Allah Bapa Kita dan Tuhan Yesus Kristus
Pendahuluan:
Dalam kekristenan, Allah Bapa dan Tuhan Yesus Kristus adalah pusat iman, pengharapan, dan kehidupan. Pemahaman tentang Allah sebagai Bapa dan Yesus Kristus sebagai Tuhan memiliki dasar teologis yang mendalam dalam Alkitab dan menjadi pokok perhatian teologi Reformed. Artikel ini akan membahas bagaimana para teolog Reformed memandang hubungan Allah Bapa dan Tuhan Yesus Kristus, peran mereka dalam keselamatan, dan implikasinya dalam kehidupan orang percaya.
1. Allah Sebagai Bapa: Sumber Segala Sesuatu
Dalam teologi Reformed, Allah Bapa dipahami sebagai sumber segala sesuatu, termasuk penciptaan, pemeliharaan, dan keselamatan. Yohanes Calvin, tokoh utama Reformasi, menggambarkan Allah Bapa sebagai "Pribadi pertama dalam Tritunggal yang menjadi asal mula segala hal." Dalam Institutes of the Christian Religion, Calvin menekankan bahwa hubungan Allah dengan manusia sebagai Bapa didasarkan pada kasih karunia-Nya yang dinyatakan melalui perjanjian keselamatan.
Sebagai Bapa, Allah menunjukkan kasih-Nya yang tak terbatas kepada ciptaan-Nya. Dalam Matius 6:9, Yesus mengajarkan murid-murid-Nya untuk berdoa dengan menyebut Allah sebagai "Bapa kami." Ini menekankan hubungan yang intim antara Allah dan umat-Nya. Herman Bavinck, seorang teolog Reformed terkemuka, menulis bahwa "Allah sebagai Bapa tidak hanya menciptakan manusia, tetapi juga memelihara dan menuntun mereka kepada tujuan akhir mereka, yaitu persekutuan kekal dengan-Nya."
2. Tuhan Yesus Kristus: Sang Penebus
Yesus Kristus, sebagai Pribadi kedua dalam Tritunggal, dipahami dalam teologi Reformed sebagai Tuhan dan Penebus umat manusia. Peran Kristus dalam keselamatan menjadi pusat pemberitaan Injil. Jonathan Edwards, seorang teolog Reformed Amerika, menekankan bahwa karya penebusan Kristus adalah manifestasi tertinggi dari kasih dan keadilan Allah. Ia menulis, "Melalui salib Kristus, Allah mengungkapkan kekudusan dan kasih-Nya secara sempurna."
Yesus Kristus disebut sebagai "Tuhan" dalam Alkitab, menegaskan keilahian-Nya. Dalam Filipi 2:9-11, Rasul Paulus menyatakan bahwa Allah "telah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama." Pengakuan Yesus sebagai Tuhan bukan hanya soal status, tetapi juga kuasa dan otoritas-Nya atas seluruh ciptaan.
Bagi teologi Reformed, hubungan antara Allah Bapa dan Tuhan Yesus Kristus adalah inti dari doktrin keselamatan. Kristus, sebagai Anak Allah yang taat, menjalankan kehendak Bapa dengan sempurna. Dalam Yohanes 10:30, Yesus berkata, "Aku dan Bapa adalah satu," menunjukkan kesatuan hakikat dan tujuan antara Bapa dan Anak dalam Tritunggal.
3. Allah Bapa dan Kristus dalam Rencana Keselamatan
Teologi Reformed memandang rencana keselamatan sebagai karya Allah Tritunggal. Allah Bapa adalah perancang keselamatan, Tuhan Yesus Kristus adalah pelaksana keselamatan, dan Roh Kudus adalah penerap keselamatan dalam hidup orang percaya.
John Owen, seorang teolog Reformed Inggris, menjelaskan rencana keselamatan ini sebagai perjanjian kekal (covenant of redemption) antara Allah Bapa dan Anak. Dalam perjanjian ini, Bapa mengutus Anak untuk menebus umat pilihan, dan Anak dengan sukarela menjalankan tugas ini demi kemuliaan Allah. Owen menulis, "Keselamatan kita bukanlah sesuatu yang kebetulan, melainkan hasil dari rancangan Allah yang penuh hikmat sejak kekekalan."
Dalam 1 Petrus 1:20, Alkitab menjelaskan bahwa Kristus telah dipilih sebelum dunia dijadikan untuk menjadi penebus umat manusia. Ini menunjukkan bahwa karya Kristus tidak terpisah dari kehendak Allah Bapa, tetapi merupakan manifestasi dari kasih dan kedaulatan-Nya.
4. Hubungan Bapa dan Anak: Kesatuan dalam Tritunggal
Salah satu aspek penting dari teologi Reformed adalah pemahaman tentang Tritunggal. Allah Bapa, Tuhan Yesus Kristus, dan Roh Kudus adalah tiga Pribadi yang memiliki satu hakikat ilahi. Herman Bavinck menggambarkan hubungan ini sebagai "kesatuan dalam keberagaman." Bapa adalah sumber, Anak adalah Firman yang diutus, dan Roh Kudus adalah kekuatan yang melaksanakan kehendak Allah dalam dunia.
Yohanes Calvin menekankan bahwa kesatuan Bapa dan Anak tidak mengurangi perbedaan peran mereka. Ia menulis bahwa "Bapa adalah sumber dan awal dari segala hal, sedangkan Anak adalah pernyataan kasih dan hikmat Allah dalam daging." Kesatuan ini terlihat jelas dalam pernyataan Yesus bahwa Ia datang untuk melakukan kehendak Bapa (Yohanes 6:38).
Kesatuan Bapa dan Anak juga menjadi dasar iman orang percaya. Dalam Yohanes 14:9, Yesus berkata, "Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa." Pernyataan ini mengajarkan bahwa melalui Kristus, manusia dapat mengenal Allah Bapa dengan cara yang penuh kasih dan mendalam.
5. Implikasi Praktis dalam Kehidupan Orang Percaya
Pemahaman tentang Allah Bapa dan Tuhan Yesus Kristus memiliki dampak besar dalam kehidupan sehari-hari orang percaya. Teologi Reformed menekankan bahwa hubungan ini memberikan dasar bagi iman, pengharapan, dan kasih.
a. Penghiburan dalam Allah Bapa
Sebagai Bapa, Allah memberikan penghiburan yang luar biasa bagi umat-Nya. Dalam Roma 8:15, Rasul Paulus menyatakan bahwa orang percaya telah menerima "Roh yang menjadikan kita anak Allah," sehingga kita dapat berseru, "Abba, ya Bapa!" Pemahaman ini mengajarkan bahwa Allah bukanlah sosok yang jauh atau dingin, tetapi seorang Bapa yang peduli dan hadir dalam setiap aspek kehidupan anak-anak-Nya.
Charles Haddon Spurgeon, seorang pengkhotbah Reformed terkenal, berkata, "Kita dapat beristirahat dengan tenang dalam kasih Bapa kita, mengetahui bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam hidup kita ada dalam tangan-Nya yang penuh kasih."
b. Keteladanan dalam Kristus
Yesus Kristus, sebagai Tuhan dan Penebus, adalah teladan utama bagi kehidupan orang percaya. Teologi Reformed mengajarkan bahwa orang percaya dipanggil untuk meneladani Kristus dalam ketaatan, kerendahan hati, dan kasih kepada sesama. Dalam Filipi 2:5-8, Paulus mengajak orang percaya untuk memiliki pikiran yang sama seperti Kristus, yang rela mengosongkan diri dan taat sampai mati di kayu salib.
Jonathan Edwards menulis bahwa "pengikut Kristus sejati adalah mereka yang mencerminkan kasih, kesucian, dan kerendahan hati-Nya dalam kehidupan mereka." Pemahaman ini mendorong orang percaya untuk hidup dalam kekudusan dan pelayanan.
c. Pengharapan dalam Janji Keselamatan
Allah Bapa dan Tuhan Yesus Kristus memberikan dasar pengharapan yang kokoh bagi orang percaya. Dalam Yohanes 14:1-3, Yesus menjanjikan tempat bagi umat-Nya di rumah Bapa. Janji ini memberikan pengharapan akan kehidupan kekal yang melampaui penderitaan dunia ini.
John Piper, seorang teolog dan penulis Reformed kontemporer, menekankan pentingnya pengharapan dalam Kristus. Ia berkata, "Pengharapan kita tidak hanya berakar pada apa yang Kristus lakukan di masa lalu, tetapi juga pada apa yang Dia janjikan untuk masa depan."
6. Tantangan dan Respons dalam Pemahaman Allah Bapa dan Kristus
Meskipun pemahaman tentang Allah Bapa dan Tuhan Yesus Kristus memberikan penghiburan dan pengharapan, tidak dapat disangkal bahwa ada tantangan dalam menghidupi iman ini. Salah satu tantangan utama adalah pergumulan dengan dosa dan keraguan.
a. Pergumulan dengan Dosa
Teologi Reformed mengajarkan bahwa meskipun orang percaya telah dibenarkan melalui Kristus, mereka masih hidup dalam dunia yang jatuh dan terus bergumul dengan dosa. John Owen menggambarkan perjuangan melawan dosa ini sebagai "peperangan suci." Ia menulis bahwa orang percaya harus "mematikan dosa setiap hari melalui kuasa Roh Kudus."
b. Keraguan dan Keyakinan dalam Janji Allah
Keraguan adalah pengalaman yang umum dalam perjalanan iman. Namun, teologi Reformed menekankan bahwa Allah setia untuk memelihara iman umat-Nya. Dalam 2 Timotius 2:13, Rasul Paulus menyatakan bahwa "jika kita tidak setia, Dia tetap setia, karena Dia tidak dapat menyangkal diri-Nya."
Kesimpulan: Allah Bapa dan Tuhan Yesus Kristus, Sumber Segala Berkat
Pemahaman tentang Allah Bapa dan Tuhan Yesus Kristus adalah inti dari iman Kristen. Dalam teologi Reformed, Allah Bapa dipandang sebagai sumber segala sesuatu, dan Tuhan Yesus Kristus sebagai pelaksana keselamatan. Hubungan mereka dalam Tritunggal memberikan dasar bagi keselamatan, pengharapan, dan kehidupan orang percaya.
Orang percaya diundang untuk bersandar pada kasih Bapa dan karya Kristus, dengan keyakinan bahwa segala sesuatu ada dalam kendali-Nya yang penuh hikmat dan kasih. Sebagaimana Paulus menulis dalam 2 Korintus 13:13, "Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian."
Kiranya pemahaman ini menjadi dorongan bagi kita untuk hidup dalam iman, kasih, dan pengharapan yang teguh di dalam Allah Bapa dan Tuhan Yesus Kristus. Soli Deo Gloria!