Ibrani 10:32-37: Nasihat untuk Kesabaran, Iman, dan Ketekunan

Ibrani 10:32-37: Nasihat untuk Kesabaran, Iman, dan Ketekunan

Pendahuluan:

Kitab Ibrani 10:32-37 menyajikan pesan yang sangat relevan bagi kehidupan orang percaya, khususnya dalam menghadapi tantangan iman dan penderitaan. Dalam bagian ini, penulis Ibrani mengingatkan jemaat Kristen untuk tetap sabar, terus beriman, dan bertahan di tengah kesulitan. Ayat-ayat ini menjadi pengingat bagi setiap orang percaya bahwa perjalanan iman sering kali melibatkan pergumulan yang membutuhkan ketekunan, dengan pengharapan akan upah ilahi yang dijanjikan oleh Allah. Artikel ini akan menguraikan makna teks ini, menghubungkannya dengan pandangan beberapa teolog Reformed, dan memberikan aplikasi praktis bagi pembaca.

Teks Ibrani 10:32-37"Ingatlah akan masa yang lalu. Sesudah kamu menerima terang, kamu banyak menderita oleh karena kamu bertahan dalam perjuangan yang berat, baik waktu kamu dijadikan tontonan oleh cercaan dan penderitaan, maupun waktu kamu mengambil bagian dalam penderitaan mereka yang diperlakukan sedemikian. Memang kamu telah turut mengambil bagian dalam penderitaan orang-orang hukuman dan ketika hartamu dirampas, kamu menerima hal itu dengan sukacita, sebab kamu tahu bahwa kamu memiliki harta yang lebih baik dan yang lebih menetap sifatnya. Sebab itu janganlah kamu melepaskan kepercayaanmu, karena besar upah yang menantinya. Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan-Nya. Sebab sedikit, bahkan sangat sedikit waktu lagi, dan Ia yang akan datang, sudah akan ada tanpa menangguhkan kedatangan-Nya."

1. Konteks dan Latar Belakang

Kitab Ibrani ditulis kepada komunitas Kristen yang sedang menghadapi tantangan berat, termasuk penganiayaan, kehilangan harta benda, dan tekanan untuk kembali kepada praktik-praktik agama Yahudi. Ayat-ayat ini merupakan bagian dari peringatan dan dorongan penulis kepada pembaca untuk tetap setia kepada Kristus, Sang Imam Besar, yang telah menyelesaikan karya penebusan.

Menurut John Calvin, dalam komentarnya tentang Ibrani, konteks ini menunjukkan pentingnya mengingat masa lalu iman mereka sebagai dasar untuk bertahan di masa kini. Calvin menulis:
"Penulis Ibrani mengingatkan mereka akan keberanian mereka sebelumnya untuk memperkuat tekad mereka sekarang. Jika mereka telah bertahan di masa lalu, mereka dapat melakukannya lagi di bawah bimbingan dan kasih karunia Allah."

2. Uraian Ayat dan Makna

Ibrani 10:32-33: Mengingat Masa Lalu yang Penuh Perjuangan

Penulis memulai dengan mengingatkan pembaca tentang masa lalu mereka setelah menerima terang (pertobatan). Mereka telah mengalami penderitaan berat, termasuk penghinaan publik dan partisipasi dalam penderitaan orang lain.

Dalam tradisi Reformed, "menerima terang" merujuk pada momen di mana seseorang diselamatkan dan diberikan pemahaman tentang Injil. Louis Berkhof, dalam Systematic Theology, menjelaskan bahwa terang ini adalah karya Roh Kudus yang membawa seseorang dari kegelapan dosa ke dalam terang kebenaran Allah (Yohanes 8:12).

Herman Bavinck juga menyoroti bahwa penderitaan yang dialami setelah menerima terang adalah bagian dari kehidupan orang percaya yang hidup di dunia yang telah jatuh dalam dosa. Ia menulis:
"Penderitaan orang percaya adalah tanda bahwa mereka mengikuti jejak Kristus, yang juga menderita demi kebenaran."

Ibrani 10:34: Sukacita dalam Kehilangan

Ayat ini mencatat respons luar biasa dari jemaat: mereka menerima perampasan harta benda mereka dengan sukacita karena mereka memiliki pengharapan akan harta yang lebih baik di surga.

R.C. Sproul dalam The Holiness of God menekankan bahwa pengharapan ini adalah hasil dari iman yang kokoh. Ia menulis:"Orang percaya dapat menghadapi kehilangan duniawi dengan sukacita karena mereka tahu bahwa apa yang dijanjikan Allah jauh lebih mulia daripada apa yang ditawarkan dunia."

Ayat ini mengingatkan kita akan Matius 6:19-21, di mana Yesus mengajarkan untuk mengumpulkan harta di surga, bukan di bumi.

Ibrani 10:35: Jangan Melepaskan Kepercayaan

Penulis kemudian memberikan peringatan yang kuat: "Janganlah kamu melepaskan kepercayaanmu, karena besar upah yang menantinya."

Calvin melihat ayat ini sebagai dorongan untuk tetap teguh dalam iman, meskipun godaan untuk menyerah sangat besar. Ia menulis:"Iman bukanlah sesuatu yang harus dilepaskan ketika kesulitan datang; sebaliknya, itu harus menjadi jangkar yang menahan kita dalam badai."

Pentingnya upah juga ditekankan di sini. Dalam teologi Reformed, upah ini bukanlah hasil dari perbuatan manusia, tetapi anugerah Allah yang diberikan kepada mereka yang bertahan dalam iman. Herman Bavinck menekankan bahwa upah ini adalah persekutuan kekal dengan Allah di surga, yang melampaui segala penderitaan duniawi.

Ibrani 10:36: Ketekunan yang Diperlukan untuk Melakukan Kehendak Allah

Ayat ini mengingatkan pembaca bahwa mereka membutuhkan ketekunan untuk melakukan kehendak Allah dan menerima janji-Nya.

Louis Berkhof menjelaskan bahwa ketekunan adalah salah satu tanda sejati dari iman Kristen. Ia menulis:"Ketekunan adalah bukti bahwa seseorang benar-benar telah diselamatkan oleh anugerah Allah, karena mereka yang dipilih Allah akan bertahan sampai akhir."

Penekanan pada "melakukan kehendak Allah" mengingatkan kita bahwa iman sejati selalu menghasilkan ketaatan. R.C. Sproul menegaskan bahwa ketekunan dalam iman dan perbuatan adalah bukti bahwa seseorang memiliki kehidupan baru dalam Kristus.

Ibrani 10:37: Pengharapan akan Kedatangan Kristus

Penulis mengakhiri bagian ini dengan mengingatkan jemaat bahwa Kristus akan segera datang dan menggenapi janji-Nya.

Herman Bavinck, dalam pandangannya tentang eskatologi, menyatakan bahwa pengharapan akan kedatangan Kristus adalah sumber utama kekuatan bagi orang percaya. Ia menulis:"Kesadaran bahwa Kristus akan kembali memberikan perspektif kekal yang memungkinkan orang percaya untuk bertahan di tengah penderitaan."

John Calvin juga menyoroti bahwa keyakinan pada janji kedatangan Kristus bukan hanya tentang waktu, tetapi tentang kepastian bahwa Allah tidak pernah menunda atau gagal dalam memenuhi janji-Nya.

3. Implikasi Teologi dan Kehidupan Praktis

a. Mengingat Kesetiaan Allah di Masa Lalu

Perenungan atas masa lalu, seperti yang didorong dalam Ibrani 10:32, membantu orang percaya untuk mengingat bagaimana Allah telah menopang mereka dalam pergumulan sebelumnya. Hal ini memberikan keyakinan bahwa Allah yang sama akan terus memimpin mereka di masa depan (Mazmur 77:11-12).

b. Sukacita dalam Kehilangan

Sukacita dalam kehilangan, seperti yang terlihat dalam Ibrani 10:34, adalah tanda dari iman yang benar. Orang percaya diajak untuk melihat melampaui harta duniawi dan menempatkan pengharapan mereka pada warisan surgawi yang tidak pernah pudar (1 Petrus 1:4).

c. Ketekunan sebagai Bukti Iman

Ketekunan yang disebutkan dalam Ibrani 10:36 adalah tanda dari keselamatan sejati. Dalam tradisi Reformed, doktrin perseverance of the saints menegaskan bahwa mereka yang sungguh-sungguh diselamatkan akan bertahan dalam iman karena karya Roh Kudus di dalam mereka (Filipi 1:6).

d. Pengharapan pada Kedatangan Kristus

Kedatangan Kristus, seperti yang diuraikan dalam Ibrani 10:37, memberikan perspektif kekal yang memungkinkan orang percaya untuk bertahan di tengah penderitaan. Pengharapan ini menguatkan iman dan memotivasi orang percaya untuk tetap hidup dalam kekudusan.

4. Pandangan Para Teolog Reformed

John Calvin

Calvin memandang bagian ini sebagai dorongan untuk menantang orang percaya agar tidak menyerah di tengah penderitaan. Ia menulis:"Ketika iman kita diuji, kita harus mengingat bahwa Kristus telah mendahului kita dalam penderitaan dan kini menanti kita di sisi kanan Allah."

Herman Bavinck

Bavinck menyoroti bahwa penderitaan adalah bagian dari kehidupan Kristen, tetapi itu tidak sebanding dengan kemuliaan yang akan dinyatakan (Roma 8:18). Ia menulis:"Ketekunan dalam iman tidak hanya membawa kita pada janji-janji Allah, tetapi juga memperdalam persekutuan kita dengan Kristus yang telah menderita bagi kita."

Louis Berkhof

Berkhof menghubungkan bagian ini dengan doktrin pengudusan. Ia menekankan bahwa penderitaan dan ketekunan adalah alat yang digunakan Allah untuk membentuk karakter Kristus dalam diri orang percaya.

R.C. Sproul

Sproul melihat bagian ini sebagai pengingat bahwa iman bukanlah tentang kenyamanan, tetapi tentang kepercayaan kepada Allah yang memegang kendali penuh. Ia menulis:"Kita tidak akan pernah ditinggalkan oleh Allah, bahkan di saat-saat paling sulit. Firman-Nya adalah jaminan bagi kita bahwa upah kita akan besar di surga."

5. Kesimpulan dan Aplikasi

Ibrani 10:32-37 adalah nasihat yang kuat untuk setiap orang percaya agar tetap sabar, beriman, dan tekun di tengah penderitaan. Firman ini mengingatkan kita bahwa:

  1. Mengingat karya Allah di masa lalu dapat memperkuat iman kita di masa kini.
  2. Sukacita dalam kehilangan hanya mungkin terjadi jika kita memiliki perspektif kekekalan yang benar.
  3. Ketekunan dalam iman dan ketaatan adalah bukti keselamatan sejati.
  4. Pengharapan pada kedatangan Kristus memberikan kekuatan untuk bertahan dalam setiap ujian hidup.

Seperti yang dinyatakan dalam Galatia 6:9:"Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah."

Baca Juga: Murtad Berarti Hukuman Kekal: Uraian Ibrani 10:26-31

Kiranya nasihat ini menguatkan kita untuk tetap setia kepada Kristus, yang telah berjanji untuk tidak pernah meninggalkan atau membiarkan kita. Amin.

Next Post Previous Post