3 KONSEP KERAJAAN ALLAH (MARKUS 10:17-27)


3 Konsep Kerajaan Allah (Markus 10:17-27)
gadget, bisnis, otomotif
Kerajaan Allah. Apabila memperhatikan perikop Markus 10:17-27 dengan baik dan teliti, maka dapat dilihat bahwa minimal ada tiga (3) konsep teologi yang hendak diajarkan berkaitan tentang Kerajaan Allah, yakni:

1.Kerajaan Allah adalah tentang Keselamatan. 

Apabila membaca perikop ini, maka orang muda tersebut datang dan menanyakan tentang bagaimana caranya dia memperoleh hidup kekal. Apabila berdiskusi tentang hidup kekal, maka topik ini tidak dapat dilepaskan dari topik keselamatan. Karena setelah manusia berdosa, maka manusia diganjar dengan kematian kekal. Bandingkan dengan ungkapan dalam Yohanes 3:16, “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini sehingga Dia telah mengaruniakan Anak-Nya yang Tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melain beroleh hidup yang kekal”

Pertanyaan tentang “hidup kekal” ini merupakan materi yang sudah muncul dalam tradisi Yahudi awal. Bentuk pertanyaan yang diajukan oleh seorang muda itu menyiratkan bahwa untuk memperoleh hidup kekal perbuatan yang baik (saleh) bertolak belakang dengan ajaran Yesus. Di mana Yesus mengajarkan bahwa menerima Kerajaan Allah sebagai sebuah pemberian dari Allah dalam ketidakberdayaan manusia termasuk orang muda yang kaya ini.

Sehingga berbicara hidup kekal berarti berbicara tentang keselamatan atau kerajaan Allah. Itulah sebabnya dari perikop ini, kita diberikan pemahaman bahwa kerajaan Allah erat hubungannya dengan keselamatan. 

2.Kerajaan Allah tidak dapat diperoleh melalui perbuatan baik. 

Dalam perikop ini, dijelaskan dengan gamblang tentang sikap pemuda yang begitu percaya diri telah dan pasti akan dapat memperoleh hidup kekal karena telah melakukan semua hukum Taurat dengan sempurna.

Orang Yahudi pada zaman Yesus memang selalu menganggap diri layak untuk masuk dalam Kerajaan Allah dengan dua alasan: (1) Mereka adalah keturunan Abraham, dan (2) Mereka menjalankan hukum Taurat. Namun kemudian sejak kedatangan Yesus, Dia mulai memberikan pemahaman yang benar dan baru guna untuk membuka wawasan mereka. Bahkan Yesus pernah dengan sangat keras menegur mereka, “Allah dapat menjadikan anak-anak bagi Abraham dari batu-batu ini” (Matius  3:9).

BACA JUGA: KESELAMATAN OLEH KASIH KARUNIA ALLAH (EFESUS 2:4-9)

Dalam perikop ini juga menjadi sebuah pelajaran penting bagi semua manusia bahwa keselamatan tidak dapat diperoleh hanya dengan melakukan hukum Taurat. Singkatnya, perbuatan baik, perbuatan moral dan perbuatan beretika, tidak dapat menyelamatkan manusia. Yang benar adalah keselamatan kita akan Memampukan kita melakukan perbuatan baik, perbuatan bermoral, dan beretika. Setiap perbuatan baik yang dilakukan atas dasar iman dalam Yesus Kristus adalah perbuatan yang benar dan menunjukkan bahwa kita adalah warga kerajaan Allah.

3.Kerajaan Allah adalah Kita harus lebih mengasihi Tuhan daripada yang lain. 

Dalam Markus 10: 21-22 memberikan sebuah indikasi yang kuat bahwa pemuda itu lebih mengasihi hartanya daripada Yesus. Bahkan ayat 22 mengatakan, “Mendengar perkataan itu ia menjadi kecewa, lalu pergi dengan sedih, sebab banyak hartanya”.

BACA JUGA: KERAJAAN ALLAH, GEREJA DAN PELAYANAN YANG SETIA

Ketika setiap orang mengasihi Tuhan lebih daripada apapun yang ada dalam dunia ini, maka pasti akan mengorbankan semuanya demi mengikut Tuhan. Bandingkan dengan Zakheus saat sebelum dan setelah mengenal Yesus. Sebelum Zakheus mengenal Yesus, dia begitu mengasihi hartanya. Bahkan dia akan menghalalkan segala macam cara untuk mendapatkan dan mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri. Tetapi setelah mengenal dan berjumpa (bahkan menerima) Yesus, maka semua hartanya tidak lagi berarti karena sekarang Yesus lebih berarti baginya.

Itulah sebabnya, dia membagi-bagikan semua hartanya karena kasihnya sudah diberikan kepada Yesus. Hal inilah yang sebenarnya diharapkan oleh Yesus dari anak muda itu. Yesus ingin supaya dia lebih mengutamakan kasih kepada Tuhan daripada kasih kepada harta dunianya. 

Next Post Previous Post