Dibenarkan oleh Kasih Karunia: Roma 3:24
Pengantar:
"Dan dibenarkan dengan cuma-cuma oleh kasih karunia-Nya melalui penebusan yang ada dalam Yesus Kristus;" (Roma 3:24, AYT)
Pendahuluan
Roma 3:24 adalah bagian penting dalam surat Paulus kepada jemaat di Roma, yang membahas inti dari Injil: pembenaran oleh kasih karunia melalui iman kepada Yesus Kristus. Ayat ini sering dianggap sebagai landasan doktrin keselamatan dalam teologi Reformed. Doktrin ini menjelaskan bahwa manusia, yang berdosa dan terpisah dari Allah, dibenarkan bukan oleh usaha atau pekerjaan mereka sendiri, melainkan oleh kasih karunia Allah yang dinyatakan melalui karya penebusan Kristus di salib.
Dalam artikel ini, kita akan menguraikan makna mendalam dari Roma 3:24 berdasarkan pandangan beberapa pakar teologi Reformed, dengan menjelaskan konteks historis, konsep teologis pembenaran, kasih karunia, dan penebusan, serta implikasinya bagi kehidupan Kristen.
Konteks Roma 3:24
Surat Roma ditulis oleh Paulus untuk jemaat di Roma yang terdiri dari orang Yahudi dan non-Yahudi. Dalam pasal 1-3, Paulus membangun argumen tentang dosa universal manusia. Dalam Roma 3:23, Paulus menyatakan bahwa "semua orang telah berbuat dosa dan kehilangan kemuliaan Allah." Ayat ini menegaskan bahwa tidak ada satu pun manusia yang mampu mencapai standar kekudusan Allah.
Namun, dalam Roma 3:24, Paulus menyampaikan berita pengharapan: manusia yang berdosa dapat dibenarkan oleh kasih karunia Allah. Ayat ini merupakan inti dari doktrin pembenaran dalam teologi Reformed, yang menekankan bahwa keselamatan adalah anugerah Allah semata, tanpa campur tangan usaha manusia.
Analisis Teologis Roma 3:24
1. "Dibenarkan dengan cuma-cuma"
Kata "dibenarkan" (Yunani: dikaioo) berarti dinyatakan benar atau dibebaskan dari hukuman dosa. Menurut doktrin Reformed, pembenaran bukanlah proses, melainkan tindakan Allah yang bersifat legal, di mana orang berdosa dinyatakan benar di hadapan Allah karena karya Kristus.
Pandangan John Calvin
Calvin menekankan bahwa pembenaran adalah pemberian cuma-cuma dari Allah, bukan hasil dari usaha manusia. Dalam komentarnya, ia menyatakan: "Allah membenarkan kita bukan karena perbuatan baik kita, tetapi semata-mata karena kebenaran Kristus yang diperhitungkan kepada kita." Pembenaran adalah tindakan anugerah Allah yang menghilangkan dosa dan memberikan kebenaran Kristus kepada orang percaya.Keselamatan adalah Pemberian, Bukan Hasil Usaha
Kata "cuma-cuma" menegaskan bahwa pembenaran tidak dapat dibeli atau diperoleh melalui usaha manusia. Hal ini bertentangan dengan pemahaman legalistik bahwa perbuatan baik dapat membawa keselamatan. Teolog R.C. Sproul menjelaskan bahwa "cuma-cuma" berarti pembenaran adalah hadiah dari Allah yang tidak dapat diperoleh atau diminta berdasarkan hak manusia.
2. "Oleh kasih karunia-Nya"
Kasih karunia (Yunani: charis) adalah pemberian Allah yang tidak layak diterima oleh manusia. Dalam teologi Reformed, kasih karunia adalah dasar dari keselamatan. Allah tidak dibebani kewajiban untuk menyelamatkan manusia, tetapi Ia melakukannya karena kasih dan belas kasihan-Nya.
Sifat Kasih Karunia Allah
Kasih karunia adalah inisiatif Allah. Menurut teolog Herman Bavinck, kasih karunia adalah tindakan kasih Allah yang tidak tergantung pada respons manusia. Allah, dalam kasih-Nya, memilih untuk menyelamatkan orang berdosa, meskipun mereka tidak layak.Konsep Kasih Karunia dalam Teologi Reformed
Dalam pandangan Reformed, kasih karunia adalah "unmerited favor" (pemberian yang tidak layak). John Murray menulis bahwa kasih karunia Allah memulihkan hubungan antara manusia dan Allah yang terputus akibat dosa. Kasih karunia juga menegaskan bahwa keselamatan adalah karya Allah sepenuhnya, tanpa campur tangan kehendak bebas manusia.
3. "Melalui penebusan yang ada dalam Yesus Kristus"
Penebusan (Yunani: apolutrosis) mengacu pada pembebasan dari perbudakan dosa melalui pembayaran harga tebusan. Dalam konteks ini, Yesus Kristus adalah tebusan bagi manusia yang berdosa. Pengorbanan-Nya di kayu salib membayar harga dosa, membebaskan manusia dari penghukuman.
Yesus sebagai Penebus
Dalam teologi Reformed, Yesus Kristus adalah pusat dari penebusan. Ia menggantikan manusia di kayu salib, menanggung hukuman dosa, dan memberikan kebenaran-Nya kepada orang percaya. Menurut Louis Berkhof, penebusan Kristus adalah tindakan substitusi, di mana Kristus mati menggantikan orang berdosa.Karya Penebusan Kristus
Penebusan Kristus melibatkan dua aspek utama:- Pengampunan dosa: Hukuman dosa dibayar sepenuhnya melalui kematian Kristus. Allah yang adil tidak mengabaikan dosa, tetapi menghukumnya dalam Kristus.
- Kebenaran Kristus diperhitungkan: Orang percaya menerima kebenaran Kristus sebagai jubah kebenaran mereka, sehingga mereka dapat berdiri benar di hadapan Allah.
Perspektif Pakar Teologi Reformed
1. John Calvin
Calvin menekankan doktrin pembenaran oleh iman sebagai inti dari Injil. Dalam pandangannya, pembenaran adalah tindakan Allah yang memindahkan status orang berdosa dari terhukum menjadi benar. Ia menegaskan bahwa pembenaran hanya dimungkinkan melalui kasih karunia Allah yang dinyatakan dalam Yesus Kristus.
2. Martin Luther
Luther, meskipun bukan Reformed secara teknis, memengaruhi pemikiran Reformed tentang pembenaran. Ia menyatakan bahwa pembenaran adalah "sola gratia" (oleh kasih karunia saja) dan "sola fide" (oleh iman saja). Karya Kristus di kayu salib adalah dasar keselamatan, dan manusia hanya dapat menerimanya melalui iman.
3. R.C. Sproul
Sproul menyoroti bahwa Roma 3:24 adalah ayat yang mendobrak pemikiran legalistik tentang keselamatan. Ia menjelaskan bahwa pembenaran bukanlah hasil kerja sama antara Allah dan manusia, tetapi karya Allah sepenuhnya. Kasih karunia adalah pemberian sepihak Allah kepada orang yang tidak layak.
Implikasi Teologis
1. Keselamatan adalah Anugerah, Bukan Usaha
Roma 3:24 menegaskan bahwa keselamatan adalah pemberian Allah yang tidak dapat diperoleh melalui usaha manusia. Ini menghilangkan dasar untuk kesombongan atau kebanggaan diri dalam hal keselamatan.
2. Karya Kristus adalah Pusat Keselamatan
Penebusan oleh Kristus adalah dasar dari hubungan manusia dengan Allah. Semua upaya untuk mendekati Allah harus didasarkan pada karya Kristus, bukan pada kebaikan atau perbuatan manusia.
3. Kasih Karunia Membebaskan dari Ketakutan
Orang percaya tidak perlu hidup dalam ketakutan akan penghukuman dosa, karena Kristus telah membayar harga dosa. Kasih karunia memberikan kebebasan dan sukacita dalam menjalani kehidupan Kristen.
Relevansi Roma 3:24 bagi Kehidupan Kristen
1. Hidup dengan Rasa Syukur
Orang percaya dipanggil untuk hidup dengan rasa syukur atas kasih karunia Allah. Keselamatan yang diberikan cuma-cuma seharusnya mendorong kita untuk menyembah dan memuliakan Allah.
2. Kesadaran akan Ketergantungan pada Allah
Roma 3:24 mengingatkan kita bahwa kita sepenuhnya bergantung pada Allah untuk keselamatan kita. Hal ini mengajarkan kerendahan hati dan ketaatan kepada kehendak Allah.
3. Meninggalkan Legalisme
Pengajaran tentang pembenaran oleh kasih karunia membebaskan orang percaya dari legalisme, yaitu pandangan bahwa perbuatan baik dapat membawa keselamatan. Sebaliknya, perbuatan baik adalah respons syukur atas kasih karunia Allah.
Kesimpulan
Roma 3:24 adalah inti dari Injil dan fondasi dari teologi Reformed. Ayat ini mengajarkan bahwa manusia dibenarkan oleh kasih karunia Allah melalui penebusan Kristus, tanpa campur tangan usaha manusia. Pandangan para teolog Reformed seperti Calvin, Luther, dan Sproul menegaskan bahwa pembenaran adalah karya Allah sepenuhnya, yang diberikan kepada orang berdosa sebagai anugerah.
Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk merespons kasih karunia Allah dengan iman, ketaatan, dan rasa syukur. Roma 3:24 mengingatkan kita bahwa keselamatan adalah pemberian yang cuma-cuma, tetapi diberikan dengan harga yang mahal, yaitu pengorbanan Kristus di kayu salib.