Arti Keadilan, Kebenaran, Damai Sejahtera dan Sukacita (Roma 14:17)

Arti Keadilan, Kebenaran, Damai Sejahtera dan Sukacita (Roma 14:17)
gadget, bisnis, otomotif
Roma 14:17 TB -Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus.

1.Keadilan


Dalam Perjanjian Lama, istilah keadilan (mishpat) berarti hak-hak dan kewajiban-kewajiban masing-masing pihak yang harus dipenuhi di bawah hukum kovenan. Orang-orang yang adil adalah yang memenuhi tuntutan Allah dan hidup sesuai dengan peringatan-peringatan yang telah ditetapkan dalam kovenan itu.

Dalam tatanan praktis pelaksanaan keadilan dapat dijelaskan: melakukan keadilan berarti: memberi bantuan – “bantuan kasih’, bantuan sosial” (bnd Daniel 4 :7) – begitu rupa , sehingga orang yang dibantu itu dapat hidup lagi sebagai anggota atau partner perjanjian. Keadilan bukan saja dipakai untuk benda dan manusia, tetapi terutama untuk Allah. Salah satu kesaksian yang terkenal tentang “keadilan Allah” ialah Mazmur 89. 

Dalam ayat 2 b dari mazmur ini kita membaca: Tuhan telah menyatakan keadilanNya di depan bangsa-bangsa. .. keadi-lan adalah salah satu bentuk dari kasih : kasih yang melayani dan membantu orang yang hidup dalam kesusahan, sehingga ia – seperti yang telah kita katakan tadi – dapat hidup lagi sebagai anggota atau patner Perjanjian”

Sedangkan dalam Perjanjian Baru, keadilan dijelaskan, “Dalam Perjanjian Baru memakai “keadilan” dalam arti yang sama, yaitu sebagai keadilan yang membebaskan, keadilan yang menyelamatkan. Salah satu contoh, yang paling jelas menggambarkan hal ini ialah: perumpamaan tentang “orang-orang upahan yang bekerja di kebun anggur (Matius 20:1-16).

2. Kebenaran


Dalam teks Roma 14:17-18, dijelaskan : Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus. Karana barangsiapa melayani Kristus dengan cara ini, ia berkenan pada Allah dan dihormati oleh manusia’. Kata kebenaran, mempunyai pengertian: “Yaitu memberikan kepada manusia dan Allah apa yang menjadi haknya. Hal yang paling utama yang menjadi hak sesamanya dalam kehidupan Kristen adalah simpati dan perhatian; pada saat kita menjadi seorang Kristen, perasaan orang lain menjadi lebih penting daripada perasaan diri kita sendiri..

Pengertian yang lain dijelaskan: kebenaran dapat diartikan sebagai kebenaran di hadapan Allah yang telah kita peroleh sebagai kebenaran di hadapan Allah yang telah kita peroleh oleh karya Kristus (3:25;5:1). Tetapi karena di sini halnya mengenai hubungan dengan se-sama anggota jemaat, dan kebenaran dihubungakan dengan kehadiran Roh Kudus, maka agaknya yang dimaksud di sini adalah kelakukan yang benar, sama seperti dalam 6:13

Kata kebenaran dalam Perjanjian Lama dapat dijelaskan: Dalam Perjanjian Lama, kata Ibrani untuk kebenaran (zedek) berkenan dengan perilaku atau sikap dari pihak-pihak yang terlibat dalam kovenan (lihat Ulangan 9:5; I Samuel 26:23; Amsal 21:21). Kata ini sering dipakai Allah dan manusia yang mempunyai perilaku yang benar dan konsisten dalam segala kesepakatan kovenan. Allah menuntut kebenaran dalam segala bidang eksistensi: sosial, etika dan religius

3. Damai sejahtera

Dalam Perjanjian Baru, damai tidak hanya berarti tidak ada kesulitan; jadi bukanlah hal yang negatif, melainkan benarbenar positif; berarti segala sesuatu yang dilakukan demi kebutuhan utama dari manusia. Orang-orang Yahudi sendiri sering berpikir tentang damai sebagai suatu keadaan hubungan baik antara manusia dan sesama. Damai sejahtera itu dapat diartikan sebagai keadaann yang sedang berlaku antara Allah dengan kita (Roma 5:1). Tetapi damai sejahtera itu menyatakan diri dalam pergaulan jemaat dan masyarakat luas (bnd. Roma 12:18)

4. Sukacita

Sukacita sebagai dampak langsung dari pembangunan dapat digambarkan nabi Yesaya sebagai sukacita seorang anak kecil ketika ia bermain dengan ular tedung dan ular beludak . Kedua binatang ini dalam suasa normal adalah dua jenis binatang yang berbisa dan dapat menyebabkan kematian. Namun justru sebaliknya ada suasa kehidupan secara damai terjadi melalui sukacita kehidupan bersama. “Anak yang menyusu akan bermain dekat liang ular tedung. Dan anak yang cerai susu akan mengulurkan tangannya ke sarang ular beludak. Yesaya 11:8”. 


Sukacita orang Kristen tidak pernah merupakan sesuatu untuk diri sendiri. Tidak untuk membahagiakan diri kita sendiri; melainkan untuk membahagiakan orang lain. Suatu kebahagiaan yang mengakibatkan kesusahan pada orang lain, bukanlah kebahagiaan Kristen.

Sukacita adalah kegembiraan yang timbul karena kepastiaan mengenai keselamatan kita, sehingga kita bermegah dalam pengharapan akan memperoleh kemuliaan Allah (bnd Roma 5:2). Sukacita itu jauh lebih besar dari sukacita yang dita rasakan kalau kita sudah berhasil memamerkan kebebasan kita untuk menyatkana penghinaan kita terhadap seorang saudara yang “lemah”. Ketiganya dikerjakana dalam diri kita oleh Roh Kudus, sebagaimana dapat dilihat juga dalam pasal 5:1-11; pasal 8
Next Post Previous Post