Lukas 15:4-7: Makna Mendalam tentang Gembala yang Baik

Pendahuluan:

Salah satu perumpamaan yang paling menyentuh dan penuh makna dalam Alkitab adalah perumpamaan tentang domba yang hilang, yang tercatat dalam Lukas 15:4-7. Di dalam perumpamaan ini, Yesus menggambarkan seorang gembala yang meninggalkan 99 domba di padang untuk mencari satu domba yang hilang, lalu bersukacita ketika ia menemukannya. Perumpamaan ini tidak hanya menjadi salah satu narasi penting dalam pelayanan Yesus, tetapi juga mencerminkan hati Tuhan bagi umat manusia 
yang tersesat dalam dosa.

Lukas 15:4-7: Makna Mendalam tentang Gembala yang Baik
Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi makna mendalam dari Lukas 15:4-7 dengan menggunakan pandangan beberapa pakar teologi serta menelaah implikasi teologis dan praktisnya. Beberapa teolog terkemuka, seperti John Calvin, Timothy Keller, dan Charles Spurgeon, telah memberikan wawasan mendalam tentang perumpamaan ini. Kami juga akan merujuk pada ayat-ayat Alkitab lain yang relevan, serta memasukkan kata semantik yang relevan seperti "pertobatan," "pengampunan," "anugerah," "keselamatan," dan "kasih Allah" untuk memperkaya diskusi ini.

1. Teks Alkitab: Lukas 15:4-7

"Siapakah di antara kamu yang mempunyai seratus ekor domba, dan jikalau ia kehilangan seekor di antaranya, tidak meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di padang gurun dan pergi mencari yang sesat itu sampai ia menemukannya? Dan kalau ia telah menemukannya, ia meletakkannya di atas bahunya dengan gembira, dan setibanya di rumah ia memanggil sahabat-sahabat dan tetangga-tetangganya serta berkata kepada mereka: Bersukacitalah bersama-sama dengan aku, sebab dombaku yang hilang itu telah kutemukan. Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita di sorga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih daripada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan." (Lukas 15:4-7)

Dalam ayat ini, Yesus menggambarkan kasih Allah yang tak terbatas dan usaha-Nya yang gigih untuk mencari dan menyelamatkan mereka yang tersesat. Gambaran gembala yang mencari domba yang hilang menggambarkan Tuhan sebagai Gembala yang Baik yang memelihara dan menjaga setiap individu, tidak peduli seberapa jauh mereka tersesat.

2. Makna Teologis dari Lukas 15:4-7

Perumpamaan ini memiliki makna teologis yang dalam tentang kasih dan anugerah Allah. Dalam perumpamaan ini, Yesus tidak hanya menyatakan kasih Tuhan kepada mereka yang hilang, tetapi juga menyoroti pentingnya pertobatan dan sukacita di surga ketika seseorang yang tersesat kembali kepada Allah.

John Calvin, dalam komentarnya tentang perumpamaan ini dalam "Harmony of the Gospels," menekankan sifat Allah yang aktif dalam mencari yang hilang. Calvin menjelaskan bahwa perumpamaan ini menunjukkan inisiatif kasih karunia Allah. Domba yang hilang tidak mencari jalan pulang sendiri, melainkan gembala yang pergi mencari dan menyelamatkannya. Ini mencerminkan ajaran Calvin tentang doktrin pemilihan dan anugerah yang menekankan bahwa keselamatan sepenuhnya adalah pekerjaan Allah, bukan usaha manusia. Calvin menulis bahwa tindakan gembala yang meninggalkan 99 domba untuk mencari yang satu menunjukkan betapa Allah menghargai setiap jiwa yang hilang dan betapa besar kasih-Nya untuk menyelamatkan mereka.

Dalam pandangan Charles Spurgeon, perumpamaan ini merupakan gambaran indah dari kasih Yesus sebagai Gembala yang baik. Spurgeon, dalam khotbahnya yang terkenal tentang perumpamaan ini, menyatakan bahwa setiap jiwa yang hilang begitu berharga bagi Tuhan. Dia menekankan bahwa Yesus, sebagai Gembala yang Baik, tidak akan membiarkan domba-Nya hilang begitu saja, tetapi dengan penuh kasih dan kesabaran akan mencari domba yang hilang sampai ia ditemukan. Bagi Spurgeon, ini adalah bukti dari keselamatan yang dijamin di dalam Kristus, di mana orang percaya dapat yakin bahwa Tuhan akan selalu datang mencari mereka ketika mereka tersesat.

3. Pertobatan dan Sukacita di Surga

Salah satu elemen kunci dari perumpamaan ini adalah pertobatan dan sukacita yang terjadi di surga ketika satu orang berdosa bertobat. Ayat 7 menyatakan, "Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita di sorga karena satu orang berdosa yang bertobat." Yesus ingin menekankan bahwa pertobatan adalah peristiwa yang sangat penting di hadapan Allah, di mana surga merayakan setiap kali seseorang yang tersesat kembali kepada-Nya.

Timothy Keller, dalam bukunya "The Prodigal God," menjelaskan bahwa perumpamaan ini menyoroti hati Allah yang penuh kasih bagi mereka yang berada di luar komunitas orang percaya. Allah tidak hanya berfokus pada mereka yang sudah benar atau mereka yang tinggal di "kandang," tetapi juga pada mereka yang tersesat, yang hidup dalam pemberontakan terhadap Tuhan. Bagi Keller, sukacita di surga adalah ekspresi penuh kasih dari Allah yang tidak hanya merangkul mereka yang benar, tetapi secara aktif mencari dan menyambut orang berdosa yang kembali kepada-Nya.

Keller juga menambahkan bahwa sikap Allah terhadap orang berdosa yang bertobat harus menjadi contoh bagi gereja. Sering kali, orang Kristen mungkin tergoda untuk mengabaikan mereka yang hidup di luar batas-batas iman atau moralitas, tetapi perumpamaan ini mengingatkan kita bahwa tugas kita adalah meniru Yesus dengan mencari mereka yang hilang dan membawa mereka kembali kepada Tuhan.

4. Konteks Sosial dan Budaya pada Zaman Yesus

Untuk memahami lebih dalam makna dari perumpamaan ini, penting juga untuk mempertimbangkan konteks sosial dan budaya di mana Yesus mengajar. Pada zaman Yesus, gembala adalah profesi yang umum dan dihormati dalam masyarakat Yahudi. Gembala memiliki tanggung jawab untuk menjaga kawanan domba dengan sangat baik, karena domba adalah salah satu aset berharga. Mereka yang mendengar perumpamaan ini akan langsung memahami betapa besar pengorbanan yang dilakukan gembala ketika dia meninggalkan 99 domba yang aman di padang untuk mencari satu domba yang hilang.

Menurut N.T. Wright dalam bukunya "Jesus and the Victory of God," perumpamaan domba yang hilang juga mencerminkan tema yang lebih besar tentang identitas Israel sebagai kawanan Allah. Dalam kitab-kitab Perjanjian Lama, Israel sering kali digambarkan sebagai kawanan domba yang dipimpin oleh Tuhan sebagai gembala mereka (lihat Mazmur 23:1 dan Yesaya 40:11). Yesus, dengan mengambil gambar gembala yang baik, mengidentifikasi diri-Nya sebagai Pemimpin dan Penyelamat Israel yang sejati, yang datang untuk membawa umat Allah kembali kepada-Nya.

Wright juga menekankan bahwa melalui perumpamaan ini, Yesus menantang pandangan orang Farisi dan ahli Taurat yang melihat diri mereka sebagai "orang benar" yang tidak memerlukan pertobatan, sementara orang-orang berdosa dan pemungut cukai dianggap tidak layak untuk menerima kasih Allah. Yesus memutarbalikkan pandangan ini dengan menegaskan bahwa setiap orang memerlukan kasih karunia dan keselamatan Allah, dan bahwa surga lebih bersukacita atas satu orang yang bertobat daripada 99 orang yang merasa tidak memerlukan pertobatan.

5. Implikasi Praktis bagi Kehidupan Orang Percaya

Perumpamaan tentang domba yang hilang bukan hanya pelajaran teologis, tetapi juga memiliki implikasi praktis yang mendalam bagi kehidupan orang percaya. Berikut adalah beberapa pelajaran praktis yang bisa kita ambil dari Lukas 15:4-7:

A. Kasih yang Tidak Bersyarat dari Tuhan

Salah satu pesan utama dari perumpamaan ini adalah bahwa kasih Allah bagi manusia bersifat tanpa syarat. Seperti gembala yang dengan gigih mencari domba yang hilang, Allah tidak meninggalkan kita meskipun kita tersesat dalam dosa. Kasih-Nya tidak tergantung pada apa yang telah kita lakukan atau seberapa jauh kita telah tersesat, tetapi pada kasih karunia-Nya yang melimpah. Roma 5:8 menyatakan, "Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa."

Teolog J.I. Packer, dalam bukunya "Knowing God," menyatakan bahwa perumpamaan ini mengungkapkan kasih Allah yang tak terbatas dan kesediaan-Nya untuk mencari dan menyelamatkan setiap orang yang hilang. Packer menjelaskan bahwa pengorbanan Kristus adalah bukti nyata dari kasih Allah, di mana Yesus sebagai Gembala yang Baik rela menyerahkan nyawa-Nya untuk menyelamatkan domba-domba-Nya (lihat Yohanes 10:11). Kasih ini tidak hanya berlaku bagi mereka yang dianggap benar, tetapi juga bagi setiap orang berdosa yang berbalik kepada Allah dalam pertobatan.

B. Pertobatan dan Pengampunan

Perumpamaan ini juga mengajarkan bahwa pertobatan adalah kunci untuk mengalami keselamatan dan pengampunan dari Allah. Domba yang hilang tidak dapat menyelamatkan dirinya sendiri, tetapi gembala yang mencarinya dan membawanya kembali. Demikian juga, manusia tidak dapat menyelamatkan dirinya sendiri dari dosa, tetapi Allah, melalui Yesus Kristus, telah datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang.

1 Yohanes 1:9 mengatakan, "Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan." Pertobatan membawa kita kembali ke dalam hubungan yang benar dengan Allah, di mana kita dapat mengalami pengampunan dan pemulihan.

C. Mengikuti Teladan Yesus dalam Mencari yang Hilang

Yesus memberikan teladan yang kuat bagi kita tentang keinginan untuk mencari yang hilang. Sebagai pengikut Kristus, kita dipanggil untuk memiliki hati yang peduli kepada mereka yang terhilang, baik secara spiritual maupun sosial. Yesus menunjukkan bahwa tidak ada yang terlalu jauh atau terlalu rusak untuk dijangkau oleh kasih Allah.

Dalam bukunya "The Reason for God," Timothy Keller menekankan bahwa gereja dipanggil untuk menjadi komunitas yang merangkul orang-orang yang berada di luar, baik mereka yang merasa tersisih maupun mereka yang terjebak dalam dosa. Kita dipanggil untuk mencerminkan kasih Kristus dengan menjangkau mereka yang hilang dan membawa mereka kembali kepada Tuhan.

D. Sukacita dalam Keselamatan

Akhir dari perumpamaan ini menggambarkan sukacita besar yang terjadi ketika satu orang berdosa bertobat. Sukacita ini bukan hanya sukacita pribadi, tetapi juga sukacita yang dialami oleh seluruh komunitas iman dan bahkan di surga. Allah dan seluruh surga bersukacita setiap kali satu orang berdosa kembali kepada-Nya.

Bagi orang percaya, perumpamaan ini menjadi pengingat bahwa kita harus ikut serta dalam sukacita ini. Roma 12:15 mengajarkan kita untuk "Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita." Ketika kita melihat orang lain mengalami pertobatan dan pemulihan, kita harus merayakannya sebagai tanda karya kasih Allah yang luar biasa dalam hidup mereka.

6. Pengorbanan Yesus sebagai Gembala yang Baik

Perumpamaan tentang domba yang hilang dalam Lukas 15:4-7 juga menunjuk pada pengorbanan Yesus sebagai Gembala yang Baik. Dalam Yohanes 10:11, Yesus berkata, "Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya." Perumpamaan ini menjadi simbol dari misi penyelamatan Yesus yang puncaknya adalah kematian-Nya di kayu salib.

Teolog R.C. Sproul, dalam bukunya "The Holiness of God," menegaskan bahwa melalui pengorbanan-Nya di kayu salib, Yesus mencari dan menyelamatkan umat manusia yang hilang dalam dosa. Gembala yang baik tidak hanya menjaga kawanan domba, tetapi juga bersedia memberikan nyawanya untuk melindungi mereka. Melalui kematian-Nya, Yesus menyelamatkan kita dari maut, memberikan pengampunan, dan menawarkan kehidupan kekal.

Kesimpulan

Perumpamaan tentang domba yang hilang dalam Lukas 15:4-7 menawarkan pelajaran teologis yang mendalam tentang kasih, anugerah, dan pengampunan Allah. Melalui perumpamaan ini, kita melihat Allah sebagai Gembala yang Baik, yang dengan penuh kasih mencari dan menyelamatkan mereka yang tersesat. Kasih-Nya bersifat tanpa syarat dan pertobatan membawa sukacita besar di surga.

Para teolog seperti John Calvin, Charles Spurgeon, Timothy Keller, dan R.C. Sproul menekankan betapa besar kasih karunia Allah yang ditunjukkan dalam perumpamaan ini. Kita diajak untuk meneladani kasih Yesus dalam menjangkau mereka yang hilang dan merangkul mereka dengan kasih yang sama.

Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk menjalani hidup dengan rasa syukur atas keselamatan yang telah diberikan kepada kita melalui Kristus, Gembala yang Baik, dan untuk ikut serta dalam misi-Nya mencari dan menyelamatkan mereka yang masih hilang. 

Next Post Previous Post