3 KASIH KARUNIA ALLAH BAGI ORANG PERCAYA (1 KORINTUS 15:3-58)

Alkitab bahasa Ibrani menggunakan kata “hen” (חֵן ) untuk menggambarkan tentang anugerah. Kata ini bermakna perbuatan seorang atasan yang menunjukkan kasih karunia kepada bawahannya, padahal sebenarnya bawahannya itu tidak layak menerima kebaikan itu. Kasih karunia adalah pemberian Allah kepada manusia padahal manusia tidak pantas untuk menerimanya.
3 KASIH KARUNIA ALLAH BAGI ORANG PERCAYA (1 KORINTUS 15:3-58)
Setidaknya 3 (tiga) Kasih Karunia Allah yang kita miliki sebagai orang-orang percaya.

1. Pertama, bahwa sebagai orang percaya, kita memiliki Tuhan yang hidup. (1Korintus 15:3-8).

1Korintus 15:3 Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci, 1Korintus 15:4 bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci; 1Korintus 15:5 bahwa Ia telah menampakkan diri kepada Kefas dan kemudian kepada kedua belas murid-Nya . . .

Rasul Paulus mengingatkan jemaat Korintus, bahwa Yesus bukan hanya telah mati dan dikuburkan; tetapi Dia juga telah dibangkitkan pada hari yang ketiga (1 Korintus 15: 3-4). Sesudah bangkit Yesus telah menampakkan diri kepada kedua belas murid, kepada lima ratus orang sekaligus dan juga kepada Rasul Paulus sendiri (1 Korintus 15:5-8). Para saksi itu telah meneruskan kesaksian mereka hingga sampai kepada kita. Ketika kita percaya kepada Yesus Kristus, kita menerima kehidupan dari kebangkitan Yesus, yaitu hidup yang kekal (Yohanes 5:24).

Kita memiliki Allah yang hidup dan Allah yang hidup itu adalah Allah yang peduli terhadap kita. Kejadian 3 mencatat, pada saat Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa, Allah menghukum mereka. Tetapi di tengah penghukuman itu, kita tetap bisa melihat anugerah Allah yang besar bagi manusia. Allah mencari manusia. Walaupun Allah sudah tahu di mana mereka bersembunyi, tetapi langkah Allah yang mendekati mereka mengajarkan sesuatu yang penting bagi kita bahwa Allah kita adalah Allah yang mencari manusia yang berdosa.

a. Allah yang hidup itu memberikan janji pengharapan di tengah penghukuman. 

Dalam Kejadian 3:15, “Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya” Iblis atau kepala ular akan dihancurkan oleh keturunan perempuan. Janji ini digenapi ketika Yesus Kristus lahir sebagai manusia, mati di atas kayu salib untuk memusnahkan iblis yaitu ular tua itu. Allah memang menghukum tetapi Dia juga memberikan pengharapan.

b. Allah yang hidup itu adalah Allah yang tidak mendendam. 

 Salah satu berkat Allah bagi manusia sebelum manusia jatuh ke dalam dosa adalah kemampuan untuk beranak cucu dan bertambah banyak (Kejadian 1:28). Ketika manusia jatuh dalam dosa, Allah yang tidak mengambil kemampuan manusia untuk memiliki keturunan itu. Manusia tetap bisa memiliki keturunan walaupun disertai dengan susah payah. Bahkan, Adam memberikan nama istrinya Hawa, yang berarti ibu dari semua yang hidup (Kejadian 3:20). Hawa, seorang manusia yang berdosa, yang seharusnya mengalami kematian, diizinkan Allah memiliki keturunan, bahkan disebut ibu dari semua yang hidup.

c. Allah yang hidup itu adalah Allah yang memberi solusi. 

Kepedulian dari Allah yang hidup itu juga dinyatakan dengan membuatkan pakaian dari kulit binatang (Kejadian 3:21). Sebelumnya Adam dan Hawa berusaha menyelesaikan persoalannya sendiri. Mereka membuat pakaian dari daun ara, tetapi Allah mengenakan pakaian dari kulit binatang untuk menutupi ketelanjangan mereka. 

Ada pelajaran teologis yang penting di sini: akibat dosa hanya bisa diselesaikan oleh Allah. Manusia tidak dapat melakukan apa pun untuk bisa menyelesaikan dosa, hanya Allah yang bisa menyelesaikan persoalan dosa dalam diri manusia. Untuk menutupi akibat dosa manusia, Allah melakukan sesuatu, bukan manusia tetapi Allah yang melakukan.

Kita memiliki Tuhan yang hidup, yang masih mengasihi orang yang berdosa. Dia adalah Allah yang masih menunjukkan kemurahan-Nya kepada orang yang berdosa. Itulah sebabnya kita semua tetap ada di dalam anugerah-Nya.

2. Kedua, bahwa sebagai orang percaya kita memiliki hidup yang berpengharapan di surga (1Korintus 15:20-49).

1Korintus 15:21 Sebab sama seperti maut datang karena satu orang manusia, demikian juga kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia.

1Korintus 15:22 Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus.

Tuhan yang hidup itu adalah Tuhan yang berkuasa menghidupkan kita. Orang berdosa yang terhilang bukan sekadar orang sakit yang memerlukan pertolongan, kita adalah orang mati yang memerlukan kehidupan. Anak Allah mati agar kita dapat menerima kehidupan melalui iman dalam Dia. Yesus berkata: Sesungguhnya barang siapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup (Yohanes 5:24). Setiap orang percaya memiliki Tuhan yang hidup, yang berkuasa membawa mereka dari kematian kepada kehidupan. Itulah anugerah bagi setiap orang percaya.

Tuhan Yesus akan datang kembali, dan orang-orang yang mati di dalam Kristus akan dibangkitkan. Pada waktu itu kita akan memiliki tubuh yang dimuliakan seperti tubuh Kristus (1Yohanes 3:1-3). Kita akan menjadi seperti benih yang ditanam dan kemuliaan menjadi bunga dan buah. Demikianlah tubuh kemuliaan kita berkaitan dengan tubuh yang ditanam/dikremasi, tetapi berbeda dari tubuh alamiah tersebut. Allah Bapa tidak memberi kita kehidupan lalu meninggalkan kita di kuburan. Dia mengangkat kita untuk duduk di takhta bersama dengan Anak-Nya yang ber-kemenangan.

3. Ketiga, bahwa sebagai orang percaya, kita memiliki hidup yang berpengharapan di bumi (1Korintus 15: 50-58).


Tidak ada alasan untuk menyerah karena Yesus Tuhan kita sudah menaklukkan pandemi dan bencana terbesar manusia yaitu dosa dan maut.

1Korintus 15:54-57 “Maut telah ditelan dalam kemenangan. Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?” Sengat maut ialah dosa dan kuasa dosa ialah hukum Taurat. Tetapi syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.

1Korintus 15:58 Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.

Jika kita benar-benar mempercayai kebangkitan Yesus dan kedatangan-Nya kembali, maka seharusnya (sebagaimana ayat ke-58 tersebut) hidup kita akan dicirikan dengan sikap yang sigap: tetap berdiri teguh, tidak goyah dan giat selalu dalam pekerjaan Tuhan. Kita masih memiliki bagian yang terbaik. Bagian yang terbaik itu masih akan datang, jadi marilah kita memberikan yang terbaik kepada Dia di saat-saat ini.

Kristus telah memerdekakan kita. Kita pernah terhilang dalam perhambaan kepada dunia, daging, dan iblis; kita tidak dapat memerdekakan diri kita sendiri. Tetapi Kristus telah membawa kita dari perhambaan kepada kemerdekaan. Dalam Kristus, kita memiliki kemerdekaan yang sejati (Yohanes 12:31-32; Galatia 1:4; 5:24). Saat ini Tuhan bekerja di dalam dan melalui diri Anda untuk mencapai tujuan-tujuan-Nya yang agung.

Kristus telah mempersatukan kita. Di dalam Kristus, kita juga telah diperdamaikan dan dipersatukan sebagai jemaat. Dalam Yesus Kristus, bangsa Yahudi dan bangsa lain yang percaya menjadi satu; tembok pemisah telah disingkirkan. Orang-orang percaya adalah anggota dari satu tubuh yang sama, warga dari satu bangsa yang kudus, dan batu yang hidup dari satu Bait Tuhan (1Petrus 2:1-10).

Sampai di sini kita telah melihat tiga anugerah Tuhan bagi kita orang-orang yang percaya. Bahwa kita memiliki Tuhan yang hidup, dan Tuhan yang hidup itu Tuhan yang mencari kita, Tuhan yang memedulikan kita. Kita memiliki hidup yang berpengharapan di surga. Bahwa kita memiliki hidup yang berpengharapan selama kita masih bumi ini. Pertanyaannya: Bagaimana seharusnya respons kita sebagai orang yang menerima anugerah demi anugerah dari Allah? Rasul Paulus meresponsnya demikian:

1Korintus 15:10 Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras dari pada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku.

Menghayati anugerah Allah adalah hal yang sangat penting, untuk kita menjalani hidup yang berkemenangan. Namun Rasul Paulus mengingatkan kita bahwa kita tidak boleh berhenti hanya pada sebuah penghayatan. Kita harus membagikan anugerah yang sudah kita terima itu. Anugerah keselamatan di dalam Yesus Kristus. Itulah panggilan kita. Itulah arti hidup kita, menghayati/mengenal Kristus dan membagikan pengharapan di Dalam-Nya kepada semua orang.

Rasul Paulus berkata, “dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia.” Dia telah membuktikan dengan segenap hati dan hidupnya. Dia melayani umat Tuhan. Dia membangun jemaat Tuhan, meski harus tertatih dalam berbagai duka dan kesulitan.

Umur kita ada batasnya, bahkan mungkin “tidak banyak”, kita harus menggunakan waktu kita dengan bijaksana. Kita harus berjuang memelihara iman kita hingga kita tiba pada garis akhir hidup kita. Rasul Paulus menggunakan waktunya untuk membangun jemaat Kristus, agar jemaat sungguh-sungguh mengenal Kristus, menjadi garam dan terang dunia, memberitakan Injil kepada segala makhluk. Yesus berkata: Aku akan mendirikan jemaat-Ku (Matius 16:18), dan Dia memakai kita untuk menyelesaikan pekerjaan itu. Biarlah pembangunan tubuh Kristus/ pembangunan jemaat juga menjadi motivasi kita dalam berdoa dan melayani. -Pdt. Hengky Tjia
Next Post Previous Post