Doa Syafaat Yesus Tuhan Kita
Pengantar:
Doa Yesus dalam Yohanes 17, yang sering disebut sebagai Doa Syafaat Imam Besar atau Our Lord’s Intercessory Prayer, adalah salah satu bagian Alkitab yang paling mendalam dan penuh pengajaran teologis. Dalam doa ini, Yesus tidak hanya menunjukkan hubungan-Nya yang intim dengan Bapa, tetapi juga berdoa bagi murid-murid-Nya dan semua orang percaya sepanjang masa. Dalam teologi Reformed, doa ini dipahami sebagai puncak dari pelayanan Yesus sebagai Imam Besar, yang mencerminkan kasih-Nya yang kekal, otoritas-Nya sebagai Anak Allah, dan tujuan keselamatan yang kekal. Artikel ini akan mengeksplorasi doa syafaat Yesus berdasarkan pandangan teologi Reformed, serta implikasinya bagi iman dan kehidupan orang percaya.
1. Konteks Doa Syafaat Yesus
Doa Yesus dalam Yohanes 17 terjadi pada malam sebelum penyaliban-Nya. Dalam bagian ini, Yesus mempersiapkan diri-Nya untuk menghadapi salib, tetapi juga mempersiapkan murid-murid-Nya untuk melanjutkan misi-Nya setelah Dia kembali kepada Bapa.
Dalam Yohanes 17:1-2, Yesus berkata:"Ya Bapa, telah tiba saatnya: permuliakanlah Anak-Mu, supaya Anak-Mu mempermuliakan Engkau. Sama seperti Engkau telah memberikan kuasa kepada-Nya atas segala yang hidup, demikian pula Ia akan memberikan hidup yang kekal kepada semua yang telah Engkau berikan kepada-Nya."
John Calvin menekankan bahwa permintaan Yesus untuk dimuliakan bukanlah keegoisan, tetapi untuk menyatakan kemuliaan Bapa melalui karya penebusan-Nya. Dalam teologi Reformed, doa ini mencerminkan misi Yesus untuk menyatakan kasih Allah kepada dunia melalui salib dan kebangkitan-Nya.
2. Struktur Doa Syafaat Yesus
Doa syafaat Yesus dapat dibagi menjadi tiga bagian utama:
a. Doa untuk Diri-Nya (Yohanes 17:1-5)
Yesus memulai doa-Nya dengan meminta Bapa untuk mempermuliakan Dia agar Dia dapat mempermuliakan Bapa.
Dalam Yohanes 17:5, Yesus berkata:"Dan sekarang, ya Bapa, permuliakanlah Aku di hadirat-Mu sendiri dengan kemuliaan yang Kumiliki di hadirat-Mu sebelum dunia ada."
Teolog Reformed seperti R. C. Sproul menekankan bahwa permohonan ini menunjukkan keilahian Yesus dan keberadaan-Nya yang kekal bersama Bapa. Yesus tidak meminta kemuliaan baru, tetapi pengembalian kemuliaan yang telah Dia miliki sebelum inkarnasi.
b. Doa untuk Murid-Murid-Nya (Yohanes 17:6-19)
Yesus kemudian berdoa secara khusus untuk murid-murid-Nya, yang telah dipilih oleh Bapa dan diberikan kepada-Nya.
Dalam Yohanes 17:11, Yesus berkata:"Dan Aku tidak lagi berada di dalam dunia, tetapi mereka masih ada di dalam dunia, dan Aku datang kepada-Mu. Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita adalah satu."
John Calvin menjelaskan bahwa doa Yesus untuk perlindungan dan kesatuan murid-murid-Nya mencerminkan kasih-Nya yang mendalam bagi mereka. Dalam teologi Reformed, kesatuan yang dimaksud bukan hanya kesatuan organisatoris, tetapi kesatuan rohani yang berakar pada persekutuan dengan Allah.
c. Doa untuk Semua Orang Percaya (Yohanes 17:20-26)
Bagian terakhir dari doa Yesus adalah untuk semua orang percaya di sepanjang zaman, termasuk kita hari ini.
Dalam Yohanes 17:20-21, Yesus berdoa:"Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka; supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku."
Herman Bavinck menekankan bahwa doa ini menunjukkan misi universal Injil dan panggilan orang percaya untuk bersatu dalam kasih dan kebenaran. Kesatuan orang percaya adalah kesaksian kepada dunia tentang kasih Allah yang dinyatakan dalam Kristus.
3. Tema Utama dalam Doa Syafaat Yesus
a. Kemuliaan Allah
Kemuliaan Allah adalah tema utama dalam doa Yesus. Dalam Yohanes 17:1, Yesus berdoa agar Bapa dimuliakan melalui ketaatan-Nya yang sempurna hingga mati di kayu salib.
Teologi Reformed menekankan bahwa seluruh hidup dan misi Yesus berpusat pada memuliakan Allah. John Piper menggambarkan kemuliaan Allah sebagai tujuan tertinggi dari segala sesuatu, termasuk karya penebusan Kristus.
b. Kasih dan Pemeliharaan Allah
Yesus berdoa agar murid-murid-Nya dilindungi dan dipelihara dalam kasih Allah. Dalam Yohanes 17:15, Yesus berkata:"Aku tidak meminta, supaya Engkau mengambil mereka dari dunia, tetapi supaya Engkau melindungi mereka dari yang jahat."
R. C. Sproul menekankan bahwa doa ini menunjukkan kasih Yesus yang melindungi umat-Nya dari ancaman spiritual, meskipun mereka tetap berada di dunia yang penuh dosa.
c. Kesatuan Orang Percaya
Yesus berdoa agar semua orang percaya menjadi satu, seperti kesatuan antara Bapa dan Anak. Kesatuan ini bukan hanya kesepakatan lahiriah, tetapi persekutuan yang dalam dengan Allah.
Herman Bavinck mencatat bahwa kesatuan orang percaya adalah tanda dari pekerjaan Roh Kudus, yang membawa orang percaya ke dalam persekutuan dengan Allah dan satu sama lain.
d. Kehidupan Kekal
Yesus mendefinisikan kehidupan kekal dalam Yohanes 17:3:"Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus."
John Calvin menjelaskan bahwa kehidupan kekal adalah pengetahuan yang intim tentang Allah melalui hubungan dengan Kristus. Dalam teologi Reformed, kehidupan kekal dimulai sejak orang percaya dipersatukan dengan Kristus dan mencapai penggenapan penuh di surga.
4. Implikasi Doa Syafaat Yesus bagi Orang Percaya
a. Jaminan Keselamatan
Doa Yesus menunjukkan bahwa keselamatan orang percaya berada di tangan Allah yang setia. Dalam Yohanes 17:12, Yesus berkata:"Selama Aku bersama mereka, Aku memelihara mereka dalam nama-Mu."
Herman Bavinck menekankan bahwa Allah yang memulai pekerjaan keselamatan juga akan menyelesaikannya. Ini memberikan keyakinan kepada orang percaya bahwa mereka aman dalam kasih dan kuasa Allah.
b. Panggilan untuk Hidup dalam Kesatuan
Kesatuan orang percaya adalah salah satu tema utama dalam doa Yesus. Teologi Reformed menekankan pentingnya hidup dalam kasih dan kerendahan hati, sebagai kesaksian kepada dunia tentang Injil.
c. Kehidupan yang Memuliakan Allah
Doa Yesus mengingatkan orang percaya bahwa tujuan utama hidup adalah memuliakan Allah. 1 Korintus 10:31 berkata:"Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah."
5. Yesus sebagai Imam Besar yang Kekal
Doa Yesus dalam Yohanes 17 mencerminkan peran-Nya sebagai Imam Besar yang berdoa bagi umat-Nya. Dalam Ibrani 7:25, dikatakan:"Karena itu Ia sanggup juga menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang oleh Dia datang kepada Allah. Sebab Ia hidup senantiasa untuk menjadi Pengantara mereka."
Teologi Reformed menekankan bahwa Yesus terus-menerus menjadi Pengantara bagi umat-Nya di hadapan Allah, memberikan penghiburan dan kekuatan bagi mereka yang percaya kepada-Nya.
Kesimpulan: Doa Syafaat Yesus sebagai Dasar Pengharapan
Doa syafaat Yesus dalam Yohanes 17 adalah salah satu bagian yang paling indah dalam Alkitab, yang menunjukkan kasih-Nya yang mendalam kepada umat-Nya dan tujuan kekal Allah untuk menyelamatkan mereka.
Sebagaimana Yohanes 17:24 menyatakan:"Ya Bapa, Aku mau, supaya di mana Aku berada, mereka juga berada bersama-sama dengan Aku."
Doa ini memberikan jaminan keselamatan, pengharapan akan kehidupan kekal, dan panggilan untuk hidup yang memuliakan Allah. "Segala kemuliaan bagi Tuhan Yesus Kristus, Imam Besar kita yang kekal, yang berdoa bagi umat-Nya dan membawa mereka kepada kemuliaan kekal."