Makna dan Tujuan Memuliakan Allah dalam Kehidupan Orang Percaya
Definisi Memuliakan Allah
Memuliakan Allah dalam bahasa asli Perjanjian Baru menggunakan kata Yunani doxa (δοξα), yang berarti "kemuliaan," "kehormatan," atau "pujian." Dalam konteks ini, memuliakan Allah berarti mengakui keagungan-Nya, mempersembahkan hidup kita untuk menyatakan kebesaran-Nya, dan hidup sesuai dengan kehendak-Nya.
Teolog John Piper mendefinisikan memuliakan Allah sebagai tindakan menikmati dan memperlihatkan keindahan serta kebesaran Allah. Ia menyatakan, "Allah paling dimuliakan dalam diri kita ketika kita paling puas di dalam Dia." Ini menunjukkan bahwa memuliakan Allah tidak hanya berkaitan dengan tindakan eksternal, tetapi juga dengan hati yang sepenuhnya tertuju kepada-Nya.
Alkitab Tentang Memuliakan Allah
Alkitab memberikan dasar yang kokoh mengenai panggilan untuk memuliakan Allah. Dalam 1 Korintus 10:31, Rasul Paulus menulis, "Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah." Ayat ini menekankan bahwa memuliakan Allah bukan hanya bagian dari ibadah formal, tetapi juga mencakup seluruh aspek kehidupan sehari-hari.
Dalam Mazmur 29:2, pemazmur menyerukan, "Berilah kepada TUHAN kemuliaan nama-Nya, sujudlah kepada TUHAN dengan berhiaskan kekudusan!" Panggilan ini menunjukkan bahwa memuliakan Allah melibatkan pengakuan atas atribut-atribut Allah yang kudus, kasih, dan berkuasa.
Yesaya 43:7 menyatakan bahwa Allah menciptakan manusia untuk memuliakan Dia: "Semua orang yang disebutkan dengan nama-Ku yang Kuciptakan untuk kemuliaan-Ku, yang Kubentuk dan juga Kujadikan." Hal ini menegaskan bahwa memuliakan Allah adalah tujuan utama keberadaan manusia.
Pandangan Teolog Mengenai Memuliakan Allah
1. John Calvin
John Calvin, dalam bukunya Institutes of the Christian Religion, mengajarkan bahwa tujuan utama kehidupan manusia adalah soli Deo gloria (hanya bagi kemuliaan Allah). Menurut Calvin, memuliakan Allah berarti menghormati dan menaati kehendak-Nya di atas segalanya. Baginya, seluruh ciptaan diciptakan untuk menunjukkan kebesaran Allah, dan manusia, sebagai ciptaan tertinggi, dipanggil untuk hidup dalam ketaatan sebagai refleksi dari kemuliaan-Nya.
2. Jonathan Edwards
Jonathan Edwards menekankan bahwa kemuliaan Allah adalah pusat dari segala hal. Dalam esainya yang terkenal, The End for Which God Created the World, ia menulis bahwa Allah menciptakan dunia agar kemuliaan-Nya diketahui, dinikmati, dan ditinggikan oleh ciptaan-Nya. Edwards percaya bahwa manusia memuliakan Allah dengan sepenuh hati ketika mereka menikmati Allah sebagai harta terbesar dalam hidup mereka.
3. C.S. Lewis
C.S. Lewis memberikan pandangan unik tentang memuliakan Allah dalam bukunya Reflections on the Psalms. Ia menjelaskan bahwa memuliakan Allah tidak seperti memberikan sesuatu kepada-Nya yang kurang. Sebaliknya, memuliakan Allah adalah respons alami manusia ketika mereka melihat keindahan dan kemuliaan-Nya. Lewis menekankan bahwa pujian kepada Allah adalah ungkapan sukacita yang tidak bisa dibendung karena keagungan Allah.
Cara Memuliakan Allah dalam Kehidupan Sehari-hari
Memuliakan Allah bukanlah aktivitas yang terbatas pada doa atau ibadah di gereja, tetapi mencakup seluruh aspek kehidupan. Berikut adalah beberapa cara yang diajarkan Alkitab dan didukung oleh pandangan para teolog:
1. Hidup dalam Kekudusan
Dalam 1 Petrus 1:15-16, Allah memanggil umat-Nya untuk hidup kudus seperti Dia yang kudus. Kekudusan dalam kehidupan sehari-hari mencerminkan karakter Allah yang sempurna. Hidup dalam kekudusan adalah salah satu cara paling mendasar untuk memuliakan Allah.
2. Melayani Sesama dengan Kasih
Matius 5:16 mengatakan, "Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga." Melalui pelayanan kepada sesama dengan kasih, orang percaya menunjukkan bahwa hidup mereka adalah cerminan dari kasih dan karakter Allah.
3. Memuji dan Menyembah Allah
Mazmur 100:4 menyerukan umat untuk datang ke hadirat Allah dengan pujian: "Masuklah melalui pintu gerbang-Nya dengan nyanyian syukur, ke dalam pelataran-Nya dengan pujian." Pujian dan penyembahan tidak hanya menjadi bagian dari ibadah bersama, tetapi juga merupakan ekspresi hati yang penuh syukur kepada Allah dalam kehidupan sehari-hari.
4. Bersaksi Tentang Allah
Memuliakan Allah juga dilakukan dengan memberitakan kasih karunia dan karya-Nya kepada dunia. Dalam 1 Petrus 2:9, Rasul Petrus menyebut umat Allah sebagai "bangsa yang terpilih" untuk memberitakan perbuatan-perbuatan besar Allah. Bersaksi tentang Allah berarti mengarahkan orang lain untuk mengenal dan memuliakan Dia.
5. Menggunakan Talenta dan Karunia untuk Allah
Allah memberikan setiap orang karunia dan talenta untuk digunakan bagi kemuliaan-Nya (1 Korintus 12:4-7). Ketika seseorang menggunakan kemampuan mereka untuk melayani Tuhan dan sesama, mereka memuliakan Allah melalui karya mereka.
Kemuliaan Allah di Tengah Pergumulan Hidup
Tidak jarang, umat percaya menghadapi tantangan untuk memuliakan Allah ketika berada dalam penderitaan atau pergumulan. Namun, Alkitab menunjukkan bahwa bahkan dalam situasi sulit, kita dipanggil untuk memuliakan Allah.
Rasul Paulus adalah contoh teladan dalam memuliakan Allah di tengah penderitaan. Dalam Filipi 1:20, ia berkata, "Aku sangat berharap dan yakin bahwa aku tidak akan dipermalukan dalam apa pun, tetapi seperti biasa, dengan segala keberanian Kristus akan dimuliakan dalam tubuhku, baik oleh hidupku maupun oleh matiku."
Dalam 2 Korintus 12:9-10, Paulus menunjukkan bagaimana kuasa Allah nyata dalam kelemahannya. Ketika orang percaya mengandalkan Allah di tengah pergumulan, mereka menjadi saksi dari kuasa dan kemuliaan-Nya.
Tujuan Akhir: Kemuliaan Allah Selamanya
Memuliakan Allah bukan hanya panggilan sementara, tetapi tujuan kekal yang akan digenapi dalam kehidupan yang akan datang. Dalam Wahyu 7:9-10, Yohanes menggambarkan visi tentang kemuliaan Allah di surga, di mana segala bangsa, suku, dan bahasa memuji Allah di hadapan takhta-Nya.
Teolog Herman Bavinck menyatakan bahwa seluruh sejarah manusia diarahkan untuk memuliakan Allah, baik melalui keselamatan umat-Nya maupun melalui penghakiman terhadap dosa. Ia menulis bahwa segala sesuatu akhirnya akan memanifestasikan kebesaran dan keadilan Allah yang sempurna.
Kesimpulan
Memuliakan Allah adalah tujuan utama kehidupan manusia, sebagaimana dinyatakan dalam Alkitab dan dijelaskan oleh para teolog. Memuliakan Allah berarti mengakui keagungan-Nya, hidup dalam ketaatan kepada kehendak-Nya, dan mempersembahkan hidup untuk menyatakan kebesaran-Nya.
Baca Juga: Mengapa Manusia Harus Memuliakan Allah?
Baik dalam ibadah, pelayanan, maupun kehidupan sehari-hari, setiap orang percaya dipanggil untuk menjadi refleksi dari karakter Allah. Bahkan dalam pergumulan, memuliakan Allah adalah cara untuk menunjukkan kepercayaan dan pengandalan penuh kepada-Nya.
Sebagai orang percaya, mari kita terus bertumbuh dalam pengertian dan praktik memuliakan Allah, sehingga hidup kita dapat menjadi kesaksian nyata tentang kebesaran dan kasih Allah. Dengan demikian, kita memenuhi tujuan kekal kita untuk memuliakan Allah selamanya.
Amin.