Dari Penciptaan Hingga Kedatangan Kristus yang Pertama
Pengantar:
Penciptaan hingga kedatangan Yesus Kristus yang pertama adalah salah satu tema sentral dalam narasi Alkitab. Dalam pandangan teologi Reformed, periode ini mencerminkan karya Allah yang berdaulat, rencana penebusan yang ditetapkan sejak kekekalan, serta penggenapannya dalam diri Kristus. Artikel ini akan membahas peristiwa-peristiwa kunci dalam sejarah keselamatan dari perspektif beberapa pakar teologi Reformed, seperti John Calvin, Herman Bavinck, dan Geerhardus Vos.
Penciptaan: Awal dari Segala Sesuatu
Teologi Reformed menekankan bahwa penciptaan adalah karya Allah Tritunggal. John Calvin dalam Institutes of the Christian Religion menegaskan bahwa penciptaan adalah tindakan Allah yang penuh kasih, di mana Dia memanggil segala sesuatu ke dalam keberadaan melalui firman-Nya (Kejadian 1:1-3). Calvin juga menekankan bahwa alam semesta diciptakan "ex nihilo" (dari ketiadaan), mencerminkan kuasa dan kedaulatan Allah yang mutlak.
Herman Bavinck, dalam Reformed Dogmatics, menambahkan bahwa penciptaan bukan hanya tindakan ilahi, tetapi juga cerminan dari keharmonisan dan tujuan Allah. Bagi Bavinck, segala sesuatu diciptakan untuk memuliakan Allah, dan manusia, sebagai mahkota ciptaan, dipanggil untuk hidup dalam relasi dengan Pencipta mereka.
Namun, dosa manusia di Taman Eden memutuskan relasi ini. Kejatuhan manusia membawa dampak universal, bukan hanya bagi umat manusia tetapi juga seluruh ciptaan. Seperti yang dijelaskan dalam Roma 8:20-22, seluruh ciptaan "mengeluh" di bawah beban dosa, menantikan pemulihan.
Kejatuhan dan Janji Penebusan
Kejadian 3 mencatat peristiwa tragis kejatuhan manusia ke dalam dosa. Menurut Geerhardus Vos, kejatuhan bukan hanya pelanggaran terhadap perintah Allah, tetapi juga pemberontakan melawan otoritas-Nya. Adam dan Hawa, sebagai wakil umat manusia, gagal memenuhi panggilan mereka untuk menaati Allah. Akibatnya, dosa dan maut memasuki dunia.
Namun, bahkan dalam kehancuran ini, Allah memberikan janji penebusan pertama dalam Kejadian 3:15, sering disebut sebagai protoevangelium (Injil pertama). Ayat ini menubuatkan kemenangan keturunan perempuan atas ular, yang dalam pandangan Reformed mengacu pada karya Kristus yang akan datang. Bavinck menekankan bahwa janji ini menjadi dasar dari seluruh narasi penebusan dalam Alkitab.
Perjanjian Allah dalam Sejarah
Allah menyatakan rencana penebusan-Nya melalui serangkaian perjanjian yang mengarah pada kedatangan Kristus. Dalam pandangan Reformed, perjanjian-perjanjian ini membentuk kerangka sejarah keselamatan. Meredith G. Kline, seorang teolog Reformed, menjelaskan bahwa perjanjian-perjanjian ini adalah manifestasi dari kasih karunia Allah yang berdaulat.
Perjanjian dengan Nuh (Kejadian 9)
Setelah air bah, Allah mengikat perjanjian dengan Nuh, menjanjikan bahwa Dia tidak akan lagi membinasakan bumi dengan air bah. Perjanjian ini mencerminkan kasih karunia umum Allah, yang melindungi seluruh ciptaan dan mempersiapkan panggung bagi rencana penebusan yang lebih besar.Perjanjian dengan Abraham (Kejadian 12, 15, 17)
Dalam perjanjian ini, Allah memanggil Abraham untuk menjadi bapak dari banyak bangsa. Melalui keturunannya, semua bangsa di bumi akan diberkati. Teologi Reformed melihat perjanjian ini sebagai janji mesianik, yang digenapi dalam diri Yesus Kristus, keturunan Abraham sejati.Perjanjian dengan Musa (Keluaran 19-24)
Hukum Taurat yang diberikan kepada Israel di Gunung Sinai bukan hanya menunjukkan standar kekudusan Allah, tetapi juga menyingkapkan kebutuhan manusia akan seorang Penebus. Paulus dalam Galatia 3:24 menjelaskan bahwa hukum Taurat adalah "penuntun" yang membawa kita kepada Kristus.Perjanjian dengan Daud (2 Samuel 7)
Allah menjanjikan kepada Daud bahwa keturunannya akan duduk di atas takhta selamanya. Janji ini mengarah langsung kepada Yesus sebagai Raja Mesianik, yang memerintah dengan kekudusan dan keadilan.
Kedatangan Yesus yang Pertama
Pada saat yang telah ditentukan Allah, Yesus Kristus datang ke dunia. Dalam pandangan teologi Reformed, kedatangan Yesus adalah penggenapan dari semua janji Allah dalam Perjanjian Lama. Paulus menulis dalam Galatia 4:4-5, "Tetapi setelah genap waktunya, Allah mengutus Anak-Nya... untuk menebus mereka yang takluk kepada hukum Taurat."
Geerhardus Vos menjelaskan bahwa kedatangan Yesus membawa "kerajaan Allah" ke dunia. Ia adalah Raja yang diurapi, Imam yang sempurna, dan Nabi yang sejati. Dalam pelayanan-Nya, Yesus menggenapi nubuat-nubuat Mesianik, mengajar tentang kerajaan Allah, dan melakukan mukjizat sebagai tanda otoritas-Nya.
Namun, inti dari kedatangan pertama Kristus adalah misi penebusan-Nya. Dalam karya salib, Yesus memikul dosa umat manusia, menanggung murka Allah, dan menyediakan pendamaian bagi semua yang percaya. Teologi Reformed menekankan bahwa penebusan Kristus adalah karya kasih karunia sepenuhnya, tanpa kontribusi manusia. Sebagaimana dinyatakan dalam Efesus 2:8-9, "Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah."
Kehidupan dan Pelayanan Yesus: Persiapan untuk Penebusan
Selama pelayanan-Nya di dunia, Yesus mengajarkan kebenaran tentang Allah, manusia, dan kerajaan surga. Ia memanggil murid-murid-Nya, menyatakan kuasa-Nya melalui mukjizat, dan menantang kemunafikan agama. Dalam semua ini, Yesus mengarahkan orang-orang kepada karya penebusan-Nya yang akan datang.
Calvin mencatat bahwa hidup Yesus adalah contoh sempurna dari ketaatan kepada kehendak Allah. Dalam penderitaan-Nya, Dia menunjukkan ketekunan dan kasih yang tidak tergoyahkan. Penyaliban-Nya menjadi pusat dari karya penyelamatan Allah, di mana dosa dan maut dikalahkan.
Penutup: Pengharapan dalam Kristus
Periode dari penciptaan hingga kedatangan pertama Yesus adalah bukti kasih dan kedaulatan Allah dalam sejarah. Allah, yang memulai karya-Nya dalam penciptaan, terus bekerja melalui janji, perjanjian, dan kedatangan Kristus untuk menyelamatkan umat-Nya.
Dalam teologi Reformed, sejarah ini adalah undangan bagi setiap orang untuk percaya kepada Yesus Kristus sebagai Juruselamat dan Tuhan. Kristus yang telah datang pertama kali sebagai Anak Domba Allah akan kembali sebagai Raja segala raja. Dengan iman, kita menantikan hari itu, ketika segala sesuatu dipulihkan dan nama Allah dimuliakan untuk selama-lamanya.a