Panggilan untuk Percaya: Fondasi Iman dalam Perspektif Kristen

 Pendahuluan:

Panggilan untuk percaya adalah tema sentral dalam iman Kristen, mencerminkan undangan Allah bagi manusia untuk menaruh kepercayaan mereka pada-Nya dan menerima keselamatan melalui Yesus Kristus. Percaya bukan hanya sekedar pengetahuan atau pengakuan intelektual, tetapi melibatkan komitmen, penerimaan, dan keyakinan yang penuh akan kebenaran Injil. Dalam Alkitab, panggilan untuk percaya menekankan pentingnya iman kepada Allah dan kepada karya penebusan yang telah diselesaikan oleh Yesus.
Panggilan untuk Percaya: Fondasi Iman dalam Perspektif Kristen
Artikel ini akan mengeksplorasi makna panggilan untuk percaya dari perspektif teologis, serta melihat pandangan beberapa pakar teologi terkenal tentang iman Kristen dan bagaimana panggilan untuk percaya ini mendasari hidup orang percaya. Dengan memahami konsep ini, kita dapat melihat bagaimana panggilan untuk percaya menjadi inti dari hubungan kita dengan Allah dan fondasi kehidupan Kristen yang sejati.

1. Definisi “Percaya” dalam Perspektif Kristen

Percaya, dalam konteks Kristen, lebih dari sekedar pengakuan intelektual akan keberadaan Allah. Percaya berarti mempercayakan diri sepenuhnya kepada Allah, mengandalkan kasih-Nya, kebenaran-Nya, dan rencana keselamatan-Nya. Iman atau kepercayaan ini bukanlah hasil dari usaha manusia, melainkan respons manusia terhadap panggilan Allah yang diberikan melalui anugerah-Nya.

John Calvin dalam Institutes of the Christian Religion mendefinisikan iman sebagai “pengetahuan yang kokoh dan pasti tentang kasih Allah terhadap kita, yang didasarkan pada firman Kristus dan yang disegel dalam hati kita oleh Roh Kudus.” Calvin menekankan bahwa iman Kristen adalah kepercayaan yang dalam dan menyeluruh pada Allah dan karya keselamatan melalui Yesus Kristus. Bagi Calvin, percaya berarti menerima kebenaran yang dinyatakan Allah dalam Firman-Nya dan merangkul janji keselamatan dengan sepenuh hati.

John Stott dalam bukunya Basic Christianity juga menjelaskan bahwa iman Kristen lebih dari sekadar pengakuan intelektual. Stott berpendapat bahwa iman sejati adalah keputusan pribadi untuk mempercayai Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat, dan hidup dalam ketaatan kepada-Nya. Menurut Stott, panggilan untuk percaya berarti komitmen untuk mengikuti Kristus dalam segala aspek kehidupan kita.

2. Panggilan untuk Percaya dalam Alkitab

Panggilan untuk percaya adalah pesan yang berulang dalam Perjanjian Baru, terutama dalam konteks Injil dan ajaran Yesus. Dalam Yohanes 3:16, Yesus berkata, “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” Ayat ini mengungkapkan bahwa iman adalah kunci untuk memperoleh keselamatan yang Allah tawarkan melalui Yesus.

C.S. Lewis dalam Mere Christianity menekankan bahwa panggilan untuk percaya adalah undangan Allah untuk merespons kasih-Nya yang besar. Lewis mengajarkan bahwa iman berarti menerima kebenaran bahwa Allah mengasihi kita dan bahwa Yesus adalah jalan keselamatan yang telah disediakan-Nya. Menurut Lewis, percaya adalah tindakan menyerahkan diri sepenuhnya kepada kasih Allah dan pengampunan-Nya, melepaskan semua usaha manusiawi untuk mencapai keselamatan.

N.T. Wright dalam Simply Christian menambahkan bahwa iman atau percaya bukan hanya respons personal, tetapi juga panggilan untuk bergabung dalam komunitas orang percaya. Wright menjelaskan bahwa dalam konteks Alkitab, percaya kepada Yesus berarti menerima panggilan untuk menjadi bagian dari umat Allah dan menjalani hidup yang selaras dengan kehendak-Nya. Percaya berarti mengakui bahwa Yesus adalah Mesias yang datang untuk membawa keselamatan bagi seluruh dunia.

3. Percaya sebagai Tindakan Kepercayaan dan Penyerahan

Percaya kepada Allah tidak hanya sekedar mengakui keberadaan-Nya, tetapi juga mempercayai bahwa rencana-Nya adalah yang terbaik dan menyerahkan seluruh hidup kita ke dalam tangan-Nya. Percaya mengandung unsur keyakinan yang kuat dan penyerahan diri sepenuhnya kepada kehendak Allah.

A.W. Tozer dalam The Pursuit of God menjelaskan bahwa percaya kepada Allah berarti mempercayakan seluruh hidup kita kepada-Nya, meninggalkan keinginan pribadi, dan hidup sesuai dengan kehendak-Nya. Tozer menekankan bahwa iman yang sejati adalah iman yang menyerahkan diri tanpa syarat, di mana kita mengandalkan Allah sebagai sumber kehidupan dan kebenaran.

Timothy Keller dalam bukunya The Reason for God berbicara tentang percaya sebagai tindakan penyerahan dan keyakinan akan kebenaran Injil. Keller menekankan bahwa percaya kepada Kristus melibatkan pengakuan atas kelemahan kita sendiri dan penerimaan bahwa hanya Yesus yang dapat menyelamatkan kita. Menurut Keller, percaya kepada Kristus berarti hidup dengan mengandalkan kasih karunia dan kebenaran-Nya, serta meninggalkan usaha-usaha untuk mencapai keselamatan melalui kekuatan diri sendiri.

4. Panggilan untuk Percaya dalam Pengalaman Orang Percaya: Transformasi Hidup

Ketika seseorang menjawab panggilan untuk percaya, hidupnya akan mengalami perubahan yang mendalam. Panggilan untuk percaya kepada Kristus membawa transformasi yang nyata dalam hidup seseorang, baik dalam cara berpikir, bertindak, maupun berelasi dengan sesama. Iman membawa perubahan dalam cara hidup kita, menjadikan kita lebih selaras dengan karakter dan kehendak Allah.

Dietrich Bonhoeffer dalam The Cost of Discipleship menekankan bahwa panggilan untuk percaya kepada Kristus adalah panggilan untuk mengikuti-Nya dengan sepenuh hati, dan ini berarti meninggalkan kehidupan yang lama dan hidup dalam ketaatan kepada Kristus. Bonhoeffer mengajarkan bahwa percaya berarti hidup dengan komitmen penuh, menjalani hidup yang mencerminkan pengajaran Kristus. Bagi Bonhoeffer, iman sejati adalah iman yang terlihat dalam tindakan nyata, bukan hanya dalam kata-kata.

Henri Nouwen dalam Life of the Beloved menekankan bahwa percaya kepada Allah memberikan identitas baru bagi orang percaya. Nouwen menjelaskan bahwa panggilan untuk percaya membawa kita kepada pemahaman bahwa kita adalah anak-anak Allah yang terkasih, dan identitas ini mengubah cara kita memandang diri sendiri dan dunia. Percaya kepada Allah berarti hidup dalam penerimaan kasih dan pengampunan-Nya, dan membiarkan kasih itu memengaruhi setiap aspek kehidupan kita.

5. Percaya sebagai Kunci Keselamatan dan Hubungan dengan Allah

Iman atau percaya kepada Kristus adalah syarat utama untuk memperoleh keselamatan. Panggilan untuk percaya mengarahkan manusia pada hubungan yang intim dengan Allah, di mana setiap orang yang percaya dapat mendekat kepada Allah dan menerima kasih karunia-Nya. Melalui iman, manusia tidak hanya diampuni dari dosa-dosa mereka, tetapi juga dipersatukan kembali dengan Allah dan menikmati hubungan yang kekal dengan-Nya.

John Piper dalam Desiring God menekankan bahwa percaya kepada Kristus adalah jalan menuju sukacita yang sejati dan abadi. Piper mengajarkan bahwa Allah menciptakan manusia untuk hidup dalam hubungan dengan-Nya, dan hanya melalui iman kepada Kristus kita dapat menemukan kepenuhan sukacita tersebut. Piper menjelaskan bahwa panggilan untuk percaya adalah undangan untuk menikmati kehadiran Allah dan merasakan kasih-Nya yang tak terbatas.

Charles Spurgeon dalam khotbah-khotbahnya juga sering menekankan bahwa percaya kepada Kristus adalah satu-satunya jalan menuju keselamatan. Spurgeon mengajarkan bahwa tanpa iman, seseorang tidak dapat mendekat kepada Allah atau menerima keselamatan yang dijanjikan. Bagi Spurgeon, panggilan untuk percaya adalah panggilan untuk berbalik dari dosa dan hidup dalam hubungan yang intim dengan Allah, yang memberikan kedamaian dan pengharapan yang sejati.

6. Tantangan dan Kesulitan dalam Menjawab Panggilan untuk Percaya

Menjawab panggilan untuk percaya bukanlah hal yang mudah. Di dunia yang penuh dengan godaan dan distraksi, orang percaya sering dihadapkan dengan berbagai tantangan dalam mempertahankan iman mereka. Namun, dengan kekuatan dari Roh Kudus, orang percaya dipanggil untuk tetap teguh dan setia dalam kepercayaan mereka kepada Kristus.

Dallas Willard dalam The Divine Conspiracy menyatakan bahwa menjadi pengikut Kristus berarti siap untuk menghadapi tantangan, tetapi melalui iman, seseorang dapat mengatasi setiap kesulitan tersebut. Willard menjelaskan bahwa panggilan untuk percaya kepada Kristus membawa kita kepada hidup yang berbeda dari dunia ini, di mana kita diajak untuk hidup dalam kebenaran meskipun mengalami tantangan dan penganiayaan.

J.I. Packer dalam Knowing God juga menekankan bahwa orang percaya dipanggil untuk hidup dalam iman, bahkan di tengah tantangan. Packer menjelaskan bahwa panggilan untuk percaya melibatkan kesetiaan dan ketekunan, di mana orang percaya harus tetap berpegang pada kebenaran Allah walaupun ada rintangan. Menurut Packer, iman yang sejati adalah iman yang teguh, yang bertahan dalam menghadapi setiap cobaan.

7. Aplikasi Praktis: Menjalani Hidup dalam Iman

Panggilan untuk percaya bukan hanya konsep teologis, tetapi merupakan panggilan untuk hidup dalam iman setiap hari. Menjalani hidup dalam iman berarti mengandalkan Allah dalam setiap aspek kehidupan kita, membawa doa-doa kita kepada-Nya, serta hidup dengan percaya penuh pada kehendak dan pimpinan-Nya.

Richard Foster dalam Celebration of Discipline menekankan bahwa hidup dalam iman melibatkan disiplin rohani seperti doa, meditasi, dan membaca Firman Allah. Foster menjelaskan bahwa dengan menjalani disiplin rohani, orang percaya dapat bertumbuh dalam iman mereka dan hidup lebih dekat dengan Allah. Menurut Foster, disiplin rohani membantu kita untuk memperkuat iman kita dan untuk menjawab panggilan untuk percaya dengan penuh komitmen.

Timothy Keller dalam Prayer: Experiencing Awe and Intimacy with God juga menekankan bahwa hidup dalam iman berarti hidup dalam doa dan ketergantungan pada Allah. Keller menjelaskan bahwa doa adalah sarana bagi orang percaya untuk mengarahkan hidup mereka pada Allah, menemukan penghiburan dalam kasih-Nya, dan menerima kekuatan untuk menjalani hidup dalam iman.

Kesimpulan

Panggilan untuk percaya adalah inti dari iman Kristen, di mana Allah mengundang setiap orang untuk menaruh kepercayaan penuh mereka pada-Nya dan menerima keselamatan yang hanya bisa diberikan oleh Kristus. Melalui iman, orang percaya menerima kasih karunia, pengampunan, dan hidup yang kekal bersama Allah. Percaya bukan hanya pengakuan intelektual, tetapi melibatkan komitmen dan penyerahan diri sepenuhnya kepada kehendak Allah.

Para teolog seperti John Calvin, C.S. Lewis, A.W. Tozer, dan Timothy Keller menekankan bahwa iman sejati adalah iman yang mengubah hidup seseorang, membawa mereka kepada hubungan yang intim dengan Allah, dan memampukan mereka untuk menjalani hidup yang penuh komitmen kepada kehendak-Nya. Iman adalah respons terhadap kasih Allah yang telah menyelamatkan kita dan memberikan kita tujuan yang kekal.

Bagi setiap orang percaya, panggilan untuk percaya adalah panggilan untuk hidup dalam ketaatan, ketergantungan, dan pengharapan kepada Allah. Dengan hidup dalam iman, kita menemukan sukacita, damai, dan kepastian dalam kasih Allah, dan dapat hidup sebagai saksi akan karya keselamatan yang telah Allah lakukan melalui Yesus Kristus.

Next Post Previous Post