Renungan dari Roma 8:18-30: Pengharapan di Tengah Penderitaan
Pendahuluan:
Saudara-saudara yang terkasih, hari ini kita akan merenungkan bagian Firman Tuhan yang sangat mendalam dari Roma 8:18-30. Dalam ayat-ayat ini, Rasul Paulus mengungkapkan pemikiran yang sangat dalam mengenai penderitaan, pengharapan, dan rencana Allah bagi umat-Nya. Melalui tulisan ini, kita diajak untuk melihat penderitaan yang kita alami dari sudut pandang kekekalan dan
kemuliaan yang akan datang.
“Sebab, aku menganggap bahwa penderitaan-penderitaan yang kita alami sekarang tidak sebanding dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita. Sebab, semua ciptaan dengan rindu menantikan saat anak-anak Allah dinyatakan. Sebab, semua ciptaan menjadi sasaran kesia-siaan, bukan karena diingininya, tetapi karena Dia yang menaklukkannya, dengan pengharapan, supaya ciptaan itu sendiri akan dibebaskan dari ikatan kebinasaan kepada kemerdekaan mulia dari anak-anak Allah.” (Roma 8:18-21, AYT)
1. Penderitaan Saat Ini Tidak Seberapa Dibandingkan Kemuliaan yang Akan Datang
Paulus memulai bagian ini dengan mengatakan bahwa penderitaan yang kita alami sekarang tidak sebanding dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita. Ini adalah pernyataan yang penuh pengharapan, terutama bagi kita yang sering merasa putus asa di tengah kesulitan hidup. Paulus tidak mengabaikan kenyataan bahwa kita akan mengalami penderitaan di dunia ini. Tetapi, ia ingin kita mengerti bahwa semua penderitaan yang kita alami hanyalah sementara.
Dalam hidup ini, kita sering dihadapkan pada berbagai macam penderitaan—entah itu dalam bentuk penyakit, kehilangan orang yang kita cintai, masalah keuangan, atau pergumulan batin. Tetapi Paulus ingin mengingatkan kita bahwa semua ini tidak akan bertahan selamanya. Kemuliaan yang Allah sediakan bagi kita jauh lebih besar dan lebih indah daripada apa pun yang bisa kita bayangkan.
2. Seluruh Ciptaan Menantikan Pembebasan
Di Roma 8:19-21, Paulus menggambarkan bahwa seluruh ciptaan menantikan dengan rindu saat anak-anak Allah dinyatakan. Mengapa ciptaan juga merindukan pembebasan? Karena sejak manusia jatuh ke dalam dosa, seluruh ciptaan juga ikut menanggung konsekuensinya. Dunia ini tidak lagi seperti yang Allah rancang semula; kini dunia penuh dengan kerusakan, bencana, dan penderitaan.
Ciptaan yang merintih dan menantikan pembebasan ini menggambarkan sebuah proses persalinan. Sama seperti seorang ibu yang harus melalui rasa sakit saat melahirkan, tetapi kemudian bersukacita ketika anaknya lahir, demikian juga ciptaan ini akan mengalami pembebasan pada waktunya. Ketika Kristus datang kembali, dunia ini akan dipulihkan, dan kita akan memasuki kemuliaan yang dijanjikan Allah.
3. Pengharapan di Tengah Keterbatasan
Paulus melanjutkan di Roma 8:22-25 dengan membahas tentang pengharapan yang kita miliki di dalam Kristus. Dia berkata bahwa kita, yang telah menerima buah sulung Roh, juga mengeluh dalam hati sambil menantikan pengangkatan sebagai anak, yaitu penebusan tubuh kita.
Sebagai orang percaya, kita hidup dalam ketegangan antara sudah dan belum. Kita telah diselamatkan, tetapi kita belum sepenuhnya mengalami kemuliaan yang dijanjikan. Itulah sebabnya kita mengeluh—bukan karena putus asa, tetapi karena kita merindukan penggenapan janji Allah yang sempurna. Dalam pengharapan inilah kita diselamatkan. Namun, pengharapan yang dilihat bukan pengharapan lagi. Oleh karena itu, kita harus menantikannya dengan tekun.
Dalam kehidupan ini, sering kali kita merasa lelah dan kehilangan semangat. Namun, pengharapan yang kita miliki bukanlah sesuatu yang bersifat fana atau sementara. Ini adalah pengharapan yang didasarkan pada janji-janji Allah yang kekal. Jika kita dapat bertahan dan berharap dengan tekun, kita akan melihat bagaimana Tuhan bekerja dalam segala sesuatu untuk kebaikan kita.
4. Roh Kudus yang Membantu Kita dalam Kelemahan
Salah satu bagian yang paling menghibur dari pasal ini adalah Roma 8:26-27:
“Demikianlah, Roh menolong kita dalam kelemahan kita. Sebab, kita tidak tahu apa yang seharusnya kita doakan, tetapi Roh sendiri yang bersyafaat demi kita dengan keluhan-keluhan yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata.”
Sering kali, di tengah penderitaan, kita tidak tahu harus berdoa apa. Kita merasa bingung, hancur, dan kehilangan kata-kata. Tetapi, betapa indahnya mengetahui bahwa Roh Kudus menolong kita dalam kelemahan kita! Dia bukan hanya memahami apa yang kita rasakan, tetapi juga bersyafaat bagi kita di hadapan Bapa dengan keluhan-keluhan yang tidak bisa diungkapkan oleh manusia.
Roh Kudus tahu apa yang terbaik bagi kita, bahkan ketika kita tidak tahu apa yang kita butuh kan. Dia berdoa sesuai dengan kehendak Allah, sehingga setiap doa yang dipanjatkan oleh Roh Kudus pasti sesuai dengan rencana dan tujuan Allah bagi hidup kita.
5. Segala Sesuatu Bekerja untuk Kebaikan
Ayat yang sangat terkenal di bagian ini adalah Roma 8:28:
“Kita tahu bahwa segala sesuatu bekerja bersama-sama untuk kebaikan, bagi mereka yang mengasihi Allah, yaitu mereka yang dipanggil sesuai dengan rencana Allah.”
Paulus tidak mengatakan bahwa semua hal yang terjadi itu baik, tetapi bahwa Allah dapat menggunakan segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi orang-orang yang mengasihi-Nya. Ini termasuk penderitaan, kesakitan, dan kehilangan. Allah tidak pernah menyia-nyiakan pengalaman kita; Dia menggunakan setiap momen untuk membentuk kita menjadi lebih serupa dengan Kristus.
Namun, ayat ini tidak berarti bahwa kita akan selalu mengerti apa yang Allah kerjakan di tengah penderitaan kita. Sering kali, kita baru bisa melihat kebaikan-Nya setelah melewati masa-masa sulit. Oleh karena itu, kita perlu percaya bahwa Allah selalu bekerja untuk kebaikan kita, meskipun kita tidak selalu bisa melihat atau memahaminya.
6. Rencana Allah yang Kekal bagi Umat-Nya
Di Roma 8:29-30, Paulus menjelaskan rencana Allah yang kekal bagi mereka yang dipanggil-Nya:
“Sebab, bagi siapa yang telah Dia kenal sejak semula, juga Dia tentukan sejak semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia menjadi yang sulung di antara banyak saudara. Bagi siapa yang telah Dia tentukan sejak semula, juga Dia panggil; dan siapa yang Dia panggil, juga Dia benarkan, dan siapa yang Dia benarkan, juga Dia muliakan.”
Ini adalah pengingat bahwa keselamatan kita bukanlah kebetulan, tetapi bagian dari rencana Allah yang kekal. Dari awal hingga akhir, Allah telah menentukan jalan hidup kita untuk menjadi serupa dengan Kristus. Ia tidak hanya memanggil dan membenarkan kita, tetapi juga akan memuliakan kita pada akhirnya.
Penutup: Hidup dalam Pengharapan dan Kemenangan
Saudara-saudara yang terkasih, bagian dari Roma 8 ini memberikan kita pengharapan yang besar di tengah penderitaan. Dunia ini penuh dengan kesulitan, tetapi kita memiliki jaminan bahwa penderitaan kita tidak sebanding dengan kemuliaan yang akan datang. Kita juga tahu bahwa segala sesuatu bekerja bersama-sama untuk kebaikan bagi kita yang mengasihi Tuhan.
Ketika kita merasa lelah dan putus asa, ingatlah bahwa Roh Kudus ada di sisi kita, menolong kita dalam kelemahan dan bersyafaat bagi kita. Kita tidak sendirian dalam perjalanan iman ini. Bahkan ketika kita tidak tahu apa yang harus kita doakan, Roh Kudus berdoa bagi kita dengan keluhan yang tidak terungkapkan.
Akhirnya, ingatlah bahwa kita adalah bagian dari rencana Allah yang kekal. Dia telah memanggil, membenarkan, dan akan memuliakan kita. Kita tidak hanya hidup untuk saat ini, tetapi untuk kemuliaan yang kekal bersama Kristus.
Marilah kita terus bertekun dalam iman dan berharap kepada Tuhan yang setia. Semoga renungan ini menguatkan kita untuk tetap setia di tengah segala tantangan, dengan pandangan yang tertuju pada kemuliaan yang dijanjikan Tuhan.
Amin.