Kristus, Anak Domba Allah yang Menyelamatkan (Yohanes 1:29)
Pendahuluan:
"Pada keesokan harinya Yohanes melihat Yesus datang kepadanya dan berkata: 'Lihatlah Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia.'"(Yohanes 1:29)
Frasa "Anak Domba Allah" adalah salah satu gambaran paling indah dan kaya makna tentang Yesus Kristus dalam Alkitab. Istilah ini menghubungkan karya Kristus dengan seluruh narasi penebusan, dari Perjanjian Lama hingga Perjanjian Baru. Dalam teologi Reformed, Kristus sebagai Anak Domba Allah dilihat sebagai pemenuhan dari semua simbol dan nubuat Perjanjian Lama tentang pengorbanan, yang puncaknya terwujud dalam karya penebusan di kayu salib. Artikel ini akan membahas makna teologis dari "Anak Domba Allah," relevansinya dalam teologi Reformed, dan implikasinya bagi kehidupan Kristen.
1. Konsep Anak Domba dalam Perjanjian Lama
a. Korban Anak Domba sebagai Penebusan Dosa
Dalam Perjanjian Lama, anak domba sering digunakan sebagai korban untuk menebus dosa. Dalam Imamat 4:32-35, Allah memerintahkan bangsa Israel untuk mempersembahkan anak domba sebagai korban penghapus dosa.
John Calvin menjelaskan bahwa korban anak domba melambangkan kebutuhan umat manusia akan pendamaian dengan Allah. Namun, korban ini bersifat sementara dan menunjuk kepada korban yang sempurna, yaitu Kristus.
b. Anak Domba Paskah
Salah satu gambaran terpenting tentang anak domba dalam Perjanjian Lama adalah anak domba Paskah. Dalam Keluaran 12, Allah memerintahkan umat Israel untuk menyembelih anak domba tanpa cacat dan mengoleskan darahnya pada ambang pintu sebagai tanda perlindungan dari tulah kematian.
Teologi Reformed melihat anak domba Paskah sebagai bayangan Kristus, yang darah-Nya menyelamatkan umat-Nya dari hukuman dosa. Dalam 1 Korintus 5:7, Paulus menyatakan:"Sebab anak domba Paskah kita juga telah disembelih, yaitu Kristus."
c. Nubuat tentang Anak Domba yang Menderita
Dalam Yesaya 53:7, Mesias digambarkan seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian:"Ia dianiaya, tetapi Ia membiarkan diri-Nya ditindas dan tidak membuka mulut-Nya; seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian."
Herman Bavinck mencatat bahwa nubuat ini menunjuk kepada Kristus sebagai Anak Domba Allah yang rela menderita demi menebus dosa umat manusia.
2. Yesus sebagai Anak Domba Allah dalam Perjanjian Baru
a. Pernyataan Yohanes Pembaptis
Dalam Yohanes 1:29, Yohanes Pembaptis menyatakan bahwa Yesus adalah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia. Pernyataan ini menghubungkan seluruh konsep korban dalam Perjanjian Lama dengan karya penebusan Yesus.
John Calvin menjelaskan bahwa Yesus bukan hanya korban biasa, tetapi korban sempurna yang menyelesaikan semua kebutuhan akan pengorbanan darah.
b. Karya Penebusan Kristus di Salib
Yesus sebagai Anak Domba Allah menggenapi semua korban Perjanjian Lama melalui kematian-Nya di kayu salib. Dalam 1 Petrus 1:18-19, Petrus menulis:"Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia... dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat."
R. C. Sproul menekankan bahwa darah Kristus adalah satu-satunya sarana untuk menghapus dosa manusia dan memperdamaikan mereka dengan Allah.
c. Anak Domba yang Bangkit dan Memerintah
Yesus tidak hanya mati sebagai Anak Domba Allah, tetapi juga bangkit dan memerintah sebagai Raja. Dalam Wahyu 5:12, makhluk surgawi menyatakan:"Anak Domba yang disembelih itu layak untuk menerima kuasa, kekayaan, hikmat, kekuatan, hormat, kemuliaan, dan puji-pujian!"
Herman Bavinck mencatat bahwa gambaran Anak Domba dalam Wahyu menunjukkan kemuliaan Kristus sebagai Penebus dan Raja atas segala sesuatu.
3. Makna Teologis dari Anak Domba Allah
a. Penggenapan Hukum Taurat
Sebagai Anak Domba Allah, Yesus menggenapi hukum Taurat, khususnya sistem korban dalam Perjanjian Lama. Dalam Ibrani 10:10, penulis Ibrani menulis:"Dan karena kehendak-Nya inilah kita telah dikuduskan satu kali untuk selama-lamanya oleh persembahan tubuh Yesus Kristus."
John Calvin menjelaskan bahwa karya Kristus menghapus kebutuhan akan korban darah karena Dia adalah korban yang sempurna dan final.
b. Penebusan yang Universal
Frasa "menghapus dosa dunia" dalam Yohanes 1:29 menunjukkan bahwa karya penebusan Kristus mencakup semua orang dari segala bangsa yang percaya kepada-Nya. Dalam Wahyu 7:9-10, orang-orang dari setiap suku, bahasa, dan bangsa memuji Anak Domba.
Herman Bavinck menekankan bahwa penebusan Kristus tidak dibatasi oleh batas geografis atau etnis, tetapi ditawarkan kepada semua orang yang dipanggil oleh Allah.
c. Kekudusan Allah dan Kasih-Nya
Anak Domba Allah menggambarkan bagaimana kekudusan Allah bertemu dengan kasih-Nya. Allah yang kudus tidak dapat mengabaikan dosa, tetapi Dia juga menunjukkan kasih-Nya dengan menyediakan Anak Domba sebagai pengganti.
R. C. Sproul menyatakan bahwa salib adalah tempat di mana keadilan dan kasih Allah bertemu secara sempurna.
4. Implikasi bagi Kehidupan Kristen
a. Hidup dalam Syukur
Menyadari bahwa Kristus adalah Anak Domba Allah yang telah menebus dosa-dosa kita seharusnya membawa orang percaya kepada hidup yang penuh syukur. Dalam Mazmur 103:2, kita diingatkan:
"Pujilah TUHAN, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya."
b. Hidup dalam Kekudusan
Sebagai orang yang telah ditebus oleh darah Anak Domba, orang percaya dipanggil untuk hidup dalam kekudusan. Dalam 1 Petrus 1:15-16, Petrus berkata:"Tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang memanggil kamu adalah kudus."
John Calvin menjelaskan bahwa hidup dalam kekudusan adalah respons yang wajar dari orang yang telah menerima kasih karunia Allah.
c. Bersaksi tentang Kristus
Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk memberitakan kabar baik tentang Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia. Dalam Matius 28:19-20, Yesus memerintahkan:"Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku."
Baca Juga: Keselamatan Jiwa: Markus 8:36
Herman Bavinck menekankan bahwa kesaksian tentang Kristus adalah bagian integral dari panggilan hidup orang percaya.
Kesimpulan: Kristus, Anak Domba Allah yang Menyelamatkan
Yesus sebagai Anak Domba Allah adalah inti dari Injil. Dia adalah penggenapan semua korban dalam Perjanjian Lama, Penebus dosa dunia, dan Raja yang memerintah dengan kemuliaan. Dalam teologi Reformed, pengenalan akan Kristus sebagai Anak Domba Allah membawa orang percaya kepada kehidupan yang dipenuhi dengan syukur, kekudusan, dan keberanian untuk bersaksi.
Sebagaimana Wahyu 5:13 menyatakan:"Bagi Dia yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba, adalah puji-pujian dan hormat dan kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya!"
"Segala kemuliaan bagi Kristus, Anak Domba Allah, yang telah menghapus dosa dunia dan memerintah dengan keadilan dan kasih-Nya yang kekal."