Allah Memilih Yosua

Allah Memilih Yosua

Pendahuluan:

Yosua adalah salah satu tokoh penting dalam Alkitab yang dipilih Allah untuk memimpin bangsa Israel memasuki dan menaklukkan Tanah Perjanjian. Sebagai penerus Musa, Yosua memikul tanggung jawab besar untuk membawa bangsa Israel memenuhi janji yang telah Allah berikan kepada nenek moyang mereka, yaitu Abraham, Ishak, dan Yakub. Pemilihan Yosua oleh Allah menyoroti kedaulatan Allah, kepemimpinan yang setia, dan tanggung jawab umat-Nya untuk hidup dalam ketaatan kepada-Nya.

Kisah Yosua mencerminkan bagaimana Allah memilih, mempersiapkan, dan memakai umat-Nya untuk melaksanakan rencana-Nya. Artikel ini akan membahas pemilihan Yosua dalam Alkitab, bagaimana Allah memimpin hidupnya, dan bagaimana perannya menjadi bagian penting dalam rencana penyelamatan Allah. Uraian ini juga mengacu pada pandangan para teolog Reformed seperti John Calvin, Herman Bavinck, Louis Berkhof, dan R.C. Sproul.

1. Yosua: Pemimpin yang Dipilih Allah

a. Pemilihan Yosua sebagai Penerus Musa

Pemilihan Yosua sebagai pemimpin bangsa Israel pertama kali terlihat dalam Bilangan 27:18-20 ketika Allah berfirman kepada Musa:"Ambillah Yosua bin Nun, seorang yang penuh roh, dan tumpangkanlah tanganmu atasnya; suruhlah ia berdiri di depan imam Eleazar dan seluruh umat, dan berikanlah kepadanya tugas di depan mata mereka. Engkau harus memberikan sebagian dari kewibawaanmu kepadanya, supaya segenap umat Israel mendengarkan dia."

Pemilihan ini menunjukkan kedaulatan Allah dalam menentukan pemimpin umat-Nya. Yosua tidak dipilih karena kehebatannya, tetapi karena Allah mempersiapkannya dan memenuhi dia dengan Roh-Nya untuk menjalankan tugas tersebut.

Herman Bavinck dalam Reformed Dogmatics menulis:"Pemilihan Yosua mencerminkan bagaimana Allah secara aktif memimpin umat-Nya, mempersiapkan pemimpin yang dipilih-Nya untuk melanjutkan pekerjaan-Nya sesuai dengan rencana keselamatan-Nya."

b. Yosua sebagai Pelayan Musa

Sebelum menjadi pemimpin, Yosua dikenal sebagai pelayan Musa (Keluaran 24:13). Peran ini menunjukkan bahwa Allah mempersiapkan Yosua melalui pengalaman langsung di bawah Musa, seorang pemimpin yang telah dipanggil dan dipakai Allah secara luar biasa.

John Calvin menulis:"Dalam proses pembentukan seorang pemimpin, Allah sering kali memanggil mereka untuk belajar melalui kesetiaan dalam tugas-tugas kecil sebelum memercayakan mereka dengan tanggung jawab besar."

2. Tugas Yosua: Menuntun Bangsa Israel ke Tanah Perjanjian

a. Misi Penaklukan Tanah Kanaan

Dalam Yosua 1:1-2, setelah kematian Musa, Allah berfirman kepada Yosua:"Hamba-Ku Musa telah mati; sebab itu bersiaplah sekarang, seberangilah sungai Yordan ini, engkau dan seluruh bangsa ini, menuju negeri yang akan Kuberikan kepada mereka, kepada orang Israel."

Misi Yosua adalah memimpin bangsa Israel menaklukkan Tanah Perjanjian. Penaklukan ini bukan sekadar operasi militer, tetapi penggenapan janji Allah kepada nenek moyang Israel. Dalam Kejadian 15:18, Allah telah berjanji kepada Abraham bahwa keturunannya akan memiliki tanah tersebut.

Louis Berkhof menjelaskan bahwa peran Yosua dalam menaklukkan Kanaan adalah bagian dari realisasi janji perjanjian Allah, yang menunjukkan kesetiaan-Nya kepada umat-Nya.

b. Jaminan Kehadiran Allah

Tugas besar ini disertai dengan jaminan kehadiran Allah. Dalam Yosua 1:5-6, Allah berkata kepada Yosua:"Seorang pun tidak akan dapat bertahan menghadapi engkau seumur hidupmu; seperti Aku menyertai Musa, demikianlah Aku akan menyertai engkau; Aku tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau. Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, sebab engkaulah yang akan memimpin bangsa ini memiliki negeri yang Kujanjikan dengan sumpah kepada nenek moyang mereka untuk diberikan kepada mereka."

R.C. Sproul menulis:"Kehadiran Allah yang menyertai Yosua adalah sumber kekuatan dan keberhasilan dalam setiap tugasnya, menunjukkan bahwa kemenangan sejati selalu berasal dari Allah."

3. Kepemimpinan Yosua yang Setia

a. Ketaatan kepada Firman Allah

Allah memerintahkan Yosua untuk mematuhi seluruh hukum yang telah diberikan kepada Musa. Dalam Yosua 1:8, Allah berfirman:"Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung."

Ketaatan kepada Firman Allah adalah dasar dari keberhasilan Yosua sebagai pemimpin. John Calvin menekankan bahwa pemimpin yang sejati adalah mereka yang tunduk pada Firman Allah dan memimpin umat-Nya sesuai dengan kehendak-Nya.

b. Keberanian dan Iman dalam Penaklukan

Yosua menunjukkan keberanian dan iman yang besar dalam menghadapi tantangan. Salah satu momen penting adalah ketika ia memimpin bangsa Israel menyeberangi sungai Yordan yang meluap, suatu tindakan yang mengharuskan iman penuh kepada Allah (Yosua 3:15-17).

Herman Bavinck menulis bahwa kepemimpinan Yosua mencerminkan pentingnya kepercayaan penuh kepada Allah di tengah tugas-tugas yang tampaknya mustahil.

4. Yosua dan Gambaran Kristus

a. Yosua sebagai Bayangan Kristus

Nama "Yosua" dalam bahasa Ibrani (Yehoshua) berarti "Tuhan adalah keselamatan," dan memiliki akar kata yang sama dengan nama "Yesus." Yosua adalah gambaran dari Kristus dalam banyak hal, terutama dalam perannya sebagai pemimpin yang membawa umat Allah memasuki Tanah Perjanjian.

Baca Juga: Allah Memilih Abraham: Kedaulatan Allah dan Panggilan kepada Iman

Dalam Ibrani 4:8-9, penulis membandingkan Yosua dengan Kristus, menunjukkan bahwa Yosua membawa Israel kepada perhentian sementara di Kanaan, sementara Kristus membawa umat-Nya kepada perhentian kekal di dalam Allah.

R.C. Sproul menulis:"Yosua adalah tipe Kristus, yang melalui kepemimpinan-Nya membawa umat Allah kepada penggenapan janji-janji Allah, tetapi penggenapan sempurna hanya ditemukan dalam Kristus."

b. Penggenapan Janji dalam Kristus

Yosua memimpin bangsa Israel untuk menerima janji fisik berupa tanah, tetapi janji ini adalah bayangan dari penggenapan yang lebih besar dalam Kristus. Dalam 2 Korintus 1:20, Paulus berkata:
"Sebab Kristus adalah ‘ya’ bagi semua janji Allah. Itulah sebabnya oleh Dia kita mengatakan ‘Amin’ untuk memuliakan Allah."

Louis Berkhof menjelaskan bahwa perjanjian dengan Israel melalui Yosua mencapai puncaknya dalam perjanjian baru yang dibawa oleh Kristus, di mana seluruh umat Allah menerima warisan kekal.

5. Implikasi Pemilihan Yosua bagi Kehidupan Kristen

a. Ketaatan kepada Firman Allah

Kisah Yosua mengajarkan pentingnya hidup dalam ketaatan kepada Firman Allah. Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk menjadikan Firman Allah sebagai pedoman hidup kita, seperti yang dinyatakan dalam Mazmur 119:105:"Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku."

b. Keberanian dalam Menghadapi Tantangan

Seperti Yosua, orang percaya dipanggil untuk memiliki keberanian dan iman dalam menghadapi tantangan hidup, dengan keyakinan bahwa Allah menyertai mereka. Dalam Roma 8:31, Paulus berkata:
"Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?"

c. Hidup sebagai Bagian dari Rencana Allah

Pemilihan Yosua menunjukkan bahwa setiap orang percaya memiliki peran dalam rencana Allah. Sebagai umat-Nya, kita dipanggil untuk menjalankan panggilan kita dengan setia, sambil percaya bahwa Allah bekerja melalui kita untuk menggenapi maksud-Nya.

Kesimpulan

Pemilihan Yosua oleh Allah adalah bukti kedaulatan, kasih karunia, dan kesetiaan-Nya kepada umat-Nya. Melalui Yosua, Allah membawa bangsa Israel memasuki Tanah Perjanjian, memenuhi janji-Nya kepada nenek moyang mereka. Kisah Yosua mengajarkan bahwa Allah adalah pemimpin sejati yang menyertai, memimpin, dan memberikan kemenangan kepada umat-Nya ketika mereka hidup dalam iman dan ketaatan kepada-Nya.

Dalam perspektif teologi Reformed, Yosua adalah gambaran dari Kristus, yang membawa umat Allah kepada penggenapan janji-janji Allah. Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk mengikuti teladan Yosua dengan hidup dalam ketaatan kepada Firman Allah, berani menghadapi tantangan, dan percaya kepada kesetiaan Allah yang tidak pernah gagal.

Catatan: Kiranya kisah Yosua menginspirasi kita untuk hidup dalam ketaatan kepada Allah dan menjalankan panggilan kita dengan setia, sambil percaya kepada kedaulatan dan kasih setia-Nya yang kekal.

Next Post Previous Post