Bapa Lebih Besar dari pada Aku: Yohanes 14:28
Pengantar:
“Kamu telah mendengar bahwa Aku berkata kepadamu, ‘Aku akan pergi, dan Aku akan datang lagi kepadamu.’ Jika kamu mengasihi Aku, kamu akan bersukacita karena Aku pergi kepada Bapa, sebab Bapa lebih besar daripada Aku.” (Yohanes 14:28, AYT)
Yohanes 14:28 adalah salah satu ayat yang penuh makna dalam pengajaran Yesus. Ayat ini membahas tentang kepergian Yesus kepada Bapa, sukacita yang seharusnya dirasakan para murid, dan pernyataan bahwa "Bapa lebih besar daripada Aku." Dalam artikel ini, kita akan membahas ayat ini secara mendalam dengan analisis kata Yunani, konteks teologis, dan pandangan dari beberapa pakar teologi.
1. Konteks Yohanes 14:28
Bagian ini merupakan bagian dari "Pidato Perpisahan" Yesus kepada murid-murid-Nya (Yohanes 13–17). Dalam Yohanes 14, Yesus menenangkan para murid yang gelisah karena Ia akan meninggalkan mereka. Yesus berbicara tentang pergi kepada Bapa, mengutus Roh Kudus, dan memberikan janji kedamaian kepada mereka. Yohanes 14:28 adalah salah satu pernyataan Yesus untuk menenangkan hati para murid, sekaligus mengundang mereka untuk bersukacita atas kepergian-Nya kepada Bapa.
2. Analisis Kata-Kata Yunani dalam Yohanes 14:28
a. "Aku Akan Pergi, dan Aku Akan Datang Lagi" (Ὑπάγω καὶ ἔρχομαι, hypagō kai erchomai)
- Kata kerja Ὑπάγω (hypagō) berarti "Aku akan pergi." Yesus berbicara tentang kepergian-Nya melalui kematian, kebangkitan, dan kenaikan-Nya ke surga.
- Kata ἔρχομαι (erchomai), yang berarti "Aku akan datang lagi," mengacu pada janji kedatangan kembali Yesus. Ini bisa dimaknai dalam dua cara: kehadiran-Nya melalui Roh Kudus (Yohanes 14:16-18) dan kedatangan-Nya yang kedua pada akhir zaman.
Leon Morris menjelaskan bahwa frasa ini menggambarkan hubungan Yesus yang terus-menerus dengan umat-Nya. Meskipun Ia pergi secara fisik, kehadiran-Nya tetap nyata melalui Roh Kudus dan dalam pengharapan akan kedatangan-Nya yang kedua.
b. "Jika Kamu Mengasihi Aku" (Εἰ ἠγαπᾶτέ με, Ei ēgapate me)
- Kata kerja ἠγαπᾶτέ (ēgapate) berasal dari akar kata ἀγαπάω (agapaō), yang menggambarkan kasih yang mendalam dan tanpa pamrih. Ini menunjukkan hubungan cinta yang seharusnya dimiliki para murid kepada Yesus.
D.A. Carson mencatat bahwa kasih kepada Yesus tidak hanya melibatkan perasaan emosional, tetapi juga ketaatan kepada kehendak-Nya (Yohanes 14:15). Kasih ini juga berarti menerima rencana Allah, termasuk kepergian Yesus kepada Bapa.
c. "Kamu Akan Bersukacita" (ἐχάρητε, echarēte)
- Kata kerja ἐχάρητε (echarēte) berarti "kamu akan bersukacita." Ini adalah sukacita yang lahir dari pengertian bahwa kepergian Yesus kepada Bapa adalah bagian dari rencana penyelamatan Allah.
Menurut Andreas Köstenberger, sukacita yang dimaksud tidak bersifat duniawi, tetapi bersifat rohani. Para murid seharusnya bersukacita karena karya penebusan Yesus akan membawa mereka lebih dekat kepada Allah.
d. "Bapa Lebih Besar daripada Aku" (ὁ πατὴρ μείζων μού ἐστιν, ho patēr meizōn mou estin)
- Frasa μείζων (meizōn), yang berarti "lebih besar," sering kali menjadi bahan diskusi teologis. Pernyataan ini harus dipahami dalam konteks hubungan antara Yesus dan Bapa dalam Trinitas.
Craig Keener menjelaskan bahwa pernyataan ini merujuk pada peran Yesus yang sementara direndahkan selama inkarnasi-Nya (Filipi 2:6-8). Dalam hal esensi, Yesus adalah setara dengan Bapa (Yohanes 1:1), tetapi dalam hal fungsi selama penjelmaan, Ia tunduk kepada Bapa.
3. Teologi yang Terkandung dalam Yohanes 14:28
a. Kepergian Yesus adalah Bagian dari Rencana Penebusan
Yesus menjelaskan bahwa kepergian-Nya kepada Bapa adalah untuk kebaikan umat manusia. Dengan kembali kepada Bapa, Ia akan mengirimkan Roh Kudus untuk menyertai umat percaya (Yohanes 14:16-17). Kepergian ini juga menandai pemuliaan Yesus setelah karya penebusan-Nya selesai.
b. Sukacita dalam Rencana Allah
Yesus mengundang para murid untuk bersukacita atas kepergian-Nya. Ini bukan hanya tentang menerima penderitaan-Nya di kayu salib, tetapi juga memahami bahwa karya penebusan-Nya membuka jalan bagi hubungan yang lebih erat antara umat percaya dengan Allah.
Menurut John Calvin, sukacita ini adalah bentuk iman yang matang, di mana umat percaya menerima rencana Allah dengan penuh kepercayaan, meskipun itu melibatkan penderitaan sementara.
c. Pernyataan "Bapa Lebih Besar daripada Aku"
Pernyataan ini sering disalahpahami sebagai indikasi bahwa Yesus lebih rendah daripada Bapa. Namun, dalam konteks teologi Trinitas, ini berbicara tentang peran Yesus selama inkarnasi-Nya. Yesus secara sukarela merendahkan diri-Nya untuk melaksanakan rencana keselamatan Allah.
R.C. Sproul menekankan bahwa "lebih besar" di sini tidak berarti superioritas esensi, tetapi merujuk pada hubungan fungsional antara Bapa dan Anak dalam ekonomi penyelamatan.
4. Pandangan Para Teolog tentang Yohanes 14:28
a. John Calvin: Sukacita dalam Penebusan
Calvin menjelaskan bahwa kepergian Yesus kepada Bapa harus dilihat sebagai kemenangan, bukan kehilangan. Bapa lebih besar dalam hal otoritas selama masa inkarnasi Yesus, tetapi esensi-Nya tetap setara.
b. Leon Morris: Inkarnasi dan Penundukan Diri
Morris menyoroti bahwa pernyataan Yesus tentang "Bapa lebih besar" harus dipahami dalam konteks inkarnasi. Sebagai manusia, Yesus tunduk kepada Bapa, tetapi ini tidak mengurangi keilahian-Nya.
c. D.A. Carson: Perspektif Trinitarian
Carson menekankan bahwa Yohanes 14:28 mengungkapkan hubungan antara Bapa dan Anak dalam Trinitas. Pernyataan ini menggambarkan harmoni sempurna antara Bapa dan Anak dalam rencana keselamatan.
5. Aplikasi Praktis Yohanes 14:28 dalam Kehidupan Kristen
a. Sukacita dalam Rencana Allah
Sebagai orang percaya, kita diajak untuk bersukacita dalam rencana Allah, bahkan ketika itu melibatkan penderitaan atau pengorbanan. Kepergian Yesus adalah contoh bagaimana ketaatan kepada kehendak Allah membawa keselamatan dan pemuliaan.
b. Penghiburan dalam Kehadiran Roh Kudus
Kepergian Yesus kepada Bapa membuka jalan bagi kedatangan Roh Kudus. Ini adalah penghiburan bagi umat percaya, karena Roh Kudus adalah penyerta yang setia dalam setiap aspek kehidupan kita.
c. Memahami Peran Yesus dalam Trinitas
Pernyataan "Bapa lebih besar daripada Aku" mengajarkan kita tentang hubungan fungsional dalam Trinitas. Kita dipanggil untuk menghormati dan memahami misteri Allah Tritunggal yang bekerja dalam harmoni sempurna.
Kesimpulan
Yohanes 14:28 adalah ayat yang kaya dengan makna teologis. Kepergian Yesus kepada Bapa bukanlah kehilangan, tetapi kemenangan yang membawa penghiburan dan sukacita bagi umat percaya. Pernyataan "Bapa lebih besar daripada Aku" menggambarkan hubungan Yesus dengan Bapa selama inkarnasi-Nya, tanpa mengurangi keilahian-Nya.
Sebagai umat percaya, kita diajak untuk memahami dan menghormati karya penebusan Yesus, menerima penghiburan Roh Kudus, dan bersukacita dalam rencana Allah yang membawa kita kepada keselamatan. “