ORANG KRISTEN DAN FIRMAN TUHAN (YAKOBUS 1:19-25)

Pdt. Budi Asali, M.Div.

I) Pentingnya Firman Tuhan (Yakobus 1:21).

1) Firman Tuhan berkuasa menyelamatkan kita (ay 21).
ORANG KRISTEN DAN FIRMAN TUHAN (YAKOBUS 1:19-25)
gadget, bisnis
 Yakobus 1:21: “Sebab itu buanglah segala sesuatu yang kotor dan kejahatan yang begitu banyak itu dan terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam hatimu, yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.”.

Ay 21b mengatakan bahwa firman Tuhan itu ‘berkuasa menyelamat­kan jiwa’.

Kata ‘jiwa’ di sini merupakan suatu synecdoche (gaya bahasa di mana yang sebagian menyatakan seluruhnya). Jadi, yang dimaksud dengan ‘jiwa’ di sini, bukan hanya jiwa / rohnya saja, tetapi seluruh manusianya (tubuh + jiwa / roh).

Kalau kita mau berbicara dengan cara yang strict [= ketat], maka jelas bahwa bukan firman Tuhan yang menyelamatkan jiwa, tetapi Allahlah yang menyelamatkan jiwa. Tetapi ay 21 ini mengatakan bahwa firman Tuhan menyelamatkan jiwa, karena Allah selalu menggunakan firmanNya untuk menyelamatkan manusia.

Sejak kejatuhan Adam ke dalam dosa, maka manusia ada dalam keadaan Total Depravity [= Kebejatan Total], karena seluruh diri manusia dipengaruhi secara negatif oleh dosa. Pikiran manusia juga menjadi berdosa dan gelap, dan ini terlihat dari:

a) Manusia sering tidak bisa membedakan dosa dan suci, benar dan salah.

b) Manusia sering bahkan tidak tahu akan adanya hukuman terhadap dosa.

c) Manusia tidak tahu jalan keselamatan.

Pada waktu Allah mau menyelamatkan manusia yang ada dalam keadaan seperti ini, maka Allah harus memberikan wahyu khusus, yaitu firman Tuhan, yang bisa menyadarkan manusia akan dosanya, menyadarkan manusia akan adanya hukuman dosa, dan menunjukkan kepada manusia jalan keselamatan di dalam Yesus Kristus.

2) Firman Tuhan memerdekakan kita (ay 25).

Yakobus 1:25: “Tetapi barangsiapa meneliti hukum yang sempurna, yaitu hukum yang memerdekakan orang, dan ia bertekun di dalamnya, jadi bukan hanya mendengar untuk melupakannya, tetapi sungguh-sungguh melakukannya, ia akan berbahagia oleh perbuatannya.”.

Dari ay 23-24 bisa kita dapatkan bahwa firman digambarkan sebagai cermin, dan orang yang mendengar firman itu seperti orang yang melihat wajahnya di depan cermin itu.

Yakobus 1:23-24: “(23) Sebab jika seorang hanya mendengar firman saja dan tidak melakukannya, ia adalah seumpama seorang yang sedang mengamat-amati mukanya yang sebenarnya di depan cermin. (24) Baru saja ia memandang dirinya, ia sudah pergi atau ia segera lupa bagaimana rupanya.”.

Sebagaimana cermin bisa menunjukkan kejelekan wajah kita supaya bisa kita perbaiki, demikian juga firman bisa menunjukkan dosa / kesalahan kita supaya bisa kita perbaiki. Dan kalau kita mau memberikan tanggapan yang positif terhadap penunjukan dosa itu, maka firman itu akan membebaskan kita dari dosa. Karena itulah maka ay 25 menyebut firman sebagai ‘hukum yang memerdekakan orang’.

Tetapi, cermin ada yang tidak terlalu rata, sehingga menunjukkan kesalahan yang seharusnya tidak ada dalam diri kita, atau sebaliknya. Tetapi firman disebut sebagai ‘hukum yang sempurna’ (ay 25), karena tidak ada salahnya! Karena itu, kalau hidup kita tidak sesuai dengan firman, maka yang salah pasti adalah hidup kita!

Jadi, firman itu bisa menyelamatkan kita, dan setelah itu menguduskan hidup kita. Dengan demikian, baik orang Kristen (baik yang kristen bayi maupun kristen yang dewasa) maupun orang kafir / kristen KTP, membutuhkan firman!

Semua ini menunjukkan bahwa firman Tuhan itu sangat penting! Karena itu saudara harus memberikan firman Tuhan tempat teruta­ma dalam hidup saudara!

Gereja yang baik harus menekankan pemberitaan firman Tuhan! Dan karena itu juga harus punya acara Pemahaman Alkitab! Dan acara ini tidak boleh bertabrakan waktunya dengan acara-acara lain dari gereja itu, apakah itu rapat, latihan paduan suara, dan sebagainya!

Kalau saudara menganggap bahwa kebaktian seminggu sekali sudah cukup untuk belajar firman Tuhan, coba lihat bagaimana cara gereja abad pertama belajar firman Tuhan!

Kis 2:42,46 - “(42) Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa. ... (46) Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati,”.

II) Sikap yang benar terhadap firman Tuhan.

Yakobus 1:19-21: “(19) Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah; (20) sebab amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah. (21) Sebab itu buanglah segala sesuatu yang kotor dan kejahatan yang begitu banyak itu dan terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam hatimu, yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.”.

1) Mau mendengar firman.

Yakobus 1:22: “Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri.”.

a) Kontext jelas menunjukkan bahwa yang dimaksud dengan ‘mendengar’, adalah ‘mendengar firman’.

Ada beberapa hal yang penting dalam kita mau mendengar firman:

1. Kita bukan hanya harus mau mendengar firman, tetapi harus cepat mendengar.

Yakobus 1:19: “Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah;”.

a. ‘Cepat mendengar’ di sini lagi-lagi harus diartikan sesuai dengan kontextnya, yaitu tentang firman Tuhan (ay 21). Jadi, yang dimaksudkan adalah ‘cepat mendengar firman Tuhan’, bukan cepat mendengar gossip, omongan cabul, fitnah, rahasia orang, dsb.

Renungkan: Dalam hal apa telinga saudara ‘cepat mendengar’? Dalam mendengar firman Tuhan, apakah saudara termasuk orang yang cepat mendengar, atau sebaliknya termasuk orang yang ‘lamban mendengar’ seperti dalam Ibr 5:11-14 atau 2Tim 3:7?

Ibrani 5:11-14 - “(11) Tentang hal itu banyak yang harus kami katakan, tetapi yang sukar untuk dijelaskan, karena kamu telah lamban dalam hal mendengarkan. (12) Sebab sekalipun kamu, ditinjau dari sudut waktu, sudah seharusnya menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan asas-asas pokok dari pernyataan Allah, dan kamu masih memerlukan susu, bukan makanan keras. (13) Sebab barang siapa masih memerlukan susu ia tidak memahami ajaran tentang kebenaran, sebab ia adalah anak kecil. (Ibrani 5:14) Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena mempunyai pancaindra yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat.”.

2Timotius 3:7 - “yang walaupun selalu ingin diajar, namun tidak pernah dapat mengenal kebenaran.”.

Orang kristen harus membedakan antara khotbah dan firman, karena pada jaman sekarang ada banyak sekali khotbah yang hanya dipenuhi dengan lelucon, kesaksian, cerita dsb, dan sama sekali tidak menjelaskan firman! Juga banyak khotbah yang sama sekali tidak didasarkan pada firman Tuhan, tetapi hanya didasarkan pada illustrasi, pengalaman, dsb. Khotbah yang semacam itu tentu bukan firman Tuhan!

Jadi, sekalipun kita harus cepat mendengar firman, itu tidak berarti bahwa kita harus menerima seadanya yang dikatakan pengkhotbah, karena ada banyak pengkhotbah tidak memberitakan firman Tuhan!

Kita tetap harus selektif, bukan berdasarkan pengkhotbahnya, tetapi berdasarkan beritanya.

(1) Ahli Taurat / orang Farisipun harus didengarkan kalau beritanya benar.

Matius 23:1-3 - “(1) Maka berkatalah Yesus kepada orang banyak dan kepada murid-muridNya, kataNya: (2) ‘Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa. (3) Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya.”.

(2) Sebaliknya, rasul / malaikatpun tidak perlu dipedulikan kalau beritanya salah.

Kis 17:11 - “Orang-orang Yahudi di kota itu lebih baik hatinya (seharusnya ‘lebih mulia’) dari pada orang-orang Yahudi di Tesalonika, karena mereka menerima firman itu dengan segala kerelaan hati dan setiap hari mereka menyelidiki Kitab Suci untuk mengetahui, apakah semuanya itu benar demikian.”.

Galatia 1:6-9 - “(6) Aku heran, bahwa kamu begitu lekas berbalik dari pada Dia, yang oleh kasih karunia Kristus telah memanggil kamu, dan mengikuti suatu injil lain, (7) yang sebenarnya bukan Injil. Hanya ada orang yang mengacaukan kamu dan yang bermaksud untuk memutarbalikkan Injil Kristus. (8) Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia. (9) Seperti yang telah kami katakan dahulu, sekarang kukatakan sekali lagi: jikalau ada orang yang memberitakan kepadamu suatu injil, yang berbeda dengan apa yang telah kamu terima, terkutuklah dia.”.

Jangan tunda-tunda dalam belajar firman Tuhan, dan punyailah hati seorang murid, yang memang bisa diajar dan rindu belajar!

2. Pada waktu mendengar firman, kita harus lambat untuk berkata-kata.

Yakobus 1:19: “Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah;”.

a. Sama seperti dalam persoalan ‘cepat mendengar’, maka ‘lambat berkata-kata’ ini juga harus diartikan pada saat seseorang mendengar firman Tuhan.

Jadi jangan diartikan bahwa kita harus lambat dalam memberitakan firman Tuhan, lambat untuk memberitakan Injil, lambat untuk sharing dsb.

Tetapi harus diartikan: pada waktu mendengar firman, kita tidak boleh berbicara.

Penerapan: Apakah saudara sering berbicara, bergurau dsb, pada waktu mendengarkan firman Tuhan?

Perlu saudara ingat bahwa Allah memberi saudara 1 mulut / lidah, tetapi 2 buah telinga. Mungkin ini bisa dijadikan pedoman untuk mengingat bahwa Allah menghendaki saudara ‘cepat mendengar’ tetapi ‘lambat berkata-kata’.

b. Perlu juga diingat bahwa bisa saja pada waktu saudara mendengar firman, mulut saudara tidak mengatakan apa-apa, tetapi pikiran / hati saudara terus berbicara, atau untuk membenarkan diri, atau mendebat pengkhotbah, dsb. Ini tetap berarti bahwa saudara ‘cepat berbicara’!

Catatan: saudara boleh ‘mendebat’ pengkhotbah kalau ia memberitakan sesuatu yang tidak sesuai dengan Firman Tuhan.

Charles Caleb Colton: “When in the company of sensible men, we ought to be doubly cautious of talking too much, lest we lose two good things - their good opinion and our own improvement; for what we have to say we know, but what they have to say we know not.” [= Pada waktu bersama-sama dengan orang-orang yang berpikiran sehat / bijaksana, kita harus sangat berhati-hati untuk tidak berbicara terlalu banyak, atau kita akan kehilangan dua hal yang baik - pandangan yang baik dari mereka dan kemajuan diri kita sendiri; karena apa yang harus kita katakan kita tahu, tetapi apa yang mereka katakan kita tidak tahu.] - Reader’s Digest.

3. Pada waktu mendengar firman, kita juga harus ‘lambat untuk marah’.

Yakobus 1:19: “Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah;”.

a. Sama seperti pada 2 hal di atas, bagian inipun harus diterapkan dalam kontex mendengar / menerima firman Tuhan. Jadi artinya: pada saat mendengar firman, jangan marah!

Jadi, kalau mau menegur orang yang marah karena hal-hal lain atau pada saat-saat lain, pakai ayat lain seperti Matius 5:22, jangan pakai ayat ini. Itu menjadi penggunaan ayat ‘out of context’ [= keluar dari kontextnya]!

b. Bicara tentang kemarahan, kita harus camkan bahwa tidak semua kemarahan merupakan dosa. Ada kemarahan yang benar / bukan dosa.

Contoh:

Markus 3:5 - “Ia berdukacita karena kedegilan mereka dan dengan marah Ia memandang sekelilingNya kepada mereka lalu Ia berkata kepada orang itu: ‘Ulurkanlah tanganmu!’ Dan ia mengulurkannya, maka sembuhlah tangannya itu.”.

Efesus 4:26 - “Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu”.

Tetapi kemarahan pada waktu mendengar firman, jelas adalah dosa. Karena itu dikatakan dalam ay 20 - “sebab amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah.”.

Artinya: kemarahan ini tidak akan menghasilkan hidup yang memperke­nan Allah.

Contoh: kemarahan Kain (Kejadian 4:3-9), kemarahan Yunus (Yunus 4:1-9), kemarahan Naaman (2Raja 5:10-12).

Kejadian 4:3-9 - “(3) Setelah beberapa waktu lamanya, maka Kain mempersembahkan sebagian dari hasil tanah itu kepada TUHAN sebagai korban persembahan; (4) Habel juga mempersembahkan korban persembahan dari anak sulung kambing dombanya, yakni lemak-lemaknya; maka TUHAN mengindahkan Habel dan korban persembahannya itu, (5) tetapi Kain dan korban persembahannya tidak diindahkanNya. Lalu hati Kain menjadi sangat panas, dan mukanya muram. (6) Firman TUHAN kepada Kain: ‘Mengapa hatimu panas dan mukamu muram? (7) Apakah mukamu tidak akan berseri, jika engkau berbuat baik? Tetapi jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu; ia sangat menggoda engkau, tetapi engkau harus berkuasa atasnya.’ (8) Kata Kain kepada Habel, adiknya: ‘Marilah kita pergi ke padang.’ Ketika mereka ada di padang, tiba-tiba Kain memukul Habel, adiknya itu, lalu membunuh dia. (9) Firman TUHAN kepada Kain: ‘Di mana Habel, adikmu itu?’ Jawabnya: ‘Aku tidak tahu! Apakah aku penjaga adikku?’”.

Yunus 4:1-9 - “(1) Tetapi hal itu sangat mengesalkan hati Yunus, lalu marahlah ia. (2) Dan berdoalah ia kepada TUHAN, katanya: ‘Ya TUHAN, bukankah telah kukatakan itu, ketika aku masih di negeriku? Itulah sebabnya, maka aku dahulu melarikan diri ke Tarsis, sebab aku tahu, bahwa Engkaulah Allah yang pengasih dan penyayang, yang panjang sabar dan berlimpah kasih setia serta yang menyesal karena malapetaka yang hendak didatangkanNya. (3) Jadi sekarang, ya TUHAN, cabutlah kiranya nyawaku, karena lebih baik aku mati dari pada hidup.’ (4) Tetapi firman TUHAN: ‘Layakkah engkau marah?’ (5) Yunus telah keluar meninggalkan kota itu dan tinggal di sebelah timurnya. Ia mendirikan di situ sebuah pondok dan ia duduk di bawah naungannya menantikan apa yang akan terjadi atas kota itu. (6) Lalu atas penentuan TUHAN Allah tumbuhlah sebatang pohon jarak melampaui kepala Yunus untuk menaunginya, agar ia terhibur dari pada kekesalan hatinya. Yunus sangat bersukacita karena pohon jarak itu. (7) Tetapi keesokan harinya, ketika fajar menyingsing, atas penentuan Allah datanglah seekor ulat, yang menggerek pohon jarak itu, sehingga layu. (8) Segera sesudah matahari terbit, maka atas penentuan Allah bertiuplah angin timur yang panas terik, sehingga sinar matahari menyakiti kepala Yunus, lalu rebahlah ia lesu dan berharap supaya mati, katanya: ‘Lebih baiklah aku mati dari pada hidup.’ (9) Tetapi berfirmanlah Allah kepada Yunus: ‘Layakkah engkau marah karena pohon jarak itu?’ Jawabnya: ‘Selayaknyalah aku marah sampai mati.’”.

2Raja 5:10-12 - “(10) Elisa menyuruh seorang suruhan kepadanya mengatakan: ‘Pergilah mandi tujuh kali dalam sungai Yordan, maka tubuhmu akan pulih kembali, sehingga engkau menjadi tahir.’ (11) Tetapi pergilah Naaman dengan gusar sambil berkata: ‘Aku sangka bahwa setidak-tidaknya ia datang ke luar dan berdiri memanggil nama TUHAN, Allahnya, lalu menggerak-gerakkan tangannya di atas tempat penyakit itu dan dengan demikian menyembuhkan penyakit kustaku! (12) Bukankah Abana dan Parpar, sungai-sungai Damsyik, lebih baik dari segala sungai di Israel? Bukankah aku dapat mandi di sana dan menjadi tahir?’ Kemudian berpalinglah ia dan pergi dengan panas hati.”.

c. Kemarahan seperti ini bisa terjadi:

(1) Sebelum saudara mendengar firman, dan saudara bawa terus sampai pada saat saudara mendengar firman.

Misalnya: kalau pada waktu mau berangkat, saudara sudah bertengkar dengan suami / istri saudara, atau saudara jengkel karena di jalanan saudara dipotong oleh becak / bemo dsb. Karena itu, datang di gereja beberapa saat sebelum waktu kebaktian mulai, adalah sesuatu yang penting, supaya kemarahan seperti ini bisa diredakan dulu, dan kita bisa mengikuti kebaktian dengan baik.

(2) Pada saat / setelah saudara mendengar firman.

Mungkin karena doktrin saudara tidak sesuai dengan doktrin yang diberitakan si pengkhotbah (Catatan: kalau memang pengkhotbah mengajar doktrin yang sesat, maka tentu tidak salah kalau kita menjadi marah!).

(3) Pada saat ada teguran dari si pengkhotbah terhadap kehidupan saudara.

Pada waktu mendengar firman, kita harus mau mendengar teguran. Kalau saudara marah pada waktu pengkhotbah memberikan teguran melalui firman Tuhan, ingatlah bahwa saudara sebetulnya bukan marah kepada pengkhotbahnya, tetapi kepada Tuhan sendiri! Karena itu, bertobatlah dari kemarahan seperti ini!

Memang firman bisa menghibur kita pada waktu mengalami kesukaran / penderitaan, dan itu merupakan berita yang enak / menyenangkan. Tetapi firman juga berfungsi untuk menyatakan kesalahan / menegur.

Bdk. 2Timotius 3:16 - “Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.”.

NASB: ‘All Scripture is inspired by God and profitable for teaching, for reproof, for correction, for training in righteousness’ [= Seluruh Kitab Suci diilhamkan oleh Allah dan bermanfaat untuk mengajar, untuk menegur, untuk mengoreksi, untuk melatih dalam kebenaran].

Sekarang perhatikan kata-kata ‘bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan’. Ini kalau bukan menegur, lalu apa???

Ini penting untuk orang kafir maupun untuk orang Kristen. Untuk orang kafir, supaya ia sadar akan dosa-dosanya, dan lalu datang / percaya kepada Kristus; untuk orang Kristen, supaya sadar dosa dan lalu bisa mengaku dosa dan menguduskan diri.

Juga Kitab Suci bermanfaat ‘untuk memperbaiki kelakuan’. Bagaimana bisa kelakuan kita diperbaiki kalau kita tidak tahu kesalahan kita? Dan bagaimana kita bisa tahu kesalahan kita kalau tidak ada teguran?

Teguran firman memang merupakan berita yang tidak enak / tidak menyenangkan. Kadang-kadang muka bisa rasanya panas waktu kita mendengar!

Tetapi kalau kita maunya cuma mendengar firman Tuhan yang enak-enak, kita menggenapi nubuat Paulus dalam 2Tim 4:3-4.

2Timotius 4:3-4 - “(3) Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya. (4) Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng.”.

4. Kita harus mau mendengar firman yang rumit / sukar.

Firman itu ada yang mudah, tetapi juga ada yang amat dalam dan sukar. Kalau kita hanya mau bela­jar yang mudah, dan kita tidak mau mempelajari secara teliti dan mendalam, maka kita termasuk orang yang ‘lamban mendengar’!

Karena itu kita harus mau belajar secara mendalam (tentu secara bertahap). Ini ditun­jukkan oleh kata ‘meneliti’ dalam ay 25.

Yakobus 1:25: “Tetapi barang siapa meneliti hukum yang sempurna, yaitu hukum yang memerdekakan orang, dan ia bertekun di dalamnya, jadi bukan hanya mendengar untuk melupakannya, tetapi sungguh-sungguh melakukannya, ia akan berbahagia oleh perbuatannya.”.

Illustrasi: Kalau kita hanya mau mendapatkan batu yang tidak terlalu ber­harga, kerikil dsb, maka kita tidak perlu bersusah payah. Tetapi kalau kita mau mendapatkan batu yang berharga, seperti intan dsb, maka kita harus menggali! Demikian juga kalau saudara tidak mau bersusah payah dalam belajar firman, maka yang saudara dapatkan hanyalah ‘kerikil’, tetapi kalau sauda­ra mau bersusah payah dalam menggali firman, saudara akan mendapatkan ‘intan’!

5. Kita harus mendengar Firman dengan tekun (ay 25).

Yakobus 1:25: “Tetapi barang siapa meneliti hukum yang sempurna, yaitu hukum yang memerdekakan orang, dan ia bertekun di dalamnya, jadi bukan hanya mendengar untuk melupakannya, tetapi sungguh-sungguh melakukannya, ia akan berbahagia oleh perbuatannya.”.

Orang yang betul-betul percaya kepada Kristus, pasti tekun dalam mendengar / belajar Firman Tuhan, dalam arti ia tidak akan meninggalkan firman (Yohanes 8:31 2Yohanes 9).

Yohanes 8:31-32 - “(31) Maka kataNya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepadaNya: ‘Jikalau kamu tetap dalam firmanKu, kamu benar-benar adalah muridKu (32) dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.’”.

2Yoh 9 - “Setiap orang yang tidak tinggal di dalam ajaran Kristus, tetapi yang melangkah keluar dari situ, tidak memiliki Allah. Barang siapa tinggal di dalam ajaran itu, ia memiliki Bapa maupun Anak.”.

Tetapi tiap-tiap orang Kristen mempunyai kadar ketekunan yang berbeda, dan ini yang harus kita perhatikan! Usahakan supaya diri saudara makin tekun dalam mendengar / belajar firman Tuhan!

2Petrus 1:1-8 - “(1) Dari Simon Petrus, hamba dan rasul Yesus Kristus, kepada mereka yang bersama-sama dengan kami memperoleh iman oleh karena keadilan Allah dan Juru selamat kita, Yesus Kristus. (2) Kasih karunia dan damai sejahtera melimpahi kamu oleh pengenalan akan Allah dan akan Yesus, Tuhan kita. (3) Karena kuasa ilahiNya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia, yang telah memanggil kita oleh kuasaNya yang mulia dan ajaib. (4) Dengan jalan itu Ia telah menganugerahkan kepada kita janji-janji yang berharga dan yang sangat besar, supaya olehnya kamu boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi, dan luput dari hawa nafsu duniawi yang membinasakan dunia. (5) Justru karena itu kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan, (6) dan kepada pengetahuan penguasaan diri, kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada ketekunan kesalehan, (7) dan kepada kesalehan kasih akan saudara-saudara, dan kepada kasih akan saudara-saudara kasih akan semua orang. (8) Sebab apabila semuanya itu ada padamu dengan berlimpah-limpah, kamu akan dibuatnya menjadi giat dan berhasil dalam pengenalanmu akan Yesus Kristus, Tuhan kita.”.

Ay 1-4 jelas menunjukkan bahwa Petrus menujukan kata-kata ini kepada orang-orang Kristen. Dan salah satu hal yang ia tekankan supaya orang Kristen usahakan dengan sungguh-sungguh adalah menambah ‘pengetahuan’, dan ini tentu maksudnya ‘pengetahuan akan firman Tuhan’!

Bdk. Amsal 2:1-5 - “(1) Hai anakku, jikalau engkau menerima perkataanku dan menyimpan perintahku di dalam hatimu, (2) sehingga telingamu memperhatikan hikmat, dan engkau mencenderungkan hatimu kepada kepandaian, (3) ya, jikalau engkau berseru kepada pengertian, dan menujukan suaramu kepada kepandaian, (4) jikalau engkau mencarinya seperti mencari perak, dan mengejarnya seperti mengejar harta terpendam, (5) maka engkau akan memperoleh pengertian tentang takut akan TUHAN dan mendapat pengenalan akan Allah.”.

Bagaimana jika terjadi sebaliknya, di mana ‘orang Kristen’ itu tidak tekun dalam belajar firman Tuhan?

2Petrus 1:9 - “Tetapi barang siapa tidak memiliki semuanya itu, ia menjadi buta dan picik, karena ia lupa, bahwa dosa-dosanya yang dahulu telah dihapuskan.”.

2Petrus 2:21 mengatakan bahwa lebih baik tidak pernah tahu kebenaran, dari pada setelah tahu lalu berbalik dari kebenaran itu.

2Petrus 2:21 - “Karena itu bagi mereka adalah lebih baik, jika mereka tidak pernah mengenal Jalan Kebenaran dari pada mengenalnya, tetapi kemudian berbalik dari perintah kudus yang disampaikan kepada mereka.”.

Amsal 19:27 (NIV): “Stop listening to instruction, my son, and you will stray from the words of knowledge.” [= Berhenti­lah mendengar instruksi, anakku, dan engkau akan menyimpang / tersesat dari kata-kata pengetahuan.].

Karena itu jangan pernah berpikir bahwa setelah sekian lama belajar firman, maka saudara sudah mempunyai cukup penger­tian, dan saudara lalu tidak merasa perlu untuk belajar lebih banyak. Amsal 19:27 itu menjamin saudara akan tersesat kalau saudara melakukan hal seperti itu!

Penerapan: dalam Pemahaman Alkitab ini, saudara hanya mau ikut satu dua kali, atau mau bertekun???

2) Kita harus berusaha mengingat firman Tuhan.

Yakobus 1: 25: “Tetapi barang siapa meneliti hukum yang sempurna, yaitu hukum yang memerdekakan orang, dan ia bertekun di dalamnya, jadi bukan hanya mendengar untuk melupakannya, tetapi sungguh-sungguh melakukannya, ia akan berbahagia oleh perbuatannya.”.

Penerapan:

1. Apakah saudara berusaha menghafalkan ayat-ayat Kitab Suci yang penting?

2. Apakah saudara mempelajari makalah-makalah yang diberikan dalam Kebaktian / Pemahaman Alkitab untuk lebih bisa mengingat Firman Tuhan?

3) Kita harus berusaha menaati firman Tuhan yang telah kita dengar / mengerti.

Ada banyak hal yang menunjukkan bahwa kita harus menaati firman Tuhan yang telah kita dengar / pelajari.

a) Orang yang tidak taat adalah orang yang menipu dirinya sendiri.

Yakobus 1: 22: “Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri.”.

Kata ‘menipu’ dalam ay 22 ini sebetulnya berarti ‘menipu dengan argumentasi (yang salah)’.

1. Orang yang tidak taat sering mempunyai argumentasi untuk membenarkan diri.

Ada seorang yang mengatakan bahwa kalau seseorang berbuat dosa, sering kali dalam diri / pikiran orang itu lalu ada suatu ‘persidangan’. Dalam sidang itu ada terdakwa (yaitu orang itu sendiri), dan juga ada jaksa / penuntut (yang tentu saja adalah diri orang itu sendiri), yang menunjuk­kan kesalahan orang itu. Lalu ada pembela (yang tentu saja juga adalah orang itu sendiri) yang lalu mengajukan pembe­laan / alasan mengapa orang itu melakukan hal tersebut. Setelah perdebatan beberapa waktu, maka akhirnya hakim memutuskan perkara itu. Tetapi karena hakim itu juga adalah orang itu sendiri, maka biasanya diputuskan bahwa terdakwa ‘tidak bersalah’. Ini merupakan tindakan menipu diri sendiri!

2. Menipu diri sendiri juga bisa terjadi dengan berkata: yang penting saya mau mendengar / belajar Firman Tuhan. Tetapi perlu saudara ingat bahwa Tuhan ingin saudara belajar / mendengar Firman supaya saudara menaati Firman itu!

b) Yakobus 1:25: “Tetapi barang siapa meneliti hukum yang sempurna, yaitu hukum yang memerdekakan orang, dan ia bertekun di dalamnya, jadi bukan hanya mendengar untuk melupakannya, tetapi sungguh-sungguh melakukannya, ia akan berbahagia oleh perbuatannya.”.

c) Ay 21: “Sebab itu buanglah segala sesuatu yang kotor dan kejahatan yang begitu banyak itu dan terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam hatimu, yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.”.

Ada hal-hal yang ingin saya bahas dari ay 21 ini:

1. Kata-kata ‘begitu banyak’.

Kata Yunaninya bisa diartikan ‘berlebih-lebihan’, tetapi bisa juga diartikan ‘sisa’ (seperti dalam Matius 14:20).

Matius 14:20 - “Dan mereka semuanya makan sampai kenyang. Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti yang sisa, dua belas bakul penuh.”.

Jadi, ‘kejahatan yang begitu banyak’ bisa diartikan ‘kejahatan yang tersisa’. Ini menunjukkan bahwa kejahatan orang Kristen harus berkurang, tetapi tidak bisa sampai habis. Tetapi sisa kejahatan ini tetap harus kita usahakan untuk dibuang. Dengan kata lain, orang kristen sejati harus mengusahakan pengudusan sampai dia mati!

2. Menerima firman dengan lemah lembut (ay 21).

Ay 21: “Sebab itu buanglah segala sesuatu yang kotor dan kejahatan yang begitu banyak itu dan terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam hatimu, yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.”.

Arti dari kata ‘lemah lembut’.

Kata ‘lemah lembut’ dalam bahasa Yunaninya adalah PRAUS, (kata bendanya PRAUTES), yang merupakan suatu kata yang sukar sekali untuk diterjemahkan. William Barclay, dalam tafsirannya tentang Matius 5:5, memberikan 3 hal untuk menjelaskan arti PRAUS ini:

a. Ia mengatakan bahwa Aristoteles sering mendefinisikan suatu sifat di antara dua sifat yang extrim. Misalnya: murah hati terletak di antara pelit / kikir dan boros.

PRAUS terletak di antara ‘marah yang berlebih-lebihan’ dan ‘tidak pernah marah’.

Jadi, orang yang PRAUS bukannya tidak pernah marah, juga bukannya marah yang berlebihan, tetapi selalu marah pada saat yang tepat.

Perlu diingat bahwa marah belum tentu merupakan dosa.

Musa disebut sebagai orang yang lemah lembut (Bilangan 12:3), tetapi ia pernah marah (Keluaran 32:19).

Demikian juga dengan Yesus. Ia menyebut diri-Nya lemah lembut (Matius 11:29), tetapi berulang-ulang Ia marah (Matius 23:13-36 Yohanes 2:13-17 Markus 3:5).

b. Kata PRAUS juga digunakan terhadap binatang yang sudah dijinakkan / dikuasai sehingga tunduk sepenuhnya kepada pemilik / majikannya. Jadi dalam arti yang kedua ini orang yang PRAUS adalah orang dikuasai / tunduk sepenuhnya kepada Tuhan.

c. Dalam bahasa Yunani, PRAUS sering dikontraskan dengan sombong. Jadi PRAUS mengandung arti ‘rendah hati’.

Matius 5:5 - “Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi.”. Ini diambil dari Mazmur 37:11.

Mazmur 37:11 - “Tetapi orang-orang yang rendah hati akan mewarisi negeri dan bergembira karena kesejahteraan yang berlimpah-limpah.”.

Cek kedua ayat di atas ini dengan Bible Works 8.

Dari 3 arti ini, untuk Yakobus 1:21 ini, rasanya arti yang paling cocok adalah arti yang ke 3, yaitu ‘rendah hati’. Kita harus menerima firman Tuhan dengan rendah hati! Dan ini terjemahan yang dipilih oleh NIV/NASB.

NIV: “humbly accept the word” [= dengan rendah hati terimalah firman].

NASB: “in humility receive the word” [= dalam kerendahan hati terimalah firman].

Penerapan: Apakah saudara sering datang ke gereja hanya untuk ‘menilai’ pengkhotbahnya? Atau bahkan dengan sikap merasa lebih pandai dari pengkhotbahnya? Kesombongan seperti ini harus dibuang!

3. Dari ay 21 terlihat dengan jelas bahwa ada hubungan yang erat antara ‘membuang dosa / kejahatan’ dan ‘menerima firman’.

 Yakobus 1:21: “Sebab itu buanglah segala sesuatu yang kotor dan kejahatan yang begitu banyak itu dan terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam hatimu, yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.”.

Kalau saudara tidak mau membuang dosa, maka lambat atau cepat saudara akan berhenti menerima firman! Seseorang mengatakan: “Firman Tuhan menjauhkan kita dari dosa, tetapi sebaliknya dosa juga menjauhkan kita dari Firman Tuhan.”.

d) Mendengar tanpa taat tidak ada gunanya (ay 23-24).

 Yakobus 1:23-24: “(23) Sebab jika seorang hanya mendengar firman saja dan tidak melakukannya, ia adalah seumpama seorang yang sedang mengamat-amati mukanya yang sebenarnya di depan cermin. (24) Baru saja ia memandang dirinya, ia sudah pergi atau ia segera lupa bagaimana rupanya”.

Ay 23-24 ini menggambarkan orang yang mendengar tanpa taat sebagai orang yang setelah melihat dirinya dalam cermin, tidak melakukan apa-apa untuk membetulkan apa yang salah di wajahnya. Lalu apa gunanya ia melihat pada cermin?

Kata ‘seorang’ dalam Yakobus 1: 23 sebetulnya adalah ‘a man’ [= seorang laki-laki]. Mungkin sekali sengaja diambil orang laki-laki dan bukannya orang perempuan, karena orang perem­puan pasti tidak akan bercermin dengan cara seperti itu.

Illustrasi: Pada waktu saya sekolah Theologia, saya mempunyai seorang teman dari Taiwan yang selalu pergi kemana-mana dengan rambut yang awut-awutan / tanpa disisir. Kalau dina sehati supaya lebih merapikan rambutnya, ia berkata: ‘Yang menderita kan orang yang melihat saya. Saya sendiri tidak menderita dengan rambut seperti ini!’. Saudara mungkin menganggap dia sebagai orang gila, tetapi Kitab Suci di sini mengatakan bahwa kalau saudara hanya mendengar tetapi tidak melakukan Firman Tuhan, saudara sama dengan teman saya itu!

e) Mendengar tanpa taat bukan hanya tidak berguna, tetapi bahkan merugikan, karena akan mengakibatkan hukuman yang lebih hebat.

Lukas 12:47-48 - “(47) Adapun hamba yang tahu akan kehendak tuannya, tetapi yang tidak mengadakan persiapan atau tidak melakukan apa yang dikehendaki tuannya, ia akan menerima banyak pukulan. (48) Tetapi barang siapa tidak tahu akan kehendak tuannya dan melakukan apa yang harus mendatangkan pukulan, ia akan menerima sedikit pukulan. Setiap orang yang kepadanya banyak diberi, dari padanya akan banyak dituntut, dan kepada siapa yang banyak dipercayakan, dari padanya akan lebih banyak lagi dituntut.’”.

Kalau semua hal tersebut di atas ada pada saudara, maka firman itu akan tertanam dalam hati saudara, dan firman itu akan menyelamatkan saudara (ay 21)!

Yakobus 1: 21: “Sebab itu buanglah segala sesuatu yang kotor dan kejahatan yang begitu banyak itu dan terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam hatimu, yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.”.

Baca Juga: 7 Panggilan Hidup Orang Kristen

Tetapi sebaliknya kalau ke 5 hal itu tidak ada dalam diri sauda­ra, maka firman itu tidak akan tertanam, dan tidak akan menye­lamatkan saudara.

Jadi, apa yang lalu terjadi? Firman itu akan menghakimi saudara.

Roma 2:12 - “Sebab semua orang yang berdosa tanpa hukum Taurat akan binasa tanpa hukum Taurat; dan semua orang yang berdosa di bawah hukum Taurat akan dihakimi oleh hukum Taurat.”.

Yohanes 12:47-48 - “(47) Dan jikalau seorang mendengar perkataanKu, tetapi tidak melakukannya, Aku tidak menjadi hakimnya, sebab Aku datang bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya. (48) Barang siapa menolak Aku, dan tidak menerima perkataanKu, ia sudah ada hakimnya, yaitu firman yang telah Kukatakan, itulah yang akan menjadi hakimnya pada akhir zaman.”.

Yang mana yang saudara ingini: ‘Firman menyelamatkan saudara’ atau ‘Firman menghakimi saudara’?

-AMIN-
Next Post Previous Post