Yohanes 5:23: Klaim Kesetaraan Yesus dengan Allah dalam Kehormatan

Yohanes 5:23: Klaim Kesetaraan Yesus dengan Allah dalam Kehormatan
Pendahuluan:

Injil Yohanes dikenal sebagai kitab yang menegaskan keilahian Yesus secara eksplisit. Salah satu pernyataan paling kuat tentang keilahian Yesus terdapat dalam Yohanes 5:23, di mana Dia menyatakan bahwa penghormatan yang diberikan kepada-Nya harus sama dengan penghormatan yang diberikan kepada Allah Bapa.

Pernyataan ini menegaskan hubungan yang unik dan esensial antara Yesus dan Allah Bapa, sekaligus menantang konsep tradisional Yahudi tentang monoteisme.

Artikel ini akan mengeksplorasi konteks, makna teologis, pandangan para pakar, serta implikasi praktis dari Yohanes 5:23 bagi iman Kristen dan kehidupan sehari-hari.

1. Konteks Yohanes 5:23: Kesetaraan dalam Kehormatan

Yohanes 5:23 adalah bagian dari diskursus panjang Yesus setelah Dia menyembuhkan seorang pria yang telah lumpuh selama 38 tahun. Penyembuhan ini dilakukan pada hari Sabat, yang memicu kontroversi di antara para pemimpin Yahudi. Dalam tanggapan-Nya, Yesus tidak hanya membela tindakan-Nya, tetapi juga membuat klaim besar tentang kesetaraan-Nya dengan Allah.

Ayat inti:

“Supaya semua orang menghormati Anak sama seperti mereka menghormati Bapa. Barangsiapa tidak menghormati Anak, ia juga tidak menghormati Bapa yang mengutus Dia.” (Yohanes 5:23 TB)

Menurut teolog Leon Morris dalam "The Gospel According to John," Yohanes 5:23 adalah salah satu klaim paling berani tentang keilahian Yesus. Pernyataan ini mempertegas hubungan yang erat antara Bapa dan Anak, di mana penghormatan kepada Anak adalah penghormatan kepada Bapa. Morris menekankan bahwa penolakan terhadap Yesus berarti penolakan terhadap Allah Bapa itu sendiri.

D.A. Carson dalam "The Gospel According to John" menyatakan bahwa klaim Yesus tentang kesetaraan dalam penghormatan adalah bukti lebih lanjut bahwa Yesus tidak hanya menganggap diri-Nya sebagai nabi, tetapi sebagai Anak Allah yang sejajar dengan Bapa.

2. Definisi dan Makna “Kehormatan” dalam Yohanes 5:23

Kata "kehormatan" dalam Yohanes 5:23 berasal dari kata Yunani timao, yang berarti menghormati, memuliakan, atau memberikan penghargaan. Dalam konteks ini, Yesus menyatakan bahwa penghormatan yang diberikan kepada-Nya harus setara dengan penghormatan yang diberikan kepada Allah Bapa.

Makna teologis:

  • Penghormatan kepada Anak: Mengakui Yesus sebagai Anak Allah yang memiliki otoritas dan keilahian.
  • Kesetaraan dalam Penyembahan: Yesus layak menerima penyembahan yang sama seperti Allah Bapa.
  • Penghormatan sebagai Tanda Iman: Penghormatan kepada Yesus mencerminkan pengakuan akan identitas-Nya sebagai Mesias dan Anak Allah.

Ayat terkait:

“Supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi.” (Filipi 2:10 TB)

Menurut R.C. Sproul dalam "The Holiness of God," penghormatan kepada Yesus adalah tindakan penyembahan yang sejajar dengan penghormatan kepada Allah Bapa. Sproul menekankan bahwa penghormatan ini bukan hanya bentuk pengakuan manusia, tetapi juga perintah ilahi yang mencerminkan otoritas dan keilahian Yesus.

Wayne Grudem dalam "Systematic Theology" menyatakan bahwa penghormatan kepada Yesus adalah elemen penting dari doktrin Trinitas. Grudem menekankan bahwa karena Bapa dan Anak adalah satu dalam esensi, penghormatan kepada Anak adalah penghormatan kepada Bapa.

3. Kesetaraan Yesus dengan Allah: Klaim Teologis yang Revolusioner

Yohanes 5:23 adalah salah satu pernyataan eksplisit tentang kesetaraan Yesus dengan Allah. Dengan menegaskan bahwa penghormatan kepada Anak harus sama seperti kepada Bapa, Yesus menyatakan bahwa:

  • Dia adalah Allah yang sejati: Keilahian Yesus tidak kurang dari keilahian Allah Bapa.
  • Dia adalah perantara penghormatan kepada Allah: Tidak ada penghormatan kepada Bapa tanpa penghormatan kepada Anak.

Ayat terkait:

“Aku dan Bapa adalah satu.” (Yohanes 10:30 TB)

Menurut J.I. Packer dalam "Knowing God," klaim ini memperlihatkan bahwa Yesus adalah objek penyembahan yang sama seperti Allah Bapa. Packer menekankan bahwa penghormatan kepada Yesus adalah pengakuan akan otoritas-Nya sebagai Juru Selamat dunia dan penggenapan rencana keselamatan Allah.

Dalam "The Cost of Discipleship," Dietrich Bonhoeffer menyatakan bahwa kesetaraan Yesus dengan Allah menuntut setiap orang percaya untuk memberikan penghormatan yang penuh kepada-Nya. Bonhoeffer menjelaskan bahwa menghormati Yesus berarti hidup dalam ketaatan penuh kepada-Nya sebagai Tuhan dan Juru Selamat.

4. Implikasi Praktis Penghormatan kepada Yesus dalam Kehidupan Kristen

Apa artinya menghormati Yesus dalam kehidupan sehari-hari? Berikut beberapa penerapannya:

a. Penyembahan yang Berpusat pada Kristus

Penghormatan kepada Yesus mencakup penyembahan pribadi dan korporat yang menempatkan Dia sebagai pusat kehidupan kita. Penyembahan ini melibatkan hati, pikiran, dan tindakan kita.

Ayat terkait:

“Datanglah, marilah kita sujud menyembah, berlutut di hadapan Tuhan yang menjadikan kita.” (Mazmur 95:6 TB)

b. Hidup dalam Ketaatan kepada Firman-Nya

Menghormati Yesus berarti mengikuti ajaran-Nya dan hidup dalam ketaatan kepada perintah-perintah-Nya.

Ayat terkait:

“Jika kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.” (Yohanes 14:15 TB)

c. Memberitakan Injil

Penghormatan kepada Yesus juga tercermin dalam komitmen kita untuk memberitakan Injil kepada dunia, sehingga lebih banyak orang dapat menghormati-Nya.

Ayat terkait:

“Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku.” (Matius 28:19 TB)

Menurut Dallas Willard dalam "The Divine Conspiracy," penghormatan kepada Yesus harus terlihat dalam kehidupan sehari-hari kita. Willard menekankan bahwa penghormatan ini melibatkan komitmen untuk hidup seperti Kristus dan menjadi saksi bagi dunia tentang kasih dan kuasa-Nya.

5. Menolak Penghormatan kepada Yesus: Konsekuensi Rohani

Yohanes 5:23 juga menyebutkan konsekuensi serius bagi mereka yang menolak menghormati Yesus. Paulus menegaskan bahwa barangsiapa tidak menghormati Anak, juga tidak menghormati Bapa yang mengutus-Nya. Ini menunjukkan bahwa menolak Yesus sama dengan menolak Allah itu sendiri.

Ayat terkait:

“Sebab barangsiapa malu karena Aku dan perkataan-Ku, Anak Manusia juga akan malu karena orang itu.” (Lukas 9:26 TB)

Menurut John MacArthur dalam "The MacArthur New Testament Commentary," menolak Yesus adalah dosa serius karena itu berarti menolak Allah yang telah mengutus-Nya. MacArthur menekankan bahwa penghormatan kepada Yesus adalah inti dari iman Kristen, dan tanpa penghormatan ini, tidak ada hubungan yang sejati dengan Allah.

6. Penghormatan kepada Yesus dan Doktrin Trinitas

Yohanes 5:23 tidak hanya menegaskan keilahian Yesus, tetapi juga hubungan-Nya dengan Allah Bapa dalam konteks Trinitas. Penghormatan kepada Anak tidak mengurangi penghormatan kepada Bapa, melainkan memperlihatkan kesatuan mereka dalam esensi dan tujuan.

Ayat terkait:

“Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku.” (Yohanes 14:10 TB)

Menurut Wayne Grudem dalam "Bible Doctrine," penghormatan kepada Yesus adalah elemen penting dari doktrin Trinitas. Grudem menjelaskan bahwa karena Bapa, Anak, dan Roh Kudus adalah satu Allah, penghormatan kepada salah satu pribadi Tritunggal adalah penghormatan kepada seluruh Allah Tritunggal.

7. Penghormatan kepada Yesus dalam Kesaksian Gereja

Gereja adalah tubuh Kristus yang dipanggil untuk memuliakan Yesus di dunia. Penghormatan kepada Yesus harus tercermin dalam penyembahan, pengajaran, dan kesaksian gereja.

Ayat terkait:

“Dan Dia adalah kepala tubuh, yaitu jemaat. Dia yang sulung, yang pertama bangkit dari antara orang mati, supaya Dia yang terutama dalam segala sesuatu.” (Kolose 1:18 TB)

Richard J. Foster dalam "Celebration of Discipline," menekankan bahwa penghormatan kepada Yesus adalah dasar dari semua aktivitas gereja. Foster menjelaskan bahwa setiap tindakan gereja, mulai dari penyembahan hingga pelayanan, harus dilakukan untuk memuliakan Kristus.

Kesimpulan: Yesus Layak Dihormati seperti Allah Bapa

Yohanes 5:23 menegaskan kesetaraan Yesus dengan Allah dalam penghormatan. Penghormatan kepada Anak adalah penghormatan kepada Bapa, dan penolakan terhadap Anak adalah penolakan terhadap Bapa. Ayat ini mempertegas keilahian Yesus dan pentingnya penghormatan kepada-Nya dalam iman Kristen.

Baca Juga: Yohanes 5:22: Klaim Kesetaraan dengan Allah dalam Penghakiman

Para teolog seperti Leon Morris, J.I. Packer, dan Wayne Grudem menekankan bahwa penghormatan kepada Yesus adalah inti dari penyembahan Kristen. Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk menghormati Yesus melalui penyembahan, ketaatan, dan kesaksian kita kepada dunia.

Mari kita hidup dengan penuh penghormatan kepada Yesus, memuliakan-Nya sebagai Tuhan dan Juru Selamat, serta menjadi saksi yang setia akan kasih dan keadilan-Nya. Dengan demikian, hidup kita akan mencerminkan kemuliaan Allah dan membawa lebih banyak orang kepada-Nya.

Next Post Previous Post