MAKNA DOA BAGI PAULUS

Definisi Doa

Kata “doa” dalam bahasa Inggris ialah prayer yang berasal dari bahasa Latin Precarious, yang secara linguistic berkerabat dengan kata precarious (genting). Dalam Kamus Pintar Alkitab, Doa diidentikkan dengan pernyataan isi hati kepada Tuhan yang di dalamnya ada pujian pengagungan, ucapan syukur, serta permohonan. Doa merupakan komunikasi yang akrab antara manusia dan Tuhan. Menurut Thomas Merton, “ Doa adalah ekspresi diri kita, di mana Hidup kita tidak sempurna. Ada jurang dan kekosongan dalam diri kita yang meminta agar dipenuhi.” 
MAKNA DOA BAGI PAULUS
Dalam doa, kita menghancurkan kebungkaman dan kadang kala kata-katanya mengalir dari lubuk hati yang terdalam. Menurut pendapat Gallup, lebih banyak orang Amerika akan berdoa minggu ini daripada berolahraga, mengemudi mobil, bercinta, atau bekerja. Maka bisa dilihat betapa besarnya ketertarikan manusia terhadap doa. Namun, dibalik angka mengesankan ini, ada suatu teka-teki. Kemudian, secara teoritis, doa merupakan sikap mendasar manusia, yakni suatu poin tak ternilai mengenai kontak dengan Allah semesta alam. Namun dalam praktiknya, doa sering kali membingungkan dan penuh kekecewaan. 

Menurut George Buttrick, doa adalah suatu kekejangan kata-kata yang tertelan ketidakpedulian kosmik”. Bagi orang skeptic, doa hanyalah angan-angan belaka, membuang-buang waktu. Bagi orang percaya, doa mungkin merupakan hal penting berguna yang memerlukan waktu. Pendeta dari Inggris, Martyn Llyodjones, mengatakan bahwa “dari semua aktivitas yang dilakukan orang Kristen dan yang menjadi bagian kehidupan Kristen, tidak ada yang lebih membingungkan dan membuat banyak masalah daripada doa”.

Patricia Hampl menuliskan bahwa pada dasarnya, doa adalah posisi, penempatan diri sendiri. Di mana doa sebagai fokus bukanlah cara membatasi apa yang dapat dilihat, ini adalah kebiasaan memperhatikan untuk menanggung semua hal.” 

Menurut Henri Nouwen, berdoa adalah berjalan di bawah terang kasih Allah, dan bisa berkata, tanpa rasa enggan, „Aku manusia dan Engkaulah Allah.‟ pada saat itu, perubahan terjadi, pemulihan hubungan yang sejati. Manusia bukanlah makhluk yang segera bertobat saat melakukan kesalahan, dan Allah bukan sosok yang otomatis memberikan pengampunan dosa. Tidak, manusia adalah pendosa dan Allah adalah kasih.” 

Uskup Trench mengatakan bahwa “doa bukanlah mengatasi keengganan Allah, tetapi usaha untuk menggapai keinginan-Nya yang tertinggi. E.M. Bounds mengatakan bahwa “doa yang merupakan bentuk tertinggi dan keberhasilan termegah adalah bersikap seperti seorang yang bergulat dengan Allah”.

Dalam bukunya yang berjudul Exploring Prayer, Sue Mayfield mengemukakan beberapa arti doa, antara lain :

- Perjumpaan. Di mana dalam berdoa memiliki banyak pengertian, namun salah satu yang menjadi hal yang terpenting ketika berdoa ialah adanya suatu perjumpaan antara manusia dengan Allah.

- Syukur. Di mana kehidupan kita sebagai umat Allah tak luput dari pemeliharaan Allah, baik itu dari berbagai hal yang baik di lingkungan sekitar seperti keluarga, teman, alam yang sejuk, suka cita tiap harinya, kesehatan, dan lain sebagainya. Hal tersebut menjadikan setiap kita memiliki rasa syukur kepada Tuhan, sehingga berdoa berarti bahwa adanya rasa ungkapan syukur atau pujian yang diberikan kepada Allah atas seluruh hal yang boleh terjadi dalam kehidupan kita sebagai umatnya.

- Kesadaran. Di mana dalam setiap hal yang terjadi di kehidupan kita setiap harinya dan di situ kita merasakan adanya kehadiran Allah, baik ketika kita berdoa atau tidak, ada kesadaran yang mutlak tentang besar kuasa Allah dalam hidup kita. Maka dari itu, berdoa diartikan sebagai suatu kesadaran bahwa memang Allah hadir dalam setiap doa-doa yang kita panjatkan kepadanya.

- Meminta, Mencari, Mengetuk. Di mana dalam berdoa setiap orang tentulah meminta, namun pertanyaannya apakah mereka akan mendapat atau bahkan mencari? Dalam pengertian doa di sini berarti bahwa Allah bekerja dalam setiap doa yang kita panjatkan kepadanya, oleh karena itu mintalah, carilah, dan ketuklah dengan penuh keyakinan dan kesungguhan maka kita akan dapat memperolehnya.

- Mendengarkan. Di mana sering kali orang hanya mau berbicara tanpa mau mendengarkan, hanya ingin didengar tapi acuh tak acuh kepada suara lain, begitu pula terhadap sikap doa. Terkadang hanya ingin berdoa, meminta kepada Tuhan, bahkan menginginkan hal yang dimintanya untuk langsung didengar oleh Tuhan, tanpa mau mendengarkan suara Tuhan. Oleh karena itu, dalam hal ini berdoa diartikan sebagai mendengarkan, yakni mendengarkan suara Tuhan karena dalam berdoa bukan hanya satu orang berbicara melainkan ada Tuhan yang turut berbicara sehingga terjalin suatu relasi.

- Ratapan dan penyesalan. Di mana dalam doa kita hendaklah jujur kepada Tuhan dengan tidak menyembunyikan apa yang terjadi hanya karena ingin menghargai Tuhan dengan pujian-pujian yang di panjatkan, tetapi di sini berdoa berarti bahwa kita mau mengakui segala pergumulan kita dalam ratapan dan menyesali setiap hal yang telah diperbuat di hadapan Tuhan.

- Mengangkat dan Memegang. Di mana berdoa dalam hal ini berarti bahwa kita berdoa bukan hanya untuk diri kita sendiri melainkan juga melibatkan orang-orang di sekitar kita yang mengalami pergumulan hidup.

- Mengikat dan Melepaskan. Di mana dalam hal ini, berdoa menjadi tanda tanya. Apakah doa-doa yang dipanjatkan itu akan terkabul adanya ataukah tidak? banyak pertanyaan yang muncul untuk hal doa. Namun, sebagai umat pilihan Allah, berdoa diartikan sebagai suatu kebebasan dari keterikatan belenggu kehidupan yang dilepaskan melalui doa kepada Allah. 

Tampak jelas apa yang dijelaskan oleh Sue mengenai doa. Dia menyimpulkan doa dalam delapan pengertian yang semestinya dipahami dalam kehidupan orang percaya. Sue dalam menjelaskan delapan makna doa tersebut sangat rinci sehingga mudah untuk dipahami sebagai salah satu pengajaran dalam memaknai doa.

Makna Doa Menurut Perspektif Paulus Dalam surat-suratnya

Paulus merupakan seseorang yang dapat menjadi teladan dalam hal berdoa. Di mana dalam beberapa suratnya dapat memperlihatkan bahwa ia adalah seorang yang sangat giat dalam berdoa. Bagi Paulus, dengan berdoa maka akan menambahkan kekuatan rohani sehingga hal kekuatan tersebut dapat menjadikan suatu pelayanan menjadi mengagumkan dan terdapat campur tangan kuasa Allah di dalam setiap pelayanan yang dilakukannya.

Paulus sering membuka suratnya dengan doa ucapan syukur atas pertumbuhan yang ia amati pada diri pembaca yang ditunjukkannya. Ia berdoa seolah-olah masalah mereka bertumbuh dalam iman dan tidak merupakan hal-hal yang benar-benar penting. Doa-doa Paulus memperlihatkan kebalikan dari doa-doa yang belum dewasa yang sering kali kita dengar di pertemuan-pertemuan gereja dan doa-doa kita sendiri yang cenderung berkutat di masalah kesejahteraan fisik dan keuangan. Beberapa nats yang menunjukkan hal berdoa dalam surat-surat Paulus : 

- Dalam 1 Tesalonika 5:17-18, Rasul Paulus hendak mengajak jemaat untuk berdoa, di mana dalam doa, jemaat boleh menyampaikan kesusahan dan kebutuhannya kepada Allah. Rasul Paulus hendak menekankan bahwa berdoa adalah suatu kebebasan yang Allah di dalam Kristus berikan kepada Jemaat.

- Dalam Roma 12:12, Di sini Paulus hendak menekankan bahwa sebagai orang percaya, tugas kita ialah tekun dalam berdoa.

- Dalam Filipi 4:6, dalam ayat ini Paulus hendak mengatakan kepada jemaat di Filipi bahwa ketika mereka dalam kekhawatiran, hendaklah mereka membawa kekhawatiran itu ke dalam doa di hadapan Allah. Karena dengan berdoa, mereka dapat membentuk relasi yang baik dengan Tuhan.

- Roma 15:30, berisikan suatu himbauan Paulus kepada Jemaat untuk bergumul bersama dia dalam doa yang dipanjatkan kepada Allah. Dan doa ini bukan hanya untuk pribadi melainkan juga untuk sesama manusia

- 1 Tesalonika 3:5, ayat ini berisikan doa Paulus yang dipusatkan kepada Tuhan untuk jemaat di Tesalonika agar mereka dapat dipenuhi oleh kasih Allah dan supaya dengan segenap hati dan jiwa jemaat boleh berpusat kepada Allah, sehingga mereka dapat tetap sabar dalam menantikan kedatangan Kristus yang kedua kalinya.

- Efesus 6:18-19, dalam ayat ini, Rasul Paulus hendak mengingatkan jemaat di Efesus agar ketika mereka berdoa, kiranya selalu melibatkan Roh Kudus. Karena menurut Rasul Paulus, tanpa berdoa maka segala sesuatu yang diperbuat bukanlah apa-apa. Rasul Paulus menekankan bahwa doa merupakan suatu senjata bagi setiap orang percaya termasuk dirinya dan jemaat di Efesus. Oleh karena itu, Rasul Paulus menghimbau jemaat di Efesus untuk selalu berdoa tiap saatnya dan berdoa di dengan meminta pertolongan Roh Kudus.

- Filipi 1:4, dalam ayat ini Paulus hendak memperlihatkan bahwa bukan hanya mengucap syukur ketika ia mengingat jemaat di Filipi, tetapi Rasul Paulus pun juga tak lupa untuk selalu mendoakan mereka. Di mana Rasul Paulus mendoakan jemaat di Filipi dengan tanpa terkecuali.

Dalam surat-suratnya, Paulus selalu menyertakan doa, karena bagi Paulus doa sama saja dengan bernafas. Karena berdoa bukan saja tentang meminta atau hanya dengan berkata-kata saja, tetapi doa merupakan suatu persekutuan yang terjalin antara manusia dengan Allah dan percaya bahwa Allah selalu ada menyertai hidup dan kehidupan setiap umatnya. 

Paulus tidak hanya menekankan doa kepada mereka, tetapi melalui surat-suratnya tampak jelas bahwa dia selalu berdoa bagi jemaat-jemaat yang menjadi pusat pemberitaannya (Roma 1:8, 1 Korintus 1:4, Efesus 1:3 dan Filipi 1:5). Paulus tahu bahwa segala sesuatu yang dialami adalah rencana dan kehendak Allah, sehingga ia tidak henti-hentinya mengucap syukur kepada Tuhan.

Implementasi Doa Dalam Kehidupan Orang Percaya

Doa merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan umat kristiani karena melalui doa kita dapat berkomunikasi dengan Allah. Bagi umat kristiani, doa merupakan suatu cara bersahabat dengan Tuhan. Umat kristiani dapat berdoa sendirian atau bersama-sama dengan umat kristiani lainnya. Berdoa berarti berbicara dengan Tuhan yang dapat dilakukan dengan bersuara atau hanya dalam hati. Umat kristiani percaya bahwa Tuhan selalu mendengarkan doa-doa mereka. Selain berbicara kepada Tuhan, berdoa juga dipahami sebagai mendengarkan suara Tuhan dalam berbagai cara. 

Umat kristiani juga percaya bahwa Tuhan selalu menjawab doa-doa mereka. Doa juga dianggap sebagai suatu pusat dari hubungan antara manusia dengan Allah. Hal ini disimpulkan sebagai bentuk komunikasi yang terjalin yang disebut sebagai iman percaya kepada sang pencipta yakni Allah. Sebagai orang yang percaya kepada Tuhan, Allah, kita percaya bahwa doa sudah dijawab bukan karena kriteria ilmiah yang membuktikan sebab dan akibat, tetapi karena kita memiliki iman. Mempercayai karakter Allah, apa yang dapat kita lihat dalam hubungan antara doa kita dan suatu peristiwa adalah lebih daripada sekedar kebetulan.

Saran dari Eugene Peterson bahwa berdoalah pelan-pelan. Di mana menempatkan doa kita pada risiko terlibat dengan kondisi Allah. Berdoa sering kali tidak membuat kita mendapatkan apa yang kita inginkan, melainkan apa yang Allah inginkan, sesuatu yang berbeda dengan apa yang terjadi, sering kali terlambat untuk mundur kembali.”

Beberapa orang melihat kemahakuasaan Allah sebagai hal yang menyurutkan dorongan untuk berdoa. Apa gunanya berdoa jika Allah sudah tahu? Sebaliknya, Yesus menganggap kemahatahuan Allah bukan sebagai penurut melainkan sebagai pendorong motivasi untuk berdoa. Manusia tidak perlu menarik perhatian Allah lewat kalimat yang bertele-tele atau keperluannya. Allah tahu segalanya dan tetap mau mendengarkan. 

Menurut Jacques Ellul, seorang pemikir modern Prancis, bahwa doa menyatukan bagian-bagian yang berantakan dari penciptaan, hal itu memungkinkan sejarah.” Alkitab menggambarkan Allah sebagai sosok yang benar-benar terpengaruh oleh umat manusia, baik secara positif maupun negatif. Allah “senang kepada orang-orang yang takut akan Dia, kepada orang-orang yang berharap akan kasih setia-Nya”. 

Namun, seperti yang dikatakan oleh para nabi, Allah juga merasa bosan dengan ketidaktaatan dan akhirnya Allah mencapai batas akhirnya. Andrew Murray, seorang Calvinis, menyimpulkan bahwa Allah sebenarnya membiarkan diri-Nya dipengaruhi oleh doa untuk melakukan apa yang mungkin sebenarnya tidak akan dilakukan”.

Dari doa Paulus, kita belajar bahwa untuk mengesampingkan kepentingan diri sendiri dengan mengarahkan perhatian pada sudut pandang Allah dan kemudian mengarahkan perhatian pada teman-teman dan keluarga kita, hidup kita, gereja, bahkan seluruh sejarah dari sudut pandang tersebut. Paulus berdoa untuk hal-hal yang praktis yakni teman-teman yang sakit, rencana perjalanan, permohonan untuk keberanian dan keselamatan. 

Sering kali, di tengah-tengah tulisan yang padat, pikirannya secara spontan menaikkan doa. Allah tidak pernah jauh dari pikiran Paulus. Ucapan syukur serta pujian muncul di pikiran ketika sesuatu yang baik terjadi. Ia mempraktikkan hadirat Allah dengan memberikan pujian kepada Allah, bukan kepada diri sendiri.

Sikap Paulus terhadap persoalan doa menjadi teladan bagi setiap umat kristiani. Di mana dalam setiap pelayanannya Paulus selalu ingin didoakan bahkan mendoakan orang lain. Maka dari itu, sebagai umat kristiani kita pun hendaklah juga banyak berdoa bahkan didoakan atau mendoakan agar kita semua dapat merasakan kuasa dan kasih Tuhan di dalam doa. 

Dr. J.L.CH. Abineno, dalam bukunya yang berjudul “Doa menurut kesaksian Perjanjian Baru”, menguraikan beberapa cara orang-orang percaya dalam berdoa, yaitu:

- Orang percaya berdoa dengan iman atau dengan kepercayaan. Di mana jika seseorang ingin mengenal dan membentuk relasi atau berkomunikasi dengan Allah, maka diperlukan iman atau percaya. Oleh karena tanpa iman maka doa yang dipanjatkan kepada Tuhan akan menjadi sia-sia karena tidak memiliki kepercayaan.

- Orang percaya berdoa dengan kerendahan hati. Di mana dalam doanya, ia mau mengakui segala kelemahannya sebagai umat Allah. 

- Orang percaya berdoa dengan pengucapan syukur. Di mana dalam doanya, ia mau untuk mengakui segala berkat dan penyertaan yang boleh ia rasakan dalam kehidupannya yang semuanya itu berasal dari Allah, sehingga pengucapan syukur selalu menjadi bagian dari doa-doanya kepada Allah.

Doa akan membawa para orang percaya ke dalam hubungan yang baru di dalam kerajaan Allah. Beberapa orang akan merasa sedih bahkan mulai meragukan Tuhan ketika doa-doa yang dipanjatkannya itu tidak terjawab menurut versi permintaan dalam doanya. Namun perlu disadari bahwa ketika kita percaya dan mengandalkan Tuhan dalam kehidupan ini, maka Tuhan akan bekerja secara luar biasa terhadap doa-doa yang dipanjatkan atau bahkan untuk doa-doa yang tidak terucap.

Bagi orang percaya, doa menjadi suatu hak istimewa. Di mana semua umat manusia merupakan orang-orang yang berdosa, tetapi Allah menjadikan itu suatu hal yang mulia ketika mereka berdoa. Beberapa orang menjadi malu datang ke hadapan Tuhan oleh karena dosa-dosa yang telah dilakukannya di masa lalu, tetapi sesungguhnya Tuhan sangat senang terhadap doa-doa yang dipanjatkan oleh mereka, karena di dalamnya terkandung penyesalan diri atas hal-hal buruk dan adanya suatu pertobatan yang sungguh. 

Beberapa orang juga berpikir bahwa doa hanyalah sebatas tugas atau bagian dari kewajiban keagamaannya saja dan tidak menempatkan hal itu menjadi hak yang istimewa. Mereka berpikir bahwa doa bukanlah hal yang begitu penting, sehingga terkadang beberapa orang hanya melakukan doa dengan ke tidak-sungguhan atau bahkan memilih untuk tidak berdoa.

Oleh karena itu, untuk memberikan suatu pemahaman bahwa doa sebenarnya punya kuasa, maka dari itu, Myles Munroe dalam bukunya yang berjudul “Understanding The Purpose And Power Of Prayer : Doa untuk Intervensi Surga” mengemukakan beberapa kuasa doa, yang di antaranya sebagai berikut :

- Dalam doa ada kuasa Firman. Di mana melalui kuasa firman-Nya, Allah ingin menggunakan kuasa-Nya untuk dunia ini. Tetapi bukan dengan kuasa yang lain tetapi melalui firma-Nya yakni dengan memberikan firman-Nya kepada orang-orang percaya untuk dimengerti, sehingga dapat dilakukan atau diterapkan dalam kehidupan orang percaya. 

Melalui firman Tuhan, orang percaya dapat mengetahui, percaya dan bahkan memiliki kesepakatan terhadap imannya kepada Kristus. Karena itu, tanpa firman-Nya, doa-doa yang dipanjatkan tidak memiliki landasan yang kuat dan hanya berupa suatu perkataan atau keinginan yang semu. Sehingga, doa yang memiliki kuasa ialah hanya doa yang berlandaskan pada pengenalan akan firman Tuhan.

- Dalam doa ada kuasa nama Yesus. Dalam hal ini, kuasa dalam nama Yesus ini digunakan bukan asal sebut saja dalam doa, melainkan hendaklah setiap orang memahami bagaimana otoritas penggunaan nama Yesus dalam doa-doa yang dipanjatkan. Karena, ketika hanya dipergunakan saja tanpa memahami maka semua doa-doa itu hanyalah sia-sia. Melainkan ketika setiap orang memahami nama Yesus sebagai sang Juru selamat bagi setiap orang percaya, maka doa itu akan memiliki kuasa.

Kuasa doa dalam kehidupan orang percaya begitu berperan penting. Hal ini dikarenakan, ketika seseorang berdoa lalu doa itu tidak memiliki kuasa apa pun di dalamnya, maka itu adalah doa yang tidak berarti apa-apa sehingga bagaimana pun perkataan dalam doa itu atau kesungguhan jika di dalamnya tidak ada campur tangan Tuhan. Tuhan juga tidak akan turut campur tangan dalam doa jika orang itu tidak percaya dan tidak melandaskannya dengan firman dan nama Yesus.

KESIMPULAN

Doa merupakan nafas hidup orang percaya. Dengan berdoa, orang percaya dapat membangun relasi yang baik dengan Tuhan dengan melakukan komunikasi. Namun, beberapa orang menganggap doa hanya sebagai suatu kebiasaan bahkan suatu keharusan tanpa memahami makna yang sesungguhnya mengenai doa itu sendiri. 

Beberapa orang menyadari hal tersebut dan beberapa juga tidak, namun keduanya memiliki pemahaman yang sama bahwa doa hanyalah suatu kewajiban. Dalam hal ini Paulus kemudian dalam surat-suratnya hendak menekankan bahwa dengan berdoa kita dapat memperoleh kuasa dan kasih Tuhan. Doa memiliki kuasa yang besar, yang memiliki pengaruh yang nyata dalam iman orang-orang percaya. Oleh karena itu, dalam surat-suratnya Paulus selalu meminta agar anggota jemaat mendoakannya selalu dalam pelayanan atau penginjilan yang dilakukannya.

BACA JUGA: DOA ORANG KRISTEN (ARTI, WAKTU, SYARAT, SIKAP DAN ISI)

Maka dari itu, sebagai umat kristiani atau orang-orang percaya, doa pun merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita. Banyak hal yang boleh terjadi atau boleh dirasakan itu semua dapat diterima dengan sukacita atau bahkan dilalui oleh karena pertolongan dari pada Tuhan. Membangun relasi yang baik dengan Tuhan merupakan langkah awal bagi orang percaya untuk dapat merasakan kuasa dan kasih Tuhan melalui doa-doa yang dipanjatkan. 

Hal yang perlu diingat juga bahwa berdoa bukan hanya tentang bagaimana orang percaya meminta hal-hal yang diinginkan atau diharapkan terjadi dalam kehidupannya kepada Tuhan tetapi bagaimana relasi itu terbangun melalui kepercayaan sebagai umat kristiani kepada Tuhan. Di mana sekalipun doa yang dipanjatkan belum terjadi adanya, tetapi sesungguhnya Tuhan memiliki rencana yang indah untuk setiap umatnya. Karena doa tidak hanya tentang berdoa lalu dijawab tetapi juga tentang bagaimana orang-orang percaya mau menerima dan sabar dalam menanti jawaban Tuhan dalam doa dengan penuh ungkapan syukur. Alferdi, Eirene Ilmiawati Rindi
Next Post Previous Post