3 WUJUD KECONGKAKAN (AMSAL 16:18)

“𝐾𝑒𝑐𝑜𝑛𝑔𝑘𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ𝑢𝑙𝑢𝑖 𝑘𝑒ℎ𝑎𝑛𝑐𝑢𝑟𝑎𝑛, 𝑑𝑎𝑛 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 ℎ𝑎𝑡𝑖 𝑚𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ𝑢𝑙𝑢𝑖 𝑘𝑒𝑗𝑎𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛.” (Amsal 16:18).

Setiap manusia diciptakan Tuhan dengan memiliki kehendak bebas. Namun kehendak bebas itu selalu berisiko untuk disalahgunakan hanya untuk kepentingan dan kesenangan diri sendiri.

Kecongkakan itu muncul dari dalam diri manusia yang berambisi ingin melebihi orang lain, bahkan menganggap diri setara dengan Tuhan. Malaikat yang jatuh ke dalam dosa, adalah satu contoh yang nyata, di mana di dalam dirinya muncul perasaan yang menganggap diri lebih tinggi dari makhluk ciptaan lainnya, sehingga akhirnya muncul keinginan dan ambisi untuk menyamai Tuhan Sang Pencipta, dan akibatnya adalah hukuman Tuhan.
3 WUJUD KECONGKAKAN (AMSAL 16:18)
Dan ketika manusia jatuh ke dalam dosa, maka kehendak bebas manusia itu pun telah tercemar oleh dosa. Oleh karena itulah, kesombongan akan selalu muncul di dalam diri manusia, sekalipun mungkin kesombongan itu tidak secara terang-terangan terlihat, tetapi tersembunyi di dalam hatinya. Mereka tidak menyadari bahwa Tuhan melihat apa yang ada di dalam hati manusia.

Di sekitar kita memang banyak kita jumpai orang-orang yang memiliki sifat congkak. Ketika bertemu dengan orang yang kita kenal dan ia tidak menegur atau pura-pura tidak kenal, maka kita menyebutnya orang yang congkak. Ketika ada orang yang suka berbicara besar serta memamerkan keberhasilan- keberhasilan yang diraihnya, maka kita menyebutnya orang yang sombong. Orang kaya yang tidak mau bergaul dengan orang miskin juga biasanya disebut sebagai orang yang sombong. Kecongkakan- kecongkakan seperti ini memang sangat mudah kita ketahui, tetapi sesungguhnya sifat sombong bisa bersembunyi jauh di dalam hati dan tidak langsung kelihatan. 

Berikut ini adalah tiga perwujudan dari kecongkakan yang tersembunyi di dalam hati kita :

(1) 𝐒𝐞𝐥𝐚𝐥𝐮 𝐦𝐞𝐫𝐚𝐬𝐚 𝐥𝐞𝐛𝐢𝐡 𝐛𝐚𝐢𝐤 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐥𝐚𝐢𝐧. 

Sikap ini biasanya diwujudkan melalui tindakan di mana kita tidak bisa memberikan kepercayaan kepada orang lain untuk melakukan sesuatu. Kita beranggapan bahwa mereka tidak akan bisa melakukan sesempurna apa yang kita lakukan. Sungguh berbahaya kebiasaan seperti ini, karena akhirnya kita menjadi “buta” terhadap kelebihan atau kemampuan orang lain yang mungkin saja jauh melebihi kemampuan kita. Kita tidak lagi bisa menilai sesuatu secara obyektif, kita menilai diri kita lebih baik dan lebih mampu, padahal mungkin saja kemampuan kita berada jauh di bawah kemampuan orang lain. Buanglah kecongkakan seperti ini dan akuilah bahwa kita adalah manusia yang terbatas.

(2) 𝐌𝐞𝐫𝐚𝐬𝐚 𝐦𝐞𝐦𝐢𝐥𝐢𝐤𝐢 𝐣𝐚𝐰𝐚𝐛𝐚𝐧 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐬𝐞𝐦𝐮𝐚 𝐩𝐞𝐫𝐭𝐚𝐧𝐲𝐚𝐚𝐧. 

Orang yang congkak merasa malu dan rendah jika harus bertanya kepada orang lain. Akibatnya orang seperti ini akan mengerjakan segala sesuatunya seorang diri tanpa melibatkan orang lain. Ia akan berusaha membuktikan bahwa ia mampu melakukan sendiri sekalipun ia tahu bahwa ada orang yang lebih mampu darinya dan bisa diajak kerja sama. Sebagai akibat dari rasa tidak membutuhkan orang lain, maka ia akan dijauhi orang lain.

(3) 𝐌𝐞𝐫𝐚𝐬𝐚 𝐝𝐢𝐫𝐞𝐧𝐝𝐚𝐡𝐤𝐚𝐧 𝐤𝐞𝐭𝐢𝐤𝐚 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐥𝐚𝐢𝐧 𝐦𝐞𝐥𝐚𝐤𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐬𝐮𝐚𝐭𝐮 𝐥𝐞𝐛𝐢𝐡 𝐛𝐚𝐢𝐤 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐚𝐩𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐢𝐚 𝐥𝐚𝐤𝐮𝐤𝐚𝐧. 

Ada rasa sakit di dalam hati orang yang congkak ketika apa yang orang lain lakukan jauh lebih baik dari apa yang telah ia lakukan. Ia berpikir bahwa sanjungan dan pujian hanya pantas diberikan kepadanya dan ia tidak rela jika orang lain yang menerima itu.

Terkadang sulit juga bagi kita untuk mengakui apa yang kita perbuat, katakan atau pikirkan sebagai kecongkakan. Oleh karena itu mungkin jarang bagi kita untuk memohon pengampunan-Nya secara khusus atas kecongkakan kita. Dengan demikian, sulit bagi kita untuk mengubah sikap hidup kita jika kita tidak merasa bersalah dalam apa yang sudah kita kerjakan.

Mengapa hal-hal semacam ini ada dan kadang muncul di dalam hati kita? Itu disebabkan karena kita tidak menyadari akan anugerah Tuhan di dalah hidup kita. Kita tidakmenyadari bahwa segala apa yang kita miliki, segala apa yang berhasil kita capai dalam hidup ini, semuanya sebenarnya adalah anugerah atau kasih karunia Tuhan semata.

Kita perlu menyadari betul akan anugerah atau kasih karunia yang telah Tuhan berikan kepada kita. Semua yang ada pada kita hari ini sesungguhnya berasal dari Tuhan. (Ulangan 8:14-18). Kita harus selalu ingat, bahwa semua itu dari Tuhan, oleh Tuhan dan untuk Tuhan. (Roma 11:36). Kecongkakan merupakan sesuatu yang dibenci oleh Tuhan. “𝐾𝑒𝑐𝑜𝑛𝑔𝑘𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ𝑢𝑙𝑢𝑖 𝑘𝑒ℎ𝑎𝑛𝑐𝑢𝑟𝑎𝑛, 𝑑𝑎𝑛 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 ℎ𝑎𝑡𝑖 𝑚𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ𝑢𝑙𝑢𝑖 𝑘𝑒𝑗𝑎𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛.” (Amsal 16:18).

Kata “congkak” sudah semakin jarang kita dengar. Kalau mengacu pada kamus KBBI, “congkak” adalah sebuah sikap yang merasa dan bertindak dengan memperlihatkan diri sangat mulia (pandai, kaya dan seterusnya). Adakah perbedaan congkak dan sombong? Kalaupun ada, bedanya tipis sekali. Tapi satu hal yang pasti, baik congkak maupun sombong dua-duanya menuju kehancuran. Tidak ada tempat bagi orang sombong di hadapan Tuhan.

Apakah ada sesuatu yang pantas kita jadikan dasar untuk bersikap congkak? Apakah kita punya alasan untuk menyombongkan diri dengan apa yang kita miliki hari ini? Yang sering terjadi adalah: ketika semua orang berharap dilimpahi berkat, banyak yang lupa mempersiapkan diri dan hatinya agar bisa menyikapi datangnya berkat dengan benar. Ironis sekali kalau melihat ada begitu banyak orang yang berubah menjadi congkak ketika mereka diberkati. Saat keberhasilan, kesuksesan, ketenaran atau popularitas hadir, saat itu pula banyak orang langsung terjebak pada dosa kecongkakan dan sikap-sikap sejenis. Dan Tuhan jelas-jelas tidak menyukai sikap ini.

Firman Tuhan menegaskan, bahwa kecongkakan merupakan awal dari kehancuran. Kecongkakan merupakan sikap yang ditentang Tuhan (Yakobus 4:6), dan merupakan kekejian bagi Allah sehingga tidak akan luput dari hukuman (Amsal 16:5). Kita harus mensyukuri semua yang telah diberikan Tuhan, dan itu bisa kita tunjukkan lewat sebentuk kerendahan hati bukan lewat sikap sombong atau tinggi hati.

Jika masih terselip kecongkakan di dalam hati kita, mintalah agar kuasa Tuhan memampukan kita untuk terbebas dari kesombongan yang hanya akan menghancurkan hidup kita. Sebaliknya marilah kita mengejar kerendahan hati dengan cara melatih diri setiap hari.

Marilah kita menyadari betul anugerah kasih karunia yang telah Tuhan berikan kepada kita. Semua yang ada pada kita hari ini sesungguhnya berasal dari Tuhan. (Ulangan 8:14-18). Ingatlah bahwa semua itu dari Tuhan, oleh Tuhan dan untuk Tuhan. (Roma 11:36). Tidak ada tempat bagi orang sombong di hadapan Tuhan, dan ini bisa kita lihat dalam banyak ayat. 

Kecongkakan merupakan awal dari kehancuran seperti yang Amsal 16:18 di atas, kecongkakan merupakan sikap yang ditentang Tuhan (Yakobus 4:6), dan merupakan kekejian bagi Allah sehingga tidak akan luput dari hukuman (Amsal 16:5). Kita harus mensyukuri semua yang telah diberikan Tuhan, dan itu bisa kita tunjukkan lewat sebentuk kerendahan hati bukan lewat sikap sombong atau tinggi hati. Amin
Next Post Previous Post