MEMPERTAHANKAN IMAN TERHADAP NABI-NABI PALSU (YUDAS 1:3-4)

Pdt. Budi Asali, M.Div.

Yudas 1:3: “Saudara-saudaraku yang kekasih, sementara aku bersungguh-sungguh berusaha menulis kepada kamu tentang keselamatan kita bersama, aku merasa terdorong untuk menulis ini kepada kamu dan menasihati kamu, supaya kamu tetap berjuang untuk mempertahankan iman yang telah disampaikan kepada orang-orang kudus.”.
MEMPERTAHANKAN IMAN TERHADAP NABI-NABI PALSU (YUDAS 1:3-4)
otomotif, bisnis
Kita akan membahas ay 3 ini bagian per bagian:

1) ‘Saudara-saudaraku yang kekasih’ (bdk. Yudas 1:17,20).

a) Orang Kristen harus saling mengasihi (bdk. Yohanes 13:34-35 Yohanes 15:17 1Korintus 13:1-3 Efesus 4:31-32 Efesus 5:2 1Yohanes 3:10b,23 1Yohanes 4:7-8,11,20-21 1Yohanes 5:1). Kalau terhadap saudara seiman saja kita tidak bisa mengasihi, bagaimana mungkin kita mengasihi musuh (Matius 5:44)?

b) Yudas mengasihi orang-orang itu, lalu ia melayani mereka dengan memberitakan Firman Tuhan kepada mereka. Kasih harus menjadi dasar dari pelayanan!

Penerapan: Kalau saudara adalah hamba Tuhan / majelis, renungkan: apakah saudara mengasihi jemaat yang saudara layani? Kalau saudara adalah guru sekolah minggu, apakah saudara mengasihi anak-anak yang saudara layani? Kalau saudara adalah seorang Penginjil pribadi, apakah saudara mengasihi orang yang saudara injili?

2) ‘Sementara aku bersungguh-sungguh berusaha menulis kepada kamu’.

Kata yang diterjemahkan ‘bersungguh-sungguh’ juga digunakan dalam Roma 12:8,11 dan diterjemahkan ‘rajin / kerajinan’.

Orang yang mengasihi, pasti akan melayani dengan rajin dan sungguh-sungguh. Kalau saudara melayani dengan asal-asalan / bermalas-malasan, maka saudara pasti tidak / kurang mempunyai kasih!

3) ‘Keselamatan kita bersama’.

Ini menunjukkan keselamatan untuk semua orang, baik bagi Yahudi maupun non Yahudi.

Ini tujuan semula ia menulis surat, tetapi lalu ia ubah karena merasakan dorongan / keperluan / keharusan untuk menulis tentang sesuatu yang lain yang lebih penting!

4) ‘aku merasa terdorong’.

NIV: ‘I felt the necessity’ [= aku merasa perlunya / aku merasakan suatu keharusan].

5) ‘menulis’.

a) Yudas tidak berada di tengah-tengah mereka, tetapi pada waktu ia melihat bahwa mereka membutuhkan pelayanannya, ia tetap melayani mereka, yaitu dengan tulisan. Ini mengajar kita 2 hal:

1. Kita harus rajin dalam pelayanan, dan jangan terlalu gampang untuk berkata ‘itu bukan tugas saya’. Terlalu banyak orang Kristen yang beranggapan bahwa kalau ada jemaat lain yang terhilang / jatuh ke dalam dosa, maka bukanlah tugas mereka untuk menangani hal itu, melainkan tugas pendeta. Benarkah ini? Bukankah lebih baik kalau mereka berusaha menangani hal itu, dan kalau mereka tidak sanggup menanganinya barulah memberikannya kepada pendeta? Dengan demikian jemaat terlatih untuk melayani, dan pendeta berkurang bebannya sehingga bisa memusatkan tenaga, waktu dan pikirannya untuk hal-hal yang lebih penting.

Bdk. Kisah Para Rasul 6:1-6 - “(1) Pada masa itu, ketika jumlah murid makin bertambah, timbullah sungut-sungut di antara orang-orang Yahudi yang berbahasa Yunani terhadap orang-orang Ibrani, karena pembagian kepada janda-janda mereka diabaikan dalam pelayanan sehari-hari. (2) Berhubung dengan itu kedua belas rasul itu memanggil semua murid berkumpul dan berkata: ‘Kami tidak merasa puas, karena kami melalaikan Firman Allah untuk melayani meja. (3) Karena itu, saudara-saudara, pilihlah tujuh orang dari antaramu, yang terkenal baik, dan yang penuh Roh dan hikmat, supaya kami mengangkat mereka untuk tugas itu, (4) dan supaya kami sendiri dapat memusatkan pikiran dalam doa dan pelayanan Firman.’ (5) Usul itu diterima baik oleh seluruh jemaat, lalu mereka memilih Stefanus, seorang yang penuh iman dan Roh Kudus, dan Filipus, Prokhorus, Nikanor, Timon, Parmenas dan Nikolaus, seorang penganut agama Yahudi dari Antiokhia. (6) Mereka itu dihadapkan kepada rasul-rasul, lalu rasul-rasul itu pun berdoa dan meletakkan tangan di atas mereka.”.

Karena itu mulai sekarang bukalah mata saudara untuk melihat hal-hal apa yang bisa saudara layani!

2. Kalau ada suatu tujuan baik, dan jalannya terhalang, maka kita harus berusaha mencari jalan yang lain. Yudas tidak bisa menasihati mereka dengan mulut / lidah, dan ia menggunakan tulisan.

Penerapan:

a. Kalau tidak bisa ikut dalam Pemahaman Alkitab, carilah jalan lain, misalnya tonton videonya dan / atau baca makalahnya.

b. Kalau saudara ingin menginjili seseorang tetapi tidak bisa bertemu dengan dia, injililah melalui telepon atau surat.

b) Ada beberapa hal yang menunjukkan keunggulan dari pengajaran tertulis:

1. Bisa menjangkau orang yang tidak bersama-sama dengan penulis / pengajar.

2. Pengajaran melalui mulut biasanya hilang setelah pengajarnya mati, tetapi pengajaran melalui tulisan bisa menjangkau anak cucu.

Pulpit Commentary: “Writing gave them permanence. Words pass away, but writing remains.” [= Tulisan memberikan hal yang tetap kepada mereka. Kata-kata akan berlalu tetapi tulisan menetap.] - hal 21.

3. Lebih akurat karena tidak dirusak karena perubahan / kesalahan yang sering terjadi karena penyampaian dari mulut ke mulut.

4. Lebih mudah untuk dipelajari kembali.

5. Lebih mudah melihat sistematika ajaran.

Jaman sekarang, dengan adanya video, maka keunggulan no 1-3 di atas juga bisa didapatkan melalui video. Tetapi keunggulan no 4 dan 5 tidak bisa didapatkan dari video.

Penerapan:

a. Kalau saudara adalah hamba Tuhan, maka periksalah diri saudara apakah saudara mempunyai karunia untuk menjadi seorang penulis rohani. Indonesia membutuhkan pelayanan melalui tulisan!

b. Kalau saudara adalah jemaat, gunakanlah makalah Kebaktian maupun Pemahaman Alkitab, dan berusahalah menyebarkannya.

c. Banyaklah belajar melalui buku-buku rohani, tetapi pada saat yang sama, berhati-hatilah terhadap buku-buku yang salah / sesat yang saat ini banyak sekali terdapat.

d. Sekarang dengan adanya internet, kita bisa belajar Firman Tuhan dan melakukan penyebaran Injil / Firman Tuhan melalui internet.

6) ‘Supaya kamu tetap berjuang untuk mempertahankan iman’.

NIV/RSV: ‘contend for the faith’ [= berjuang / bertanding untuk iman].

NASB: ‘contend earnestly for the faith’ [= berjuang / bertanding dengan sungguh-sungguh untuk iman].

KJV: ‘earnestly contend for the faith’ [= berjuang / bertanding dengan sungguh-sungguh untuk iman].

Kata Yunaninya diambil dari pertandingan dan menunjukkan usaha yang sangat keras (bandingkan dengan tulisan Paulus yang menunjukkan bahwa hidup ini adalah pertandingan).

Bdk. 1Korintus 9:24-27 - “(24) Tidak tahukah kamu, bahwa dalam gelanggang pertandingan semua peserta turut berlari, tetapi bahwa hanya satu orang saja yang mendapat hadiah? Karena itu larilah begitu rupa, sehingga kamu memperolehnya! (25) Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan, menguasai dirinya dalam segala hal. Mereka berbuat demikian untuk memperoleh suatu mahkota yang fana, tetapi kita untuk memperoleh suatu mahkota yang abadi. (26) Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul. (27) Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.”.

Sekalipun keselamatan tidak bisa hilang ( Yudas 1:1,24) tetapi mereka tetap mempunyai tanggung jawab untuk berjuang mempertahankan iman. Adalah sesuatu yang bagus kalau saudara yakin bahwa saudara sudah selamat dan tidak mungkin kehilangan keselamatan saudara, tetapi hal itu harus dibarengi dengan usaha mati-matian untuk mempertahankan iman, misalnya dengan belajar Firman Tuhan, banyak berdoa, melayani / memberitakan Injil, menyucikan diri, berjuang melawan setan, dsb.

Juga sekalipun penginjilan itu penting, tetapi mengajar jemaat untuk mempertahankan iman, jelas juga sangat penting! Penginjilan dan pengajaran harus berjalan bersama-sama.

7) ‘iman yang telah disampaikan kepada orang-orang kudus’.

Ada yang kurang dalam terjemahan LAI.

NASB: ‘for the faith which once for all delivered to the saints’ [= untuk iman yang telah diberikan sekali dan selamanya kepada orang-orang kudus].

Dalam bahasa Yunaninya memang ada kata HAPAX yang artinya adalah once [= satu kali].

Ini menunjukkan tidak akan ada perubahan terhadap Injil, tidak akan ada Injil yang kedua / Injil yang lain dari Tuhan. Bisa ada Injil yang lain / berbeda, tetapi itu pasti bukan dari Tuhan, melainkan dari setan / manusia. Bandingkan dengan 2 text Kitab Suci di bawah ini.

2Korintus 11:4 - “Sebab kamu sabar saja, jika ada seseorang datang memberitakan Yesus yang lain dari pada yang telah kami beritakan, atau memberikan kepada kamu roh yang lain dari pada yang telah kamu terima atau Injil yang lain dari pada yang telah kamu terima.”.

Galatia 1:6-9 - “Aku heran, bahwa kamu begitu lekas berbalik dari pada Dia, yang oleh kasih karunia Kristus telah memanggil kamu, dan mengikuti suatu Injil lain, yang sebenarnya bukan Injil. Hanya ada orang yang mengacaukan kamu dan yang bermaksud untuk memutarbalikkan Injil Kristus. Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari surga yang memberitakan kepada kamu suatu Injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia. Seperti yang telah kami katakan dahulu, sekarang kukatakan sekali lagi: jikalau ada orang yang memberitakan kepadamu suatu Injil, yang berbeda dengan apa yang telah kamu terima, terkutuklah dia.”.

Jadi adalah sesuatu yang mustahil kalau Tuhan membuang Kitab Suci kita yang sekarang ini / menganggap Kitab Suci ini tidak berlaku lagi, dan lalu menggantinya dengan Kitab Suci yang lain! Bandingkan dengan kata-kata Yesus dalam:

Matius 5:17-19 - “(17) ‘Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. (18) Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi. (19) Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Surga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Surga.”.

Matius 24:35 - “Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu.”.

Yohanes 10:35 - “Jikalau mereka, kepada siapa firman itu disampaikan, disebut allah - sedang Kitab Suci tidak dapat dibatalkan,”.

Yudas 1: 4: “Sebab ternyata ada orang tertentu yang telah masuk menyelusup di tengah-tengah kamu, yaitu orang-orang yang telah lama ditentukan untuk dihukum. Mereka adalah orang-orang yang fasik, yang menyalahgunakan kasih karunia Allah kita untuk melampiaskan hawa nafsu mereka, dan yang menyangkal satu-satunya Penguasa dan Tuhan kita, Yesus Kristus.”.

1) Di sini Yudas menyebutkan adanya orang-orang Kristen KTP / nabi-nabi palsu yang menyusup ke dalam gereja. Perhatikan istilah yang digunakan oleh Yudas untuk menyebut mereka, yaitu:

· ‘orang / orang-orang tertentu’.

· ‘orang-orang yang telah lama ditentukan untuk dihukum’.

· ‘orang-orang yang fasik’.

a) Yudas tidak menyebut nama, bukan berarti bahwa tidak boleh menyebut nama dalam hal seperti ini. Yudas tidak menyebut nama, mungkin karena identitas orang-orang itu sudah diketahui.

Paulus sering menyebut nama misalnya dalam 2Timotius 4:10a,14 - “(10a) karena Demas telah mencintai dunia ini dan meninggalkan aku. ... (14) Aleksander, tukang tembaga itu, telah banyak berbuat kejahatan terhadap aku. Tuhan akan membalasnya menurut perbuatannya.”.

Juga Yohanes menyebut nama Diotrefes dalam 3Yoh 9-10.

3Yohanes 9-10 - “(9) Aku telah menulis sedikit kepada jemaat, tetapi Diotrefes yang ingin menjadi orang terkemuka di antara mereka, tidak mau mengakui kami. (10) Karena itu, apabila aku datang, aku akan meminta perhatian atas segala perbuatan yang telah dilakukannya, sebab ia meleter melontarkan kata-kata yang kasar terhadap kami; dan belum merasa puas dengan itu, ia sendiri bukan saja tidak mau menerima saudara-saudara yang datang, tetapi juga mencegah orang-orang, yang mau menerima mereka dan mengucilkan orang-orang itu dari jemaat.”.

Saya berpendapat bahwa pada jaman ini dengan begitu banyaknya gereja sesat dan nabi palsu, para pengkhotbah yang injili dan alkitabiah harus berani menyebut nama gereja sesat / nabi palsu itu, supaya jemaat bisa terhindar dari penyesatan.

Kebanyakan / hampir semua pengkhotbah terlalu berpegang pada ‘kode etik pengkhotbah’ (yang melarang menyebut nama orang / gereja yang sesat), padahal kode etik itu tidak mempunyai dasar Kitab Suci, dan kalau itu dituruti, itu bisa justru menyesatkan jemaat. Saya berpendapat bahwa jauh lebih penting bagi pengkhotbah / pendeta untuk menjaga jemaat dari kesesatan dari pada memperdulikan kode etik yang tidak mempunyai dasar Kitab Suci itu!

b) Bandingkan dengan sebutan ‘saudara-saudaraku yang kekasih’ (Yudas 1: 1,17,20) yang ia gunakan untuk orang Kristen yang sejati. Yudas tidak mau menyebut orang Kristen KTP / nabi palsu itu sebagai ‘saudara’!

Karena itu merupakan sesuatu yang tidak alkitabiah kalau ada orang Kristen / pendeta yang berkata ‘saudara-saudara kita yang beragama lain’! Kalau Kristen KTP saja tidak diakui sebagai saudara, lebih-lebih orang beragama lain!

Perhatikan juga bahwa dalam ay 4 ini Yudas membedakan antara ‘kamu’ (penerima surat) atau ‘kita’ (Yudas dan penerima surat) dengan ‘mereka’ (orang Kristen KTP / nabi palsu). Pembedaan antara ‘lalang’ dengan ‘gandum’ adalah sesuatu yang sangat penting karena:

1. Dengan demikian kita akan memberitakan Injil kepada mereka. Banyak hamba Tuhan yang menganggap ‘lalang’ di gerejanya sebagai ‘gandum’ dan akibatnya ia tidak memberitakan Injil kepada mereka.

2. Kita bisa waspada terhadap mereka, dan tidak menempatkan mereka pada posisi-posisi yang penting dalam gereja!

2) ‘Masuk menyelusup di tengah-tengah kamu’.

NIV: ‘have crept in unnoticed’ [= telah merangkak / masuk perlahan-lahan tanpa diperhatikan].

NASB: ‘have secretly slipped in among you’ [= telah masuk / menyelusup secara diam-diam di antara kamu].

Ini menunjukkan mereka masuk secara diam-diam.

Bandingkan ini dengan:

a) Serigala yang menyamar sebagai domba dalam Mat 7:15.

Matius 7:15 (NIV): ‘They come to you in sheep’s clothing’ [= Mereka datang kepadamu dengan / dalam pakaian domba].

b) Setan yang menabur benih lalang pada waktu semua tidur (Matius 13:25).

Semua ini menyebabkan kita harus sangat waspada terhadap orang-orang seperti ini!

3) ‘Orang-orang yang telah lama ditentukan untuk dihukum’.

a) Arti bagian ini:

Calvin menganggap ini menunjuk pada penetapan yang kekal dari Allah, dengan kata lain dalam Rencana Allah orang-orang itu telah ditentukan untuk dihukum.

Tetapi bagian ini sebetulnya mengandung kata ‘dituliskan sejak dulu’.

NIV: ‘whose condemnation was written about long ago’ [= penghukuman siapa sudah dituliskan sejak dulu].

Dalam bahasa Yunaninya digunakan kata PROGEGRAMMENOI yang artinya adalah: ‘having been previously written’ [= telah dituliskan lebih dulu].

Adanya kata ‘dituliskan’ ini menyebabkan adanya orang-orang yang menganggap bahwa ini tidak menunjuk pada ketetapan yang kekal dari Allah, tetapi pada Perjanjian Lama maupun nubuat dari Yesus dan rasul-rasul (Misalnya Matius 18:7).

Tetapi perhatikan penafsiran Thomas Manton di bawah ini:

“The meaning of the metaphor is to show that these decrees are as certain and determinate as if he had a book wherein to write them.” [= Arti dari kiasan ini adalah untuk menunjukkan bahwa ketetapan-ketetapan ini adalah sama pasti dan tertentunya seperti kalau ia mempunyai sebuah buku dimana ia menuliskannya.] - hal 125.

Jadi Thomas Manton tidak menganggap ini menunjuk pada tulisan Kitab Suci / Firman Tuhan, tetapi sebagai suatu kiasan yang menunjukkan suatu kepastian.

Thomas Manton lalu menambahkan:

1. “...heresies and errors do not fall out by chance, but according to the certain pre-ordination and foreknowledge of God. There are two reasons for it: Nothing can come to pass without his will, and nothing can come to pass against his will.” [= ... bidat-bidat dan kesalahan-kesalahan tidak terjadi secara kebetulan, tetapi menurut penetapan lebih dulu dan pengetahuan lebih dulu dari Allah. Ada dua alasan untuk itu: Tidak ada yang bisa terjadi tanpa kehendak-Nya, dan tidak ada yang bisa terjadi bertentangan dengan kehendak-Nya.] - hal 125-126.

2. “... from all eternity some were decreed by their sins to come unto judgment or condemnation.” [= ... dari kekekalan beberapa ditetapkan melalui dosa-dosa mereka untuk menuju pada penghakiman atau penghukuman.] - hal 128.

Thomas Manton juga memberikan dukungan Kitab Suci yang lain, yaitu:

a. Roma 9:11-13 - “(11) Sebab waktu anak-anak itu belum dilahirkan dan belum melakukan yang baik atau yang jahat, - supaya rencana Allah tentang pemilihan-Nya diteguhkan, bukan berdasarkan perbuatan, tetapi berdasarkan panggilan-Nya - (12) dikatakan kepada Ribka: ‘Anak yang tua akan menjadi hamba anak yang muda,’ (13) seperti ada tertulis: ‘Aku mengasihi Yakub, tetapi membenci Esau.’”.

b. 1Tesalonika 5:9 - “Karena Allah tidak menetapkan kita untuk ditimpa murka, tetapi untuk beroleh keselamatan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita,”.

c. 1Petrus 2:8 - “Mereka tersandung padanya, karena mereka tidak taat kepada Firman Allah; dan untuk itu mereka juga telah disediakan.”. Bagian yang saya garis bawahi itu salah terjemahan.

KJV/NASB: ‘were appointed’ [= ditetapkan].

RSV/NIV: ‘were destined’ [= ditentukan].

d. Amsal 16:4 - “TUHAN membuat segala sesuatu untuk tujuannya masing-masing, bahkan orang fasik dibuat-Nya untuk hari malapetaka.”.

Kalau saudara tidak percaya pada penentuan binasa (reprobation), renungkanlah ayat-ayat ini!

b) Satu hal yang perlu diperhatikan adalah: kalau bagian ini memang menunjuk pada penentuan binasa, seperti yang dikatakan oleh Calvin dan Thomas Manton, maka itu tidak berarti bahwa kita boleh meniru Yudas, dalam arti: pada waktu melihat orang jahat / nabi palsu / orang Kristen KTP, lalu menganggapnya sebagai orang yang ditentukan untuk binasa. Jangan lupa bahwa Yudas menuliskan semua ini di bawah pengilhaman Roh Kudus, dan itu adalah sesuatu yang tidak kita miliki!

4) ‘Orang fasik’.

Thomas Manton berkata bahwa arti sebenarnya adalah ‘without worship’ [= tanpa ibadah]. Ini menunjuk pada orang yang:

a) Tidak pernah atau jarang memikirkan tentang Allah.

b) Tidak senang bersekutu dengan Allah.

c) Tidak takut untuk menyalahi Allah.

d) Tidak ingin menyenangkan Allah.

Orang-orang ini sama seperti orang-orang yang digambarkan oleh Paulus dalam 2Timotius 3:5a - “Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada ha kekatnya mereka memungkiri kekuatannya.”.

Renungkan: apakah saudara adalah orang seperti ini?

Bahwa Yudas terdorong untuk menulis surat supaya jemaat waspada terhadap orang-orang ini, menunjukkan secara jelas bahwa orang-orang seperti ini sangat berbahaya. Jangan sekali-kali meremehkan orang-orang sesat / nabi-nabi palsu!

5) ‘Yang menyalahgunakan kasih karunia Allah kita untuk melampiaskan hawa nafsu mereka’.

a) ‘menyalahgunakan kasih karunia Allah’.

Justru karena:

1. Ada penebusan dosa oleh Kristus.

2. Allah itu kasih, sabar dan maha pengampun.

3. Keselamatan tidak bisa hilang (ay 1,24).

maka orang-orang ini terus hidup di dalam dosa (bdk. Roma 6:1-23).

Mungkin ini sama dengan orang-orang yang sekarang ini disebut Hyper-Grace.

b) ‘melampiaskan hawa nafsu’.

Kata ‘melampiaskan hawa nafsu’ diterjemahkan ‘licentiousness’ [= ketidak-bermoralan] oleh NASB.

Kata Yunaninya adalah ASELGEIAN, dan Thomas Manton berkata bahwa kata ini mengandung kata SELGA, yaitu nama kota di Pisidia yang terkenal karena ‘Sodomy’ [= homosex atau hubungan sex manusia dengan binatang].

6) ‘dan yang menyangkal satu-satunya Penguasa dan Tuhan kita, Yesus Kristus’.

a) Penyangkalan terhadap Kristus bisa dilakukan dengan 2 cara:

1. Secara verbal / lisan.

Ini adalah orang yang secara terang-terangan tidak mengakui Yesus sebagai Tuhan / Juruselamat. Orang-orang seperti ini pasti ada di luar gereja.

2. Secara praktis / melalui kehidupan.

Golongan kedua ini secara verbal / lisan mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juru selamat, tetapi hidup mereka sama sekali tidak menunjukkan hal itu (bdk. Matius 7:21-23 Lukas 6:46 2Timotius 3:5 Titus 1:16).

Orang-orang yang dimaksud oleh Yudas ini rupanya tidak termasuk golongan pertama tetapi golongan kedua. Alasannya karena mereka disebut sebagai orang yang telah ‘masuk menyelusup’ (secara diam-diam) ke dalam gereja (ay 4a).

Penerapan: Orang-orang yang secara teoritis mempunyai pengakuan yang benar tetapi secara praktis hidupnya tidak sesuai dengan pengakuannya ini lebih berbahaya dari pada orang yang secara teoritis mempunyai pengakuan yang salah.

Contoh:

a. Dalam bukunya yang berjudul ‘Toronto Blessing Lawatan Roh Allah Masa Kini?’ Ir Herlianto menyerang gereja Vineyard sebagai gereja yang brengsek. Tetapi Pdt. Bambang Widjaja dari GKPB ‘Fajar Pengharapan’, Bandung, dalam bukunya yang berjudul ‘Menguji Batu Penguji’, lalu menyerang buku Ir Herlianto ini, dan menunjukkan pengakuan Iman gereja Vineyard, yang Alkitabiah dan Injili.

Menurut saya ini adalah suatu serangan yang bodoh, karena pengakuan iman suatu gereja belum tentu sama (bahkan sering tidak sama) dengan prakteknya! Jadi bisa saja suatu gereja mempunyai pengakuan iman yang injili dan alkitabiah, tetapi gerejanya tetap brengsek dan sesat!

Kalau pengakuan iman suatu gereja saja tidak menjamin apa-apa, lebih-lebih nama gereja itu sendiri. Banyak gereja namanya menggunakan kata ‘Alkitabiah’ atau ‘Injili’, tetapi kalau saudara masuk ke dalamnya saudara tidak mendapatkan pengajaran Alkitab ataupun pemberitaan Injil.

b. Ada Liberal teoritis yang menyangkal Yesus sebagai satu-satunya jalan keselamatan, menyangkal Kitab Suci sebagai Firman Allah, dsb. Tetapi juga ada Liberal praktis yang sekalipun secara teoritis mengakui Yesus sebagai satu-satunya jalan keselamatan, tetapi tidak memberitakan Injil, dan sekalipun secara teoritis mengakui Kitab Suci sebagai Firman Allah, tetapi tidak mengajarkannya dengan serius (misalnya dengan tidak mengadakan Pemahaman Alkitab atau memberikan khotbah yang tidak ada isinya) dan tidak meninggikan otoritas Kitab Suci (misalnya dengan mengijinkan pernikahan antar agama).

Saya berpendapat bahwa golongan kedua ini lebih berbahaya! Karena itu kalau gereja saudara mempunyai slogan-slogan yang injili / alkitabiah, renungkanlah apakah slogan-slogan itu juga diterapkan dalam kehidupan praktis dari gereja saudara atau tidak!

b) Ada manuscript yang menambahi kata ‘Allah’.

KJV: ‘the only Lord God and our Lord Jesus Christ’ [= satu-satunya Tuhan Allah dan Tuhan kita Yesus Kristus].

Tetapi ini berasal dari manuscript yang tidak terlalu dipercaya.

NASB/RSV: ‘our only Master and Lord, Jesus Christ’ [= satu-satunya Tuan dan Tuhan kita, Yesus Kristus].

NIV: ‘Jesus Christ our only Sovereign and Lord’ [= Yesus Kristus satu-satunya Orang yang berdaulat dan Tuhan kita].

Kata ‘Tuhan / Lord’ diterjemahkan dari kata Yunani KURIOS sedangkan kata ‘Penguasa / Master / Sovereign’ diterjemahkan dari kata Yunani DESPOTES [dari sini diturunkan kata bahasa Inggris despot [= raja / penguasa yang lalim], yang menekankan kedaulatan / otoritas.

c) Calvin berkata: Yang disangkal bukannya kasih / kasih karunia dari Yesus Kristus. Yang disangkal adalah ‘the ruling power’ [= kuasa pemerintahan] / kedaulatan Yesus Kristus.

Jadi, ini adalah orang-orang yang menerima Yesus sebagai Juru selamat tetapi tidak sebagai Tuhan! Bdk. Lukas 2:11 yang menyatukan ‘Juru selamat’ dan ‘Tuhan’.

Luk 2:11 - “Hari ini telah lahir bagimu Juru selamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud.”.

Baca Juga: Identitas Yudas Dan Penerima Suratnya (Yudas 1:1-2)

Karena itu tidak mungkin seseorang bisa menerima Yesus sebagai Juru selamat tetapi tidak sebagai Tuhan.

Kesimpulan:

Dalam  Yudas 1:3-4 ini ditunjukkan bahwa Yudas sebetulnya mau menulis tentang keselamatan bersama, tetapi ia lalu merasakan bahwa lebih penting baginya untuk membicarakan:

1) Orang Kristen KTP / nabi palsu yang menyusup ke dalam gereja.

2) Memperingatkan orang Kristen sejati untuk berjuang mempertahankan iman.

Karena itulah ia akhirnya menuliskan surat Yudas ini.

-AMIN
Next Post Previous Post