mahaadil! Jangan sampai saudara terlalu menekankan kasih Allah, sehingga mengabaikan keadilan dan kesucian Allah! Penekanan satu kebenaran secara berlebihan sehingga mengabaikan kebenaran yang lain, menyebabkan terjadinya ajaran sesat.
2) Dosa selalu menyebabkan kutuk.
a) Ini terlihat dari banyak ayat Kitab Suci, seperti:
· Kej 3:14,17 - ular dan tanah dikutuk gara-gara dosa.
· Kej 4:11-12 - Kain dikutuk karena membunuh Habel.
· Kej 9:25 - Kanaan dikutuk.
· Orang yang berzinah dikutuk. Bil 5:11-31 - “(11) TUHAN berfirman kepada Musa: (12) ‘Berbicaralah kepada orang Israel dan katakanlah kepada mereka: Apabila isteri seseorang berbuat serong dan tidak setia terhadap suaminya, (13) dan laki-laki lain tidur dan bersetubuh dengan perempuan itu, dengan tidak diketahui suaminya, karena tinggal rahasia bahwa perempuan itu mencemarkan dirinya, tidak ada saksi terhadap dia, dia tidak kedapatan, (14) dan apabila kemudian roh cemburu menguasai suami itu, sehingga ia menjadi cemburu terhadap isterinya, dan perempuan itu memang telah mencemarkan dirinya, atau apabila roh cemburu menguasai suami itu, sehingga ia menjadi cemburu terhadap isterinya, walaupun perempuan itu tidak mencemarkan dirinya, (15) maka haruslah orang itu membawa isterinya kepada imam. Dan orang itu harus membawa persembahan karena perempuan itu sebanyak sepersepuluh efa tepung jelai, yang ke atasnya tidak dituangkannya minyak dan yang tidak dibubuhinya kemenyan, karena korban itu ialah korban sajian cemburuan, suatu korban peringatan yang mengingatkan kepada kedurjanaan. (16) Maka haruslah imam menyuruh perempuan itu mendekat dan menghadapkannya kepada TUHAN. (17) Lalu imam harus membawa air kudus dalam suatu tempayan tanah, kemudian harus memungut debu yang ada di lantai Kemah Suci dan membubuhnya ke dalam air itu. (18) Apabila imam sudah menghadapkan perempuan itu kepada TUHAN, haruslah ia menguraikan rambut perempuan itu, lalu meletakkan korban peringatan, yakni korban sajian cemburuan, ke atas telapak tangan perempuan itu, sedang di tangan imam haruslah ada air pahit yang mendatangkan kutuk. (19) Maka haruslah imam menyumpah perempuan itu dengan berkata kepadanya: Jika tidak benar ada laki-laki yang tidur dengan engkau, dan jika tidak engkau berbuat serong kepada kecemaran, padahal engkau di bawah kuasa suamimu, maka luputlah engkau dari air pahit yang mendatangkan kutuk ini; (20) tetapi jika engkau, padahal engkau di bawah kuasa suamimu, berbuat serong dan mencemarkan dirimu, oleh karena orang lain dari suamimu sendiri bersetubuh dengan engkau - (21) dalam hal ini haruslah imam menyumpah perempuan itu dengan sumpah kutuk, dan haruslah imam berkata kepada perempuan itu -maka TUHAN kiranya membuat engkau menjadi sumpah kutuk di tengah-tengah bangsamu dengan mengempiskan pahamu dan mengembungkan perutmu, (22) sebab air yang mendatangkan kutuk ini akan masuk ke dalam tubuhmu untuk mengembungkan perutmu dan mengempiskan pahamu. Dan haruslah perempuan itu berkata: Amin, amin. (23) Lalu imam harus menuliskan kutuk itu pada sehelai kertas dan menghapusnya dengan air pahit itu, (24) dan ia harus memberi perempuan itu minum air pahit yang mendatangkan kutuk itu, dan air itu akan masuk ke dalam badannya dan menyebabkan sakit yang pedih. (25) Maka haruslah imam mengambil korban sajian cemburuan dari tangan perempuan itu lalu mengunjukkannya ke hadapan TUHAN, dan membawanya ke mezbah. (26) Sesudah itu haruslah imam mengambil segenggam dari korban sajian itu sebagai bagian ingat-ingatannya dan membakarnya di atas mezbah, kemudian memberi perempuan itu minum air itu. (27) Setelah terjadi demikian, apabila perempuan itu memang mencemarkan dirinya dan berubah setia terhadap suaminya, air yang mendatangkan sumpah serapah itu akan masuk ke badannya dan menyebabkan sakit yang pedih, sehingga perutnya mengembung dan pahanya mengempis, dan perempuan itu akan menjadi sumpah kutuk di antara bangsanya. (28) Tetapi apabila perempuan itu tidak mencemarkan dirinya, melainkan ia suci, maka ia akan bebas dan akan dapat beranak.’ (29) Itulah hukum tentang perkara cemburuan, kalau seorang perempuan telah berbuat serong dan mencemarkan dirinya, padahal ia di bawah kuasa suaminya, (30) atau kalau roh cemburu menguasai seorang laki-laki, sehingga ia cemburu terhadap isterinya; ia harus menghadapkan perempuan itu kepada TUHAN dan imam haruslah melaksanakan seluruh hukum ini kepada perempuan itu. (31) Laki-laki itu akan bebas dari pada salah, tetapi perempuan itu haruslah menanggung akibat kesalahannya”.
· Ul 27:15-26 - sederetan dosa yang menyebabkan kutuk.
· Ul 28:15-46 - macam-macam kutuk karena dosa / ketidaktaatan.
· Hakim 5:23 - kota Meros dikutuk karena tidak ikut berperang.
· Amsal 3:33 - “Kutuk TUHAN ada di dalam rumah orang fasik, tetapi tempat kediaman orang benar diberkatiNya”.
· Mal 2:2 - “Jika kamu tidak mendengarkan, dan jika kamu tidak memberi perhatian untuk menghormati namaKu, firman TUHAN semesta alam, maka Aku akan mengirimkan kutuk ke antaramu dan akan membuat berkat-berkatmu menjadi kutuk, dan Aku telah membuatnya menjadi kutuk, sebab kamu ini tidak memperhatikan”.
· Gal 1:6-9 - nabi palsu dikutuk oleh Paulus.
· Matius 25:41 - ‘kambing-kambing’ yang akan masuk neraka dikutuk.
b) Ini terlihat juga dari ay 10b yang mengutip dari Ul 27:26.
1. Perbandingan ay 10b dengan Ul 27:26.
Ay 10b: “Terkutuklah (setiap) orang yang tidak setia melakukan segala sesuatu yang tertulis dalam kitab hukum Taurat”.
Catatan: seharusnya dalam ay 10b ini ada kata ‘setiap’. Bandingkan dengan NIV yang menterjemahkan: “Cursed is everyone who does not continue to do everything written in the Book of the Law” (= Terkutuklah setiap orang yang tidak terus melakukan segala sesuatu yang tertulis dalam Kitab Hukum Taurat).
Ul 27:26: “Terkutuklah orang yang tidak menepati perkataan hukum Taurat ini dengan perbuatan”.
Ada perbedaan antara ay 10b dan Ul 27:26.
Bedanya adalah:
· dalam ay 10b ini, Paulus mengatakan ‘kitab hukum Taurat’.
Maksudnya untuk menekankan seluruh hukum Taurat.
· dalam ay 10b ini, Paulus mengatakan / menambahkan kata-kata ‘segala sesuatu’.
Dalam KJV/NKJV, Ul 27:26 mengandung kata ‘all’ (= semua), sedangkan dalam RSV/NIV/NASB, Ul 27:26 tidak mempunyai kata itu. Dalam semua manuscript bahasa Ibrani, Ul 27:26 tidak mengandung kata ‘all’, sehingga ada yang menganggap bahwa pengcopy Kitab Suci sengaja membuang kata ini, supaya tidak terlihat bahwa kita harus taat secara sempurna baru tidak terkutuk. Tetapi ada 6 manuscript non Ibrani, termasuk Septuaginta / LXX (Perjanjian Lama yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani), dimana Ul 27:26 mengandung kata ‘all’.
Dari semua ini bisa disimpulkan adanya beberapa kemungkinan:
¨ Ul 27:26 ini di dalam autographnya (= manuscript aslinya) memang mengandung kata ‘all’.
¨ Bisa juga bahwa sebetulnya Ul 27:26 memang tidak mengandung kata ‘all’, tetapi karena dalam Ul 28:1,15 ada kata ‘all’, maka Paulus menambahkan kata itu pada waktu mengutip Ul 27:26.
Ul 28:1,15 - “(1) ‘Jika engkau baik-baik mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan melakukan dengan setia segala perintahNya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, maka TUHAN, Allahmu, akan mengangkat engkau di atas segala bangsa di bumi. ... (15) ‘Tetapi jika engkau tidak mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan tidak melakukan dengan setia segala perintah dan ketetapanNya, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, maka segala kutuk ini akan datang kepadamu dan mencapai engkau”.
¨ Atau, Paulus menafsirkan bahwa Ul 27:26 itu maksudnya adalah ‘all the words of the law’ (= semua kata-kata hukum Taurat). Ingat bahwa kalau penulis Perjanjian Baru menafsirkan Perjanjian Lama pada saat mereka menuliskan Firman Tuhan / Kitab Suci, maka tafsiran mereka infallible (= tidak bisa salah), karena mereka diilhami oleh Roh Kudus!
2. Dalam ay 10b ini ada 2 hal yang ditekankan oleh Paulus:
· ‘setia melakukan’ [NIV: continue to do (= terus melakukan)].
Mungkin tidak sukar untuk mentaati hukum Tuhan kalau hanya kadang-kadang saja. Tetapi bagaimana kalau harus terus menerus mentaatinya?
Bayangkan apakah saudara bisa terus menerus jujur / tak berdusta, selalu sabar, selalu rendah hati, selalu rajin, selalu hormat kepada orang tua, selalu memberitakan Injil dalam setiap kesempatan, terus tekun / rajin dalam saat teduh (setiap hari), selalu setia dan mengasihi istri / suami, selalu menghindari perzinahan, dsb.
Kalau tidak bisa, maka ay 10b ini menyatakan saudara sebagai orang terkutuk!
· ‘segala sesuatu’ (NIV: everything).
Ini menunjukkan bahwa setiap dosa menyebabkan kita terkutuk, tidak peduli apakah itu adalah:
* dosa besar (berzinah, punya PIL atau WIL) atau dosa kecil / remeh (seperti berdusta, terlambat datang dalam kebaktian, malas dsb).
* dosa aktif (dimana kita melakukan apa yang dilarang oleh Tuhan) atau dosa pasif (dimana kita tidak melakukan apa yang diperintahkan oleh Tuhan).
* dosa sengaja atau dosa yang tidak disengaja, dsb.
Dalam kontex jaman sekarang, dimana Perjanjian Baru sudah ada, maka ini jelas mencakup hukum-hukum Perjanjian Baru seperti kasihilah musuhmu (Mat 5:44), larangan perzinahan dalam hati / pikiran (Mat 5:28), dsb!
Kalau 2 hal di atas ini digabungkan, maka maksudnya adalah: kalau seseorang tidak dengan setia / terus menerus mentaati semua Firman Tuhan, maka ia adalah orang yang terkutuk. Ini jelas menunjukkan bahwa semua manusia pasti adalah orang terkutuk!
Bdk. Yoh 7:49 - “Tetapi orang banyak ini yang tidak mengenal hukum Taurat, terkutuklah mereka!’”.
Ini adalah kata-kata dari para tokoh Yahudi tentang orang-orang Yahudi awam. Mengapa mereka berkata demikian? Karena ‘tidak mengenal hukum Taurat’, berarti ‘tidak melakukan hukum Taurat’, dan ‘tidak melakukan hukum Taurat’ berarti ‘terkutuk’ (Ul 27:26).
Tetapi para tokoh Yahudi itu lupa bahwa sekalipun mereka mengenal hukum Taurat, tetapi mereka juga adalah orang terkutuk, karena tidak seorangpun bisa taat secara sempurna, dan ketidak-taatan sedikit saja sudah menyebabkan terkutuk (Ul 28:1,15-dst; Gal 3:10b).
3) ‘Terkutuk’ adalah suatu kondisi di hadapan Allah.
Ingat bahwa ‘terkutuk’ adalah suatu kondisi di hadapan Allah. Sekalipun bisa terjadi, tetapi tidak selalu keadaan terkutuk itu dimanifestasikan dalam bentuk penderitaan atau hal-hal tidak enak yang lainnya. Jadi jangan bayangkan bahwa orang yang terkutuk itu pasti akan menderita AIDS, jatuh bangkrut, hancur dalam study / pekerjaannya, berantakan keluarganya, dsb.
Sejalan dengan hal itu, maka kata ‘berbahagialah’ [bahasa Inggrisnya: ‘blessed’ (= diberkatilah)] juga merupakan suatu kondisi di hadapan Allah, yang tidak selalu dimanifestasikan dengan pemberian kekayaan, kesehatan dan berkat-berkat jasmani lainnya (bdk. Mat 5:10-12 1Pet 4:14).
Karena itu bisa saja untuk sementara waktu, keadaan terkutuk itu tidak mempunyai perwujudan yang terlalu berarti dalam hidup kita. Karena itu bisa saja seseorang hidup dalam perzinahan, tetapi hidupnya sehat, pekerjaan dan uang lancar, dsb. Karena itu kalau hidup saudara baik-baik saja (pekerjaan / study, keuangan, kesehatan, dsb), jangan terlalu cepat beranggapan bahwa saudara tidak terkutuk di hadapan Tuhan. Pokoknya ada dosa, tidak peduli betapa enaknya dan betapa tidak menderitanya hidup saudara, saudara sebetulnya adalah orang terkutuk di hadapan Allah!
Bandingkan ini dengan cerita Lazarus dan orang kaya; menurut saudara yang mana yang terkutuk, dan yang mana yang diberkati?
Dalam Luk 8:32 permintaan / doa setan-setan untuk masuk ke dalam babi-babi dikabulkan, sedangkan dalam Luk 8:38-39 permintaan / doa dari orang yang disembuhkan itu ditolak. Tetapi yang mana dari mereka yang diberkati, dan yang mana yang dikutuk?
4) Orang yang mau selamat karena perbuatan baik berada di bawah kutuk.
Ay 10a: “Karena semua orang, yang hidup dari pekerjaan hukum Taurat, berada di bawah kutuk”.
a) Kata-kata ‘orang, yang hidup dari pekerjaan hukum Taurat’ (ay 10a) menunjuk pada orang yang percaya pada keselamatan karena perbuatan baik / ketaatan.
Kata-kata ‘yang hidup dari pekerjaan hukum Taurat’ ini oleh NASB diterjemahkan ‘are of the works of the Law’ (= adalah dari pekerjaan hukum Taurat).
NIV menterjemahkan ay 10a: ‘who rely on observing the law’ (= yang bersandar pada kepatuhan pada hukum Taurat).
Golongan ini kontras dengan golongan orang dalam ay 9 yang ‘hidup dari iman’ [NASB: ‘are of faith’ (= adalah dari iman)].
Jadi ay 9 dan ay 10a mengkontraskan 2 golongan, yaitu:
· orang yang percaya pada keselamatan karena iman (ay 9).
· orang yang percaya pada keselamatan karena perbuatan baik (ay 10).
Ay 10a ini secara explicit mengatakan bahwa orang-orang yang berusaha untuk menyelamatkan diri mereka sendiri melalui perbuatan baik adalah orang-orang yang terkutuk.
b) Tadi sudah kita lihat bahwa orang yang berbuat dosa adalah orang terkutuk. Ini memang tidak aneh. Tetapi sekarang dikatakan bahwa orang yang mau selamat karena perbuatan baik / ketaatan, adalah orang yang ada di bawah kutuk. Ini aneh! Orang itu, karena ingin selamat, lalu berbuat baik dan mentaati hukum Taurat / Firman Tuhan. Bukankah itu baik? Tetapi Firman Tuhan justru berkata bahwa orang seperti itu adalah orang yang ada di bawah kutuk (ay 10a)! Mengapa demikian?
1. Karena tidak ada orang yang bisa taat sempurna (bahkan sebetulnya tak ada orang yang bisa taat sedikitpun), sedangkan ketidaktaatan sedikit saja sudah menyebabkan seseorang menjadi terkutuk (ay 10b).
Bandingkan dengan ajaran Roma Katolik yang mengatakan bahwa saints (= orang-orang suci) bukan hanya bisa mencapai standard Allah, tetapi bahkan bisa melebihinya! Kalau ajaran ini benar, maka seluruh argumentasi Paulus di sini harus dibuang!
Bandingkan juga dengan ajaran-ajaran gereja-gereja sesat lain yang mengajarkan keselamatan karena perbuatan baik, seperti Saksi Yehuwa, dsb.
2. Karena hukum Taurat tidak menyediakan / memberikan pengampunan dosa. Baca ay 10,11a,12b yang sedikitpun tidak berbicara tentang pengampunan dosa. Bandingkan juga dengan Ibr 10:1-4 - “(1) Di dalam hukum Taurat hanya terdapat bayangan saja dari keselamatan yang akan datang, dan bukan hakekat dari keselamatan itu sendiri. Karena itu dengan korban yang sama, yang setiap tahun terus-menerus dipersembahkan, hukum Taurat tidak mungkin menyempurnakan mereka yang datang mengambil bagian di dalamnya. (2) Sebab jika hal itu mungkin, pasti orang tidak mempersembahkan korban lagi, sebab mereka yang melakukan ibadah itu tidak sadar lagi akan dosa setelah disucikan sekali untuk selama-lamanya. (3) Tetapi justru oleh korban-korban itu setiap tahun orang diperingatkan akan adanya dosa. (4) Sebab tidak mungkin darah lembu jantan atau darah domba jantan menghapuskan dosa”.
Ini menunjukkan bahwa upacara pengorbanan dalam Perjanjian Lama sebetulnya juga tidak memberikan pengampunan dosa. Sebaliknya Firman Tuhan berkata bahwa hukum Taurat membangkitkan murka.
Ro 4:15 - “Karena hukum Taurat membangkitkan murka, tetapi di mana tidak ada hukum Taurat, di situ tidak ada juga pelanggaran”.
3. Karena Firman Tuhan berkata bahwa orang benar hidup oleh iman.
Ay 11 - “Dan bahwa tidak ada orang yang dibenarkan di hadapan Allah karena melakukan hukum Taurat adalah jelas, karena: ‘Orang yang benar akan hidup oleh iman.’”.
Hab 2:4 - “Sesungguhnya, orang yang membusungkan dada, tidak lurus hatinya, tetapi orang yang benar itu akan hidup oleh percayanya”.
Ro 1:17 - “Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman, seperti ada tertulis: ‘Orang benar akan hidup oleh iman.’”.
Padahal dasar hukum Taurat bukanlah iman tetapi ketaatan.
Ay 12 - “Tetapi dasar hukum Taurat bukanlah iman, melainkan siapa yang melakukannya, akan hidup karenanya”.
Im 18:5 - “Sesungguhnya kamu harus berpegang pada ketetapanKu dan peraturanKu. Orang yang melakukannya, akan hidup karenanya; Akulah TUHAN”.
Penerapan:
Apakah saudara termasuk orang yang dibaptis, pergi ke gereja, melayani, memberi persembahan, berdoa, belajar Firman Tuhan, membuangi dosa, mentaati Firman Tuhan dengan tujuan supaya selamat / masuk surga? Kalau ya, maka saudara adalah orang terkutuk! Saudara bukan hanya ‘tidak dijamin selamat’, tetapi bahkan ‘dijamin tidak selamat’! Saudara bukan hanya ‘tidak djamin masuk surga’ tetapi sebaliknya saudara ‘dijamin masuk neraka’!
Ini semua kedengaran mengerikan! Siapa yang tidak pernah berbuat dosa? Tidak ada! Jadi semua orang adalah orang terkutuk. Dan kalau kita mau berbuat baik / mentaati Firman Tuhan dengan tujuan supaya selamat, kita juga terkutuk! Tidak ada jalan keluar! Betulkah tidak ada? Pada saat ini kita boleh merenungkan suatu kabar baik bagi setiap orang yang terkutuk di hadapan Allah! Kabar baik apa itu?
II) Kristus menebus kita dari kutuk hukum Taurat (ay 13).
Pada waktu Kristus mati di atas kayu salib, Ia telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat. Pada saat itu, Dia yang tidak berdosa (dan karenanya tidak layak menerima kutuk!), telah menjadi kutuk karena kita.
Ay 13: “Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: ‘Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!’”.
Paulus bisa berkata bahwa Kristus telah menjadi kutuk, berdasarkan Ul 21:23 yang ia kutip dalam ay 13b. Sekarang mari kita membandingkan kedua text tersebut.
Ul 21:22-23 - “(22) ‘Apabila seseorang berbuat dosa yang sepadan dengan hukuman mati, lalu ia dihukum mati, kemudian kaugantung dia pada sebuah tiang, (23) maka janganlah mayatnya dibiarkan semalam-malaman pada tiang itu, tetapi haruslah engkau menguburkan dia pada hari itu juga, sebab seorang yang digantung terkutuk oleh Allah; janganlah engkau menajiskan tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu menjadi milik pusakamu.’”.
Ay 13: “Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: ‘Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!’”.
Catatan: Kitab Suci Indonesia menggunakan kata ‘kayu salib’ dalam ay 13b dan ‘tiang’ dalam Ul 21:22-23. Tetapi baik dalam ay 13b maupun dalam Ul 21:22-23 kedua kata itu diterjemahkan sama, yaitu ‘tree’ (= pohon) oleh KJV, RSV, NIV, NASB, NKJV.
Memang dalam Perjanjian Lama tidak dikenal hukuman salib, sehingga Ul 21:23 sebetulnya tidak menunjuk pada penyaliban, tetapi menunjuk pada orang yang dihukum mati pada sebuah tiang (digantung), atau orang yang setelah dihukum mati lalu mayatnya digantungkan pada sebuah tiang (bdk. Yos 8:29 Yos 10:26-27).
Tetapi Ul 21:23 ini tentu juga berlaku terhadap penyaliban. Ini terbukti dari:
· adanya permintaan orang-orang Yahudi untuk menurunkan mayat Yesus dan kedua penjahat sebelum hari gelap (Yoh 19:31). Ini jelas untuk mentaati perintah Tuhan dalam Ul 21:22-23 itu.
· kata-kata Paulus dalam ay 13, mengutip Ul 21:23 ini, dan menerapkannya kepada penyaliban Kristus.
Karena Kristus ingin menebus kita dari kutuk hukum Taurat, maka kematian Kristus tidak bisa terjadi dengan cara penggal, rajam dsb, tetapi harus melalui cara yang terkutuk, yaitu penyaliban!
Memang sebetulnya kalau Kristus mati melalui hukuman gantung, maka Ia memang mengalami kematian yang terkutuk. Tetapi hukuman gantung tidak memenuhi satu persyaratan lain, yaitu kematianNya haruslah kematian yang berdarah. Mengapa harus demikian? Karena type-type tentang Kristus dalam Perjanjian Lama adalah hal-hal yang berdarah, seperti binatang untuk korban dosa, domba Paskah, dsb. Jadi, satu-satunya kematian yang bisa dialami oleh Kristus, kalau Ia mau menjadi Penebus dan pemikul kutuk kita, adalah kematian melalui salib.
Saya pernah menonton sebuah film dimana ada orang yang berkata: andaikata Kristus hidup pada abad 20, maka orang kristen tidak akan berkalungkan salib, tetapi sebuah kursi listrik kecil! Ini omong kosong yang bodoh dari orang yang tidak mengerti theologia! Kristus tidak bisa mati dengan cara dipenggal, dirajam, ditembak, melalui kamar gas ataupun kursi listrik. Ia harus mati melalui suatu kematian yang terkutuk, yaitu penyaliban, karena kalau tidak, Ia tidak memikul kutuk yang seharusnya untuk kita! Apa sebabnya orang-orang Yahudi memilih penyaliban (Mat 27:22-23)? Mengapa mereka tidak memilih perajaman seperti yang mereka lakukan terhadap Stephanus (Kis 7:58-60)? Jelas bahwa Allah ikut bekerja supaya Yesus mati melalui penyaliban, dan dengan demikian Ia bisa memikul kutuk kita!
III) Keselamatan / pembenaran karena iman.
Karena Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat, maka sekarang kita bisa diselamatkan / dibenarkan dengan sangat mudah, yaitu hanya dengan iman / percaya kepada Kristus.
Ay 11b - “karena: ‘Orang yang benar akan hidup oleh iman.’”.
Ay 14b - “oleh iman kita menerima Roh yang telah dijanjikan itu”.
Ay 7,9 - “(7) Jadi kamu lihat, bahwa mereka yang hidup dari iman, mereka itulah anak-anak Abraham. ... (9) Jadi mereka yang hidup dari iman, merekalah yang diberkati bersama-sama dengan Abraham yang beriman itu”.
Ay 24,26 - “(24) Jadi hukum Taurat adalah penuntun bagi kita sampai Kristus datang, supaya kita dibenarkan karena iman. ... (26) Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus”.
Gal 2:16 - “Kamu tahu, bahwa tidak seorangpun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus. Sebab itu kamipun telah percaya kepada Kristus Yesus, supaya kami dibenarkan oleh karena iman dalam Kristus dan bukan oleh karena melakukan hukum Taurat. Sebab: ‘tidak ada seorangpun yang dibenarkan’ oleh karena melakukan hukum Taurat”.
Bagi saudara yang belum pernah sungguh-sungguh percaya kepada Kristus, sadarilah bahwa saudara adalah orang terkutuk di hadapan Allah. Kalau saudara tidak mau percaya kepada Yesus Kristus, maka dengarlah nubuat Kristus tentang sikap dan kata-kataNya kepada orang terkutuk: “Enyahlah dari hadapanKu, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya” (Mat 25:41).
Tetapi sebaliknya, kalau saudara mau percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat saudara, maka pada akhir jaman saudara akan mendengar kata-kata: “Mari, hai kamu yang diberkati oleh BapaKu, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan” (Mat 25:34).
Jadi, hanya kalau saudara mau datang dan percaya kepada Kristus maka saudara akan dibebaskan dari kutuk itu dan luput dari api neraka yang kekal itu. Maukah saudara percaya kepada Kristus?
Bagi saudara yang sudah sungguh-sungguh percaya kepada Kristus, berbahagialah saudara karena saudara bukan lagi orang terkutuk, karena jasa Kristus yang sudah memikul kutuk itu di kayu salib. Karena itu:
· Hiduplah dalam kasih, pujian, syukur, dan penyerahan yang lebih besar kepada Kristus yang sudah rela memikul kutuk saudara.
· Beritakanlah Injil kepada banyak orang di luar, yang masih ada di bawah kutuk, supaya mereka mau percaya kepada Yesus Kristus dan dibebaskan dari kutuk itu!
-AMIN-
4.Hanya Kristus
KOLOSE 2:6-15I) Cara supaya tidak sesat.
1) Maju dalam iman / kerohanian (ay 6-7).
Kolose 2: 6-7: “(6) Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia. (7) Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur”.
Untuk menghindarkan diri dari bahaya penyesatan, orang kristen tidak boleh merasa cukup dalam hal rohani / menjadi statis dalam hal rohani. Ini berlaku dalam hal:
· pengetahuan firman Tuhan.
Amsal 19:27 - “Hai anakku, jangan lagi mendengarkan didikan, kalau engkau menyimpang juga dari perkataan-perkataan yang memberi pengetahuan”.
KJV: “Cease, my son, to hear the instruction that causeth to err from the words of knowledge” (= Berhentilah, anakku, untuk mendengar ajaran yang menyebabkan kita menyimpang dari kata-kata pengetahuan).
NIV: “Stop listening to instruction, my son, and you will stray from the words of knowledge” (= Berhentilah mendengar instruksi, anakku, dan engkau akan tersesat dari kata-kata pengetahuan).
NASB: “Cease listening, my son, to discipline, and you will stray from the words of knowledge” (= Berhentilah mendengar, anakku, pada disiplin, dan engkau akan tersesat dari kata-kata pengetahuan).
· kehidupan doa / saat teduh.
· kasih dan iman kepada Tuhan.
· hubungan pribadi / pengenalan terhadap Tuhan.
· pengudusan, dsb.
Apakah saudara maju dalam hal-hal ini, atau setidaknya, apakah saudara berusaha untuk maju dalam hal-hal ini? Ingat bahwa hanya ada 2 pilihan bagi saudara: maju dalam iman / kerohanian, atau tersesat!
2Pet 1:5-9 - “(5) Justru karena itu kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan, (6) dan kepada pengetahuan penguasaan diri, kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada ketekunan kesalehan, (7) dan kepada kesalehan kasih akan saudara-saudara, dan kepada kasih akan saudara-saudara kasih akan semua orang. (8) Sebab apabila semuanya itu ada padamu dengan berlimpah-limpah, kamu akan dibuatnya menjadi giat dan berhasil dalam pengenalanmu akan Yesus Kristus, Tuhan kita. (9) Tetapi barangsiapa tidak memiliki semuanya itu, ia menjadi buta dan picik, karena ia lupa, bahwa dosa-dosanya yang dahulu telah dihapuskan”.
2) Hati-hati terhadap ajaran sesat (ay 8).
Ay 8: “Hati-hatilah, supaya jangan ada yang menawan kamu dengan filsafatnya yang kosong dan palsu menurut ajaran turun-temurun dan roh-roh dunia, tetapi tidak menurut Kristus”.
Dalam ay 8 ini Paulus berbicara tentang ‘filsafat yang kosong dan palsu’. Sifat-sifat dari filsafat yang kosong dan palsu itu:
a) Bisa ‘menawan’ (ay 8).
Ini menunjukkan bahwa sekali seseorang terkena ajaran sesat, ia tidak mudah dilepaskan dari kesesatan itu, karena ajaran sesat itu menawan dia. Karena itu Paulus berkata ‘hati-hatilah’ (ay 8). Jangan meremehkan dan jangan sombong menghadapi ajaran sesat / nabi palsu.
b) Sekalipun filsafat itu disebut ‘kosong dan palsu’ tetapi itu tidak berarti bahwa filsafat itu terlihat jelas sebagai kebodohan atau dusta! Ini terlihat dari:
· Ay 4: “Hal ini kukatakan, supaya jangan ada yang memperdayakan kamu dengan kata-kata yang indah”.
NIV: ‘fine-sounding argument’ (= argumentasi yang kedengarannya indah / bagus).
NASB: ‘persuasive argument’ (= argumentasi yang meyakinkan).
Jadi maksudnya adalah argumentasi yang kuat dan meyakinkan.
· Ay 23: “Peraturan-peraturan ini, walaupun nampaknya penuh hikmat dengan ibadah buatan sendiri, seperti merendahkan diri, menyiksa diri, tidak ada gunanya selain untuk memuaskan hidup duniawi”.
Jadi, filsafat ini kelihatannya bijaksana.
c) Tetapi, bagaimanapun hebatnya ajaran itu, tetap disebut filsafat yang kosong dan palsu karena:
· filsafat itu merupakan ajaran yang hanya berdasar pada ‘ajaran turun temurun’ dan ‘roh-roh dunia’ (ay 8).
* ‘ajaran turun temurun’.
NASB: ‘the tradition of men’ (= tradisi manusia).
NIV: ‘human tradition’ (= tradisi manusia).
* ‘roh-roh dunia’. Ini salah terjemahan.
NASB: ‘the elementary principles of the world’ (= prinsip-prinsip dasar dari dunia).
NIV: ‘the basic principles of this world’ (= prinsip-prinsip dasar dari dunia ini).
· ‘Tidak menurut Kristus’ (ay 8).
Jadi, tidak pernah diajarkan oleh Yesus dan tidak pernah ada dalam Kitab Suci.
Dari semua ini bisalah disimpulkan bahwa kita tidak boleh menerima / percaya pada ajaran, yang sekalipun kelihatannya bijaksana dan disertai argumentasi yang meyakinkan, tetapi tidak berdasarkan Kitab Suci!
II) Kristus + sesuatu.
Contoh dari ajaran sesat / filsafat yang kosong dan palsu itu adalah ajaran yang menganggap bahwa Kristus saja tidaklah cukup untuk keselamatan kita, dan karena itu harus ditambah dengan sesuatu yang lain.
Ia lalu memberikan beberapa contoh konkrit:
a) Kristus + Sunat (ay 11).
Ay 11: “Dalam Dia kamu telah disunat, bukan dengan sunat yang dilakukan oleh manusia, tetapi dengan sunat Kristus, yang terdiri dari penanggalan akan tubuh yang berdosa”.
Bdk. Gal 5:2-4 - “(2) Sesungguhnya, aku, Paulus, berkata kepadamu: jikalau kamu menyunatkan dirimu, Kristus sama sekali tidak akan berguna bagimu. (3) Sekali lagi aku katakan kepada setiap orang yang menyunatkan dirinya, bahwa ia wajib melakukan seluruh hukum Taurat. (4) Kamu lepas dari Kristus, jikalau kamu mengharapkan kebenaran oleh hukum Taurat; kamu hidup di luar kasih karunia”.
b) Kristus + Larangan makan dan minum / kehidupan sebagai pertapa (ay 16,20-23 bdk. Ibr 9:10).
Ay 16,20-23 - “(16) Karena itu janganlah kamu biarkan orang menghukum kamu mengenai makanan dan minuman atau mengenai hari raya, bulan baru ataupun hari Sabat; ... (20) Apabila kamu telah mati bersama-sama dengan Kristus dan bebas dari roh-roh dunia, mengapakah kamu menaklukkan dirimu pada rupa-rupa peraturan, seolah-olah kamu masih hidup di dunia: (21) jangan jamah ini, jangan kecap itu, jangan sentuh ini; (22) semuanya itu hanya mengenai barang yang binasa oleh pemakaian dan hanya menurut perintah-perintah dan ajaran-ajaran manusia. (23) Peraturan-peraturan ini, walaupun nampaknya penuh hikmat dengan ibadah buatan sendiri, seperti merendahkan diri, menyiksa diri, tidak ada gunanya selain untuk memuaskan hidup duniawi”.
Ibr 9:10 - “karena semuanya itu, di samping makanan minuman dan pelbagai macam pembasuhan, hanyalah peraturan-peraturan untuk hidup insani, yang hanya berlaku sampai tibanya waktu pembaharuan”.
Larangan makan ini memang berlaku dalam jaman Perjanjian Lama, tetapi sejak Yesus mati dan bangkit, semua ini telah dihapuskan (Ef 2:15).
c) Kristus + Ibadah kepada malaikat (ay 18).
Ay 18: “Janganlah kamu biarkan kemenanganmu digagalkan oleh orang yang pura-pura merendahkan diri dan beribadah kepada malaikat, serta berkanjang pada penglihatan-penglihatan dan tanpa alasan membesar-besarkan diri oleh pikirannya yang duniawi”.
Renungkan: Kalau penyembahan terhadap malaikat saja dilarang, bagaimana kiranya dengan doa / penyembahan terhadap Maria dan orang-orang suci (Santa / Santo) dalam gereja Roma Katolik?
III) Kecukupan Kristus (= the sufficiency of Christ).
Paulus menunjukkan bahwa Kristus itu cukup dengan cara:
1) Menunjukkan apa yang kita miliki kalau kita memiliki Kristus (ay 9-10).
Ay 9-10: “(9) Sebab dalam Dialah berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke-Allahan, (10) dan kamu telah dipenuhi di dalam Dia. Dialah kepala semua pemerintah dan penguasa”.
a) Ay 9 menunjukkan bahwa:
1. Allah menyatakan diri secara penuh / sempurna di dalam Kristus.
Kata-kata ‘secara jasmaniah’ (= bodily) dalam bahasa Yunaninya adalah SOMATIKOS, artinya adalah ‘truly, really, in opposition to typically, figuratively’ (= betul-betul, sungguh-sungguh, berlawanan dengan sebagai TYPE, secara kiasan).
Dalam Kemah Suci / Bait Allah, ada simbol kehadiran Allah, tetapi dalam Kristus, Allah betul-betul tinggal.
2. Allah ditemukan secara penuh / utuh di dalam Kristus.
Calvin mengomentari bagian ini dengan berkata:
“God is wholly found in him, so that he who is not contented with Christ alone, desires something better and more excellent than God” (= Allah sepenuhnya didapatkan / ditemukan di dalam Dia, sehingga siapa yang tidak puas hanya dengan Kristus saja, menginginkan sesuatu yang lebih baik dari Allah).
Renungkan: apakah saudara puas dengan Kristus? Kalau tidak, itu berarti saudara menginginkan sesuatu yang lebih baik dari Allah, dan sampai kiamatpun saudara tidak akan menemukan apa yang saudara inginkan itu!
b) Ay 10a: ‘dan kamu telah dipenuhi di dalam Dia’.
NIV: ‘and you have been given fullness in Christ’ (= dan kamu telah diberi kepenuhan dalam Kristus).
NASB: ‘and in Him you have been made complete’ (= dan dalam Dia kamu telah dibuat menjadi lengkap).
KJV: ‘And ye are complete in him’ (= dan kamu lengkap di dalam Dia).
Karena Allah betul-betul diam dalam Kristus, maka kita sudah lengkap kalau kita mempunyai Kristus. Karena itu jelas bahwa Kristus tidak perlu ditambah dengan sesuatu apapun!
c) Ay 10b: ‘Dialah kepala semua pemerintah dan penguasa’.
Kata-kata ‘semua pemerintah dan penguasa’ menunjuk kepada para malaikat. Ayat ini menyatakan Kristus sebagai kepala para malaikat, dan karena itu ayat ini menunjukkan bahwa malaikatpun menjadi milik kita kalau kita memiliki Kristus. (Ini lebih menunjukkan lagi kebodohan penyembahan terhadap malaikat - bdk Ibr 1:13-14).
Ini makin menunjukkan bahwa Kristus itu cukup bagi kita!
2) Menunjukkan bahwa orang kristen tidak membutuhkan sunat lahiriah.
Hal ini dinyatakan oleh Paulus dalam:
a) Ay 11: ‘dalam Dia kamu telah disunat’.
Orang yang ada dalam Kristus sudah disunat, dengan sunat Kristus / rohani, yaitu penanggalan tubuh yang berdosa / manusia lama. Karena itu jelas bahwa kita sudah tidak membutuhkan sunat jasmani lagi! Di sini Paulus menentang ajaran rasul-rasul palsu yang ingin mencampur Injil dengan hukum Taurat, atau kekristenan dengan Yudaisme, atau iman dengan perbuatan baik.
b) Ay 13: ‘kamu ... dahulu ... tidak disunat secara lahiriah’.
Ini menunjukkan bahwa orang Kolose adalah orang non Yahudi.
Dulu mereka mati dalam dosa, dan mereka ada dalam keadaan tidak disunat. Tetapi toh dalam keadaan demikian Allah menghidupkan mereka (ay 13b). Karena itu adalah menggelikan dan tolol kalau sekarang mereka mau kembali kepada sunat.
3) Menunjukkan apa yang telah dilakukan oleh Kristus bagi kita (ay 13c-15).
Ay 13-15: “(13) Kamu juga, meskipun dahulu mati oleh pelanggaranmu dan oleh karena tidak disunat secara lahiriah, telah dihidupkan Allah bersama-sama dengan Dia, sesudah Ia mengampuni segala pelanggaran kita, (14) dengan menghapuskan surat hutang, yang oleh ketentuan-ketentuan hukum mendakwa dan mengancam kita. Dan itu ditiadakanNya dengan memakukannya pada kayu salib: (15) Ia telah melucuti pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa dan menjadikan mereka tontonan umum dalam kemenanganNya atas mereka”.
a) Ay 13c: ‘Ia mengampuni segala pelanggaran kita’.
Ingat bahwa pada waktu Yesus mati di atas kayu salib, Ia bukan hanya menebus dosa kita yang lalu saja, tetapi semua dosa kita, baik yang lalu, sekarang, maupun yang akan datang.
Awas! Sekalipun hal ini menjamin keselamatan kita, ini sama sekali tidak boleh dijadikan dasar untuk terus hidup di dalam dosa! Bdk. Ro 6:1-19.
b) Ay 14a: Ia menghapuskan ‘surat hutang’.
Lit: ‘hand-writing’ (= tulisan tangan).
Calvin beranggapan bahwa bagian ini menunjuk pada penghapusan ‘ceremonial law’ (= hukum yang berhubungan dengan upacara keagamaan).
Alasannya adalah:
1. Ceremonial law memang mendakwa / mengancam kita (bdk. Ibr 10:3 - “Tetapi justru oleh korban-korban itu setiap tahun orang diperingatkan akan adanya dosa”.).
2. Ini sesuai dengan kontex yang memang menyerang ceremonial law (ay 11,13 - sunat = ceremonial law; ay 16-dst - larangan makan, hari raya, bulan baru dsb juga adalah ceremonial law).
c) Ay 14b: Memakukannya pada kayu salib.
d) Ay 15: melucuti setan.
Karena ‘surat hutang’ telah dihapus (ay 14), maka setan tidak punya senjata. Kalau kita kembali kepada ceremonial law, maka seakan-akan kita mengembalikan senjata setan yang sudah dilucuti oleh Yesus itu.
Penerapan:
Terlalu banyak orang yang menambahi Kristus dengan sesuatu yang lain.
Misalnya:
· Saksi Yehuwa mengajarkan bahwa mereka selamat bukan hanya karena iman kepada Yesus tetapi juga karena kerajinan mereka dalam mencari jiwa / memberitakan Injil.
· Orang yang mengaku sudah percaya kepada Yesus, tetapi tidak yakin akan keselamatannya.
Secara implicit / tidak langsung, ini menunjukkan bahwa orang itu menganggap bahwa Kristus tidaklah cukup!
· Roma Katolik:
* Kristus + Maria.
Pada waktu Kristus mati disalib, Maria melihat hal itu dan iapun menderita bukan main. Ini dianggap juga sebagai penderitaan untuk menebus dosa manusia. Jadi kalau Kristus adalah Redeemer (= Penebus), maka Maria adalah Co-Redeemer.
Mereka juga mengajar penyembahan / doa kepada Maria, disamping penyembahan dan doa kepada Yesus.
Juga mereka mengajar bahwa kalau Yesus adalah Pengantara antara manusia dengan Allah, maka Maria adalah pengantara antara manusia dengan Yesus.
* iman kepada Kristus + perbuatan baik.
Adanya doktrin tentang dosa besar (mortal sin) dan dosa kecil (venial sin), dan kepercayaan bahwa dosa besar itu bisa menghancurkan keselamatan, jelas menyebabkan Katolik harus digolongkan sebagai agama yang juga mengandalkan perbuatan baik untuk selamat (bukan hanya semata-mata karena iman).
· Kharismatik: banyak dari mereka juga memberikan banyak tambahan yang sebetulnya tidak pernah diajarkan oleh Kitab Suci, seperti:
* orang yang percaya kepada Yesus dan sudah diampuni dosanya harus muntah-muntah (ini menunjukkan dosanya keluar).
* orang yang sudah percaya Yesus dan dipenuhi Roh Kudus harus ber-bahasa Roh, atau tertawa dalam Roh (Toronto Blessing)!
· Syncretism (penggabungan dua agama atau lebih): Kristus + agama lain.
Banyak orang yang pindah dari agama lain / kebatinan ke agama kristen, tetapi tidak mau melepaskan agama / kepercayaan yang lama. Mungkin mereka menganggap bahwa lebih aman kalau punya lebih dari satu agama, sehingga kalau yang satu salah, maka yang lain bisa menyelamatkan.
Tetapi ini jelas omong kosong, karena kalau saudara menganggap bahwa Kristus masih perlu ditambahi dengan agama lain, itu menunjukkan bahwa saudara tidak betul-betul beriman kepada Kristus! Dan jangan pernah mimpi bahwa saudara akan diselamatkan dengan iman seperti itu!
Illustrasi: kalau saudara naik mobil, saudara selalu membawa ban serep / cadangan. Karena apa? Karena saudara tidak percaya penuh kepada ban saudara. Saudara tahu ban itu bisa gembos, dan karena itu saudara membawa ban serep. Tetapi kalau saudara naik kereta api, saudara tidak akan membawa ban serep, karena saudara percaya penuh bahwa ban kereta api tidak bakal gembos! Jadi adanya serep jelas menunjukkan ketidakpercayaan.
Karena itu kalau saudara datang dan percaya kepada Yesus, tetapi masih memegangi agama lama saudara sebagai serep, itu menunjukkan ketidak-percayaan saudara kepada Yesus!
Paulus menentang ajaran bahwa Kristus harus ditambahi dengan sesuatu apapun, dan ia menekankan bahwa Kristus itu cukup dan tidak boleh ditambahi dengan sesuatu apapun! Jadi, kalau saudara percaya hanya kepada Kristus, maka saudara selamat, tetapi kalau saudara percaya kepada Kristus + sesuatu yang lain, maka saudara justru binasa!
Tentang kata-kata ‘sudah selesai’ dalam Yoh 19:30, Calvin memberi komentar sebagai berikut: “If we give our assent to this word which Christ pronounced, we ought to be satisfied with his death alone for salvation, and we are not at liberty to apply for assistance in any other quarter” (= Jika kita menyetujui kata-kata yang Kristus ucapkan, kita harus puas dengan kematianNya saja untuk keselamatan, dan kita tidak boleh menggunakan bantuan dari sudut lain manapun).
IV) Cara untuk mendapatkan Kristus.
1) Bukan dengan baptisan.
Ay 12: “karena dengan Dia kamu dikuburkan dalam baptisan, dan di dalam Dia kamu turut dibangkitkan juga oleh kepercayaanmu kepada kerja kuasa Allah, yang telah membangkitkan Dia dari orang mati”.
Hati-hati dengan ay 12 ini; jangan menjadikan ini menjadi dasar untuk menambahi Kristus dengan baptisan!
Calvin: “When he says that this is done through means of baptism, as he says also in Rom 6:4, he speaks in his usual manner, ascribing efficacy to the sacrament, that it may not fruitlessly signify what does not exist. By baptism, therefore, we are buried with Christ, because Christ does at the same time accomplish efficaciously that mortification, which he there represents, that the reality may be conjoined with the sign” [= Pada waktu ia berkata bahwa hal ini terjadi melalui baptisan, seperti yang ia juga katakan dalam Ro 6:4, ia berbicara dengan cara yang biasa ia lakukan, menganggap kemanjurannya berasal dari sakramen, supaya sakramen itu tidak secara sia-sia menunjukkan apa yang tidak ada (tidak menjadi tanda yang sia-sia). Karena itu, oleh baptisan, kita dikubur dengan Kristus, karena pada saat yang sama Kristus melakukan pemusnahan manusia lama, yang digambarkannya, supaya kenyataannya bisa digabungkan dengan tandanya].
2) Tetapi dengan percaya / iman (ay 12), dan menerima Yesus (ay 6).
Percayakah saudara bahwa Kristus itu cukup untuk keselamatan saudara? Apapun kebutuhan rohani saudara, dan berapapun banyaknya dan besarnya dosa saudara, Kristus tetap cukup bagi saudara.
Ada seorang penginjil yang menginjili seseorang yang sangat menyadari kekotoran / dosa dalam hidupnya. Pada waktu penginjil itu mendesak orang itu untuk datang kepada Kristus dan menerima pengampunan dosa, orang itu lalu berkata: “You don’t know what a sinner I am” (= Kamu tidak tahu orang berdosa yang bagaimana aku ini). Penginjil itu lalu menjawab: “No. And you don’t know what a Savior He is” [= Tidak. Dan kamu tidak tahu Juruselamat yang bagaimana Dia (Yesus) itu].
Maukah saudara datang dan percaya kepada Dia, dan hanya kepada Dia?
-AMIN-
5.Kematian yang mengerikan
LUKAS 13:1-9Pendahuluan:
Kalau kita mendengar berita tentang kematian yang mengerikan yang di alami seseorang, maka kita sering menganggap bahwa orang itu mengalami hal itu sebagai hukuman dari Tuhan, karena ia sangat berdosa di hadapan Tuhan, atau lebih berdosa dibandingkan dengan orang lain
Pandangan seperti ini sudah ada pada jaman dulu.
I) Pandangan umum pada saat itu.
Pada jaman itu ada pandangan yang umum yang mengatakan bahwa orang benar / saleh pasti akan diberkati Tuhan sehingga akan selamat dan baik-baik saja. Sehingga kalau seseorang terkena bencana yang hebat, apalagi mengalami kematian yang mengerikan, itu membuktikan bahwa Tuhan tidak berkenan akan hidup orang itu dan karena itu Tuhan memberikan bencana / kematian itu sebagai hukuman.
Pandangan ini mirip sekali dengan pandangan banyak orang Kharismatik jaman ini, dan juga dengan ajaran Theologia Kemakmuran!
Bahwa pandangan seperti itu merupakan pandangan yang umum pada saat itu bisa terlihat dari:
· pada waktu Ayub menderita / terkena bencana yang hebat, teman-teman-nya menganggap bahwa Ayub hidup sangat berdosa dan menyuruhnya bertobat (bdk. Ayub 4:7 22:4-10).
· dalam Yoh 9:2 ketika murid-murid Yesus melihat orang yang buta sejak lahirnya, mereka bertanya kepada Yesus: ‘Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta?’
· dalam Kis 28:3-4, ketika Paulus digigit oleh ular berbisa, orang-orang menganggapnya sebagai seorang pembunuh!
Juga dalam Luk 13:1-5 ini diceritakan tentang 2 buah peristiwa yang menun-jukkan bahwa banyak orang mempunyai pandangan seperti itu:
1) Peristiwa yang diceritakan beberapa orang kepada Yesus, dimana ada orang-orang Galilea yang dibunuh oleh Pilatus (ay 1).
Mungkin sekali orang-orang Galilea itu sedang mempersembahkan kor-ban di Bait Allah ketika mereka dibantai oleh tentara yang disuruh oleh Pilatus, sehingga darah mereka tertumpah ke mezbah dan bercampur dengan darah dari binatang yang sedang dikorbankan kepada Tuhan.
Orang-orang yang menceritakan peristiwa ini kepada Yesus tidak men-ceritakan peristiwa ini untuk menunjukkan kekejaman Pilatus, ataupun untuk menunjukkan bahwa mereka berbelas kasihan kepada orang-orang yang dibantai itu. Dari jawaban Yesus dalam ay 2-3 terlihat bahwa pada saat orang-orang itu menceritakannya, mereka mempunyai anggapan bahwa:
· orang-orang itu mengalami kematian yang mengerikan karena hukum-an Tuhan atas dosa-dosa mereka yang luar biasa hebatnya.
· kalau mereka sendiri (orang-orang yang menceritakan peristiwa itu kepada Yesus) sekarang masih hidup dan tidak mengalami nasib seperti orang-orang yang dibantai Pilatus, itu menunjukkan bahwa mereka lebih baik hidupnya dari orang-orang yang mati secara mengerikan itu.
2) Peristiwa 18 orang yang mati ditimpa menara di kolam Siloam (ay 4).
Peristiwa ini diceritakan oleh Yesus sendiri sebagai tambahan atas cerita yang pertama tadi, karena Ia tahu bahwa sekalipun kedua peristiwa itu mempunyai perbedaan (pada peristiwa pertama orang-orang itu mati dibunuh, sedangkan pada peristiwa kedua orang-orang itu mati karena kecelakaan), tetapi orang-orang itu mempunyai penafsiran yang sama terhadap peristiwa ini, yaitu bahwa orang-orang itu mati karena dosa mereka yang hebat.
II) Pandangan Tuhan Yesus.
1) Tuhan Yesus tidak menyetujui pandangan yang mengatakan bahwa orang yang mengalami kematian yang mengerikan pasti adalah orang yang sangat berdosa sehingga dihukum oleh Tuhan dengan cara itu. Ini terlihat dari kata-kata: ‘Tidak! KataKu kepadamu’, yang Ia katakan sampai 2 kali (ay 3,5).
Ada 2 hal yang perlu kita perhatikan:
a) Perhatikan bahwa sekalipun ini adalah pandangan umum, tetapi Ye-sus berani menentangnya secara terang-terangan. Bagaimana sikap saudara terhadap pandangan umum yang salah, misalnya:
· semua agama itu sama.
· orang kristen tidak boleh fanatik (bdk. Wah 3:15-16).
· orang kristen harus sembuh dari penyakit.
· orang bisa sakit pasti karena dirasuk roh jahat dsb.
b) Ketidak setujuan Yesus terhadap pandangan umum ini memang se-suai dengan Kitab Suci:
· Kitab Suci memang menunjukkan bahwa kematian yang mengeri-kan / adanya bencana belum tentu merupakan hukuman atas dosa orang yang mengalaminya.
Memang ada orang-orang yang mengalami kematian yang menge-rikan sebagai hukuman Allah atas dosa-dosanya, seperti:
* Izebel dalam 2Raja-raja 9:10-37 bdk. 1Raja-raja 21:23.
* Yudas Iskariot dalam Mat 27:5 dan Kis 1:18.
* nabi yang diterkam singa dalam 1Raja-raja 13:20-25.
Tetapi juga ada banyak orang yang mengalami bencana / kematian yang mengerikan bukan sebagai hukuman Allah atas dosa-dosa mereka, seperti:
* Ayub.
* raja Yosia (2Raja-raja 22-23).
* Elisa (2Raja-raja 13:14).
Sebaliknya, Kitab Suci juga menunjukkan adanya orang-orang jahat / fasik yang mati dengan tenang.
Ayub 21:7-15 - “(7) Mengapa orang fasik tetap hidup, menjadi tua, bahkan menjadi bertambah-tambah kuat? (8) Keturunan mereka tetap bersama mereka, dan anak cucu diperhatikan mereka. (9) Rumah-rumah mereka aman, tak ada ketakutan, pentung Allah tidak menimpa mereka. (10) Lembu jantan mereka memacek dan tidak gagal, lembu betina mereka beranak dan tidak keguguran. (11) Kanak-kanak mereka dibiarkan keluar seperti kambing domba, anak-anak mereka melompat-lompat. (12) Mereka bernyanyi-nyanyi dengan iringan rebana dan kecapi, dan bersukaria menurut lagu seruling. (13) Mereka menghabiskan hari-hari mereka dalam kemujuran, dan dengan tenang mereka turun ke dalam dunia orang mati. (14) Tetapi kata mereka kepada Allah: Pergilah dari kami! Kami tidak suka mengetahui jalan-jalanMu. (15) Yang Mahakuasa itu apa, sehingga kami harus beribadah kepadaNya, dan apa manfaatnya bagi kami, kalau kami memohon kepadaNya?”.
· Kitab Suci mengajar bahwa Tuhan mempunyai waktu yang berbe-da dalam menghukum orang yang berbeda. Misalnya dalam Kej 19:1-29 Sodom dan Gomora dihancurkan, tetapi dalam Kej 15:12-16 dikatakan bahwa untuk orang Amori / Kanaan, Ia menunggu 400 tahun lagi!
Tuhan sering menunda hukuman (ay 6-9), dan Ia mempunyai belas kasihan / kemurahan hati yang berbeda untuk setiap orang (Ro 9:15,18), sehingga lamanya penundaan itu bisa berbeda untuk setiap orang.
Karena itu jelaslah bahwa orang-orang yang masih hidup tidak bisa beranggapan bahwa orang yang sudah mati pasti lebih berdosa dari diri mereka, karena mungkin saja mereka yang sebetulnya lebih berdosa, tetapi Tuhan masih menunda penghukumanNya atas diri mereka.
· Dalam dunia ini Allah memang membiarkan orang saleh dan orang jahat hidup bersama-sama, dan mereka sama-sama terbuka ter-hadap bencana ataupun kematian, bahkan terhadap kematian yang mengerikan.
Dalam kehidupan yang akan datang, barulah mereka dipisahkan (Mat 25:31-46), sehingga yang saleh akan bahagia sedangkan yang jahat akan menderita. Pada saat itulah baru kita bisa menilai siapa yang saleh dan siapa yang jahat dari keba-hagiaan / penderitaan yang mereka alami.
· Kalaupun bencana dan kematian yang dialami seseorang itu adalah hukuman Tuhan, itu jelas belum seluruh hukuman Tuhan, karena masih ada neraka! Bencana / kematian / penderitaan di dunia itu diberikan oleh Tuhan hanya supaya kita ‘mencicipi’ hukuman Tuhan! Dan bisa saja si A diberi cicipan yang lebih banyak dari si B (sehingga si B lebih enak hidupnya dari si A), sekalipun si B lebih berdosa dari si A!
2) Tuhan Yesus juga berpandangan bahwa bencana / kematian yang me-ngerikan yang menimpa orang lain, merupakan panggilan untuk bertobat bagi kita yang masih hidup (ay 3,5)!
Ini menunjukkan betapa kuatnya dorongan untuk memberitakan Injil dalam diri Tuhan Yesus! Ia bisa saja hanya menjelaskan bahwa pandang-an umum itu salah, tetapi tidak menyuruh mereka bertobat. Tetapi Ia ter-nyata melanjutkan dengan menyuruh mereka bertobat!
Penerapan:
Gunakan setiap kesempatan untuk membelokkan pembicaraan pada pemberitaan Injil! Misalnya kalau seseorang menceritakan kesukaran-kesukarannya kepada saudara, jangan sekedar menghiburnya, tetapi sekaligus arahkan pembicaraan itu kepada Injil sehingga orang itu bisa datang / percaya kepada Yesus.
Sekarang mari kita membahas tentang pertobatan yang ditekankan oleh Tuhan Yesus:
a) Ingat bahwa saudara yang masih hidup juga adalah orang yang berdosa, dan karena itu, jelas bahwa saudarapun bisa mengalami bencana / kematian yang mengerikan seperti yang dialami oleh orang-orang itu. Karena itu, setiap saudara melihat / mendengar bencana / kematian yang dialami orang lain, renungkanlah kehidupan saudara yang berdosa, dan bertobatlah!
Pulpit Commentary:
· “The fate of the dead was no proof of special sin, but it was a clear call to repentance addressed to the survivors” (= Nasib dari orang yang mati bukanlah bukti adanya dosa khusus, tetapi merupakan panggilan bertobat yang nyata yang ditujukan kepada orang-orang yang masih hidup)
· “These terrible calamities are allowed to occur, not that we may uncharitably criticize the conduct of the dead, but that we may carefully review the conduct of ourselves who survive, and repent before God” (= Bencana-bencana yang mengerikan itu diijinkan untuk terjadi bukan supaya kita bisa dengan keras mengkritik kelakuan orang yang sudah mati, tetapi supaya kita yang masih hidup dengan teliti memeriksa kembali kelakuan kita, dan bertobat di hadapan Allah).
b) Pertobatan mempunyai 2 aspek.
Ini terlihat karena kata ‘bertobat’ dalam ay 3 menggunakan kata Yunani yang berbeda dengan kata ‘bertobat’ dalam ay 5.
· Kata ‘bertobat’ dalam ay 3 berasal dari kata Yunani METANOETE.
A. T. Robertson: “metanoeete ... Present active subjunctive of metanoeoo, to change mind and conduct, linear action, keep on changing” (= METANOEETE ... Subjunctive aktif dalam bentuk present dari METANOEOO, mengubah pikiran dan kelakuan, tindakan tetap, terus berubah) - ‘Word Pictures in the New Testament’, vol 2, hal 185.
· Kata ‘bertobat’ dalam ay 5 berasal dari kata Yunani METANOESETE.
A. T. Robertson: “metanoeeseete. First aorist active subjunctive, immediate repentance in contrast to continued repentance, metanoeete in Luke 13:3” (= METANOEESEETE. Subjunctive aktif dalam bentuk lampau, pertobatan sesaat yang kontras dengan pertobatan yang terus menerus, METANOEETE dalam Luk 13:3) - ‘Word Pictures in the New Testament’, vol 2, hal 186.
Ini menunjukkan bahwa pertobatan sejati selalu mempunyai 2 aspek:
1. Datang dan percaya kepada Yesus dan menerimaNya sebagai Juruselamat saudara. Ini hanya perlu dilakukan 1 x seumur hidup!
Kristen adalah satu-satunya agama yang mengajarkan adanya Juruselamat / Penebus (orang yang membayar hutang dosa saudara).
Dalam agama-agama lain, manusia harus berusaha membayar hutang dosanya sendiri dengan kekuatan dan usahanya sendiri! Tetapi kekristenan mengajarkan bahwa Allah sendiri telah menger-jakan keselamatan untuk kita yaitu dengan jalan menjadi manusia dan mati di salib untuk menebus dosa kita. Dan karena Allah telah selesai mengerjakan keselamatan bagi kita, maka tidak ada lagi usaha yang perlu kita lakukan untuk selamat. Kita hanya perlu percaya bahwa Yesus telah mengerjakan semua itu bagi kita! Tetapi ingat bahwa sekalipun ini kelihatannya merupakan sesuatu yang mudah untuk dilakukan, tetapi ini bukanlah sesuatu yang remeh, karena kalau saudara tidak melakukannya, saudara pasti akan binasa / masuk ke neraka! Sudahkah saudara datang dan percaya kepada Yesus sebagai Juruselamat / Penebus dosa saudara?
2. Senantiasa berusaha membersihkan diri dari dosa, baik dosa aktif (melakukan apa yang dilarang oleh Tuhan), maupun dosa pasif (tidak melakukan apa yang diperintahkan oleh Tuhan), misalnya dengan:
· memberikan diri dibaptis.
· rajin ke gereja / berbakti kepada Tuhan.
· rajin dalam belajar Firman Tuhan / datang dalam Pemahaman Alkitab.
· rajin dalam bersaat teduh / berdoa.
· melayani Tuhan / memberitakan Injil.
· memberikan persembahan persepuluhan / biasa.
· berusaha bersekutu dengan sesama saudara seiman.
· membuang semua dusta, kesombongan, percabulan, perzi-nahan, kemalasan, pencurian, kebencian, kemunafikan, dsb.
Memang kita diselamatkan hanya karena iman, bukan karena perbuatan baik (Ef 2:8-9), tetapi orang yang mengaku beriman tetapi tidak mewujudkan iman itu dengan perbuatan baik, jelas sebetulnya bukanlah orang yang beriman (Yak 2:17,26).
c) Untuk lebih menekankan tentang pertobatan, maka Tuhan Yesus lalu menyambung kata-kataNya dengan memberikan suatu perumpamaan (ay 6-9).
Tujuan / penekanan utama dari perumpamaan ini adalah: kalau saudara diberi kesempatan untuk bertobat, janganlah sia-siakan kesempatan itu dengan mengeraskan hati saudara, tetapi sebaliknya cepatlah bertobat / bertobatlah sekarang! Kalau tidak, hukuman pasti akan menimpa saudara!
Ada 2 hal yang perlu saudara perhatikan dari perumpamaan ini:
· Setelah tidak menghasilkan buah selama 3 tahun (ay 7), pohon ara itu diberi kesempatan 1 tahun lagi (ay 8-9). Kalau tetap tidak ber-buah, maka pohon itu akan ditebang.
Tentu saja ‘1 tahun’ itu tidak boleh diartikan secara hurufiah. Itu adalah suatu jangka waktu yang ditetapkan oleh Tuhan sendiri, yang tidak kita ketahui, dan untuk setiap orang jangka waktunya bisa berbeda-beda. Tetapi bagaimanapun juga, ini menunjukkan bahwa kesempatan itu terbatas!
Seseorang mengatakan:
“God is very patient. However, his patience does not last forever” (= Allah itu sangat sabar. Tetapi, kesabaranNya tidak berlangsung selama-lamanya).
Ingatlah bahwa sekalipun Allah itu maha kasih / sabar, tetapi Ia juga suci dan adil, sehingga ada saatnya Ia akan menghukum orang berdosa yang tidak mau bertobat. Bandingkan dengan Nahum 1:3 yang berbunyi: “TUHAN itu panjang sabar dan besar kuasa, tetapi Ia tidak sekali-kali membebaskan dari hukuman orang yang bersalah” dan Ro 2:4-5 yang berbunyi: “Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahanNya, kesabaranNya dan kelapangan hatiNya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan? Tetapi oleh kekerasan hatimu yang tidak mau bertobat, engkau menimbun murka atas dirimu sendiri pada hari waktu mana murka dan hukuman Allah yang adil akan dinyatakan”.
· kita tidak tahu dimana batasan antara 3 tahun (ay 7) dan 1 tahun (ay 8-9) itu terjadi dalam hidup kita. Itu bisa terjadi pada saat ini, tetapi juga bisa sudah terjadi dahulu! Siapa tahu saat ini saudara sudah ada pada hari ke 365 dari waktu 1 tahun itu?
Dua hal ini sama-sama menekankan perlunya untuk bertobat seka-rang juga! Jangan sekali-kali menunda pertobatan!
d) Apa yang terjadi kalau orang yang diberi kesempatan bertobat itu tetap tidak mau bertobat?
· Ia akan ditebang (ay 9).
· Ia akan binasa (ay 3,5).
Ay 3,5: ‘kamu semua akan binasa dengan cara demikian’.
RSV / NASB: ‘you will all likewise perish’.
Kata ‘likewise’ ini bisa ditafsirkan dengan dua cara:
* diartikan: ‘dengan cara yang sama’.
Kalau diambil arti ini, maka akan menjadi seperti terjemahan Indonesia. Tetapi penafsiran ini tidak masuk akal, karena itu berarti bahwa semua orang itu harus mati dengan 2 cara, yaitu seperti ay 1 dan seperti ay 4.
* diartikan: ‘juga’.
Kalau diambil arti ini, maka akan menjadi seperti terjemahan NIV: ‘you too will all perish’ (= kamu semua juga akan binasa).
Saya lebih setuju dengan penafsiran ini.
Jadi, arti ay 3,5 itu adalah: kalau mereka tidak bertobat, mereka juga akan binasa (bisa dengan cara yang berbeda).
Penutup:
Di sekitar kita banyak kematian (karena bencana alam, perang, pembunuhan, penyakit, kecelakaan dsb). Kalau sampai saat ini saudara yang berdosa masih hidup, itu hanya penundaan hukuman, dan itu merupakan kesempatan untuk bertobat bagi saudara! Karena itu bertobatlah dengan datang kepada Kristus dan membuang semua dosa dari hidup saudara. Kalau saudara terus menolak, celakalah saudara! Perhatikan Ro 2:4-5 sekali lagi.
Roma 2:4-5 - “Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahanNya, kesabaranNya dan kelapangan hatiNya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan? Tetapi oleh kekerasan hatimu yang tidak mau bertobat, engkau menimbun murka atas dirimu sendiri pada hari waktu mana murka dan hukuman Allah yang adil akan dinyatakan”
-AMIN-
6.Kasih Allah
Roma 5:8I) Penderitaan bukan bukti bahwa Allah tidak kasih.
Pernahkah saudara merenungkan apakah Allah mengasihi saudara atau tidak? Kalau saudara adalah orang kaya, sehat, hidup enak, keluarga saudara rukun, dsb, maka mungkin tidak terlalu sukar bagi saudara untuk percaya bahwa Allah mengasihi saudara. Tetapi kenyataannya semua orang punya penderitaannya sendiri-sendiri, bahkan ada orang-orang yang menderita sangat hebat. Apakah orang-orang ini bisa merasakan bahwa Allah mengasihi mereka?
Saya pernah membaca tentang rekor dunia lamanya masuk rumah sakit. Ada orang yang masuk rumah sakit waktu usia 3 tahun, dan baru keluar dari rumah sakit itu pada waktu dia mati pada usia hampir 103 tahun. Jadi ia ada di rumah sakit selama hampir satu abad! Kalau saudara adalah orang itu, apakah saudara bisa percaya bahwa Allah mengasihi saudara?
Sekitar 20 tahun yang lalu, saya pernah punya teman dari luar kota yang kos di rumah familinya di Surabaya. Suatu hari, seluruh familinya yang berjumlah 7 orang pergi ke Malang, meninggalkan ia sendirian di rumah. Dalam perjalanan, hujan lebat membuat kali kecil di pinggir jalan meluap, dan mobil selip, lalu masuk kali yang mengalir deras. 4 mayat langsung diketemukan di situ, 2 lainnya di Pasuruan, dan 1 terhilang selama-lamanya. Waktu saya pergi ke rumahnya, saya melihat 6 buah peti mati berjejer. Kalau saudara adalah teman saya itu, bisakah saudara pada saat seperti itu percaya bahwa Allah mengasihi saudara?
Mungkin saudara tidak pernah merasakan sakit selama 1 abad, atau ditinggal mati seluruh keluarga, tetapi mungkin saudara mempunyai penderitaan yang lain. Bisa dalam bentuk kemiskinan, atau keluarga yang berantakan, anak yang rusak, problem pekerjaan / study, kesendirian / kesepian, dsb. Atau bisa juga saudara mengalami penderitaan batin, hati yang gelisah, tidak damai, kuatir, dsb. Apakah penderitaan-penderitaan yang saudara alami itu menyebabkan saudara beranggapan bahwa Allah tidak mengasihi saudara, atau bahkan bahwa Allah tidak peduli kepada saudara atau benci kepada saudara?
Perlu saudara ketahui bahwa pada waktu Allah pertama kalinya menciptakan manusia, yaitu Adam dan Hawa, maka Allah tidak memberikan penderitaan apapun kepada mereka. Tetapi mereka lalu berbuat dosa. Mereka makan buah yang oleh Tuhan dilarang untuk dimakan. Sebagai hukuman karena dosa mereka, maka penderitaan masuk ke dalam dunia. Jadi, penderitaan ada dalam dunia, bukan karena kesalahan Allah, tetapi karena kesalahan manusia sendiri. Karena itu jelaslah bahwa adanya penderitaan dalam hidup kita tidak boleh dijadikan dasar untuk berkata bahwa Allah tidak mengasihi kita, atau bahkan benci kepada kita.
II) Bukti kasih Allah.
1) Ro 5:8 berkata: “Allah menunjukkan kasihNya kepada kita oleh karena Kristus ...”.
Jadi bukti pertama dari kasih Allah adalah Kristus. Kristus adalah Allah sendiri yang rela menjadi manusia karena cintaNya kepada kita. Peristiwa Allah menjadi manusia, atau turun dari sorga ke dunia, jelas merupakan suatu penurunan luar biasa, yang jelas memberikan penderitaan. Orang dengan mudah bisa naik, tetapi sukar untuk bisa turun. Kalau saudara sudah biasa hidup di kota, tidur di kasur yang empuk, pakai AC, mau minum tinggal ambil di lemari es, mau masak pakai kompor Elpiji / microwave oven, dsb. Lalu tahu-tahu saudara mesti turun ke desa yang termasuk daerah minus dimana tidak ada listrik; saudara harus tidur di tikar di tanah; pada waktu kepanasan jangankan AC, kipas anginpun tidak ada; kalau mau minum mesti menimba air di sumur atau mengambil di sungai; kalau mau masak mesti mengumpulkan kayu bakar lalu mem-buat api, dsb, maka itu semua tentu merupakan penderitaan. Padahal itu baru turun dari kota ke desa. Bayangkan pada waktu Yesus harus turun dari sorga ke dunia. Ini tentu merupakan penurunan yang jauh lebih hebat, dan karenanya melibatkan penderitaan yang hebat. Tapi Ia mau mengalaminya demi kita, dan itu menunjukkan cintaNya kepada kita.
2) Kita baca Roma 5:8 itu lagi: “Allah menunjukkan kasihNya kepada kita oleh karena Kristus telah mati untuk kita ...”.
Ini bukti kedua kasih Allah kepada kita! Kalau tadi Allah itu sudah rela menjadi manusia, maka sekarang, Allah yang sudah menjadi manusia dalam diri Yesus Kristus itu, lalu rela mati bagi kita.
2 hal yang akan saya bahas:
a) Mengapa Dia harus mati bagi kita?
Karena kita adalah manusia berdosa, dan Allah itu adil, sehingga harus menghukum manusia berdosa. Yesus ingin supaya kita jangan sampai dihukum, dan supaya kita tidak dihukum, Ia yang harus memikul hukuman kita. Karena itulah maka Ia mati di kayu salib. Kalau kita tahu mengapa Yesus mati bagi kita, maka jelas bagi kita bahwa kematianNya itu menunjukkan kasihNya kepada kita.
Illustrasi:
· ada seorang anak gadis kecil yang mengalami kecelakaan, sehingga lalu membutuhkan darah untuk transfusi. Tetapi anak gadis kecil ini mempunyai golongan darah yang langka, dan hanya cocok dengan kakak laki-lakinya yang juga masih kecil. Waktu mau diambil darahnya, anak laki-laki itu bertanya: ‘Apakah saya segera akan mati setelah darah saya diambil?’ Ia mempunyai pengertian yang salah tentang pengambilan darah, tetapi ia tetap rela memberikan darahnya karena cintanya kepada adiknya.
Pada waktu Yesus rela mencurahkan darahNya bagi kita, Ia me-nunjukkan cinta yang lebih hebat dari pada cinta anak laki-laki itu, karena anak laki-laki itu merelakan darahNya untuk adiknya, se-dangkan Yesus merelakan darah / nyawaNya untuk kita yang adalah musuh-musuhNya, karena kita adalah manusia berdosa yang selalu menyakiti hatiNya melalui dosa-dosa kita.
· Ada tuan tanah kejam yang mempunyai banyak budak. Suatu hari ada budak yang melarikan diri, tetapi ia tertangkap, dan tuannya memerintahkan hukuman cambuk 50 x. Seorang teman dari tuan tanah itu lalu berkata: ‘Kamu gila, budak sekurus itu mau dicambuk 50 x? Ia pasti akan mati!’. Tuan tanah berkata: ‘Aku tidak peduli, itu sudah hukumnya dan harus dilaksanakan. Hanya bisa dibatalkan kalau ada orang yang mau menjadi pengganti dia memikul hukuman cambuk itu’. Teman tuan tanah itu begitu kasihan kepada budak itu, sehingga ia lalu rela memberikan dirinya untuk dicambuki 50 x, supaya budak itu bebas dari hukuman.
Apa yang teman tuan tanah itu rela alami dan lakukan demi budak itu, mirip dengan apa yang Kristus rela alami dan lakukan demi kita. Kristus rela mengalami penderitaan dan kematian yang sangat mengerikan di kayu salib untuk memikul hukuman kita, supaya kita bisa bebas dari hukuman.
b) Cara kematianNya.
Ada 2 hal yang sangat mengerikan yang Yesus alami, yaitu:
· pencambukan.
· penyaliban.
Cobalah merenungkan bagaimana rasanya orang dicambuki, ditembus paku pada tangan dan kaki, dan dibiarkan tergantung dalam keadaan seperti itu selama berjam-jam. Kitalah yang seharusnya mengalami semua itu sebagai hukuman atas dosa-dosa kita, tetapi Yesus rela mengalami semua itu demi kita! Bahwa Ia rela mengalami kedua hal ini untuk memikul hukuman dosa kita, menunjukkan kasih-Nya yang luar biasa kepada kita.
3) Ro 5:8 berbunyi: “Allah menunjukkan kasihNya kepada kita oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa”.
Kalau Ia mau mati bagi orang baik, yang taat kepada Dia, mencintai Dia, maka itu sebetulnya sudah kasih, tetapi itu tidak terlalu mengherankan. Tetapi bahwa Ia mau mati bagi kita ketika kita masih berdosa, itu betul-betul luar biasa. Dan inilah keluarbiasaan kasih Allah! Kalau saudara mengasihi seseorang, maka pasti dalam diri orang itu ada sesuatu yang baik yang menyebabkan saudara mengasihinya, mungkin wajahnya, bentuk tubuhnya, sifatnya, kepandaiannya, dsb. Tetapi Allah mencintai kita dan rela berkorban bagi kita tanpa melihat kebaikan dalam diri kita.
Sekalipun saudara tidak peduli kepadaNya, benci kepadaNya, acuh tak acuh kepadaNya, tidak pernah ke gereja, tidak senang mendengar Firman Tuhan, terus berbuat dosa, dsb, Allah tetap mencintai saudara! Itu Ia buktikan dengan rela mati bagi saudara ketika saudara masih berdosa.
III) Tanggapan kita terhadap kasih Allah.
Kalau saudara sudah mendengar, mengerti dan menyadari akan kasih Allah kepada saudara, maka sekarang saudara perlu memberikan tanggapan ter-hadap kasih Allah itu.
1) Tanggapan yang salah.
Saudara bisa menanggapi kasih Allah itu dengan menolak, acuh tak acuh, atau tidak percaya. Kalau demikian, perlu saya tekankan bahwa sekalipun Allah mengasihi saudara yang berdosa, tetapi kalau kasihNya itu terus-menerus ditolak, maka ada satu saat dimana Allah harus menjalankan keadilanNya dengan menghukum orang yang menolak kasihNya itu, dan membuang orang itu ke dalam neraka!
Seorang penafsir bernama Ironside, dalam komentarnya tentang Kis 4:12, mengatakan: “Remember, it must be Christ or hell, and to neglect the one is to choose the other” (= Ingat, harus Kristus atau neraka, dan mengabaikan yang satu berarti memilih yang lain).
Saudara tidak perlu memusuhi atau membenci Kristus, membakar gereja atau menganiaya orang kristen. Cukup dengan mengabaikan Kristus, itu sudah berarti bahwa saudara memilih neraka! Sekalipun saudara adalah simpatisan kristen, rajin ke gereja, memberi persembahan untuk gereja, dsb, tetapi kalau saudara mengabaikan Kristusnya, saudara sudah memilih neraka!
2) Tanggapan yang benar.
Saudara bisa menanggapinya dengan benar, yaitu dengan percaya dan menerima Yesus sebagai Juruselamat pribadi saudara.
Saudara harus percaya bahwa Yesus adalah Allah yang sudah menjadi manusia, dan sudah mati disalib untuk semua dosa-dosa saudara. Kalau saudara percaya, maka saudara akan diampuni dan tidak mungkin dihukum. Saudara dijamin akan masuk ke sorga, kapanpun saudara mati.
Yoh 3:16 - “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, tetapi beroleh hidup yang kekal”.
Roma 8:1 - “Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus”.
Beberapa halangan untuk percaya kepada Yesus:
a) Saudara mungkin berkata: Kok gampang sekali untuk selamat?
Jawabnya: memang gampang, karena Kristus sudah membayar mahal itu semua itu, yaitu dengan mengorbankan nyawaNya sendiri.
Illustrasi:
Seorang penginjil memberitakan Injil kepada seorang pekerja tambang. Pada waktu pekerja tambang itu mendengar bahwa untuk bisa diselamatkan ia hanya perlu percaya kepada Yesus, ia berkata ‘Hanya percaya dan saya selamat? Kok gampang sekali?’. Penginjil itu lalu bertanya: ‘Dimana kamu bekerja?’. Pekerja tambang itu menjawab: ‘Puluhan atau bahkan ratusan meter di bawah permukaan tanah’. Penginjil itu bertanya lagi: ‘Wah, tentu sukar sekali bagi kamu untuk turun ke sana lalu naik lagi ke atas’. Pekerja itu menjawab: ‘Tidak sukar sama sekali. Karena perusahaan saya telah memasang sebuah lift, dan saya hanya tinggal masuk ke dalam lift itu dan lift itu akan membawa saya naik atau turun’. Lalu penginjil itu berkata: ‘Sama seperti perusahaanmu sudah bersusah payah memasang lift, sehingga sekarang bagi kamu tinggal gampangnya, demikian juga Kristus sudah bersusah payah, menderita dan mati di kayu salib untuk menyediakan keselamatan bagimu, sehingga sekarang bagi kamu tinggal gampangnya. Kamu hanya perlu masuk ke dalam Yesus / percaya kepada Yesus, dan Yesus akan mengangkat kamu ke surga!’
b) Saudara mungkin mau percaya, tetapi bingung karena banyaknya macam gereja / aliran pada jaman ini.
Jawabnya: Keselamatan saudara tidak tergantung gereja, tetapi tergantung pada apakah saudara percaya kepada Yesus sebagai Juruselamat saudara atau tidak.
Illustrasi:
Pada waktu ia hidup, John Wesley, pendiri gereja Metodist, juga bingung karena banyaknya aliran gereja. Suatu hari ia bermimpi dan dalam mimpinya itu ia dibawa ke pintu gerbang neraka. Di sana ada seorang malaikat yang menjaga, dan ia lalu bertanya: ‘Apakah di sini ada orang Katolik?’. Malaikat menjawab: ‘Banyak’. John Wesley bertanya lagi: ‘Apakah ada orang Calvinist?’. Malaikat menjawab: ‘Banyak’. ‘Apa ada orang Baptist?’. ‘Banyak’. Akhirnya John Wesley bertanya: ‘Apakah ada orang Methodist?’. Malaikat menjawab: ‘Juga banyak’.
Lalu John Wesley dibawa ke pintu gerbang surga. Di sana ada malaikat lain yang menjaga, dan ia bertanya kepada malaikat itu: ‘Apakah di sini ada orang Katolik?’. Malaikat menjawab: ‘Tidak ada’. John Wesley bertanya lagi: ‘Apakah ada orang Calvinist?’. Malaikat menjawab: ‘Tidak ada’. ‘Apa ada orang Baptist?’. ‘Tidak ada’. Akhirnya John Wesley bertanya: ‘Apakah ada orang Methodist?’. Malaikat menjawab: ‘Juga tidak ada’. Dengan bingung dan putus asa John Wesley bertanya: ‘Kalau begitu siapa yang ada di dalam sana?’. Malaikat menjawab: ‘Orang yang percaya kepada Yesus’.
Illustrasi ini menunjukkan bahwa saudara masuk surga bukan karena mengikuti gereja ini atau itu, aliran ini atau itu, tetapi karena percaya kepada Yesus. Ini memang tidak menunjukkan bahwa saudara tidak perlu memilih gereja yang benar, tetapi bagaimanapun keselamatan saudara bukan tergantung pada aliran gereja tetapi tergantung pada apakah saudara percaya kepada Yesus atau tidak!
c) Saudara mungkin percaya, tetapi mau menunda.
Jawab: Saudara tidak tahu kapan saudara akan mati, dan kematian bisa datang secara mendadak. Kalau itu terjadi, dan saudara belum percaya kepada Yesus, saudara akan masuk neraka selama-lamanya!
Illustrasi: Suatu hari ada seseorang yang bermimpi tentang adanya suatu konperensi setan. Konperensi itu dipimpin oleh Iblis sendiri dan bertujuan untuk mencari siasat yang jitu supaya manusia tidak percaya kepada Yesus dan binasa / masuk neraka. Lalu ada seorang setan yang mengusulkan: ‘Baiklah kita membujuk manusia supaya tidak percaya akan adanya Tuhan’. Iblis berkata: ‘Tidak. Manusia merasa dalam hatinya bahwa Tuhan itu ada. Siasat itu tidak akan berhasil’. Setan lain mengusulkan: ‘Baiklah kita mengatakan kepada manusia bahwa mereka itu terlalu jahat untuk bisa diampuni’. Iblis menolak usul itu dengan berkata: ‘Justru kalau manusia sadar bahwa dirinya jahat, itu akan membawa mereka kepada Tuhan. Usul itu masih kurang baik’. Akhirnya seorang setan berkata: ‘Baiklah kita mengatakan kepada manusia bahwa Tuhan itu ada, dan Tuhan itu mencintai mereka yang berdosa, dan bahwa Injil itu benar adanya’. Iblis menjawab: ‘Tetapi bagaimana hal itu bisa membinasakan mere-ka?’. Setan itu melanjutkan siasatnya: ‘Kita akan mengatakan kepada manusia bahwa sekalipun semua itu benar, dan mereka harus per-caya, tetapi masih ada cukup waktu. Mereka tidak perlu percaya sekarang’. Iblis senang sekali dengan usul itu, dan memerintahkan supaya usul itu dilaksanakan.
Ini menyebabkan banyak orang yang pada waktu mendengar Injil, lalu menunda untuk datang kepada Yesus. Tetapi tiba-tiba mereka men-dapat kecelakaan atau serangan jantung, yang membuat mereka mati secara mendadak, sehingga tidak ada kesempatan untuk bertobat. Akhirnya mereka terhilang selama-lamanya di dalam neraka, hanya karena mereka menunda untuk percaya kepada Yesus!
Karena itu janganlah turuti bujukan setan supaya menunda keper-cayaan kepada Yesus. Datanglah kepada Yesus dan percayalah dan terimalah Dia sebagai Juruselamat saudara sekarang juga. Maukah saudara?
-AMIN-
7.Penolakan dan penerimaan
LUKAS 13:22-30I) Pertanyaan yang sia-sia (Lukas 13: 23).
1) Pertanyaan ini dilatarbelakangi oleh salah satu dari 2 hal di bawah ini:
a) Hanya sedikit orang yang ikut Yesus.
b) Pandangan orang Yahudi pada jaman itu bahwa orang Yahudi akan selamat secara otomatis, sedangkan bangsa-bangsa lain tidak akan bisa selamat.
2) Ini merupakan pertanyaan yang sia-sia, yang hanya didasari oleh ke-inginan tahu yang tidak berguna. Jauh lebih baik kalau ia menanyakan bagaimana caranya supaya selamat (bdk. Mat 19:16 Kis 16:30).
II) Jawaban Tuhan Yesus (ay 24-30).
A) Yesus menjawab dengan memberikan suatu perintah (ay 24a).
Ada beberapa hal yang bisa kita bahas dari ay 24a ini:
1) Dengan kata-kata dalam ay 24a itu Yesus sebetulnya bukan menja-wab pertanyaan yang diberikan kepadanya dalam ay 23 itu, tetapi Ia menjawab seolah-olah pertanyaannya adalah: ‘Bagaimana caranya supaya selamat?’
2) ‘Pintu yang sesak’ (bdk. Mat 7:13-14).
Ini menggambarkan bahwa hidup kristen itu bukanlah hidup yang mulus dan enak, tetapi sebaliknya sangat berat dan penuh dengan kesukaran! Alangkah berbedanya ajaran Yesus ini dengan ajaran populer jaman ini yang mengatakan bahwa kalau ikut Yesus pasti akan kaya, sembuh dari semua penyakit, bebas dari semua problem dsb!
3) ‘Berjuanglah!’
a) Kalau ini merupakan cara untuk mendapat keselamatan, apakah itu berarti bahwa Yesus mengajarkan doktrin sesat ‘Salvation by works’ (= keselamatan karena perbuatan baik)? Tentu saja tidak, karena dimana-mana Yesus mengatakan bahwa kita bisa selamat karena iman / percaya (Yoh 3:15,16,18,36 Yoh 6:47 dsb).
Lalu mengapa di sini Ia berkata bahwa untuk selamat kita harus berjuang?
· mungkin untuk membuang kesan bahwa ada orang (bangsa Yahudi) yang bisa selamat secara otomatis.
· karena iman yang benar pasti akan menyebabkan orangnya berjuang. Orang yang hanya mengaku sebagai orang percaya, tetapi tidak mau berjuang, jelas sebetulnya bukanlah orang percaya (bdk. Fil 2:12).
b) Kata ‘berjuanglah’ diterjemahkan dari kata bahasa Yunani AGONI-ZESTHE.
Ini adalah suatu istilah yang diambil dari gelanggang gulat dalam Grecian Games (= pesta olah raga Yunani), sehingga jelas bahwa kata itu mencakup arti ‘bergumul / bergulat’.
Disamping itu, dari kata Yunani AGONIZESTHE itu diturunkan kata bahasa Inggris agony (= penderitaan yang hebat) atau to agonize (= menderita sekali). Dan secara implicit ini menunjukkan bahwa dalam perjuangan yang diwajibkan Yesus itu, kita pasti akan meng-alami banyak penderitaan, termasuk penderitaan yang sangat hebat sekalipun!
Penerapan: Kalau saudara masih beranggapan bahwa ikut Kristus itu bakal enak dan mulus jalannya, atau, kalau saudara adalah orang yang datang ke gereja hanya untuk berhura-hura belaka, maka renungkanlah arti dari perintah ‘berjuanglah’ yang diberikan oleh Yesus ini!
c) Selanjutnya kata AGONIZESTHE itu adalah suatu kata perintah yang ditujukan kepada ‘orang kedua bentuk jamak’. Perhatikan juga ay 24a: ‘Jawab Yesus kepada orang-orang di situ‘. Semua ini jelas menunjukkan bahwa perintah ini ditujukan bukan hanya kepada si penanya, tetapi kepada semua yang hadir saat itu, dan tentu saja juga kepada kita.
Catatan: dalam tata bahasa kita perlu mengerti akan adanya orang pertama, orang kedua dan orang ketiga, seperti yang bisa saudara lihat dalam bagan di bawah ini:
Tunggal Jamak
Orang pertama Saya, aku Kami, kita
Orang kedua Kamu Kamu sekalian
Orang ketiga Ia, dia Mereka
d) Hal penting lainnya adalah bahwa kata AGONIZESTHE itu ada dalam bentuk present imperative (= kata perintah dalam bentuk present / sekarang). Berbeda dengan aorist imperative (= kata perintah dalam bentuk aorist / lampau) yang digunakan bila orang yang memberi perintah itu menghendaki supaya perintahnya dilakukan hanya 1 x saja, maka present imperative digunakan kalau orang yang memberikan perintah itu menghendaki supaya perintahnya dilakukan terus-menerus. Jadi dari bentuk present imperative ini bisa kita dapatkan bahwa Yesus bukan hanya menghendaki kita berjuang 1 x saja, atau kadang-kadang saja berjuang, tetapi terus menerus berjuang!
Penerapan:
· dalam gereja ada banyak orang yang hanya ngotot melayani secara musiman, misalnya pada waktu gereja mau mengada-kan acara khusus, seperti Natal, camp, seminar, KKR, dsb. Setelah semua itu selesai, ia berhenti berjuang!
· dalam gereja juga banyak orang-orang tua yang dahulu ngotot melayani Tuhan, tetapi sekarang tidak lagi, dengan alasan sibuk, atau ‘untuk memberikan kesempatan kepada yang muda-muda’ untuk melayani Tuhan.
· dalam gereja juga ada banyak orang yang ngotot dalam belajar Firman Tuhan, tetapi cuma beberapa saat saja, dan setelah itu dengan 1001 macam alasan lalu berhenti belajar Firman Tuhan.
· dalam gereja ada orang-orang yang hanya berusaha mendekat kepada Tuhan kalau mengalami kesukaran (dengan tujuan su-paya Tuhan menolong dia dari kesukaran itu). Setelah kesu-karan selesai, ia berhenti dari perjuangannya itu.
Kalau saudara adalah orang seperti ini, maka renungkan bahwa Yesus menghendaki supaya saudara berjuang terus menerus!
B) Yesus memberitahukan beberapa hal yang akan terjadi (ay 24b-30).
1) Pintu akan ditutup (ay 25).
a) Yang menutup pintu itu adalah ‘tuan rumah’ (ay 25), dan dari ay 26 terlihat bahwa tuan rumah itu adalah Yesus sendiri!
Camkan ini baik-baik! Yesus adalah tuan rumah / pemilik dari kerajaan surga! Ini menunjukkan bahwa ‘percaya kepada Yesus’ adalah syarat mutlak untuk masuk surga. Karena bagaimana mungkin saudara bisa masuk ke rumahNya kalau saudara tidak percaya kepada Dia, apalagi menentang Dia?
b) Penutupan pintu ini akan terjadi pada saat kita mati, atau pada kedatangan Yesus yang keduakalinya.
c) Orang yang selama di dunia terus menutup pintu hatinya terhadap Yesus (bdk. Wah 3:20), akan menjumpai pintu surga tertutup bagi Dia! Karena itu, maukah saudara membuka pintu hati saudara terhadap Yesus?
2) Penolakan oleh Yesus (ay 24b,25b-27).
Justru pada saat pintu telah ditutup, ada banyak orang ingin berusaha untuk masuk (ay 24b-25). Orang-orang ini pada masa hidupnya mere-mehkan / mengabaikan Tuhan dan kerohanian, tetapi pada waktu mati ingin selamat!
Mereka mau masuk dengan alasan (ay 26):
· mereka telah makan minum di hadapan Yesus.
· Yesus telah mengajar di jalan-jalan mereka.
Dari sini terlihat bahwa mereka bukanlah orang yang membenci / memusuhi Yesus, bahkan mereka mempunyai ‘hubungan lahiriah tertentu’ dengan Yesus (seperti pergi ke gereja, dibaptis, melayani, memberi persembahan, dsb), tetapi jelas bahwa mereka tidak pernah sungguh-sungguh percaya dan menerima Yesus!
Bagaimana sikap Yesus terhadap orang-orang ini?
a) Ia berkata: ‘Aku tidak tahu dari mana kamu datang’ (ay 25b), dan pada waktu orang-orang itu mendesak dengan ay 26 sebagai alas-an, maka Ia mengucapkan kalimat yang persis sama sekali lagi (ay 27a).
· Ini menunjukkan Yesus tidak bisa ditawar!
Saudara mungkin bisa menawar / memberi alasan pada pendeta saudara untuk tidak datang dalam kebaktian, tidak melayani dsb, tetapi ingat bahwa pada akhir jaman, segala alasan / tawar menawar tidak ada gunanya!
· Kalimat itu tidak berarti bahwa Yesus betul-betul tidak tahu dari mana mereka datang.
Artinya adalah: Yesus tidak mengenal mereka (bdk. Mat 7:23 Yoh 10:27 2Tim 2:19).
Yakinkah saudara bahwa Yesus mengenal saudara?
b) Yesus menyebut orang-orang itu sebagai ‘yang melakukan keja-hatan’ (ay 27b). [Lit: ‘workers of unrighteousness’ (= pembuat keti-dakbenaran)].
Kita sering mendengar orang berkata bahwa ada orang yang tidak percaya Yesus, tetapi hidupnya baik. Tetapi kata-kata Yesus ini menunjukkan bahwa semua orang yang tidak percaya Yesus adalah orang-orang yang kerjanya hanya melakukan dosa! (bdk. Tit 1:15).
c) Yesus berkata: ‘Enyahlah dari hadapanKu’ (ay 27b).
Seseorang mengatakan: “Those who refused to accept the invitation to ‘come’ will have to obey the order to ‘go’” (= mereka yang menolak untuk menerima undangan untuk ‘datang’ akan harus mentaati perintah untuk ‘pergi / enyah’).
Penerapan:
Dalam dunia ini Yesus terus menerus mengundang semua orang (termasuk saudara!) untuk datang kepadaNya dan menerima peng-ampunan dosa dan keselamatan (Mat 4:19 9:9 11:28 Yoh 1:43), tetapi kalau saudara terus menerus menolak undangan itu, maka nanti pada akhir jaman saudara tidak lagi akan menerima un-dangan untuk datang, melainkan perintah untuk pergi / enyah! Dan itu berarti saudara harus masuk ke dalam neraka! Karena itu, selama undangan untuk datang kepada Yesus ini masih berlaku, penuhilah undangan itu!
Kesimpulan: orang-orang yang hanya mempunyai hubungan lahiriah dengan Yesus, akan ditolak oleh Yesus!
William Hendriksen:
“Merely outward contact with Jesus has never saved anybody” (= semata-mata kontak lahiriah dengan Yesus tidak pernah menyelamatkan siapapun).
Penerapan:
Jangan merasa puas dan merasa aman hanya karena saudara sudah dibaptis, pergi ke gereja, melayani Tuhan dsb. Itu tidak pernah bisa menyelamatkan saudara! Sudahkah saudara percaya kepada Yesus dan mempunyai hubungan pribadi yang sejati dengan Dia?
3) Kontras dan surprise / kejutan (ay 28-30).
a) Surprise / kejutan:
· ‘Kamu’ (ay 28) / ‘orang yang terdahulu’ (ay 30b): ini menunjuk kepada orang-orang Yahudi yang akan masuk neraka.
· ‘orang-orang dari Timur, Barat, Utara, Selatan’ (ay 29) / ‘orang yang terakhir’ (ay 30a): ini menunjuk kepada orang-orang non Yahudi yang akan masuk ke surga.
Ini tentu tidak berarti bahwa semua orang Yahudi akan masuk neraka dan semua orang non Yahudi akan masuk surga (perhatikan kata-kata ‘ada orang’ dalam ay 30 yang jelas tidak berarti ‘semua’). Tetapi bagaimanapun ini merupakan surprise / kejutan, khususnya bagi orang-orang Yahudi yang beranggapan bahwa semua orang Yahudi akan masuk surga secara otomatis, dan bahwa semua orang non Yahudi akan masuk neraka.
Penerapan:
Jangan heran kalau nanti ada banyak orang yang aktif ke gereja, melayani Tuhan, bahkan ‘hamba Tuhan’ yang masuk neraka, karena mereka sebetulnya bukan orang yang percaya kepada Yesus. Juga jangan heran kalau nanti ada penjahat / pelacur yang ternyata masuk surga karena mereka bertobat dan betul-betul percaya kepada Yesus!
b) Kontras:
· Sebagian manusia akan dicampakkan ke luar dimana akan terdapat ratap dan kertak gigi (ay 28).
Ratap dan kertak gigi menunjukkan sakit yang luar biasa yang harus dialami oleh semua orang yang masuk ke neraka! Dan ini harus mereka alami selama-lamanya!
· Sebagian manusia akan duduk makan (ay 29). Ini menunjukkan pesta / perjamuan besar dalam kerajaan surga!
Penutup:
Kalau saudara ingin mendapatkan keselamatan / masuk surga, percayalah kepada Yesus, dan buktikan iman saudara dengan mau berjuang! Keselamatan adalah sesuatu yang sangat berharga dan layak diperjuangkan! Maukah saudara berjuang? Berjuanglah untuk bisa lebih mengasihi Tuhan, untuk bisa lebih dekat dengan Tuhan, untuk bisa lebih menyenangkan Tuhan, dan untuk bisa lebih memuliakan Tuhan. Maukah saudara?
-AMIN-
8.Penjahat yang bertobat
LUKAS 23:39-43I) Penjahat yang menghujat Kristus.
1) Penjahat-penjahat itu ‘digantung’ (Lukas 23: 39).
Dari istilah ‘digantung’ ini Adam Clarke menafsirkan bahwa berbeda dengan Kristus yang betul-betul disalibkan (dipaku pada kayu salib), maka penjahat-penjahat itu hanya diikatkan pada kayu salib, dan karena itu Kristus mati lebih cepat dari mereka (Yoh 19:31-33).
Tetapi saya tidak setuju dengan penafsiran Adam Clarke ini karena:
a) Mat 27:44 mengatakan bahwa penjahat-penjahat itu ‘disalibkan’.
b) Dalam Luk 23:33, kata kerja ‘menyalibkan’ digunakan baik untuk Yesus, maupun untuk kedua penjahat tersebut.
Kesimpulannya: kata ‘disalibkan’ dan ‘digantung’ digunakan secara inter-changeable (= bisa dibolak balik). Bdk. juga dengan Gal 3:13b.
2) ‘Menghujat’ (ay 39).
Mat 27:44 dan Mark 15:32 menggunakan kata ‘mencela’, Luk 23:39 menggunakan kata yang jauh lebih keras yaitu ‘menghujat’. Ini menun-jukkan bahwa:
a) Lukas tidak menceritakan bagian yang persis sama dengan yang diceritakan oleh Matius dan Markus.
b) Penjahat ini betul-betul orang yang keterlaluan. Sudah mau mati masih menghujat orang lain. Andaikatapun Yesus memang adalah seorang penipu / penjahat, apa perlunya ia menghujat Yesus? Ini adalah contoh orang yang bertekun dalam dosa sampai mati!
Apakah saudara adalah orang yang bertekun dalam dosa seperti penjahat ini?
3) Hujatannya (ay 39).
a) ‘Bukankah Engkau adalah Kristus?’.
Ini jelas diucapkan dengan nada mengejek, dan karena itu justru me-nunjukkan ketidakpercayaannya bahwa Yesus adalah Kristus / Mesias.
b) ‘Selamatkanlah diriMu dan kami’.
Sekalipun ini juga bisa diucapkan sebagai ejekan, tetapi mungkin sekali dalam dirinya ada keinginan untuk betul-betul diselamatkan oleh Yesus.
Dua pernyataan tersebut di atas adalah dua pernyataan yang kontradiksi! Ia tidak percaya Yesus, tetapi ia ingin diselamatkan. Itu mustahil bisa terjadi, karena Yesus sendiri berkata: “Jikalau kamu tidak percaya bahwa Akulah Dia, kamu akan mati dalam dosamu” (Yoh 8:24b). Mengapa demikian? Karena tanpa memiliki Yesus sebagai Penebus / Juruselamat dosa saudara, maka saudara sendirilah yang harus membayar hutang dosa saudara!
Penerapan:
Kalau saudara tidak percaya kepada Yesus, jangan berharap saudara bisa selamat! Kalau saudara ingin selamat, percayalah dan datanglah kepada Yesus! Ia adalah satu-satunya jalan ke surga (Yoh 14:6 Kis 4:12 1Yoh 5:11-12).
II) Penjahat yang bertobat.
1) Dalam Mat 27:44 / Mark 15:32 dikatakan bahwa kedua penjahat itu mencela Yesus, tetapi dalam Luk 23:39-42 dikatakan bahwa hanya satu penjahat yang menghujat Yesus, sedangkan yang satunya justru menegur temannya itu, dan lalu menyatakan imannya kepada Yesus.
Bagaimana cara mengharmoniskan Mat 27:44 / Mark 15:32 dengan Luk 23:39-42? Ada beberapa cara:
a) Calvin menganggap bahwa Matius dan Markus menggunakan gaya bahasa synecdoche, dimana sekalipun mereka menuliskan seluruh-nya (kedua penjahat), tetapi yang mereka maksudkan adalah seba-gian (salah satu penjahat).
Gaya bahasa seperti ini sering dipakai bahkan dalam pembicaraan sehari-hari, misalnya: kalau kesebelasan sepak bola Indonesia kalah, maka orang berkata ‘Indonesia kalah’.
b) Dalam Kitab Suci kadang-kadang plural / jamak bisa diartikan singular / tunggal.
Contoh: kata ‘mereka’ dalam Mat 2:20 jelas menunjuk pada satu orang, yaitu Herodes (Mat 2:19).
c) Matius dan Markus hanya menceritakan bagian awalnya, sedangkan Lukas hanya menceritakan bagian akhirnya.
Jadi, mula-mula kedua penjahat itu mencela Yesus (Mat 27:44 / Mark 15:32), tetapi akhirnya salah satu bertobat, dan yang satunya bahkan menjadi bertambah jahat sehingga lalu menghujat Yesus, dan ini menyebabkan penjahat yang bertobat itu menegur dia (Luk 23:39-41).
Saya condong pada penafsiran yang ke 3 ini.
2) Faktor-faktor yang menghalangi dan mendukung pertobatannya.
a) Faktor yang menghalangi pertobatannya: Yesus yang mengaku sebagai Anak Allah, Mesias, Raja, dan Juruselamat itu, pada saat itu sedang tergantung dengan tidak berdaya di atas kayu salib. Menurut logika duniawi, ini tentu hal yang menggelikan!
b) Faktor-faktor yang mendukung pertobatannya:
· rasa takut kepada Allah pada saat ia mau mati (ay 40).
Ini menunjukkan bahwa dalam memberitakan Injil kita juga perlu memberitakan tentang keadilan Allah, hukuman Allah, kengerian neraka dsb, supaya orang yang kita injili itu menjadi takut dan bertobat.
· Sikap dan kesucian Yesus yang terlihat mulai saat Ia dicambuki, digiring, disalibkan dsb (ay 41b).
* Yesus diejek, dihina tetapi tidak membalas.
* pada waktu paku menembus tangan dan kaki, apalagi pada waktu kayu salib yang tadi terbaring di tanah itu lalu ditegakkan, orang hukuman itu biasanya melontarkan segala macam kutukan, sumpah serapah dan cacian. Tetapi Yesus justru berkata: “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat” (Luk 23:34a).
* dalam mengalami semua penderitaanNya, Yesus tidak takut tetapi tetap tenang dan berserah kepada BapaNya.
Kalau saja kita bisa mempunyai sikap dan kesucian seperti ini, maka pasti kitapun akan menarik banyak orang datang kepada Yesus! Maukah saudara berusaha meneladani sikap dan kehi-dupan Yesus?
· Firman yang pernah ia dengar, baik secara langsung atau tak langsung, dari Yesus (ay 42 bdk. Mat 24:30 25:31). Pada saat ia mendengarnya, ia tidak bertobat. Tetapi sekarang pada saat ia mau mati, ia menanggapinya dan bertobat!
Ini suatu hal yang harus selalu kita pikirkan pada saat kita mem-beritakan Injil dan ditolak. Sekalipun pada saat itu orang yang kita injili itu menolak, tetapi tetap ada kemungkinan bahwa dikemudian hari ia bertobat. Jadi jangan kecewa, putus asa, apalagi berhenti dalam memberitakan Injil, pada waktu saudara mengalami pe-nolakan.
· pekerjaan Roh Kudus dalam dirinya.
Ini jelas harus ada karena tanpa ini tidak seorangpun bisa datang kepada Yesus (bdk. Yoh 6:44,65 1Kor 12:3).
3) Imannya.
a) Imannya terlihat dari:
· ia sadar bahwa kematian bukanlah akhir dari segala-galanya (ay 40,42). Apakah saudara juga menyadari hal ini?
· ia sadar bahwa Allah itu adil dan akan menghukum orang berdosa (ay 40).
Ada banyak orang hanya menyoroti kasih Allah saja, sehingga mereka mengabaikan keadilan dan penghukuman Allah! Bagai-mana dengan saudara?
· Ia sadar dirinya adalah orang yang berdosa dan patut dihukum (ay 41a).
Apakah saudara menganggap diri saudara baik dan layak masuk surga? Kalau ya, saudara justru pasti akan masuk neraka!
· ia percaya bahwa Yesus adalah orang benar (ay 41b).
Dengan demikian ia pasti juga percaya bahwa claim Yesus, yang menyatakan diriNya sebagai Mesias dan Anak Allah, pasti juga benar.
Apakah saudara percaya akan hal-hal ini?
· ia percaya bahwa Yesus akan datang sebagai Raja pada keda-tanganNya yang keduakalinya (ay 42).
Mengomentari ayat ini Calvin berkata: kalau penjahat itu bisa menerima Yesus sebagai Raja pada saat Yesus sedang terpaku di atas kayu salib, maka celakalah kita kalau sekarang setelah Yesus bangkit, naik ke surga, duduk di sebelah kanan Allah, kita tidak menerimaNya sebagai Raja dalam kehidupan kita.
· ia menyerahkan keselamatan jiwanya kepada Yesus (ay 42).
Perhatikan bahwa ia tidak mempersoalkan keselamatan jasmani-nya seperti penjahat yang pertama (ay 39), tetapi mempersoalkan jiwanya setelah ia mati!
Jaman sekarang ada begitu banyak gereja / hamba Tuhan, orang kristen yang hanya menekankan manfaat Yesus bagi hidup sekarang ini, seperti memberikan kesembuhan, memberikan berkat / kekayaan, menolong dari problem dsb. Kalau saudara adalah orang seperti ini, maka renungkan kata-kata Paulus dalam 1Kor 15:19 yang berbunyi:
“Jikalau kita hanya dalam hidup ini saja menaruh pengharapan pada Kristus, maka kita adalah orang-orang yang paling malang dari segala manusia”.
Renungkanlah: apakah saudara sudah percaya kepada Yesus demi keselamatan jiwa saudara pada hidup yang akan datang?
b) Bukti imannya:
Sekalipun hidup penjahat ini sudah tinggal sangat singkat, tetapi tetap saja ada pengudusan yang membuktikan kesejatian imannya.
· Tadi, bersama-sama penjahat yang satunya, ia mencela Yesus (Mat 27:44 Mark 15:32). Tetapi sekarang, pada waktu penjahat satunya itu menghujat Yesus, ia bukan saja tidak ikut menghujat, tetapi ia bahkan berani menegur temannya itu (ay 39-41).
Ada banyak orang yang tidak berani menegur anaknya yang mela-kukan kesalahan yang dulu ia sendiri juga lakukan (misalnya tidak jujur dalam ulangan). Tetapi penjahat ini, baru saja mencela Yesus, tetapi sekarang berani menegur temannya yang menghujat Yesus. Ini sesuatu yang luar biasa!
· Ia adalah orang yang tahu diri dan rendah hati!
Berbeda dengan Yakobus dan Yohanes yang minta duduk di kiri dan kanan Yesus (Mark 10:35-37), penjahat ini hanya minta ‘diingat’ oleh Yesus (ay 42).
Ini harus kita tiru, bahkan kalau dalam hidup ini kita sudah banyak melakukan banyak hal untuk Tuhan (bdk. Luk 17:7-10).
Penerapan: adanya pengudusan menunjukkan kesejatian iman pen-jahat itu (bdk. Yak 2:17,26). Bagaimana dengan iman saudara? Apa-kah juga disertai dengan pengudusan / perbuatan baik / ketaatan yang membuktikan kesejatiannya? Kalau tidak, jangan pernah mimpi bahwa saudara akan diselamatkan!
III) Jawaban Yesus (ay 43).
1) Ketika dicela / dihujat, Yesus tidak menjawab; tetapi pada waktu Ia melihat ada penjahat yang membutuhkan Firman Tuhan, bimbingan dan hiburan, Ia menjawabnya! Kalau kita mungkin terbalik! Pada saat ada orang mencela, kita menjawabnya, tetapi pada waktu ada orang membu-tuhkan Firman Tuhan, hiburan dan bimbingan, kita bungkam seribu bahasa!
Juga perlu saudara perhatikan bahwa kata-kata Yesus ini bukan sekedar hiburan kosong yang tidak benar! Ini adalah kebenaran, yang pasti melegakan sekali bagi penjahat itu.
Penerapan:
Berusahalah untuk menghibur orang, tetapi jangan memberikan hiburan kosong yang tidak benar. Itu sama dengan dusta!
2) Perhatikan bahwa dalam penderitaan yang luar biasa hebatnya, dan dalam detik-detik terakhir hidupNya, Yesus tetap melayani BapaNya dan sesama manusiaNya.
Berbeda dengan penjahat yang pertama, yang bertekun dalam dosa sampai pada akhir hidupnya, maka Yesus tekun dalam berbuat baik / melayani sampai pada akhir hidupNya!
Penerapan:
Apakah saudara bertekun dalam berbuat baik / melayani, atau dalam berbuat dosa?
3) Firdaus adalah surga, bukan tempat penantian.
Dasarnya: Kata ‘Firdaus’ berasal dari kata bahasa Yunani PARADEISOS, yang dalam bahasa Inggris diterjemahkan paradise (= surga).
Kata Yunani itu muncul hanya 3 x dalam Perjanjian Baru, yaitu dalam Luk 23:43 ini, dalam 2Kor 12:4 dan dalam Wah 2:7.
· dalam 2Kor 12:4, kalau kita membandingkannya dengan 2Kor 12:2, maka jelas bisa kita dapatkan bahwa Firdaus adalah surga, karena dalam 2Kor 12:2 Paulus mengatakan diangkat ke sorga, sedangkan dalam 2Kor 12:4 Paulus mengatakan diangkat ke Firdaus.
· dalam Wah 2:7 dikatakan bahwa dalam taman Firdaus itu terdapat pohon kehidupan. Sedangkan dari Wah 22:2,14,19 terlihat bahwa pohon kehidupan itu ada di surga. Kesimpulannya lagi-lagi adalah bahwa Firdaus adalah surga!
· Kalau dalam 2 ayat itu Firdaus menunjuk pada surga, maka jelas bahwa dalam Luk 23:43 juga harus diartikan sebagai surga! Dan kalau dalam Luk 23:43 ini kata ‘Firdaus’ tidak diartikan sebagai ‘surga’, maka akan terjadi kontradiksi antara kata-kata Yesus di sini dengan kata-kata Yesus yang terakhir, yaitu ‘Ya Bapa, ke dalam tanganMu kuserahkan nyawaku’ (Luk 23:46).
Kalau Firdaus menunjuk pada surga, maka ini menunjukkan bahwa:
a) Pada saat Yesus mati, Ia langsung pergi ke surga (bdk. Luk 23:46).
Dengan demikian jelaslah bahwa Yesus tidak turun kemana-mana, baik ke neraka, kerajaan maut ataupun tempat penantian!
Kalau demikian, apa artinya kata-kata ‘turun ke neraka / kerajaan maut’ dalam 12 Pengakuan Iman Rasuli? Calvin mengatakan bahwa kalimat ini menunjuk pada penderitaan rohani yang dialami oleh Yesus, pada saat Ia masih hidup / terpancang di atas kayu salib, tepatnya pada saat Ia berteriak ‘Eli, Eli, lama sabakhtani?’. Ingat bahwa di neraka orang terpisah dari Allah (bdk. 2Tes 1:9). Karena itu, pada saat Yesus terpisah dari Allah, Ia dikatakan ‘turun ke neraka’.
Jadi Calvin beranggapan bahwa 12 Pengakuan Iman Rasuli itu mula-mula menunjukkan penderitaan Yesus secara jasmani yang terlihat oleh mata manusia, yaitu ‘menderita di bawah pemerintahan Pontius Pilatus, mati dan dikuburkan’. Setelah itu 12 Pengakuan Iman Rasuli itu menunjukkan penderitaan Yesus secara rohani yang tidak terlihat oleh mata manusia, yaitu ‘turun ke neraka’.
Keberatan: kalau memang Yesus langsung kesurga pada saat mati, mengapa setelah Ia bangkit Ia mengatakan bahwa Ia belum pergi kepada Bapa (Yoh 20:17)?
Jawab: Kata-kata ‘janganlah engkau memegang Aku’ dalam Yoh 20:17 tidak mungkin berarti bahwa Ia tidak mau disentuh oleh Maria Magdalena, karena Ia membiarkan murid-murid dan perempuan-perempuan yang lain menyentuhNya setelah Ia kebangkitanNya (Mat 28:9b Luk 24:39-40 Yoh 20:27). Jadi kata-kata itu maksudnya adalah ‘jangan menahan / nggandoli Aku’.
Dengan demikian kata-kata ‘belum pergi kepada Bapa’ tidak menunjuk ke belakang (antara kematian dan kebangkitan), tetapi menunjuk ke depan, pada kenaikanNya ke surga (perhatikan Yoh 20:17b yang jelas berbicara tentang kenaikanNya ke surga).
Jadi Yesus, yang tahu bahwa Maria Magdalena itu bermaksud mena-han Dia selama-lamanya di dunia ini, lalu berkata ‘Jangan menahan / nggandoli Aku, karena Aku harus naik ke surga / pergi kepada Bapa!’.
Dengan demikian, Yoh 20:17 ini tidak menunjukkan bahwa antara kematian dan kebangkitan, Yesus tidak pergi ke surga!
b) Pada saat mati, penjahat yang bertobat itu (dan juga semua orang yang betul-betul percaya kepada Yesus) langsung masuk ke surga (hanya roh / jiwanya, sedangkan tubuhnya menunggu kedatangan Kristus yang keduakalinya).
Ini menunjukkan bahwa:
· api pencucian itu tidak ada!
* doktrin tentang api pencucian sama sekali tidak punya dasar Kitab Suci!
* Kalau memang api pencucian itu ada, maka pasti penjahat ini harus lama sekali berada di situ!
* doktrin api pencucian menghina penebusan Kristus yang sudah membereskan semua dosa-dosa kita!
· doktrin yang mengajarkan bahwa antara kita mati sampai Kristus datang kembali jiwa / roh kita tidur, adalah doktrin yang salah! Perhatikan bahwa baik Lazarus maupun orang kaya dalam Luk 16:19-31 sama-sama sadar dan tidak tidur! Juga mereka tidak ada di kuburan tetapi sudah ada di surga / neraka!
· doktrin yang mengajarkan adanya tempat penantian, juga adalah ajaran yang salah.
Kalau memang Firdaus berarti tempat penantian, dan penjahat itu masuk tempat penantian lebih dulu, itu berarti bahwa Kristus juga pergi ke tempat penantian (karena Ia berkata: ‘... hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus’). Apa gerangan yang Ia lakukan di tempat penantian?
Perhatikan juga bahwa penjahat itu hanya minta supaya Kristus mengingat Dia. Kapan? Pada saat Kristus datang kembali! Tetapi bagaimana jawaban Yesus? ‘Engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus’! Kapan? ‘Hari ini’!
c) Penjahat itu selamat / masuk surga sekalipun ia bertobat pada saat terakhir hidupnya.
Memang, selama saudara masih hidup, saudara bisa bertobat dan datang kepada Yesus, dan saudara akan diselamatkan. Tetapi, jangan secara sengaja menunda pertobatan saudara sampai pada detik terakhir hidup saudara! Ingat bahwa:
· Saudara tidak tahu apa yang akan terjadi besok (Amsal 27:1).
Bagaimana kalau saudara mati secara mendadak dan tidak sempat bertobat? Saudara akan masuk ke neraka sekali dan selama-lamanya, dan pada saat itu, segala penyesalan / pertobatan tidak ada gunanya.
· Allah tidak membiarkan dirinya dipermainkan (Gal 6:7).
Kalau saudara sengaja menunda pertobatan saudara dengan maksud supaya saudara bisa menikmati dosa dalam dunia, dan tetap masuk surga, maka ingatlah dan renungkan baik-baik Gal 6:7 ini!
J. C. Ryle: “I know that people are fond of talking about deathbed evidences. They will rest on words spoken in the hour of fear and pain and weakness, as if they might take comfort in them about the friends they lose. But I am afraid in ninety-nine cases out of a hundred such evidences are not to be depended on. I suspect that, with rare exceptions, men die just as they have lived” (= Saya tahu bahwa banyak orang senang membicarakan bukti-bukti ranjang kematian. Mereka bersandar pada kata-kata yang diucapkan pada saat ketakutan dan sakit dan kelemahan, seakan-akan mereka bisa mendapatkan hiburan dalam kata-kata itu tentang sahabat mereka yang hilang / mati. Tetapi saya takut / kuatir bahwa 99 kasus dari 100 bukti-bukti seperti itu tidak bisa diandalkan. Saya menduga bahwa dengan perkecualian yang sangat jarang, orang mati sama seperti mereka telah hidup) - ‘Holiness’, hal 40.
Karena itu, kalau saat ini saudara belum sungguh-sungguh percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat saudara, datanglah dan percayalah kepada Dia sekarang juga! Sama seperti Yesus mau menerima penjahat yang bertobat itu, Ia pasti juga mau menerima saudara, bagaimanapun jahatnya dan berdosanya hidup saudara selama ini!
-AMIN-
9.Tindakan kasih kepada Tuhan
LUKAS 7:36-50I) Peristiwa yang mendahului perumpamaan (Lukas 7: 36-39).
1) Simon, seorang Farisi, mengundang Yesus untuk makan di rumahnya (ay 36,40).
Dari sini, dan dari sebutan ‘guru’ dalam ay 40, terlihat dengan jelas bah-wa Simon, berbeda dengan kebanyakan orang Farisi pada saat itu, tidak memusuhi ataupun membenci Yesus maupun ajaranNya.
Tetapi, kalau kita melihat seluruh bacaan hari ini, terlihat juga bahwa Simon bukanlah orang yang percaya / mengasihi / menghormati Yesus.
Jadi, bolehlah dikatakan bahwa Simon bukanlah orang yang anti Yesus maupun pro Yesus. Ia adalah orang yang ‘netral’.
Penerapan:
Apakah saudara adalah orang yang ‘netral’ seperti Simon? Apakah saudara puas dengan keadaan saudara sebagai seorang ‘simpatisan kristen’ yang tidak sungguh-sungguh percaya dan mengasihi Yesus? Apakah saudara puas dengan keadaan saudara sebagai orang yang pergi ke gereja, tetapi dalam hati tidak sungguh-sungguh percaya dan mengasihi Yesus? Kalau ya, perhatikan Mat 12:30 dimana Yesus berkata: “Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku dan siapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan”.
Di sana Yesus dengan jelas berkata bahwa tidak ada orang ‘netral’ dalam hubungannya dengan Yesus! Pokoknya kalau saudara bukan kawan Yesus, itu berarti saudara adalah lawan Yesus. Kalau saudara tidak betul-betul pro Yesus dengan segenap hati dan jiwa saudara, maka Yesus menganggap bahwa saudara adalah orang yang anti Yesus! Karena itu, cepatlah bertobat dan datang kepada Yesus dengan sung-guh-sungguh, dan menerima Dia sebagai Tuhan dan Juruselamat saudara!
2) Yesus datang memenuhi undangan Simon itu dan Ia lalu ‘duduk makan’ (ay 36b).
Jangan bayangkan bahwa Yesus duduk makan dengan cara dan posisi yang sama sperti kalau kita duduk makan. Kalau Yesus duduk makan sama seperti kalau kita duduk makan, maka jelas bahwa tidak mungkin perempuan yang berdiri di belakang Yesus itu bisa berada dekat dengan kaki Yesus, dan bisa membasahi kaki Yesus dengan air matanya, menye-kanya dengan rambutnya, menciuminya, dsb (ay 38).
Terjemahan ‘duduk makan’ itu sebetulnya tidak tepat.
NIV / NASB (ay 36b): ‘reclined at the table’ (= bersandar pada meja).
NASB (ay 37): ‘he was reclining at the table’ (= ia sedang bersandar pada meja).
Jadi, posisi Yesus pada saat itu adalah sebagai berikut: Ia bukan duduk pada sebuah kursi, tetapi pada semacam bangku / sofa panjang yang tidak mempunyai sandaran. Kedua belah kakiNya ada di atas bangku itu, di sebelah kanan badanNya, tubuhNya miring ke sebelah kiri dan siku kiriNya disandarkan pada meja, dan tangan kanan bebas untuk makan. Kedua lutut ditekuk, dan kedua telapak kaki menghadap ke belakang.
Dengan posisi semacam ini, maka ay 38 itu bisa terjadi, dimana sekalipun perempuan itu posisinya ada di belakang Yesus, ia tetap bisa membasahi kaki Yesus dengan air matanya, menyekanya dengan rambutnya, men-ciuminya, dsb.
3) Pada saat Yesus sedang makan itu, datanglah seorang perempuan yang terkenal sebagai seorang berdosa. Ia menangis dan membasahi kaki Ye-sus dengan air matanya, menyekanya dengan rambutnya, menciuminya dan meminyakinya dengan minyak wangi (ay 37b-38).
a) Siapakah perempuan ini?
· Ada yang mengatakan bahwa ia adalah Maria dari Betania, yaitu saudara Marta dan Lazarus. Tetapi perlu dicamkan bahwa sekali-pun Maria dari Betania pernah mengurapi Yesus dalam peristiwa yang serupa (bdk. Mat 26:6-13 Mark 14:3-9 Yoh 12:1-8), tetapi peristiwa itu berbeda dengan peristiwa di sini. Mat 26:6-13 / Mark 14:3-9 / Yoh 12:1-8 tidak paralel / tidak sama dengan Luk 7:36-50!
Memang pemilik rumah dalam Matius maupun Lukas namanya adalah sama yaitu ‘Simon’, tetapi perlu diingat bahwa nama ‘Simon’ adalah nama yang umum, dan disamping itu dalam Matius ia disebut sebagai ‘Simon si kusta’, sedangkan dalam Lukas, ia adalah seorang Farisi.
Perbedaan-perbedaan yang lain adalah sebagai berikut:
* dalam Lukas perempuan yang mengurapi ditekankan sebagai perempuan berdosa, dalam Matius tidak.
* dalam Lukas ada dialog antara Yesus dengan Simon, dalam Matius tidak.
* dalam Lukas, yang mengkritik tindakan perempuan itu adalah Simon, dan ia mengkritik dalam hatinya. Sedangkan dalam Matius, yang mengkritik adalah murid-murid, dan mereka mengkritik dengan ucapan.
* dalam Lukas, kritikannya adalah karena Yesus yang adalah seorang nabi mau diurapi oleh seorang perempuan berdosa. Sedangkan dalam Matius, kritikannya adalah karena peng-urapan dengan minyak wangi yang mahal itu dianggap sebagai suatu pemborosan.
Kesimpulannya: sekalipun 2 cerita ini mirip, tetapi sebetulnya me-rupakan 2 cerita yang berbeda!
· Ada juga yang menganggap bahwa perempuan ini adalah Maria Magdalena (bdk. Luk 8:2). Tetapi sedikitpun tidak ada dasar untuk beranggapan seperti itu.
Jadi, sebetulnya kita tidak bisa tahu siapa perempuan ini. Yang jelas ia adalah seseorang yang terkenal sebagai seorang yang berdosa (ay 36). Dari istilah itu ada yang menganggap bahwa ia adalah se-orang pelacur, tetapi inipun belum tentu benar, karena Kitab Suci biasanya menyebut pelacur secara terang-terangan.
b) Sebagai orang yang terkenal sebagai orang berdosa, maka pasti ada halangan bagi perempuan itu untuk datang dan melakukan tindakan kasih kepada Yesus, yang saat itu dianggap sebagai nabi yang hebat. Ingat bahwa pada jaman itu batasan antara orang berdosa dan orang saleh sangat kuat (bdk. Mat 9:11 Luk 15:1-2).
Tetapi perempuan itu berani menerjang semua halangan itu dan tetap melakukan tindakan kasihnya kepada Yesus.
Penerapan:
Kalau saudara mau melakukan tindakan kasih kepada Tuhan, baik dalam bentuk berbakti, belajar Firman Tuhan, berdoa, melayani, memberitakan Injil, memberikan persembahan dsb, ingatlah bahwa setan pasti akan memberikan halangan. Halangan itu bisa diberikan oleh setan melalui bermacam-macam hal / orang, misalnya: hujan, problem, kesibukan, istri / suami / keluarga, diri saudara sendiri. Persoalannya adalah: beranikah / maukah saudara menerjang halangan itu dan tetap melakukan tindakan kasih saudara?
c) Perempuan itu meminyaki Yesus dengan menggunakan minyak wangi, yang tentu saja mahal harganya. Dan ia menggunakannya bukan pada kepala Yesus tetapi pada kaki Yesus.
Memang, kalau seseorang betul-betul mengasihi Yesus, ia akan mau mempersembahkan apapun juga, seakan-akan itu sesuatu yang tidak berharga. Bagaimana dengan saudara? Apakah saudara masih sering merasa sayang dalam mempersembahkan sesuatu kepada Tuhan? Renungkanlah hal ini: kalau Yesus, dengan tidak menyayangi nyawa-Nya sendiri, rela mati bagi saudara, pantaskah saudara merasa sa-yang untuk mempersembahkan sesuatu bagi Dia?
4) Melihat apa yang dilakukan oleh perempuan itu, Simon berkata dalam hati (ay 39).
Ada 2 hal yang bisa kita bahas tentang kata-kata Simon dalam ay 39 itu:
a) Simon merendahkan perempuan berdosa itu dan menganggapnya tidak layak datang kepada Yesus.
· Secara implicit ini menunjukkan bahwa ia menganggap dirinya sendiri layak datang kepada Yesus. Anggapan seperti ini bisa timbul karena kesombongan dan kurangnya ia mengintrospeksi dirinya sendiri. Orang yang merasa dirinya layak datang kepada Tuhan, sebetulnya justru adalah orang yang paling tidak layak untuk datang kepada Tuhan! Bdk. Luk 18:9-14.
· Ini menunjukkan bahwa ia tidak melihat Yesus sebagai pengantara antara Allah dengan manusia yang berdosa. Matanya buta ter-hadap misi Yesus untuk mendamaikan orang berdosa dengan Allah.
· Sekalipun Simon menolak perempuan itu, tetapi Yesus sendiri menerima perempuan itu (ay 37-38 bdk. Yoh 6:37 Luk 5:31-32).
Karena itu, kalau saudara merasa bahwa saudara adalah orang yang sangat berdosa dan kotor, janganlah peduli bahwa manusia lain menganggap saudara tidak layak datang kepada Yesus. Yesus sendiri mau menerima saudara, asal saudara mau datang kepadaNya!
b) Tadinya Simon meragukan kenabian Yesus, dan mungkin ia meng-undang Yesus untuk memastikan hal itu. Sekarang ia menjadi yakin bahwa Yesus bukan nabi. Alasannya:
· seorang nabi pasti tahu kalau perempuan itu adalah perempuan berdosa.
Perlu diingat bahwa pandangan Simon ini tidak benar! Seorang nabi tidak maha tahu. Memang kadang-kadang nabi bisa tahu apa yang ada dalam hati manusia (bdk. Kis 5:1-11 1Raja-raja 14:6), tetapi tidak selalu demikian (bdk. Yos 9:1-27 2Sam 16:1-4 19:24-30).
· kalau Yesus tahu bahwa perempuan itu adalah perempuan yang berdosa, Yesus pasti menolaknya. Tetapi kenyataannya, Yesus membiarkan perempuan berdosa itu menciumi kakiNya dsb.
Dari sini bisa kita lihat bahwa kesimpulan Simon bahwa Yesus bukan nabi, timbul dari pengertian-pengertian yang salah yang ada dalam diri Simon! Ini secara jelas menunjukkan bahwa pengertian yang salah yang ada dalam diri kita akan berkembang makin lama makin sesat! Mengapa? Karena di atas suatu pengertian yang salah, kita akan membangun pengertian lain yang lebih salah lagi. Ini sama seperti suatu rumah yang miring fondasinya, akan menyebabkan seluruh rumah menjadi miring.
Karena itu janganlah membiarkan diri saudara dalam keadaan tidak mengerti atau salah mengerti tentang Kitab Suci / kebenaran! Rajin dan tekunlah dalam belajar Firman Tuhan / datang dalam Pemahaman Alkitab dan banyaklah / seringlah berdoa supaya Tuhan memberikan pengertian yang benar kepada saudara dan membuang semua pengertian yang salah yang ada pada saudara!
II) Perumpamaan Yesus dan penerapannya (ay 40-50).
1) Dari sini terlihat bahwa Yesus adalah Allah sendiri, karena:
a) Yesus mahatahu.
· Ia tahu hati / pikiran Simon.
Perumpamaan dalam ay 40-50 ini diberikan karena Yesus tahu apa yang Simon katakan dalam hatinya dalam ay 39!
· Ia tahu bahwa perempuan itu adalah perempuan berdosa.
Ini terlihat dari:
* ay 41: ia digambarkan sebagai orang yang berhutang 500 dinar.
* ay 47: ‘dosanya yang banyak’.
Penerapan: Mungkin tidak ada orang yang tahu dosa-dosa sau-dara, tetapi Yesus tahu semua itu! Karena itu bertobatlah sebelum terlambat!
b) Yesus mengampuni dosa (ay 48-50).
Hanya Allah yang bisa mengampuni dosa. Tetapi Yesus bisa meng-ampuni dosa. Ini terbukti dalam Luk 5:17-26! Ini membuktikan bahwa Ia memang adalah Allah sendiri!
Penerapan:
Kalau saudara sadar akan keberdosaan saudara, itu bagus, tetapi belum cukup! Datanglah kepada Yesus dan terimalah Ia sebagai Juruselamat dan Penebus saudara. Ia bisa dan mau mengampuni dosa saudara, betapapun banyaknya dosa saudara itu!
c) Tindakan kasih perempuan berdosa itu dilakukan sebagai balasan atas pengampunan dosa yang Tuhan berikan kepada dia. Tetapi tindakan kasih itu ia lakukan kepada Yesus, dan Yesus menerimanya! Ini menunjukkan 2 kemungkinan:
· Yesus adalah orang yang kurang ajar, karena mau menerima sesuatu yang seharusnya diberikan kepada Allah.
· Yesus memang adalah Allah sendiri.
Yang mana dari 2 kemungkinan ini yang saudara terima?
Penerapan:
Yesus bukanlah sekedar orang baik, nabi dsb, tetapi juga adalah Allah sendiri! Kalau saudara tidak percaya, menentang, bersikap acuh tak acuh kepada Yesus, itu berarti saudara tidak percaya, menentang, bersikap acuh tak acuh kepada Allah sendiri! (bdk. Luk 10:16b Yoh 5:23b Yoh 15:23).
Luk 10:16b - “Barangsiapa menolak Aku, ia menolak Dia yang mengutus Aku”.
Yoh 5:23b - “Barangsiapa tidak menghormati Anak, ia juga tidak menghormati Bapa, yang mengutus Dia”.
Yoh 15:23 - “Barangsiapa membenci Aku, ia membenci juga BapaKu”.
Karena itu, percayalah, ikutlah, kasihilah, sembahlah, taatilah, dan muliakanlah Yesus!
2) Perumpamaan Yesus (ay 41-43).
a) Ada 2 orang yang berhutang.
Hutang disini jelas menggambarkan dosa.
Kitab Suci mengatakan tidak ada orang yang tidak berdosa (Ro 3:10-12,23). Karena itu, bagaimanapun baiknya kehidupan saudara, sadari-lah bahwa saudara adalah orang yang berdosa!
b) Hutang dari 2 orang ini berbeda; yang satu banyak (500 dinar) yang lain sedikit (50 dinar). Tetapi ada satu hal yang sama, yaitu mereka sama-sama tidak bisa membayar hutangnya (ay 42)!
Memang dalam dunia ini, secara relatif ada orang yang dosanya banyak, dan ada orang yang dosanya sedikit. Tetapi tidak ada orang yang bisa membayar hutang dosanya! Apakah saudara adalah orang yang sangat bejad atau orang yang relatif baik, sadarilah satu hal ini: saudara tidak bisa membayar hutang dosa saudara! Perbuatan baik, ibadah, atau apapun juga yang saudara lakukan tidak bisa membayar hutang dosa saudara! Tetapi Kristus sudah mati di atas kayu salib untuk membayar hutang dosa saudara. Karena itu datanglah dan percayalah kepada Dia! Kalau tidak, saudara akan harus membayar hutang saudara di neraka secara kekal!
c) Hutang kedua orang itu dihapuskan (ay 42).
Kata ‘menghapuskan’ oleh Kitab Suci bahasa Inggris diterjemahkan ‘forgave’ (= mengampuni).
Dalam perumpamaan ini tak dijelaskan bagaimana caranya sehingga pelepas uang itu bisa menghapuskan hutang / mengampuni dosa kedua orang itu, sehingga kelihatannya ia bisa menghapuskan hutang dengan gampang. Tetapi dalam bagian-bagian yang lain, Kitab Suci menjelaskan bahwa untuk bisa menghapuskan / mengampuni dosa manusia, Allah harus menjadi manusia di dalam diri Yesus Kristus, dan mati di atas kayu salib untuk menebus dosa manusia. Mengapa harus demikian? Tidak bisakah Allah mengampuni dosa manusia begitu saja (tanpa salib)? Jawabnya adalah tidak bisa, karena kalau demikian maka tuntutan keadilan Allah tidak terpenuhi! Dengan adanya salib, maka terlihat bahwa Allah itu adil (karena Ia meng-hukum dosa), dan juga bahwa Allah itu kasih (karena Ia sendirilah yang menanggung hukuman itu di kayu salib sehingga kita tidak terkena hukuman itu).
d) Ternyata kasih dari kedua orang itu berbeda.
Yang tadi hutangnya lebih banyak, sekarang mengasihi dengan kasih yang lebih besar! Ini adalah sesuatu yang logis. Makin besar dosa seseorang, makin besar kasihnya kepada Tuhan pada saat ia men-dapatkan pengampunan dosa.
Yang perlu dipersoalkan ialah: ada orang yang dosanya banyak, tetapi mengira bahwa dosanya sedikit. Bagaimana kasih mereka kepa-da Tuhan pada saat dosanya diampuni? Tentu saja kasihnya sedikit.
Dari sini kita tahu bahwa adalah sesuatu yang penting bagi semua orang, bahkan bagi orang kristen sekalipun, untuk menjadi orang yang sadar akan semua dosa-dosanya.
Untuk bisa makin sadar akan dosa, maka:
· berdoalah supaya Tuhan membukakan mata saudara sehingga saudara makin sadar akan banyaknya dosa saudara. Ingat bahwa salah satu fungsi Roh Kudus adalah menyadarkan kita akan dosa kita (Yoh 16:8).
· banyaklah belajar / membaca / mendengar Firman Tuhan, karena salah satu fungsi dari Firman Tuhan ialah menyadarkan kita akan dosa kita (Ro 3:20 2Tim 3:16).
Sekalipun saudara sudah berdoa supaya Tuhan menunjukkan dosa saudara, saudara tidak akan sadar akan dosa-dosa saudara kalau saudara tidak belajar Firman Tuhan, karena Tuhan memang bekerja untuk menyadarkan dosa kita menggunakan Firman Tuhan.
Karena itu, maulah banyak mengisi diri saudara dengan Firman Tuhan, bukan hanya yang enak-enak saja, tetapi juga yang keras / menegur saudara!
3) Yesus menerapkan perumpamaan itu (ay 44-47).
a) Mula-mula Yesus membandingkan Simon dengan perempuan itu (ay 44-46). Dari bagian ini terlihat beberapa hal:
· Sekalipun Simon sendiri, dan juga mayoritas manusia saat itu, menganggap Simon jauh lebih baik dari perempuan itu, tetapi Yesus beranggapan sebaliknya!
Sekalipun Simon mengundang Yesus dan menyebutNya ‘guru’, tetapi jelas bahwa ia tidak menghormati ataupun mengasihi Yesus. Ia pasti mengundang Yesus dengan motivasi yang salah!
Penerapan: Kalau saudara melakukan suatu tindakan kasih bagi Tuhan, maka perhatikanlah apakah motivasi saudara betul-betul adalah kasih kepada Tuhan? Misalnya kalau saudara pergi ke gereja atau memberikan persembahan; apa motivasi saudara? Karena kebiasaan? Supaya dilihat orang? Supaya diberkati Tuhan atau karena takut dihukum / tidak diberkati Tuhan? Atau betul-betul karena saudara mengasihi Tuhan?
· Yesus memperhatikan tindakan kasih yang dilakukan oleh perem-puan itu, dan Yesus juga memperhatikan tindakan kasih yang tidak dilakukan oleh Simon, yaitu:
* tidak memberi air pembasuh kaki (bdk. Kej 18:4 24:32 Hakim-hakim 19:21).
* tidak memberi ciuman (bdk. Kej 29:13 Kel 18:7).
* tidak mengurapi kepala dengan minyak (bdk. Maz 23:5).
Penerapan: Jadi, Yesus bukan hanya memperhatikan tindakan kasih yang kita lakukan, tetapi juga tindakan kasih yang tidak kita lakukan (bdk. Mat 25:31-46 dimana ‘kambing-kambing’ itu dihukum karena tidak melakukan sesuatu yang seharusnya dilakukan).
Karena itu, janganlah terlalu cepat puas dengan hal-hal yang sudah saudara lakukan bagi Tuhan. Pikirkanlah hal-hal lain yang sebetulnya bisa saudara lakukan bagi Tuhan, tetapi selama ini belum saudara lakukan, dan lakukanlah hal-hal itu!
Misalnya:
Þ tetap berbakti sekalipun hujan.
Þ datang secara rajin dalam Pemahaman Alkitab.
Þ datang secara rajin dalam Persekutuan Doa.
Þ menaikkan doa syafaat / doa untuk orang lain, baik gereja, pendeta, maupun orang kristen yang lain.
Þ memberikan persembahan perpuluhan.
Þ melayani Tuhan.
Þ memberitakan Injil.
b) Dari perbandingan itu, Yesus lalu menyimpulkan (ay 47).
· Ay 47a: ‘Dosanya yang banyak itu telah diampuni, sebab ia telah banyak berbuat kasih’.
Sekalipun kata-kata ay 47a ini kelihatannya menunjukkan bahwa perempuan itu diampuni karena ia banyak berbuat kasih, tetapi jelas bahwa arti sebenarnya tidaklah demikian. Arti sebenarnya ialah: ia telah diampuni dari dosanya yang banyak, dan karena itu ia banyak berbuat kasih. Mengapa harus ditafsirkan begitu?
* karena seluruh Kitab Suci menentang ajaran salvation by works (= keselamatan karena perbuatan baik / ketaatan). Bandingkan dengan Ef 2:8-9 Gal 2:16,21 Ro 3:27-28 Kis 15:1-21.
* Perumpamaan Yesus dalam ay 41-43 itu menunjukkan bahwa hutangnya dihapuskan lebih dulu, barulah orangnya berbuat kasih!
* Ay 48 bukanlah pertama kalinya pengampunan dosa itu dibe-rikan. Ay 48 hanya merupakan peneguhan dari pengampunan dosa yang sudah diberikan sebelum perempuan berdosa itu melakukan tindakan kasihnya.
* Ay 50 mengatakan ‘imanmu (bukan ‘kasihmu’!) telah menyela-matkan engkau’!
Dari semua ini jelaslah bahwa rumus yang sebenarnya adalah:
Iman -> pengampunan / keselamatan -> kasih / tindakan kasih.
· Ay 47b: ‘Tetapi orang yang sedikit diampuni, sedikit juga ia berbuat kasih’.
Tadi dalam ay 44-46, Yesus membandingkan Simon dengan perempuan yang berdosa itu. Lalu dalam ay 47a Yesus menarik kesimpulan tentang perempuan berdosa itu. Maka seharusnya dalam ay 47b Yesus menarik kesimpulan tentang Simon.
Tetapi ternyata dalam ay 47b ini Yesus tidak menggunakan kata ‘Simon / engkau’, tetapi ‘orang’. Ada 2 kemungkinan arti:
* ‘Orang’ di sini adalah Simon, dan kalau demikian, maka kata-kata ‘sedikit diampuni’ dan ‘sedikit berbuat kasih’ hanyalah bahasa halus untuk mengatakan ‘tidak diampuni’ dan ‘tidak berbuat kasih’.
* ‘Orang’ di sini bukanlah Simon. Orang itu sedikit diampuni, dan karenanya ia hanya sedikit berbuat kasih. Sedangkan untuk Simon, yang tidak berbuat kasih, Yesus tidak menjelaskan karena sudah cukup jelas. Simon jelas tak diampuni!
Penutup:
Kalau saudara mau tahu apakah diri saudara (Catatan: ini juga bisa diterapkan pada orang lain, sekalipun ini sukar karena kita seringkali tidak bisa tahu motivasi orang lain) betul-betul adalah orang kristen yang sudah selamat dan sudah diampuni, maka periksalah kasih / tindakan kasih saudara:
· Bagaimana keaktifan saudara dalam Kebaktian, Pemahaman Alkitab, Per-sekutuan Doa, dan acara-acara gereja yang lain?
· Bagaimana kehidupan doa dan saat teduh saudara?
· Bagaimana ketaatan saudara kepada Tuhan / Firman Tuhan?
· Bagaimana keaktifan saudara dalam melayani Tuhan dan memberitakan Injil?
· Apakah saudara sudah mempersembahkan persembahan yang selayaknya seperti yang diajarkan oleh Firman Tuhan?
· Bagaimana penyangkalan diri saudara dan kerelaan saudara berkorban bagi Tuhan?
· Dan yang terpenting apakah dalam melakukan tindakan kasih itu, motivasi saudara betul-betul adalah kasih kepada Tuhan?
Kalau dalam diri / hidup saudara tidak ada kasih / tindakan kasih kepada Tuhan, maka sadarilah bahwa saudara bukanlah orang kristen yang sejati! Saudara belum selamat dan belum diampuni dosa-dosanya. Karena itu bertobatlah dan datanglah kepada Yesus dan terimalah Ia sebagai Tuhan dan Juruselamat saudara!
Kalau dalam diri / hidup saudara sudah ada kasih / tindakan kasih kepada Tuhan, maka saudara betul-betul adalah orang kristen yang sudah selamat / diampuni dosa-dosanya. Maka tingkatkanlah kasih / tindakan kasih itu!
Sesuatu yang sangat menarik bagi saya ialah: perempuan berdosa itu melakukan tindakan kasih yang luar biasa, sekalipun ia tidak tahu bahwa untuk mengampuni dosa-dosanya Yesus harus menderita dan mati di atas kayu salib (karena saat itu salib belum terjadi). Kita yang hidup pada masa ini, tahu bahwa untuk mengampuni kita, Yesus harus menderita dan mati di atas kayu salib. Dan karena itu sudah seharusnyalah kalau kasih / tindakan kasih kita kepada Tuhan melebihi kasih / tindakan kasih perempuan itu kepada Tuhan! Karena itu, maukah saudara meningkatkan kasih / tindakan kasih saudara kepada Tuhan?
-AMIN-
10.sikap Yesus pada waktu diusir
LUKAS 5:1-11Dalam bacaan hari ini kita melihat suatu peristiwa yang unik, yaitu: seorang manusia mengusir Tuhan. Ini semua bermula dari terjadinya suatu mujizat.
I) Mujizat yang terjadi.
Dalam Lukas 5: 4 kita melihat bahwa Yesus menyuruh Petrus untuk pergi ke tempat yang dalam dan menjala ikan di sana. Sebetulnya Petrus mempunyai alasan-alasan rasionil untuk mengabaikan perintah Yesus itu, seperti:
· Yesus adalah tukang kayu, bukan nelayan. Bagaimana mereka sebagai nelayan harus menuruti nasihat dari tukang kayu dalam hal menangkap ikan?
· Sepanjang malam itu mereka tidak mendapat ikan (ay 5), padahal malam adalah waktu yang terbaik untuk menangkap ikan. Tetapi sekarang Yesus menyuruh mereka menjala ikan pada pagi / siang hari.
Tetapi, hal yang luar biasa adalah: sekalipun ia mempunyai alasan-alasan rasionil tersebut, ia tetap mentaati perintah itu!
Penerapan:
Kalau saudara mendapat perintah Tuhan, dan saudara mempunyai alasan yang rasionil untuk tidak mentaati perintah Tuhan itu, apakah saudara tunduk pada Firman Tuhan ataukah pada alasan rasionil saudara?
Contoh:
¨ Tuhan menyuruh saudara untuk berbakti di gereja tiap hari minggu. Turunnya hujan yang lebat, adanya tamu dari luar kota, undangan pernikahan, dsb, bisa dijadikan alasan yang masuk akal untuk tidak mentaati perintah Tuhan untuk berbakti. Apakah saudara sering tidak berbakti dengan menggunakan alasan-alasan itu?
¨ Tuhan menyuruh saudara untuk jujur. Tetapi, dalam hal-hal tertentu, seperti dalam bisnis / pekerjaan, kejujuran bisa merugikan kita / mengurangi keuntungan kita. Akankah saudara tetap jujur?
¨ Tuhan menyuruh saudara untuk memberi persembahan persepuluhan. tetapi ternyata penghasilan saudara tidak mencukupi kebutuhan hidup saudara! Lalu, bagaimana? Apakah saudara tetap taat pada perintah Tuhan?
¨ Tuhan menyuruh saudara untuk mengasihi musuh, bahkan untuk membalas kejahatan dengan kasih. Tetapi kalau hal itu saudara lakukan, maka ‘para musuh’ itu pasti akan makin menjadi-jadi dalam menjahati saudara. Apakah hal itu saudara jadikan alasan untuk tidak mentaati Firman Tuhan?
Ketaatan Petrus ini menyebabkan terjadinya suatu mujizat, yaitu mereka menangkap begitu banyak ikan, sehingga jala mulai koyak dan perahu hampir tenggelam karena dipenuhi ikan. Mujizat ini mengalahkan Petrus ‘di daerahnya’ sendiri (di daerah dimana ia adalah seorang ahli), dan ini menyebabkan ia dan nelayan-nelayan lain menjadi takjub (ay 9).
II) Sikap / tindakan Petrus.
1) Petrus menyadari keillahian Yesus.
Ini terlihat dari perubahan sebutan yang dipakai oleh Petrus terhadap Yesus (ay 5,8).
Dalam ay 5, ia menyebut Yesus dengan sebutan ‘guru’ (Bahasa Inggris: ‘Master’). Bahasa Yunaninya adalah EPISTATA. Kata ini:
a) Hanya dipakai sebanyak 6 x dalam Perjanjian Baru.
b) Hanya dipakai oleh Lukas.
c) Selalu menunjuk kepada Yesus.
(bdk. Luk 8:24,45 9:33,49 17:13).
Arti yang sebenarnya dari EPISTATA adalah ‘superintendent, overseer’. [= atasan , pengawas].
Tetapi, setelah terjadinya mujizat itu, dalam ay 8 ia menyebut Yesus dengan sebutan ‘Tuhan’ (bahasa Inggris: ‘Lord’). Bahasa Yunaninya adalah KURIOS. Kata Yunani KURIOS ini menterjemahkan kata bahasa Ibrani YAHWEH / YEHOVAH, yang dalam Perjanjian Lama selalu menunjuk kepada Allah.
Perubahan sebutan itu menunjukkan bahwa mujizat yang dilakukan oleh Yesus itu menyadarkan Petrus bahwa Yesus adalah Allah.
Penerapan:
Percayakah saudara bahwa Yesus adalah Allah? Atau hanya sekedar nabi, orang baik, guru? Kalau saudara percaya bahwa Yesus adalah Allah, maka jangan biarkan hal itu menjadi suatu kepercayaan yang kosong / tidak berarti. Iman saudara itu harus diwujudkan dengan maunya saudara menyembah, memuliakan, mentaati, dan melayani Yesus. Kalau tidak, maka ‘iman’ saudara itu hanyalah iman di mulut / di otak belaka dan ‘iman’ seperti itu tidak menyelamatkan saudara!
2) Petrus menyadari kesucian Yesus / Allah.
Dalam ay 8 Petrus berkata: ‘Pergilah ... aku ini seorang berdosa’. Kesadarannya akan kesucian Allah / Yesus, menyebabkan ia merasa kotor / tidak layak berada bersama dengan Yesus.
Banyak orang hanya menekankan bahwa Allah adalah kasih. Ini adalah sesuatu yang salah / tidak seimbang. Allah memang kasih tetapi Ia juga suci!
Kesucian Allah terlihat dari:
a) Hukum-hukum Tuhan yang begitu tinggi tuntutannya (Misalnya: Mat 5:28,44 dsb)
b) Adanya imam-imam, tabir bait Allah yang menjadi pengantara / pemisah antara manusia berdosa dengan Allah yang maha suci dalam Perjanjian Lama.
c) Banyaknya hal-hal yang membuat seseorang najis dalam Perjanjian Lama (Misalnya: Im 11-15).
d) Kata ‘kudus, kudus, kudus’ yang ditujukan kepada Tuhan dalam Yes 6:3 dan Wah 4:8.
Penerapan:
Apakah saudara menyadari kesucian Allah yang begitu tinggi, dan apakah saudara menyadari bahwa hal itu menyebabkan saudara sama sekali tidak layak menghadap Allah, apalagi masuk surga dan tinggal di sana bersama Allah?
3) Petrus menyadari keberdosaannya (ay 8).
Ia sadar bahwa ia ada di hadapan Allah dan secara otomatis ia merasa dirinya kotor, tidak layak, berdosa (bdk. Yes 6:5).
Kesadaran akan dosa adalah sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan kita! Kalau selama ini saudara merasa diri saudara itu baik atau lumayan baik, maka perhatikan hal-hal ini:
a) Dosa adalah pelanggaran hukum / Firman Tuhan (bdk. 1Yoh 3:4).
Banyak orang tidak merasa dirinya penuh dengan dosa karena mere-ka menganggap bahwa dosa adalah suatu tindakan yang bertentang-an dengan hati nurani atau pandangan masyarakat. Tetapi hati nurani dan pandangan masyarakat adalah standard yang terlalu rendah, karena baik hati nurani maupun pandangan masyarakat telah dikotori oleh dosa. Kalau hal-hal itu tetap mau dijadikan standard, maka ada banyak dosa yang tidak dianggap sebagai dosa!
Tetapi kalau Firman Tuhan dijadikan standard, maka kita betul-betul akan melihat bahwa diri kita itu penuh dengan dosa. Tetapi, kita tidak akan bisa menjadikan Firman Tuhan sebagai standard, kalau kita tidak pernah mempelajari Firman Tuhan!
b) Dosa bisa terjadi melalui:
1. Tindakan, seperti zinah, mencuri, merokok, dsb.
2. Kata-kata, seperti berdusta, memfitnah, omong kotor, mencaci maki, menyebut nama Tuhan dengan sia-sia, membicarakan kejelekan orang tanpa ada perlunya, dsb.
3. Hati / pikiran / motivasi, seperti berzinah dalam hati (bdk. Mat 5:28), dendam / benci, munafik, sombong, iri hati, motivasi yang salah, dsb.
c) Dosa bisa dilakukan dengan sengaja / tidak sengaja (bdk. Kel 21:12-14).
d) Dosa dibagi menjadi:
1. Dosa aktif: yaitu kalau kita melakukan sesuatu yang dilarang oleh Tuhan. Misalnya kalau kita berzinah, berdusta, mencuri, dsb.
2. Dosa pasif: yaitu kalau kita tidak melakukan hal yang diperintahkan oleh Tuhan. Misalnya: bolos ke gereja, tidak memberikan persembahan persepuluhan, tidak menolong orang yang membutuhkan pertolongan, tidak melayani Tuhan / memberitakan Injil, dsb.
4) Petrus mengusir Tuhan Yesus (ay 8).
Kesadaran bahwa Yesus adalah Allah yang maha suci, dan kesadarannya bahwa ia adalah manusia yang penuh dengan dosa menyebabkan Petrus merasa takut (bdk. ay 10), dan merasa tidak layak bersama Yesus. Itulah sebabnya ia ‘mengusir’ Yesus! Dari semua ini bisalah disimpulkan bahwa:
a) Sekalipun tindakan pengusiran itu adalah sesuatu yang salah, tetapi pengusiran itu didorong oleh sesuatu yang benar di dalam diri Petrus.
b) Petrus tidak sungguh-sungguh ingin terpisah dari Yesus, tetapi ia merasa layak terpisah dari Yesus.
Ada pengusiran yang lebih jelek:
1. Orang-orang Farisi, imam-imam, ahli-ahli Taurat membenci / mengusir Yesus karena iri hati.
2. Yoh 3:19-20: orang jahat benci kepada terang .
3. Luk 8:33: orang-orang itu mengusir Yesus karena Yesus merugikan mereka.
Penerapan:
a. Saudara juga bisa mengusir Yesus dengan cara menolak Firman Tuhan yang menegur saudara, atau dengan cara marah kepada pendeta yang menegur dosa saudara (Bdk. Luk 10:16).
b. Apakah saudara ingin berhenti menjadi orang kristen / ‘mengusir Yesus dari hidup saudara’ karena saudara merasa bahwa ketaatan kepada Yesus adalah sesuatu yang merugikan saudara?
III) Sikap / tindakan Yesus.
Sikap / tindakan Yesus terdapat pada ay 10-11. Ia tidak menuruti permintaan Petrus, tetapi sebaliknya Ia memanggil dan mau memakai Petrus (bdk. Mat 4:19).
Seharusnya Yesus yang maha suci itu mempunyai hak untuk mengusir manusia yang berdosa. Tetapi Ia tidak melakukan hal itu. Bahkan, pada saat terjadi hal yang sebaliknya dimana manusia berdosa itu yang ‘mengusir’ Dia, Yesus ternyata bukan saja tidak mau pergi meninggalkan manusia yang berdosa itu, tetapi sebaliknya Ia memanggil manusia yang berdosa itu. Tidak bisakah, melalui peristiwa ini, saudara melihat kasih Yesus yang begitu luar biasa kepada orang-orang berdosa, termasuk saudara dan saya?
Dalam Luk 5:31-32, dikatakan bahwa Yesus datang bukan untuk mencari orang benar, tetapi untuk mencari orang berdosa! Karena itu, kalau saudara betul-betul menyadari bahwa saudara adalah orang yang berdosa, Yesus justru mencari saudara! Datanglah kepada Dia! Sebaliknya, kalau saudara menganggap diri saudara baik, Yesus tidak datang untuk saudara!
IV) Tanggapan Petrus.
1) Ia mengikut Yesus (ay 11).
Yesus selalu memanggil dengan berkata: ‘Ikutlah Aku’!
Karena itu, kita harus memastikan bahwa di dalam kita menjadi orang kristen, kita betul-betul mengikut Dia! Ada banyak orang kelihatannya mengikut Yesus, tetapi sebetulnya tidak!
Contoh:
a) Orang kristen yang begitu fanatik pada gerejanya sendiri.
Misalnya:
1. Orang kristen yang kalau pergi ke luar kota, ia tidak mau pergi ke gereja, karena di sana tidak ada gereja dengan merk yang sama.
2. Orang kristen yang tetap setia kepada gerejanya, padahal ia tahu bahwa gereja mengajarkan ajaran-ajaran yang sesat.
Orang-orang seperti ini bukanlah pengikut Yesus, tetapi pengikut gereja!
b) Orang kristen yang fanatik kepada pendeta tertentu.
Memang kita harus memilih pendeta, supaya jangan kita mendengar ajaran yang sesat dari para nabi palsu. Tetapi, ada orang kristen yang menjadi begitu fanatik kepada pendeta tertentu, sehingga kalau pendeta itu tidak berkhotbah, ia tidak mau ke gereja. Ini bukan pengikut Yesus, tetapi pengikut pendeta!
c) Orang kristen yang menjadi kristen hanya karena orang tuanya / keluarganya / pacarnya adalah orang kristen. Mereka bukanlah pengikut Yesus, tetapi mereka adalah pengikut orang tua / keluarga / pacar!
Renungkan! Apakah saudara betul-betul mengikuti Yesus?
2) Ia segera mengikut Yesus (ay 11).
Jangan menunda dalam mengikut Yesus! Mengapa? Karena:
a) Tidak selalu Tuhan mau menerima.
Yes 55:6 berbunyi: “Carilah TUHAN selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepadaNya selama Ia dekat!”.
Kata-kata ‘selama Ia berkenan ditemui’ secara implicit menunjukkan bahwa ada saat dimana Ia tidak lagi berkenan ditemui. Kalau saat itu terjadi maka itu tidak berarti bahwa orang yang bertobat tidak diterima (karena ini akan bertentangan dengan Yoh 6:37 yang menjamin penerimaan orang yang mau datang kepada Yesus), tetapi itu berarti bahwa Ia akan mengatur sehingga orang itu tidak akan bertobat, misalnya dengan mengeraskan hati orang itu, menjadikan orang itu gila, kerasukan setan, dsb.
b) Kita tidak tahu kapan kita akan mati.
Bagaimana kalau saudara mati dengan mendadak sehingga tidak ada kesempatan untuk bertobat? (bdk. Ams 27:1 Yak 4:14a).
c) Kalau akhir jaman tiba, Yesus akan datang ke dua kalinya. Itu akan terjadi pada saat yang tidak saudara duga (Mat 24:44).
Dan kalau hal itu terjadi, maka kesempatan untuk bertobat akan hilang! Kalau selama ini Yesus sabar saja melihat saudara mengusir Dia, maka pada saat itu, Ialah yang akan mengusir saudara! (Mat 7:23b Mat 25:41).
Penutup:
Kalau selama ini saudara terus bersikap acuh tak acuh terhadap Yesus, mengusir Yesus, atau sekedar menjadi pengikut pendeta / gereja / keluarga, bertobatlah! Ia sudah mati di atas kayu salib untuk menebus dosa umat manusia. Kalau saat ini saudara mau datang kepadaNya dan menerimaNya sebagai Juruselamat dan Tuhan, maka Ia akan mengampuni dosa saudara, dan saudara mendapat hidup yang kekal saat ini juga! Maukah saudara?
-AMIN-
11.MURKA ALLAH
1Tesalonika 1:10 Yohanes 3:36Pendahuluan:
Obat mempunyai kegunaan bagi kita, tetapi juga mempunyai ‘side effect’ / efek sampingan yang merugikan kita. Tuhan memang baik / kasih sehingga bisa menjadi berkat bagi kita. Tetapi Tuhan juga mempunyai ‘sisi negatif’ (Catatan: jangan mengartikan ini sebagai ‘kejelekan Allah’!) yang bisa merugikan umat manusia yang tidak menanggapi hal ini dengan benar. Sisi negatif itu ialah: Allah bisa murka! Inilah yang akan kita pelajari hari ini!
I) Penyebab murka Allah.
1) Manusia adalah manusia berdosa.
Ini disebabkan oleh:
a) Dosa asal.
· Adam adalah wakil seluruh umat manusia dan karena itu, pada saat Adam jatuh ke dalam dosa, maka Allah menganggap seluruh umat manusia yang diwakili oleh Adam, ikut jatuh ke dalam dosa.
Ro 5:12 - “Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah ber(buat) dosa”.
Catatan: kata ‘berbuat dosa’ pada akhir dari Ro 5:12 ini seharusnya adalah ‘berdosa’.
Roma 5:19a - “Jadi sama seperti oleh ketidaktaatan satu orang (yaitu Adam) semua orang telah menjadi orang berdosa, demikian juga oleh ketaatan satu orang (yaitu Kristus) semua orang menjadi orang benar”.
Illustrasi: Kalau team sepakbola Indonesia kalah, maka orang akan menganggap seluruh Indonesia kalah. Mengapa? Karena team itu mewakili Indonesia. Pada waktu wakil tersebut kalah, maka seluruh Indonesia, termasuk orang-orang yang tidak ikut main sepak bola, dianggap kalah.
· Ini menyebabkan sejak kita lahir, bahkan sejak kita ada dalam kandungan, kita adalah orang berdosa.
Maz 51:7 - “Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku”.
Maz 58:4 - “Sejak lahir orang-orang fasik telah menyimpang, sejak dari kandungan pendusta-pendusta telah sesat”.
· Karena itu, sejak lahir / dalam kandungan semua manusia ada di bawah murka Allah.
Yoh 3:36 - ‘murka Allah tetap ada di atasnya’. Ini menunjukkan bahwa dari dulu murka Allah sudah ada di atas manusia.
b) Dosa kita sendiri (actual sins).
Ini jelas juga menyebabkan kemurkaan Allah.
1Raja 8:46a - “Apabila mereka berdosa kepadaMu - karena tidak ada manusia yang tidak berdosa - dan Engkau murka kepada mereka”.
Dosa apa saja? Jelas semua dosa, khususnya yang dilakukan dengan sengaja dan dengan sikap tegar tengkuk. Tetapi supaya lebih jelas, saya akan memberi banyak contoh:
· Musa menolak untuk melayani Tuhan.
Kel 4:13-14 - “(13) Tetapi Musa berkata: ‘Ah, Tuhan, utuslah kiranya siapa saja yang patut Kauutus.’ (14) Maka bangkitlah murka TUHAN terhadap Musa dan Ia berfirman: ‘Bukankah di situ Harun, orang Lewi itu, kakakmu? Aku tahu, bahwa ia pandai bicara; lagipula ia telah berangkat menjumpai engkau, dan apabila ia melihat engkau, ia akan bersukacita dalam hatinya”.
· Israel bersungut-sungut.
Bil 11:1 - “(1) Pada suatu kali bangsa itu bersungut-sungut di hadapan TUHAN tentang nasib buruk mereka, dan ketika TUHAN mendengarnya bangkitlah murkaNya, kemudian menyalalah api TUHAN di antara mereka dan merajalela di tepi tempat perkemahan”.
· Miryam dan Harun mengata-ngatai Musa.
Bil 12:8b-9 - “(8b) Mengapakah kamu tidak takut mengatai hambaKu Musa?’ (9) Sebab itu bangkitlah murka TUHAN terhadap mereka, lalu pergilah Ia”.
· Israel tidak melakukan kewajiban terhadap tempat kudus / mezbah.
Bil 18:5 - “Dan kamu ini haruslah melakukan kewajibanmu mengenai tempat kudus dan kewajibanmu mengenai mezbah, supaya orang Israel jangan lagi tertimpa oleh murka”.
2Taw 29:3-10 - “(3) Pada tahun pertama pemerintahannya, dalam bulan yang pertama, ia membuka pintu-pintu rumah TUHAN dan memperbaikinya. (4) Ia mendatangkan para imam dan orang-orang Lewi, dan mengumpulkan mereka di halaman sebelah timur. (5) Katanya kepada mereka: ‘Dengarlah, hai orang-orang Lewi! Sekarang kuduskanlah dirimu dan kuduskanlah rumah TUHAN, Allah nenek moyangmu! Keluarkanlah kecemaran dari tempat kudus! (6) Karena nenek moyang kita telah berubah setia. Mereka melakukan apa yang jahat di mata TUHAN, Allah kita, telah meninggalkanNya, mereka telah memalingkan muka dari kediaman TUHAN dan membelakangiNya. (7) Bahkan mereka menutup pintu-pintu balai rumah TUHAN dan memadamkan segala pelita. Mereka tidak membakar korban ukupan dan tidak mempersembahkan korban bakaran bagi Allah orang Israel di tempat kudus, (8) sehingga murka TUHAN menimpa Yehuda dan Yerusalem. Ia membuat mereka menjadi kengerian, kedahsyatan dan sasaran suitan seperti yang kamu lihat dengan matamu sendiri. (9) Karena hal itulah nenek moyang kita tewas oleh pedang, dan anak-anak lelaki dan anak-anak perempuan kita beserta isteri-isteri kita menjadi tawanan. (10) Sekarang aku bermaksud mengikat perjanjian dengan TUHAN, Allah Israel, supaya murkaNya yang menyala-nyala itu undur dari pada kita”.
· melanggar kekudusan hari Sabat.
Neh 13:15-18 - “(15) Pada masa itu kulihat di Yehuda orang-orang mengirik memeras anggur pada hari Sabat, pula orang-orang yang membawa berkas-berkas gandum dan memuatnya di atas keledai, juga anggur, buah anggur dan buah ara dan pelbagai muatan yang mereka bawa ke Yerusalem pada hari Sabat. Aku memperingatkan mereka ketika mereka menjual bahan-bahan makanan. (16) Juga orang Tirus yang tinggal di situ membawa ikan dan pelbagai barang dagangan dan menjual itu kepada orang-orang Yehuda pada hari Sabat, bahkan di Yerusalem. (17) Lalu aku menyesali pemuka-pemuka orang Yehuda, kataku kepada mereka: ‘Kejahatan apa yang kamu lakukan ini dengan melanggar kekudusan hari Sabat? (18) Bukankah nenek moyangmu telah berbuat demikian, sehingga Allah kita mendatangkan seluruh malapetaka ini atas kita dan atas kota ini? Apakah kamu bermaksud memperbesar murka yang menimpa Israel dengan melanggar kekudusan hari Sabat?’”.
· ada allah lain.
Ul 6:14-15 - “(14) Janganlah kamu mengikuti allah lain, dari antara allah bangsa-bangsa sekelilingmu, (15) sebab TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu di tengah-tengahmu, supaya jangan bangkit murka TUHAN, Allahmu, terhadap engkau, sehingga Ia memunahkan engkau dari muka bumi”.
· mengabaikan Firman Tuhan dan ancamannya.
2Raja 22:13 - “‘Pergilah, mintalah petunjuk TUHAN bagiku, bagi rakyat dan bagi seluruh Yehuda, tentang perkataan kitab yang ditemukan ini, sebab hebat kehangatan murka TUHAN yang bernyala-nyala terhadap kita, oleh karena nenek moyang kita tidak mendengarkan perkataan kitab ini dengan berbuat tepat seperti yang tertulis di dalamnya.’”.
Ul 29:19-20 - “(19) Tetapi apabila seseorang pada waktu mendengar perkataan sumpah serapah ini menyangka dirinya tetap diberkati, dengan berkata: Aku akan selamat, walaupun aku berlaku degil - dengan demikian dilenyapkannya baik tanah yang kegenangan maupun yang kekeringan - (20) maka TUHAN tidak akan mau mengampuni orang itu, tetapi murka dan cemburu TUHAN akan menyala atasnya pada waktu itu; segenap sumpah serapah yang tertulis dalam kitab ini akan menghinggapi dia, dan TUHAN akan menghapuskan namanya dari kolong langit”.
· mengolok-olok nabi-nabi dan utusan-utusan Tuhan.
2Taw 36:16 - “Tetapi mereka mengolok-olok utusan-utusan Allah itu, menghina segala firmanNya, dan mengejek nabi-nabiNya. Oleh sebab itu murka TUHAN bangkit terhadap umatNya, sehingga tidak mungkin lagi pemulihan”.
· bersekutu dengan orang fasik.
2Taw 19:2 - “Ketika itu Yehu bin Hanani, pelihat itu, pergi menemuinya dan berkata kepada raja Yosafat: ‘Sewajarnyakah engkau menolong orang fasik dan bersahabat dengan mereka yang membenci TUHAN? Karena hal itu TUHAN murka terhadap engkau”.
· hal-hal duniawi.
Kol 3:5-6 - “(5) Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala, (6) semuanya itu mendatangkan murka Allah [atas orang-orang durhaka]”.
Apakah saudara sadar bahwa saudara adalah orang yang banyak berbuat dosa? Dan apakah saudara sadar bahwa dosa-dosa saudara menyebabkan Allah murka kepada saudara?
2) Kekudusan / kesucian dan keadilan Allah.
Sekalipun manusia itu berdosa, kalau Allah itu tidak suci dan tidak adil, maka bisa saja Ia bersikap acuh tak acuh. Tetapi karena Allah itu suci / adil, Ia pasti murka pada waktu manusia itu berbuat dosa / hal yang tidak benar! Banyak orang, khususnya para Saksi Yehuwa, terlalu menekankan kasih Allah, sehingga mengatakan bahwa Ia tidak akan menghukum orang berdosa, tetapi sebaliknya selalu mengampuni orang berdosa, tidak peduli apakah mereka mau percaya Yesus atau tidak, bertobat atau tidak, dsb. Orang Saksi Yehovah bahkan mengatakan bahwa neraka itu tidak ada. Tetapi semua ini menghapuskan kesucian Allah dan keadilan Allah! Bandingkan dengan:
· Nahum 1:3 - “TUHAN itu panjang sabar dan besar kuasa, tetapi Ia tidak sekali-kali membebaskan dari hukuman orang yang bersalah”.
· Ibr 12:29 - “Sebab Allah kita adalah api yang menghanguskan”.
· Maz 7:12 - “Allah adalah Hakim yang adil dan Allah yang murka setiap saat”.
· Yoh 2:17 - “Maka teringatlah murid-muridNya, bahwa ada tertulis: ‘Cinta untuk rumahMu menghanguskan Aku.’”. Bdk. Maz 69:10.
· 1Sam 6:19-20 - “(19) Dan Ia membunuh beberapa orang Bet-Semes, karena mereka melihat ke dalam tabut TUHAN; Ia membunuh tujuh puluh orang dari rakyat itu. Rakyat itu berkabung, karena TUHAN telah menghajar mereka dengan dahsyatnya. (20) Dan orang-orang Bet-Semes berkata: ‘Siapakah yang tahan berdiri di hadapan TUHAN, Allah yang kudus ini? Kepada siapakah Ia akan berangkat meninggalkan kita?’”.
3) Kecemburuan dari Allah.
Ul 6:14-15 berbunyi: “Janganlah kamu mengikuti allah lain, dari antara allah bangsa-bangsa sekelilingmu, sebab TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu di tengah-tengahmu, supaya jangan bangkit murka TUHAN, Allahmu, terhadap engkau, sehingga Ia memunahkan engkau dari muka bumi”.
Bandingkan juga dengan Bil 25:11 - “‘Pinehas, anak Eleazar, anak imam Harun, telah menyurutkan murkaKu dari pada orang Israel, oleh karena ia begitu giat membela kehormatanKu di tengah-tengah mereka, sehingga tidaklah Kuhabisi orang Israel dalam cemburuKu”.
Allah ingin dinomor satukan dalam hidup kita. Allah tidak ingin kita mempunyai ‘allah lain’ / ‘berhala’ yang kita kasihi / utamakan lebih dari Allah. Adanya ‘allah lain’ / ‘berhala’ dalam hidup kita, baik yang betul-betul berbentuk patung berhala, ataupun sesuatu / seseorang yang kita cintai / utamakan lebih dari Allah, menyebabkan Allah yang cemburu itu menjadi murka!
II) Manifestasi dari murka Allah.
1) Allah sering menahan murkanya sehingga manifestasi dari murka Allah itu tidak / belum terlihat.
Ro 2:4-5 - “Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahanNya, kesabaranNya dan kelapangan hatiNya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan? Tetapi oleh kekerasan hatimu yang tidak mau bertobat, engkau menimbun murka atas dirimu sendiri pada hari waktu mana murka dan hukuman Allah yang adil akan dinyatakan”.
Maz 78:38-39 - “(38) Tetapi Ia bersifat penyayang, Ia mengampuni kesalahan mereka dan tidak memusnahkan mereka; banyak kali Ia menahan murkaNya dan tidak membangkitkan segenap amarahNya. (39) Ia ingat bahwa mereka itu daging, angin yang berlalu, yang tidak akan kembali”.
Dalam hal ini, kasih / kesabaran Allah menyebabkan Ia mengekang murkaNya. Tetapi bagaimanapun, murkaNya tetap ada!! (bdk. 1Tes 1:10 - “dan untuk menantikan kedatangan AnakNya dari sorga, yang telah dibangkitkanNya dari antara orang mati, yaitu Yesus, yang menyelamatkan kita dari murka yang akan datang”).
Karena itu, kalau saudara tahu bahwa saudara berdosa, tetapi saudara tidak melihat wujud dari kemurkaan Allah terhadap diri saudara (misalnya kalau ekonomi, kesehatan, keluarga semua baik-baik saja), jangan sekali-kali menganggap ini sebagai bukti bahwa Allah berkenan kepada saudara!
2) Allah menyatakan sebagian dari murkaNya.
Ia melakukan ini dengan memberikan penderitaan kepada kita:
· dalam hati seperti: gelisah, kuatir, tidak damai / sukacita, takut, sedih, sumpek, hati yang kosong dsb.
· secara jasmani: sakit, problem, penderitaan dsb.
3) Allah menyerahkan kita kepada dosa-dosa yang lain.
Ro 1:21-32 - “(21) Sebab sekalipun mereka mengenal Allah, mereka tidak memuliakan Dia sebagai Allah atau mengucap syukur kepadaNya. Sebaliknya pikiran mereka menjadi sia-sia dan hati mereka yang bodoh menjadi gelap. (22) Mereka berbuat seolah-olah mereka penuh hikmat, tetapi mereka telah menjadi bodoh. (23) Mereka menggantikan kemuliaan Allah yang tidak fana dengan gambaran yang mirip dengan manusia yang fana, burung-burung, binatang-binatang yang berkaki empat atau binatang-binatang yang menjalar. (24) Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada keinginan hati mereka akan kecemaran, sehingga mereka saling mencemarkan tubuh mereka. (25) Sebab mereka menggantikan kebenaran Allah dengan dusta dan memuja dan menyembah makhluk dengan melupakan Penciptanya yang harus dipuji selama-lamanya, amin. (26) Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada hawa nafsu yang memalukan, sebab isteri-isteri mereka menggantikan persetubuhan yang wajar dengan yang tak wajar. (27) Demikian juga suami-suami meninggalkan persetubuhan yang wajar dengan isteri mereka dan menyala-nyala dalam berahi mereka seorang terhadap yang lain, sehingga mereka melakukan kemesuman, laki-laki dengan laki-laki, dan karena itu mereka menerima dalam diri mereka balasan yang setimpal untuk kesesatan mereka. (28) Dan karena mereka tidak merasa perlu untuk mengakui Allah, maka Allah menyerahkan mereka kepada pikiran-pikiran yang terkutuk, sehingga mereka melakukan apa yang tidak pantas: (29) penuh dengan rupa-rupa kelaliman, kejahatan, keserakahan dan kebusukan, penuh dengan dengki, pembunuhan, perselisihan, tipu muslihat dan kefasikan. (30) Mereka adalah pengumpat, pemfitnah, pembenci Allah, kurang ajar, congkak, sombong, pandai dalam kejahatan, tidak taat kepada orang tua, (31) tidak berakal, tidak setia, tidak penyayang, tidak mengenal belas kasihan. (32) Sebab walaupun mereka mengetahui tuntutan-tuntutan hukum Allah, yaitu bahwa setiap orang yang melakukan hal-hal demikian, patut dihukum mati, mereka bukan saja melakukannya sendiri, tetapi mereka juga setuju dengan mereka yang melakukannya”.
Khususnya perhatikan ay 24,26,28 dimana 3 x dikatakan bahwa ‘Allah menyerahkan mereka’ kepada dosa-dosa lain. Kalau saudara terus hidup dalam dosa, pindah dari satu dosa ke dosa yang lain, makin lama makin bejad tanpa saudara bisa menahan, mungkin saudara sedang mengalami murka Allah ini!
4) Allah membuang kita ke neraka pada akhir jaman atau pada saat kita mati. Ini pernyataan murka Allah secara penuh! (Ro 2:4-5 Wah 14:10).
Ro 2:4-5 - “Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahanNya, kesabaranNya dan kelapangan hatiNya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan? Tetapi oleh kekerasan hatimu yang tidak mau bertobat, engkau menimbun murka atas dirimu sendiri pada hari waktu mana murka dan hukuman Allah yang adil akan dinyatakan”.
Wah 14:10 - “maka ia akan minum dari anggur murka Allah, yang disediakan tanpa campuran dalam cawan murkaNya; dan ia akan disiksa dengan api dan belerang di depan mata malaikat-malaikat kudus dan di depan mata Anak Domba”.
Murka Allah ini merupakan sesuatu yang mengerikan, dan ini terlihat dari ayat di bawah ini.
Wah 6:16-17 - “(16) Dan mereka berkata kepada gunung-gunung dan kepada batu-batu karang itu: ‘Runtuhlah menimpa kami dan sembunyikanlah kami terhadap Dia, yang duduk di atas takhta dan terhadap murka Anak Domba itu.’ (17) Sebab sudah tiba hari besar murka mereka dan siapakah yang dapat bertahan?”.
Dalam hidup di dunia ini orang berdosa hanya mencicipi murka Allah, karena murka Allah itu masih dicampur dengan belas kasihan Allah. Itu saja sudah menyebabkan banyak orang tidak tahan sehingga lalu menjadi stress, mengalami depresi, bahkan menjadi gila, bunuh diri, dsb. Bayangkan kalau nanti di neraka orang berdosa ini harus menerima murka Allah secara penuh, tanpa campuran belas kasihan. Bagaimana kira-kira rasanya?
Neraka ini digambarkan oleh Kitab Suci dengan bermacam-macam cara:
· tempat yang gelap (Mat 8:12 Mat 22:13b).
· tempat yang penuh api (Wah 21:8).
· tempat yang ulatnya tidak dapat mati (Mark 9:43-48).
· tempat siksaan kekal (Yudas 7 Wah 14:11).
Sekalipun semua ini hanya merupakan penggambaran / simbol tentang neraka, tetapi kalau penggambarannya mengerikan, pastilah aslinya lebih mengerikan lagi.
III) Jalan keluar dari murka Allah.
1) Allah menyediakan jalan keluar dari murkaNya.
Allah itu kasih, dan karena itu Ia tidak ingin kita terkena murkaNya, khususnya murkaNya secara penuh, yaitu neraka. Ia menyediakan satu jalan keluar, yaitu melalui Yesus.
1Tes 1:10b - “yaitu Yesus, yang menyelamatkan kita dari murka yang akan datang”.
Ro 5:9 - “Lebih-lebih, karena kita sekarang telah dibenarkan oleh darahNya, kita pasti akan diselamatkan dari murka Allah”.
Yesus adalah Allah sendiri yang telah menjadi manusia dan mati di salib:
· sebagai substitute / pengganti kita di dalam menerima murka Allah.
· untuk menebus dosa kita / membayar hutang dosa kita.
Ingat bahwa sekalipun Allah itu kasih dan ingin membebaskan kita dari murkaNya, Ia tidak bisa begitu saja menghapuskan dosa kita. Dosa itu harus tetap dihukum (karena Allah itu adil), dan harus ada yang menerima hukuman dosa itu. Karena itulah maka Ia lalu menjadi manusia di dalam diri Tuhan kita Yesus Kristus dan Ia menerima hukuman itu pada waktu Ia menderita dan mati di kayu salib.
2) Allah sudah memberikan jalan keluar dari murkaNya. Tetapi kita perlu menanggapi dengan iman / percaya kepada Yesus.
Yoh 3:36 - “Barangsiapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal, tetapi barangsiapa tidak taat kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada di atasnya”.
Kalau kita beriman / percaya kepada Yesus maka kita akan bebas dari murka Allah dan menerima hidup yang kekal.
Tetapi, hal-hal apa saja yang harus saudara percayai? Saudara harus percaya bahwa:
· Yesus adalah Allah dan manusia (Yoh 1:1,14).
· Yesus mati di salib untuk semua dosa saudara (baik dosa asal, dosa yang lalu, dosa sekarang, maupun dosa yang akan datang terus sampai saudara mati).
Tit 2:13b-14a - “Allah yang Mahabesar dan Juruselamat kita Yesus Kristus, yang telah menyerahkan diriNya bagi kita untuk membebaskan kita dari segala kejahatan”.
Kol 2:13 - “Kamu juga, meskipun dahulu mati oleh pelanggaranmu dan oleh karena tidak disunat secara lahiriah, telah dihidupkan Allah bersama-sama dengan Dia, sesudah Ia mengampuni segala pelanggaran kita”.
· Yesus bangkit dari antara orang mati.
Ro 10:9-10 - “Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan”.
· Yesus adalah satu-satunya jalan ke surga.
Yoh 14:6 - “Kata Yesus kepadanya: ‘Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku’”.
Kis 4:12 - “Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan”.
1Yoh 5:11-12 - “Dan inilah kesaksian itu: Allah telah mengaruniakan hidup yang kekal kepada kita dan hidup itu ada di dalam AnakNya. Barangsiapa memiliki Anak, ia memiliki hidup; barangsiapa tidak memiliki Anak, ia tidak memiliki hidup”.
Sudahkah saudara betul-betul percaya kepada Yesus? Kalau saudara ingin mengecheck apakah saudara sudah betul-betul percaya kepada Yesus atau tidak, gunakanlah 2 hal di bawah ini:
a) Apakah saudara yakin saudara akan masuk ke surga?
Kalau saudara tidak yakin, itu menandakan bahwa saudara belum betul-betul percaya bahwa Yesus sudah mati untuk semua dosa saudara.
b) Apakah saudara berusaha untuk mentaati Firman Tuhan?
Kekristenan memang bukan agama yang mengandalkan perbuatan baik / ketaatan untuk bisa selamat. Bahkan sebetulnya perbuatan baik sama sekali tidak mempunyai andil dalam keselamatan kita. Kita selamat semata-mata karena iman kepada Kristus.
Tetapi, kalau saudara berkata bahwa saudara adalah orang percaya, tetapi saudara sama sekali tidak mempunyai keinginan untuk mentaati Tuhan, maka iman saudara adalah iman yang mati!
Yak 2:17 - “Demikian pula halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai dengan perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati”.
Yak 2:20 - “Hai manusia yang bebal, maukah engkau mengakui sekarang, bahwa iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong?”.
Yak 2:26 - “Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati”.
Catatan: yang dimaksud dengan iman yang kosong / mati adalah bahwa sebetulnya imannya sama sekali tidak ada. Karena itu kalau saudara mengaku sebagai orang yang percaya kepada Yesus, tetapi saudara sama sekali tidak mempunyai keinginan mentaati Tuhan, jangan menghibur diri dengan berpikir bahwa iman saudara lemah, kecil, dsb. Iman saudara bukannya kecil / lemah, tetapi tidak ada! Jadi sebetulnya saudara bukan orang kristen, dan dengan sendirinya saudara juga belum bebas dari murka Allah, yang setiap saat bisa menimpa saudara secara penuh!.
Karena itu, dalam Yoh 3:36 di atas dikatakan bahwa orang yang percaya kepada Anak / Yesus beroleh hidup yang kekal, tetapi orang yang tidak taat kepada Anak / Yesus tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada di atasnya.
Bdk. 2Taw 12:12a - “Oleh sebab raja merendahkan diri, surutlah murka TUHAN dari padanya, sehingga ia tidak dimusnahkanNya sama sekali”.
Di sini terlihat bahwa pertobatan dari dosa menyebabkan murka Allah surut.
Maukah saudara datang dan percaya kepada Yesus dan bertobat dari segala dosa saudara?
-AMIN-
12.Injil yang menggelikan
LUKAS 2:1-20I) Kedatangan Yesus.
1) Kedatangan Yesus adalah sesuatu yang menggelikan!
Apanya yang menggelikan? Lukas 2: 7 mengatakan ‘palungan’. Ini menunjukkan bahwa Yesus dilahirkan di suatu tempat untuk hewan (tidak mesti kandang, tetapi bisa juga sebuah gua).
Bayangkan! Yesus dikatakan sebagai Allah, Mesias, Juruselamat, Raja dsb. Tetapi ketika Ia dilahirkan, ternyata Ia dilahirkan di tempat hewan! Adakah sesuatu yang lebih menggelikan dan lebih tidak masuk akal dari hal ini?
Tetapi perlu saudara ketahui bahwa Allah memang sering menolong / menyelamatkan orang dengan menggunakan jalan / hal-hal yang meng-gelikan dan tidak masuk akal.
Contoh:
· peristiwa ular tembaga (Bil 21:4-9).
Cara supaya sembuh dari gigitan ular berbisa adalah memandang pada patung ular tembaga! Apakah itu bukan sesuatu yang menggelikan? Kalau saudara jadi orang yang digigit ular, maukah saudara memandang pada patung ular tembaga itu?
· peristiwa Naaman (2Raja-raja 5).
Cara supaya sembuh dari penyakit kusta adalah mandi 7 x di Sungai Yordan! Kalau saudara terkena penyakit kusta, maukah saudara disuruh mandi 7 x di sungai?
· garam untuk menyehatkan air (2Raja-raja 2:19-22).
· tepung untuk menetralkan makanan beracun (2Raja-raja 4:38-41).
Tetapi, karena jalan yang tidak masuk akal dan menggelikan ini diberikan oleh Allah, maka itu adalah jalan / cara yang benar dan mujarab!
Karena itu, janganlah saudara tidak mau percaya kepada Yesus hanya karena saudara melihat bahwa kelahiranNya di tempat hewan adalah sesuatu yang menggelikan dan tidak masuk akal!
2) Kedatangan Yesus adalah untuk saudara!
Ay 11: ‘bagimu’. Ini adalah sesuatu yang harus ditekankan / diperhatikan secara khusus! Kecuali saudara sadar dan percaya bahwa Yesus datang di dunia bagi saudara, maka Natal sama sekali tidak berguna untuk saudara! Banyak orang menyadari dan mempercayai bahwa Yesus datang ke dunia untuk semua orang berdosa, tetapi mereka lupa bahwa diri mereka sendiri termasuk di dalam grup orang berdosa itu!
Karena itu, renungkanlah:
· sadarkah saudara bahwa saudara adalah orang berdosa yang seharusnya dimasukkan ke dalam neraka?
· sadarkah / percayakah saudara bahwa Yesus datang ke dunia untuk mati bagi dosa saudara, baik dosa yang lalu, yang sekarang, maupun yang akan datang?
II) Sikap / tanggapan terhadap Kristus.
A) Bagi orang yang belum percaya.
1) Terimalah Yesus sebagai Juruselamat saudara (ay 11).
Dalam ay 10-14, para gembala mendengar Injil dari malaikat. Setelah malaikat itu pergi, mereka cepat-cepat datang kepada Yesus! (ay 15-16). Mereka tetap datang kepada Yesus sekalipun kelahiran Yesus adalah sesuatu yang menggelikan. Bandingkan ini dengan 1Kor 1:21 yang berbunyi: “Allah berkenan menyelamatkan mereka yang percaya oleh kebodohan pemberitaan Injil”.
Sikap para gembala ini berbeda sekali dengan sikap Herodes dalam Mat 2. Ia mendengar tentang Yesus, dan ia menyelidiki lebih banyak tentang Yesus, tetapi semua itu tidak mengubah dia. Ia tidak mau datang kepada Yesus, dan ia bahkan ingin membunuh Yesus.
Sikap para gembala itu juga berbeda dengan sikap para imam dan ahli Taurat dalam Mat 2. Mereka mengerti banyak tentang Yesus / Mesias, dan mereka bahkan bisa mengajarkannya kepada orang lain, tetapi mereka sendiri bersikap acuh tak acuh terhadap Yesus dan mereka tidak mau pergi untuk mendapatkan Yesus.
Tirulah sikap dari para gembala itu, dan terimalah Yesus sebagai Juruselamat saudara! Sekarang ada banyak orang yang menekankan Yesus sebagai dokter, penyembuh penyakit, pembuat mujizat, penolong, pemberi berkat, pemberi kekayaan, teladan dsb. Tetapi ingat, bahwa yang terpenting adalah menerima Dia sebagai Juruselamat! Ingat bahwa malaikat menyuruh Yusuf memberi nama Anak itu ‘Yesus’ “karena Dialah yang akan menyelamatkan umatNya dari dosa mereka” (Mat 1:21b).
Ada seorang yang memberikan syair ini:
“Be my Example and my Guide
My Friend, yea everything beside
But first, last, best, whate’er betide
Be thou to me my Savior”
(= Jadilah Teladanku dan Pembimbingku
Temanku, ya segala sesuatu yang lain
Tapi, pertama, terakhir, terbaik, apapun yang terjadi
Jadilah Engkau bagiku Juruselamatku).
2) Terimalah Yesus sebagai Tuhan (ay 11).
Banyak orang yang menganggap bahwa mereka bisa menerima Yesus hanya sebagai Juruselamat, dan tidak sebagai Tuhan. Orang-orang seperti ini biasanya bisa bersukacita dan memuji Tuhan karena mereka menganggap bahwa dosa mereka telah diampuni, tetapi hidup mereka sama sekali tidak mengalami perubahan! Orang-orang seperti ini, pada hakekatnya, belum sungguh-sungguh menerima Yesus sebagai Juruselamat! (bdk. Yak 2:17,26).
Kalau saudara adalah orang yang seperti itu, perhatikanlah ay 11 yang berbunyi: “Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud”.
Dari ay 11 ini terlihat bahwa dalam pemberitaan Injil yang pertama yang dilakukan oleh para malaikat, Kristus diberitakan sebagai Juruselamat dan sebagai Tuhan! Dua hal itu sudah dipersatukan oleh Tuhan, dan karena itu, jangan saudara berani memisahkan! Orang yang betul-betul menerima Yesus sebagai Juruselamat, harus juga menerima Dia sebagai Tuhan!
Menerima Yesus sebagai Tuhan berarti menjadikan Yesus pemimpin, penguasa, dan pemilik hidup kita! Dengan kata lain, kita harus hidup mentaati Dia. Bandingkan dengan ayat-ayat di bawah ini:
· Mat 7:21 - “Bukan setiap orang yang berseru kepadaKu: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak BapaKu yang di sorga”.
· Luk 6:46 - “Mengapa kamu berseru kepadaKu: Tuhan, Tuhan, padahal kamu tidak melakukan apa yang Aku katakan?”.
· 2Tim 2:19b - “Setiap orang yang menyebut nama Tuhan hendaklah meninggalkan kejahatan”.
B) Bagi orang yang sudah percaya.
1) Bersukacitalah (ay 10-11).
Ay 10 mengatakan bahwa kelahiran Yesus itu adalah suatu ‘kesukaan besar / great joy’!
a) Banyak orang kristen terlalu menyoroti lagu Natal, kartu Natal, pohon Natal dsb. Karena itu, sukacita mereka tergantung pada hal-hal tersebut. Ini salah! Seharusnya kita bukan menyoroti pohon, kartu, lagu dsb, tetapi menyoroti Yesusnya! Sekalipun tidak ada pohon Natal, kartu Natal, lagu Natal, tetapi kalau saudara merenungkan / percaya bahwa Natal menunjukkan bahwa Yesus sudah datang, maka saudara bisa bersukacita!
b) Kalau saudara tidak bisa bersukacita pada Natal ini, cobalah bayangkan, apa yang terjadi andaikata Kristus tidak datang? Pernahkah saudara bayangkan hal itu?
Dalam suatu buku saat teduh ada suatu cerita sebagai berikut:
Seorang pendeta tertidur di ruang kerjanya, pada pagi hari, di suatu hari Natal, dan ia bermimpi tentang dunia dimana Yesus tidak pernah datang. Dalam mimpinya, ia melihat-lihat dalam rumahnya, dan ia tidak menjumpai hiasan-hiasan Natal. Ia lalu berjalan-jalan di jalan raya, tetapi tidak ada gereja-gereja. Ia kembali ke ruang belajarnya dan ia menjumpai bahwa semua buku-buku tentang Juruselamat sudah hilang. Tiba-tiba ada bel, dan seorang utusan memintanya untuk mengunjungi seorang ibu yang sedang sekarat. Ia cepat-cepat pergi ke rumah itu, dan ia berkata kepada anak dari ibu yang sedang sekarat itu: “Aku mempunyai sesuatu disini yang akan menghibur kamu”. Ia membuka Alkitabnya untuk mencari ayat-ayat hiburan yang sudah biasa ia gunakan, tetapi Alkitabnya berhenti pada Maleakhi, dan di sana tidak ada Injil maupun janji tentang pengharapan dan keselamatan dan ia hanya bisa menundukkan kepalanya dan menangis bersama anak itu di dalam keputusasaan yang pahit. Dua hari setelah itu, ia berdiri di sebelah peti mati ibu itu dan memimpin kebaktian penguburan, tetapi disana tidak ada berita penghiburan, tidak ada firman tentang kebangkitan yang mulia, tidak ada surga yang terbuka, tetapi hanya ada “engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu” dan suatu perpisahan yang panjang dan kekal. Akhirnya ia menyadari bahwa Kristus tidak datang, dan ia menangis dengan pahit dalam mimpinya yang menyedihkan itu. Tiba-tiba ia terbangun, dan ia mendengar nyanyian Natal dari paduan suara gereja yang membuatnya sadar bahwa sebetulnya Kristus sudah datang! - ‘Streams in the Desert’, vol I, tgl 25 Desember.
Bukankah kita semua harus bersukacita, karena kenyataannya Kristus sudah datang dalam dunia ini?
c) Calvin berkata:
· “Until men have peace with God, and are reconciled to him through the grace of Christ, all the joy that they experience is deceitful, and of short duration” (= Sampai manusia mempunyai damai dengan Allah, dan diperdamaikan kepadaNya melalui kasih karunia Kristus, semua sukacita yang mereka alami adalah bersifat menipu, dan hanya untuk jangka waktu yang pendek).
· “If there be none to make peace between them and God, the hidden stings of conscience must produce fearful torment” (= Jika tidak ada memperdamaikan mereka dengan Allah, sengat yang tersembunyi dari hati nurani pasti menghasilkan siksaan yang menakutkan).
Dari kedua kutipan ini terlihat bahwa Calvin beranggapan bahwa tanpa iman kepada Kristus, seseorang tidak mungkin mengalami sukacita yang sejati.
Penerapan:
Apakah selama ini saudara mempunyai hati yang selalu sumpek, gelisah, kuatir, kosong, dan tidak damai / sukacita? Apakah selama ini saudara hanya bisa mengalami kesenangan / kebahagiaan yang bersifat lahiriah, semu dan sementara? Kalau ya, datanglah dan percayalah kepada Yesus sebagai Juruselamat dan Tuhan saudara, maka saudara akan mengalami sukacita yang sejati.
2) Ucapkanlah syukur, pujilah dan muliakanlah Tuhan!
· ay 13-14: para malaikat memuji Tuhan.
· ay 20: para gembala memuji / memuliakan Tuhan.
Sebetulnya, kalau saudara betul-betul bisa bersukacita pada Natal ini, saudara pasti akan secara otomatis bersyukur, memuji, dan memuliakan Tuhan!
3) Beritakanlah Injil.
Natal tidak akan ada gunanya kalau tidak diberitakan. Karena itulah maka para malaikat memberitakannya kepada para gembala (ay 8-11). Tetapi dalam ay 10 dikatakan bahwa itu adalah untuk ‘seluruh bangsa’, yang jelas menunjuk kepada bangsa Yahudi. Tetapi, setelah kematian dan kebangkitan Kristus, maka tembok pemisah antara Ya-hudi dan non Yahudi telah dihancurkan (Ef 2:14), sehingga sekarang, Injil harus diberitakan kepada semua orang (Ef 2:12,17).
Pada saat itu, hanya gembala yang mendengar berita itu. Tetapi berita itu untuk seluruh bangsa. Karena itu mereka memberitakan Injil (ay 16-17).
Maukah saudara meniru para gembala itu? Saat ini saudara sudah mendengar berita Natal / Injil. Tetapi berita itu sebetulnya ditujukan untuk semua umat manusia. Maukah saudara memberitakan berita Natal / Injil itu kepada orang-orang di sekitar saudara?
Kesimpulan:
Jangan menanggapi / merayakan Natal hanya dengan sekedar berpesta dan berhura-hura! Rayakanlah Natal dengan:
· percaya kepada Yesus sebagai Juruselamat dan Tuhan saudara.
· bersukacita.
· bersyukur dan memuji Tuhan.
· memberitakan Injil!
Maukah saudara?
-AMIN-
13.Meneladani Anak Manusia
MATIUS 20:26-28
Kata-kata ‘sama seperti’ pada awal Matius 20: 28 menunjukkan bahwa kita harus meneladani Anak Manusia / Yesus. Memang salah satu tujuan Allah menjadi manusia adalah supaya Ia bisa memberikan teladan bagi kita. Karena itu mula-mula kita akan mempelajari tentang apa yang dilakukan oleh Anak Manusia / Yesus ini.
Kata-kata ‘sama seperti’ pada awal Matius 20: 28 menunjukkan bahwa kita harus meneladani Anak Manusia / Yesus. Memang salah satu tujuan Allah menjadi manusia adalah supaya Ia bisa memberikan teladan bagi kita. Karena itu mula-mula kita akan mempelajari tentang apa yang dilakukan oleh Anak Manusia / Yesus ini.
I) Apa yang dilakukan oleh Anak Manusia (ay 28).
1) ‘Datang’ (ay 28).
Sekalipun Yesus memang dilahirkan oleh Maria, tetapi kalau kita meneliti semua ayat-ayat yang berhubungan dengan inkarnasi, maka terlihat bahwa mayoritas ayat-ayat itu bukannya mengatakan bahwa Yesus itu lahir / dilahirkan ke dalam dunia, tetapi datang ke dalam dunia.
‘Datang’ berbeda dengan ‘lahir / dilahirkan’ karena ‘datang’ menunjukkan suatu tindakan aktif dan menunjukkan pre-existence (= keberadaan sebelumnya) dari Yesus, dan ini menunjukkan kekekalan dan keilahian Yesus!
Penerapan:
· apakah dalam merayakan Natal ini saudara percaya bahwa Yesus yang sudah menjadi manusia itu adalah Allah sendiri?
· karena Yesus adalah Allah, maka tidak ada orang yang bisa selamat kalau tidak percaya kepada Yesus. Mengapa? Karena tidak percaya kepada Yesus berarti tidak percaya kepada Allah!
2) ‘Bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani’ (ay 28).
Kalau seorang presiden / pejabat tinggi datang ke suatu daerah, pasti mereka tidak datang untuk melayani, tetapi sebaliknya mereka menuntut pelayanan yang baik. Tetapi pada waktu Yesus, yang adalah Raja di atas segala raja, Pencipta, Pemilik, dan Penguasa seluruh alam semesta dengan segala isinya, datang ke dalam dunia, Ia bukan datang untuk dilayani, tetapi untuk melayani. Bahwa Ia tidak datang untuk dilayani sudah merupakan sesuatu yang luar biasa, tetapi lebih dari itu di sini dikatakan bahwa Ia datang justru untuk melayani!
Ada banyak ayat Kitab Suci yang menunjukkan bahwa kehidupan Yesus adalah kehidupan yang dipenuhi dengan pelayanan:
· Mark 1:38 - “JawabNya: ‘Marilah kita pergi ke tempat lain, ke kota-kota yang berdekatan, supaya di sana juga Aku memberitakan Injil, karena untuk itu Aku telah datang.’”.
Ia mengatakan bahwa datang untuk memberitakan Injil, dan ini berarti suatu pelayanan.
· Yoh 4:34 - “Kata Yesus kepada mereka: ‘MakananKu ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaanNya”.
Bahwa pelayanan Ia gambarkan sebagai makananNya, menunjukkan bahwa pelayanan adalah sesuatu yang rutin dalam hidupNya, dan bahwa pelayanan adalah sesuatu yang Ia lakukan dengan senang hati, bukan dengan berat hati! Apakah saudara juga bersikap sama seperti Yesus dalam hal pelayanan?
· Mark 6:30-34 - “(30) Kemudian rasul-rasul itu kembali berkumpul dengan Yesus dan memberitahukan kepadaNya semua yang mereka kerjakan dan ajarkan. (31) Lalu Ia berkata kepada mereka: ‘Marilah ke tempat yang sunyi, supaya kita sendirian, dan beristirahatlah seketika!’ Sebab memang begitu banyaknya orang yang datang dan yang pergi, sehingga makanpun mereka tidak sempat. (32) Maka berangkatlah mereka untuk mengasingkan diri dengan perahu ke tempat yang sunyi. (33) Tetapi pada waktu mereka bertolak banyak orang melihat mereka dan mengetahui tujuan mereka. Dengan mengambil jalan darat segeralah datang orang dari semua kota ke tempat itu sehingga mendahului mereka. (34) Ketika Yesus mendarat, Ia melihat sejumlah besar orang banyak, maka tergeraklah hatiNya oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Lalu mulailah Ia mengajarkan banyak hal kepada mereka”.
Murid-murid sibuk dengan pelayanan sehingga tidak sempat makan. Awas, ini bukanlah sesuatu yang harus ditiru terus menerus, karena memelihara kesehatan juga merupakan kewajiban kita!
Lalu Yesus mengajak mereka pergi ke tempat yang sunyi untuk beristirahat. Tetapi orang banyak itu menyusul mereka. Dan Yesus tergerak oleh belas kasihan, karena orang banyak itu seperti domba tanpa gembala, dan Ia lalu melayani mereka dengan mengajar mereka!
· Luk 23:43 - di kayu salibpun, dalam keadaan menderita kesakitan yang luar biasa, Ia masih melayani penjahat yang bertobat.
3) ‘Untuk memberikan nyawaNya menjadi tebusan bagi banyak orang’ (ay 28).
Tadi sudah dibicarakan bahwa salah satu tujuan Yesus datang ke dalam dunia adalah supaya bisa menjadi teladan bagi kita. Tetapi itu bukanlah tujuan utama Ia datang ke dalam dunia! Pelayanan / tujuan Yesus yang terutama untuk datang ke dunia, adalah untuk memberikan nyawaNya menjadi tebusan bagi banyak orang.
Penerapan:
· gereja / hamba Tuhan yang menekankan supaya orang kristen meneladani Yesus, tetapi mengabaikan / menomer-duakan berita tentang kematian Kristus untuk menebus dosa manusia dan perlunya manusia percaya kepada Yesus untuk bisa diselamatkan, adalah gereja / hamba Tuhan yang salah / sesat!
· Dalam Natal, ini adalah sesuatu yang harus direnungkan! Yesus datang untuk mati! Tidak tahukah Yesus bahwa Ia akan ditolak, dibenci, difitnah? Tidak tahukah Yesus bahwa Ia akan ditangkap dan diadili? Tidak tahukah Yesus bahwa Ia akan dicambuki habis-habisan? Tidak tahukah Yesus bahwa Ia akan mengalami kematian yang mengerikan dan terkutuk, yaitu melalui penyaliban? Tentu Ia tahu akan semua itu! Tetapi karena kasihNya kepada kita, Ia tetap mau datang ke dalam dunia, menjadi manusia, dan mengalami semua itu untuk menebus dosa-dosa kita! Kita yang berdosa, dan kitalah yang seharusnya mengalami semua itu, tetapi Yesus rela menanggung semua itu, supaya kita bebas dari hukuman dosa, asal kita mau beriman / percaya kepada Yesus!
Pertanyaannya: sudahkah saudara percaya kepada Yesus? Kalau belum, jangan meneladani Dia! Percaya kepadaNya dulu, baru meneladani Dia!
1) ‘Datang’ (ay 28).
Sekalipun Yesus memang dilahirkan oleh Maria, tetapi kalau kita meneliti semua ayat-ayat yang berhubungan dengan inkarnasi, maka terlihat bahwa mayoritas ayat-ayat itu bukannya mengatakan bahwa Yesus itu lahir / dilahirkan ke dalam dunia, tetapi datang ke dalam dunia.
‘Datang’ berbeda dengan ‘lahir / dilahirkan’ karena ‘datang’ menunjukkan suatu tindakan aktif dan menunjukkan pre-existence (= keberadaan sebelumnya) dari Yesus, dan ini menunjukkan kekekalan dan keilahian Yesus!
Penerapan:
· apakah dalam merayakan Natal ini saudara percaya bahwa Yesus yang sudah menjadi manusia itu adalah Allah sendiri?
· karena Yesus adalah Allah, maka tidak ada orang yang bisa selamat kalau tidak percaya kepada Yesus. Mengapa? Karena tidak percaya kepada Yesus berarti tidak percaya kepada Allah!
2) ‘Bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani’ (ay 28).
Kalau seorang presiden / pejabat tinggi datang ke suatu daerah, pasti mereka tidak datang untuk melayani, tetapi sebaliknya mereka menuntut pelayanan yang baik. Tetapi pada waktu Yesus, yang adalah Raja di atas segala raja, Pencipta, Pemilik, dan Penguasa seluruh alam semesta dengan segala isinya, datang ke dalam dunia, Ia bukan datang untuk dilayani, tetapi untuk melayani. Bahwa Ia tidak datang untuk dilayani sudah merupakan sesuatu yang luar biasa, tetapi lebih dari itu di sini dikatakan bahwa Ia datang justru untuk melayani!
Ada banyak ayat Kitab Suci yang menunjukkan bahwa kehidupan Yesus adalah kehidupan yang dipenuhi dengan pelayanan:
· Mark 1:38 - “JawabNya: ‘Marilah kita pergi ke tempat lain, ke kota-kota yang berdekatan, supaya di sana juga Aku memberitakan Injil, karena untuk itu Aku telah datang.’”.
Ia mengatakan bahwa datang untuk memberitakan Injil, dan ini berarti suatu pelayanan.
· Yoh 4:34 - “Kata Yesus kepada mereka: ‘MakananKu ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaanNya”.
Bahwa pelayanan Ia gambarkan sebagai makananNya, menunjukkan bahwa pelayanan adalah sesuatu yang rutin dalam hidupNya, dan bahwa pelayanan adalah sesuatu yang Ia lakukan dengan senang hati, bukan dengan berat hati! Apakah saudara juga bersikap sama seperti Yesus dalam hal pelayanan?
· Mark 6:30-34 - “(30) Kemudian rasul-rasul itu kembali berkumpul dengan Yesus dan memberitahukan kepadaNya semua yang mereka kerjakan dan ajarkan. (31) Lalu Ia berkata kepada mereka: ‘Marilah ke tempat yang sunyi, supaya kita sendirian, dan beristirahatlah seketika!’ Sebab memang begitu banyaknya orang yang datang dan yang pergi, sehingga makanpun mereka tidak sempat. (32) Maka berangkatlah mereka untuk mengasingkan diri dengan perahu ke tempat yang sunyi. (33) Tetapi pada waktu mereka bertolak banyak orang melihat mereka dan mengetahui tujuan mereka. Dengan mengambil jalan darat segeralah datang orang dari semua kota ke tempat itu sehingga mendahului mereka. (34) Ketika Yesus mendarat, Ia melihat sejumlah besar orang banyak, maka tergeraklah hatiNya oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Lalu mulailah Ia mengajarkan banyak hal kepada mereka”.
Murid-murid sibuk dengan pelayanan sehingga tidak sempat makan. Awas, ini bukanlah sesuatu yang harus ditiru terus menerus, karena memelihara kesehatan juga merupakan kewajiban kita!
Lalu Yesus mengajak mereka pergi ke tempat yang sunyi untuk beristirahat. Tetapi orang banyak itu menyusul mereka. Dan Yesus tergerak oleh belas kasihan, karena orang banyak itu seperti domba tanpa gembala, dan Ia lalu melayani mereka dengan mengajar mereka!
· Luk 23:43 - di kayu salibpun, dalam keadaan menderita kesakitan yang luar biasa, Ia masih melayani penjahat yang bertobat.
3) ‘Untuk memberikan nyawaNya menjadi tebusan bagi banyak orang’ (ay 28).
Tadi sudah dibicarakan bahwa salah satu tujuan Yesus datang ke dalam dunia adalah supaya bisa menjadi teladan bagi kita. Tetapi itu bukanlah tujuan utama Ia datang ke dalam dunia! Pelayanan / tujuan Yesus yang terutama untuk datang ke dunia, adalah untuk memberikan nyawaNya menjadi tebusan bagi banyak orang.
Penerapan:
· gereja / hamba Tuhan yang menekankan supaya orang kristen meneladani Yesus, tetapi mengabaikan / menomer-duakan berita tentang kematian Kristus untuk menebus dosa manusia dan perlunya manusia percaya kepada Yesus untuk bisa diselamatkan, adalah gereja / hamba Tuhan yang salah / sesat!
· Dalam Natal, ini adalah sesuatu yang harus direnungkan! Yesus datang untuk mati! Tidak tahukah Yesus bahwa Ia akan ditolak, dibenci, difitnah? Tidak tahukah Yesus bahwa Ia akan ditangkap dan diadili? Tidak tahukah Yesus bahwa Ia akan dicambuki habis-habisan? Tidak tahukah Yesus bahwa Ia akan mengalami kematian yang mengerikan dan terkutuk, yaitu melalui penyaliban? Tentu Ia tahu akan semua itu! Tetapi karena kasihNya kepada kita, Ia tetap mau datang ke dalam dunia, menjadi manusia, dan mengalami semua itu untuk menebus dosa-dosa kita! Kita yang berdosa, dan kitalah yang seharusnya mengalami semua itu, tetapi Yesus rela menanggung semua itu, supaya kita bebas dari hukuman dosa, asal kita mau beriman / percaya kepada Yesus!
Pertanyaannya: sudahkah saudara percaya kepada Yesus? Kalau belum, jangan meneladani Dia! Percaya kepadaNya dulu, baru meneladani Dia!
II) Meneladani Yesus.
Tidak semua hal-hal di atas bisa kita teladani! ‘Datang’, ‘Pre-existence / keberadaan sebelum lahir’, ‘keilahian’, jelas tidak bisa diteladani!
Lalu hal apa yang harus diteladani?
1) Harus mau melayani (ay 26-27).
Bdk. Yoh 20:21 - “Maka kata Yesus sekali lagi: ‘Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu.’”.
Jadi, Yesus mengutus kita seperti Bapa mengutus Yesus! Dengan demikian, kehidupan yang meneladani Kristus adalah kehidupan yang dipenuhi dengan pelayanan. Kristus datang bukan untuk dilayani, tetapi untuk melayani. Kita juga harus demikian. Kehidupan Kristus dipenuhi pelayanan. Kita juga harus demikian. Tetapi mayoritas orang kristen adalah orang yang minta dilayani, dan tidak mau melayani. Ini bukan kehidupan yang meneladani Yesus!
Contoh kehidupan yang tidak meneladani Yesus:
· kalau saudara hanya datang ke gereja seminggu 1 x dan tidak melakukan apa-apa di gereja (tidak melayani).
· kalau saudara hanya memberi persembahan, dan menganggap bahwa uang itu tujuannya untuk membayar orang-orang tertentu (pendeta, penginjil) supaya mereka melayani Tuhan, sehingga saudara sendiri tidak perlu melayani / bekerja bagi Tuhan.
· kalau nama saudara terdaftar sebagai pekerja gereja, tetapi saudara tidak pernah melakukan apa-apa!
· kalau saudara melayani tetapi dengan hati yang berat.
· kalau saudara tidak mau memberitakan Injil.
Perhatikan juga bahwa kita bukan sekedar harus menjadi pelayan / hamba Tuhan, tetapi juga pelayan / hamba manusia (perhatikan kata ‘pelayanmu’ dan ‘hambamu’ dalam ay 26-27).
Bandingkan dengan Yoh 13:14 - “Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamupun wajib saling membasuh kakimu”.
Ini menunjukkan bahwa Yesus bukan menyuruh murid-muridNya membasuh kakiNya, tetapi menyuruh mereka saling membasuh kaki.
Memang ini tidak boleh diartikan bahwa kita betul-betul harus menjadi hamba / pelayan manusia semata-mata! Ini tentu salah. Tetapi maksudnya: kita harus mau menjadi hamba / pelayan Tuhan dengan jalan menjadi pelayan / hamba manusia! Di sini kita melihat bahwa ego, kesombongan, harga diri, gengsi, harus dikorbankan!
Penerapan:
· kalau saudara masuk ke kamar kecil gereja dan menjumpainya dalam keadaan bau karena adanya orang yang buang air tanpa disiram, maukah saudara melakukan pelayanan yang rendah dengan menyiramnya? Atau saudara merasa diri saudara terlalu tinggi untuk melakukan hal itu?
· kalau saudara mempunyai kendaraan, maukah saudara melayani sesama saudara seiman yang tidak mempunyai kendaraan dengan jalan menjemputnya untuk pergi ke gereja?
2) Bagaimana dengan ‘menyerahkan nyawa menjadi tebusan bagi banyak orang’? Apakah ini sesuatu yang harus diteladani? Jawabnya adalah ‘ya dan tidak’! Apa maksudnya? Lihat penjelasan di bawah ini.
a) Dalam menyerahkan nyawa kita untuk menebus dosa orang lain, itu tidak mungkin kita lakukan.
Maz 49:8-9 - “(8) Tidak seorangpun dapat membebaskan dirinya, atau memberikan tebusan kepada Allah ganti nyawanya, (9) karena terlalu mahal harga pembebasan nyawanya, dan tidak memadai untuk selama-lamanya”.
Ini salah terjemahan, bandingkan dengan terjemahan NIV di bawah ini.
Psalm 49:7-8 (NIV): “No man can redeem the life of another, or give to God a ransom for him; the ransom for a life is costly, no payment is ever enough” (= Tidak seorang manusiapun bisa menebus nyawa orang lain, atau memberikan kepada Allah tebusan untuk dia; tebusan untuk suatu nyawa sangat mahal, tak ada pembayaran yang bisa mencukupi).
b) Tetapi dalam menyerahkan nyawa demi melayani orang lain, itu harus kita lakukan.
Seseorang mengatakan bahwa orang yang percaya pada Yoh 3:16 juga harus melakukan 1Yoh 3:16 yang berbunyi: “Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawaNya untuk kita; jadi kitapun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita”.
Apa artinya ‘menyerahkan nyawa untuk orang lain’? Artinya rela berkorban apapun, kalau perlu berkorban nyawa! Ini sesuatu yang penting dalam pelayanan, karena pelayanan tanpa pengorbanan bukanlah pelayanan!
Tidak semua hal-hal di atas bisa kita teladani! ‘Datang’, ‘Pre-existence / keberadaan sebelum lahir’, ‘keilahian’, jelas tidak bisa diteladani!
Lalu hal apa yang harus diteladani?
1) Harus mau melayani (ay 26-27).
Bdk. Yoh 20:21 - “Maka kata Yesus sekali lagi: ‘Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu.’”.
Jadi, Yesus mengutus kita seperti Bapa mengutus Yesus! Dengan demikian, kehidupan yang meneladani Kristus adalah kehidupan yang dipenuhi dengan pelayanan. Kristus datang bukan untuk dilayani, tetapi untuk melayani. Kita juga harus demikian. Kehidupan Kristus dipenuhi pelayanan. Kita juga harus demikian. Tetapi mayoritas orang kristen adalah orang yang minta dilayani, dan tidak mau melayani. Ini bukan kehidupan yang meneladani Yesus!
Contoh kehidupan yang tidak meneladani Yesus:
· kalau saudara hanya datang ke gereja seminggu 1 x dan tidak melakukan apa-apa di gereja (tidak melayani).
· kalau saudara hanya memberi persembahan, dan menganggap bahwa uang itu tujuannya untuk membayar orang-orang tertentu (pendeta, penginjil) supaya mereka melayani Tuhan, sehingga saudara sendiri tidak perlu melayani / bekerja bagi Tuhan.
· kalau nama saudara terdaftar sebagai pekerja gereja, tetapi saudara tidak pernah melakukan apa-apa!
· kalau saudara melayani tetapi dengan hati yang berat.
· kalau saudara tidak mau memberitakan Injil.
Perhatikan juga bahwa kita bukan sekedar harus menjadi pelayan / hamba Tuhan, tetapi juga pelayan / hamba manusia (perhatikan kata ‘pelayanmu’ dan ‘hambamu’ dalam ay 26-27).
Bandingkan dengan Yoh 13:14 - “Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamupun wajib saling membasuh kakimu”.
Ini menunjukkan bahwa Yesus bukan menyuruh murid-muridNya membasuh kakiNya, tetapi menyuruh mereka saling membasuh kaki.
Memang ini tidak boleh diartikan bahwa kita betul-betul harus menjadi hamba / pelayan manusia semata-mata! Ini tentu salah. Tetapi maksudnya: kita harus mau menjadi hamba / pelayan Tuhan dengan jalan menjadi pelayan / hamba manusia! Di sini kita melihat bahwa ego, kesombongan, harga diri, gengsi, harus dikorbankan!
Penerapan:
· kalau saudara masuk ke kamar kecil gereja dan menjumpainya dalam keadaan bau karena adanya orang yang buang air tanpa disiram, maukah saudara melakukan pelayanan yang rendah dengan menyiramnya? Atau saudara merasa diri saudara terlalu tinggi untuk melakukan hal itu?
· kalau saudara mempunyai kendaraan, maukah saudara melayani sesama saudara seiman yang tidak mempunyai kendaraan dengan jalan menjemputnya untuk pergi ke gereja?
2) Bagaimana dengan ‘menyerahkan nyawa menjadi tebusan bagi banyak orang’? Apakah ini sesuatu yang harus diteladani? Jawabnya adalah ‘ya dan tidak’! Apa maksudnya? Lihat penjelasan di bawah ini.
a) Dalam menyerahkan nyawa kita untuk menebus dosa orang lain, itu tidak mungkin kita lakukan.
Maz 49:8-9 - “(8) Tidak seorangpun dapat membebaskan dirinya, atau memberikan tebusan kepada Allah ganti nyawanya, (9) karena terlalu mahal harga pembebasan nyawanya, dan tidak memadai untuk selama-lamanya”.
Ini salah terjemahan, bandingkan dengan terjemahan NIV di bawah ini.
Psalm 49:7-8 (NIV): “No man can redeem the life of another, or give to God a ransom for him; the ransom for a life is costly, no payment is ever enough” (= Tidak seorang manusiapun bisa menebus nyawa orang lain, atau memberikan kepada Allah tebusan untuk dia; tebusan untuk suatu nyawa sangat mahal, tak ada pembayaran yang bisa mencukupi).
b) Tetapi dalam menyerahkan nyawa demi melayani orang lain, itu harus kita lakukan.
Seseorang mengatakan bahwa orang yang percaya pada Yoh 3:16 juga harus melakukan 1Yoh 3:16 yang berbunyi: “Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawaNya untuk kita; jadi kitapun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita”.
Apa artinya ‘menyerahkan nyawa untuk orang lain’? Artinya rela berkorban apapun, kalau perlu berkorban nyawa! Ini sesuatu yang penting dalam pelayanan, karena pelayanan tanpa pengorbanan bukanlah pelayanan!
Penutup / kesimpulan:
Marilah kita merayakan Natal tahun ini dengan:
· percaya kepada Kristus.
· meneladani Kristus dengan cara mau melayani Tuhan dengan melayani manusia, dan rela berkorban dalam pelayanan itu!
Maukah saudara?
-AMIN-
Mat 3:12b - “... debu jerami itu akan dibakarnya dengan api yang tidak terpadamkan”.
Matius 8:12 - “... akan dicampakkan ke dalam kegelapan yang paling gelap, disanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi”.
Matius 13:42 - “Semuanya akan dicampakkan ke dalam dapur api; disanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi”.
Matius 13:50 - “lalu mencampakkan orang jahat ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi”.
Mat 22:13b - “... dan campakkanlah orang itu ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi”.
Mat 25:41 - “Enyahlah dari hadapanKu, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya”.
Mat 25:46 - “Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, ...”.
Mark 9:43-48 - “Dan jika tanganmu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan tangan kudung dari pada dengan utuh kedua tanganmu dibuang ke dalam neraka, ke dalam api yang tak terpadamkan; [di tempat itu ulatnya tidak akan mati, dan apinya tidak akan padam.] Dan jika kakimu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan timpang, dari pada dengan utuh kedua kakimu dicampakkan ke dalam neraka; [di tempat itu ulatnya tidak akan mati, dan apinya tidak akan padam.] Dan jika matamu menyesatkan engkau, cungkillah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam Kerajaan Allah dengan bermata satu dari pada dengan bermata dua dicampakkan ke dalam neraka, dimana ulat-ulat bangkai tidak mati dan api tidak padam”.
Catatan:
Perhatikan bahwa sekalipun Mark 9:44,46 ada dalam tanda kurung, yang menunjukkan bahwa ayat-ayat itu diperdebatkan keasliannya, tetapi Mark 9:48 tidak ada dalam tanda kurung. Bandingkan juga dengan Yes 66:24.
Luk 16:23-25 - “... sementara ia menderita sengsara di alam maut ... aku sangat kesakitan dalam nyala api ini. ... Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita”.
2Tes 1:9 - “Mereka ini akan menjalani hukuman kebinasaan selama-lamanya, dijauhkan dari hadirat Tuhan dan dari kemuliaan kekuatanNya”.
Yudas 7 - “... telah menanggung siksaan api kekal sebagai peringatan kepada semua orang”.
Wah 14:11 - “Maka asap api yang menyiksa mereka itu naik ke atas sampai selama-lamanya, dan siang malam mereka tidak henti-hentinya disiksa, yaitu mereka yang menyembah binatang serta patungnya itu, dan barangsiapa yang telah menerima tanda namanya”.
Wah 19:20 - “Maka tertangkaplah binatang itu dan bersama-sama dengan dia nabi palsu, yang telah mengadakan tanda-tanda di depan matanya, dan dengan demikian ia menyesatkan mereka yang telah menerima tanda dari binatang itu dan yang telah menyembah patungnya. Keduanya dilemparkan hidup-hidup ke dalam lautan api yang menyala-nyala oleh belerang”.
Wah 20:10 - “dan Iblis, yang menyesatkan mereka, dilemparkan ke dalam lautan api dan belerang, yaitu tempat binatang dan nabi palsu itu, dan mereka disiksa siang malam sampai selama-lamanya”.
Wah 21:8 - “Tetapi orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua”.
II) Hal-hal yang perlu diketahui tentang neraka.
Dari ayat-ayat tersebut di atas bisalah kita simpulkan bahwa:
1) Neraka itu merupakan suatu tempat yang nyata dan betul-betul ada.
Ada ajaran-ajaran / orang-orang yang tidak percaya adanya neraka:
a) Ajaran Saksi Yehovah / Arianisme, yang begitu menekankan kasih Allah sehingga mengatakan bahwa Allah yang kasih itu tidak mungkin menghukum manusia selama-lamanya di dalam neraka. Mereka percaya bahwa Allah akan memusnahkan manusia berdosa tetapi tidak menghukum mereka dalam neraka.
Untuk ini perlu diingat bahwa sekalipun Allah itu kasih, Ia juga adalah suci dan adil sehingga Ia membenci dosa dan harus menghukum orang berdosa. Ini sesuai dengan Nahum 1:3 yang berbunyi:
“TUHAN itu panjang sabar dan besar kuasa, tetapi Ia tidak sekali-kali membebaskan dari hukuman orang yang bersalah”.
b) Pandangan yang berkata bahwa neraka adalah penderitaan yang kita alami di dunia ini.
Dalam suatu buku Saat Teduh ada cerita sebagai berikut:
“An evangelist once encountered a skeptic who, when asked to receive Christ, said, ‘I’m not afraid of Hell - all the Hell we get is here on earth! The preacher’s reply was quick and devastating, ‘I’ll give you three reasons why this cannot be Hell! First, I am a Christian, and there are no Christians in Hell! Secondly, there is a place just around the corner where you can slake your thirst, but there is no water in Hell! Thirdly, I have been preaching Christ to you, and there is no Gospel in Hell!’” (= Suatu kali seorang penginjil bertemu dengan seorang skeptik yang, pada waktu diminta untuk menerima Kristus, berkata: ‘Aku tidak takut pada neraka - Neraka yang kita dapatkan adalah di sini di dunia ini!’. Jawaban pengkhotbah itu cepat dan bersifat menghancurkan: ‘Aku akan memberimu 3 alasan mengapa ini tidak mungkin adalah neraka! Pertama, aku adalah seorang Kristen, dan tidak ada orang Kristen dalam neraka! Kedua, ada tempat di dekat sudut itu dimana kamu bisa memuaskan kehausanmu, tetapi tidak ada air dalam neraka! Ketiga, aku telah memberitakan Kristus kepadamu, dan tidak ada Injil dalam neraka!’) - ‘Bread For Each Day’, September 14.
Perlu diketahui bahwa penderitaan dalam dunia, yang bagaimanapun hebatnya, hanyalah semacam cicipan dari hukuman / siksaan yang luar biasa hebatnya dalam neraka.
Karena itu kalau saudara mau bunuh diri untuk lari dari penderitaan dunia ini, maka ingatlah bahwa itu akan menyebabkan saudara justru akan masuk ke dalam neraka selama-lamanya, dimana saudara akan mengalami penderitaan yang jauh lebih hebat dari penderitaan sau-dara dalam dunia ini!
Perlu saudara ingat bahwa kalau neraka itu tidak ada, maka:
· Semua ayat-ayat tentang neraka di atas adalah salah dan harus di-buang dari Kitab Suci!
· Allah juga tidak ada.
Mengapa bisa demikian? Semua orang harus mengakui bahwa dalam dunia ini ada banyak ketidakadilan, misalnya: orang saleh justru miskin, orang jahat justru jaya, orang kaya dan berkedudukan menindas orang miskin yang rendah, dsb. Juga ada banyak dosa yang tidak dihukum, mungkin karena dosa itu tidak diketahui orang lain, atau karena pintarnya orangnya mempermainkan hukum.
Andaikata neraka tidak ada, maka semua ketidakadilan dan dosa ini tidak dibereskan! Dengan demikian Allah itu tidak adil, dan kalau Allah itu tidak adil, Ia bukanlah Allah. Jadi kalau saudara tidak mempercayai adanya neraka, saudara harus menjadi orang yang atheis!
Kalau saudara tidak percaya adanya neraka, saya justru yakin bahwa saudara akan masuk ke neraka. Pada saat itu saudara akan percaya akan adanya neraka, tetapi sudah terlambat!
2) Neraka adalah tempat dimana orang terpisah dari Allah selama-lamanya, tanpa bisa dipulihkan kembali.
2Tes 1:9 - “Mereka ini akan menjalani hukuman kebinasaan selama-lamanya, dijauhkan dari hadirat Tuhan dan dari kemuliaan kekuatanNya”.
Perhatikan bahwa istilah ‘kebinasaan’ dalam ayat tersebut di atas tidaklah berarti bahwa orangnya dimusnahkan. Bagian terakhir dari ayat itu menjelaskan apa arti dari kata ‘kebinasaan’ itu, yaitu ‘dijauhkan dari hadirat Tuhan dan dari kemuliaan kekuatanNya’. Dan ini berlangsung selama-lamanya!
Mungkin dalam pandangan orang kafir, terpisah dari Allah itu bukanlah suatu penderitaan. Tetapi perlu diingat bahwa terpisahnya manusia dengan Allah adalah sumber dari segala penderitaan. Pada waktu Adam dan Hawa masih suci, mereka hidup dekat dengan Allah, dan mereka bahagia. Tetapi pada waktu mereka berdosa, hubungan mereka dengan Allah putus, sehingga mulai muncul segala macam penderitaan.
Juga dalam Maz 16:11 dikatakan: “... di hadapanMu ada sukacita berlimpah-limpah, di tangan kananMu ada nikmat senantiasa”.
NIV: “You will fill me with joy in your presence, with eternal pleasures at your right hand” (= Engkau akan mengisi aku dengan sukacita di dalam kehadiranMu, dengan kesenangan yang kekal di tangan kananMu).
Ayat ini menunjukkan bahwa kalau seseorang dekat dengan Tuhan, maka ada sukacita dan kebahagiaan. Secara implicit ayat ini menunjukkan bahwa kalau seseorang terpisah dari Allah, ia tidak akan mempunyai sukacita ataupun kebahagiaan. Ia memang bisa mendapatkan sukacita / kebahagiaan duniawi yang bersifat semu dan sementara. Tetapi sukacita dan kebahagiaan yang sejati, tidak akan pernah ia miliki.
Karena itu, pada waktu seseorang masuk neraka, dan ia dijauhkan dari hadirat Allah selama-lamanya, itu jelas menunjukkan akan adanya pen-deritaan yang juga bersifat kekal!
3) Neraka adalah tempat penyiksaan / penderitaan yang:
a) Luar biasa hebatnya.
Ini ditunjukkan oleh:
· kata ‘siksaan’ (Mat 25:46 Yudas 7 Wah 14:11 20:10).
· orang kaya ‘menderita sengsara’, ‘sangat kesakitan’, dan ‘sangat menderita’ (Luk 16:23,24,25).
· kata-kata ‘ratap dan kertak gigi’ (Mat 8:12 13:42,50 22:13b).
Ada yang beranggapan bahwa ‘kertak gigi’ itu dilakukan karena mereka marah kepada Allah yang menyiksa mereka dengan begitu hebat. Tetapi saya beranggapan bahwa kertak gigi itu dilakukan untuk menahan sakit yang begitu hebat yang mereka derita. Yang manapun arti yang benar, tetap menunjukkan bahwa orang-orang ini mengalami penderitaan yang luar biasa.
· simbol-simbol tentang neraka, yaitu:
* api (Mat 3:12b 13:42,50 25:41 Mark 9:43-48 Luk 16:24 Yudas 7 Wah 14:11 19:20 20:10 21:8).
Ini merupakan simbol yang paling umum, dan penggunaan sim-bol api jelas menunjukkan suatu siksaan yang sangat menyakit-kan. Kalau saudara terkena api sekitar 1-2 detik, itu sudah sa-ngat menyakitkan. Kalau 15-30 detik, itu sudah merupakan luka bakar yang sangat parah dan menyakitkan. Bisakah saudara bayangkan bagaimana rasanya kalau saudara dibakar secara kekal?
* ulat-ulat bangkai (Mark 9:43-48).
Pernah terjadi ada orang yang mengalami kecelakaan mobil, sehingga lumpuh total karena syarafnya terjepit pada tulang belakangnya. Di rumah sakit ia terus terbaring pada punggungnya (tidak dibolak balik, karena takut syarafnya yang terjepit itu akan bertambah parah dan membunuh dia), dan akhirnya punggung itu membusuk dan ada zet / ulat bang-kainya. Dalam keadaan hidup orang itu merasakan penderitaan yang begitu hebat karena zet itu menggerogoti tubuhnya! Akhir-nya dia mati dan terbebas dari siksaan ulat bangkai duniawi itu. Tetapi kalau seseorang masuk ke neraka, hal seperti ini akan berlangsung selama-lamanya!
* kegelapan yang paling gelap (Mat 8:12 Mat 22:13b).
Ini menggambarkan keadaan dalam penjara Romawi yang ada di bawah tanah di mana sama sekali tidak ada cahaya. Ini menyebabkan seseorang merasa stress, tidak ada harapan, depresi dsb, sehingga bisa gila, bunuh diri, dsb. Dan ini meru-pakan tempat penderitaan yang luar biasa hebatnya. Kalau tidak demikian, tentu orang Romawi tidak akan menciptakan tempat hukuman semacam itu.
Suatu buku Saat Teduh menceritakan peristiwa sebagai berikut: “Recently I was in a cave in Kentucky. When we had gone deep into the bowels of the earth through many winding passageways, the guide suddenly turned off all the lights and said, ‘I alone know the way out. If I were to leave you in this dark chamber, you would probably never make your way to the surface. Those who have been lost in this cavern have become insane inside of a week from the oppressive loneliness and the maddening, incessant drip of the water from the roof. Be quiet for a moment and feel the darkness!’ I remember my youngster clutching my arm. Soon terror began to edge its way into all of our hearts. After about thirty seconds, someone in the party could endure the ordeal no longer and whimpered piteously, ‘Turn on the light! I’m going crazy now!’ The guide laughed, but none of us will ever forget that eerie experience. I thought of the ‘outer darkness’ of an eternal Hell and shuddered!” (= Baru-baru ini saya ada di sebuah gua di Kentucky. Pada waktu kami telah masuk dalam di dalam perut bumi melalui banyak jalan yang berliku-liku, sang pemandu / penunjuk jalan tiba-tiba mematikan semua lampu dan berkata, ‘Hanya aku yang tahu jalan keluar. Seandainya aku meninggalkan kalian dalam ruangan gelap ini, mungkin kalian tidak pernah menemukan jalan ke permukaan. Mereka yang telah terhilang di gua ini telah menjadi gila dalam 1 minggu karena kesendirian yang menekan, dan tetesan air yang tak henti-hentinya dari langit-langit gua. Tenanglah untuk sesaat dan rasakanlah kegelapan itu!’ Saya teringat anak saya menggenggam / mencengkeram lengan saya. Segera rasa takut mulai masuk ke dalam hati kami semua. Setelah kira-kira 30 detik, seseorang dalam kelompok itu tidak bisa menahan siksaan itu lebih lama lagi dan merengek dengan memilukan, ‘Nyalakan lampu! Aku sedang menjadi gila sekarang! Sang pemandu / penunjuk jalan tertawa, tetapi tak seorangpun dari kami akan pernah melupakan pengalaman yang mengerikan itu. Saya berpikir tentang ‘kegelapan yang jauh’ dari Neraka yang kekal dan gemetar!) - ‘Bread For Each Day’, September 14.
Sekarang, apakah api, ulat bangkai, dan kegelapan ini adalah sesuatu yang bersifat hurufiah atau simbol? Ada penafsir yang menganggap bahwa api adalah sesuatu yang hurufiah / bukan simbol. Argumentasinya:
“Fire is evidently the only word in human language which can suggest the anguish of perdition. It is the only word in the parable of the wheat and the tares which our Lord did not interpret (Matt. 13:36-43). He said: ‘The field is the world,’ ‘the enemy ... is the devil,’ ‘the harvest is the end of the world,’ ‘the reapers are the angels.’ But we look in vain for such a statement as, ‘the fire is ...’ The only reasonable explanation is that fire is not a symbol. It perfectly describes the reality of the eternal burnings” [= Api jelas merupakan satu-satunya kata dalam bahasa manusia yang bisa menunjukkan penderitaan dari penghukuman akhir / neraka. Itu adalah satu-satunya kata dalam perumpamaan gandum dan lalang yang tidak ditafsirkan oleh Tuhan kita (Mat 13:36-43). Ia berkata: ‘ladang ialah dunia’, ‘musuh ... ialah Iblis’, ‘waktu menuai ialah akhir zaman’, para penuai ialah malaikat’. Tetapi kita mencari dengan sia-sia pernyataan seperti ini, ‘api ialah ...’. Satu-satunya penjelasan yang masuk akal adalah bahwa api bukanlah simbol. Itu secara sempurna menggambarkan kenyataan dari pembakaran kekal] - S. Maxwell Coder, ‘Jude: The Acts of The Apostates’, hal 82.
Tetapi banyak penafsir yang beranggapan bahwa semua ini (api, ulat bangkai, kegelapan) adalah simbol!
Calvin (tentang Mat 3:11): “But we may conclude from many passages of Scripture, that it is a metaphorical expression. For, if we must believe that it is real, or what they call material fire, we must also believe that the brimstone and the fan are material, both of them being mentioned by Isaiah. ‘For Tophet is ordained of old; the pile thereof is fire and much wood; the breath of the Lord, like a stream of brimstone, doth kindle it,’ (Isaiah 30:33.) We must explain the fire in the same manner as the worm, (Mark 8:44,46,48:) and if it is universally agreed that the worm is a metaphorical term, we must form the same opinion as to the fire. Let us lay aside the speculations, by which foolish men weary themselves to no purpose, and satisfy ourselves with believing, that these forms of speech denote, in a manner suited to our feeble capacity, a dreadful torment, which no man can now comprehend, and no language can express” (=belum diterjemahkan).
Barnes’ Notes (tentang Mark 9:44-46): “It is not to be supposed that there will be any ‘real’ worm in hell - perhaps no material fire; nor can it be told what was particularly intended by the undying worm. There is no authority for applying it, as is often done, to remorse of conscience, anymore than to any other of the pains and reflections of hell. It is a mere image of loathsome, dreadful, and ‘eternal’ suffering. In what that suffering will consist it is probably beyond the power of any living mortal to imagine” (= belum diterjemahkan).
Saya sendiri beranggapan bahwa semua ini adalah simbol. Alasannya:
à ‘api’ dan ‘kegelapan’ tidak mungkin bisa bersatu.
à pada waktu Kitab Suci menggambarkan surga digunakan sim-bol (Wah 21:11-21), karena bahan-bahan di surga itu jelas tidak ada di dunia (bdk. 1Kor 2:9). Kalau sorga digambarkan dengan simbol, saya juga percaya bahwa neraka juga digambarkan dengan simbol.
Tetapi satu hal yang sangat penting untuk diperhatikan ialah: jangan sekali-kali hal ini membuat saudara menganggap bahwa kalau demikian neraka tidaklah terlalu menakutkan. Pemikiran ‘Toh semua itu hanya simbol, jadi tidak perlu terlalu kita takuti’ adalah pemikiran yang sangat bodoh dan keliru. Perlu saudara ingat bahwa pada waktu Kitab Suci menggambarkan surga dengan simbol, Kitab Suci menggambarkannya dengan simbol yang indah. Kalau simbolnya indah / mulia, maka aslinya tentu lebih indah / lebih mulia lagi. Sebaliknya pada waktu Kitab Suci menggambar-kan tentang neraka, maka Kitab Suci menggunakan simbol-simbol yang mengerikan. Kalau simbolnya mengerikan, maka aslinya tentu lebih mengerikan lagi!
C. H. Spurgeon: “Seek the true Saviour and be not content till thou hast him, for if lost thy ruin will be terrible. Oh, that lake! Have you ever read the words, ‘Shall be cast into the lake of fire, which is the second death’? The lake of fire! and souls cast into it! The imagery is dreadful. ‘Ah,’ says one, ‘that is a metaphor.’ Yes, I know it is, and a metaphor is but a shadow of the reality. Then, if the shadow be a lake of fire, what must the reality be? If we can hardly bear to think of a ‘worm that never dieth,’ and a ‘fire that never shall be quenched,’ and of a lake whose seething waves of fire that dash o’er undying and hopeless souls, what must hell be in very deed? The descriptions of Scriptures are, after all, but condescensions to our ignorance, partial revealings of fathomless mysteries; but if these are so dreadful, what must the full reality be? Provoke it not, my hearers, tempt not your God, neglect not the great salvation, for if you do, you shall not escape” (= Carilah Juruselamat yang sejati dan janganlah puas sampai engkau memiliki Dia, karena jika engkau terhilang kehancuranmu akan mengerikan. O, lautan itu! Pernahkah engkau membaca kata-kata ‘Akan dilemparkan ke dalam lautan api, yang adalah kematian yang kedua? Lautan api! dan jiwa-jiwa dilemparkan ke dalamnya! Gambaran ini mengerikan! ‘Ah’, kata seseorang, ‘itu merupakan suatu gambaran / kiasan’. Ya, aku tahu itu, dan suatu kiasan hanyalah merupakan bayangan dari kenyataannya. Jadi, jika bayangannya adalah lautan api, bagaimana kenyataannya? Jika kita hampir tidak tahan untuk memikirkan ‘ulat yang tidak pernah mati’, dan ‘api yang tidak terpadamkan’, dan tentang lautan dengan gelombang apinya yang mendidih yang menghantam jiwa-jiwa yang tidak bisa mati dan tanpa harapan, bagaimana kira-kiranya kenyataan dari neraka? Penggambaran Kitab Suci merupakan suatu penurunan / perendahan pada kebodohan kita, pernyataan sebagian dari misteri yang tidak bisa diukur; tetapi jika ini begitu mengerikan, bagaimana kenyataannya? Para pendengarku, janganlah menggusarkan dan mencobai Allahmu, janganlah mengabaikan keselamatan yang besar, karena jika engkau melakukannya, engkau tidak akan lolos) - ‘A Treasury of Spurgeon on the Life and Work of our Lord’, vol 3, hal 622.
b) Bersifat kekal / selama-lamanya, tanpa ada akhir, pengurangan (ingat bahwa hukuman di neraka bukanlah hukuman yang bersifat memper-baiki, tetapi betul-betul hukuman, dan karenanya tidak ada pengu-rangan) ataupun istirahat dari hukuman tersebut.
· Bahwa hukuman di neraka bersifat kekal / tidak ada akhirnya digambarkan oleh:
* ‘api yang tidak terpadamkan’ (Mat 3:12b Mark 9:43b,48).
* ‘api yang kekal’ (Mat 25:41 Yudas 7).
* ‘siksaan yang kekal’ (Mat 25:46).
* ‘siang malam tidak henti-hentinya’ (Wah 14:11).
* ‘siang malam sampai selama-lamanya’ (Wah 20:10).
* ‘ulat-ulatnya tidak akan mati’ (Mark 9:44,46,48).
* tidak bisanya orang kaya menyeberang ke surga karena ada-nya jurang yang tidak terseberangi (Luk 16:26).
William G.T. Shedd:
“Had Christ intended to teach that future punishment is remedial and temporary, he would have compared it to a dying worm, and not to an undying worm; to a fire that is quenched, and not to an unquenchable fire” (= Andaikata Kristus bermaksud untuk mengajar bahwa hukuman yang akan datang itu bersifat memperbaiki dan sementara, Ia akan membandingkannya dengan ulat yang bisa mati, dan bukannya dengan ulat yang tidak bisa mati; dengan api yang bisa padam, dan bukannya dengan api yang tidak dapat dipadamkan) - ‘Shedd’s Dogmatic Theology’, vol II, hal 681.
· Bahwa di neraka tidak ada pengurangan ataupun istirahat dari hukuman / penderitaan terlihat dari:
* tidak bisanya Lazarus memberi air kepada orang kaya (Luk 16:24-26). Andaikata Lazarus bisa memberikan air itu, itu menunjukkan adanya istirahat dari penderitaan atau pengu-rangan penderitaan. Tetapi ternyata hal itu tidak bisa dilakukan.
* Wah 14:11 - ‘siang malam mereka tidak henti-hentinya disiksa’.
Kata ‘tidak henti-hentinya’ oleh KJV/RSV/NIV/NASB diterjemah-kan ‘no rest’ (= tidak ada istirahat).
Illustrasi: Seorang wanita yang mau melahirkan anak, juga mengalami kesakitan yang hebat, tetapi rasa sakit itu tidak datang terus menerus. Ada ‘istirahat’ dari rasa sakit itu, dan ini tentu menyebabkan penderitaan itu jauh berkurang dibandingkan kalau sama sekali tidak ada istirahat.
Jonathan Edwards, dalam khotbahnya yang berjudul ‘Sinners in the Hands of an Angry God’ (= orang berdosa dalam tangan Allah yang murka), berkata:
¨ “It is everlasting wrath. It would be dreadful to suffer this fierceness and wrath of Almighty God one moment; but you must suffer it to all eternity” (= Ini adalah murka yang kekal. Adalah sesuatu yang menakutkan / mengerikan untuk menderita kehebatan dan murka Allah yang mahakuasa ini untuk satu saat saja; tetapi kamu harus menderitanya sampai kekal).
¨ “... you will absolutely despair of ever having any deliverance, any end, any mitigation, any rest at all” (= kamu akan benar-benar putus asa untuk bisa mendapatkan pembebasan, akhir, pengurangan / peringanan hukuman, istirahat).
¨ “You will know certainly that you must wear out long ages, millions of millions of ages, in wrestling and conflicting with this almighty merciless vengeance; and then when you have so done, when so many ages have actually been spent by you in this manner, you will know that all is but a point to what remains. So that your punishment will indeed be infinite” (= Kamu pasti akan tahu bahwa kamu akan menjalani zaman-zaman yang panjang, berjuta-juta zaman, dalam pergumulan dan pertentangan dengan pembalasan hebat tanpa belas kasihan ini; dan bila kamu telah menjalaninya, bila begitu banyak zaman telah kamu lalui dengan cara ini, maka kamu akan tahu bahwa semua itu hanyalah satu titik dibandingkan dengan waktu yang tersisa. Dengan demikian hukumanmu itu betul-betul tidak terbatas).
Marilah kita merayakan Natal tahun ini dengan:
· percaya kepada Kristus.
· meneladani Kristus dengan cara mau melayani Tuhan dengan melayani manusia, dan rela berkorban dalam pelayanan itu!
Maukah saudara?
-AMIN-
14.NERAKA
I) Ayat-ayat tentang neraka.Mat 3:12b - “... debu jerami itu akan dibakarnya dengan api yang tidak terpadamkan”.
Matius 8:12 - “... akan dicampakkan ke dalam kegelapan yang paling gelap, disanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi”.
Matius 13:42 - “Semuanya akan dicampakkan ke dalam dapur api; disanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi”.
Matius 13:50 - “lalu mencampakkan orang jahat ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi”.
Mat 22:13b - “... dan campakkanlah orang itu ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi”.
Mat 25:41 - “Enyahlah dari hadapanKu, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya”.
Mat 25:46 - “Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, ...”.
Mark 9:43-48 - “Dan jika tanganmu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan tangan kudung dari pada dengan utuh kedua tanganmu dibuang ke dalam neraka, ke dalam api yang tak terpadamkan; [di tempat itu ulatnya tidak akan mati, dan apinya tidak akan padam.] Dan jika kakimu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan timpang, dari pada dengan utuh kedua kakimu dicampakkan ke dalam neraka; [di tempat itu ulatnya tidak akan mati, dan apinya tidak akan padam.] Dan jika matamu menyesatkan engkau, cungkillah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam Kerajaan Allah dengan bermata satu dari pada dengan bermata dua dicampakkan ke dalam neraka, dimana ulat-ulat bangkai tidak mati dan api tidak padam”.
Catatan:
Perhatikan bahwa sekalipun Mark 9:44,46 ada dalam tanda kurung, yang menunjukkan bahwa ayat-ayat itu diperdebatkan keasliannya, tetapi Mark 9:48 tidak ada dalam tanda kurung. Bandingkan juga dengan Yes 66:24.
Luk 16:23-25 - “... sementara ia menderita sengsara di alam maut ... aku sangat kesakitan dalam nyala api ini. ... Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita”.
2Tes 1:9 - “Mereka ini akan menjalani hukuman kebinasaan selama-lamanya, dijauhkan dari hadirat Tuhan dan dari kemuliaan kekuatanNya”.
Yudas 7 - “... telah menanggung siksaan api kekal sebagai peringatan kepada semua orang”.
Wah 14:11 - “Maka asap api yang menyiksa mereka itu naik ke atas sampai selama-lamanya, dan siang malam mereka tidak henti-hentinya disiksa, yaitu mereka yang menyembah binatang serta patungnya itu, dan barangsiapa yang telah menerima tanda namanya”.
Wah 19:20 - “Maka tertangkaplah binatang itu dan bersama-sama dengan dia nabi palsu, yang telah mengadakan tanda-tanda di depan matanya, dan dengan demikian ia menyesatkan mereka yang telah menerima tanda dari binatang itu dan yang telah menyembah patungnya. Keduanya dilemparkan hidup-hidup ke dalam lautan api yang menyala-nyala oleh belerang”.
Wah 20:10 - “dan Iblis, yang menyesatkan mereka, dilemparkan ke dalam lautan api dan belerang, yaitu tempat binatang dan nabi palsu itu, dan mereka disiksa siang malam sampai selama-lamanya”.
Wah 21:8 - “Tetapi orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua”.
II) Hal-hal yang perlu diketahui tentang neraka.
Dari ayat-ayat tersebut di atas bisalah kita simpulkan bahwa:
1) Neraka itu merupakan suatu tempat yang nyata dan betul-betul ada.
Ada ajaran-ajaran / orang-orang yang tidak percaya adanya neraka:
a) Ajaran Saksi Yehovah / Arianisme, yang begitu menekankan kasih Allah sehingga mengatakan bahwa Allah yang kasih itu tidak mungkin menghukum manusia selama-lamanya di dalam neraka. Mereka percaya bahwa Allah akan memusnahkan manusia berdosa tetapi tidak menghukum mereka dalam neraka.
Untuk ini perlu diingat bahwa sekalipun Allah itu kasih, Ia juga adalah suci dan adil sehingga Ia membenci dosa dan harus menghukum orang berdosa. Ini sesuai dengan Nahum 1:3 yang berbunyi:
“TUHAN itu panjang sabar dan besar kuasa, tetapi Ia tidak sekali-kali membebaskan dari hukuman orang yang bersalah”.
b) Pandangan yang berkata bahwa neraka adalah penderitaan yang kita alami di dunia ini.
Dalam suatu buku Saat Teduh ada cerita sebagai berikut:
“An evangelist once encountered a skeptic who, when asked to receive Christ, said, ‘I’m not afraid of Hell - all the Hell we get is here on earth! The preacher’s reply was quick and devastating, ‘I’ll give you three reasons why this cannot be Hell! First, I am a Christian, and there are no Christians in Hell! Secondly, there is a place just around the corner where you can slake your thirst, but there is no water in Hell! Thirdly, I have been preaching Christ to you, and there is no Gospel in Hell!’” (= Suatu kali seorang penginjil bertemu dengan seorang skeptik yang, pada waktu diminta untuk menerima Kristus, berkata: ‘Aku tidak takut pada neraka - Neraka yang kita dapatkan adalah di sini di dunia ini!’. Jawaban pengkhotbah itu cepat dan bersifat menghancurkan: ‘Aku akan memberimu 3 alasan mengapa ini tidak mungkin adalah neraka! Pertama, aku adalah seorang Kristen, dan tidak ada orang Kristen dalam neraka! Kedua, ada tempat di dekat sudut itu dimana kamu bisa memuaskan kehausanmu, tetapi tidak ada air dalam neraka! Ketiga, aku telah memberitakan Kristus kepadamu, dan tidak ada Injil dalam neraka!’) - ‘Bread For Each Day’, September 14.
Perlu diketahui bahwa penderitaan dalam dunia, yang bagaimanapun hebatnya, hanyalah semacam cicipan dari hukuman / siksaan yang luar biasa hebatnya dalam neraka.
Karena itu kalau saudara mau bunuh diri untuk lari dari penderitaan dunia ini, maka ingatlah bahwa itu akan menyebabkan saudara justru akan masuk ke dalam neraka selama-lamanya, dimana saudara akan mengalami penderitaan yang jauh lebih hebat dari penderitaan sau-dara dalam dunia ini!
Perlu saudara ingat bahwa kalau neraka itu tidak ada, maka:
· Semua ayat-ayat tentang neraka di atas adalah salah dan harus di-buang dari Kitab Suci!
· Allah juga tidak ada.
Mengapa bisa demikian? Semua orang harus mengakui bahwa dalam dunia ini ada banyak ketidakadilan, misalnya: orang saleh justru miskin, orang jahat justru jaya, orang kaya dan berkedudukan menindas orang miskin yang rendah, dsb. Juga ada banyak dosa yang tidak dihukum, mungkin karena dosa itu tidak diketahui orang lain, atau karena pintarnya orangnya mempermainkan hukum.
Andaikata neraka tidak ada, maka semua ketidakadilan dan dosa ini tidak dibereskan! Dengan demikian Allah itu tidak adil, dan kalau Allah itu tidak adil, Ia bukanlah Allah. Jadi kalau saudara tidak mempercayai adanya neraka, saudara harus menjadi orang yang atheis!
Kalau saudara tidak percaya adanya neraka, saya justru yakin bahwa saudara akan masuk ke neraka. Pada saat itu saudara akan percaya akan adanya neraka, tetapi sudah terlambat!
2) Neraka adalah tempat dimana orang terpisah dari Allah selama-lamanya, tanpa bisa dipulihkan kembali.
2Tes 1:9 - “Mereka ini akan menjalani hukuman kebinasaan selama-lamanya, dijauhkan dari hadirat Tuhan dan dari kemuliaan kekuatanNya”.
Perhatikan bahwa istilah ‘kebinasaan’ dalam ayat tersebut di atas tidaklah berarti bahwa orangnya dimusnahkan. Bagian terakhir dari ayat itu menjelaskan apa arti dari kata ‘kebinasaan’ itu, yaitu ‘dijauhkan dari hadirat Tuhan dan dari kemuliaan kekuatanNya’. Dan ini berlangsung selama-lamanya!
Mungkin dalam pandangan orang kafir, terpisah dari Allah itu bukanlah suatu penderitaan. Tetapi perlu diingat bahwa terpisahnya manusia dengan Allah adalah sumber dari segala penderitaan. Pada waktu Adam dan Hawa masih suci, mereka hidup dekat dengan Allah, dan mereka bahagia. Tetapi pada waktu mereka berdosa, hubungan mereka dengan Allah putus, sehingga mulai muncul segala macam penderitaan.
Juga dalam Maz 16:11 dikatakan: “... di hadapanMu ada sukacita berlimpah-limpah, di tangan kananMu ada nikmat senantiasa”.
NIV: “You will fill me with joy in your presence, with eternal pleasures at your right hand” (= Engkau akan mengisi aku dengan sukacita di dalam kehadiranMu, dengan kesenangan yang kekal di tangan kananMu).
Ayat ini menunjukkan bahwa kalau seseorang dekat dengan Tuhan, maka ada sukacita dan kebahagiaan. Secara implicit ayat ini menunjukkan bahwa kalau seseorang terpisah dari Allah, ia tidak akan mempunyai sukacita ataupun kebahagiaan. Ia memang bisa mendapatkan sukacita / kebahagiaan duniawi yang bersifat semu dan sementara. Tetapi sukacita dan kebahagiaan yang sejati, tidak akan pernah ia miliki.
Karena itu, pada waktu seseorang masuk neraka, dan ia dijauhkan dari hadirat Allah selama-lamanya, itu jelas menunjukkan akan adanya pen-deritaan yang juga bersifat kekal!
3) Neraka adalah tempat penyiksaan / penderitaan yang:
a) Luar biasa hebatnya.
Ini ditunjukkan oleh:
· kata ‘siksaan’ (Mat 25:46 Yudas 7 Wah 14:11 20:10).
· orang kaya ‘menderita sengsara’, ‘sangat kesakitan’, dan ‘sangat menderita’ (Luk 16:23,24,25).
· kata-kata ‘ratap dan kertak gigi’ (Mat 8:12 13:42,50 22:13b).
Ada yang beranggapan bahwa ‘kertak gigi’ itu dilakukan karena mereka marah kepada Allah yang menyiksa mereka dengan begitu hebat. Tetapi saya beranggapan bahwa kertak gigi itu dilakukan untuk menahan sakit yang begitu hebat yang mereka derita. Yang manapun arti yang benar, tetap menunjukkan bahwa orang-orang ini mengalami penderitaan yang luar biasa.
· simbol-simbol tentang neraka, yaitu:
* api (Mat 3:12b 13:42,50 25:41 Mark 9:43-48 Luk 16:24 Yudas 7 Wah 14:11 19:20 20:10 21:8).
Ini merupakan simbol yang paling umum, dan penggunaan sim-bol api jelas menunjukkan suatu siksaan yang sangat menyakit-kan. Kalau saudara terkena api sekitar 1-2 detik, itu sudah sa-ngat menyakitkan. Kalau 15-30 detik, itu sudah merupakan luka bakar yang sangat parah dan menyakitkan. Bisakah saudara bayangkan bagaimana rasanya kalau saudara dibakar secara kekal?
* ulat-ulat bangkai (Mark 9:43-48).
Pernah terjadi ada orang yang mengalami kecelakaan mobil, sehingga lumpuh total karena syarafnya terjepit pada tulang belakangnya. Di rumah sakit ia terus terbaring pada punggungnya (tidak dibolak balik, karena takut syarafnya yang terjepit itu akan bertambah parah dan membunuh dia), dan akhirnya punggung itu membusuk dan ada zet / ulat bang-kainya. Dalam keadaan hidup orang itu merasakan penderitaan yang begitu hebat karena zet itu menggerogoti tubuhnya! Akhir-nya dia mati dan terbebas dari siksaan ulat bangkai duniawi itu. Tetapi kalau seseorang masuk ke neraka, hal seperti ini akan berlangsung selama-lamanya!
* kegelapan yang paling gelap (Mat 8:12 Mat 22:13b).
Ini menggambarkan keadaan dalam penjara Romawi yang ada di bawah tanah di mana sama sekali tidak ada cahaya. Ini menyebabkan seseorang merasa stress, tidak ada harapan, depresi dsb, sehingga bisa gila, bunuh diri, dsb. Dan ini meru-pakan tempat penderitaan yang luar biasa hebatnya. Kalau tidak demikian, tentu orang Romawi tidak akan menciptakan tempat hukuman semacam itu.
Suatu buku Saat Teduh menceritakan peristiwa sebagai berikut: “Recently I was in a cave in Kentucky. When we had gone deep into the bowels of the earth through many winding passageways, the guide suddenly turned off all the lights and said, ‘I alone know the way out. If I were to leave you in this dark chamber, you would probably never make your way to the surface. Those who have been lost in this cavern have become insane inside of a week from the oppressive loneliness and the maddening, incessant drip of the water from the roof. Be quiet for a moment and feel the darkness!’ I remember my youngster clutching my arm. Soon terror began to edge its way into all of our hearts. After about thirty seconds, someone in the party could endure the ordeal no longer and whimpered piteously, ‘Turn on the light! I’m going crazy now!’ The guide laughed, but none of us will ever forget that eerie experience. I thought of the ‘outer darkness’ of an eternal Hell and shuddered!” (= Baru-baru ini saya ada di sebuah gua di Kentucky. Pada waktu kami telah masuk dalam di dalam perut bumi melalui banyak jalan yang berliku-liku, sang pemandu / penunjuk jalan tiba-tiba mematikan semua lampu dan berkata, ‘Hanya aku yang tahu jalan keluar. Seandainya aku meninggalkan kalian dalam ruangan gelap ini, mungkin kalian tidak pernah menemukan jalan ke permukaan. Mereka yang telah terhilang di gua ini telah menjadi gila dalam 1 minggu karena kesendirian yang menekan, dan tetesan air yang tak henti-hentinya dari langit-langit gua. Tenanglah untuk sesaat dan rasakanlah kegelapan itu!’ Saya teringat anak saya menggenggam / mencengkeram lengan saya. Segera rasa takut mulai masuk ke dalam hati kami semua. Setelah kira-kira 30 detik, seseorang dalam kelompok itu tidak bisa menahan siksaan itu lebih lama lagi dan merengek dengan memilukan, ‘Nyalakan lampu! Aku sedang menjadi gila sekarang! Sang pemandu / penunjuk jalan tertawa, tetapi tak seorangpun dari kami akan pernah melupakan pengalaman yang mengerikan itu. Saya berpikir tentang ‘kegelapan yang jauh’ dari Neraka yang kekal dan gemetar!) - ‘Bread For Each Day’, September 14.
Sekarang, apakah api, ulat bangkai, dan kegelapan ini adalah sesuatu yang bersifat hurufiah atau simbol? Ada penafsir yang menganggap bahwa api adalah sesuatu yang hurufiah / bukan simbol. Argumentasinya:
“Fire is evidently the only word in human language which can suggest the anguish of perdition. It is the only word in the parable of the wheat and the tares which our Lord did not interpret (Matt. 13:36-43). He said: ‘The field is the world,’ ‘the enemy ... is the devil,’ ‘the harvest is the end of the world,’ ‘the reapers are the angels.’ But we look in vain for such a statement as, ‘the fire is ...’ The only reasonable explanation is that fire is not a symbol. It perfectly describes the reality of the eternal burnings” [= Api jelas merupakan satu-satunya kata dalam bahasa manusia yang bisa menunjukkan penderitaan dari penghukuman akhir / neraka. Itu adalah satu-satunya kata dalam perumpamaan gandum dan lalang yang tidak ditafsirkan oleh Tuhan kita (Mat 13:36-43). Ia berkata: ‘ladang ialah dunia’, ‘musuh ... ialah Iblis’, ‘waktu menuai ialah akhir zaman’, para penuai ialah malaikat’. Tetapi kita mencari dengan sia-sia pernyataan seperti ini, ‘api ialah ...’. Satu-satunya penjelasan yang masuk akal adalah bahwa api bukanlah simbol. Itu secara sempurna menggambarkan kenyataan dari pembakaran kekal] - S. Maxwell Coder, ‘Jude: The Acts of The Apostates’, hal 82.
Tetapi banyak penafsir yang beranggapan bahwa semua ini (api, ulat bangkai, kegelapan) adalah simbol!
Calvin (tentang Mat 3:11): “But we may conclude from many passages of Scripture, that it is a metaphorical expression. For, if we must believe that it is real, or what they call material fire, we must also believe that the brimstone and the fan are material, both of them being mentioned by Isaiah. ‘For Tophet is ordained of old; the pile thereof is fire and much wood; the breath of the Lord, like a stream of brimstone, doth kindle it,’ (Isaiah 30:33.) We must explain the fire in the same manner as the worm, (Mark 8:44,46,48:) and if it is universally agreed that the worm is a metaphorical term, we must form the same opinion as to the fire. Let us lay aside the speculations, by which foolish men weary themselves to no purpose, and satisfy ourselves with believing, that these forms of speech denote, in a manner suited to our feeble capacity, a dreadful torment, which no man can now comprehend, and no language can express” (=belum diterjemahkan).
Barnes’ Notes (tentang Mark 9:44-46): “It is not to be supposed that there will be any ‘real’ worm in hell - perhaps no material fire; nor can it be told what was particularly intended by the undying worm. There is no authority for applying it, as is often done, to remorse of conscience, anymore than to any other of the pains and reflections of hell. It is a mere image of loathsome, dreadful, and ‘eternal’ suffering. In what that suffering will consist it is probably beyond the power of any living mortal to imagine” (= belum diterjemahkan).
Saya sendiri beranggapan bahwa semua ini adalah simbol. Alasannya:
à ‘api’ dan ‘kegelapan’ tidak mungkin bisa bersatu.
à pada waktu Kitab Suci menggambarkan surga digunakan sim-bol (Wah 21:11-21), karena bahan-bahan di surga itu jelas tidak ada di dunia (bdk. 1Kor 2:9). Kalau sorga digambarkan dengan simbol, saya juga percaya bahwa neraka juga digambarkan dengan simbol.
Tetapi satu hal yang sangat penting untuk diperhatikan ialah: jangan sekali-kali hal ini membuat saudara menganggap bahwa kalau demikian neraka tidaklah terlalu menakutkan. Pemikiran ‘Toh semua itu hanya simbol, jadi tidak perlu terlalu kita takuti’ adalah pemikiran yang sangat bodoh dan keliru. Perlu saudara ingat bahwa pada waktu Kitab Suci menggambarkan surga dengan simbol, Kitab Suci menggambarkannya dengan simbol yang indah. Kalau simbolnya indah / mulia, maka aslinya tentu lebih indah / lebih mulia lagi. Sebaliknya pada waktu Kitab Suci menggambar-kan tentang neraka, maka Kitab Suci menggunakan simbol-simbol yang mengerikan. Kalau simbolnya mengerikan, maka aslinya tentu lebih mengerikan lagi!
C. H. Spurgeon: “Seek the true Saviour and be not content till thou hast him, for if lost thy ruin will be terrible. Oh, that lake! Have you ever read the words, ‘Shall be cast into the lake of fire, which is the second death’? The lake of fire! and souls cast into it! The imagery is dreadful. ‘Ah,’ says one, ‘that is a metaphor.’ Yes, I know it is, and a metaphor is but a shadow of the reality. Then, if the shadow be a lake of fire, what must the reality be? If we can hardly bear to think of a ‘worm that never dieth,’ and a ‘fire that never shall be quenched,’ and of a lake whose seething waves of fire that dash o’er undying and hopeless souls, what must hell be in very deed? The descriptions of Scriptures are, after all, but condescensions to our ignorance, partial revealings of fathomless mysteries; but if these are so dreadful, what must the full reality be? Provoke it not, my hearers, tempt not your God, neglect not the great salvation, for if you do, you shall not escape” (= Carilah Juruselamat yang sejati dan janganlah puas sampai engkau memiliki Dia, karena jika engkau terhilang kehancuranmu akan mengerikan. O, lautan itu! Pernahkah engkau membaca kata-kata ‘Akan dilemparkan ke dalam lautan api, yang adalah kematian yang kedua? Lautan api! dan jiwa-jiwa dilemparkan ke dalamnya! Gambaran ini mengerikan! ‘Ah’, kata seseorang, ‘itu merupakan suatu gambaran / kiasan’. Ya, aku tahu itu, dan suatu kiasan hanyalah merupakan bayangan dari kenyataannya. Jadi, jika bayangannya adalah lautan api, bagaimana kenyataannya? Jika kita hampir tidak tahan untuk memikirkan ‘ulat yang tidak pernah mati’, dan ‘api yang tidak terpadamkan’, dan tentang lautan dengan gelombang apinya yang mendidih yang menghantam jiwa-jiwa yang tidak bisa mati dan tanpa harapan, bagaimana kira-kiranya kenyataan dari neraka? Penggambaran Kitab Suci merupakan suatu penurunan / perendahan pada kebodohan kita, pernyataan sebagian dari misteri yang tidak bisa diukur; tetapi jika ini begitu mengerikan, bagaimana kenyataannya? Para pendengarku, janganlah menggusarkan dan mencobai Allahmu, janganlah mengabaikan keselamatan yang besar, karena jika engkau melakukannya, engkau tidak akan lolos) - ‘A Treasury of Spurgeon on the Life and Work of our Lord’, vol 3, hal 622.
b) Bersifat kekal / selama-lamanya, tanpa ada akhir, pengurangan (ingat bahwa hukuman di neraka bukanlah hukuman yang bersifat memper-baiki, tetapi betul-betul hukuman, dan karenanya tidak ada pengu-rangan) ataupun istirahat dari hukuman tersebut.
· Bahwa hukuman di neraka bersifat kekal / tidak ada akhirnya digambarkan oleh:
* ‘api yang tidak terpadamkan’ (Mat 3:12b Mark 9:43b,48).
* ‘api yang kekal’ (Mat 25:41 Yudas 7).
* ‘siksaan yang kekal’ (Mat 25:46).
* ‘siang malam tidak henti-hentinya’ (Wah 14:11).
* ‘siang malam sampai selama-lamanya’ (Wah 20:10).
* ‘ulat-ulatnya tidak akan mati’ (Mark 9:44,46,48).
* tidak bisanya orang kaya menyeberang ke surga karena ada-nya jurang yang tidak terseberangi (Luk 16:26).
William G.T. Shedd:
“Had Christ intended to teach that future punishment is remedial and temporary, he would have compared it to a dying worm, and not to an undying worm; to a fire that is quenched, and not to an unquenchable fire” (= Andaikata Kristus bermaksud untuk mengajar bahwa hukuman yang akan datang itu bersifat memperbaiki dan sementara, Ia akan membandingkannya dengan ulat yang bisa mati, dan bukannya dengan ulat yang tidak bisa mati; dengan api yang bisa padam, dan bukannya dengan api yang tidak dapat dipadamkan) - ‘Shedd’s Dogmatic Theology’, vol II, hal 681.
· Bahwa di neraka tidak ada pengurangan ataupun istirahat dari hukuman / penderitaan terlihat dari:
* tidak bisanya Lazarus memberi air kepada orang kaya (Luk 16:24-26). Andaikata Lazarus bisa memberikan air itu, itu menunjukkan adanya istirahat dari penderitaan atau pengu-rangan penderitaan. Tetapi ternyata hal itu tidak bisa dilakukan.
* Wah 14:11 - ‘siang malam mereka tidak henti-hentinya disiksa’.
Kata ‘tidak henti-hentinya’ oleh KJV/RSV/NIV/NASB diterjemah-kan ‘no rest’ (= tidak ada istirahat).
Illustrasi: Seorang wanita yang mau melahirkan anak, juga mengalami kesakitan yang hebat, tetapi rasa sakit itu tidak datang terus menerus. Ada ‘istirahat’ dari rasa sakit itu, dan ini tentu menyebabkan penderitaan itu jauh berkurang dibandingkan kalau sama sekali tidak ada istirahat.
Jonathan Edwards, dalam khotbahnya yang berjudul ‘Sinners in the Hands of an Angry God’ (= orang berdosa dalam tangan Allah yang murka), berkata:
¨ “It is everlasting wrath. It would be dreadful to suffer this fierceness and wrath of Almighty God one moment; but you must suffer it to all eternity” (= Ini adalah murka yang kekal. Adalah sesuatu yang menakutkan / mengerikan untuk menderita kehebatan dan murka Allah yang mahakuasa ini untuk satu saat saja; tetapi kamu harus menderitanya sampai kekal).
¨ “... you will absolutely despair of ever having any deliverance, any end, any mitigation, any rest at all” (= kamu akan benar-benar putus asa untuk bisa mendapatkan pembebasan, akhir, pengurangan / peringanan hukuman, istirahat).
¨ “You will know certainly that you must wear out long ages, millions of millions of ages, in wrestling and conflicting with this almighty merciless vengeance; and then when you have so done, when so many ages have actually been spent by you in this manner, you will know that all is but a point to what remains. So that your punishment will indeed be infinite” (= Kamu pasti akan tahu bahwa kamu akan menjalani zaman-zaman yang panjang, berjuta-juta zaman, dalam pergumulan dan pertentangan dengan pembalasan hebat tanpa belas kasihan ini; dan bila kamu telah menjalaninya, bila begitu banyak zaman telah kamu lalui dengan cara ini, maka kamu akan tahu bahwa semua itu hanyalah satu titik dibandingkan dengan waktu yang tersisa. Dengan demikian hukumanmu itu betul-betul tidak terbatas).
2 hal di atas ini, yaitu bahwa penderitaan di neraka itu luar biasa hebatnya dan bersifat kekal / selama-lamanya, membuat neraka itu begitu mengerikan. Andaikata penderitaannya hebat tetapi bersifat sementara, atau penderitaannya kekal tetapi tidak terlalu hebat, maka mungkin neraka tidaklah terlalu mengerikan. Tetapi kombinasi / gabungan dari 2 hal itu betul-betul menyebabkan neraka itu sangat mengerikan.
Satu hal lagi yang saudara perlu ingat adalah: kalau kita sedang senang / mengalami sesuatu yang enak, maka waktu terasa berlalu dengan cepat. Sebaliknya, kalau kita sedang menderita / sakit, maka waktu terasa begitu lama.
Jadi sebetulnya, kalaupun hukuman di neraka itu berlangsung ‘hanya’ 100 tahun saja, maka karena penderitaan yang luar biasa hebatnya itu, waktu yang 100 tahun itu akan terasa seperti selama-lamanya / kekal. Apalagi kalau hukuman di neraka itu memang bersifat kekal; jadi berapa lama rasanya?
Karena itu tidak heran kalau Yesus berkata tentang Yudas (yang pasti akan masuk neraka) sebagai berikut: “... celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan. Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan” (Mat 26:24).
III) Orang-orang yang bakal / harus masuk neraka.
Wah 21:8 memberikan daftar orang yang akan masuk neraka:
1) Orang-orang penakut.
Ini tentu tidak menunjuk pada orang yang takut dalam berkelahi, takut pada kegelapan, takut pada anjing dsb. Ini menunjuk pada orang yang karena takut lalu tidak ikut Kristus atau mundur dari Kristus (bdk. Ibr 10:38-39 Mat 13:21). Ini adalah orang yang termasuk rangking 1 yang akan masuk neraka!
Kalau saudara mendengar Injil, dan sebetulnya hati saudara percaya kepada Yesus, tetapi rasa takut terhadap orang sekitar saudara / keluarga saudara yang anti kristen membuat saudara tidak mau mengikut Yesus, maka saudara adalah orang yang termasuk dalam rangking I untuk masuk ne neraka!
Perhatikan peringatan / nasehat Tuhan Yesus dalam Mat 10:28 yang berbunyi:
“Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka”.
2) Orang-orang yang tidak percaya.
Yang dimaksud dengan ‘tidak percaya’ di sini, tentu adalah ‘tidak percaya kepada Yesus Kristus sebagai Juruselamat dan Tuhan’. Bagaimanapun saudara berusaha berbuat baik, dan apapun agama / kepercayaan yang saudara anut (termasuk agama kristen), tetapi kalau saudara tidak percaya kepada Yesus Kristus, yang adalah satu-satunya Penebus dan Juruselamat dunia, saudara tetap akan masuk ke neraka untuk membayar sendiri hutang dosa saudara!
Perlu saudara ketahui bahwa:
a) ‘Sudah dibaptis’ tidak menjamin bahwa saudara sudah percaya.
b) ‘Sudah rajin ke gereja’ tidak menjamin bahwa saudara sudah percaya.
c) ‘Sudah melayani Tuhan’, bahkan ‘menjadi hamba Tuhan’, tidak menjamin bahwa saudara sudah percaya!
d) ‘Sudah berbahasa Roh’ tidak menjamin bahwa saudara sudah percaya. Memang kalau bahasa Rohnya asli, maka itu pasti menunjukkan orangnya betul-betul percaya. Tetapi begitu sukar untuk menguji / memeriksa asli tidaknya bahasa Roh. Ada yang buatan manusia, dan dalam hal ini tentu orangnya tahu akan hal itu. Ada yang dari setan, dan ini sukar diketahui karena betul-betul merupakan mujizat.
Bukti bahwa saudara adalah orang percaya adalah hidup yang berubah ke arah yang positif. Kalau saudara betul-betul percaya kepada Yesus, saudara pasti menerima / mempunyai Roh Kudus (Ef 1:13), dan Roh Kudus ini akan mengeluarkan buah Roh Kudus (Gal 5:22-23), sehingga hidup saudara akan disucikan tahap demi tahap.
Kalau saudara mengaku sebagai orang kristen tetapi hidup saudara sama sekali tidak bertambah baik, maka itu membuktikan saudara tidak betul-betul percaya kepada Yesus. Yakobus berkata bahwa iman tanpa perbuatan adalah mati (Yak 2:17,26).
Karena itu coba introspeksi diri saudara, apakah saudara betul-betul sudah percaya kepada Yesus atau tidak! Kalau saudara tidak percaya, saudara termasuk rangking ke 2 yang akan masuk neraka.
3) Orang-orang keji.
NASB / KJV: abominable (= orang yang menjijikkan / sangat buruk).
NIV: the vile (= orang busuk / keji).
RSV: the polluted (= orang kotor / cemar).
Ini rangking ke 3 yang akan masuk neraka!
4) Orang-orang pembunuh.
Ingat bahwa kalau saudara marah (yang dilandasi kebencian) atau mencaci maki, atau benci kepada seseorang, saudara sudah merupakan seorang pembunuh (Mat 5:21-22 1Yoh 3:15).
5) Orang-orang sundal.
Jangan mengartikan ini hanya sebagai pelacur! NIV menterjemahkan ‘the sexually immoral’ (= orang yang tidak bermoral dalam hal sex).
Jadi, setiap orang yang melakukan pelanggaran sexual, seperti:
· berzinah.
· memandang seorang perempuan dan menginginkannya (Mat 5:28).
· mempercakapkan hal-hal yang cabul (Ef 5:3-5).
· kawin cerai seenaknya (Mat 19:9 Luk 16:18).
· menjadi polygamist / polyandrist (= mempunyai istri / suami lebih dari satu).
· mempunyai PIL (Pria Idaman Lain) / WIL (Wanita Idaman Lain).
termasuk dalam golongan ini
Mungkin sekali berzinah itu enak, tetapi kenikmatan yang sebentar itu, yang mungkin hanya 15-30 menit, harus saudara tebus dengan meng-alami penderitaan yang luar biasa hebatnya untuk selama-lamanya di neraka! Ingatlah ini setiap kali saudara mau melakukan perzinahan!
6) Tukang-tukang sihir.
Ini tidak menunjuk hanya pada dukun santet dsb. NIV menterjemahkan ‘those who practice magic arts’ (= mereka yang mempraktekkan seni magic). Ini mencakup banyak hal seperti:
· main tenaga dalam, baik ikut latihan maupun disembuhkan dengan tenaga dalam.
· Yoga, Waitangkung, Tai Chi, dsb.
· main ramalan (semua ramalan kecuali ramalan Kitab Suci / nubuat dan ramalan ilmu pengetahuan).
· permainan cucing / jailangkung, telepati, main dukun, santet, guna-guna, dsb.
· hipnotis.
Hati-hati dengan ‘counsellor kristen’ yang menggunakan hipnotis terhadap diri saudara. Ini termasuk occultisme, dan tidak seharusnya ada dalam suatu counselling kristen!
BACA JUGA: 10 KHOTBAH KEBAKTIAN KEBANGUNAN ROHANI (4)
Satu hal lagi yang saudara perlu ingat adalah: kalau kita sedang senang / mengalami sesuatu yang enak, maka waktu terasa berlalu dengan cepat. Sebaliknya, kalau kita sedang menderita / sakit, maka waktu terasa begitu lama.
Jadi sebetulnya, kalaupun hukuman di neraka itu berlangsung ‘hanya’ 100 tahun saja, maka karena penderitaan yang luar biasa hebatnya itu, waktu yang 100 tahun itu akan terasa seperti selama-lamanya / kekal. Apalagi kalau hukuman di neraka itu memang bersifat kekal; jadi berapa lama rasanya?
Karena itu tidak heran kalau Yesus berkata tentang Yudas (yang pasti akan masuk neraka) sebagai berikut: “... celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan. Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan” (Mat 26:24).
III) Orang-orang yang bakal / harus masuk neraka.
Wah 21:8 memberikan daftar orang yang akan masuk neraka:
1) Orang-orang penakut.
Ini tentu tidak menunjuk pada orang yang takut dalam berkelahi, takut pada kegelapan, takut pada anjing dsb. Ini menunjuk pada orang yang karena takut lalu tidak ikut Kristus atau mundur dari Kristus (bdk. Ibr 10:38-39 Mat 13:21). Ini adalah orang yang termasuk rangking 1 yang akan masuk neraka!
Kalau saudara mendengar Injil, dan sebetulnya hati saudara percaya kepada Yesus, tetapi rasa takut terhadap orang sekitar saudara / keluarga saudara yang anti kristen membuat saudara tidak mau mengikut Yesus, maka saudara adalah orang yang termasuk dalam rangking I untuk masuk ne neraka!
Perhatikan peringatan / nasehat Tuhan Yesus dalam Mat 10:28 yang berbunyi:
“Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka”.
2) Orang-orang yang tidak percaya.
Yang dimaksud dengan ‘tidak percaya’ di sini, tentu adalah ‘tidak percaya kepada Yesus Kristus sebagai Juruselamat dan Tuhan’. Bagaimanapun saudara berusaha berbuat baik, dan apapun agama / kepercayaan yang saudara anut (termasuk agama kristen), tetapi kalau saudara tidak percaya kepada Yesus Kristus, yang adalah satu-satunya Penebus dan Juruselamat dunia, saudara tetap akan masuk ke neraka untuk membayar sendiri hutang dosa saudara!
Perlu saudara ketahui bahwa:
a) ‘Sudah dibaptis’ tidak menjamin bahwa saudara sudah percaya.
b) ‘Sudah rajin ke gereja’ tidak menjamin bahwa saudara sudah percaya.
c) ‘Sudah melayani Tuhan’, bahkan ‘menjadi hamba Tuhan’, tidak menjamin bahwa saudara sudah percaya!
d) ‘Sudah berbahasa Roh’ tidak menjamin bahwa saudara sudah percaya. Memang kalau bahasa Rohnya asli, maka itu pasti menunjukkan orangnya betul-betul percaya. Tetapi begitu sukar untuk menguji / memeriksa asli tidaknya bahasa Roh. Ada yang buatan manusia, dan dalam hal ini tentu orangnya tahu akan hal itu. Ada yang dari setan, dan ini sukar diketahui karena betul-betul merupakan mujizat.
Bukti bahwa saudara adalah orang percaya adalah hidup yang berubah ke arah yang positif. Kalau saudara betul-betul percaya kepada Yesus, saudara pasti menerima / mempunyai Roh Kudus (Ef 1:13), dan Roh Kudus ini akan mengeluarkan buah Roh Kudus (Gal 5:22-23), sehingga hidup saudara akan disucikan tahap demi tahap.
Kalau saudara mengaku sebagai orang kristen tetapi hidup saudara sama sekali tidak bertambah baik, maka itu membuktikan saudara tidak betul-betul percaya kepada Yesus. Yakobus berkata bahwa iman tanpa perbuatan adalah mati (Yak 2:17,26).
Karena itu coba introspeksi diri saudara, apakah saudara betul-betul sudah percaya kepada Yesus atau tidak! Kalau saudara tidak percaya, saudara termasuk rangking ke 2 yang akan masuk neraka.
3) Orang-orang keji.
NASB / KJV: abominable (= orang yang menjijikkan / sangat buruk).
NIV: the vile (= orang busuk / keji).
RSV: the polluted (= orang kotor / cemar).
Ini rangking ke 3 yang akan masuk neraka!
4) Orang-orang pembunuh.
Ingat bahwa kalau saudara marah (yang dilandasi kebencian) atau mencaci maki, atau benci kepada seseorang, saudara sudah merupakan seorang pembunuh (Mat 5:21-22 1Yoh 3:15).
5) Orang-orang sundal.
Jangan mengartikan ini hanya sebagai pelacur! NIV menterjemahkan ‘the sexually immoral’ (= orang yang tidak bermoral dalam hal sex).
Jadi, setiap orang yang melakukan pelanggaran sexual, seperti:
· berzinah.
· memandang seorang perempuan dan menginginkannya (Mat 5:28).
· mempercakapkan hal-hal yang cabul (Ef 5:3-5).
· kawin cerai seenaknya (Mat 19:9 Luk 16:18).
· menjadi polygamist / polyandrist (= mempunyai istri / suami lebih dari satu).
· mempunyai PIL (Pria Idaman Lain) / WIL (Wanita Idaman Lain).
termasuk dalam golongan ini
Mungkin sekali berzinah itu enak, tetapi kenikmatan yang sebentar itu, yang mungkin hanya 15-30 menit, harus saudara tebus dengan meng-alami penderitaan yang luar biasa hebatnya untuk selama-lamanya di neraka! Ingatlah ini setiap kali saudara mau melakukan perzinahan!
6) Tukang-tukang sihir.
Ini tidak menunjuk hanya pada dukun santet dsb. NIV menterjemahkan ‘those who practice magic arts’ (= mereka yang mempraktekkan seni magic). Ini mencakup banyak hal seperti:
· main tenaga dalam, baik ikut latihan maupun disembuhkan dengan tenaga dalam.
· Yoga, Waitangkung, Tai Chi, dsb.
· main ramalan (semua ramalan kecuali ramalan Kitab Suci / nubuat dan ramalan ilmu pengetahuan).
· permainan cucing / jailangkung, telepati, main dukun, santet, guna-guna, dsb.
· hipnotis.
Hati-hati dengan ‘counsellor kristen’ yang menggunakan hipnotis terhadap diri saudara. Ini termasuk occultisme, dan tidak seharusnya ada dalam suatu counselling kristen!
BACA JUGA: 10 KHOTBAH KEBAKTIAN KEBANGUNAN ROHANI (4)
Memang dengan saudara menggunakan kuasa gelap, saudara bisa memperoleh keuntungan tertentu (kesehatan, uang, jabatan, cewek / cowok, sex, dsb) tetapi semua itu harus saudara tebus dengan masuk ke dalam neraka selama-lamanya!
7) Penyembah-penyembah berhala.
Masihkan saudara pergi ke Gunung Kawi untuk sembahyang di sana? Masihkah saudara menyimpan jimat-jimat tertentu, atau keris pusaka, atau patung-patung berhala tertentu, atau patung Maria / Yesus / salib untuk disembah? Masihkah saudara percaya pada Hu, PatKwa, dsb? Ini semua akan membawa saudara ke neraka!
8) Semua pendusta.
Tidak ada orang (kecuali Yesus) yang tidak pernah berdusta! Kalau saudara berkata bahwa dalam sepanjang hidup saudara, saudara tidak pernah berdusta, saya percaya bahwa kata-kata itu sudah merupakan dusta!
Apakah dusta itu merugikan orang atau tidak, dan apapun alasan saudara untuk berdusta, itu tetap adalah dusta dan itu akan membawa saudara ke neraka!
Sebetulnya tidak ada orang bisa lolos dari daftar ini! Saudarapun tidak terkecuali!
IV) Yesus sudah memikul hukuman neraka.
Ada banyak orang yang berkata bahwa antara kematian dan kebang-kitanNya, Yesus betul-betul turun ke neraka untuk mengalami penderitaan di sana.
Tetapi ini salah. Alasannya:
1) Di atas kayu salib Ia berkata “sudah selesai” (Yoh 19:30).
Ini menunjukkan bahwa penderitaan aktifNya dalam memikul hukuman dosa manusia sudah selesai. Kalau ternyata setelah mati Ia harus pergi ke neraka untuk mengalami hukuman neraka, maka itu berarti bahwa kata-kata Yesus dalam Yoh 19:30 itu salah!
2) Ia berkata kepada penjahat yang disalib bersama dengan Dia bahwa penjahat itu akan bersama dengan Dia di Firdaus (= surga) pada hari itu (Luk 23:43). Juga pada waktu mati Ia menyerahkan rohNya ke dalam tangan Bapa (Luk 23:46). Jadi, antara kematian dan kebangkitanNya, tubuh Kristus ada dalam kuburan, dan roh / jiwaNya ada di surga. Karena itu, baik tubuh maupun jiwa / roh dari manusia Yesus Kristus tidak mungkin turun ke neraka untuk mengalami siksaan neraka tersebut.
Jadi, Yesus memikul hukuman neraka bukan dengan betul-betul pergi ke dalam neraka, tetapi dengan ditinggal oleh BapaNya, yaitu pada waktu Ia berteriak: “ELI, ELI, LAMA SABAKHTANI?” (Mat 27:46). Ingat bahwa dalam 2Tes 1:9, yang sudah kita bahas di atas, dikatakan bahwa neraka adalah perpisahan kekal dengan Allah! Jadi, pada waktu Yesus terpisah dari Allah, itu adalah neraka bagi Dia.
Kalau saudara menganggap enteng apa yang Kristus alami pada saat itu, maka perhatikan kata-kata Herman Hoeksema, seorang ahli theologia Reformed, yang berkata sebagai berikut:
“No one, therefore, even in hell, can even suffer what Christ suffered during His entire life and especially on the cross. For, in the first place, no one can possibly taste the wrath of God as the Sinless One. And, in the second place, no one could possibly bear the complete burden of the wrath of God against the sin of the world. Even in hell everyone will suffer according to his personal sin and in his personal position in desolation. But Christ bore the sin of all His own as the Sinless One” [= Karena itu, tak seorangpun, bahkan dalam neraka, bisa menderita apa yang diderita oleh Kristus dalam sepanjang hidupNya dan terutama di kayu salib. Karena, yang pertama, tak seorangpun bisa merasakan murka Allah sebagai orang yang tak berdosa. Dan, yang kedua, tak seorangpun bisa memikul seluruh beban murka Allah terhadap dosa dunia. Bahkan dalam neraka setiap orang akan menderita sesuai dengan dosa pribadinya dan dalam posisi pribadinya dalam kesendirian. Tetapi Kristus memikul dosa dari semua milikNya sebagai Orang yang Tidak Berdosa] - ‘Reformed Dogmatics’, hal 401.
V) Tanggapan kita.
1) Kalau saudara belum percaya dengan sungguh-sungguh kepada Yesus Kristus, maka percayalah kepada Yesus Kristus sekarang juga.
Dia sudah memikul hukuman dosa, termasuk neraka bagi saudara, se-hingga kalau saudara percaya kepada Dia, maka saudara akan diampuni dan tidak mungkin dihukum / masuk neraka (Yoh 3:16 Ro 8:1)!
Yohanes 3:16 - “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal”.
Roma 8:1 - “Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus”.
Mengapakah saudara mau mati dan menderita kalau Tuhan menawarkan kehidupan dan kebahagiaan secara cuma-cuma (bdk. Roma 3:24) kepada saudara?
2) Kalau saudara sudah percaya kepada Yesus, maka:
a) Dalam keadaan apapun, termasuk dalam penderitaan, percayalah bahwa Tuhan mengasihi saudara.
Dalam keadaan menderita, kita sering ragu-ragu akan kasih Allah, dan bahkan menganggap Allah tidak mempedulikan kita. Dalam keadaan seperti itu, renungkan kembali bahwa Yesus sudah rela mengalami neraka bagi saudara. Kalau Ia tidak mencintai saudara, untuk apa Ia melakukan hal itu?
b) Isilah hidup saudara dengan pujian dan syukur kepada Tuhan, dan kasihilah Tuhan lebih dari semua, dan berusahalah untuk hidup bagi Tuhan.
c) Beritakanlah Injil kepada orang yang belum percaya, yang masih diancam oleh hukuman kekal di neraka tersebut.
Mengingat neraka itu begitu mengerikan, maka kita harus berusaha untuk menyelamatkan orang-orang di sekitar kita, khususnya keluarga dan teman-teman kita, dari hukuman neraka. Berdoalah untuk mereka, beritakanlah Injil kepada mereka, supaya mereka mau percaya kepada Yesus dan diselamatkan dari penderitaan kekal di neraka!.
7) Penyembah-penyembah berhala.
Masihkan saudara pergi ke Gunung Kawi untuk sembahyang di sana? Masihkah saudara menyimpan jimat-jimat tertentu, atau keris pusaka, atau patung-patung berhala tertentu, atau patung Maria / Yesus / salib untuk disembah? Masihkah saudara percaya pada Hu, PatKwa, dsb? Ini semua akan membawa saudara ke neraka!
8) Semua pendusta.
Tidak ada orang (kecuali Yesus) yang tidak pernah berdusta! Kalau saudara berkata bahwa dalam sepanjang hidup saudara, saudara tidak pernah berdusta, saya percaya bahwa kata-kata itu sudah merupakan dusta!
Apakah dusta itu merugikan orang atau tidak, dan apapun alasan saudara untuk berdusta, itu tetap adalah dusta dan itu akan membawa saudara ke neraka!
Sebetulnya tidak ada orang bisa lolos dari daftar ini! Saudarapun tidak terkecuali!
IV) Yesus sudah memikul hukuman neraka.
Ada banyak orang yang berkata bahwa antara kematian dan kebang-kitanNya, Yesus betul-betul turun ke neraka untuk mengalami penderitaan di sana.
Tetapi ini salah. Alasannya:
1) Di atas kayu salib Ia berkata “sudah selesai” (Yoh 19:30).
Ini menunjukkan bahwa penderitaan aktifNya dalam memikul hukuman dosa manusia sudah selesai. Kalau ternyata setelah mati Ia harus pergi ke neraka untuk mengalami hukuman neraka, maka itu berarti bahwa kata-kata Yesus dalam Yoh 19:30 itu salah!
2) Ia berkata kepada penjahat yang disalib bersama dengan Dia bahwa penjahat itu akan bersama dengan Dia di Firdaus (= surga) pada hari itu (Luk 23:43). Juga pada waktu mati Ia menyerahkan rohNya ke dalam tangan Bapa (Luk 23:46). Jadi, antara kematian dan kebangkitanNya, tubuh Kristus ada dalam kuburan, dan roh / jiwaNya ada di surga. Karena itu, baik tubuh maupun jiwa / roh dari manusia Yesus Kristus tidak mungkin turun ke neraka untuk mengalami siksaan neraka tersebut.
Jadi, Yesus memikul hukuman neraka bukan dengan betul-betul pergi ke dalam neraka, tetapi dengan ditinggal oleh BapaNya, yaitu pada waktu Ia berteriak: “ELI, ELI, LAMA SABAKHTANI?” (Mat 27:46). Ingat bahwa dalam 2Tes 1:9, yang sudah kita bahas di atas, dikatakan bahwa neraka adalah perpisahan kekal dengan Allah! Jadi, pada waktu Yesus terpisah dari Allah, itu adalah neraka bagi Dia.
Kalau saudara menganggap enteng apa yang Kristus alami pada saat itu, maka perhatikan kata-kata Herman Hoeksema, seorang ahli theologia Reformed, yang berkata sebagai berikut:
“No one, therefore, even in hell, can even suffer what Christ suffered during His entire life and especially on the cross. For, in the first place, no one can possibly taste the wrath of God as the Sinless One. And, in the second place, no one could possibly bear the complete burden of the wrath of God against the sin of the world. Even in hell everyone will suffer according to his personal sin and in his personal position in desolation. But Christ bore the sin of all His own as the Sinless One” [= Karena itu, tak seorangpun, bahkan dalam neraka, bisa menderita apa yang diderita oleh Kristus dalam sepanjang hidupNya dan terutama di kayu salib. Karena, yang pertama, tak seorangpun bisa merasakan murka Allah sebagai orang yang tak berdosa. Dan, yang kedua, tak seorangpun bisa memikul seluruh beban murka Allah terhadap dosa dunia. Bahkan dalam neraka setiap orang akan menderita sesuai dengan dosa pribadinya dan dalam posisi pribadinya dalam kesendirian. Tetapi Kristus memikul dosa dari semua milikNya sebagai Orang yang Tidak Berdosa] - ‘Reformed Dogmatics’, hal 401.
V) Tanggapan kita.
1) Kalau saudara belum percaya dengan sungguh-sungguh kepada Yesus Kristus, maka percayalah kepada Yesus Kristus sekarang juga.
Dia sudah memikul hukuman dosa, termasuk neraka bagi saudara, se-hingga kalau saudara percaya kepada Dia, maka saudara akan diampuni dan tidak mungkin dihukum / masuk neraka (Yoh 3:16 Ro 8:1)!
Yohanes 3:16 - “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal”.
Roma 8:1 - “Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus”.
Mengapakah saudara mau mati dan menderita kalau Tuhan menawarkan kehidupan dan kebahagiaan secara cuma-cuma (bdk. Roma 3:24) kepada saudara?
2) Kalau saudara sudah percaya kepada Yesus, maka:
a) Dalam keadaan apapun, termasuk dalam penderitaan, percayalah bahwa Tuhan mengasihi saudara.
Dalam keadaan menderita, kita sering ragu-ragu akan kasih Allah, dan bahkan menganggap Allah tidak mempedulikan kita. Dalam keadaan seperti itu, renungkan kembali bahwa Yesus sudah rela mengalami neraka bagi saudara. Kalau Ia tidak mencintai saudara, untuk apa Ia melakukan hal itu?
b) Isilah hidup saudara dengan pujian dan syukur kepada Tuhan, dan kasihilah Tuhan lebih dari semua, dan berusahalah untuk hidup bagi Tuhan.
c) Beritakanlah Injil kepada orang yang belum percaya, yang masih diancam oleh hukuman kekal di neraka tersebut.
Mengingat neraka itu begitu mengerikan, maka kita harus berusaha untuk menyelamatkan orang-orang di sekitar kita, khususnya keluarga dan teman-teman kita, dari hukuman neraka. Berdoalah untuk mereka, beritakanlah Injil kepada mereka, supaya mereka mau percaya kepada Yesus dan diselamatkan dari penderitaan kekal di neraka!.
Catatan: Pdt. Budi Asali, M.Div: meraih gelar Master of Divinity (M.Div) dari Reformed Theological Seminary (RTS), Jackson, Mississippi, United States of America
https://teologiareformed.blogspot.com/
-AMIN-
-AMIN-