SAKRAMEN BAPTISAN AIR

Pdt. Samuel T. Gunawan, M.Th.

Penulis adalah teolog Protestan-Kharismatik, Pendeta di GBAP Jemaat El Shaddai; Pengajar di STT IKAT dan STT Lainnya. Mendapatkan gelar S.E dari UNPAR; S.Th M.Th dari STT-ITC Trinity. 

A. DASAR ALKITAB

Baptisan air wajib dilakukan oleh setiap orang yang mengakui Yesus Kristus sebagai Tuhan dalam kehidupan mereka karena baptisan air merupakan perintah langsung dari Tuhan Yesus Kristus sebelum kenaikan-Nya ke surga, yang tertulis dalam Matius 28:18-20 demikian, “Yesus mendekati mereka dan berkata: “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di surga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” 

Dalam bahasa Yunani ayat tersebut menyebutkan empat kata kerja, yaitu: pergilah (poreuthentes), jadikanlah murid (mathĂȘteusate), baptiskanlah (baptizontes), dan ajarkanlah (didaskontes)”. Kata “pergilah, baptiskanlah, ajarkanlah” adalah kata kerja partisip atau bentuk kata kerja bantu. Sedangkan kata “jadikanlah murid” adalah kata kerja imperatif atau kata kerja bentuk perintah.
SAKRAMEN BAPTISAN AIR
B. TRINITAS DALAM BAPTISAN AIR

Yesus di dalam Matius 28:19 memerintahkan, “baptizontes autous eis to onoma tou patros kai tou uiou kai tou agiou pneumatos” yang diterjemahkan menjadi “baptislah mereka dalam nama Bapa, dan Anak, dan Roh Kudus”, di mana hal yang menarik adalah bahwa sekalipun di sini disebutkan tiga buah nama yaitu Bapa, Anak, dan Roh Kudus, tetapi kata-kata Yunani “eis to onomo” yang diterjemahkan “dalam nama” adalah nominatif singular (bentuk tunggal, bukan bentuk jamak)! Dalam bahasa Inggris diterjemahkan name (bentuk tunggal), bukan names (bentuk jamak). Karena itu ayat ini bukan hanya menunjukkan bahwa ketiga Pribadi itu setara, tetapi juga menunjukkan bahwa ketiga Pribadi itu adalah satu atau esa.

Perlu diketahui, Matius akan membuat kesalahan dalam pengungkapannya jika salah satu dari dua hal berikut ini adalah benar:

1. Jika Bapa, Anak, dan Roh Kudus tidak memiliki keberadaan yang identik (karena jika memang demikian Matius harus menggunakan bentuk jamak untuk kata “nama”, yaitu “onomata” dan bukan bentuk tunggal “onoma”).

2. Jika keberadaan yang disebut itu tidak bereksistensi dalam tiga Pribadi (karena jika memang demikian Matius tidak akan berkata “nama” itu dimiliki bersama oleh tiap-tiap Pribadi Allah). Jika tidak terdapat tiga Pribadi yang adalah Allah, dan jika terdapat lebih dari satu Allah, maka Matius telah membuat kesalahan. Tetapi hal itu mustahil.

Dengan demikian, dalam peristiwa baptisan air orang percaya memproklamirkan kepercayaanNya kepada Allah Trinitas.

C. PENGERTIAN BAPTISAN AIR

Kata “baptisan” berasal dari kata kerja Yunani “baptizo” yang berarti “membenamkan, memandikan, merendam”. Kata baptizo ini muncul dalam Perjanjian Baru sebanyak 76 kali. Sejumlah ayat dalam Alkitab memperkuat pengertian baptisan ini (Matius 3:16; Markus 1:9; Bandingkan Yohanes 3:23; Kisah Para Rasul 8:38). Kata “baptizo” ini berasal dari kata “bapto” yang berarti “mencelupkan”. Kata “bapto” ini ditemukan tiga kali dalam Perjanjian Baru dan selalu berarti “celup” (Lukas 16:24; Yohanes 13:26; Wahyu 19:13). 

Jadi kata “bapto” itu berarti “ mencelupkan sesuatu ke dalam suatu cairan dan kemudian mengeluarkannya kembali. Dengan demikian, kata kerja baptizo (mencelupkan) dan kata dasar bapto (celup), selalu menunjuk arti yang tidak mungkin berarti lain selain baptisan selam. Menurut Rasul Paulus dalam Roma 6, baptisan air merupakan simbolis di mana orang percaya di satukan kepada Kristus oleh iman di dalam kematian dan kebangkitan Kristus. Ketika melukiskan kesatuan orang percaya dengan Kristus dalam kematian dan kebangkitan-Nya itu, rasul Paulus menekankan adanya pembenaman orang percaya itu ke dalam air. Dengan demikian, baptisan air adalah pembenaman (pencelupan) seluruh tubuh ke dalam air untuk di satukan dalam kematian dan kebangkitan Kristus.

Jadi, baptisan air adalah tindakan luar sebagai tanggapan ketaatan orang percaya yang telah menerima dengan iman keselamatan melalui kematian dan kebangkitan Kristus. Baptisan air merupakan sebuah simbol sekaligus merupakan pengalaman rohani yang nyata karena melalui upacara tersebut orang percaya dibaptis ke dalam kematian, penguburan dan kebangkitan Tuhan Yesus Kristus. Melalui baptisan di dalam kematian-Nya orang percaya diputuskan dari kehidupan sebelumnya, tubuh orang percaya dibenamkan ke dalam air sebagai simbolis kematian manusia lama atau kematian kehidupan lama. Ketika dibangkit dari air, merupakan simbolis bahwa orang percaya mengalami kebangkitan dan berjalan dalam kehidupan baru di dalam Kristus.

D. MAKNA BAPTISAN AIR

Baptisan air oleh sebagian orang telah dianggap sebagai anugerah yang menyelamatkan atau syarat keselamatan. Alkitab tidak mengajarkan demikian, sebaliknya Alkitab menunjukkan bahwa baptisan air bukanlah anugerah yang menyelamatkan atau pun syarat keselamatan (1 Korintus 1:17). Walau bukan sebagai syarat keselamatan, tetapi baptisan air itu penting dan sangat berhubungan erat dengan hal-hal yang mengawali kehidupan Kristen. Adapun makna penting dari baptisan air adalah:

1. Baptisan air adalah tanda (kepada) pertobatan (Matius 3:11).

2. Tanda ketaatan kepada perintah Tuhan, bahwa seseorang telah lahir baru atau telah diselamatkan (Matius 28:18,19).

3. Orang percaya yang telah lahir baru (atau dibaptis Roh Kudus), telah bersatu dengan Kristus dalam kematian dan kebangkitan-Nya, dan secara simbolik persatuan tersebut ditunjukkan melalui peristiwa baptisan air (Roma 6).

4. Baptisan air adalah kesaksian bahwa orang tersebut telah dimeteraikan dan menerima hidup baru dan mengambil bagian dalam kematian dan kebangkitan Kristus (Roma 6:3-6).

5. Baptisan juga menandakan bahwa seseorang menjadi pengikut atau murid Kristus yang sah (Matius 28:19,20).

6. Baptisan air merupakan upacara (inisiasi) masuk ke dalam keanggotaan tubuh Kristus yang kelihatan, disebut keanggotaan gereja lokal.

Sebagai catatan tambahan: Secara teologis, baptisan bisa didefinisikan sebagai suatu tindakan untuk bersatu atau berkenalan dengan seseorang, kelompok tertentu, pesan tertentu, atau kejadian tertentu. Sebagai contoh: 

(1) Baptisan di dalam agama misteri Yunani menghubungkan para calon penganut dengan agama tersebut. 

(2) Baptisan dalam agama Yahudi menghubungkan pemeluk agama baru itu dengan Yudaisme 

(3) Baptisan Yohanes Pembaptis menghubungkan para pengikut Kristus dengan berita-Nya tentang kebenaran. 

(4) Dibaptis dengan Roh Kudus menghubungkan seseorang dengan tubuh Kristus. (5) Baptisan Kristen berarti pengenalan terhadap berita Injil, Pribadi Juru selamat, dan kelompok orang-orang percaya.

E. ALASAN MELAKUKAN BAPTISAN AIR

Di atas telah disebutkan bahwa baptisan air wajib dilakukan oleh setiap orang percaya karena baptisan air merupakan perintah langsung dari Tuhan Yesus Kristus (Matius 28:18-20; Markus 16:15-16). Kristus memerintahkan murid-murid-Nya untuk membaptis orang-orang yang percaya kepada-Nya. Namun ada juga alasan-alasan penting lainnya mengapa gereja melakukan baptisan air, yaitu:

1. Tuhan Yesus Kristus sendiri dibaptis air dan menyatakan bahwa Ia melakukan kehendak Allah ketika Ia dibaptis. Dengan demikian Ia memberi contoh bagi pengikut-pengikut-Nya (Matius 3:13-17).

2. Para rasul dan jemaat mula-mula melakukannya (Kisah Para Rasul 2:38-41; 8:12; 36-38; 9:18; 10:47-48; 16:31-33; 18:8; 19:5).

3. Perjanjian Baru menggunakan baptisan air untuk menggambarkan atau melambangkan kebenaran teologis yang penting ini (Roma 6:1-10; Galatia 3:27; 1 Petrus 3:21).

4. Penulis kitab Ibrani menegaskan bahwa baptisan merupakan suatu kebenaran yang mendasar atau suatu ajaran dasar dalam gereja (Ibrani 6:1-2). Jadi pengajaran tentang baptisan bukan lagi pilihan tetapi keharusan seperti halnya pengajaran tentang pertobatan, kebangkitan, dan penghakiman.

F. PERSYARAT BAPTISAN AIR

Baptisan air dilakukan melibatkan keputusan dan pilihan manusia. Karena itu berdasarkan pengertian ini syarat baptisan air adalah:

1. Dilaksanakan setelah seseorang lahir baru atau diselamatkan yaitu setelah percaya kepada Kristus dan bertobat (Markus 16:15; Kisah Para Rasul 2:4,33,37-41). Dengan demikian, kesediaan untuk memberi diri dibaptis merupakan tanda ketaatan dan tanda awal yang terlihat dari perubahan karena kehidupan baru yang dianugerahkan Allah. Pengakuan dan pertobatan hanya bisa dilakukan oleh orang-orang yang telah mampu mengambil keputusan, maka bayi tidak dibaptis karena kapasitas itu belum mereka miliki. Lagi pula Alkitab secara eksplisit tidak ada menyebutkan baptisan bayi.

2. Untuk dibaptis air seseorang harus menerima Injil (Matius 28:19), memiliki iman kepada Kristus (Kisah Para Rasul 2:41; 8:12; 18:12; Galatia 3:26,27); dan bertobat (Kisah Para Rasul 2:38). Alkitab tidak menyebutkan berapa batas usia seseorang boleh dibaptis. Tetapi acuan Alkitab mengisyaratkan bahwa yang baptis adalah setiap orang yang percaya.

G. LEGALITAS BAPTISAN AIR

Adapun dasar atau bukti legal suatu baptisan air adalah berdasarkan kedua hal berikut ini, jika kedua syarat ini telah dipenuhi, maka tidak perlu ada pengulangan baptisan, yaitu:

1. Yang akan menerima baptisan air itu adalah orang yang sudah percaya Yesus Kristus sebagai Tuhan dan penebus, yaitu mereka yang sudah dilahirbarukan oleh Roh Kudus, dan masuk dalam perjanjian anugerah-Nya.

2. Baptisan air, harus dilakukan dalam nama Allah Bapa, Anak, dan Roh Kudus, yang menjadikan upacara itu kudus.

H. WEWENANG MEMBAPTIS

Pada prinsinya perintah untuk membaptis diberikan kepada murid-murid Kristus. Dalam pelayananNya Yesus sendiri tidak membaptis, tetapi murid-muridNya yang melakukann itu. Dikatakan dalam Yohanes 4:1-3 demikian, “Ketika Tuhan Yesus mengetahui, bahwa orang-orang Farisi telah mendengar, bahwa Ia memperoleh dan membaptis murid lebih banyak dari pada Yohanes -- meskipun Yesus sendiri tidak membaptis, melainkan murid-murid-Nya, -- Ia pun meninggalkan Yudea dan kembali lagi ke Galilea” (Bandingkan Yohanes 3:22). 

Jadi semua orang percaya pada dasarnya bisa membaptis orang lain, namun bukan mereka yang baru bertobat, tetapi mereka yang dipanggil dalam pelayanan dan dewasa secara rohani (Bandingkan 1 Korintus 1:16-17). Ketika Kristus naik ke surga wewenang membaptis diberikan kepada rasul-rasul dan murid-murid lainnya (Matius 28:18-20). Dengan demikian saat ini wewenang membaptis itu diserahkan kepada gereja, dan secara administratif pemerintah kita (Indonesia) juga mengakuinya. Berbagai denominasi gereja pada umumnya memberi wewenang kepada para pejabat gereja (pendeta, penginjil, gembala, penatua, dan lainnya) untuk melaksanakan pembaptisan air.


Sehubungan dengan wewenang membaptis ini, muncul pertanyaan apakah perempuan diperbolehkan untuk membaptis? Memang tidak ada perintah atau aturan gender dalam melaksanakan baptisan. Jadi (saya berpendapat) dalam situasi tertentu, perempuan yang terlibat dalam pelayanan dan memiliki jabatan gereja di-ijinkan untuk membaptis orang.

I. CARA PEMBAPTISAN

Baptisan air harus menggunakan media air karena air adalah satu-satunya media yang dapat dengan tepat menjelaskan tiga peristiwa penting yang dialami orang percaya dalam kesatuannya dengan Kristus, yaitu kesatuan dalam kematian, penguburan, dan kebangkitan Kristus. Saat ini terdapat tiga cara untuk membaptis orang yaitu: dipercik, dituangkan, dan dicelupkan (diselamkan). Pada umumnya orang setuju bahwa istilah dibaptis berarti dicelupkan, sehingga baptisan dengan cara diselamkan paling cocok dengan makna istilah ini. 

Selanjutnya praktik baptisan gereja perdana juga mendukung baptisan selam. Kemudian penyatuan dengan penyaliban, kematian, penguburan dan kebangkitan Kristus paling cocok dilambangkan dengan cara diselamkan, di mana baptisan air menyimbolkan bahwa orang itu sudah dibaptis oleh Roh ke dalam tubuh Kristus atau sudah diselamatkan (Roma 6:3-6; Bandingkan Markus 1:10; Kisah Para Rasul 8:38,39).

Profesor Charles C. Ryrie menjelaskan demikian, “(1) Immersion is unquestionably the primary meaning of baptizo. The Greek language has words for sprinkle and pour that are never used of baptism. (2) Immersion best pictures the significance of baptism, which is death to the old life and resurrection to the new (Rom. 6:1–4). (Theology Systematic, page 758)
Terjemahan “(1) Penyelaman tidak diragukan lagi adalah arti utama dari baptizo. Bahasa Yunani memiliki kata untuk pemercikan dan penuangan yang tidak pernah digunakan untuk baptisan. (2) Penyelaman paling baik menggambarkan pentingnya baptisan, yaitu kematian bagi kehidupan lama dan kebangkitan dalam kehidupan yang baru (Roma 6: 1-4).”

Tentunya ada pertimbangan-pertimbangan tersendiri yang mengijinkan dilaksanakannya baptisan dengan percik atau dituangkan, dan kita menghargai perbedaan-perbedaan tafsir cara baptisan ini. Namun Gereja Bethel Injil Sepenuh melaksanakan baptisan dengan cara diselamkan karena cara ini yang diyakini paling sesuai dengan pernyataan Alkitab.

J. PERTANYAAN DISKUSI

Untuk membantu kita mengingat kembali materi pelajaran Sakramen Baptisan Air ini, berikut beberapa pertanyaan yang diajukan untuk dijawab.
1. Apakah yang dimaksud dengan Baptisan Air itu menurut pengertian Alkitab?
2. Sebutkanlah tiga alasan mengapa gereja wajib melaksanakan Baptisan Air!
3. Sebutkanlah makna dari Baptisan Air!
4. Sebutkan syarat dan bukti legal Baptisan Air!
5. Mengapa baptisan selam merupakan praktek yang paling Alkitabiah?
Next Post Previous Post