7 WATAK KRISTUS

Oleh: Henry Clarence Thiessen.

Sebagaimana telah dikatakan sebelumnya, salah satu tujuan penjelmaan ialah agar Yesus Kristus menjadi teladan bagi kita (Matius 11:29; I Petrus 2:21; I Yohanes 2:6). Oleh karena itu sangat penting untuk mempelajari watak Kristus agar dapat mengetahui patokan idaman dari kehidupan Kristen.
7 WATAK KRISTUS
1. IA MAHAKUDUS

Kristus adalah "anak yang . . . disebut kudus" (Lukas 1:35), "Yang Kudus dan Benar" (Kisah 3:14), "Hamba-Mu yang Kudus" (Kisah Para Rasul 4:27). Sifat-Nya kudus, oleh karena itu penguasa dunia tidak berkuasa sedikit pun atas diri-Nya (Yohanes 14:30), dan Ia "tidak berbuat dosa" (Ibrani 4:15). Perilaku-Nya kudus juga karena Ia terpisah dari orang-orang berdosa (Ibrani 7:26). Ia selalu melakukan hal-hal yang menyenangkan Bapa-Nya yang di sorga (Yohanes 8:29). Ia "tidak berbuat dosa dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya. Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia yang menghakimi dengan adil" (I Petrus 2:22, 23).

Tidak ada seorang pun yang menjawab tantangan-Nya ketika Ia mengatakan, "Siapakah di antaramu yang membuktikan bahwa Aku berbuat dosa?" (Yohanes 8:46). Namun "sama dengan kita, Ia telah dicobai" (Ibrani 4:15).

Kita harus menjadi kudus karena Dia kudus adanya (I Petrus 1:16). Walaupun kita telah jatuh dan hidup kita samasekali tidak serupa dengan Kristus, tak ada alasan bagi kita untuk memiliki ideal yang lebih rendah daripada yang telah ditetapkan oleh Alkitab. Bila kita dengan wajah yang tidak berselubung memandang "kemuliaan Tuhan . . . maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar" (II Korintus 3:18; bandingkan Mazmur 34:6). 

Kristus merupakan teladan kesempurnaan yang tidak berdosa bagi kita, dan kesempurnaan yang dimiliki Kristus itu sempurna. Ia telah menunjukkan kepada kita bagaimana hidup kudus.

2. KASIHNYA TULUS

Paulus mengatakan bahwa "kasih Kristus . . . melampaui segala pengetahuan" (Efesus 3:19). Pertama-tama, kasih Kristus ditujukan kepada Bapa-Nya di sorga (Yohanes 14:31). Kasih Kristus juga ditujukan kepada Alkitab, dalam hal ini Perjanjian Lama. Kristus menerima Perjanjian Lama sebagai catatan yang benar dan jujur mengenai berbagai peristiwa dan doktrin yang dibahas di dalamnya (Matius 5:17, 18). Ia memakai Alkitab ketika Ia dicobai (Matius 4:4, 7, 10); Ia menjelaskan beberapa nubuat yang terdapat dalam Perjanjian Lama sebagai nubuat yang menunjuk kepada diri-Nya (Lukas 4:16-21; 24:44,45); dan Ia menyatakan bahwa Alkitab tidak dapat dibatalkan (Yohanes 10:35).

Kasih Kristus juga ditujukan kepada manusia, manusia pada umumnya. Ketika Yesus melihat pemimpin muda yang kaya itu, Yesus mengasihinya (Markus 10:21). Kristus juga dituduh sebagai "sahabat pemungut cukai dan orang berdosa" (Matius 11:19). Ia begitu mengasihi orang-orang yang tersesat sehingga Ia bersedia mati karena mereka (Yohanes 10:11; 15:13; Roma 5:8).

Secara lebih khusus lagi, Kristus mengasihi umat-Nya sendiri. Yohanes pernah berkata, "Dia yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darah-Nya" (Wahyu 1:5). Ia mengasihi murid-murid-Nya sampai pada kesudahannya (Yohanes 13:1); Ia sangat mengasihi mereka seperti Allah Bapa sangat mengasihi Dia (Yohanes 15:9); Ia mengasihi umat-Nya sedemikian rupa sehingga Ia rela mengorbankan nyawa-Nya untuk mereka (Efesus 5:2, 25); dan Ia begitu mengasihi mereka sehingga tidak ada sesuatu pun yang dapat memisahkan mereka dari kasih-Nya (Roma 8:37-39).

3. IA SUNGGUH-SUNGGUH RENDAH HATI

Hal ini secara khusus dilihat ketika Ia sendiri merendahkan diri. Sekalipun setara dengan Allah, dengan rela Ia mengosongkan diri Nya, mengambil rupa seorang hamba, menjadi sama dengan manusia, dan terus merendahkan diri-Nya sampai mati secara hina di kayu salib (Filipi 2:5-8). Kerendahan hati-Nya juga nampak dalam perilaku-Nya ketika hidup di bumi.

Ia yang kaya, demi kita rela menjadi miskin (II Korintus 8:9). Ia lahir dalam sebuah kandang, karena tidak ada tempat bagi-Nya di rumah penginapan (Lukas 2:7); Ia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya ketika Ia berkeliling untuk mengajar dan menyembuhkan orang (Lukas 9:58), sehingga beberapa wanita yang telah disembuhkan-Nya dari kelemahan mereka dan dari kerasukan setan, membantu Dia dengan kekayaan mereka (Lukas 8:2, 3); Ia menyuruh Petrus menangkap ikan untuk mendapatkan uang yang diperlukan oleh-Nya dan Petrus untuk membayar pajak Bait Allah (Matius 17:27); Ia dikubur di kuburan pinjaman (Matius 27:59, 60).

Lagi pula, Ia bergaul dengan orang-orang yang rendah. Ia disebut sahabat pemungut cukai dan orang berdosa (Matius 11:19; bandingkan Lukas 15:2). Ia dengan senang hati membiarkan diri-Nya diminyaki oleh seorang perempuan yang berdosa (Lukas 7:37, 38) dan bahkan mengampuni dosa- dosanya (ayat 47, 48).

Sesungguhnya, murid-murid-Nya yang pertama semuanya berasal dari golongan rendah namun kepada merekalah Ia menyatakan rahasia-rahasia kerajaan Allah (Matius 13:11, 16, 17). Di samping itu, Ia melakukan pekerjaan yang paling kasar. Ia "datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang" (Matius 20:28). Ia mencuci kaki para murid (Yohanes 13:14). Sekalipun Ia adalah pemimpin murid-murid-Nya (Matius 23:10; Yohanes 13:14), Ia sungguh-sungguh ingin dikenal sebagai sahabat mereka (Yohanes 15:13-15).

4. IA LEMAH LEMBUT

Ia sendiri mengatakan, "Aku lemah lembut dan rendah hati" (Matius 11:29). Paulus menasihatkan jemaat di Korintus "demi Kristus yang lemah lembut dan ramah" (II Korintus 10:1). Kelemahlembutan- Nya nampak ketika Ia tidak memutuskan buluh yang patah terkulai dan tidak memadamkan sumbu yang pudar nyalanya (Matius 12:20; lihat juga Yesaya 42:3). Contoh-contoh kelemahlembutan-Nya dapat dilihat ketika Ia dengan lemah lembut menghadapi orang berdosa yang bertobat (Lukas 7:37-39; 48-50), menyesuaikan diri dengan Tomas yang ragu-ragu (Yohanes 20:29), dan sikap-Nya yang lemah lembut terhadap Petrus yang telah menyangkal-Nya tiga kali (Lukas 22:61; Yohanes 21:15-23).

Mungkin kelemahlembutan Kristus terlihat dengan lebih jelas lagi ketika Ia menghadapi Yudas Iskariot, pengkhianat itu (Matius 26:50; Yohanes 13:21), dan menghadapi orang-orang yang menyalibkan Dia (Lukas 23:34). Ia tidak bertengkar, tidak berteriak, dan juga tidak memperdengarkan suara- Nya di jalan (Matius 12:19; lihat Yesaya 42:2).

Demikian pula, seorang hamba Tuhan "tidak boleh bertengkar, tetapi harus ramah terhadap semua orang. Ia harus cakap mengajar, sabar dan dengan lemah lembut dapat menuntun orang yang suka melawan" (II Timotius 2:24, 25).

5. IA TENANG DALAM SEGALA KEADAAN

Kristus tenang tanpa menjadi pemurung, penuh sukacita namun bukan periang yang berlebihan. Ia menghadapi kehidupan secara serius. Yesaya berkata tentang hidup-Nya sebagai berikut, "Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia, dan bagi kita pun dia tidak masuk hitungan. Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah" (Yesaya 53:3, 4; lihat juga Mazmur 69:10; Roma 15:3; Ibrani 2:10).

Di samping keadaan yang penuh sengsara itu, Yesus penuh sukacita. "Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh" (Yohanes 15:11), dan Aku mengatakan semuanya ini sementara Aku masih ada di dalam dunia, supaya penuhlah sukacita-Ku di dalam diri mereka" (Yohanes 17:13). Kita memang tidak pernah membaca bahwa Yesus tertawa, walaupun ketika mengajar sesekali Ia menyelipkan juga hal-hal yang lucu dan menggelikan (Matius 19:24; 23:24; Lukas 7:31-35).

Jelaslah Yesus menangis (Lukas 19:41; Yohanes 11:35). Ia merasa sedih karena orang-orang yang menolak keselamatan yang diberikan-Nya dengan cuma-cuma (Matius 23:37; Yohanes 5:40). Ia menanggung segala kesusahan dan penderitaan kita sehingga nampak lebih tua daripada umur sesungguh-Nya secara jasmaniah (Yohanes 8:57). Sukacita yang dimiliki-Nya lebih banyak merupakan sukacita karena pengharapan (Ibrani 12:2; bandingkan dengan Yesaya 53:11), yaitu sukacita melihat banyak jiwa diselamatkan dan tinggal bersama- sama dengan Dia dalam kemuliaan.

6. IA SELALU BERDOA

Yesus sering kali berdoa. Lukas menyebutkan sebelas peristiwa ketika Yesus berdoa. Ia sering kali berdoa di hadapan murid-murid- Nya, namun tidak pernah dikatakan bahwa Ia berdoa bersama mereka. Ia berdoa berlama-lama, kadang-kadang sepanjang malam (Matius 14:23; Lukas 6:12). Kali lain ia bangun pagi-pagi sekali dan mencari tempat yang sunyi untuk berdoa (Markus 1:35). Ia berdoa sebelum melaksanakan tugas-tugas yang besar: sebelum mengadakan perjalanan pelayanan di Galilea (Markus 1:35-38), la berdoa sebelum memilih dua belas murid (Lukas 6:12, 13), dan Ia berdoa sebelum pergi ke Golgota (Matius 26:38-46).

Ia juga berdoa setelah mencapai keberhasilan yang besar (Yohanes 6:15). Meskipun Ia berdoa untuk diri-Nya sendiri, Ia tidak pernah lupa berdoa juga untuk orang-orang yang dikasihi-Nya (Lukas 22:32; Yohanes 17). Ia berdoa dengan sungguh-sungguh (Lukas 22:44; Ibrani 5:7), dengan sangat tekun (Matius 26:44), dengan iman (Yohanes 11:41, 42), serta dengan sikap patuh (Matius 26:39). 

Penulis surat Ibrani mengatakan, "Dalam hidup-Nya sebagai manusia, Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, dan karena kesalehan-Nya Ia telah didengarkan" (Ibrani 5:7). Bila Anak Allah perlu berdoa, betapa lebih lagi kita perlu menghampiri hadirat Allah dalam doa!

7. IA BEKERJA TAK HENTI-HENTINYA

Yesus mengatakan, "Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Aku pun bekerja juga" (Yohanes 5:17), dan "kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang; akan datang malam, di mana tidak ada seorang pun yang dapat bekerja" (Yohanes 9:4). Ia mulai pagi-pagi sekali (Markus 1:35; Yohanes 8:2) dan bekerja terus sampai jauh malam (Matius 8:16; Lukas 6:12; Yohanes 3:2).

Baca Juga: Doktrin Kristologi

Sangat menarik untuk mengikuti Dia sepanjang hari yang biasanya penuh dengan berbagai kesibukan (Matius 12:22-13:53; Markus 3:20-4:41). Ia sampai lupa makan (Yohanes 4:31- 34), lupa beristirahat (Markus 6:31) dan bahkan lupa penderitaan- Nya sendiri bila ada kesempatan untuk menolong jiwa yang memerlukan pertolongan (Lukas 23:41-43). 

Pekerjaan-Nya terdiri atas mengajar, (Matius 5-7), berkhotbah (Markus 1:38, 39), mengusir setan (Markus 5:12, 13), menyembuhkan orang sakit (Matius 8, 9), menyelamatkan yang hilang (Lukas 7:48; 19:9), membangkitkan orang mati (Matius 9:25; Lukas 7:14; Yohanes 11:43), memanggil serta melatih pekerja-pekerja (Matius 10; Lukas 10). Sebagai pekerja, Ia terkenal karena keberanian-Nya (Yohanes 2:14-17; 3:3; 19:10, 11), ketelitian-Nya (Matius 14:36; Yohanes 7:23), sifat tidak pilih kasih-Nya (Matius 11:19), serta kebijaksanaan-Nya (Markus 12:34; Yohanes 4:7-30).  7 WATAK KRISTUS
Next Post Previous Post