ARTI KUDUS, SEMPURNA DAN TIDAK BERCACAT (1 TESALONIKA 5:23)
Gadget, health, education |
Arti “Kudus” Berdasarkan 1 Tesalonika 5:23
Kata kudus dalam bahasa Yunani hagios diartikan dengan memisahkan menjadi milik Allah, menunjukkan sikap kesetiaan kepada Allah. Orang kudus dimulai dari orang biasa. Mereka awalnya orang biasa, manusia menjadi orang kudus bukan karena meraih kekudusan, melainkan karena Kristus yang bangkit melalui kuasa Roh kudus bekerja dalam hidup kita bekerja dengan cara yang luar biasa. Ensiklopedia Perjanjian Baru mengartikan kudus, adalah suci atau saleh yaitu hubungan yang benar dengan Allah, mungkin juga dalam pengertian sebagai hubungan kekasih.Jackie A. Naude mengatakan“kekudusan dalam istilah Ibrani disebut qadosi yang artinya terpisah, dikhususkan, terpotong dari, dilepaskan seseorang atau benda, dan dikhususkan terpotong dari, dilepaskan seseorang atau benda, dan dikhususkan bagi Tuhan supaya Tuhan memakai nya.” Scott juga berpendapat bahwa: “Orang-orang kudus memancarkan kehidupan Roh kudus.
Arti kudus menurut menurut Calvin dalam Bible Commentary, damai sejahtera Allah, menguduskan sepenuhnya, melengkapi untuk kesempurnaan penuh (1Tesalonika 4:7,8; 2 Tesalonika 2:13; 1 Korintus 1:2). Rasul Paulus berdoa agar mereka dapat di kuduskan setinggi-tinggi nya, atau lebih tepatnya bahwa Tuhan menguduskan mereka untuk membawa kesempurnaan sifat mereka, bahwa sebagai orang-orang yang di kuduskan mereka dapat menyadari akhir dari keberadaan mereka.”
Yohanes Ratu Eda dalam websitenya: “tanpa kekudusan hidup, kita tidak layak di hadapan Allah. Karenanya di tuntut pemberesan secara total atas semua kejahatan dan dosa kita. Dan proses pemberesan itu hanya bisa terjadi bila kita datang kepada Yesus dengan hati hancur, dengan hati hancur dan pengakuan jujur di hadapan-Nya dan memohon Roh Kudus menginsafkan kita dari semua dosa dan pelanggaran yang kita lakukan. Itulah jembatan yang disediakan oleh Allah bagi kita. Karena Allah tau bahwa manusia ini tidak sempurna.”
Kekudusan merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan orang Kristen yang percaya kepada Allah. Allah yang Maha Kudus, menguduskan umatNya. Kekudusan Allah sangat berhubungan dengan umat yang dipilih-Nya, karena Allah kudus maka Allah juga menuntut umat-Nya untuk hidup kudus (Imamat 11:44).
Kekudusan merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan orang Kristen yang percaya kepada Allah. Allah yang Maha Kudus, menguduskan umatNya. Kekudusan Allah sangat berhubungan dengan umat yang dipilih-Nya, karena Allah kudus maka Allah juga menuntut umat-Nya untuk hidup kudus (Imamat 11:44).
Allah menunjukkan kekudusan-Nya dan tindakan-tindakan-Nya demi keselamatan umat yang sudah dipilih-Nya (Bilangan 20:13). Kekudusan Allah menuntut kekudusan umat-Nya. Artinya: umat Allah, yang adalah sekutu Allah, juga harus terpisah daripada segala dosa, dan mempersembahkan seluruh hidupnya bagi Allah sebagai persembahan yang hidup dan kudus.
Kitab Imamat 19:2; 21:6 menjelaskan bahwa Allah menghendaki agar bangsa-Nya menjadi kudus sama seperti Allah sendiri adalah kudus, dimana kehidupan mereka harus terpisah dari hal-hal duniawi yang bertentangan dengan kehendak Allah.Imamat 17-26 menjelaskan tentang hukum kesucian, sehingga ini menjadi pegangan sekaligus menjadi ajakan bagi orang-orang Israel untuk menjadi kudus, karena Allah mereka adalah Allah yang kudus.
Kekudusan adalah dasar tahta Allah, dosa adalah lawan dari kekudusan, dosa menyalibkan Anak Allah. Jikalau manusia dapat melihat betapa menjijikan dosa itu, maka mereka tidak akan memberikan hati kepada dosa itu, atau mendidik diri mereka sendiri di dalamnya. Mereka akan mengadakan pembaharuan di dalam kehidupan dan tabiat, kesalahankesalahan tersembunyi akan di kalahkan. Jikalau engkau mau menjadi orang kudus di surga, maka engkau harus lebih dulu menjadi orang kudus di atas bumi.”
BACA JUGA: 1 PETRUS 1:13-25 (KEKUDUSAN DAN KASIH PERSAUDARAAN)
Kitab Imamat 19:2; 21:6 menjelaskan bahwa Allah menghendaki agar bangsa-Nya menjadi kudus sama seperti Allah sendiri adalah kudus, dimana kehidupan mereka harus terpisah dari hal-hal duniawi yang bertentangan dengan kehendak Allah.Imamat 17-26 menjelaskan tentang hukum kesucian, sehingga ini menjadi pegangan sekaligus menjadi ajakan bagi orang-orang Israel untuk menjadi kudus, karena Allah mereka adalah Allah yang kudus.
Kekudusan adalah dasar tahta Allah, dosa adalah lawan dari kekudusan, dosa menyalibkan Anak Allah. Jikalau manusia dapat melihat betapa menjijikan dosa itu, maka mereka tidak akan memberikan hati kepada dosa itu, atau mendidik diri mereka sendiri di dalamnya. Mereka akan mengadakan pembaharuan di dalam kehidupan dan tabiat, kesalahankesalahan tersembunyi akan di kalahkan. Jikalau engkau mau menjadi orang kudus di surga, maka engkau harus lebih dulu menjadi orang kudus di atas bumi.”
BACA JUGA: 1 PETRUS 1:13-25 (KEKUDUSAN DAN KASIH PERSAUDARAAN)
Dengan demikian, kudus adalah sebuah kehidupan yang sudah diabdikan kepada Allah, setiap langkah kehidupan orang yang sudah dikuduskan adalah berdasarkan standard kebenaran firman Allah, meskipun masih berbuat dosa tetapi kecendrungan hatiya tidak lagi mengarah kepada kehidupan dosa dan kesalahan, memiliki cara hidup yang berbeda dari orang-orang dunia pada umum nya, dan setiap hari berjuang mengalahkan sifat kedagingan serta kecendrungan untuk berbuat dosa. Kekudusan bukanlah sebuah peristiwa, melainkan sebuah proses seumur hidup, hingga mencapai standard hidup yang Tuhan harapkan.
Arti “Sempurna” Berdasarkan 1 Tesalonika 5:23
Kata bahasa Yunani untuk sempurna adalah teleios kata tersebut sering dipakai secara khusus. Kata tersebut tidak ada hubungannya dengan gambaran manusia tentang kesempurnaan yang abstrak filosofis dan metafisis. Seekor binatang yang dianggap cocok untuk korban bagi Allah, yaitu binatang yang tanpa cacat dan cela, disebut teleios.Orang yang sudah mencapai kedewasaan juga secara sempurna disebut teleios, artinya orang tersebut tidak lagi pemuda atau setengah dewasa. Dengan kata lain, bagi orang-orang Yunani kesempurnaan adalah ke-berfungsian. Sesuatu disebut sempurna kalau sesuatu itu sepenuhnya berfungsi sesuai dengan tujuan yang terkadung didalam rencana, pola dan pembuatan nya, kata teleios adalah bentuk kata sifat dari kata telos. “Telos adalah sebuah kata benda yang berarti akhir, tujuan, maksud.”
Greidjanus berpendapat: Sempurna disini tidak berarti bahwa mereka tidak mempunyai salah atau dosa. Adapun yangPaulus maksudkan di sini ialah, bahwa mereka adalah orang-orang yang benar-benar percaya, orang-orang yang tidak hidup di dalam dosa dan yang tidak membiarkan dirinya disesatkan oleh ajaran bidah.”
Yunani holotelēs, “sempurna,” “lengkap dalam segala hal,” dari kataholos, “seluruh,” dan tēlos, “akhir.” Luther melukiskan holotelēs “berulang-ulang.” Pengudusan sejati melibatkan seluruh tubuh: tidaklah mungkin untuk dikuduskan sebagian, dalam arti menahan area kehidupan tertentu dari menjadi kudus. Setiap bagian kehidupan harus diserahkan pada kuasa pemurnian Roh Allah.
Jhon Mack Arthur mengatakan keserupaan dengan Kristus, adalah tujuan Allah bagi umat-Nya, di mana keserupaan dengan Kristus yang dimaksudkan secara aplikasi, Perjanjian Baru memberikan beberapa contoh keserupaan dengan Kristus dalam berbagai hal yaitu keserupaan dalam inkarnasi-Nya, keserupaan dalam pelayanan-Nya, keserupaan dalam ketabahan-Nya, keserupaan dalam misi-Nya, keserupaan dalam mengampuni dan keserupaan dalam karakternya adalah sebuah tindakan yang mencerminkan keserupaan dengan Kristus.”
Kedewasaan, Paulus berbicara tentang kedewasaan dalam Kolose 1:28-29 kata “Kesempurnaan” (teleios) muncul sembilan kali dalam Perjanjian Baru (duapuluh kali menurut BibleWorks 8). Kata teleioslebih cocok diterjemahkan sebagai “Kedewasaan” bila menyangkut tuntutan hidup kepada manusia. Sedangkan Matius 5:48b memang berarti sebagai “kesempurnaan” mutlak karena menunjuk kepada Allah.”
Ada berbagai macam kedewasaan seperti: kedewasaan fisik, kedewasaan intelektual, kedewasaan moral, kedewasaan emosional. Namun kedewasaan yang dimaksud oleh stott adalah kedewasaan rohani. Kedewasaan “di dalam Kristus,” yaitu memiliki sebuah hubungan yang dewasa dalam Kristus dalam penyembuhan Iman, kasih, dan ketetapan kepada-Nya. Kedewasaan rohani dapat di bagi dalam beberapa tahap kedewasaan bayi, kedewasaan muda dan kedewasaan orangtua.”
Tidak ada satupun manusia yang sempurna, manusia adalah manusia, mahluk ciptaan Tuhan yang masih hidup dibumi. Manusia adalah mahluk yang berdosa dan penuh dengan kekurangan, hanya Tuhan yang sempurna dan tidak pernah salah. Dalam bahasa Yunani, bahasa asli Alkitab Perjanjian Baru, kata sempurna adalah teleios, yang juga berarti tujuan, jika tujuan itu telah tercapai, itulah teleios itu menjadi sempurna.”
Gagasan sempurna dinyatakan dalam istilah-istilah Ibrani yang berasal dari kata-kata kerja seperti ka.lal’ (sempurna Yehezkiel 27:24);sya.lam’(Yesaya 60:20), dan ta.mam (berakhir mencapai kesempurnaan atau sudah lengkap) seperti dalam Mazmur 102:27; Yesaya 18:5.
Greidjanus berpendapat: Sempurna disini tidak berarti bahwa mereka tidak mempunyai salah atau dosa. Adapun yangPaulus maksudkan di sini ialah, bahwa mereka adalah orang-orang yang benar-benar percaya, orang-orang yang tidak hidup di dalam dosa dan yang tidak membiarkan dirinya disesatkan oleh ajaran bidah.”
Yunani holotelēs, “sempurna,” “lengkap dalam segala hal,” dari kataholos, “seluruh,” dan tēlos, “akhir.” Luther melukiskan holotelēs “berulang-ulang.” Pengudusan sejati melibatkan seluruh tubuh: tidaklah mungkin untuk dikuduskan sebagian, dalam arti menahan area kehidupan tertentu dari menjadi kudus. Setiap bagian kehidupan harus diserahkan pada kuasa pemurnian Roh Allah.
Jhon Mack Arthur mengatakan keserupaan dengan Kristus, adalah tujuan Allah bagi umat-Nya, di mana keserupaan dengan Kristus yang dimaksudkan secara aplikasi, Perjanjian Baru memberikan beberapa contoh keserupaan dengan Kristus dalam berbagai hal yaitu keserupaan dalam inkarnasi-Nya, keserupaan dalam pelayanan-Nya, keserupaan dalam ketabahan-Nya, keserupaan dalam misi-Nya, keserupaan dalam mengampuni dan keserupaan dalam karakternya adalah sebuah tindakan yang mencerminkan keserupaan dengan Kristus.”
Kedewasaan, Paulus berbicara tentang kedewasaan dalam Kolose 1:28-29 kata “Kesempurnaan” (teleios) muncul sembilan kali dalam Perjanjian Baru (duapuluh kali menurut BibleWorks 8). Kata teleioslebih cocok diterjemahkan sebagai “Kedewasaan” bila menyangkut tuntutan hidup kepada manusia. Sedangkan Matius 5:48b memang berarti sebagai “kesempurnaan” mutlak karena menunjuk kepada Allah.”
Ada berbagai macam kedewasaan seperti: kedewasaan fisik, kedewasaan intelektual, kedewasaan moral, kedewasaan emosional. Namun kedewasaan yang dimaksud oleh stott adalah kedewasaan rohani. Kedewasaan “di dalam Kristus,” yaitu memiliki sebuah hubungan yang dewasa dalam Kristus dalam penyembuhan Iman, kasih, dan ketetapan kepada-Nya. Kedewasaan rohani dapat di bagi dalam beberapa tahap kedewasaan bayi, kedewasaan muda dan kedewasaan orangtua.”
Tidak ada satupun manusia yang sempurna, manusia adalah manusia, mahluk ciptaan Tuhan yang masih hidup dibumi. Manusia adalah mahluk yang berdosa dan penuh dengan kekurangan, hanya Tuhan yang sempurna dan tidak pernah salah. Dalam bahasa Yunani, bahasa asli Alkitab Perjanjian Baru, kata sempurna adalah teleios, yang juga berarti tujuan, jika tujuan itu telah tercapai, itulah teleios itu menjadi sempurna.”
Gagasan sempurna dinyatakan dalam istilah-istilah Ibrani yang berasal dari kata-kata kerja seperti ka.lal’ (sempurna Yehezkiel 27:24);sya.lam’(Yesaya 60:20), dan ta.mam (berakhir mencapai kesempurnaan atau sudah lengkap) seperti dalam Mazmur 102:27; Yesaya 18:5.
Dalam kitab-kitab Yunani Kristen kata te’leios digunakan dengan cara yang serupa, antaralain: menyampaikan gagasan membawa kepada kelengkapan atau kadar penuh (Lukas 8:14; 2 Korintus 12:9; Yakobus 1:4), menjadi dewasa atau matang (1 Korintus 14:20; Ibrani 5:14), telah mencapai akhir, tujuan, atau target yang tepat yang di tentukan (Yohanes 19:28, Filipi 3:12).”
Dengan demikian, kesempurnaan seseorang bersifat relatif, tidak mutlak (Mazmur 119: 96). Artinya sebuah benda itu disebut sempurna apabila selaras, atau berkaitan dengan tujuan yang ditetapkan oleh si perancang atau pembuatnya, atau dengan penggunaan yang akan diterapkan oleh sipenerima atau penggunanya. Arti kesempurnaan itu sendiri menurut adanya seseorang yang menentukan kapan “kelengkapan” telah tercapai, apa standar-standar keunggulan, apa syarat yang harus dipenuhi, dan apa perincian-perincian yang sangat penting.
Allah pencipta adalah yang menentukan apa kesempurnaan itu, penentu standar, selaras dengan maksud dan tujuan dan kepentingan-Nya sendiri yang adil benar (Roma 12:22). Yohanes 4:48 menyatakan bahwa kesalehan sejati lebih menekankan proses daripada hasil. Disitulah keunikan kesalehan Kristiani terlihat dengan jelas. Yang paling penting adalah prosesnya, bukan hasil. Urusan manusia adalah berupaya sebisa mungkin untuk menggapai titik yang tertinggi. Orang yang merasa sudah baik tidak akan bertambah baik.
Mereka akan lebih mudah dikalahkan oleh mereka yang terus mau berlari kearah yang lebih baik (Mazmur 37:24). Dengan demikian sempurna yang dimaksudkan dalam pembahasan ini adalah sebuah satandard yang di buat oleh Allah sendiri, yang harus di capai oleh manusia, dan sesuai dengan konteks nya. Contohnya: Nuh yang adil-benar membuktikan diri “tanpa cela diantara orang-orang sezaman nya” (Kejadian 6:9) Ayub “ tidak bercela dan lurus hati ” (Ayub 1:8). Ungkapan-ungkapan serupa juga dinyatakan mengenai hamba-hamba Allah lainnya.
Dengan demikian kata sempurna yang dinyatakan dalam 1 Tesalonika 5:23 adalah sebuah standard yang Tuhan buat, agar manusia seutuhnya, yaitu: roh, jiwa dan tubuh. Mempersembahkan tubuh mereka, dengan segala kemampuan yang ada mereka harus di pelihara dalam kondisi sebaik mungkin. Setiap tindakan yang melemahkan tubuh dan pikiran menyebabkan manusia tidak layak bagi khaliknya, harus di hindarkan. Serta mempersembahkan keutuhan tubuh dengan kualitas yang terbaik.
Berdasarkan Alkitab Indonesia literal, isi 1 Tesalonika 5:23 adalah “Dan Elohim damai sejahtera, Dia sendiri kiranya menguduskan kamu sepenuhnya, dan segenap roh, tubuh dan jiwa dan tubuhmu kiranya terpelihara tanpa cela, pada saat kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus.” Kata tak bercacat dalam bahasa Yunani nya adalah: amemptōsἀμέμπτως yang berarti “Blameless.”Artinya dalam kamus Bahasa Inggris Oxford, artinya: tidak bersalah, tidak bercacat, tidak bercela.”Yang dimaksudkan dari tidak bercacat itu adalah: seorang yang tidak bercela dan sempurna dalam kebaikan.
Abineno J. L. Ch.berpendapat: kata yang diterjemahkan dengan “tidak bercela” adalah amomos yang menggambarkan seperti apakah orang Kristen di hadapan Allah. Kata ini berkaitan dengan kurban-kurban yang layak dipersembahkan kepada Allah. Hidup Kristen harus sedemikian rupa sehingga dapat dipersembahkan seperti kurban tidak bercela kepada Allah. Kemurnian hidup Kristen haruslah tidak bercela dimata dunia, tulus dalam dirinya sendiri dan layak dihadapan pengamatan Allah.”Berbeda dengan Abineno J. L. Ch, Robert M. Paterson menambahkan dengan memberikan pendapat, tidak bercela ialah semua yang tidak bercacat (tubuhnya sempurna).”Tidak bercela artinya: Hidup secara utuh.”
Dalam kamus Alkitab dari segi Alkitab Terjemahan Baru memberikan penjelasan, isi 1 Tesalonika 5:23 adalah “Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita.” Berdasarkan Alkitab Indonesia literal, isi 1 Tesalonika 5:23 adalah “Dan Elohim damai sejahtera, Dia sendiri kiranya menguduskan kamu sepenuhnya, dan segenap roh, tubuh dan jiwa dan tubuhmu kiranya terpelihara tanpa cela, pada saat kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus.” Kata tak bercacat dalam bahasa Yunani nya adalah: amemptōs(ἀμέμπτως) yang berarti “Blameless” (tidak bercela).Artinya dalam kamus Bahasa Inggris Oxford, artinya: tidak bersalah, tidak bercacat, tidak bercela.”
Paulus menyatakan dalam Efesus 1:4 bahwa “Sebab didalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat dihadapanNya.” Tuhan Yesus telah memilih dan menganugerahkan keselamatan untuk suatu tujuan yaitu agar umat-Nya semakin serupa dan segambar dengan diri-Nya (Roma 8:29). Oleh-Nya, Allah memanggil orang percaya supaya menggelar hidup kudus dan tanpa bercacat cela dihadapan-Nya; tidak lagi hidup sia-sia dalam kecemaran dosa sebab orang yang mengaku percaya kepada Tuhan, akan hidup tidak bercacat cela.
Paulus menyampaikan bahwa keadaan “tak bercacat” itu hanya dapat diperoleh ketika jemaat berada di dalam persekutuan yang erat dengan Kristus sendiri.”Kebenaran Kristuslah yang membuat orang berdosa yang bertobat diterima Allah dan mengerjakan pembenarannya. Betapa berdosa sekalipun hidupnya, jika ia percaya kepada Yesus sebagai Juruslamat pribadinya, ia dapat berdirin dihadapan Allah dalam jubah tanpa cacat-cela dari kebenaran Kristus yang diperhitungkan.”
BACA JUGA: 6 DESKRIPSI KEKUDUSAN MENURUT 1 PETRUS 1:13-25
Dengan demikian, kesempurnaan seseorang bersifat relatif, tidak mutlak (Mazmur 119: 96). Artinya sebuah benda itu disebut sempurna apabila selaras, atau berkaitan dengan tujuan yang ditetapkan oleh si perancang atau pembuatnya, atau dengan penggunaan yang akan diterapkan oleh sipenerima atau penggunanya. Arti kesempurnaan itu sendiri menurut adanya seseorang yang menentukan kapan “kelengkapan” telah tercapai, apa standar-standar keunggulan, apa syarat yang harus dipenuhi, dan apa perincian-perincian yang sangat penting.
Allah pencipta adalah yang menentukan apa kesempurnaan itu, penentu standar, selaras dengan maksud dan tujuan dan kepentingan-Nya sendiri yang adil benar (Roma 12:22). Yohanes 4:48 menyatakan bahwa kesalehan sejati lebih menekankan proses daripada hasil. Disitulah keunikan kesalehan Kristiani terlihat dengan jelas. Yang paling penting adalah prosesnya, bukan hasil. Urusan manusia adalah berupaya sebisa mungkin untuk menggapai titik yang tertinggi. Orang yang merasa sudah baik tidak akan bertambah baik.
Mereka akan lebih mudah dikalahkan oleh mereka yang terus mau berlari kearah yang lebih baik (Mazmur 37:24). Dengan demikian sempurna yang dimaksudkan dalam pembahasan ini adalah sebuah satandard yang di buat oleh Allah sendiri, yang harus di capai oleh manusia, dan sesuai dengan konteks nya. Contohnya: Nuh yang adil-benar membuktikan diri “tanpa cela diantara orang-orang sezaman nya” (Kejadian 6:9) Ayub “ tidak bercela dan lurus hati ” (Ayub 1:8). Ungkapan-ungkapan serupa juga dinyatakan mengenai hamba-hamba Allah lainnya.
Dengan demikian kata sempurna yang dinyatakan dalam 1 Tesalonika 5:23 adalah sebuah standard yang Tuhan buat, agar manusia seutuhnya, yaitu: roh, jiwa dan tubuh. Mempersembahkan tubuh mereka, dengan segala kemampuan yang ada mereka harus di pelihara dalam kondisi sebaik mungkin. Setiap tindakan yang melemahkan tubuh dan pikiran menyebabkan manusia tidak layak bagi khaliknya, harus di hindarkan. Serta mempersembahkan keutuhan tubuh dengan kualitas yang terbaik.
Arti Tubuh “Tidak bercacat” Berdasarkan 1 Tesalonika 5:23
Dalam kamus Alkitab dari segi Alkitab Terjemahan Baru memberikan penjelasan, isi 1 Tesalonika 5:23 adalah“Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita.”Berdasarkan Alkitab Indonesia literal, isi 1 Tesalonika 5:23 adalah “Dan Elohim damai sejahtera, Dia sendiri kiranya menguduskan kamu sepenuhnya, dan segenap roh, tubuh dan jiwa dan tubuhmu kiranya terpelihara tanpa cela, pada saat kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus.” Kata tak bercacat dalam bahasa Yunani nya adalah: amemptōsἀμέμπτως yang berarti “Blameless.”Artinya dalam kamus Bahasa Inggris Oxford, artinya: tidak bersalah, tidak bercacat, tidak bercela.”Yang dimaksudkan dari tidak bercacat itu adalah: seorang yang tidak bercela dan sempurna dalam kebaikan.
Abineno J. L. Ch.berpendapat: kata yang diterjemahkan dengan “tidak bercela” adalah amomos yang menggambarkan seperti apakah orang Kristen di hadapan Allah. Kata ini berkaitan dengan kurban-kurban yang layak dipersembahkan kepada Allah. Hidup Kristen harus sedemikian rupa sehingga dapat dipersembahkan seperti kurban tidak bercela kepada Allah. Kemurnian hidup Kristen haruslah tidak bercela dimata dunia, tulus dalam dirinya sendiri dan layak dihadapan pengamatan Allah.”Berbeda dengan Abineno J. L. Ch, Robert M. Paterson menambahkan dengan memberikan pendapat, tidak bercela ialah semua yang tidak bercacat (tubuhnya sempurna).”Tidak bercela artinya: Hidup secara utuh.”
Dalam kamus Alkitab dari segi Alkitab Terjemahan Baru memberikan penjelasan, isi 1 Tesalonika 5:23 adalah “Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita.” Berdasarkan Alkitab Indonesia literal, isi 1 Tesalonika 5:23 adalah “Dan Elohim damai sejahtera, Dia sendiri kiranya menguduskan kamu sepenuhnya, dan segenap roh, tubuh dan jiwa dan tubuhmu kiranya terpelihara tanpa cela, pada saat kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus.” Kata tak bercacat dalam bahasa Yunani nya adalah: amemptōs(ἀμέμπτως) yang berarti “Blameless” (tidak bercela).Artinya dalam kamus Bahasa Inggris Oxford, artinya: tidak bersalah, tidak bercacat, tidak bercela.”
Paulus menyatakan dalam Efesus 1:4 bahwa “Sebab didalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat dihadapanNya.” Tuhan Yesus telah memilih dan menganugerahkan keselamatan untuk suatu tujuan yaitu agar umat-Nya semakin serupa dan segambar dengan diri-Nya (Roma 8:29). Oleh-Nya, Allah memanggil orang percaya supaya menggelar hidup kudus dan tanpa bercacat cela dihadapan-Nya; tidak lagi hidup sia-sia dalam kecemaran dosa sebab orang yang mengaku percaya kepada Tuhan, akan hidup tidak bercacat cela.
Paulus menyampaikan bahwa keadaan “tak bercacat” itu hanya dapat diperoleh ketika jemaat berada di dalam persekutuan yang erat dengan Kristus sendiri.”Kebenaran Kristuslah yang membuat orang berdosa yang bertobat diterima Allah dan mengerjakan pembenarannya. Betapa berdosa sekalipun hidupnya, jika ia percaya kepada Yesus sebagai Juruslamat pribadinya, ia dapat berdirin dihadapan Allah dalam jubah tanpa cacat-cela dari kebenaran Kristus yang diperhitungkan.”
BACA JUGA: 6 DESKRIPSI KEKUDUSAN MENURUT 1 PETRUS 1:13-25
Dengan demikian bilamana seseorang yang sudah berdosa datang kepada Yesus melalui iman, dan disertai dengan pertobatan yang sempurna, maka cacat cela yang diakibatkan oleh dosa dan pelanggaran terhadap hukum Allah, akan di sempurnakan oleh kuasa Illahi melalui Roh kudus, sehingga kecendrungan kehidupan orang tersebut tidak lagi melakukan kesalahan atau pelanggaran yang ber ulang-ulang. Hubungan pribadinya dengan Kristus dapat mengubah kecendrungan hatinya, setiap hari berjalan mengarah kepada kesempurnaan standar kebenaran Kristus.
Kesimpulan
1. arti Kudus. Kekudusan Allah menuntut kekudusan umat-Nya. Artinya: umat Allah, yang adalah sekutu Allah, juga harus terpisah daripada segala dosa, dan mempersembahkan seluruh hidupnya bagi Allah sebagai persembahan yang hidup dan kudus.
2. arti sempurna. Allah pencipta adalah yang menentukan apa kesempurnaan itu, penentu standar, selaras dengan maksud dan tujuan dan kepentingan-Nya sendiri yang adil benar (Roma 12:22). Yohanes 4:48 menyatakan bahwa kesalehan sejati lebih menekankan proses daripada hasil. Disitulah keunikan kesalehan Kristiani terlihat dengan jelas.
3. arti tidak bercacat, Bilamana seseorang yang sudah berdosa datang kepada Yesus melalui iman, dan disertai dengan pertobatan yang sempurna, maka cacat cela yang diakibatkan oleh dosa dan pelanggaran terhadap hukum Allah, akan disempurnakan oleh kuasa Ilahi melalui Roh kudus, sehingga kecendrungan kehidupan orang tersebut tidak lagi melakukan kesalahan atau pelanggaran yang berulang-ulang.
Kesimpulan
1. arti Kudus. Kekudusan Allah menuntut kekudusan umat-Nya. Artinya: umat Allah, yang adalah sekutu Allah, juga harus terpisah daripada segala dosa, dan mempersembahkan seluruh hidupnya bagi Allah sebagai persembahan yang hidup dan kudus.
2. arti sempurna. Allah pencipta adalah yang menentukan apa kesempurnaan itu, penentu standar, selaras dengan maksud dan tujuan dan kepentingan-Nya sendiri yang adil benar (Roma 12:22). Yohanes 4:48 menyatakan bahwa kesalehan sejati lebih menekankan proses daripada hasil. Disitulah keunikan kesalehan Kristiani terlihat dengan jelas.
3. arti tidak bercacat, Bilamana seseorang yang sudah berdosa datang kepada Yesus melalui iman, dan disertai dengan pertobatan yang sempurna, maka cacat cela yang diakibatkan oleh dosa dan pelanggaran terhadap hukum Allah, akan disempurnakan oleh kuasa Ilahi melalui Roh kudus, sehingga kecendrungan kehidupan orang tersebut tidak lagi melakukan kesalahan atau pelanggaran yang berulang-ulang.