Keselamatan Bayi dalam Anugerah Allah
Pendahuluan:
Doktrin keselamatan bayi menjadi salah satu topik yang penting namun kompleks dalam teologi Kristen. Topik ini menyentuh pertanyaan mendalam tentang sifat dosa asal, anugerah Allah, dan keadilan ilahi. Dalam kerangka teologi Reformed, pembahasan mengenai keselamatan bayi melibatkan penelaahan Alkitab, pandangan para bapa gereja, serta pengembangan doktrin selama berabad-abad. Artikel ini mengulas bagaimana doktrin keselamatan bayi berkembang, dengan fokus pada pandangan teologi Reformed dan kontribusi para teolog utamanya.
1. Latar Belakang Doktrin Keselamatan Bayi
Doktrin keselamatan bayi berkaitan erat dengan pemahaman tentang dosa asal dan natur manusia. Dalam Roma 5:12, Paulus mengajarkan bahwa dosa memasuki dunia melalui satu orang, Adam, dan akibatnya semua manusia mewarisi dosa tersebut. Pandangan ini memunculkan pertanyaan penting: Apakah bayi, yang meninggal sebelum mencapai usia tanggung jawab moral, termasuk dalam kategori yang dihukum karena dosa asal, ataukah mereka diselamatkan melalui anugerah Allah?
Sejarah doktrin ini dimulai sejak zaman gereja mula-mula. Augustinus dari Hippo memberikan kontribusi penting dalam pengembangan doktrin dosa asal dan pengaruhnya terhadap keselamatan bayi. Ia mengajarkan bahwa semua manusia dilahirkan dalam kondisi berdosa dan membutuhkan baptisan untuk keselamatan. Pandangan ini, meskipun berpengaruh besar, memunculkan kontroversi tentang nasib bayi yang meninggal tanpa baptisan.
2. Pengaruh Reformasi terhadap Doktrin Keselamatan Bayi
Reformasi abad ke-16 membawa perubahan besar dalam teologi, termasuk dalam pandangan tentang keselamatan bayi. Yohanes Calvin, salah satu tokoh utama Reformasi, memberikan penjelasan yang menekankan kedaulatan Allah dan karya anugerah-Nya dalam keselamatan. Calvin menolak pandangan bahwa baptisan secara otomatis menyelamatkan bayi, tetapi ia juga menegaskan bahwa Allah dapat menyelamatkan bayi yang dipilih-Nya melalui kasih karunia-Nya.
Dalam karya utamanya, Institutes of the Christian Religion, Calvin menulis, "Tidak ada alasan untuk meragukan bahwa Allah, dalam kemurahan-Nya, menerima anak-anak yang meninggal dalam masa kanak-kanak, sebagaimana Dia menerima orang dewasa yang dipilih-Nya." Pernyataan ini mencerminkan keyakinan Calvin bahwa keselamatan bayi tergantung pada kehendak Allah yang berdaulat, bukan pada tindakan manusia seperti baptisan.
3. Teologi Reformed dan Konsep Dosa Asal
Teologi Reformed sangat menekankan doktrin dosa asal, yang memengaruhi semua manusia sejak lahir. Namun, para teolog Reformed juga mengakui bahwa anugerah Allah dapat mengatasi dosa asal ini, terutama dalam kasus bayi yang meninggal sebelum mampu memahami dosa secara pribadi.
John Owen, seorang teolog Puritan terkenal, menyatakan bahwa keselamatan bayi hanya dapat dijelaskan dalam kerangka anugerah Allah yang melampaui pemahaman manusia. Dalam tulisannya, Owen menekankan bahwa "karya penebusan Kristus mencakup semua orang yang dipilih oleh Allah, termasuk bayi yang meninggal dalam anugerah pilihan-Nya." Pernyataan ini memperkuat pandangan bahwa keselamatan bayi adalah karya Allah semata, tanpa syarat yang melibatkan usaha manusia.
4. Peran Baptisan dalam Keselamatan Bayi
Pandangan tentang peran baptisan dalam keselamatan bayi telah mengalami perkembangan yang signifikan dalam sejarah gereja. Dalam tradisi Katolik, baptisan dianggap sebagai sakramen yang menghapus dosa asal dan memberikan anugerah keselamatan. Namun, teologi Reformed memiliki pandangan yang berbeda.
Reformator seperti Calvin menolak gagasan bahwa baptisan secara otomatis menyelamatkan bayi. Sebaliknya, ia mengajarkan bahwa baptisan adalah tanda lahiriah dari perjanjian Allah, yang menunjuk kepada karya keselamatan Kristus. Calvin menulis, "Baptisan bukanlah alat keselamatan itu sendiri, tetapi tanda dan segel dari anugerah Allah yang telah diberikan kepada mereka yang dipilih-Nya."
Teolog Reformed lainnya, seperti Herman Bavinck, juga menekankan bahwa baptisan bayi adalah pengakuan iman komunitas gereja terhadap janji Allah, bukan sarana keselamatan yang mutlak. Bavinck menulis, "Keselamatan bayi yang meninggal sebelum mereka mampu memahami iman adalah sepenuhnya bergantung pada anugerah Allah, bukan pada ritual baptisan."
5. Keselamatan Bayi dalam Kerangka Kedaulatan Allah
Salah satu ciri khas teologi Reformed adalah penekanannya pada kedaulatan Allah dalam segala aspek, termasuk keselamatan bayi. Teolog Reformed percaya bahwa Allah memilih siapa yang akan diselamatkan berdasarkan kehendak-Nya yang bebas dan penuh kasih.
Charles Hodge, seorang teolog Reformed Amerika, menegaskan bahwa kedaulatan Allah memberikan penghiburan bagi orang tua yang kehilangan bayi. Ia menulis, "Allah yang adil dan penuh kasih tidak akan meninggalkan anak-anak yang tidak bersalah tanpa kasih karunia-Nya." Hodge percaya bahwa bayi yang meninggal, terutama dalam keluarga yang percaya, termasuk dalam lingkup anugerah Allah yang menyelamatkan.
Pandangan ini juga didukung oleh B.B. Warfield, seorang teolog Reformed terkenal lainnya. Warfield menyatakan bahwa bayi yang meninggal dalam keadaan tidak berdosa secara pribadi tidak akan dihukum karena dosa asal mereka, tetapi diselamatkan melalui karya penebusan Kristus. Warfield menyimpulkan bahwa "Yesus berkata, 'Biarkan anak-anak datang kepada-Ku,' dan janji itu berlaku untuk semua bayi yang meninggal dalam anugerah Allah."
6. Tantangan dan Pertanyaan tentang Doktrin Keselamatan Bayi
Meskipun teologi Reformed memberikan kerangka yang kuat untuk memahami keselamatan bayi, masih ada tantangan dan pertanyaan yang muncul. Beberapa pertanyaan utama adalah:
Apakah semua bayi yang meninggal diselamatkan, atau hanya bayi yang termasuk dalam perjanjian anugerah?
Beberapa teolog Reformed, seperti Calvin, menekankan bahwa keselamatan bayi tergantung pada pilihan Allah. Namun, pandangan ini meninggalkan ruang untuk perdebatan tentang nasib bayi yang lahir di luar komunitas iman Kristen.Bagaimana menjelaskan hubungan antara dosa asal dan keselamatan bayi?
Teologi Reformed mengajarkan bahwa semua manusia lahir dalam dosa, tetapi keselamatan bayi menekankan karya anugerah Allah yang mengatasi dosa asal. Herman Bavinck menulis bahwa anugerah Allah "melampaui segala pengertian manusia, sehingga bahkan bayi yang tidak bersalah secara pribadi pun dapat diselamatkan."Apakah bayi yang meninggal tanpa baptisan dapat diselamatkan?
Sebagian besar teolog Reformed setuju bahwa baptisan bukan syarat mutlak untuk keselamatan bayi. Mereka percaya bahwa Allah yang penuh kasih dan berdaulat dapat menyelamatkan bayi tanpa bergantung pada tindakan sakramental.
7. Keselamatan Bayi dalam Alkitab
Dasar Alkitabiah untuk keselamatan bayi sering kali dikaitkan dengan janji Allah kepada umat-Nya. Beberapa ayat yang menjadi landasan doktrin ini meliputi:
Matius 19:14
"Biarkanlah anak-anak itu, janganlah menghalang-halangi mereka datang kepada-Ku; sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Sorga." Ayat ini sering dikutip untuk menunjukkan kasih Kristus kepada anak-anak kecil dan inklusivitas Kerajaan Allah.Yunus 4:11
"Tetapi Aku tidak akan sayang kepada Niniwe, kota yang besar itu, yang berpenduduk lebih dari seratus dua puluh ribu orang yang tidak tahu membedakan tangan kanan dari tangan kiri?" Ayat ini sering dipahami sebagai contoh kasih Allah terhadap mereka yang tidak memiliki kemampuan moral, termasuk bayi.Mazmur 139:13-16
"Engkau yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku... mata-Mu melihat selagi aku bakal anak." Ayat ini menunjukkan perhatian Allah terhadap manusia bahkan sebelum kelahiran mereka.
Kesimpulan: Keselamatan Bayi dalam Anugerah Allah
Doktrin keselamatan bayi, sebagaimana dipahami dalam teologi Reformed, adalah pengakuan terhadap kedaulatan Allah, kasih-Nya, dan karya penebusan Kristus. Para teolog Reformed menekankan bahwa keselamatan bayi sepenuhnya bergantung pada anugerah Allah yang tidak terbatas. Baptisan, meskipun penting sebagai tanda perjanjian, bukanlah syarat mutlak untuk keselamatan bayi.
Dalam pergumulan tentang nasib bayi yang meninggal, orang percaya diundang untuk bersandar pada kasih Allah yang penuh belas kasihan dan hikmat-Nya yang tidak terselami. Sebagaimana dinyatakan dalam Roma 8:38-39, "Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup... tidak ada sesuatu makhluk lain yang dapat memisahkan kita dari kasih Allah yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita."
Keselamatan bayi adalah misteri yang hanya dapat dijelaskan dalam terang kasih Allah dan karya Kristus. Kiranya pengertian ini memberikan penghiburan dan pengharapan bagi semua orang yang mencari jawaban dalam kasih karunia Allah. Soli Deo Gloria!