Kuasa Allah untuk Keselamatan: Roma 1:16
Pengantar:
"Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani."
(Roma 1:16)
Kuasa Allah untuk keselamatan adalah inti dari pesan Injil dan merupakan jantung teologi Kristen. Dalam Roma 1:16, Rasul Paulus dengan tegas menyatakan bahwa Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan, menunjukkan bahwa keselamatan manusia sepenuhnya adalah hasil karya Allah. Dalam teologi Reformed, konsep ini dipahami sebagai deklarasi tentang anugerah Allah yang berdaulat, karya penebusan Kristus, dan transformasi yang dikerjakan oleh Roh Kudus. Artikel ini akan mengeksplorasi makna "Kuasa Allah untuk Keselamatan," dasar alkitabiahnya, pandangan teologi Reformed, serta implikasinya bagi kehidupan Kristen.
1. Kuasa Allah yang Menyelamatkan: Dasar Alkitabiah
a. Injil sebagai Kekuatan Allah
Dalam Roma 1:16, Paulus menggambarkan Injil sebagai kekuatan Allah (dynamis theou) yang menyelamatkan. Kata "kekuatan" dalam bahasa Yunani mengacu pada kuasa yang efektif, yaitu kuasa yang secara nyata menghasilkan keselamatan.
John Calvin menjelaskan bahwa Injil bukan hanya kabar baik secara teori, tetapi adalah alat yang digunakan Allah untuk secara aktif menyelamatkan orang percaya. Kekuatan ini berasal dari Allah sendiri, bukan dari kemampuan manusia untuk memahami atau menerima pesan tersebut.
b. Keselamatan bagi Semua Orang yang Percaya
Paulus menegaskan bahwa kuasa Allah dalam Injil adalah untuk "setiap orang yang percaya." Ini menunjukkan universalitas Injil, yang tidak terbatas pada satu kelompok etnis atau budaya, tetapi mencakup semua orang, baik Yahudi maupun Yunani (Roma 1:16).
Herman Bavinck mencatat bahwa keselamatan hanya dapat diterima melalui iman, yang juga adalah anugerah dari Allah. Iman adalah sarana melalui mana manusia menerima karya penebusan Kristus.
c. Injil sebagai Penggenapan Rencana Penebusan Allah
Kuasa Allah untuk keselamatan tidak muncul tiba-tiba, tetapi merupakan bagian dari rencana penebusan yang telah dirancang sejak kekekalan. Dalam Efesus 1:4-5, Paulus menulis:"Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan... Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya."
R. C. Sproul menekankan bahwa keselamatan adalah hasil dari kehendak Allah yang berdaulat, yang telah direncanakan sejak kekekalan untuk menyelamatkan umat pilihan-Nya melalui karya Kristus.
2. Kuasa Allah dalam Karya Penebusan Kristus
a. Salib sebagai Puncak Kuasa Allah
Penyaliban Kristus adalah manifestasi terbesar dari kuasa Allah untuk keselamatan. Dalam 1 Korintus 1:18, Paulus berkata:"Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah."
Teologi Reformed menekankan bahwa salib adalah tempat di mana keadilan Allah dan kasih-Nya bertemu. Melalui salib, Kristus menanggung hukuman dosa dan mendamaikan umat-Nya dengan Allah.
John Calvin menjelaskan bahwa salib adalah demonstrasi tertinggi dari kuasa Allah karena melalui kelemahan Kristus yang disalibkan, Allah mengalahkan dosa, maut, dan Iblis.
b. Kebangkitan sebagai Bukti Kuasa Allah
Kebangkitan Kristus dari kematian adalah bukti kemenangan Allah atas dosa dan maut. Dalam Roma 6:4, Paulus menyatakan:"Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru."
Herman Bavinck mencatat bahwa kebangkitan Kristus adalah bukti bahwa karya penebusan-Nya telah diterima oleh Allah dan bahwa kuasa-Nya untuk menyelamatkan berlaku untuk semua orang yang percaya.
c. Penebusan yang Sempurna
Kuasa Allah dalam keselamatan mencakup penebusan yang sempurna, di mana dosa manusia dihapuskan secara penuh. Dalam Kolose 2:13-14, Paulus menulis:"Ia telah mengampuni segala pelanggaran kita, dengan menghapuskan surat hutang yang oleh ketentuan-ketentuan hukum mendakwa dan mengancam kita. Dan itu ditiadakan-Nya dengan memakukannya pada kayu salib."
R. C. Sproul menegaskan bahwa melalui karya Kristus, tidak ada satu pun dosa umat pilihan Allah yang tertinggal untuk dihukum. Penebusan ini sempurna dan final.
3. Kuasa Allah dalam Transformasi Roh Kudus
a. Kelahiran Baru oleh Roh Kudus
Kuasa Allah untuk keselamatan diwujudkan melalui pekerjaan Roh Kudus yang memperbarui hati manusia. Dalam Yohanes 3:5, Yesus berkata:"Sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah."
John Calvin menjelaskan bahwa kelahiran baru adalah pekerjaan Allah sepenuhnya, di mana Roh Kudus mengubah hati manusia yang mati secara rohani menjadi hidup. Ini adalah manifestasi nyata dari kuasa Allah dalam menyelamatkan.
b. Pengudusan sebagai Kuasa Allah yang Berkelanjutan
Setelah diselamatkan, orang percaya mengalami pengudusan, yaitu proses di mana Roh Kudus bekerja untuk membentuk mereka menjadi serupa dengan Kristus. Dalam 2 Korintus 3:18, Paulus menulis:
"Kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan... kita sedang diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar."
Herman Bavinck mencatat bahwa pengudusan adalah bukti nyata dari kuasa Allah yang terus bekerja dalam kehidupan orang percaya untuk memimpin mereka dalam kekudusan dan ketaatan.
4. Aplikasi Kuasa Allah untuk Keselamatan dalam Kehidupan Kristen
a. Hidup dalam Iman kepada Injil
Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk hidup dalam iman kepada Injil, mempercayai kuasa Allah yang menyelamatkan. Roma 1:17 berkata:"Orang benar akan hidup oleh iman."
Teologi Reformed menekankan bahwa iman adalah respons yang aktif dan terus-menerus terhadap kasih karunia Allah, yang diwujudkan dalam ketaatan dan pengabdian kepada Kristus.
b. Hidup dalam Kekudusan
Kuasa Allah untuk keselamatan memanggil orang percaya untuk hidup dalam kekudusan. Dalam 1 Petrus 1:15-16, kita diingatkan:"Hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu, sama seperti Dia yang memanggil kamu adalah kudus."
R. C. Sproul menekankan bahwa hidup kudus adalah bukti nyata dari pekerjaan keselamatan Allah dalam kehidupan orang percaya.
c. Memberitakan Injil sebagai Kabar Baik
Sebagai penerima keselamatan, orang percaya dipanggil untuk memberitakan Injil kepada dunia. Dalam Matius 28:19-20, Yesus memerintahkan:"Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku."
Baca Juga: Kristus, Anak Domba Allah yang Menyelamatkan (Yohanes 1:29)
John Calvin mencatat bahwa pemberitaan Injil adalah sarana yang Allah gunakan untuk mengungkapkan kuasa-Nya kepada dunia dan membawa lebih banyak orang kepada keselamatan.
5. Tantangan dalam Memahami Kuasa Allah untuk Keselamatan
a. Ketidakpercayaan dan Penolakan Injil
Paulus menyebut Injil sebagai kebodohan bagi mereka yang binasa (1 Korintus 1:18). Banyak orang menolak Injil karena kebutaan rohani yang disebabkan oleh dosa.
b. Ketergantungan pada Usaha Manusia
Sebagian orang mencoba mencari keselamatan melalui usaha manusia, seperti perbuatan baik atau ritual keagamaan. Efesus 2:8-9 menegaskan:"Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu."
c. Pergumulan dengan Dosa
Meskipun telah diselamatkan, orang percaya masih berjuang melawan dosa dalam hidup mereka. Dalam Roma 7:19, Paulus berkata:"Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, tetapi apa yang aku benci, itulah yang aku perbuat."
Kesimpulan: Kuasa Allah untuk Keselamatan
Kuasa Allah untuk keselamatan adalah inti dari Injil dan inti dari kehidupan Kristen. Dalam teologi Reformed, keselamatan manusia sepenuhnya adalah hasil karya Allah, dimulai dari pemilihan kekal-Nya, karya penebusan Kristus, hingga transformasi yang dikerjakan oleh Roh Kudus.
Sebagaimana Roma 1:16 menegaskan:"Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya."
"Segala kemuliaan bagi Allah yang dengan kuasa-Nya membawa umat-Nya dari kematian kepada hidup dan menjadikan mereka waris Kerajaan-Nya yang kekal."