MENGAPA HARUS REFORMED?

Pdt. DR. Stephen Tong.
MENGAPA HARUS REFORMED INJILI?
PENDAHULUAN.

Tuhan telah memberikan kesempatan kepada kita untuk memasuki abad ke-21. Sebagai seorang pemimpin dan pelayan Kristen di abad 21 ini, kita dituntut untuk benar-benar sadar dan mengerti tentang, siapakah kita? Apa tugas kita? Apa kebutuhan zaman kita ? Dan ke arah manakah kita harus membawa manusia di dalam zaman kita ini? 

Masyarakat yang kita miliki sekarang ini adalah masyarakat menganggap mereka subjective sedang mencari dan berkembang di dalam gelombang kemajuan manusia tetapi orang-orang pilihan dengan jelas mengetahui bahwa kita semua sebenarnya perlu ìmemutar arahî dan mengembalikan manusia kepada Kebenaran Tuhan yang sejati.

LATAR BELAKANG GERAKAN REFORMED.

[1]. Abad 20 Sebagai Abad yang “Bodoh”. Abad 20 ini adalah suatu abad yang bodoh!. Kalimat ini akan merang-sang suatu ketidaksenangan dari orang-orang dengan konsep yang berbeda dengan kalimat tersebut. Banyak orang yang menganggap bahwa di abad 20 ini manusia telah mencapai teknologi dan ilmu pengetahuan tertinggi dan menyeluruh di segala bidang dibandingkan dengan sejarah manusia sebelumnya.

Banyak orang justru menyebut abad ini adalah abad yang ìintelligentî. Tetapi justru abad 20 adalah abad yang bodoh karena manusia di abad ini sebenarnya telah kehilangan inisiatifnya untuk mengatur dirinya sendiri, memperkembangkan dirinya sendiri untuk memperoleh nilai yang paling penting dalam kepribadian manusia. Hal ini disebabkan karena manusia di abad 20 ini secara berinisiatif membuang inisiatif menilai dirinya sendiri dan menjadikan dirinya budak abad ke-19. 

Karena itulah kita dapat melihat bahwa semua arus pikiran yang paling penting dari manusia di abad ke-20 ini memiliki sumber pemikiran dari abad ke-19. Pemikiran pemikiran abad ke-19 ini adalah seperti: komunisme, evolutianisme, atheisme, existansialisme, psychology, sociology, futurology yang berdasarkan kepada suatu optimisme lativ yang tidak bertanggungjawab. Jadi segala sesuatu yang diajarkan kepada kita dan kemudian kita praktikkan di abad 20 ini sebenarnya berdasarkan moti-vasi dan pemikiran abad 19.

[2]. Penolakan manusia terhadap fakta kejatuhan kita ke dalam dosa. Manusia di abad 20 seolah-olah tidak lagi mempunyai kekuatan untuk mengekspresikan aktivitas dirinya berdasarkan kreativitasnya lagi sehingga masyarakat di abad 20 ini dapat dikatakan sebagai masyarakat yang sedang mencari kejelasan keberadaaan hari depannya. Masyarakat abad ke-20 ini sambil menyimpulkan dan menggunakan pemikiran dari abad yang lalu sedang berusaha meraba-raba ke depan dengan sebuah optimisme naif yang berpijak pada evolusi. Karena evolusi mengajar bahwa manusia akan terus maju, manusia akan terus memuncak kemajuannya menuju kemungkinan yang tidak terbatas dan evolusi meyakini bahwa masa hari depan manusia akan ìterang benderangî. Hal ini membuat banyak orang lupa akan doktrin “Total Depravity of Man”.

Di dalam Alkitab jelas diajarkan bahwa manusia di dalam sejarah telah jatuh ke dalam dosa. Fakta sejarah tentang kejatuhan manusia ini ke dalam dosa ini seharusnya menjadi dasar dari pengertian tentang kewajiban, potensi dan bagaimana kita seharusnya menilai diri kita. Jadi “How to deal with ourselves, how to evaluate our capabilities, how to be responsible to the fact, and how to face the future must be based on the fact of the fallness of us.”.Semua fakta tentang kejatuhan ini telah ditolak oleh manusia abad ini. Penolakan ini sebenarnya telah dimulai sejak abad pencerahan (abad 17-18 dan memuncak di abad 20) .

Dalam abad pencerahan, manusia menganggap bahwa mereka telah mencapai zaman terhebat, terpandai, dan terbaik. Manusia di zaman pencerahan ini telah merasa bahwa mereka telah mencapai kedewasaan penuh yang memungkinkan mereka untuk dapat membuka seluruh rahasia alam semesta, menjelaskan segala sesuatu di dalam alam semesta ini dan sanggup menentukan arah dan tujuan manusia sendiri ke masa depan. Hal ini mengakibatkan manusia merasa: (1) Tidak memerlukan wahyu Tuhan; (2) Tidak berani untuk menghadapi fakta kejatuhan ke dalam dosa; (3) Tidak perlu untuk mentaati kebenaran Alkitab.

Sikap dualisme manusia yang memperkembangkan rasio dalam modernisme namun mengabaikan kebenaran wahyu Allah ini mengakibatkan banyak sekali orang dalam zaman ini memiliki over-confidence yang negative. Over-confidence ini membuat manusia merasa mempunyai kebebasan untuk melakukan apa saja yang berakibat pada jebolnya pagar-pagar nilai tradisional yang sebelumnya membatasi dan mengikat kebebasan manusia dalam berbuat dosa.

Sebagai contoh, meningkatnya hubungan seks pranikah di dalam masyarakat kita abad ini dan celakanya hal ini semakin diterima sebagai hal yang lumrah. Sikap dualisme di atas telah menyebabkan manusia mungkin memiliki pemikiran yang begitu maju bagaikan ìdewaî tapi bermoral seperti ìbinatangî sehingga orang yang paling pintar mungkin menjadi orang yang paling biadab, dan orang yang paling pintar agama mungkin adalah orang yang paling ahli membunuh.

Sikap dualisme di atas telah mengekstrimkan manusia menjadi makhluk yang tak terkendali oleh apa pun, baik oleh agama, standar moral masyarakat, maupun melalui ilmu pengetahuan. Kerusakan moral manusia ini telah dicoba untuk ìdiobatiî dengan psikologi, namun ini pun adalah usaha yang gagal total.

Di akhir abad ke-20 barulah gelombang modernisme ditentang oleh post modernisme. Post modernisme kembali menggugah kesadaran manusia akan pentingnya menilai kembali filsafat abad pencerahan yang sudah sempat membuat kita menjadi terlalu congkak dan lupa diri. Hal ini telah membuat banyak orang akhirnya menyadari akan kelemahan pemikiran abad pencerahan. Namun sangatlah disayangkan bahwa orang orang post-modern yang mendongkel modernisme ini bukanlah orang-orang Kristen.

Hal di atas telah menunjukan bahwa peran dan fungsi kenabian yang dimiliki orangorang Kristen tidaklah berjalan. Bahkan yang lebih memalukan lagi banyak sekali gereja yang sesudah merasa tidak lagi mampu memimpin zaman ini akhirnya mulai menyetujui pemikiran pemikiran zaman yang tidak sesuai dengan Firman Tuhan hanya untuk mempertahankan dukungan dari anggota-anggota jemaatnya yang berintelektual tinggi.

Selain itu di dalam gereja-gereja tertentu, gejala-gejala lahiriah telah menjadi ukuran akan adanya kebangunan rohani yang mengakibatkan banyak sekali gereja yang mengabaikan doktrin, iman, pembentukan karakter, dan visi Tuhan yang konsisten dari abad permulaan. Akibatnya gereja adalah organisasi agama tetapi memiliki metodologi dan mental yang tidak ada bedanya dengan filosofi dan cara masyarakat zaman ini. Karena itulah perlu ada sebuah gerakan yang mengembalikan zaman ini ke arah yang benar yaitu gerakan Reformed Injili.

1. PENTINGNYA GERAKAN REFORMED

Pengertian dan kesadaran akan keberadaan zaman yang perlu dikembalikan pada Firman Tuhan yang benar seharusnya menjadi dasar pemikiran kita dalam mengerjakan pekerjaan Tuhan. Sebab tanpa suatu kesadaran yang sungguh-sungguh, pelayanan kita akan menjadi sia sia. Oleh sebab itulah kita sebagai pelayan Tuhan di Gereja Reformed Injili kita harus memiliki : 1) pengetahuan yang baik akan teologi Reformed 2) kesetiaan dan konsistensi pada teologi Reformed 3) keinginan untuk menerjunkan diri ke dalam wadah gerakan Reformed. Dengan demikian, kita menyadari dengan baik bahwa gerakan Reformed adalah suatu wadah yang dianugerahkan Tuhan kepada kita dan kita haruslah setia pada panggilan Tuhan ini.

[3]. Keadaan Gereja di Abad 20.

3.1. Liberalisme Tahun 1899-1900.

Adolf Von Hamanseorang teolog berkebangsaan Jerman mengadakan seri seminar dengan judul “What is Christianity?”. Hal ini ironis sekali sebab ternyata setelah 1800 tahun manusia mengenal Kekristenan ternyata belum mengetahui apa itu Kekristenan. Adolf von Haman adalah seorang ahli teologia yang terkenal, seorang ahli sejarah gereja permulaan, ahli simbolisisme, dan seorang pengajar sejarah doktrin. Dia adalah seorang pembicara dengan kemampuan mengekspresikan pemikirannya dengan tehnik yang sangat baik.

Seminar Haman ini menjadi salah satu seminar yang mempengaruhi pemikiran Eropa saat itu dimana jutaan copy dari seminar itu terjual habis di seluruh Eropa. Ada tiga hal penting yang menjadi kesimpulan dalam seminar itu :

(1) God is a father of mankind Melalui pernyataan ini Haman masih mempertahankan konsep Theisme dan menolak Atheisme. Tetapi sangat disayangkan bahwa Haman telah membuang banyak sekali unsur-unsur penting dari Allah seperti Allah sang pencipta, Allah yang menyelamatkan, dan Allah yang menghakimi. Haman hanya meninggalkan sifat kebapaan dari Tuhan Allah saja dimana Allah adalah seorang bapak dan pemelihara.

(2) Manusia adalah anak Allah dan saling menjadi saudara Dalam hal ini Haman membuang pentingnya keselamatan hanya melalui Yesus Kristus saja. Dia hanya menganggap bahwa sepanjang kita menyembah Allah walaupun dari aliran agama yang berbeda-beda, hal itu sudah cukup untuk menyelamatkan kita.

(3) Nilai manusia yang tidak terhingga dalam menghadapi hari depan (unlimited value of man) Ketiga hal di atas yang dengan terang-terangan bertentangan dengan nilainilai Kekristenan tersebut kemudian diterima sebagai ajaran dasar Kekristenan oleh sebagian besar masyarakat Eropa yang telah bertahun-tahun kurang mengerti apa itu Kekristenan.

Pengaruh yang besar ini juga dikarenakan masyarakat Eropa sebelumnya telah terpengaruh oleh pemikiran pemikiran ideologi komunis, evolutionisme, dan atheisme (human filosophy), liberalisme dan naturalisme yang menolak supranatural, menolak wahyu, metafisika, supranatural dan mujizat. Keadaan ini membuat gereja dari dalam diserang oleh liberalisme dan dari luar oleh komunisme dan atheisme yang mengakibatkan Kekristenan saat itu kehilangan arah, keunikan dan kefinalannya.

Yang disebut sebagai kefinalan adalah sebuah nilai Kekristenan yang melebihi semua agama, sedangkan keunikan berarti nilai Kekristenan yang final dan paling sempurna dibandingkan semua agama. Kehilangan dua ciri khas ini mengakibatkan Kekristenan jatuh pada sinkretisme dan kompromisme yang pada akhirnya menolak Yesus Kristus sebagai satu-satunya Tuhan dan Juruselamat. Akibat utama dari Liberalisme ini adalah gereja akhirnya kehilangan semangatnya untuk menginjili dan mempertobatkan orang. Bukan itu saja, gereja pun akhirnya mulai meninggalkan doktrin dan melupakan keunikan dan kemutlakan Kekristenan. Sayangnya di dalam 100 tahun gereja berjalan dalam arus liberalisme yang dahsyat ini. Di mana sumber terang itu semestinya bersinar bagi dunia tetapi ternyata sumber terang yang Allah berikan kepada dunia melalui gereja itu ternyata sudah mati.

Liberalisme telah meracuni gereja mainstream Protestan. Liberalisme telah menyapu habis seluruh doktrin yang penting dari Kekristenan seperti creation, salvation, dsb, dan hanya menyisakan kepada kita sisi perbuatan baik dari Kristus. Liberalism keeps only the morality of Christ and throws away the Lordship of the Christ. Why? Karena concern terbesar dari orang Liberalisme adalah bagaimana menciptakan masyarakat yang memiliki kehidupan moral yang meneladani Kristus, bukan ke-Tuhanan Kristus. Pada akhirnya kita dapat membagi orang-orang dalam zaman ini dalam tiga jenis yaitu: - Liberalisme - Pentecostal Movement - Conservative Injili

3.2. Pentecostal Movement

Tahun 1901 ada arus kedua yang menyaingi kebangkitan liberalisme di Amerika dengan munculnya Arus Pantekosta. Gerakan Pantekosta ini dimulai dari satu orang di tahun 1901 di Dobica dimana ada sesorang mengatakan bahwa dia menerima wahyu dan visi Allah untuk kembali ke Alkitab. Dari satu orang mereka berkembang menjadi lima orang di Asuza dimana mereka berdoa untuk kebangunan gereja. Arus Pante-kosta ini terbentuk di Amerika karena Amerika begitu membela kebebasan beragama, mengekspresikan iman, dan mengizinkan hal- hal seperti ini untuk terjadi.

Kebebasan beragama di Amerika ini bahkan telah membuahkan 4 aliran bidat sebelumnya yaitu Saksi Yehovah (Russel and Russelvolt), Mormon (John Smith), Christian Science (Edi Mary Baker), dan Adventisme(Ellen White). Di Eropa gerakan semacam ini sangat sulit untuk muncul karena Eropa memiliki tradisi filosofi reformasi dan Katolik yang sangat kental. Selain itu di Eropa, Jerman dan Perancis memimpin arus filosofi dan teologi terutama melalui pemikiran evolusianismeyang sebenarnya telah ditemukan 2350 tahun yang lalu di Yunani. 

Pemikiran evolusi ini telah mempengaruhi seluruh aspek kehidupan di Eropa, di mana Hegel mengadopsinya melalui pemikiran masyarakat yang berubah, kemudian Darwin mengadopsinya melalui konsep dunia biologi yang berubah, dan Comte menggunakan prinsip yang sama dalam masyarakat yang berubah. Evolusi juga telah diadopsi Edward Taylor dalam konsep agama yang berubah miliknya.

Selain evolusi, daratan Eropa juga telah terpengaruh oleh pemikiran Sigmund Freudyang menganggap semua mimpi-mimpi yang diklaim sebagai wahyu Allah adalah sebuah gejala sakit jiwa sehingga agama dikaitkan dengan abnormalitas manusia yang mengkhayalkan sesuatu yang dianggap dari Tuhan Allah. Seorang filsuf yang lain yaitu, Ludwich Verobach bahkan menganggap bahwa Allah itu adalah absolutasi dari imaginasi pemikiran manusia. Hal ini dituangkan oleh Ludwig dalam bukunya yang bejudul “What is Christianity” yang isinya justru menghina keberadaan Allah dan Kekristenan itu sendiri. Pemikiran filosofis di atas telah mengakibatkan banyaknya gereja-gereja di Eropa mau tidak mau harus berkompromi dengan pemikiran tersebut agar supaya tidak menjadi bahan tertawaan dunia intelektual.

3.3. Tiga gelombang Gerakan Karismatik.

Di dalam 100 tahun terakhir, ada tiga gelombang di dalam gerakan Karismatik: 1. Gelombang pertama (gerakan Pantekosta) 2. Gelombang kedua (gerakan Karismatik) 3. Gelombang ketiga (Toronto Blessing) Gelombang pertama, gerakan Pantekosta, adalah gelombang yang menekankan gerakan Pantekosta pada pentingnya Injil tetapi memutlakkan keberadaan tiga hal yaitu: Mujizat bahasa lidah dan karunia kesembuhan. Hal ini telah menjadikan gerakan Pantekosta memutlakkan hal yang tidak mutlak menurut Alkitab. 

Akibatnya gereja Pantekosta pada mulanya dianggap gereja liar karena gereja ini tidak memiliki hubungan langsung dengan gereja-gereja mainstream sebelumnya. Namun demikian, gerakan ini setidaknya mampu menggugah kesadaran banyak gereja untuk kembali menginjili. Gelombang kedua adalah gerakan Karismatik.gerakan Karismatik Gerakan ini tidak mendirikan gereja tetapi berusaha mempengaruhi banyak gereja kuno (Presbyterian, Methodist, Anglican) untuk percaya pada karunia lidah dan kesembuhan sebagai syarat mutlak Iman Rasuli. 

Mereka juga mengatakan bahwa tanpa mengikuti cara penyembahan mereka, gereja tidak mungkin bertumbuh. Banyak gereja kuno yang akhirnya mengikuti cara penyembahan gereja karismatik yang akhirnya menimbulkan side effect yang mengutamakan puji-pujian dan mengabaikan khotbah.

Selain itu banyak gereja Pantekosta menganggap doktrin tidaklah penting karena yang utama adalah kuasa dan manifestasi Roh Kudus yang dinilai melalui fenomena atau gejala. Hal ini menyebabkan pemahaman bahwa karya Roh Kudus yang terpenting adalah doktrin yang benar mulai tidak diakui lagi dan telah digantikan dengan mementingkan gejala seperti karunia lidah atau terjatuh ke belakang. Kita harus mengingat bahwa karya Roh Kudus yang terpenting adalah menyatakan kebenaran Firman yang harus kita pegang sebagai tuntunan hidup kita.

Orang orang dalam second wave movement telah menganggap karunia lidah sebagai sesuatu yang mutlak dari karunia Roh Kudus yang mereka sebutkan sebagai dibaptiskan Roh Kudus. Akibatnya, penafsiran kepenuhan dan baptisan Roh Kudus ini telah menyeleweng dari kebenaran yang berada dalam Alkitab. Orang-orang Karismatik juga akhirnya mulai mengabaikan Pengakuan Iman Rasuli (terlihat dengan tidak dibacakannya lagi Pengakuan Iman Rasuli dalam kebaktian mereka) dan mengabaikan banyak doktrin yang penting.

Gelombang ketigadari gerakan Karismatik yaitu Toronto Blessing yang memiliki ciri khas jatuh ke belakang dan tawa kesucian (holy laughter) yang tidak terkendali atau tidak sadarkan diri. Dalam tiga perubahan gerakan ini, kita dapat melihat adanya suatu perubahan yang tidak berhubungan antara satu gelombang ke gelombang yang lain. Jikalau perubahan ini tidak dicegah atau di-stop maka pergerakan gelombang karismatik ini kelak akan segera mensinkronkan diri dengan New Age Movement (Gerakan Zaman Baru).

New Age Movementadalah sebuah gerakan yang timbul sebagai ketidakpuasan manusia atas modernisme, over-rationalisasi dari masa pencerahan. New Age berpengaruh ke dalam masyarakat melalui spiritual movement dan masuk ke dalam filsafat melalui post modernisme. New Age membawa pendulum waktu kembali ke zaman praModern dengan memperhatikan dunia roh sebagai arus utamanya. Di dalam hal ini kita melihat banyak sekali tindak-tanduk gelombang ketiga Pantekosta ini yang mirip dengan New Age Movement tetapi bedanya mereka memakai nama Roh Kudus dan Yesus Kristus.

3.4. Billy Graham dan kebangkitan dunia Injili.

Billy Graham dan kebangkitan dunia Injili Di tengah-tengah arus liberalisme dan Pantekosta ini, Tuhan mengirimkan Billy Graham untuk memimpin kaum Injili di dunia. Billy Graham adalah seorang yang beraliran Injili murni dan berfungsi signifikan di zaman kita ini untuk mengembalikan seluruh arus manusia kepada Tuhan Allah melalui Injil Yesus Kristus. Billy Graham menyadari akan perlunya suatu pelatihan bagi para penginjil di seluruh dunia yang ia lakukan melalui melalui konferensi-konferensi internasionalnya. Konferensi-konferensi inter-nasional itu yang diadakan antara lain:

* 1966 di Berlin yang memutuskan bahwa aliran Injili harus memiliki arahnya sendiri dan lepas dari pengaruh liberalisme yang menggerogoti gereja.

* 1974 Loussane Swiss. Dalam sidang ini seluruh strategi penginjilan untuk Islam, Hindu, Budha, dan hampir semua agama dan filosofi dibahas dan dirumuskan di sini. Di sidang ini muncul Loussane Covenant of Evangelism yang dirumuskan oleh John Stott, sesorang yang dipengaruhi oleh Theologia Reform, walaupun dia memiliki kelemahan yaitu tidak mempercayai hukuman neraka yang kekal.

* 1983 dan 1986 di Amsterdam, Billy Graham mengumpulkan 6000 orang yang biasanya mengadakan kebangunan rohani dan menginjili secara pribadi selama 10 hari.
[Red.:Di dalam kongres ini Pak Stephen Tong memimpin kelompok dari Asia untuk menyiapkan materi: “How to prepare evangelism sermon?”]

Dalam sidang ini kemudian disadari bahwa begitu banyak sekali orang-orang yang menginjili tidak mempunyai pendidikan pengetahuan yang cukup ketika pergi menginjili, dan sebaliknya banyak orang dari mainstream Protestan yang berpendidikan cukup baik tetapi tidak mau menginjili atau menjadi malas menginjili.

Dari tahun 1974 hingga 1989 dalam kongres ini kita melihat bahwa pertumbuhan gerakan karismatik di dalam kaum Injili (khususnya di dalam Congress Loussane) semakin kuat. Hal ini disebabkan gerakan karismatik memiliki semangat menginjili yang besar, bahkan pergi ke seluruh dunia untuk mendirikan gereja-gereja Pantekosta. Oleh karena itulah gerakan karismatik mengalami pertumbuhan yang sangat pesat dalam 100 tahun terakhir.


Orang Karismatik menganggap abad ini adalah Century of Holy Spirit tetapi biarlah abad depan yang menilai apakah benar ini adalah abad di mana Holy Spirit bekerja. Sebab mungkin saja abad ini malah merupakan abad di mana manusia mengharapkan pekerjaan Roh Kudus bekerja tetapi malah kekuatan lain yang menyamar sebagai Roh Kudus yang bekerja. Perkembangan karismatik yang pesat ini menyebabkan Billy Graham sendiri mau tidak mau harus mentolerir gerakan karismatik untuk masuk dan berperan sentral di dalam Loussane Committee. Secara tidak langsung tindakan ini telah melegitimasi gerakan karismatik dari gerakan yang dianggap liar menjadi salah satu arus utama.

Hal positif yang bisa kita pelajari dari perkembangan gerakan karismatik ini adalah perkembangan ini menunjukkan bahwa gereja yang tidak menginjili tidak mungkin diberkati Tuhan dengan kebangkitan yang sungguh-sungguh sebab gereja yang menginjili adalah gereja yang mengetahui isi hati Tuhan. Banyak dari gereja mainstream yang hanya melakukan fungsi organisasi dan pemeliharaan saja tapi mengabaikan penginjilan hingga akhirnya tidak mengalami suatu kemajuan yang signifikan.

2. REFORMED INJILI.

Setelah melihat melihat latar belakang sejarah zaman kita dalam 100 tahun ke belakang dapat disimpulkan bahwa zaman ini memerlukan suatu gerakan yang memiliki teologi murni dan penginjilan yang murni.

2.1. Mengapa harus Berdoktrin Reformed?

Kita harus mempunyai pengertian tentang teologia yang mana yang paling dekat dengan Alkitab sebagai kebenaran Firman Tuhan sebelum kita benar-benar terjun dan menginvestasikan seluruh hidup kita ke dalam arus teologia itu agar kita tidak sia-sia menginvestasikan seluruh hidup kita ke dalam sesuatu yang bukan kebenaran Firman Tuhan.

Ada lima teologia besar yang berada di sepanjang sejarah: 1. Teologia Roma Katolik 2. Teologia Reformed 3. Teologia radikal reformasi yang menjadi Pantekosta 4. Teologia Orthodoks 5. Teologia Pretern. Berikut ini kita akan secara singkat membahas tiga aliran doktrin yang terpenting yaitu Katolik, Orthodoks dan Reformasi.

a). Teologia Roma Katolik.

Gereja Katolik percaya akan tiga hal yang penting :

1) Universalisme (Hal ini dapat dilihat di dalam buku Vatikan ke-2). Dalam universalisme ini Katolik sudah mengabaikan doktrin Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat, dan mulai menerima bahwa orang-orang dari agama lain pun mungkin saja diselamatkan. Pemikiran-pemikiran ini pun sudah mulai diterima beberapa gereja di dalam GKI dan beberapa sekolah teologia seperti STT Jakarta. Dengan fakta ini kita harus semakin sadar betapa besarnya tugas dan tantangan gerakan Reformed Injili.

2) Mementingkan tradisi-tradisi yang tidak Alkitabiah yang kemudian semakin lama semakin dimutlakkan.

3) Secara teologia mereka masih mempercayai natural teologia, yaitu teologia yang mempercayai bahwa Allah bisa diketahui keberadaannya dengan rasio saja tanpa perlunya adanya anugerah tambahan. Doktrin ini ditolak oleh Reformed karena teologi Reformed mempercayai bahwa rasio manusia sudah tercemar dosa sempurna, jadi perlu ada wahyu khusus dari Tuhan Allah.

Di dalam organisasinya Katolik sangatlah mengutamakan peranan Paus yang mereka turunkan dari kepercayaan akan kuasa jabatan Petrus yang sah yang diwariskan menjadi suatu hierarki yang terus menerus. Dalam literaturnya Gereja Roma Katolik menggunakan banyak text berbahasa Yunani sedangkan gereja Orthodox berbahasa Latin.

b) Gereja Orthodox

Gereja Orthodox adalah gereja yang kurang mengalami perkembangan karena gereja Orthodox kurang cukup menginjili. Ada tiga aliran orthodox di dunia: 1) Orthodox Yunani 2) Orthodox Suria 3) Orthodox Rusia Gereja Orthodox. Berbeda dengan gereja Katolik, lebih menekankan tokoh Yohanes dibandingkan Petrus. Di dalam credo atau doktrin Orthodox yang dipentingkan adalah Union with Christ, yaitu suatu persatuan mistis/misterius dengan Kristus. Hal ini menyebabkan gereja Orthodox tidak terlalu mementingkan doktrin tetapi jadi lebih mementingkan pengalaman pribadi yaitu bergabung dengan Kristus.

c) Doktrin Reformasi.

Gerakan reformasi dipelopori oleh Martin Luther yang merobohkan sistem lama yang salah, dan kemudian John Calvin yang membangun sebuah sistem yang benar. Doktrin Gereja Protestan lebih mementing-kan Paulus dalam Pauline Christology terutama doktrin Soteriologi-nya dan di dalam sistem organisasinya Reformed tidak mengakui adanya sistem Paus dari Roma Katolik.

2.2. Mengapakah Doktrin Reformed Begitu Penting?

Doktrin Reformed begitu penting karena di dalamnya terkandung pengertian:

1) Reformed mempercayai wahyu Allah dan setia pada wahyu Allah sebagai satu satunya cara kita mengenal dan kemudian beriman kepada Tuhan Allah;

2) Prinsip prinsip reformasi begitu dijaga dengan ketat. Prinsip-prinsip itu terdiri atas : (a) Kedaulatan Allah yang kekal yang tidak bisa ditawar; (b) Kitab Suci yang unik dan final yang tidak ada bandingannya; (c) Keselamatan hanya anugerah saja, jadi tidak ada unsur usaha manusia; (d) selain iman tidak ada hal yang memperkenankan Tuhan Allah dalam hal keselamatan; (e) tujuan hidup kita hanyalah untuk mempermuliakan Tuhan Allah saja, tidak ada motivasi yang lain.

Semua prinsip ini dirangkum menjadi slogan Reformasi yang penting yaitu: Sola Gratia, Sola Scriptura, Sola Christos, Sola Fide, Sola Deo Gloria. Poinpoin ini penting sekali dalam doktrin Reformed untuk dipertahankan dalam rangka membawa gereja ke jalur yang benar.

BACA JUGA: DOKTRIN REFORMED

3) Kebenaran doktrin Reformed haruslah mati-matian dipertahankan dan disebarkan ke dalam dunia intelektual. Meskipun bukan orang rasionalis, orang Reformed adalah orang yang menggunakan fungsi rasio se-optimal mungkin sehingga adalah panggilan kita untuk membawa dan memperkenalkan kebenaran ini ke dalam dunia intelektual. Doktrin Reformed sendiri adalah doktrin yang selama 500 tahun telah teruji paling berhasil secara apologetika dalam melawan ajaran Liberalisme.

4) Reformed memiliki pengertian bahwa penyampaian kebenaran Firman mendapat tempat yang paling penting.

5) Orang-orang reformed dalam doktrin Roh Kudusnya percaya bahwa pekerjaan Roh Kudus adalah sebagai: Roh Pewahyu, Roh yang menurunkan Kristus secara inkarnasi, memperanakkan manusia dalam kuasa, mengurapi dan memberikan hidup baru melalui pemberitaan Firman (Calvin).

2.3. Mengapa harus Reformed yang Injili? Begitu banyak gereja Reformed yang mempercayai poin-poin dalam doktrin Reformed di atas tetapi kurang aktif dalam mengabarkan injil. Hal ini akhirnya menimbulkan pertanyaan bagi kita: Who is the true evangelism? Apakah orang Injili adalah orang yang setuju saja terhadap injil secara tradisional? Atau orang Injili adalah orang yang secara akademik setuju pada injil? Atau orang Injili adalah orang yang melakukan penginjilan itu sendiri.

2.4. Visi Gerakan Reformed Injili.

1. Ajaran ortodoks haruslah berkembang menjadi arus pokok: Hal ini dikarenakan di dalam 100 tahun terakhir banyak sekali aliran Kristen yang sesat telah mengalami peningkatan kuantitas yang luar biasa. Di dalam kekristenan sendiri gerakan Pantekosta dan Karismatik setelah secara tidak langsung mendapat legitimasi dari Billy Graham dan telah menjadi suatu arus pokok sekarang. Kekristenan yang demikian akan menjadi keristenan tanpa prinsip tanpa arah dan tanpa doktrin, dan tanpa tujuan. Maka kekristenan ada di ambang bahaya kecuali ada orang yang mengerti Teologi Reformed yang berjuang tanpa kompromi dan toleransi untuk mengembalikan seluruh aliran gereja kembali ke doktrin yang Ortodoks.

2. Gerakan Reformed yang memiliki content yang baik haruslah memiliki container. Doktrin Reformed adalah doktrin yang paling bermutu dan berisi sehingga sangatlah dibutuhkan sebuah wadah yang berisi orang-orang yang setia pada kebenaran Doktrin Reformed. Orang-orang inilah, didalam wadah reformed akan berjuang untung merobah zaman ini. 

Kita janganlah menjadi orang yang ber-content tapi tidak memiliki container, hal ini akan mengakibatkan kita coba-coba masuk ke gereja yang kurang reformed secara sendiri-sendiri dan berusaha “me-reformed-kan” gereja itu tapi usaha ini akanlah sangat mustahil dan sulit terjadi. Karena itu kita harus menjadi orang yang memahami visi reformed dan mau sungguh sungguh bergumul bersama-sama dalam gerakan ini.

3. Menumbuhkan sense of belonging and mentality of ownership. Kita harus memiliki perasaan memiliki gerakan ini sebagai suatu gerakan yang Tuhan berikan kepada kita sehingga kita adalah owner dari gerakan ini. Oleh karena perasaan memiliki inilah kita harus mempunyai mental seorang owner untuk berani memulai gerakan Reformed ini dari bawah atau mulai dari nol yaitu kita yang menggarap, kita yang menumbuhkan dan yang berjuang dengan susah payah untuk pekerjaan Tuhan ini.

Ibarat dalam perdagangan adalah lebih baik kita memiliki usaha kita sendiri walaupun itu kecil daripada menjadi seorang general manager di usaha yang besar tetapi adalah employee (pegawai) orang lain.Atau kita dapat mengambil contoh seorang ibu yang mempunyai anak-anaknya sendiri memiliki kemuliaan yang tersendiri dibandingkan seorang ibu asrama karena seorang ibu melahirkan anak itu dalam penderitaan yang luar biasa, untuk kemudian membesarkan dan memelihara anaknya.

Seorang hamba Tuhan melahirkan orang satu persatu melalui penginjilan dan kemudian memelihara orang itu dengan setia dan baik, itu adalah hamba Tuhan dengan kekuatan seumur hidup luar biasa. Maka kita harus memiliki kekuatan untuk berdoa dan berjuang untuk terus maju dari nol. Remember that we are doing mission impossible but make all thing possible through faith and striving spirit.MENGAPA HARUS REFORMED?
Amin.
Next Post Previous Post