Doa Bapa Kami sebagai Pola Doa dan Hidup

Doa Bapa Kami sebagai Pola Doa dan Hidup

 Pengantar:

"Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga. Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya; dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat."

(Matius 6:9-13)

Doa Bapa Kami, yang diajarkan oleh Yesus Kristus dalam Khotbah di Bukit, adalah salah satu teks Alkitab yang paling sering diucapkan dan dikenal di seluruh dunia Kristen. Dalam teologi Reformed, doa ini dipahami bukan hanya sebagai pola doa, tetapi juga sebagai pengajaran mendalam tentang hubungan antara Allah dan manusia, prioritas rohani, dan kehidupan dalam kerajaan Allah. Artikel ini akan mengupas Doa Bapa Kami dalam perspektif teologi Reformed, termasuk konteks alkitabiah, makna dari setiap permohonan, serta aplikasinya dalam kehidupan orang percaya.

1. Doa Bapa Kami: Konteks Alkitabiah

a. Diajar oleh Kristus

Doa Bapa Kami ditemukan dalam dua tempat dalam Alkitab: Matius 6:9-13 dan Lukas 11:2-4. Dalam Injil Matius, doa ini diajarkan sebagai bagian dari Khotbah di Bukit, di mana Yesus mengajarkan murid-murid-Nya tentang kehidupan yang berkenan kepada Allah.

John Calvin menekankan bahwa Doa Bapa Kami diajarkan oleh Kristus sebagai pola doa yang sempurna, di mana segala kebutuhan manusia dan kehendak Allah terintegrasi dalam bentuk yang sederhana namun mendalam.

b. Kontras dengan Doa Farisi dan Penyembah Berhala

Yesus mengajarkan Doa Bapa Kami dalam konteks kritik terhadap doa yang dilakukan oleh orang Farisi dan penyembah berhala. Dalam Matius 6:7-8, Yesus berkata:"Dan apabila kamu berdoa, janganlah bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah."

R. C. Sproul mencatat bahwa doa orang Farisi sering berfokus pada penampilan luar dan penghormatan dari manusia, sementara doa penyembah berhala cenderung panjang dan berulang tanpa pemahaman yang benar tentang Allah. Sebaliknya, Doa Bapa Kami adalah doa yang sederhana, tulus, dan langsung kepada Allah.

2. Struktur Doa Bapa Kami: Tujuh Permohonan Utama

Doa Bapa Kami terdiri dari tujuh permohonan, yang dapat dibagi menjadi dua bagian besar: permohonan yang berfokus pada Allah (permohonan 1-3) dan permohonan yang berkaitan dengan kebutuhan manusia (permohonan 4-7).

a. Permohonan Pertama: Dikuduskanlah Nama-Mu

"Dikuduskanlah nama-Mu."
Permohonan pertama ini adalah seruan agar nama Allah dimuliakan, dihormati, dan diakui sebagai kudus. Dalam teologi Reformed, nama Allah mencerminkan karakter dan keberadaan-Nya yang kudus.

Herman Bavinck mencatat bahwa permohonan ini menunjukkan prioritas utama dalam doa: kemuliaan Allah. Orang percaya dipanggil untuk hidup dalam cara yang memuliakan nama Allah di setiap aspek kehidupan mereka.

b. Permohonan Kedua: Datanglah Kerajaan-Mu

"Datanglah Kerajaan-Mu."
Permohonan ini mengungkapkan kerinduan akan pemerintahan Allah yang sempurna di bumi seperti di surga. Dalam teologi Reformed, kerajaan Allah dipahami sebagai pemerintahan Allah yang sedang berlangsung melalui Kristus, tetapi akan mencapai kepenuhannya pada kedatangan-Nya yang kedua kali.

John Calvin menekankan bahwa doa ini adalah panggilan bagi orang percaya untuk tunduk kepada kehendak Allah dan aktif terlibat dalam misi kerajaan-Nya di dunia.

c. Permohonan Ketiga: Jadilah Kehendak-Mu

"Jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga."
Permohonan ini menekankan ketaatan kepada kehendak Allah, baik di surga maupun di bumi. Dalam teologi Reformed, kehendak Allah mencakup kehendak yang dinyatakan dalam firman-Nya dan kehendak-Nya yang berdaulat atas segala sesuatu.

R. C. Sproul mencatat bahwa doa ini adalah pengakuan bahwa kehendak Allah selalu yang terbaik, bahkan ketika itu sulit dipahami oleh manusia.

d. Permohonan Keempat: Berikanlah Kami Makanan Kami yang Secukupnya

"Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya."
Permohonan ini mengajarkan ketergantungan manusia pada Allah untuk kebutuhan sehari-hari. Dalam teologi Reformed, ini mencakup kebutuhan fisik, tetapi juga menunjuk pada kebutuhan rohani yang dipenuhi melalui firman Allah.

John Calvin menekankan bahwa permohonan ini mengajarkan rasa syukur dan kepercayaan kepada Allah sebagai pemberi segala sesuatu.

e. Permohonan Kelima: Ampunilah Kami

"Ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami."
Permohonan ini menekankan pentingnya pengampunan dosa dalam hubungan dengan Allah dan sesama. Dalam teologi Reformed, pengampunan adalah anugerah Allah yang hanya mungkin melalui karya Kristus di salib.

Herman Bavinck mencatat bahwa pengampunan dari Allah memampukan orang percaya untuk mengampuni sesama, mencerminkan kasih dan anugerah yang telah mereka terima.

f. Permohonan Keenam: Janganlah Membawa Kami ke dalam Pencobaan

"Janganlah membawa kami ke dalam pencobaan."
Permohonan ini adalah seruan agar Allah melindungi orang percaya dari pencobaan dan dosa. Dalam teologi Reformed, pencobaan dipahami sebagai ujian yang diizinkan Allah untuk menguatkan iman, tetapi juga sebagai godaan yang berasal dari Iblis.

R. C. Sproul menekankan bahwa doa ini menunjukkan kesadaran akan kelemahan manusia dan kebutuhan akan perlindungan Allah dari dosa.

g. Permohonan Ketujuh: Lepaskanlah Kami dari yang Jahat

"Lepaskanlah kami dari pada yang jahat."
Permohonan terakhir ini adalah permintaan untuk pembebasan dari kuasa Iblis dan segala kejahatan. Dalam teologi Reformed, ini juga mencakup pengharapan akan kemenangan akhir Kristus atas segala kejahatan.

John Calvin mencatat bahwa permohonan ini mengungkapkan pengharapan akan pemeliharaan Allah yang terus-menerus bagi umat-Nya dalam dunia yang penuh dengan kejahatan.

3. Doa Bapa Kami dan Hubungan dengan Teologi Reformed

a. Fokus pada Kemuliaan Allah

Teologi Reformed menekankan bahwa tujuan utama dari Doa Bapa Kami adalah kemuliaan Allah. Permohonan-permohonan pertama menunjukkan prioritas untuk memuliakan nama Allah, menyebarkan kerajaan-Nya, dan melaksanakan kehendak-Nya.

b. Ketergantungan pada Anugerah Allah

Doa Bapa Kami menunjukkan ketergantungan penuh manusia pada anugerah Allah, baik untuk kebutuhan fisik, pengampunan dosa, maupun perlindungan dari dosa dan kejahatan.

c. Kehidupan dalam Kerajaan Allah

Teologi Reformed memahami Doa Bapa Kami sebagai seruan bagi orang percaya untuk hidup sebagai warga kerajaan Allah, tunduk kepada kehendak-Nya, dan berpartisipasi dalam misi-Nya di dunia.

4. Aplikasi Doa Bapa Kami dalam Kehidupan Orang Percaya

a. Pola Doa yang Seimbang

Doa Bapa Kami memberikan pola doa yang mencakup pujian, pengakuan dosa, permohonan, dan penyerahan diri. Orang percaya diajak untuk berdoa dengan hati yang tulus dan fokus pada kehendak Allah.

b. Hidup dalam Kasih Karunia dan Pengampunan

Permohonan tentang pengampunan mengingatkan orang percaya untuk hidup dalam kasih karunia, baik dalam hubungan dengan Allah maupun sesama.

c. Kesadaran akan Ketergantungan pada Allah

Doa ini mengajarkan bahwa segala sesuatu berasal dari Allah, sehingga orang percaya harus hidup dalam rasa syukur dan iman kepada-Nya.

Kesimpulan: Doa Bapa Kami sebagai Pola Doa dan Hidup

Doa Bapa Kami adalah pengajaran yang mendalam tentang hubungan dengan Allah dan prioritas rohani orang percaya. Dalam teologi Reformed, doa ini dipahami sebagai pola doa yang sempurna, yang mencerminkan kasih karunia Allah, kedaulatan-Nya, dan panggilan untuk hidup dalam kerajaan-Nya.

Sebagaimana Yesus mengajarkan murid-murid-Nya untuk berdoa, demikian pula orang percaya diundang untuk berkomunikasi dengan Allah melalui doa yang berakar pada iman, pengharapan, dan kasih.

"Segala kemuliaan bagi Allah yang telah mengajarkan kita untuk datang kepada-Nya sebagai Bapa, memohon, memuliakan, dan hidup dalam kasih karunia-Nya."

Next Post Previous Post