Ibrani 11:20: Iman Ishak

Ibrani 11:20: Iman Ishak

Pendahuluan:

Ibrani 11 dikenal sebagai "Galeri Iman" yang mengangkat tokoh-tokoh Alkitab yang hidup berdasarkan iman kepada Allah. Salah satu tokoh yang disebutkan adalah Ishak, putra Abraham. Ibrani 11:20 berbunyi:"Karena iman maka Ishak memberikan berkat kepada Yakub dan Esau mengenai hal-hal yang akan datang."

Bagian ini sering menjadi pusat perenungan dalam tradisi Reformed karena mengungkapkan bagaimana iman yang diwahyukan memainkan peran penting dalam rencana Allah yang kekal. Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi makna ayat ini berdasarkan pandangan beberapa pakar teologi Reformed seperti John Calvin, R.C. Sproul, dan Herman Bavinck.

Konteks Ibrani 11:20

Surat kepada Jemaat Ibrani ditulis untuk orang Kristen Yahudi yang menghadapi penganiayaan dan godaan untuk meninggalkan iman mereka. Penulis kitab ini mendorong mereka untuk tetap teguh dalam iman mereka kepada Yesus Kristus sebagai penggenapan janji Allah.

Ibrani 11 menunjukkan bagaimana tokoh-tokoh Perjanjian Lama hidup dengan iman, meskipun mereka belum menerima penggenapan janji tersebut sepenuhnya. Ishak adalah salah satu contoh nyata dari iman yang diwahyukan.

John Calvin menjelaskan bahwa iman Ishak, meskipun tampak sederhana, mencerminkan ketaatan pada kehendak Allah yang melampaui pengertian manusia. Iman ini terwujud dalam tindakannya saat memberkati Yakub dan Esau.

Penjelasan Ibrani 11:20: Iman Ishak

1. "Karena Iman"
Frasa ini menegaskan bahwa tindakan Ishak tidak hanya didasarkan pada tradisi keluarga atau intuisi manusia, tetapi pada iman kepada Allah.

R.C. Sproul menekankan bahwa iman di sini adalah respons kepada wahyu Allah. Ishak memahami bahwa Allah adalah Pribadi yang memegang kendali atas masa depan, dan melalui iman, ia memberkati anak-anaknya sesuai dengan rencana Allah yang kekal.

Dalam tradisi Reformed, iman bukan hanya percaya secara intelektual, tetapi juga melibatkan kepercayaan total kepada Allah dan janji-janji-Nya. Ishak menunjukkan hal ini dengan mempercayakan masa depan keluarganya kepada kehendak Allah, meskipun ia tidak sepenuhnya memahami semua detail rencana tersebut.

2. Berkat sebagai Instrumen Rencana Allah
Berkat yang diberikan Ishak kepada Yakub dan Esau bukan sekadar tradisi atau simbolisme budaya. Dalam konteks Alkitab, berkat adalah pernyataan kehendak Allah yang memiliki dampak rohani dan profetik.

Herman Bavinck menjelaskan bahwa berkat ini adalah instrumen di mana Allah menyatakan janji-Nya kepada Abraham akan diteruskan melalui garis keturunan tertentu. Ishak, melalui iman, tunduk pada rencana Allah bahkan ketika ia secara pribadi mungkin memiliki preferensi berbeda (seperti keinginannya agar Esau menerima berkat utama).

John Calvin menguraikan bahwa meskipun Ishak mungkin awalnya ingin memberikan berkat utama kepada Esau, Allah membalikkan keinginannya untuk menggenapi rencana-Nya. Tindakan ini menunjukkan bahwa iman Ishak akhirnya tunduk pada kehendak Allah yang diwahyukan.

3. "Mengenai Hal-Hal yang Akan Datang"
Poin penting dalam ayat ini adalah pengakuan Ishak terhadap masa depan yang dikendalikan Allah. Berkatnya bukan hanya untuk kehidupan duniawi, tetapi juga memiliki dimensi eskatologis, yaitu penggenapan janji Allah di masa depan.

R.C. Sproul menjelaskan bahwa iman Ishak adalah iman kepada janji-janji Allah yang belum terlihat. Meskipun Ishak tidak hidup untuk melihat penggenapan janji itu, ia percaya bahwa Allah akan tetap setia pada firman-Nya.

Herman Bavinck menambahkan bahwa ini adalah contoh iman yang bersifat proaktif. Iman tidak hanya menunggu penggenapan janji Allah, tetapi juga bertindak berdasarkan keyakinan bahwa janji tersebut pasti akan terjadi.

Perspektif Reformed tentang Iman yang Diwahyukan

1. Allah sebagai Sumber Iman
Dalam teologi Reformed, iman bukanlah hasil usaha manusia, melainkan anugerah dari Allah. Efesus 2:8-9 menegaskan bahwa iman adalah karunia Allah.

John Calvin menekankan bahwa tindakan Ishak dalam Ibrani 11:20 menunjukkan bagaimana iman sejati berasal dari pengenalan akan kedaulatan Allah. Ishak menyadari bahwa ia hanyalah instrumen dalam rencana Allah yang lebih besar.

2. Iman sebagai Respon terhadap Wahyu
R.C. Sproul menyoroti bahwa iman Ishak adalah respons terhadap wahyu Allah yang disampaikan melalui perjanjian dengan Abraham. Ishak hidup dalam keyakinan bahwa Allah yang berjanji kepada Abraham adalah Allah yang setia.

Dalam tradisi Reformed, iman selalu terkait dengan firman Allah. Ishak tidak bertindak berdasarkan perasaannya sendiri, tetapi berdasarkan apa yang telah dinyatakan Allah dalam sejarah keselamatan.

3. Keteguhan Iman di Tengah Keterbatasan
Herman Bavinck menggarisbawahi bahwa iman sering kali memerlukan keteguhan di tengah situasi yang tampaknya bertentangan dengan rencana Allah. Ishak mungkin tidak memahami sepenuhnya mengapa Yakub, bukan Esau, harus menerima berkat utama. Namun, melalui iman, ia tunduk pada kehendak Allah yang lebih besar.

Aplikasi Praktis bagi Orang Kristen

1. Percaya pada Kedaulatan Allah
Seperti Ishak, orang Kristen dipanggil untuk mempercayakan masa depan mereka kepada Allah yang berdaulat. Dalam situasi di mana kehendak Allah tampak membingungkan, kita dipanggil untuk tunduk dan percaya bahwa rencana-Nya sempurna.

2. Bertindak Berdasarkan Firman Allah
Iman yang sejati bukan hanya percaya, tetapi juga bertindak berdasarkan firman Allah. Kita dapat belajar dari Ishak untuk menjadikan firman Allah sebagai dasar keputusan kita, bukan preferensi pribadi.

3. Menjadi Saluran Berkat
Ishak adalah saluran berkat Allah bagi generasi berikutnya. Sebagai orang percaya, kita juga dipanggil untuk menjadi berkat bagi keluarga, gereja, dan dunia, dengan percaya bahwa Allah bekerja melalui kita untuk menggenapi rencana-Nya.

4. Menjaga Harapan Eskatologis
Berkat Ishak mengingatkan kita bahwa iman melihat melampaui kehidupan dunia ini ke penggenapan janji Allah yang kekal. Hidup dengan iman berarti hidup dengan harapan akan kedatangan Kerajaan Allah yang sempurna.

Kesimpulan

Ibrani 11:20 menunjukkan bahwa iman Ishak adalah iman yang diwahyukan, yang tunduk pada kedaulatan Allah dan bertindak berdasarkan janji-janji-Nya. Dalam perspektif Reformed, iman ini adalah contoh nyata dari bagaimana manusia dapat menjadi bagian dari rencana besar Allah meskipun mereka terbatas dalam pengertian mereka.

Seperti Ishak, kita dipanggil untuk hidup dengan iman yang berakar pada firman Allah, percaya kepada kedaulatan-Nya, dan bertindak sebagai saluran berkat bagi generasi berikutnya.

Semoga artikel ini menginspirasi Anda untuk mengejar iman yang diwahyukan, yang membawa kita lebih dekat kepada Allah dan rencana kekal-Nya. Soli Deo Gloria!

Next Post Previous Post