GAYA DAN METODE MENGAJAR YESUS KRISTUS
Di samping jabatan Tuhan Yesus sebagai Sang Penebus, Tuhan Yesus dikenal sebagai seorang Guru yang Agung. Orang Yahudi menyebut Dia ‘Rabbi. Ini tentu suatu gelar kehormatan, yang menyatakan betapa Ia disegani dan dikagumi oleh orang sebangsa-Nya selaku seorang pengajar yang mahir dalam segala soal ilmu Ketuhanan. “Sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat yang biasa mengajar mereka’ (Matius 7:29).
” Tuhan Yesus Sang Guru Agung telah meninggalkan teladan bagaimana cara mengajar. Tuhan Yesus melatih murid-murid-Nya di luar kelas, di bukit di tepi danau di ladang gandum, serta di tempat-tempat orang menderita, sakit dan melakukan perlawanan (penolakan).
Tuhan Yesus mengatur lingkungan pembelajaran yang realistis tidak ada pengalaman belajar buatan, kerap kali Yesus pun menguji murid-Nya, menanyakan pendapat mereka, memberikan kasus untuk dipikirkan dan tugas agar dikerjakan. Tuhan Yesus mempunyai 12 murid, yang selalu menyertai-Nya.
“Dalam mengajar Tuhan Yesus kerap kali mempergunakan perumpamaan-perumpamaan. Perumpamaan ialah seperti sebuah cerita yang diambil dari kehidupan sehari-hari dengan maksud menerangkan perkara rohani”. Misalnya: Si anak hilang (Lukas 15:11-31); domba yang hilang dan dirham yang hilang (Lukas15:1-10); penabur (Matius 13:1-23); sesama manusia (Lukas 10:25-37); talenta (Matius25:14-30).
Untuk melihat dan memahami tentang strategi pengajaran Tuhan Yesus, berikut ini adalah hal-hal yang perlu dipahami mengenai kepribadian Tuhan Yesus dalam pengajaran-Nya, yakni: Gaya mengajar Yesus mampu menarik perhatian khalayak ramai yang sudah bosan dengan cara pendekatan guru-guru biasa. (Markus 1:22; 12:37).
Robert R. Boehlke mengemukakan delapan gaya mengajar Tuhan Yesus, yakni:
1. Ceramah. Dengan metode ceramah Yesus berusaha menyampaikan pengetahuan kepada murid-murid-Nya atau menafsirkan pengetahuan tersebut. Melalui pendekatan itu Ia mengharapkan dua tanggapan dari para pendengar-Nya: pengertian mendalam dan perilaku baru (bnd. Khotbah di Bukit, Matius 5-7).
2. Bimbingan. Yesus yang mengajar murid-murid-Nya melalui ceramah itu juga memberikan bimbingan kepada mereka. Mereka diajar melalui tinjauan kemudian harus diamalkan (Bnd. Matius 10:7). Pengajaran Yesus dengan metode ceramah tidak berhenti setelah menyampaikan ceramahnya, tetapi Dia masih menuntun murid-murid-Nya melalui metode bimbingan.
3. Menghafal. Tidak jarang Yesus mengutip ayat dari Taurat, nubuat, misalnya untuk membenarkan perilaku atau gagasan yang dikemukakan-Nya (Matius 12:1-8).
4. Perwujudan. Metode ini merupakan pendekatan khas Matius, namun contohnya diberikan oleh Yesus sendiri. Melalui pengajaran-Nya Yesus menyatakan bahwa Israel telah terwujud dalam diri pribadi-Nya sebagai hamba Tuhan yang menderita (Markus 10:32-34; 45). Memang Tuhan Yesus tidak secara menyuruh murid-murid-Nya untuk menghafal ayat-ayat, tetapi tidak jarang Yesus mengutip ayat dari Taurat, nubuat. Melalui perwujudan-Nya Yesus mengajarkan kepada murid-murid-Nya bahwa diri pribadi-Nyalah penyataan yang baru.
5. Dialog. Metode ini banyak sekali terdapat dalam keempat Injil, walaupun penggunaannya tidak persis sama (Matius 19:16-26; Yohanes 4:42).
6. Studi kasus. Yang dimaksud di sini adalah perumpamaan-perumpamaan yang diceritakan Yesus.
7. Perjumpaan. Dengan metode ini, para pelajar ditantang secara langsung untuk mengambil keputusan, di sini Yesus tidak bercerita.
8. Perbuatan Simbolis. Pada awal pelayanan Yesus di depan umum, Ia dibaptiskan oleh Yohanes Pembaptis. Ini adalah bentuk pengajaran kepada murid-murid-Nya melalui perbuatan simbolis.
Sementara itu, Oditha R. Hutabarat mengemukakan enam metode yang sering dipakai Yesus dalam mengajar, antara lain:
Pertama; Ceramah dan contoh (Mat. 5:1; 13:36; Mrk. 4:34; Lukas 4:16; 5:1-3; 6:19-20; 10:23; 14:1-6; 19:1-9; 24:25,27; Yohanes 13:1).
Kedua; Perumpamaan (Lukas 14:15-24; 15:1-31; 13:6-9; 13:10- 17; 13:18-21).
Ketiga; Cerita (Lukas 16:19-31; 10:25-36).
Keempat; Tanya jawab / Diskusi (Yohanes. 3:1-13).
Kelima; Ceramah dan Nasehat (Lukas 16:10-18; 11:1-12).
Keenam; Inquiry (Lukas 4:1-13).
Dalam mengajar, di samping menggunakan berbagai metodologi kreatif, Yesus selalu menggugah perhatian rasa ingin tahu pendengar-Nya dan terutama membangun komunikasi dengan para murid-murid-Nya.
Hal yang dilakukan Tuhan Yesus dan yang patut kita teladani sebagai seorang guru Pendidikan Agama Kristen pada masa kini adalah sebagai berikut sambil mengajar, Ia menatap mereka dengan penuh perhatian; Ia membangun percakapan; Ia mengajukan pertanyaan; Ia mengajak orang untuk lebih memahami topik yang diajarkan; Ia menyebut nama murid-murid-Nya ketika mengajar mereka. Arozatulo Telaumbanua
bisnis, otomotif |
Tuhan Yesus mengatur lingkungan pembelajaran yang realistis tidak ada pengalaman belajar buatan, kerap kali Yesus pun menguji murid-Nya, menanyakan pendapat mereka, memberikan kasus untuk dipikirkan dan tugas agar dikerjakan. Tuhan Yesus mempunyai 12 murid, yang selalu menyertai-Nya.
“Dalam mengajar Tuhan Yesus kerap kali mempergunakan perumpamaan-perumpamaan. Perumpamaan ialah seperti sebuah cerita yang diambil dari kehidupan sehari-hari dengan maksud menerangkan perkara rohani”. Misalnya: Si anak hilang (Lukas 15:11-31); domba yang hilang dan dirham yang hilang (Lukas15:1-10); penabur (Matius 13:1-23); sesama manusia (Lukas 10:25-37); talenta (Matius25:14-30).
Untuk melihat dan memahami tentang strategi pengajaran Tuhan Yesus, berikut ini adalah hal-hal yang perlu dipahami mengenai kepribadian Tuhan Yesus dalam pengajaran-Nya, yakni: Gaya mengajar Yesus mampu menarik perhatian khalayak ramai yang sudah bosan dengan cara pendekatan guru-guru biasa. (Markus 1:22; 12:37).
Robert R. Boehlke mengemukakan delapan gaya mengajar Tuhan Yesus, yakni:
1. Ceramah. Dengan metode ceramah Yesus berusaha menyampaikan pengetahuan kepada murid-murid-Nya atau menafsirkan pengetahuan tersebut. Melalui pendekatan itu Ia mengharapkan dua tanggapan dari para pendengar-Nya: pengertian mendalam dan perilaku baru (bnd. Khotbah di Bukit, Matius 5-7).
2. Bimbingan. Yesus yang mengajar murid-murid-Nya melalui ceramah itu juga memberikan bimbingan kepada mereka. Mereka diajar melalui tinjauan kemudian harus diamalkan (Bnd. Matius 10:7). Pengajaran Yesus dengan metode ceramah tidak berhenti setelah menyampaikan ceramahnya, tetapi Dia masih menuntun murid-murid-Nya melalui metode bimbingan.
3. Menghafal. Tidak jarang Yesus mengutip ayat dari Taurat, nubuat, misalnya untuk membenarkan perilaku atau gagasan yang dikemukakan-Nya (Matius 12:1-8).
4. Perwujudan. Metode ini merupakan pendekatan khas Matius, namun contohnya diberikan oleh Yesus sendiri. Melalui pengajaran-Nya Yesus menyatakan bahwa Israel telah terwujud dalam diri pribadi-Nya sebagai hamba Tuhan yang menderita (Markus 10:32-34; 45). Memang Tuhan Yesus tidak secara menyuruh murid-murid-Nya untuk menghafal ayat-ayat, tetapi tidak jarang Yesus mengutip ayat dari Taurat, nubuat. Melalui perwujudan-Nya Yesus mengajarkan kepada murid-murid-Nya bahwa diri pribadi-Nyalah penyataan yang baru.
5. Dialog. Metode ini banyak sekali terdapat dalam keempat Injil, walaupun penggunaannya tidak persis sama (Matius 19:16-26; Yohanes 4:42).
6. Studi kasus. Yang dimaksud di sini adalah perumpamaan-perumpamaan yang diceritakan Yesus.
7. Perjumpaan. Dengan metode ini, para pelajar ditantang secara langsung untuk mengambil keputusan, di sini Yesus tidak bercerita.
8. Perbuatan Simbolis. Pada awal pelayanan Yesus di depan umum, Ia dibaptiskan oleh Yohanes Pembaptis. Ini adalah bentuk pengajaran kepada murid-murid-Nya melalui perbuatan simbolis.
Sementara itu, Oditha R. Hutabarat mengemukakan enam metode yang sering dipakai Yesus dalam mengajar, antara lain:
Pertama; Ceramah dan contoh (Mat. 5:1; 13:36; Mrk. 4:34; Lukas 4:16; 5:1-3; 6:19-20; 10:23; 14:1-6; 19:1-9; 24:25,27; Yohanes 13:1).
Kedua; Perumpamaan (Lukas 14:15-24; 15:1-31; 13:6-9; 13:10- 17; 13:18-21).
Ketiga; Cerita (Lukas 16:19-31; 10:25-36).
Keempat; Tanya jawab / Diskusi (Yohanes. 3:1-13).
Kelima; Ceramah dan Nasehat (Lukas 16:10-18; 11:1-12).
Keenam; Inquiry (Lukas 4:1-13).
Dalam mengajar, di samping menggunakan berbagai metodologi kreatif, Yesus selalu menggugah perhatian rasa ingin tahu pendengar-Nya dan terutama membangun komunikasi dengan para murid-murid-Nya.
Hal yang dilakukan Tuhan Yesus dan yang patut kita teladani sebagai seorang guru Pendidikan Agama Kristen pada masa kini adalah sebagai berikut sambil mengajar, Ia menatap mereka dengan penuh perhatian; Ia membangun percakapan; Ia mengajukan pertanyaan; Ia mengajak orang untuk lebih memahami topik yang diajarkan; Ia menyebut nama murid-murid-Nya ketika mengajar mereka. Arozatulo Telaumbanua